Manajemen Nyeri

advertisement
Manajemen Nyeri
MORGAN
Riken Mediana
Definisi
• International Association Study of Pain
 suatu keadaan yang tidak
menyenangkan berhubungan dengan
pengalaman emosi seseorang erat
kaitannya dengan keadaan saat ini atau
potensial terjadi kerusakan jaringan atau
didiskripsikan seperti terjadi kerusakan
• Secara klinik dibagi → nyeri akut
→ nyeri kronis
• Nyeri Akut  nyeri karena nosiseptik dikarenakan
injury, proses suatu penyakit, fungsi abnormal dari
otot atau organ
• Proses yang terlibat :
– Transduksi
– Transmisi,
– Modulasi
– Persepsi
• Bersifat self limited atau sembuh dengan
pengobatan, bila terus berlangsung  nyeri kronik
• Nyeri somatik :
– Superfisial (kulit, subkutan, membran mukosa  tajam,
menusuk, berdenyut, sensasi terbakar, terlokalisir baik)
– Dalam (otot, tendon, sendi, tulang  tumpul, tak terlokalisir)
• Nyeri visceral : organ atau selaput pembungkusnya
– True localized
• (tumpul, difuses, midline)
• Berhubungan dengan gangguan simpatis atau parasimpatis
• Nausea,vomiting,berkeringat,perubahan tekanan darah dan
nadi
– Localized parietal
• Tajam,seperti nyeri menusuk disekitar organ atau menjalar
– Referred visceral
• Nyeri kronik : nyeri yang bertahan
menetap melebihi biasanya untuk suatu
penyakit akut atau nyeri yang tetap
bertahan melebihi waktu
penyembuhannya (1 – 6 bulan)
Perjalanan Nyeri
Anatomi dan Fisiologi
Nosiseptik
• Perjalanan nyeri: perifer  korteks serebri
• Aferen primer (pertama) : dorsal root ganglia,
tiap neuron bercabang salah satu ke jaringan
perifer dan yang lain ke dorsal horn spinal cord.
• Aferen kedua : aferen primer nersinaps dengan
aferen kedua dan menyebrangi midline untuk
naik ke arah kontralateral tract spinotalamikus
• Aferen ketiga : aferen kedua bersinaps dengan
aferen ketiga dan meneruskan ke kapsula
interna  corona radiata  korteks serebri
Lamina Medula Spinalis
Neurotransmitter Nyeri
• Modulasi nyeri dapat terjadi di perifer ataupun
sentral dengan cara fasilitasi atau inhibisi
• Preemptive analgesia suatu teknik farmakologis
dengan memberikan obat analgesik atau
anastesi lokal atau opioid atau ketamin pada
daerah yang akan dibedah sehingga mampu
meningkatkan nilai ambang batas nyeri baik
sensitisasi perifer maupun sentral
• Nyeri kronik merupakan kombinasi dari perifer,
sentral dan psikologikal mekanisme
RESPON SISTEMIK
TERHADAP NYERI
Nyeri akut
• Kardiovaskuler
– Takikardi, hipertensi, SVR meningkat, kepekaan miokard
meningkat, CO meningkat
• Respirasi
– Me↑ kebutuhan oksigen dan me ↑ volume semenit
• Gastrointestinal dan urinarius
–
–
–
–
Me↑ tonus sfingter, me↓ motilitas usus dan urinarius
Menurunkan peristaltik
Hipersekresi lambung
Nausea, vomit
• Efek endokrin
– Me ↑ hormon katabolik, me↓ hormon anabolik
– Me ↑ kortisol, renin, angiotensin, aldosteron dan anti diuretik
hormon
•
Efek hematologi
– Me↑ agregasi platelet,me↓fibrinolisis, hiperkoagulability,
memproduksi leukosit
• Perasaan
– Cemas,gangguan pola tidur
DIAGNOSTIK DAN TERAPI
1). Blok saraf
2). Obat-obatan :
 Antidepresan
 Antikonvulsan
 Neuroleptik
 Kortikosteroid
3). Terapi tambahan :
 Intervensi psikologi
 Terapi fisik
 Akupunktur
4). Stimulasi elektrik
Neural Blokade
• Blok somatis
– Trigeminal blok (trigeminal neuralgia, kanker wajah)
– Facial blok (HZ)
– Glossopharyngeal
– Occipital
– Phrenic (nyeri diaphragma)
– Suprascapular
– Cervical paravertebral
– Thoracic paravertebral
– Lumbar paravertebral
– Facet (LBP)
– Transacral
– Pudendal (perineal)
• Blok Simpatis
– Cervicothoracic
– Thoracic Sympathetic
– Celiac
– Splanchnic
– Lumbar sympatehtic
– Hipogastric
– Ganglion impar
Pharmacological
ANTI DEPRESAN
 Hanya memerlukan dosis yang lebih rendah
sebagai analgetik daripada dosis sebagai
antidepresan
 Berkerja dengan memblok presinaptik reuptake
serotonin, norepinefrin atau keduanya
 Antidepresan trisklik lebih efektif daripada SSRI
 Efek samping berupa efek antimusakrinik,
xerostomia, retensi urin, konstipasi, sedasi
Anticonvulsant
• Biasa dipakai dalam neuropatik pain,
trigeminal neuropati dan diabetic
neuropati.
• Berkerja dengan memblok gerbang
voltase kanal natrium dan menekan
spontaneus nerural discharge
Neuroleptik
• Efektif pada pasien dengan agitasi atau dengan
gejala psikosis
• Obat yang dipakai biasanya fluphenazine,
haloperidol, chlorpromazine dan perphenazine
• Berkerja dengan memblok dopaminergic
reseptor pada mesolimbik
• Memeiliki efek samping gejala ekstrapiramidal,
mask-like facies, cogwheel rigiditas, bradikinesia
Corticosteroids
• Dapat digunakan secara topikal, oral atau
parenteral
• Berkerja sebagai antiinflamasi dangan aksi
analgesik
• Efek samping pada dosis besar atau terus
menerus berupa hipertensi, hiperglikemia,
hiperglikemia, ulkus peptikum,
osteoporosis, bahkan cushing syndrome
Systemic Local Anesthetics
• Biasa digunakan pada neuropatic pain,
menghasilkan sedasi dan bersifat sentral
analgesia
• Lidocain infus 5-30 m dengan total 1-5 mg/kgBB
• Procaine 200-400mg diberikan secara iv selama
1-2 jam
• Chlorprocaine 1 mg/kgbb/menit dengan total 1020 mg/kgbb
Terapi Adjuvan
• Terapi psikologis
• Terapi fisik
– Melalui kompres hangat untuk mengurangi
kakusendi dan melancarkan aliran darah, dan
kompres dingin sebagai vasokonstriktor dan
mengurangi terbentuknya edem jaringan
• Akupunktur
• Stimulasi elektrik (TENS, SCS)
Nyeri Post Operative
• COX inhibitor
– Menghambat sintesis prostaglandin dan memiliki efek
bervariasi dari analgetik, antipiretik dan antiinflamasi
• COX1
– Bersifat konstitutif dan menyebar diseluruh tubuh
• COX2
– Lebih berpengaruh dalam inflamasi
– Selektif inhibitor memiliki efek samping gastrointestinal
minimal dan tak berpengaruh pada agregasi platelet,
namun bersifat kardiotoksik
• Opioid
– Biasanya dikombinasikan dengan COX
inhibitor, untuk meningkatkan efek analgesia
dan menurunkan efek samping
– Biasa dipakai antara lain codein, oxycodon
dan hydrocodon
– Tramadol merupakan opioid sintesis yang
memblok neuronal reuptake serotonin dan
norepinefrin
• Beberapa nyeri post operative yang cukup tinggi
terkadang memerlukan parenteral analgetik atau blok
neural yang kontinu selama 1-6 hari post operatif
• Penggunaan opioid secara kontinu dapat dipakai
dengan mengacu pada nilai konsentrasi efektif minimum
yang dapat memberikan efek analgesik terhadap pasien
(MEAC) dengan kendali penuh pemberian analgetik
opioid oleh pasien itu sendiri (PCA)
• Beberapa teknik analgetik kontinu juga dapat diberikan
melalui blok dengan anestesi lokal dan dipertahankan
melalui kateter.
Terima Kasih
Download