BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Pada perkembangan zaman ilmu pemasaran selalu mengalami perubahan, karena ilmu pemasaran lebih terfokuskan terhadap konsumen langsung dibandingkan ilmu yang lainnya, hal ini dapat didukung dengan teori dari para ahli dan praktisi yang menjelaskan mengenai pengertian pemasaran, walaupun berbeda-beda tetapi semua teori memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan dari para konsumen baik dalam berupa barang atau jasa. Menurut Kotler dan Keller (2012:27) dalam pengertian pemasaran adalah sebagai berikut : “pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan ingin menciptakan, dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas menukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain ” Sedangkan menurut Mas’ud Machfoedz (dalam Riyanti Jabir, 2010:140) mengemukakan bahwa : “pemasaran adalah suatu proses yang diterapkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dengan menyediakan produk (barang dan jasa). Konsumen tertentu yang merupakan sasaran upaya pemasaran disebut pasar sasaran” Melihat dari beberapa definisi diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang bertujuan mulai dari penciptaan barang hingga bagaimana memasarkan suatu barang tersebut ke konsumen dan bagaimana cara untuk melakukan hubungan yang baik dengan konsumen untuk bertujuan agar konsumen selalu melakukan pembelian ulang dan loyal terhadap produk-produk yang diciptakan oleh perusahaan dan perusahaan mendapatkan keuntungan. 2.1.1 Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran adalah suatu ilmu untuk melaksanakan dari pemasaran itu sendiri, dengan ilmu manajemen pemasaran, perusahaan dapat menentukan pasar yang diharapkan dan dapat lebih terfokus dalam membina hubungan yang baik dengan konsumen yang bertujuan untuk kelangsungan hidup dari perusahaan tersebut agar dapat terus maju dan berkembang seiring dengan perkembangan keinginandan permintaan dari konsumen yang selalu berubah-ubah dan selalu menuntut sebuah produk maupun jasa baru demi mendapatkan kepuasan tersendiri. Menurut Kotler dan Keller (2011:5) definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut: “Manajemen pemasaran dalah sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan serta menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.” Sedangkan menurut Dharmesta (2010:7) definisi manajemen pemasaran diuraikan sebagai berikut : “Manajemen pemasaran adalah penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan promosi, mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberitahu, mendorong serta melayani pasar.” Jadi manajemen pemasaran adalah suatu seni dan ilmu dalam memilih, mendapatkan, mempertahankan, memperbanyak target pasar perusahaan. Manajemen pemasaran juga dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kinerja perusahaan dengan menggunakan proses analisis, implementasi, koordinasi dan program pengawasan termasuk membuat gambaran mengenai pemberian promosi, promosi, distribusi dari produk ataupun jasa yang diciptakan oleh perusahaan yang bertujuan untuk membuat atau mempertahankan nilai pertukaran yang menguntungkan sesuai target dan harapan dari pasar demi tercapainya tujuan dari perusahaan. 2.1.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam pemasaran modern. Dengan kata lain, bauran pemasaran menjadi alat bagi aktivitas pemasaran perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan. Berikut ini adalah pengertian bauran pemasaran menurut para ahli. Adapun definisi marketing mix (bauran pemasaran) menurut Tjiptono (2010:30) : “Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat yang dapat digunakan pemasar untuk membentuk karakteristik barang dan jasa yang ditawarkan kepada pelanggan” Sedangkan definisi menurut marketing mix (bauran pemasaran)Kotler dan Armstrong (2012:51) sebagai berikut: “Marketing-mix is the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the response it wants in the target market”. (Artinya seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mendapatkan respon dalam target pasar) Berdasarkan definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bauran pemasaran merupakan unsur-unsur pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan tepat, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif,sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Armstong (2009:62-63), bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “4P” dalam kegiatan bauran pemasaran sebagai berikut: 1. Product (Produk) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. 2. Price (Promosi) Promosi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk memperoleh produk. 3. Place (Tempat) Tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. 4. Promotion (Promosi) Promosi adalah aktifitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Dari uraian definisi diatas, semua pengertian bauran pemasaran akan berkaitan dengan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan dimana alat pemasaran yang dimaksud adalah 4P yakni produk, promosi, saluran distribusi, dan promosi. Dengan menggunakan ke empat unsur bauran pemasaran tersebut maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dari pesaing karena dengan penerapan bauran pemasaran yang efektif dan efisien maka minat beli konsumen pun akan lebih memilih kepada produk perusahaan. 2.2 Promosi 2.2.1 Pengertian promosi dalam kondisi persaingan yang tidak sempurna terdapat diferensi produk dimana dapat prilaku pelanggan yang tidak rasional serta informasi pasasr yang tidak lengkap. Dalam kondisi demikian kegiatan promosi merupakan suatu keseharusan. Oleh karenannya memerlukan promosi sebagai alat bantu untuk mendifenisikan produk , meghimbau atau membujuk konsumen dalam proses keputusan pembelian. Pengertia promosi menurut Dharmesta (2008;349), menyatakan: “promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengaraahkan seseorang atau organisasi kepada tindaka yang menciptakan pertukaaran dalam pemasaran.” Sedangkan penertian promosi menurut Buchari Alma (2007;179) yaitu: ”promosi itu adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa” Dari kedua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan promosi adalah suatu kegiatan komunikasi antara pembeli dan penjual mengenai keberadaan produk atau jasa , meyakinkan , membujuk dan meningkatkan kembali akan produk atau jaa tersebut sehingga mempeengaruhi sikap dan prilaku yang menodorong kepada pertukaran dalam pemasaran. 2.2.2 Baruran Promosi Meskipuun secara umum bentuk bentuk promosi memiliki fungsi yang sama tetapi bentk bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tuas tugas khususnya. Beberapa tugas khusus atau yang disebut dengan bauran promosi , menurut J.Paul Peter dan James H donnely (2007;111), yaitu: 1. penjualan tatap muka ( personel seling) Penjualan tatap muka adalah komunikasi langsung antar penjual dan pembeli untuk memberikan informasi suatu produk kepada calon pembeli potensial dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya. 2. Periklanan ( Advertaising) Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide barang atau jasa no personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. 3. Promosi penjualan (sales promosi) Promosi penjualan adalah aktifitas bentuk persuasi langsungg melalui pengunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk . 4. Hubungan masyarakaat( public relation ) Hubungan masyarakat adalah upaya komunikasi menyeluruh dari perusahaan untuk mempengaruhi presepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai kelompok terhadao perusahaan tersebut. 5. Pemasaran langsung (direck marketing) Pemasaran langsung adalah system pemasaran yang bersifat interaksi yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau interaksi disembarang tempat. 2.3 Promosi penjualan 2.3.1 pengertian promosi penjualan Promosi penjualan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang berujuan untuk menarik konsumen baru , mempengaruhi konsumen untuk mencoba produk baru , mendorong konsumen lebih banyak, menyerang akifitas promosi pesaing, meningkatkan pembelian tanpa rencana atau mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan pengecer , secara keseluruhan teknik-teknik promosi penjualan hanya berdampak pada jangka pendek. Menurut Tjiptono (2008;229), definisi promosi penjualan sebagai berikut: ”promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalu pengunaan berbagai insentif yang dapat diatur uuntuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah baran yang dibeli oleh pelanggan” Sedangkan menurut Djasalim saladin(2007:136) menyatakan bahwa: “promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk mendorong lebih kuat mempercepat respon pasar yang berbeda”. Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa promosi penjualan adalah keinginan menawarkan insentif dalam preide tertentu untuk mendorong keinginan konsumen, para penjual atau perantara. Promosi penjualan terdiri dari serangkaian teknik yang digunakan untuk mencapai saran-saran pemasaran dengan menggunakan biaya yang efisien dengan memberikan nilai pada produk kepada para perantaara maupun pemakai langsunh, biasanya tidak dibatasi oleh jangka waktu tetentu. Promosi penjualan digunakan untuk mempengaruhi perhatian konsumen dengan memberi suatu informasi yang akan membwa konsumen untuk membeli produk tesebut. Menurut Kotler dan Keller (2007:269) pengelompokan jenis promosi penjualan merupakan alat yang menawarkan insentif pada pembeli dan teridi atas: 1. Promosi konsumen (consumer promotion) adalah upaya mendorong pembeli unit unit yang lebih besar , menciptakan pengujian produk di antara nion pemakai, dan mearik orang beraliih merek dari pesaing. Alat yang digunakan seperti sampel, kupon, penawaran uang kembari, pengurangan promosi, hadiah, premi, kontes,peragaan, stiker. 2. Promosi dagang (trade force promotion) adalah upaya membujuk pengecer menjual oriduk baru dan mempunyai tingkat persediaan dan mendorong pembelian di luar musi,. Alat yang digunakan seperti jaminan oembelian, hadiah barang, iklan bersama, kerja sama iklan dan pemajangan , pengembalian uang , kontes penjualan para penyalur. 3. Promosi wiraniaga( sales force promotin) adalah upaya mendorong dukungan terhadap produk atau model baru dan mendorong pencarian calon pelanggan yang lebih banyak . alat yang digunakan seperti memberi bonus, kontes dan kereta penjualan. 2.3.2 Tujuan promosi penjualan Tujuan merupakan petunjuk dalam melakukan alat alat promosi penjualan yang tepat dan juga sebagai dasar evaluasi pelaksanaan program tersebut. Tujuan-tujuan yang tepat dan juag sebagai dasar evaluasi pelaksanaan program tesebut. Tujuan-tujuan tesebut harus berdasarkan konsep dasarnya, yaitu program peromosi penjualan ini merupakam salah satu strategi pemasaran yang dilaksanakan oerusahaan. Karena pegaruh utama yang diharapkan daro [roduk promosi penjualan ini adalah untuk mendorong konsumen atau distributor melakukan tindakan pembelian. Tujuan promosi penjualan menurut Buchari Alma (2007;188),adlah: 1. Menarik para pembeli baru. 2. Memberi hadiah atau pengpromosian kepada konsumen-konsumen atau pelanggan lama. 3. Meningkaktkan daya pembelian ulang dari konsumen lama. 4. Menghindarkan konsumen laari ke prodak lain. 5. Mempopulekrjan merek atau meningkatkan loyalitas. 6. Meningkatkan volume penjualan jagka pendek dalam rangla memperluas “market share” jangka panjang, 2.3.3 karakteristik promosi penjualan Meskipun alat-alat promosi penjualan beracam macam, tetapi alat alat promosi penjualan memliki ciri tersendiri, seperti yang dikatakan oleh Kotler dan keller yang di kutip oleh Benyamin Molan 92007:266) yaitu: 1. Komunikasi : Promosi oenjualan mampu menaarik perhatian dan memberi informasi yang memperkenalkan pelanggan pada produk. 2. Insentif: Memberi keistimewaan dan rangsangan yang bernilai bagi pelanggan . 3. Undangan: Mengundang khalayak untuk membeli saat itu juga. 2.3.4 Alat-alat promosi penjualan Menurut Kotler dan keller yang dialihbahasakan oleh Benyamin Molan(2007:2099) menyatakan alat alat promosi sebagai berikut: Alat Definisi Sampel contoh Merupakan tawaran produk gratis atau percobaan gratis kepada konsumen dan diharapkan mereka menyukai produk tersebut sehingga melakukan pembelian ulang Diskon Pengurangan langsung dari haga barang pada pembelian selama satu periode yang dinyatakan Kemasan promosi khusus atau paket Potongan promosi lebih rendah dari promosi pada promosi biasa kepada konnsumen yang diterapkan pada label atau bungkus Demostrasi Yaitu pertunjukan yang dilakukan untuk menunjukan atau membuktikan keefektifan atau cara menggunakan produk Tawaran uang kembali Pengembalian uang kembali kepada konsumen apabila ketidak sesuaian antara produk dengan promosi atau terjadi kerusakan produk yang dibeli berdasarkan perjanjian Promosi gabungann Dua atau lebih merek atau perusahaan bekerja sama megeluarkan kupon , pengembalian uang dan mengadakan kontes untuk meningkatkan daya Tarik mereka Pemajangan di tempat pembelian Emajangan di tempat pembelian untuk menaari pembeli Kupon Sertifikat yang memberi hak kepda pemegangnya stas potongan hatga yng telah ditetapkan untuk produk tertentu Premi Barang yang ditawarkan dengan promosi relative rendag atau gratis sebagai insentif untuk membeli produk tertentu Program frekuensi Program yang diberikan terkait dengan fekuensi dan intensitas konsumen membeli produk atau jasa perusahaan tersebut Imbalan berlangganan Nilai dalam bentuk tunai atau bentuk lain yang sebanding dengan loyalitas berlangganan penjual atau sekelompok penjual tertentu Undian Mengajak konsumen untuk mengumpulkan nama mereka untuk di undi Promosi silang Menggunakan satu merek untuk meniklankan merek lain yang tidak bersaing sumber Kotler keller (2007:299) 2.3.5 Indikator Promosi Indikator promosi dalam penelitian ini meliputi: 1. Undian yang dilakukan setahun dua kali 2. Tawaran uang kembali 3. Promosi gabungan 4. Hadiah 5. Pemajangan di tempat pembelian 2.4 Perilaku Konsumen Setiap orang memiliki sikap terhadap berbagai hal yang akan diwujudkan dalam bentuk suka (liking) atau tidak suka (disliking) terhadap hal – hal tertentu. Konsumen membuat sejumlah keputusan pembelian setiap hari dan memiliki sikap terhadap produk – produk dan jasa – jasa yang ditawarkan kepadanya. Menurut Kotler dan Armstrong (2009:158), perilaku konsumen adalah sebagai berikut : “Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi”. Sedangkan menurut Engel et al. Yang dikutip oleh Tjiptono (2010:19), definisi perilaku konsumen adalah sebagai berikut: “Perilaku konsumen merupakan tindakan – tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut”. Jadi perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga yang menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk. 2.4.1 Proses Keputusan Pembelian Menurut Kotler (2009:204) terdapat lima tahap dalam proses keputusan pembelian. Tahap – tahap tersebut terdiri dari : 1. Pengenalan kebutuhan atau masalah (need recognition) Proses pembelian dimulai pada saat pembeli mengenali suatu masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Para pemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang dapat memicu minat beli konsumen. 2. Pencarian informasi (information search) Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak yang terbagi pada dua tingkat yaitu situasi perhatian yang menguat dan pencarian informasi secara aktif. Sumber informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi: keluarga, teman – teman, tetangga dan kenalan. b. Sumber niaga : periklanan, petugas penjualan, penjual,kemasan. c. Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen. d. Sumber pengalaman: danMempergunakan produk. pernah menangani, menguji 3. Evaluasi alternatif (evaluation of alternative) Setelah mencari informasi, konsumen akan dihadapkan kepada sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini melalui suatu proses evaluasi sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini yaitu : a. Konsumen akan memepertimbangkan berbagai sifat produk. b. Pemasar jangan memasukan ciri – ciri yang menonjol dari suatu produk sebagai sesuatu yang paling penting. Pemasar harus lebih mempertimbangkan kegunaan ciri – ciri tersebut. c. Konsumen biasanya membangun seperangkat kepercayaan merek sesuai dengan ciri – cirinya. d. Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas setiap ciri. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariaasi pada tingkat yang bervariasi dari masing – masing ciri. e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek melalui prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri – ciri objek. 4. Keputusan pembelian Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka di antara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen membentuk suatu minat terhadap merek yang paling disukai. 5. Perilaku pasca pembelian Setelah membeli suatu produk konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu saja ketika produk telah dibeli, namun akan terus berlangsung hingga periode pasca pembelian. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pemasar setelah produk terjual adalah : a. Kepuasan pasca pembelian Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi yang mereka terima tentang produk.Jika kenyataannya yang mereka dapat ternyata berbeda dengan yang mereka harapkan maka mereka merasa tidak puas. dan sebaliknya apabila produk memenuhi harapan, maka mereka akan puas. b. Tindakan pasca pembelian Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan mempengaruhi perilaku konsumen selanjutnya. Jika konsumen puas maka ia akan membeli kembali produk tersebut. Para konsumen yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan produk tersebut. Para pemasar dapat menggunakan berbagai cara untuk mengurangi ketidakpuasan konsumen ini, salah satunya dengan membentuk komunikasi yang baik. c. Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai dan membuang produk tertentu. Jika para konsumen tersebut menjual atau mempertukarkan produk tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus mengetahui cara membuangnya terutama jika produk tersebut dapat merusak lingkungan. 2.4.1.1 Jenis – Jenis Perilaku Pembelian Pengambilan keputusan konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas kebutuhan dan keinginan. Pengambilan keputusan konsumen yang berbeda – beda, tergantung pada jenis keputusan pemebelian konsumen berdasarkan tingakat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan merek, seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2009:221), yaitu: 1. Perilaku pembelian yang rumit Biasanya terjadi pada pembelian produk yang mahal, jarang dibeli, beresiko dan konsumen tidak banyak tahu tentang atribut produk yang akan dibeli. Pemasar perlu menyusun strategi yang dapat membantu pembeli dalam mengenal atribut – atribut produk. Contoh : kendaraan, rumah dan lain – lain. 2. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan Konsumen mengaggap setiap merek cenderung tidak memiliki perbedaan Konsumen memiliki pertimbangan promosi, jika konsumen menemukan peredaan mutu anatara merek tersebut, mungkin dia akan memilih promosi yang lebih tinggi. Tetapi jika konsumen menemukan perbedaan yang kecil maka akan membeli berdasarkan promosi dan kenyamanan. Contoh : barang elektronik, meubel dan lain – lain. 3. Perilaku pembelian karena kebiasaan Produk murah dan sering dibeli bukan Karena brand royalty, tetapi karena kebiasaan dalam membeli produk tersebut. Pemasar menetapkan strategi promosi dan sales promotion. Contoh : deterjen, gula, garam dan lain – lain. 4. Perilaku pembelian yang mencari variasi Konsumen sering berganti merek bukan karena tidak puas tetapi karena bosan atau ingin mencoba sesuatu yang baru. Pemasar akan berusaha mendorong perilaku pembelian karena kebiasaan dengan cara iklan yang gencar. Contoh : teh, shampo, mie instan dan lain – lain. 2.4.2 Minat Beli Kenyataan menunjukkan bahwa mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen tidak mudah. Konsumen bisa mengubah pemikirannya pada detik-detik terakhir. Tentu saja pemasar mengharapkan konsumen bersikap positif yaitu bersedia membeli barang yang ditawarkan. Untuk menarik atau menumbuhkan minat beli konsumen terlebih dahulu pemasar harus memahami bagaimana konsumen berkeputusan. Minat beli konsumen dapat didefinisikan sebagai berikut: Menurut Kotler dalam Tafan Russuardi (2012 ;568) : “minat beli adalah tahapan yang dilakukan konsumen sebelum merecanakan untuk membeli suatu produk. Sebuah perusahaan harus mampu mengenal dan mengetahui apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan konsumen”. Minat beli (willingness to buy) merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu altenatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan (Sukmawati dan Suyono dalam Pramono, 2012). Perilaku seseorang sangat tergantung pada minatnya, sedangkan minat berperilaku sangat tergantung pada sikap dan norma subyektif atas perilaku. Keyakinan atas akibat perilaku sangat mempengaruhi sikap dan norma subyektifnya. Sikap individu terbentuk dari kombinasi antara keyakinan dan evaluasi tentang keyakinan penting seseorang konsumen, sedangkan norma subyektif ditentukan oleh keyakinan dan motivasi. Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi. Konsumen dimanapun dan kapanpun akan dihadapkan dengan sebuah keputusan pembelian untuk melakukan transaksi pembelian. Dimana konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan satu barang dengan barang yang lainnya untuk mereka konsumsi. 2.4.2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen Kotler (2009) mengemukakan bahwa perilaku Minat Beli dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu : 1. Budaya (culture, sub culture dan kelas ekonomi) 2. Sosial (kelompok acuan, keluarga serta peran dan status) 3. Pribadi (usia dan tahapan daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri). 4. Psikologis (motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap) Sedangkan menurut Engel et al., (2012:46) internal konsumen terdiri atas: 1. Budaya 2. Kelas sosial 3. Pribadi 4. Keluarga 5. Situasi. 2.4.2.2 Komponen-Komponen Minat Beli Konsumen Indikator-indikator dari minat beli konsumen dijelaskan oleh konsumen dari Schiffman dan Kanuk (2010;470). Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tertarik untuk mencari informasi mengenai produk 2. Mempertimbangkan untuk membeli 3. Tertarik untuk mencoba 4. Ingin mengetahui produk 5. Jadi Ingin memiliki produk Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan di atas mana dimensi operasional variabelnya adalah pencarian informasi, pertimbangan membeli, ingin mengetahui produk, tertarik untuk mencoba. 2.4.2.3 Tahap-tahap minat beli konsumen Minat beli yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan suatu perilaku dipengaruhi oleh sikap maupun variabel lainnya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada variabel minat ini adalah: a. Minat dianggap sebagai penangkap atau perantara faktor-faktor motivasional yang mempunyai dampak pada suatu perilaku. b. Minat menunjukkan seberapa kuat seseorang berani mencoba. c. Minat juga menunjukkan seberapa banyak upaya yang direncanakan seseorang untuk dilakukan. d. Minat adalah paling dekat berhubungan dengan perilaku selanjutnya. Pelanggan yang berkomitmen memiliki keterikatan emosional terhadap merek atau perusahaan yang ditujunya. Konsumen yang berkomitmen tidak ingin mencari informasi tambahan pada saat membuat keputusan pembelian.Mereka juga tidak mudah untuk berpindah ke merek pesaing. Meskipun mereka membeli merek pesaing, tetapi setelah penawaran promosi berakhir, seperti diskon, mereka akan kembali ke merek semula. Perpindahan sementara tersebut hanya bersifat memanfaatkan keuntungan yang ditawarkan oleh merek lain. Minat beli ulang merupakan bagian dari perilaku pembelian dimana didalam konteks minat beli ulang tersebut terdapat konsep loyalitas(Soderlund dan Vilgon, 2010). Selain itu, pelanggan yang memiliki komitmen pada umumnya lebih mudah menerima perluasan lini produk baru yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Kesesuaian antara performa dari produk atau jasa yang ditawarkan akan memberikan kepuasan bagi konsumen dan menghasilkan minat konsumen untuk menggunakannya kembali di waktu yang akan datang. Titik tolak untuk memahami perilaku pembelian konsumen adalah melalui model stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahap-tahap rangsangan yang mungkin dilalui oleh konsumen terhadap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh pemasar, yaitu sebagai berikut : 1. Attention (perhatian) : timbulnya perhatian konsumen terhadap suatu usaha pemasaran yang diberikan oleh pemasar. 2. Interest (minat) : muncul minat konsumen tertarik terhadap objek yang dikenakan usaha pemasaran tersebut. 3. Desire (keinginan) : setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan untuk memiliki objek tersebut. 4. Action (tindakan) : tindakan yang muncul setelah tiga tahap diatas yaitu melakukan pembelian. Terdapat tiga respons konsumen sebagai penerima (komunikan), berupa cognitive (tahap kesadaran) yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu, affective (tahap pengaruh) yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu (reaksi pembelian), behavioral atau conative (tahap tindakan pembelian) yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya (pembelian ulang).(Kotler dan Keller, 2012:502-503) Variabel Indikator dari minat beli sendiri adalah (dalam Kusuma Dewa, 2009: 38): a. Minat eksploratif, yaitu keinginan konsumen untuk mencari informasi tentang produk b. Minat referensial, yaitu kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk kepada orang lain c. Minat transaksional, yaitu kesediaan konsumen melakukan tindakan pembelian d. Minat preferensial, yaitu perilaku konsumen yang menjadikan produk sebagai pilihan utama 2.5 Hubungan antara Promosi dan Minat beli Minat beli yang ada dalam diri konsumen merupakan fenomena yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran, ninat membeli merupakan suatu perilaku konsumen yang melandasi suatu keputusan pembelian yang hendak dilakukan. Minat beli konsumen sangat penting bagi pertumbuhan penjualan produk perusahaan. Maka dari itu harus dilakukan cara untuk meningkatkan minat beli, Salah satu faktor yang dapat meningkatkan minat beli adalah promosi. Promosi merupakan salah satu variable dalam marketing mix yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Promosi dapat diartikan sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan sesorang atau organisai kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Tjiptono (2008:229) promosi penjualan adlah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk atau jasa dengan segera atau umingkatkan jumlah barang atau jasa yang dibeli pelanggan. Para konsumen tertarik untuk mendapatkan promosi yang pantas. Promosi yang pantas berarti nilai yang di persepsikan pantas pada saat transaksi dilakukan. Konsumen beranggapan bahwa suatu produk dengan promosi yang baik berarti mempunyai kualitas yang baik, sedangkan apabila promosi yang murah mempunyai kualitas yang kurang baik. Seringkali beberapa konsumen mengetahui secara tepat promosi suatu produk, sedangkan yang lainnya hanya mampu memperkirakan promosi berdasarkan pembelian masa lampau. 2.6 Penelitian Sebelumnya Untuk mendukung kajian teori dan isi dari penelitian ini penulis juga menggunakan bahan studi lainnya yaitu penelitian sebelumnya. Penelitianpenelitian ini dilakukan oleh orang-orang terdahulu, penulis jadikan sebagai bahan referensi dan bahan ajar untuk menyempurnakan penelitian ini. Jurnal yang dipilih adalah berdasarkan variabel-variabel yang penulis teliti yaitu variabel promosi sebagai variabel independen (X) dan minat beli sebagai variabel dependen (Y). Tabel 2.1. Penelitian Sebelumnya No Peneliti Judul, Tahun, dan Variabel Sumber Penelitian 1. Eddy Prasetyo S (2013) PENGARUH IKLAN, PROMOSI PENJUALAN DAN PENJUALAN PERORANGAN TERHADAP MINAT BELI DI CV. LANCAR MAKMUR MOTOR SURAKARTA Sumber ; http://studentjournal. petra.ac.id/index.php /manajemenbisnis/article/view/1 128 iklan (X1) promosi penjualan (X2) penjualan perorangan (X3) Minat beli(Y) Hasil dan Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa Iklan, promosi penjualan, dan penjualan perseorangan berpengaruh terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha di Surakarta dan iklan berpengaruh dominan terhadap minat beli. 2.7 kerangka pemikiran dan hipotesis Promosi adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli atau mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen atau distributor mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Promosi merupakan salah satu variable dalam marketing mix yang sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan produknya. Promosi dapat diartikan sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan sesorang atau organisai kepada tindakan menciptakan pertukaran dalam pemasaran Kotrler dan Keler ( 2007:266) yang menyatakan : “promosi penjualan sebagai alat utama dalam kampanya pemasaran, adalah berbagai alat insentif yang sebagian besar berjangka pendek yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih ceepat ddan lebih besar oleh konsumen “. Tjiptono (2008:229) menyatakan : “promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang oembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli oleh pelangan” Hal ini berarti promosi sangat berhubungan erat dengan minat beli konsumen. Adapun pengertian minat beli oleh beberapa ahli . Kotler dan Keller (2007) “Minat beli adalah sebuah prilaku dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih , menggunakan dan mngkonsumsi atau bahkan menginginkan sesuatu produk”. Gambar 2.2 Rerangka Pemikiran Promosi Undian Tawaran uang kembali Promosi gabungan Hadiah Pemajangan di tempat pembelian Minat beli Minat eksploratif Minat referensial Minat transaksional Minat preferensial Berdasarkan penelitian terhdahuli yang telah dilakukan oleh Eddy Prasetyo S (2013) tentang Pengaruh iklan, promosi penjualan, dan penjualan perorangan terhadap minat beli di CV.Lancar Makmur Motor Surakarta menyatakan bahwa bahwa Iklan, promosi penjualan, dan penjualan perseorangan berpengaruh terhadap minat beli konsumen sepeda motor Yamaha di Surakarta dan iklan berpengaruh dominan terhadap minat beli. maka hipotesi yang diajkuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Hipotesis o Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi terhadap minat beli konsumen terhadap POS Expres o Tidak terdapat Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara promosi terhadap minat beli konsumen terhadap POS Expres