perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KEGIATAN KOMUNIKASI HUMAS DAN CITRA KOTA (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Humas Pemerintah Kota Pekalongan Dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik Pascapengakuan Batik Sebagai Budaya Indonesia Oleh UNESCO) Oleh Syauqi Nafila D0207102 SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2012 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya berjudul : KEGIATAN KOMUNIKASI HUMAS DAN CITRA KOTA Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Humas Pemkot Pekalongan Dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik Pasca Pengakuan Batik Sebagai Warisan Budaya Indonesia Oleh UNESCO Adalah karya asli dan bukan plagiat baik secara utuh atau sebagian serta belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di institusi lain. Saya bersedia menerima akibat dari dicabutnya gelar sarjana apabila ternyata dikemudian hari terdapat bukti - bukti yang kuat, bahwa karya saya tersebut ternyata bukan karya saya yang asli atau sebenarnya. Surakarta, 20 Maret 2012 Syauqi Nafila NIM. D0207102 commit to user iv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN MOTTO Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. Al Insyirah 5-8) commit to user v perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id HALAMAN PERSEMBAHAN Dariku, Untuk Ibu Sumber inspirasi dan kekuatanku Untuk Bapak Guru dalam perjalanan hidupku, Untuk Mbak Kiki, Wirda, Yus Yang terus memberikanku semangat, Untuk Hendro Pramono Atas perhatian dan pengertiannya selama ini, Untuk teman dan sahabat Yang memberi warna dalam hidup ini, Dan untuk Kota Pekalongan tercinta. commit to user vi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Puji syukur tak henti-hentinya penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan berkah, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul KEGIATAN KOMUNIKASI HUMAS DAN CITRA KOTA (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Humas Pemkot Pekalongan dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik Pascapengakuan Batik Sebagai Budaya Indonesia oleh UNESCO) ini dengan lancar. Dengan selesainya skripsi ini, pertama penulis ingin mengucapkan Alhamdulillah, terima kasih untuk-Nya yang telah memberikan nafas hingga detik ini. Karena kasih dan sayang-Nya jualah yang telah mengirimkan orang-orang terbaik untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi. Maka pantas jika penulis mengucapkan untaian tulus rasa terima kasih kepada : 1. Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D, Dekan FISIP UNS yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian. 2. Dra. Prahastiwi Utari, M.Si, Ph.D, Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi dan ilmu yang selama ini diberikan. commit to user vii perpustakaan.uns.ac.id 3. digilib.uns.ac.id Drs. Surisno Satrijo Utomo, M.Si, Dosen Pembimbing untuk setiap waktu yang diluangkan, arahan, dan motivasi yang diberikan selama pengerjaan skripsi ini. 4. Tanti Hermawati, S.Sos, M.Si, Pembimbing Akademik yang selalu memotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi. 5. Supriyadi, SH, M.Pd, Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan, atas waktu luang yang diberikan, informasi dan ilmu baru yang penulis dapat selama penelitian. 6. Dimas Arga Yudha, staf subbag Pemberitaan dan Kemitraan Media, Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan, atas waktu luangnya, dan segala informasi, ilmu, dan bantuan yang diberikan selama penelitian. 7. Trigandi Imamuddin, Staf Dinas Perhubungan, Kubudayaan dan Pariwisata Kota Pekalongan, atas waktu luang, ilmu dan informasi yang diberikan. 8. Hendra Oktavian Yuidistira, Ela Mardiati, Larissa Angestiasari, Adinda Yuniar Saputri yang bersedia menjadi informan dalam penelitian ini, terima kasih atas waktu luang, bantuan, dan informasi yang diberikan kepada penulis. 9. Orang Tua tercinta, Ibu Nani Muftiyah dan Bapak Drs. Faizun Ismail yang selalu menomor satukan anak-anaknya, serta kakak dan adik-adik penulis, Kiki Rizqiani, Wirda Taqiya, Taqiyusinna. commit to user viii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 10. Hendro Pramono, yang dengan sabar dan tidak pernah bosan selalu menasihati, menyemangati, membantu dan mendoakan penulis selama pengerjaan skripsi ini. Kepada semua pihak penulis berharap Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan di masa mendatang. Surakarta, Maret 2012 Penulis commit to user ix perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ x HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ................................................................ ................... v HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vi KATA PENGANTAR... ................................................................................ vii DAFTAR ISI ................................................................................................. x DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv ABSTRAK ..................................................................................................... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... ....................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................... 9 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 10 E. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10 1. Hubungan Masyarakat (Humas) .......................................... 10 2. Humas dalam Pemerintahan................................................. 14 3. Pembentukkan Citra ......................................... ................... commit to user 16 x perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4. Kegiatan Humas Memperkuat Citra..................................... 20 F. Kerangka Berpikir..................................................................... 28 G. Definisi Konsep ........................................................................ 30 1. Kegiatan Komunikasi ........................................................... 30 2. Hubungan Masyarakat (Humas) .......................................... 31 3. Citra ...................................................................................... 32 H. Implementasi Konsep ............................................................... 33 I. Metodologi Penelitian ............................................................... 34 1. Jenis Penelitian ..................................................................... 34 2. Lokasi Penelitian .................................................................. 34 3. Teknik Sampling .................................................................. 34 4. Sumber Data ......................................................................... 36 5. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 36 6. Validitas Data ....................................................................... 37 7. Teknik Analisis Data ............................................................ 39 BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Kota Pekalongan ....................................................................... 41 1. Sejarah Kota Pekalongan .................................................... 41 2. Logo, Sesanti, dan Branding Kota Pekalongan.................... 46 3. Batas Wilayah Kota Pekalongan .......................................... 50 B. Pemerintah Kota Pekalongan .................................................... 51 1. Struktur Pemerintah Kota Pekalongan ................................. 51 2. Visi dan Misi Kota Pekalongan ........................................... commit to user 53 xi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Humas Pemerintah Kota Pekalongan ................................... 53 C. Masyarakat Kota Pekalongan ................................................... 56 BAB III. PENYAJIAN DATA A. Data Subjek Penelitian .............................................................. 58 1. Pihak Internal Pemkot Pekalongan ...................................... 58 2. Masyarakat Umum Kota Pekalongan................................... 59 B. Data Kegiatan Komunikasi Humas Pemkot Pekalongan dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik 60 C. Data Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik di Mata MasyarakatPekalongan ............................................................. 73 BAB IV. ANALISIS DATA A. Kegiatan Humas Pemkot dalam Memperkuat Citra ................ 81 1. Membangun Identitas Kota Sebagai Kota Batik .................. 85 2. Memberikan Informasi dan Pelayanan ................................ 88 3. Menyelenggarakan Event Nasional dan Internasional ........ 90 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................... 93 B. Saran ......................................................................................... 95 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 97 LAMPIRAN commit to user xii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1. Proses Public Relations ............................................................ 13 Gambar 1.2. Model pembentukan citra menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro ............................................................................. 17 Gambar 1.3. Proses Transfer pada Humas .................................................... 19 Gambar 1.4. Model Komunikasi Dalam Public Relations ............................ 24 Gambar 1.5. Skema Kerangka Berpikir ........................................................ 29 Gambar 1.6. Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman ....... 40 Gambar 2.1. Logo Kota Pekalongan ............................................................. 46 Gambar 2.2. Branding Kota Pekalongan ....................................................... 49 Gambar 2.3. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Pekalongan Tahun 2011 ............................................................................... 52 Gambar 2.4. Skema Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan .................................................................. 55 commit to user xiii perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 2 Pedoman Wawancara Umas dan Pemkot Pekalongan Lampiran 3 Pedoman Wawancara Masyarakat Umum Kota Pekalongan Lampiran 4 Wawancara Humas dan Pemkot Pekalongan 1. Dimas Arga Yudha, S.Sos. (staf Humas Pemkot Pekalongan) 2. Supriyadi, SH, M.Pd. (Kabag. Humas Pemkot Pekalongan) 3. Trigandi Imamuddin (staf Dinas Pariwisata Kota Pekalongan) Lampiran 5 Wawancara Masyarakat Umum Kota Pekalongan 1. Ela Mardiati 2. Hendra Oktavian Yudistira 3. Larissa Angestiasari 4. Adinda Yuniar Saputri Lampiran 6 Kumpulan Artikel Tentang Kegiatan Pemkot Pekalongan 2011 Lampiran 7 Foto – Foto commit to user xiv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK Syauqi Nafila. D0207102. KEGIATAN KOMUNIKASI HUMAS DAN CITRA KOTA PEKALONGAN (Studi Deskriptif Kualitatif Kegiatan Komunikasi Humas Pemerintah Kota Pekalongan Dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik Pascapengakuan Batik Sebagai Budaya Indonesia Oleh UNESCO). Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret, 2012. Batik merupakan warisan budaya asli Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Pengakuan UNESCO tersebut tentunya berpengaruh kepada citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan komunikasi oleh Humas pemerintah kota untuk memperkuat citra sebagai kota batik. Penelitian ini berusaha mengkaji kegiatan-kegiatan komunikasi apa saja yang sudah dilakukan Humas Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. Apalagi setelah ada pengakuan dari UNESCO terhadap batik. Humas menurut Glenn Griswold dan Denny Griswold merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan menghasilkan individu dari organisasi dengan kepentingan publik, dan melaksanakan program tindakan untuk untuk mempelajari pemahaman dari penerimaan publik. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pengumpulan data empiris dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi, dan studi pustaka. Metode purposive sampling digunakan untuk memilih para informan yang terdiri dari dua pelaku Humas Pemkot Pekalongan, satu staf Dinas Pariwisata Kota Pekalongan, empat masyarakat Kota Pekalongan. Validitas data diuji melalui teknik triangulasi sumber dan analisa data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan kegiatan komunikasi humas sangat diperlukan untuk memperkuat citra kota dimata masyarakat. Kegiatan-kegiatannya berupa pembentukan identitas, penyelenggaraan event nasional dan internasional, penyampaian informasi. commit to user xv perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRACT Syauqi Nafila. D0207102. COMMUNICATION ACTIVITY OF PUBLIC RELATIONS AND CITY IMAGE ( A Descriptive Qualitative Study of Public Relation Communication Activities in Strengthening image of Pekalongan as Batik City, after the Recognition of Batik as an Indonesian Culture by UNESCO). Thesis, Communications Science Major, Social Science and Politic Science Faculty, Sebelas Maret University, 2012. Batik is an Indonesian intangible cultural heritage which has been recognized by UNESCO since October 2nd, 2012. The recognition from UNESCO is certainly affecting the image of Pekalongan as batik city. Therefore, the local government requires public relations of communication activities to strengthen the image as batik city. This study tried to assess communication activities which done by the local government in strengthening the image of Pekalongan as the city of batik. Moreover, after the presence of UNESCO recognition through batik. Public Relations is a management function which evaluates public attitudes, identizies the policies and produces of an individual or organization with the public interest, and executes a program of action to learn public understanding and acceptance This research is a descriptive-qualitative research. The collecting of empirical data was done by in depth-interview, observation, literature study. Purposive sampling used to select the informants, namely two PR of the local government, a Pekalongan Tourism Department staff, and four common people of Pekalongan society. The data validity was tested through triangulation of sources technique and analysis of data using an interactive model of Miles and Huberman. The result of the research showed the communication activities of public relations is very needed in strengthening image of the city through the society. The activity was identity shaping, organizing regular national and international events, delivering informations. commit to user xvi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang kaya akan seni dan budaya, dari Sabang hingga Merauke banyak seni, budaya, dan adat istiadat yang dapat dijumpai. Sebut saja tari-tarian, alat musik, baju adat, kuliner, dan masih banyak lagi seni budaya yang dimiliki Indonesia. Warisan budaya asli Indonesia yang saat ini bisa dikatakan menjadi salah satu ikon budaya Indonesia adalah batik. Batik merupakan kain khas bangsa Indonesia yang sudah dikenal luas baik dari kalangan nasional maupun internasional. Batik adalah karya seni dan budaya warisan leluhur bangsa Indonesia yang dikagumi dunia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, batik berarti kain bergambar yang pembuatannya dilakukan secara khusus dengan menulis atau menerapkan malam pada kain itu, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu. Menurut sejarahnya batik berkembang di Indonesia sejak jaman kerajaan Majapahit hingga kerajaan Mataram. Menurut Iwan Tirta batik merupakan teknik menghias kain atau tekstil dengan menggunakan lilin dalam proses pencelupan warna, di mana semua proses tersebut dilakukan manual dengan tangan. Keindahan batik sudah tidak dapat diragukan lagi, banyak orang berburu batik atau kain batik sebagai koleksi ataupun sebagai pakaian. commit to user 1 2 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Biasanya batik hanya digunakan sebagai paduan kebaya, namun seiring dengan perkembangan mode batik menjadi pakaian keseharian masyarakat Indonesia. Pada mulanya batik yang dikenal hanyalah batik tulis yang pengerjaannya dilakukan manual dengan menulis kain menggunakan canting dan malam. Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin berkembangnya penggunaan batik, maka jenis batik tidak hanya batik tulis tetapi ada batik cap yang pengerjaanya mengunakan alat cap yang sudah memiliki motif tertentu, dan batik tekstil atau printing. Dalam sebuah kain batik unsur yang penting adalah motif yang mengisinya. Motif batik biasanya dipengaruhi dari mana batik itu berasal, dan motif yang paling sering digunakan adalah flora, fauna, ataupun unsur alam. Motif-motif tersebut nantinya membentuk pola yang menjadi ciri khas sebuah batik. Pola dalam batik Jawa dibedakan kedalam tiga unsur yaitu ragam utama (klowongan), isen, dan ragam hias pengisi. Motif-motif batik tersebut antara lain parang barong, truntum, kawung, semen, dan masih banyak motif lainnya yang stiap motif memiliki filosofi dan makna tersendiri. Motif truntum yang memiliki arti menuntun dan banyak digunakan dalam acara pernikahan terutama oleh orang tua pengantin. Motif parang barong yang memiliki makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri, sehingga motif ini sering digunakan oleh para raja di kerajaan Jawa.1 1 “Beda Motif Beda Maknanya” commit to user http://female.kompas.com/read/2011/09/28/08502046/Beda.Motif.Batik.Beda.Maknanya. 25/11/2011/ 13.23 3 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Atas keindahan dan segala pesona yang dimiliki batik, United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) mengakui bahwa batik adalah warisan budaya asli Indonesia. Penghargaan UNESCO tersebut diberikan pada 28 September 2009, dan diresmikan pada 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi. Pada sidang keempat UNESCO tersebut, batik diakui dunia internasional sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. Pengakuan diberikan karena penilaian terhadap keragaman motif batik yang penuh makna filosofi mendalam. Di samping itu pemerintah dan rakyat Indonesia juga dinilai telah melakukan berbagai langkah nyata untuk melindungi dan melestarikan warisan budaya ini secara turun menurun.2 Sebagai kota yang dikenal sebagai kota batik, Pekalongan secara tidak langsung menjadi sorotan setelah pengakuan batik oleh UNESCO. Kota ini mempunyai potensi besar dalam kegiatan perbatikan dan telah berkembang begitu pesat, baik dalam skala kecil maupun besar. Batik Pekalongan termasuk batik pesisir yang paling kaya akan warna. Sebagaimana ciri khas batik pesisir, ragam hiasnya biasanya bersifat naturalis. Hal ini dikarenakan letak Pekalongan yang berada di pesisir laut Jawa sehingga banyak bangsa yang singgah. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu ,dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik Pekalongan. 2 Luhur Hertanto, “UNESCO Akui Batik Indonesia” commit to user http://www.detiknews.com/read/2009/09/07/181258/1198580/10/unesco-akui-batik-milikindonesia/20/07/2011/13.21 4 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Batik Pekalongan memiliki beberapa jenis motif khas yang terdiri dari batik Jlamprang diilhami dari negeri India dan Arab, batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina, batik Pagi Sore oleh Belanda, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Motif batik Pekalongan sangat bebas dan menarik, meskipun motifnya terkadang sama dengan batik Solo atau Yogyakarta, seringkali dimodifikasi dengan variasi warna yang sangat atraktif. Tak jarang pada sehelai kain batik dijumpai ada delapan warna yang berani dengan kombinasi yang dinamis. Motif batik pekalongan yang paling populer dan terkenal di Pekalongan adalah motif batik Jlamprang. Keistimewaan batik Pekalongan adalah para pembatiknya selalu mengikuti perkembangan jaman. Pada waktu penjajahan Jepang lahir batik dengan nama ”Batik Jawa Hokokai” yaitu batik dengan motif dan warna yang mirip kimono Jepang. Pada umumnya batik Jawa Hokokai ini merupakan motif batik ”pagi sore”. Pada tahun enam puluhan juga diciptakan batik dengan nama Tritura. Bahkan pada tahun 2005 setelah Soesilo Bambang Yudhoyono diangkat menjadi presiden maka muncul batik dengan motif ”SBY” yaitu motif batik yang mirip dengan kain tenun ikat atau songket. Citra sebagai kota batik sudah melekat pada Kota Pekalongan, hal ini dapat dilihat dari tingginya animo masyarakat dari luar kota yang berburu batik hingga ke Kota Pekalongan. Hal tersebut juga didukung dengan adanya tiga ikon batik di Pekalongan antara lain Museum Batik di Jalan Jetayu, Pasar Grosir Sentono, dan Kampoeng Batik Kauman yang telah memperkuat commit to user 5 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pencitraan Pekalongan identik dengan batik.3 Selain itu julukan Kota Batik dari dulu sudah melekat pada sesanti atau semboyan Kota Pekalongan yaitu Pekalongan Kota BATIK yang berarti Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif. Keberadaan Kota Pekalongan sebagai kota batik tidak dapat terlepas dari sektor industri batik di kota ini. Menurut data yang diperoleh dari Dinas Perindustrian kota Pekalongan tahun 2011 dari 2.911 jumlah Usaha Kecil Menengah dan Koperasi yang ada di Kota Pekalongan 30 persennya adalah industri batik yang menyerap ratusan ribu tenaga kerja yang pastinya memberi pemasukkan besar bagi pertumbuhan ekonomi Kota Pekalongan. Terbukti dari banyaknya sentra industri batik seperti Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Pesindon, Pusat Batik dan ATBM Medono, Pasar Grosir Setono, dan Internasional Batik Center. Selain itu batik juga menjadi sektor utama pariwisata Kota Pekalongan, adanya Museum Batik Kota Pekalongan yang setelah ada pengakuan batik oleh UNESCO menjadi pusat rujukan studi dan informasi batik internasional. Koleksi-koleksi yang dimiliki Museum Batik Pekalongan dapat dikatakan lengkap karena masih dapat dijumpai batik-batik dari jaman Jepang hingga batik saat ini. Selain museum tujuan wisata batik lainnya adalah kampong batik, dana pasar batik yang ada di Pekalongan. Kunjungan wisatawan ini memberi pengaruh besar pada perekonomian Kota Pekalongan, semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka akan semakin banyak to userBatik”, Suara Merdeka, 1 September Trias Purwadi, Museum, “Pasar Grosircommit dan Kampoeng 2007 3 6 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pemasukkan yang diperoleh baik oleh Pemerintah juga masyarakatnya. Hal ini tentu saja berpengaruh kepada kesejahteraan masyarakat Kota Pekalongan. Keberadaan batik yang memberi pengaruh besar bagi Kota Pekalongan inilah yang mendorong pemerintah kota untuk memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. Tugas untuk memperkuat citra kota ini adalah tanggung jawab Humas Pemkot Pekalongan. Frank Jefkins mengemukakan bahwa Humas merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terus-menerus untuk mendapatkan dan menjalin pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya.4 Yang ingin didapat dari kinerja Humas atau Public Relations (PR) adalah pandangan masyarakat terhadapat instansi dimana PR itu berada. Citra merupakan pandangan dari masyarakat baik itu positif atau negatif yang diberikan publik. Menurut Michaelson and Stacks, adalah empat tahapan untuk mencitapakan citra dimata masyarakat yang mengadopsi model AIDA, awareness, interest, desire, dan action.5 Disinilah peran bagaimana PR mewujudkan itu semua kedapa publik. Dalam penelitian sebelumnya yang mengukur aktivitas public relations menyatakan 42% setuju dengan pendapat bahwa aktivitas public relations tidak konsisten dan tidak tidak terlalu berperan. Sedangkan lainnya menunjukkan 28% tidak setuju dan 30% netral terhadap pendapat tersebut.6 4 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996), hlm 8-9. David Michaelson and Don W. Stacks, “Standardization in Public Relations Measurement and commit user Evaluation”, Public Relations Journal, Vol. 5 No. 2to(2011) 6 Ibid 5 7 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Terlepas dari penelitian tersebut menciptakan citra positif instansi merupakan tugas yang harus dilaksanakan praktisi public relations. Untuk menciptakan kesadaran publik sehingga akhirnya muncul rasa tertarik dan disusul dengan sikap percaya sehingga memutuskan untuk melakukan sebuah aksi atau tindakan, dibutuhkan sebuah perencanaan strategi pada kinerja PR. Menurut Gordon dan Kally bahwa dalam strategi PR dibutuhkan komunikasi dua arah, karena komunikasi satu arah dirasa tidak cukup karena pesan yang ingin disampaikan tidak diketahui apakah sampai atau tidak dan tidak diketahui respon dari publik.7 Dengan demikian peran public relations sangat penting dalam membangun citra sebuah instansi, begitu juga dengan Kota Pekalongan. Dalam penelitian sebelumnya disampaikan upaya Pemerintah Kota Pekalongan dalam menjadikan batik sebagai komoditi internasional adalah dengan pengadakan Pekan Batik Internasional, Mematenkan hak cipta atas batik pekalongan, dan menjadikan pekalongan sebagai sentra wisata dan industri batik.8 Banyak hal dilakukan Pemkot Pekalongan dalam mempromosikan batik antara lain dengan mendirikan Kampung Wisata Batik di daerah Pesindon dan Kauman, yang selama ini dikenal sebagai daerah pengrajin batik. Keberadaan kampung batik ini sebenarnya sudah ada sejak dulu, namun sekarang lebih dikemas sebagai kampung wisata. Setiap wisatawan 7 Renata Scholls, “Health Care Public Relations and Stategic Communication”, Jurnal dipresentasikan pada annual meeting of the NCA 94th Convention, TBA, San Diego, CA, 20 November, 2008 8 user Nur Endang Trimargawati, Penerapan commit Hak CiptatoSeni Batik Pekalongan Sebagai Komoditas Internasional, Tesis, Universitas Diponegoro, 2008 8 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id yang datang ke Pekalongan dapat berkunjung dan membeli langsung batik karena terdapat banyak galeri batik di kampung wisata batik ini. Tidak setengah-setengah dalam menunjukkan kepada publik bahwa Pekalongan memang Kota Batik, selain mendirikan pusat belanja batik, pemerintah Pekalongan juga melakukan berbagai kegiatan komuniasi seperti membranding Kota Pekalongan menjadi World’s City of Batik. Sebagai bagian yang bertanggung jawab menjalankan fungsi public relations Pemkot Pekalongan, disinilah peran Humas diperlukan. Keberadaan Pemkot Pekalongan sebagai sebuah instansi pemerintah, tentunya perlu menjalin hubungan dengan berbagai pihak, baik dengan instansi lain maupun dengan masyarakat untuk memperoleh citra kota yang positif. Peran penting Humas inilah yang mendorong setiap organisasi atau lembaga mempunyai divisi Humas dalam struktur organisasinya. Tanpa terkecuali dalam organisasi pemerintahan yang memang memerlukan peran Humas dalam melayani masyarakat. Selain berfungsi untuk menjaga hubungan baik antara pihak internal dan eksternal, Humas juga dibutuhkan untuk memajukan organisasi sesuai dengan tujuan yang dimiliki, seperti merencanakan kegiatan apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga citra lembaga atau organisasi tetap baik dimata publiknya. Dengan adanya pengakuan batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia oleh UNESCO, tentunya sorot mata internasional semakin tertuju kepada Indonesia dalam hal batik. Sebagai Kota Batik, apa yang dilakukan Pemkot Pekalongan untuk memperkuat citranya sebagai kota batik commit to user 9 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id mengingat bahwa di Indonesia tidak hanya Pekalongan yang dikenal sebagai penghasil batik. Untuk memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik, kegiatan komunikasi apa saja yang telah dilakukan humas Pemkot Pekalongan pascapengakuan UNESCO terhadap batik. B. RUMUSAN MASALAH Pekalongan merupakan kota batik karena batik yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia sudah menjadi komoditi utama Kota Pekalongan. Untuk mempertahankan citra Kota Pekalongan sebagai kota batik, diperlukan usaha-usaha yang dilakukan Humas Pemkot Pekalongan untuk mempromosikan Pekalongan adalah kota batik. Penelitian masalah ini untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana kegiatan komunikasi yang dilakukan humas Pemerintah Kota Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai Kota Batik, pascapengakuan batik sebagai budaya Indonesia oleh UNESCO? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan komunikasi yang dilakukan humas Pemerintah Kota Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai Kota Batik, pascapengakuan batik sebagai budaya Indonesia oleh UNESCO. commit to user 10 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id D. MANFAAT PENELITIAN Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai wacana tambahan dan bisa dijadikan sebagai bahan pembelajaran ataupun sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain yang serupa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi pihak – pihak yang tertarik dan peduli dengan citra kota. 2. Manfaat Praktis a. Mengetahui dan mendapat gambaran mengenai kegiatan komunikasi yang dilakukan memperkuat Humas citra Pemerintah Kota Pekalongan Kota Pekalongan sebagai Kota dalam Batik, pascapengakuan batik sebagai budaya Indonesia oleh UNESCO. b. Sebagai gambaran bagi Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai Kota Batik. E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hubungan Masyarakat (Humas) Hubungan masyarakat atau disebut juga Public Relations dalam kamus Institute of Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara commit to user 11 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id organisasi dengan khalayaknya.9 Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa Humas merupakan suatu rangkaian kegiatan yang diorganisasikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang sudah terprogram, dan semuanya berlangsung secara berkesinambungan dan teratur, bukan kegiatan yang mendadak tanpa perencanaan. Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations mengemukakan bahwa Humas merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terus-menerus untuk mendapatkan dan menjalin pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya.10 Dalam pengertiannya yang lain, Humas adalah suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh goodwill, kerjasama dan kepercayaan yang pada gilirannya mendapat dukungan dari pihak lain.11 Sedangkan menurut Daud Sirait seperti yang dikutip Kustadi Suhandang, menjelaskan humas sebagai: Aktivitas yang dilakukan oleh industri, perserikatan, perusahaan, perhimpunan, jawatan pemerintah, dan atau organisasi lainnya, untuk menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat dan bermanfaat dengan masyarakat tertentu (misal para langganan, para pegawai, atau para pemegang saham) dan masyarakat pada umumnya, dengan maksud menyesuaikan dirinya pada keadaan sekeliling dan memperkenalkan diri kepada masyarakat.12 Frazier manajemen Moore yang menjelaskan mengevaluasi bahwa sikap Humas publik, adalah fungsi mengidentifikasi 9 Frank Jefkins, Public Relations, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996) hlm. 8 Ibid, hlm 8-9 11 A. W. Widjaja, Komunikas: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Penerbit Bumi Aksara, 1993) hlm. 54 12 to user Kustadi Suhandang, Public Relations commit Perusahaan: Kajian Program Implementasi, (Bandung: Nuansa, 2004) hlm. 46 10 12 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prosedur seorang individu atau sebuah organisasi berdasarkan kepentingan publik dan menjalankan suatu program tindakan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik.13 Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, Humas berkaitan erat dengan manajemen dan komunikasi antara pimpinan organisasi/lembaga dan publik. Di situlah pentingnya peran atau tugas Humas, melakukan kegiatan komunikasi untuk mendapatkan tanggapan publiknya. Tugas humas dalam sebuah organisasi yang perlu diperhatikan yang disampaikan Widjaja antara lain: a. Pelaksanaan tujuan kedalam dan keluar melalui pendekatan informasi, edukatif, persuasif, dan dihindarkan pendekatan yang bersifat impreatif dan punitif. b. Proses komunikasi lewat kegiatan yang dilakukan berencana dan terus-menerus, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan guna berhasil mencapai sasaran.14 Selain fungsi dan tugas yang disebutkan diatas, menurut Frida dalam bukunya Dasar-Dasar Humas, ada tiga tugas Humas dalam organisasi/lembaga yang berhubungan erat dengan tujuan dan fungsi humas. Tiga tugas humas tersebut merupakan hal-hal pokok yang harus dilakukan oleh Public Relations Officers (PRO) dalam menjalankan pekerjaannya. Ketiga tugas tersebut adalah : a. Menginterpretasikan, menganalisis, dan mengevaluasi kecenderungan perilaku publik kemudian merekomendasikannya kepada manajemen untuk merumuskan kebijakan organisasi/lembaga. 13 Frazier Moore, Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus, dan Masalah, (Bandung: PT Remaja commit to user Rosdakarya, 1988) hlm. 6 14 A. W. Widjaja, Op Cit., hlm. 53 13 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Mempertemukan kepentingan organisasi/lembaga dengan kepentingan publik. c. Mengevaluasi program-program organisasi/lembaga, khususnya yang berkaitan dengan publik. Terlihat jelas bahwa pelaksanaan tugas Humas bukanlah sematamata melakukan aksi. Rhenald Kasali mengatakan dalam bukunya Manajemen Public Relations, dalam proses Humas membutuhkan rencanarencana yang diikuti langkah-langkah seperti yang yang terlihat dalam bagan berikut: Gambar 1.1 Proses Public Relations15 Jadi dapat disimpulkan bahwa peran Humas dalam sebuah organisasi adalah sebagai untuk membina hubungan antara pihak organisasi dengan publiknya. Hal ini bukan hanya untuk kepentingan commitKonsep to userdan Aplikasinya di Indonesia,(Jakarta: Rhenald Kasali, Manajemen Public Relations PT Pustaka Utama Grafiti, 2000) hlm. 33 15 14 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id internal tetapi juga untuk kebaikan bersama. Perencanaan kegiatan sangat diperlukan agar sesuai kebutuhan organisasi dan publiknya, setelah terlaksana perlu diadakan evaluasi sebagai acuan perbaikan dan perkembangan organisasi. Untuk membina hubungan baik antara perusahaan dengan berbagai pihak, Oemi Abdurrachman menjelaskan Public Relations memiliki dua bagian besar di mana setiap bagian memiliki tujuan masing-masing: a. Internal public relations Tujuan internal Public Relations adalah mencapai karyawan yang mempunyai kegairahan kerja. b. Eksternal public relations Salah satu tujuan eksternal Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan dengan orang-orang di luar badan/instansi hingga terbentuklah opini publik yang favorable terhadap badan itu. 2. Humas dalam Pemerintahan Setiap instansi atau organisasi tentu ingin berhasil mencapai tujuannya, keberhasilan tersebut tidak dapat dicapai dengan hanya mengandalkan kemampuan yang dimiliki organisasi sendiri. Disamping kemampuan yang dimiliki, perlu adanya pengertian, penerimaan, dan keikutsertaan dari publik. Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, Humas berkaitan erat dengan manajemen dan komunikasi antara pimpinan organisasi dan publik. Di situlah pentingnya peran atau tugas Humas. commit to user 15 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Peran Humas yang penting tersebut tidak hanya diperlukan dalam sebuah perusahaan, instansi pemerintahanpun juga memerlukan peran Humas. Uchjana menjelaskan bahwa humas merupakan bagian integral dari pemerintahan, karena didalamnya terdapat gejala seperti ajakan pemimpin dalam hal ini pemerintah terhadap rakyatnya yang hal tersebut merupakan unsur penting dari konsep humas16. Lebih lanjut mengenai Humas dalam pemerintahan, Widjaja menjelaskan bahwa adanya humas dalam setiap instansi pemerintah merupakan suatu keharusan fungsional dalam menyebarkan informasi tentang aktivitas instansi tersebut baik intern maupun kepada publiknya yaitu masyarakat umum17. Uchjana dalam bukunya Hubungan Masyarat Suatu Studi Komunikologis menguraikan bahwa humas pemerintahan berfungsi untuk mengelola informasi dan opini publik. Informasi mengenai kebijaksanaan pemerintah disebarkan seluas-luasnya, dan opini publik dikaji dan diteliti seefektif-efektifnya untuk keperluan pengambilan keputusan dan penentuan kebijaksanaan selanjutnya.18 Tugas humas dalam instansi pemerintah meliputi dua tugas, yaitu tugas strategis dimana Humas pemerintah ikut serta dalam decision making process19. Yang kedua adalah memberikan informasi mengenai 16 Onong Uchjana, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: Remaja Karya, 1986) hlm. 2 17 A.W. Widjaja, Op. Cit., hlm. 63 18 Onong Uchjana, Op. Cit., hlm. 47 commit to user 19 Ibid, hlm 63 16 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id kebijakan perundangan atau peraturan-peraturan, dan informasi lain dalam membuat citra yang baik. Tidak jauh berbeda dengan humas dalam perusahaan, humas pemerintah adalah sebagai komunikator. Sebagai komunikator Humas memiliki fungsi ganda, memeberi informasi kepada publik sesuai kebijakan pemerintah (eksternal), dan menyerap reaksi dari publik untuk kepentingan pemerintah (internal). 3. Pembentukkan Citra Salah satu dari fungsi Humas adalah menciptakan citra yang baik bagi instansi atau organisasi tempat umas tersebut berada. Dengan adanya citra yang baik maka keberadaan instansi terkait akan lebih mendapat pengakuan dari khalayak luas. Oleh karena itu diperlukan usaha pembentukkan citra. Proses pembentukkan citra adalah berdasarkan pengetahuan dan informasi yang diterima seseorang. Dengan melakukan komunikasi tidak selalu menimbulkan perilaku tertentu, tetapi justru mendorong terciptanya citra terhadap lingkungan itu. commit to user 17 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Gambar 1.2 Model pembentukan citra menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro20 Model ini menunjukkan bagaimana stimulus berasal dari luar, diorganisasikan dan mempengaruhi respon stimulus yang diberikan pada individu dapat diterima atau tidak. Jika ditolak maka proses selanjutnya tidak akan berjalan. Hal ini menunjukkan stimulus tidak efektif dalam menyampaikan pesan. Jika diterima maka empat elemen (Kognisi, sikap, persepsi, dan motivasi) merupakan citra individu yang dapat ditangkap dan direspon oleh penerima. Gambar di atas menjelaskan citra yang ditangkap oleh publik tergantung bagaimana pesan yang disampaikan Humas. Bagaimana pesan yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan humas dapat mempengaruhi persepsi dan sikap masyarakat sehingga timbul citra positif dari organisasi. Rhenald Kasali mengungkapkan dalam bukunya, citra adalah kesan yang timbul kerena pemahan suatu kenyataan. Pemahaman yang berasal dari informasi yang tidak lenglap akan menghasilkan citra yang tidak commit to userPublic Relations, (Bandung: PT Remaja Soleh Soemirat dan Elvinaro Adrianto, Dasar-Dasar Rosdakarya, 2004) hlm. 115 20 18 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sempurna, tugas humaslah untuk meberukan informasi yang lengkap agar tercipta citra positif yang diinginkan organisasi.21 Lebih lanjut, Frank Jefkins dalam bukunya Public Relations menyatakan ada lima jenis citra yaitu: a. Citra bayangan (miror image), Citra ini merupakan anggapan oleh orang luar mengenai pemimpin organisasi. Itulah yang dianggap oleh orang luar tentang citra perusahaan/organisasi tersebut. Citra ini sering tidak tepat bahkan cenderung hanya sekedar ilusi. b. Citra yang berlaku (current image), Citra ini merupakan pandangan orang luar tentang suatu perusahaan atau organisasi berdasarkan dari pengalaman atau pengetahuan orangorang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadahi. Citra ini cenderung negatif dan juga tidak sesuai kenyataan. c. Citra yang diharapkan (wish image) Citra ini merupakan suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Biasanya citra ini lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada. Citra ini berkonotasi baik. d. Citra perusahaan (corporate image) Adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra ini disebut juga dengan citra lembaga. 21 commit to user Renald Kasali, Op. Cit., hlm. 28 19 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Citra ini dibentuk oleh banyak hal mulai dari sejarah atau riwayat perusahaan yang gemilang, dan berbagai keberhasilan lainnya. e. Citra majemuk (multiple image) Suatu perusahaan mempunyai banyak unit pegawai. Masing-masing unit dan individu tersebut memiliki masing-masing perangai tersendiri secara sadar maupun tidak sadar. Dari itulah mereka menimbulkan citra masing-masing yang belum tentu sama dengan citra perusahaan secara keseluruhan. Dalam membangun citra, Humas akan menghadapi bermacam situasi, termasuk situasi sulit. Oleh karena itu diperlukan kemampuan praktisi Humas untuk adapat mengubah situasi sulit tersebut agar tidak menjadi hambatan. Kasali menyebutkan setidaknya ada empat unsur situasi yang perlu ditangani seorang Humas.situasi sulit tersebut yaitu permusuhan, prasangka, ketidakpedulian, dan ketidaktahuan. Tugas humas disini adalah mentransfer situasi-situasi tersebut agar menjadi positif.22 Gambar 1.3 Proses Transfer pada Humas Permusuhan Simpati Prasangka Penerimaan Ketidakpedulian Minat Ketidaktahuan Pemahaman 22 commit to user Ibid. hlm. 17-18 20 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4. Kegiatan Humas Memperkuat Citra Fungsi Humas dalam sebuah instansi pada intinya adalah mampu membentuk citra. Hal ini bisa dilihat dari teori yang pernah disampaikan oleh Glenn Griswold Dan Denny Griswold dalam bukunya Your Public Relations, “Public Relations is a management function which evaluates public attitudes, identizies the policies and produces of an individual or organization with the public interest, and executes a program of action to learn public understanding and acceptance”.23 (Humas merupakan fungsi manajemen yang mengevaluasi perilaku publik, mengidentifikasi kebijakan dan menghasilkan individu dari organisasi dengan kepentingan publik, dan melaksanakan program tindakan untuk mempelajari pemahaman dari penerimaan publik). Menurut Rosady Ruslan, citra suatu organisasi dicapai oleh Humas dalam sistem informasi terbuka pada era global yang penuh kompetitif ini. Intinya tidak lepas dari bentuk pelayanan yang diberikan, nilai kepercayaan, dan merupakan amanah dari publiknya serta goodwill yang ditampilkan organisasi tersebut.24 Kegiatan Humas merupakan pelaksanaan dalam strategi komunikasi Humas. Seperti yang diungkapkan Renata Scholls dalam jurnalnya bahwa untuk menapai tujuan yang ingin dicapai dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat. disitulah peran humas yang seharusnya 23 Oemi Abdurrahman, Dasar-Dasar Public Relations,(Bandung: P enerbit Alumni, 2001) hlm. 21 commitdan to Media user Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) hlm. 77 24 21 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memimpin pelaksanaan semua kegiatan komunikasi dalam rangka memperkuat citra.25 Renata juga mengungkapkan bahwa pelaksanaan kegiatan Humas tidak hanya membutuhkan komunikasi satu arah, tetapi juga komunikasi dua arah, sehingga humas dapat mengetahui respon publik atas kegiatannya apakah menghasilkan citra positif atau negatif. Dari citra yang terbentuk itu dapat diputuskan apakah kegiatan yang sudah dilakukan dapat diteruskan atau tidak. Hal tersebut juga didukung oleh Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Fatemeh Torabi Farsani yang menyatakan bahwa persepsi atau citra yang ditangkap publik mempengaruhi kinerja Humas untuk terus melakukan kegiatannya.26 Dengan demikian, jika sebuah organisasi termasuk instansi pemerintah ingin memperoleh citra yang baik dimata publiknya, diperlukan kegiatan-kegiatan komunikasi yang dapat diterima dan memberi efek positif bagi publiknya . Hal ini sesuai dengan sasaran humas yang dikemukakan H. Fayol, yang dikutip Ruslan dalam bukunya Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi bahwa fungsi humas adalah: 1) Membangun identitas dan citra perusahaan (Building corporate identity and image). 25 Renata Scholls, “Health Care Public Relations and Stategic Communication”, Jurnal dipresentasikan pada annual meeting of the NCA 94th Convention, TBA, San Diego, CA, 20 November, 2008 26 Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Fatemeh Torabi Farsani, “The Effects of Brand Image and commit to userApplied Sciences Journal, Vol.13 No. 2, Perceived Public Relation on Customer Loyalty”, World (2011) hlm. 277-286 22 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Hal ini bisa diwujudkan dengan menciptaka identitas dan citra perusahaan yang positif dimata masyarakat.Selain itu juga dengan mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai pihak. 2) Menghadapi krisis (Facing of crisis) Dengan cara menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan manajemen krisis, dan PR recovery of image yang bertugas memperbaiki lost of image damage. 3) Mempromosikan aspek kemasyarakatan (Promotion public causes) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik, juga menjadi sasaran humas. Selain itu mendukung kegiatan sosial seperti kampanye larang penggunaan obat-obatan, kampanye anti rokok, dan dapat menumbuhkan perhatian publik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk atau memperkuat citra sebuah organisasi, diperlukan kegiatan-kegiatan komunikasi yang terencana dengan teratur.Dan kegiatan itu merupakan tugas humas, karena kegiatan huma erat hubungannya dengan membentuk ataupun memperkuat citra. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Maria Asumpta. Lima tugas pokok humas menurut Maria Asumpta: 1) Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasisecara lisan, tertulis, melalui gambar, kepada publik. Supaya publik mempunyai pengertian yang benar tentang organisasi, tujuan, dan kegiatan yang dilakukan. Itu semua dilakukan sesuai kebutuhan, harapan publik dengan memperhatikan commit to user 23 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2) 3) 4) 5) lingkungan demi perbaikan dan perkembangan organisasi. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum/masyarakat. Selain itu juga menjalankan dan bertanggung jawab terhadap kehidupan sekitar. Perlunya menjaga hubungan dengan lingkungan karena humas memerlukan dukungan lingkungan dalam mempertahankan citra organisasi. Memperbaiki citra organisasi, dimana citra tersebut tercipta pada bagaimana organisasi mencerminkan organisasi yang dipercayai, memiliki kekuatan, memiliki perkembangan secara berkesinambungan yang selalu terkontrol. Humas merupakan instrument yang bertanggung jawab terhdap semua kelompok yang berhak terhadap tanggung jawab tersebut (publik internal, eksternal, pers). Suatu organisasi mempunyai kewajiban mengadakan pelayanan sosial yang harus menjadi tanggung jawab. Humas mempunyai bentuk komunikasi yang khusus, komunikasi timbal balik. Maka dari itu pengetahuan komunikasi menjadi modalnya. 27 Dari lima tugas pokok tersebut, semua kegiatan humas merupakan kegiatan komunikasi dimana ada visi khusus yaitu mempertahankan citra yang sudah ada. Disini menunjukkan adanya citra secara langsung atau citra yang telah dipengaruhi. Jadi dengan kata lain untuk membentuk, mempertahankan, atau memperkuat citra, dibutuhkan kegiatan-kegiatan komunikasi yang berkesinambungan. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Soleh Soemirat dan Elvirano Ardianto bahwa mencoba mempengaruhi suatu sikap yang dimiliki individu dan bagaimana tanggapan individu terhadap pengaruh itu, merupakan fokus utama dari kegiatan humas28. Dari pernyataan 27 Maria Asumpta Rumanti, Dasar-Dasar PublicRelations: Teori dan Praktek, (Jakarta: Gramedia commit to user Widiasarana, 2002) hlm. 39-42 28 Soleh Soemirat dan Elvirano, Op. Cit., hlm. 104 24 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tersebut dapat diartikan bahwa pembentukkan citra adalah tujuan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan humas. Soemirat dan Ardianto juga menjelaskan proses pembentukkan citra dalam model komunikasi, bahwa kegiatan-kegiatan humas berpengaruh terhadap pembentukkan citra. Dalam model komunikasi Lasswel unsur-unsur yang penting terdapat dapat sebuah proses komunikasi adalah sumber atau komunikator (who), pesan yang disampaikan (says what), saluran atau media komunikasi (in which channel), penerima/komunikan (to whom), pengaruh/efek yang ditimbulkan dari pesan (whit what effect).29 Dalam proses komunikasi selalu ada sumber/komunikator, pesan yang ingin disampaikan, komunikan sebagai penerima pesan, dan efek yang dihasilkan dari proses komunikasi tersebut. Jika model komunikasi tersebut diterapkan dalam public realtions maka hubungannya sebagai berikut: Gambar 1.4 Model komunikasi dalam Public Relations30 29 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikas Suatu Pengantar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005) commit to user hlm. 136-137 30 Soleh Soemirat dan Elvirano, Op. Cit., hlm.118 25 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Untuk mewujudkan citra yang positif humas pemerintah hendaknya memiliki kegiatan-kegiatan yang perlu dilaksanakan. Widjaja menguraikan kegiatan yang perlu dilakukan humas pemerintah sebagai berikut: a. Menjaga hubungan baik dengan khalayak intern dan ekstern, dengan member informasi dan pelayanan. b. Mendokumentasikan kegiatan-kegiatan instansi pemerintahan yang bersangkutan, termasuk didalamnya melakukan publikasi. c. Memonitor dan mengevaluasi tanggapan masyarakat. d. Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari berbagai sumber mengenai isu yang berkembang. e. Menghasilkan produk-produk humas seperti majalah, buletin, press release, dan lain-lain. 31 Kegiatan yang nantinya direncanakan oleh humas tentunya merupakan teknik komunikasi, dimana terdapat proses komunikasi humas dengan publiknya. Menurut Widjaja, teknik komunikasi yang tidak lain adalah kegiatan komunikasi humas merupakan komunikasi persuasif karena sejalan dengan tugas humas yang kompleks32. Humas harus dapat menggunakan seefektif mungkin usaha-usaha menyebarkan gagasan-gagasan dari lembaga kepada publiknya baik internal maupun eksternal. Seperti yang dikatakan Widjaja dalam menjalankan tugas humas, kegiatan komunikasi tersebut harus dilakukan berencana dan terus-menerus, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat tersampaikan guna berhasil mencapai sasaran. Kegiatan-kegiatan humas dalam membentuk atau memperkuat citra adalah bentuk dari tugas eksternal humas. Citra sebuah instansi muncul dari karena adanya hubungan harmonis dari internal instansi dengan 31 A. W. Widjaja, Op. Cit., hlm 65 Ibid, hlm 66. 32 commit to user 26 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id publiknya, dan hubungan itu tidak tercipta sendirinya tetapi dengan komunikasi yang bersifat informatif dan persuasif.33 Kegiatan-kegiatan komunikasi humas tersebut menurut Kustadi Suhandang dapat berupa: a. Publisitas Merupakan komunikasi kepada public yang dilakukan melalui media massa ataupun langsung secara face to face. Bentuk dari publikasi adalah berita yang ingin disampaikan oleh instansi/organisasi kepada public tanpa ada pembayaran dengan pihak media. b. Propaganda Propaganda yang dimaksud adalah kegiatan komunikasi yang menggunakan media massa untuk menyampaikan pesan, dimana maksud dari propaganda ini adalah mempersuasikan pesan yang dibawa instansi/organisasi. c. Periklanan Perklanan adalah bentuk promosi untuk meningkatkan awareness atau kesadaran public terhadap suatu hal sehingga menimbulkan action, membeli jika itu iklan sebuah produk. Dalam proses Humas atau PR iklan digunakan untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan instansi atau perusahaan. 33 commit to user Kustadi Suhandang, Op. Cit., hlm. 80 27 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id d. Demonstrasi Demonstrasi yang dimaksud adalah kegiatan mengajak atau mengkampayekan kegiatan-kegiatan Humas kepada publik secara langsung. Melalui demonstrasi Humas dapat berinteraksi langsung untuk menjelaskan, mengarahkan, dan mempengaruhi publik untuk menerima pesan yang ingin disampaikan sehingga publik dapat mengambil keputusan. e. Pameran Mengadakan pameran merupakan kegiatan HUmas yang bermanfaat bagi kepentingan instansi/perusahaan. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang publik untuk mengenal, melihat, dan mengetahui tentang instansi/perusahaan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. f. Sales promotion Biasa digunakan untuk meningkatkan penjualan produk, dimana penjualan dialkukan dengan membujuk secara langsung public untuk menggunakan barang yang dipromosikan. g. Konferensi pers Pers merupakan media paling efektif untuk komunikasi dengan khalayak luas. Konferensi pers dilakukan sebagai forum penjelasan dan pemberian informasi oleh intansi atau perusahaan yang biasanya diakhiri dengan Tanya jawab. Konferensi perf dapat mnejadi ajang commit to user 28 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id romosi kegiatan-kegiatan yang dilakukan Humas agar lebih banyak publik yang mengetahuinya. h. Open house (menerima tamu) Memperkenalkan intansi/perusahaan dengan cara mengundang tamu atau pihak luar untuk datang dan mengenal lebih dalam instansi atau peresahaan. Dengan keramahan dan keterbukaan dalam menjamu tamu sehingga muncul simpati kepada perusahaan, maka citra positif perusahaan dfapat tertanam. i. House organ (penerbitan majalah) Yaitu menerbitkan media-media seperti majalah, bulletin dan media informasi lainnya. Melalui media-media ini menjadi sarana penyampaian informasi kepada publik terkait kebijakan-kebijakan baru atau informasi penting lainnya. F. KERANGKA PEMIKIRAN Tidaklah mudah bagi sebuah kota untuk mempertahankan citra yang sudah dimiliki selama ini, diperlukan usaha dan dukungan dari berbagai aspek untuk menjaganya, demikian juga dengan Kota Pekalongan. Hal ini yang dapat dilihat dalam penelitian ini, dimana penelitian ini merupakan suatu uraian yang menggambarkan kegiatan komunikasi Pemkot Pekalongan yang dilakukan bidang humas dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. commit to user 29 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pekalongan memiliki potensi besar dalam dunia perbatikan, diperlukan dukungan khususnya dari pemerintah untuk mempertahankan citra kota batik ini. Apalagi pada 9 Oktober 2009 yang lalu United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO) telah mengumumkan bahwa batik merupakan warisan budaya tak benda asli Indonesia. Dalam penelitian ini, ingin melihat kegiatan komunikasi apa saja yang telah dilakukan Humas Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra kota pekalongan sebagai kota batik. Pengakuan batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia apakah mempengaruhi Humas Pemkot Pekalongan dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan komunikasinya dalam memperkuat citra Pekalongan sebagai kota batik. Gambar 1.5 Kerangka pikir Pemkot Pekalongan Humas Pemkot Pekalongan Kegiatan-kegiatan Komunikasi Humas Pemkot Pekalongan Pengakuan UNESCO terhadap batik MASYARAKAT commit to user CITRA 30 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id G. DEFINISI KONSEP 1. Kegiatan Komunikasi Komunikasi adalah pusat dari situasi perilaku dimana suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada seorang penerima dengan tujuan mempengaruhi perilaku si penerima34. Bernard Berelson menyatakan, komunikasi merupakan proses dimana seorang individu (komunikator) mengoperkan perangsang untuk merubah tingkah laku individu lain (komunikan).35 Kegiatan komunikasi disini yang dimaksud adalah kegiatankegiatan yang dilakukan oleh bagian humas pemkot dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini bersifat komunikasi karena mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada publik, agar tercipta pandangan positif terhadap citra kota. Menurut Nicholas Ind yang dikutip Sandra Oliver, kegiatan komunikasi harus selalu berawal dari perlunya secara spesifik dan ideal mengkomunikasikan tujuan36. Kegiatan komunikasi disini yang dimaksud adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh bagian humas pemkot dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini bersifat komunikasi karena mengandung pesan yang ingin disampaikan kepada publik, agar tercipta pandangan positif terhadap citra kota. 34 Frazier Moore, Op. Cit., hlm. 78. Soleh Soemirat dan Elvinaro Adrianto, Op. Cit., hlm. 118. 36 commit to useroleh Yati Sumiharti, SE dan Yulia Sandra Oliver, Strategi Public Relations, diterjemahkan Indriati, S Sos Jakarta, PT Gelora Aksara Pratama, 2007.hlm. 5. 35 31 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Hubungan Masyarakat (Humas) Hubungan masyarakat atau disebut juga Public Relations dalam kamus Institute of Public Relations adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara organisasi dengan khalayaknya37. Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa Humas sebagai fungsi manajemen untuk mencitakan dan memelihara hubungan antara pihak internal organisasi/lembaga dengan pihal eksternal dengan melakukan perencanaan yang terstruktur guna mencapai tujuan tertentu. Frank Jefkins mengemukakan bahwa Humas merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan direncanakan terus-menerus untuk mendapatkan dan menjalin pengertian antara suatu organisasi dengan publiknya38. Dalam pengertiannya yang lain, Humas adalah suatu kegiatan untuk menanamkan pengertian guna memperoleh goodwill, kerjasama dan kepercayaan yang pada gilirannya mendapat dukungan dari pihak lain39. Peran humas / PR yang penting inilah yang mendorong setiap organisasi atau lembaga mempunyai divisi humas dalam struktur organisasinya. Tak kecuali dalam organisasi pemerintahan yang memang memerlukan peran humas dalam melayani masyarakat. 37 Frank Jefkins, Op.Cit., hlm 8. Ibid, hlm 8-9. 39 A. W. Widjaja, Op. Cit., hlm 54. 38 commit to user 32 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 3. Citra Segala kegiatan atau program yang dijalankan oleh Humas baik itu perusahaan atau lembaga pastinya meiliki tujuan yang tidak lain adalah membentu citra positif perusahaan atau lembaga tersebut dimata publiknya. Citra menurut Collins English Dictionary berarti suatu gambaran tentang mental: ide yang dihasilkan oleh imaginasi atau kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi,dan sebagainya40. Jadi citra adalah pandangan seseorang yang ditangkap terhadap seseuatu yang ditunjukkan kepadanya, dan citra bisa berupa hal negatif atau positif. Hal tersebut juga diamini oleh Rhenald Kasali, menurutnya citra adalah kesan yang timbul karena pemahaman akan suatu kenyataan41. Pemahaman tersebut berdasarkan informasi yang dimiliki tentang suatu organisasi atau institusi. Jadi citra dapat dipahami sebagai gambaran mental di benak publik/kesan yang didapatkan dari seseorang atau kelompok atas dasar pemahaman publik itu terhadap kenyataan yang ada. 40 Sandra Oliver, Op. Cit.hlm. 50 Rhenald Kasali, Op. Cit., hlm. 28. 41 commit to user 33 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id H. IMPLEMENTASI KONSEP Dalam rangka memperkuat citra kota pekalongan sebagai kota batik, kegiatan komunikasi yang dilakukan pemkot pekalongan pasca-pengakuan UNESCO terhadap batik antara lain: 1. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan batik seperti: Festival Batik yang berisi pameran batik, bazar batik dan dilakukan di kawasan monument batik. Pekan Batik Internasional, dimana kegiatan ini dilakukan selama satu minggu dengan agenda karnaval, fashion show batik, lomba melukis dan desain batik, workshop batik. Kegiatan rutin peringatan hari batik nasional yang digelar di pelataran monumen batik dan museum batik, dimana pada peringatan tahun ini memecahkan rekor muri dengan membatik seribu payung dalam rangka peringatan hari batik nasional 2011. 2. Membuat film tentang Batik Pekalongan. Bekerjasama dengan UNESCO dalam mempromosikan batik pekalongan ke 129 negara di dunia, pemerintah memfilmkan batik pekalongan. Dalam film tersebut terdapat sejarah batik pekalongan, perkembangannya. 3. Membranding kota pekalongan dengan branding World’s City of Batik, yaitu dengan harapan pekalongan dapat menjadi kota batik dunia. Dengan branding kota ini semakin mengkuatkan citra kota pekalongan sebagai kota batik. Kegiatan yang mendukung pekalongan World City of Batik antara lain kegiatan mengecat 3000 becak yang sudah berjalan sejak 2009 dan rencana akan selesai pada 2013, pembangunan monumen batik sebagai commit to user 34 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tempat untuk diadakankannya event-event seperti Festival batik dan perayaan peringatan hari batik. I. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis Penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, bertujuan melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan cermat42. 2. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah Pemerintah Kota Pekalongan yang terletak di Jl Mataram No. 1 Pekalongan. Kota Pekalongan dipilih sebagai lokasi penelitian karena dari sekian kota penghasil batik, Pekalongan yang memiliki julukan Kota Batik. 3. Teknik Sampling Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling (sampling bertujuan), dimana peneliti cenderung untuk memilih informan atau narasumber yang dianggap berkompeten dan mengetahui informasi serta masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap.43 Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 (tujuh) orang yang terdiri dari 2 (dua) pelaku humas Pemkot Peklongan , 1 (satu) staf Dinas 42 Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1998) hlm. 22 43 commit(Surakarta to user : Sebelas Maret University Press, H.B. Sutopo, Metodologi Penelitian Kualitatif 2002) hlm. 56 35 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pariwisata Kota Pekalongan, 4 (empat) masyarakat umum Kota Pekalongan. Berikut data informan selengkapnya : a. Supriyadi, SH, M.Pd. Merupakan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan. b. Dimas Arga Yudha, S.Sos Merupakan Staf Subbag. Pemberitaan dan Kemitraan Media di Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan. c. Trigandi Imamuddin Merupakan Staf bidang kebudayaan dan pariwisata di Dinas Perhubungan , kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekalongan. d. Ela Mardiati Merupakan masyarakat umum Kota Pekalongan. e. Hendra Oktavian Yudistira Merupakan Masyarakat umum Kota Pekalongan. f. Larissa Angestiasari Merupakan masyarakat umum Kota Pekalongan. g. Adinda Yuniar Saputri Merupakan masyarakat umum Kota Pekalongan. commit to user 36 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini meliputi : a. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara dengan informan yang mengetahui dan berkompeten seputar tema penelitian ini dan dari hasil observasi yang dilakukan di lapangan. b. Data Sekunder Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan atau data sekunder berasal dari sumber tertulis, seperti mengutip buku, dokumen, arsip, dan catatan lain yang mendukung. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari buku – buku atau referensi yang dapat mendukung data primer baik yang diperoleh dari Bagian Humas Pemkot Pekalongan maupun dari perpustakaan dan internet. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Wawancara Sumber data yang paling penting dalam penelitian kualitatif adalah narasumber atau informan.44 Untuk mendapatkan data dari narasumber atau informan hanya bisa dilakukan dengan cara wawancara. Dalam penelitian ini wawancara akan dilakukan kepada Humas Pemerintah Kota Pekalongan mengenai kegiatan komunikasi yang telah 44 commit to user H. B. Sutopo, OP. Cit., hlm. 67. 37 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id dilakukan dalam memperkuat citra Pekalongan Kota Batik. Selain itu juga pihak-pihak terkait mengenai citra yang telah terbentuk. b. Observasi Obervasi adalah kegiatan paling utama dan teknik penelitian yang penting45. Spranley menjelaskan bahwa teknik dalam observasi dapat dibagi menjadi (1) tak berperan sama sekali,(2) observasi berperan yang terdiri dari berperan aktif, berperan pasif,berperan penuh46. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan observasi berperan aktif untuk mendapatkan data yang diperlukan. c. Studi Pustaka Untuk mengumpulkan data dan teori dalam penelitian ini, maka peneliti memanfaatkan berbagai data dan teori yang diperoleh dari buku, internet, dan surat kabar, dan sumber informasi non;manusia lainnya yang menunjang penelitian. 6. Validitas Data Validitas menunjukkan sampai sejauh mana data yang diperoleh telah secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Sementara reliabilitas berkaitan dengan tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara pengumpulan data47.Validitas data dalam penelitian ini dilakukan denan menggunakan teknik triangulasi. William dalam Sugiyono menyatakan bahwa triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai 45 Jalaluddin Rakhmat, Op.Cit., hlm. 83. commit to user H. B. Sutopo, Op. Cit., hlm.75. 47 Pawito, Penelitilan Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKis, 2007) hlm. 97 46 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu48. Pawito mengetengahkan beberapa macam teknik triangulasi49 : a. Triangulasi data/sumber: Merupakan upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih bervariasi guna memperoleh data berkenaan denga persoalan yang sama. b. Triangulasi metode: Menunjukkan upaya peneliti membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode tertentu. c. Triangulasi teori: Menunjuk pada penggunaan perspektif teori yang bervariasi dalam menginterpretasikan data yang sama. d. Triangulasi peneliti: Dapat dilakukan ketika dua atau lebih peneliti bekerja dalam suatu tim meneliti persoalan yang sama. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai validitas data. Hal tersebut untuk mengetahui validitas data yang diperoleh dari sumber satu dengan sumber yang lain.Validitas atau pengujian ini dimaksudkan utuk melihat kekonsistenan data, sehingga dapat mengungkapkan gambaran penelitian yang lebih valid. Triangulasi sumber memanfaatkan jenis sumber yang berbeda, tidak hanya informan sebagai sumber tetapi juga sumber pustaka dan hasil observasi. commit to dan userR&D, (Bandung: Alfabeta,2009) hlm.273 Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Pawito, Op. Cit., hlm. 99-100 48 49 39 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 7. Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan dari data yang telah didapat, diperlukan teknik analisis data yang tepat. Analisis data ini nantinya akan membantu dalam mengemukakan gambaran atau memberikan pemahaman mengenai subjek yang diteliti. Gambaran sebagai hasil penelitian komunikasi kualitatif dapat ditemukan dalam analisis data, yang selanjutnya dirumuskan dalam kesimpulan. Menurut Bodgan dan Biklen, Analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan bekerja dengan data, mengorganisasi data, memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan diceritakan kepada orang lain.50 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis Miles dan Huberman. Seperti yang diungkapkan Pawito, Miles dan Huberman, menawarkan sebuah teknik analisis bernama interactive model. Teknik analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu51: a. Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. 50 Lexi J. Moleong, , Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2002), commit to user hlm. 248 51 Pawito, Op. Cit,, hlm. 104 40 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id b. Penyajian Data data (data display) melibatkan langkah – langkah Penyajian mengorganisasikan data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan (kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar – benar dilibatkan dalam satu kesatuan untuk memudahkan proses analisis. c. Penarikan/Pengujian Kesimpulan Pada tahap Penarikan dan Pengujian Kesimpulan (drawing and verifying conclussions) peneliti mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola data yang ada dan atau kecendrungan dari data yang telah dibuat. Gambar 1.6 Analisis data Model Interaktif dari Miles dan Huberman commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Kota Pekalongan 1. Sejarah Kota Pekalongan Pekalongan adalah nama sebuah kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah. Ada berbagai versi asal usul Kota Pekalongan, salah satunya adalah kisah Topo Ngalongnya Joko Bau atau Bau Rekso. Joko Bau adalah putra dari Kyai Cempaluk yang berasal dari daerah Kesesi, Kabupaten Pekalongan. Suatu hari ia diutus oleh Kyai Cempaluk untuk mengabdi kepada Sultan Agung yang merupakan raja kerajaan Mataram. Dalam pengabdiannya Joko Bau ditugaskan untuk memboyong putri Ratansari dari Kalisalak, Batang ke istana. Kecantikkan putri Ratansari ternyata memikat hati Joko Bau , sehingga ia jatuh cinta kepada sang putri. Sebagai hukuman atas kelancangannya tersebut, Joko Bau diperintah untuk mengamankan daerah pesisir yang terus diserang oleh bajak laut dari Cina. Berhasil mengatasi serangan bajak laut dari Cina tersebut membuat Joko Bau yang berganti nama menjadi Bau Rekso mendapat perintah lagi dari Sultan Agung. Bau Rekso diperintah mempersiapkan pasukan dan sebuah perahu untuk membentuk armada yang dipersiapkan untuk melaksanakan serangan terhadap Belanda yang commit to user 41 42 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id ada di Batavia (1628-1629). namun serangan yang dipimpin Bau Rekso gagal mengalahkan pasukan Belanda. Bau Rekso pun kembali ke daerah pesisir dan memutuskan bertapa di Hutan Gambiran. Bau Rekso Bertapa tidak dengan duduk bersila seperti bertapa pada umumnya, tetapi bertapa dengan bergelantungan terbalik di pohon seperti kelelawar atau disebut topo ngalong. Dalam bertapanya, Bau Rekso mendapat banyak gangguan termasuk oleh Dewi Lanjar yaitu ratu laut utara beserta prajurit silumannya. Dengan segala kekuatan yang didapat Bau Rekso dari pertapaan yang panjang, Dewi Lanjar pun bertekuk lutut dan akhirnya dipersunting Bau Rekso. Satu-satunya yang bisa mengganggu topo ngalongnya Bau Rekso adalah Tan Kwie Djan yang mendapat tugas dari Mataram, kemudian Bau Rekso kembali ke Mataram untuk menerima tugas lebih lanjut. Dari kata topo ngalong inilah kemudian timbul nama Pekalongan, lokasi bertapanya Bau Rekso. Munculnya nama Pekalongan menurut versi ini terjadi seputar abad XVII pada era Sultan Agung. Tempat topo ngalongnya Joko Bau tersebut dipercayai tempatnya berbeda-beda antara lain di Kesesi, Wiradesa, Ulujami, Comal, Alun-alun Pekalongan, dan Slamaran. Sedangkan menurut dokumen tertua yang menyebut nama Pekalongan adalah Keputusan Pemerintah Hindia Belanda (Gouvernements Besluit) Nomor 40 tahun 1931, nama Pekalongan diambil commit to user perpustakaan.uns.ac.id 43 digilib.uns.ac.id dari kata “Halong” (dapat banyak) dan dibawah simbul kota tertulis “PekAlongan”. Pada masa VOC (abad XVII) dan pemerintahan Kolonial Hindia Belanda, sistem pemerintahan oleh orang pribumi tetap dipertahankan. Dalam hal ini Belanda menentukan kebijakan dan prioritas, sedangkan penguasa pribumi ini oleh VOC diberi gelar Regant (Bupati). Pada masa ini, Jawa Tengah dan Jawa Timur dibagi menjadi 36 kabupaten dengan sistem pemerintahan sentralistis. Pada abad XIX dilakukan pembaharuan pemerintahan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Tahun 1954 yang membagi jawa menjadi beberapa gewest atau residensi. Setiap gewest mencakup beberapa afdelling (setingkat kabupaten) yang dipimpin oleh asisten residen, Distrik (kawadenan) yang dipimpin oleh controleur, dan onderdistrict (setingkat kecamatan) yang dipimpin aspiran controleur. Di wilayah Jawa Tengah terdapat lima gewest, yaitu: a. Semarang Gewest yang terdiri dari Semarang, Kendal, Demak, Kudus, Pati, Jepara, dan Grobongan. b. Rembang Gewest yang terdiri dari Rembang, Blora, Tuban, dan Bojonegoro. c. Kedu Gewest yang terdiri dari Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purworejo, Kutoarjo, Kebumen, dan Karanganyar. d. Banyumas Gewest yang terdiri dari Banyumas, Purwokerto, Cilacap, Banjarnegara, dan Purbalingga. commit to user 44 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id e. Pekalongan Gewest terdiri dari Breber, Tegal, Pemalang, Pekalongan, dan Batang. Pada pertengahan abad XIX dikalangan kaum liberal Belanda muncul pemikiran etis, selanjutnya dikenal sebagai Politik Etis yang menyerukan program desentralisasi kekuasaan administratif yang memberikan hak otonomi kepada setiap karesidenan (gewest) dan kota besar (gumentee) serta pembentukan dewan-dewan daerah di wilayah administratif tersebut. Pemikiran kaum liberal ini ditanggapi oleh Pemerintah Kerajaan Belanda dengan dikeluarkannya Staatbland Nomor 329 Tahun 1903 yang menjadi dasar hukum pemberian hak otonomi kepada setiap residensi (gewest); dan untuk Kota Pekalongan, hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomor 124 tahun 1906 tanggal 1 April 1906 tentang Decentralisatie Afzondering van Gelmiddelen voor de Hoofplaatss Pekalongan uit de Algemenee Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan. Hingga saat ini setiap tanggal 1 April diabadikan sebagai hari jadi Kota Pekalongan dan diperingati oleh masyarakat Pekalongan dengan perayaan meriah. Pada tanggal 8 Maret 1942 Pemerintah Hindia Belanda menandatangani penyerahan kekuasaan kepada tentara Jepang. Jepang menghapus keberadaan dewan-dewan daerah, sedangkan kabupaten dan kotamadya diteruskan dan hanya dekonsentrasi. commit to user menjalankan pemerintahan 45 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Proklamasi Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus oleh Soekarno-Hata di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata untuk merebut markas tentara Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang. Secara yuridis formal, Kota Pekalongan dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tanggal 14 Agustus 1950 tentang Pembentukan Daerah Kota Besar dalam lingkungan Jawa Barat/Jawa Tengah/Jawa Timur dan Daerah Istimewa Jogjakarta. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah, maka Pekalongan berubah sebutannya menjadi Kotamadya Dati II Pekalongan. Terbitnya PP Nomor 21 Tahun 1988 tanggal 5 Desember 1988 dan ditinjaklanjuti dengan Inmendagri Nomor 3 Tahun 1989 merubah batas wilayah Kotamadya Dati II Pekalongan sehingga luas wilayahnya berubah dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan. Sejalan dengan era reformasi yang menuntut adanya reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 32 Tahun 2004 yang mengubah sebutan Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan. commit to user 46 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Logo, Sesanti, dan Branding Kota Pekalongan Logo Logo atau lambang Kota Pekalongan secara formal disahkan semenjak tanggal 29 Januari 1957 berdasarkan Surat Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Peralihan Kota Besar Pekalongan, yang kemudian diperkuat dengan Tambahan Lembaran Daerah Swantantra Tingkat I Jawa Tengah tanggal 15 Desember 1958 seri B No. 11 dan juga telah mendapatkan persetujuan dari Penguasa Perang Daerah Teritorium IV dengan Surat Keputusan tanggal 18 November 1958, Nomor KPTSPPD/00351/11/1958. Peraturan Daerah ini kemudian juga mendapatkan pengesahan dari Menteri Dalam Negeri dengan Keputusan tanggal 4 September 1959, No. Des.9/52/20. Gambar 2.1 Logo Kota Pekalongan Lambang Daerah yang disahkan tersebut di antaranya asal-usul nama Pekalongan berpijak kepada asal kata 'A-PEK-ALONGAN' yang berarti sejarah pertumbuhannya Kota Pekalongan karena tempat penangkapan ikan laut. Kata Pekalongan, asal kata pek dan along. Kata commit to user 47 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id pek berasal dari kata apek yang berarti mencari, sedang kata along yang artinya halong dalam bahasa sehari-hari nelayan yang berarti dapat banyak. Kemudian kata Pek-Along artinya mencari ikan di laut dapat hasil. Dari Pek Halong kemudian menjadi A-PEK-HALONG-AN (Pekalongan). Secara garis besar, logo atau lambang Kota Pekalongan terdiri dari berbagai macam simbol yang masing-masing mempunyai filosofi. Simbolsimbol tersebut adalah: a. Bagian kesatu, Berdasar kuning emas muda sebagai lambang sejahtera berisi lukisan “canting” memperlambang “Kota Batik”. Canting berwarna merah sebagai lambang hidup dan tangkainya berwarna hijau daun padi yang sedang tumbuh sebagai lambang kesejahteraan. b. Bagian kedua, bermotif batik “Jlamprang” memperlambangkan seni batik. c. Bagian ketiga, berdasar biru menggambarkan laut berisi tiga ( trias politica ) ikan berwarna putih perak di dalam jaring bewarna hitam yang berarti sejarah pertumbuhan asal mulanya Kota Pekalongan tumbuh karena tempat penangkapan ikan laut ( A- Pek- ALONG- AN). d. Bagian keempat, perisai bertajuk lukisan benteng sebagai lambang kota dengan lima (Pancasila) menara, satu diantaranya yang di tengah merupakan pintu gerbang dan sedikit lebih tinggi dari yang lain, menggambarkan adanya satu sila yang menonjol, yakni 'Ketuhanan commit to user 48 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Yang Maha Esa, yang berarti penduduknya beribadah. Benteng berwarna hitam bata lambang kekuatan. Sesanti Harapan dan cita-cita masyarakat dan Pemerintah Kota Pekalongan terlukis dalam sesanti atau semboyan yang dimiliki Kota Pekalongan. Sesanti masyarakat dan Pemerintah Kota Pekalongan dalam melaksanakan pembangunan daerah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Pekalongan Nomor 5 Tahun 1992 tentang “Pekalongan Kota Batik” Sebagai sesanti masyarakat dan pemerintah kota di dalam membangun masyarakat, kota dan lingkungannya. Dalam Perda tersebut ditetapkan bahwa sesanti masyarakat dan pemerintah daerah adalah “PEKALONGAN KOTA BATIK”. Yang mengandung makna sebagai suatu tatanan kehidupan masyarakat dan aparat pemerintah daerah beserta lingkungan wilayahnya yang didalamnya mengandung arti tentang tujuan Pembangunan Kota Pekalongan yang menuju pada Kota Bersih, Aman, Tertib, dan Indah dengan masyarakat yang ramah tamah (Komunikatif). Tatanan kehidupan yang menggambarkan sesanti Pekalongan Kota Batik, adalah mengandung 5 (lima) aspek yang harus ditangani dan diatur, yaitu : (1) Kebersihan; (2) Keamanan; (3) Ketertiban ; (4) Keindahan; dan (5) komunikatif. commit to user 49 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Branding Gambar 2.2 Branding Kota Pekalongan Menyadari akan potensi besar yang dimiliki Kota Pekalongan membuat pemerintah kota pekalongan membranding Kota Pekalongan dengan tagline Pekalongan World’s City of Batik yaitu Pekalongan sebagai kota batik dunia. Peluncuran branding baru tersebut dilakukan pada ulang tahun Kota Pekalongan yang ke 105 pada 1 April 2011. Branding Kota Pekalongan sebagai Pekalongan World's City of Batik digambarkan dalam sebuah visual sebagaimana tampak di atas, yang merupakan logotype dimana tulisan “Pekalongan” merupakan logo dengan penggayaan yang menggambarkan dinamisme kota yang kaya akan budaya dan tradisi dengan masyarakat yang sangat hangat & bersahabat. Logo diakhiri dengan lengkungan batang bunga ke atas yang menggambarkan tumbuh kembangnya kota dengan dalam semangat batik. Karakter logotype diadaptasi dari penggayaan pengerjaan menggambarkan keunikan Kota Pekalongan yang inspiratif. commit to user batik, 50 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Logotype dibuat dalam satu warna solid yang dapat tampil dalam berbagai warna, merupakan simbolisasi keluwesan kota dalam mengikuti perkembangan tren dunia. 3. Batas Wilayah Kota pekalongan Kota Pekalongan terletak di Pantai Utara, Pulau Jawa, dengan orbitasi antara 6°50’44’’-6°55’44’’ Lintang Selatan dan 109°37’55’’- 109°42’19’’ Bujur Timur. Batas-batas wilayah administratif Kota Pekalongan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Batang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang, sebelah barat adalah Kabupaten Pekalongan. Luas Wilayah Kota Pekalongan 4.525 ha dengan topografis terletak di dataran rendah Pantai Utara, Pulau Jawa, dengan ketinggian lahan antara 0 - 6 meter diatas permukaan laut dengan keadaan tanah berwarna agak kelabu jenis tanah aluvial kelabu kuning dan aluvial yohidromorf. Secara administratif Kota Pekalongan terbagi menjadi 4 kecamatan dan 47 kelurahan, masing-masing sebagai berikut : Kecamatan Pekalongan Barat, terdiri dari 13 kelurahan, Kecamatan Pekalongan Timur, terdiri dari 13 kelurahan, Kecamatan Pekalongan Selatan, terdiri dari 11 kelurahan, Kecamatan Pekalongan Utara, terdiri dari 10 kelurahan. commit to user 51 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id B. Pemerintah Kota Pekalongan 1. Struktur Pemerintah Kota Pekalongan Pemerintahan Kota Pekalongan merupakan pemerintahan daerah tingkat II yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Pemkot Pekalongan saat ini dipimpin oleh seorang wali kota dan wakilnya. Pada periode tahun 2010-2015 ini jabatan tertinggi Pemerintah Kota Pekalongan diduduki oleh dr. HM. Basyir Ahmad dan HA. Alf Arslan Djunaid, SE sebagai wali kota dan wakil wali kota. Satuan Kerja Pemerintah Daerah Kota Pekalongan sendiri terdiri dari 31 badan, 4 kantor, 5 dinas, 9 bagian serta 3 perusahaan daerah yakni, Bank pasar, PDAM, BKK. Adapun jumlah kecamatan terdiri dari 4 kecamatan dimana didalamnya terdapat 47 kelurahan. Satuan kerja pemerintsh daerah kota pekalongan jika dijabarkan skema maka hubungan kerjanya dapat dilihat pada gambar 2.3. commit to user 52 Gambar 2.3 Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kota Pekalongan Tahun 2011 52 38 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id commit to user 53 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Visi dan Misi Pemerintah Kota Pekalongan Visi: Terwujudnya kota jasa yang berwawasan lingkungan menuju masyarakat madani berbasis nilai-nilai religiusitas. Misi : a. Mengembangkan potensi ekonomi daerah dengan mendorong masyarakat berwirausaha. b. Mengembangkan infrastruktur dan membangun kerjasama antar daerah. c. Mengutamakan pendidikan yang berbudi pekerti, bermutu, relevan, dan terjangkau. d. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pengelolaan keluarga berencana. e. Mengembangkan kelebagaan dan pendidikan keagamaan. f. Percepatan penanggulangan kemiskinan berbasis partisipasi masyarakat. g. Meningkatkan daya dukung dan kelestarian lingkungan. h. Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender. i. Reformasi birokrasi untuk mewujudkan pemerintahan daerah yang amanah. 3. Humas Pemerintah Kota Pekalongan Dalam struktur kerjanya, peran humas dalam Pemkot Pekalongan dipegang oleh Bagian Humas dan Protokol. Humas dan Protokol commit to user 54 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Pemerintah Kota Pekalongan merupakan bagian dari kesekretariatan daerah dibawah sekertaris daerah dan asisten ekonomi pembangunan. Tugas dari Bagian Humas Dan Protokol adalah melaksanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bidang pemberitaan, kemitraan media, publikasi, dokumentasi kehumasan dan protokol. Sesuai dengan tugas tersebut, terbentuklah fungsi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan, seperti yang tertulis dalam Peraturan Wali Kota Pekalongan Nomor 15 tentang penjabaran tugas dan fungsi Sekretariat Daerah Kota Pekalongan: a. Penyusunan perumusan kebijakan pemerintah daerah sesuai dengan bidang tugasnya. b. Pengumpulan bahan untuk pelaksanaan kegiatan hubungan masyarakat. c. Pelaksanaan penyampaian informasi kebijakan dan kegiatan pemerintah daerah kepada lembaga-lembaga pemerintah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. d. Pengkoordinasian dengan instansi terkait, lembaga masyarakat dan media massa. e. Pengkoordinasian kebijakan pemerintah kota dalam kegiatan pemberdayaan potensi dan usaha di bidang kehumasan. f. Pelayanan informasi tentang kebijakan pemerintah kota. g. Pengelolaan kegiatan pemberitaan dan penyediaan bahan informasi bagi masyarakat dan media massa. h. Pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan protokoler. commit to user 55 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id i. Pengevaluasian, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan. j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. Dalam bagian humas dan protokol terdapat tiga sub bagian didalam yang bekerja sesuai porsinya masing-masing. Sub bagian itu adalah Protokol yang bertugas melaksanakan dan mengkoordinasikan acara protokoler pemerintah daerah. Sub bagian yang kedua yaitu Publikasi dan Dokumentasi dengan tugasnya melaksanakan dan mengkoordinasi kegiatan pemberitaan dan dokumentasi penyelenggaraan pemerintah daerah. Dan sub bagian terakhir adalah Pemberitaan dan kemitraan Media. Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan jika digambarkan dalam skema adalah sebagai berikut: Gambar 2.4 Skema Struktur Organisasi Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan Kepala Bagian Humas dan Protokol Kasubbag. Protokol Kasubbag. Dokumentasi Publikasi STAF STAF commit to user Kasubbag. Pemberitaan & Kemitraan Media STAF 56 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Kepala Bagian Humas & Protokol : Supriyadi, SH, M.Pd. Subbag. Protokol : Kepala : Sutrisno, S.Tp, MM. Staff : Nani Q. Indarwati; Sri Mulat U; Nurchadirin, SH Subbag. Pemberitaan dan Kemitraan Media : Kepala : Arif Karyadi, S.Sos Staff : Riyanto DC, SH; Endang Lestari; SH, Tubagus MS, SE; Dimas Arga Yudha, S.Sos Subbag. Publikasi & Dokumentasi: Kepala : Susanti, SH Staff : Martoyo; Parikesit; Sri Sumartiningsih, SAP; Bambang S; Ahmad M, Murdiana . C. Masyarakat Kota pekalongan Penduduk Kota Pekalongan sebanyak 298.563 jiwa, terdiri dari 149.785 jiwa penduduk laki-laki, dan 148.778 jiwa penduduk perempuan. Dan dari total penduduk yang ada, 66 persennya adalah usia kerja. Berdasarkan persebarannya, jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Pekalongan Barat dengan jumlah mencapai 93.506 jiwa. Kemudian secara berurutan mengikuti adalah Kecamatan Pekalongan Utara sebanyak 78.318 jiwa Kecamatan Pekalongan Timur sebanyak 69.808 jiwa dan Kecamatan Pekalongan Selatan sebanyak 56.932 jiwa. commit to user 57 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Ekonomi masyarakat Kota Pekalongan sebagian besar bertumpu pada sektor batik dan perikanan. Dalam data pengembangan informasi profil daerah Kota Pekalongan pada semester pertama di tahun 2011, masyarakat Kota Pekalongan sebagian besar bekerja dibidang industri dan perdagangan. Batik menjadi mata pencaharian masyarakat Pekalongan, karena lebih dari 50 persen bekerja di sektor batik. Sedangkan masyarakat Kota Pekalongan yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil sebanyak 3.747 orang yang terdiri dari 41 orang golongan I, 846 goongan II, 1994 golongan III dan 866 golongan IV, sedangkan untuk pejabat fungsional berjumlah 1.926 orang. Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya, karena mayoritas penduduknya memeluk Agama Islam. Sebagai daerah yang memiliki keberagaman agama dan suku, karena di Pekalongan terdapat Arab, Cina, dan Jawa,dan pemeluk agama lain selain agama Islam, tetapi sejauh ini semua hidup rukun. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III PENYAJIAN DATA A. Data Subjek Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa narasumber yang menjadi informan. Narasumber yang dimaksud adalah pihak internal Pemkot Pekalongan yaitu dua informan dari Bagain Humas dan Protokol, dan 1 dari Dinas Pariwisata sebagai penguat, dan 4 masyarakat umum diluar pemerintahan. 1. Pihak Internal Pemkot Pekalongan a. Supriyadi, SH, M.Pd. Jabatan : Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan Instansi : Bag. Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan Lama Bekerja : 2 tahun Usia : 48 Tahun Pendidikan : Magister b. Dimas Arga Yudha, S.Sos Jabatan : Staf Subbag. Pemberitaan dan Kemitraan Media Instansi : Bag. Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan Usia commit to user : 28 Tahun 58 59 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Lama Bekerja : 2 Tahun Pendidikan : Sarjana c. Trigandi Imamuddin Jabatan : Staf bidang kebudayaan dan pariwisata Instansi : Dinas Perhubungan , kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekalongan Usia : 37 Tahun Lama Bekerja : 7 Tahun Pendidikan : Diploma 2. Masyarakat Umum Kota Pekalongan a. Ela Mardiati Alamat : Jl. Progo Gg. 3, No.18 RT. 01 RW. 03, Kraton Lor, Pekalongan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Usia : 46 Tahun Pendidikan : Sarjana b. Hendra Oktavian Yudistira Alamat : Jl. Anggrek III No. 13C Perum Graham Tirto Asri Pekalongan Pekerjaan commit to user : Belum Bekerja 60 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Usia : 23 Tahun Pendidikan : Sarjana c. Larissa Angestiasari Alamat : Kauman Gg. 5 No. 16 Pekalongan Pekerjaan : Pengusaha Batik Usia : 24 Tahun Pendidikan : Sarjana d. Adinda Yuniar Saputri B. Data Alamat : Krapyak Lor, Gg. Lestari RT. 04 RW. 01 Pekalongan Pekerjaan : Karyawati Usia : 23 Tahun Pendidikan : Diploma Kegiatan Komunikasi Humas Pemkot Pekalongan Dalam Memperkuat Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik Dalam sebuah perusahaan, organisasi, badan, atau instansi diperlukan komunikasi dan mendekatkan diri dengan publik yang menjadi sasarannya. Komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang melibatkan publik. Dengan kegiatan tersebut selain kedekatan dapat tercipta, citra yang ingin ditanamkan dalam benak publik juga dapat dilakukan. Dan commit to user perpustakaan.uns.ac.id 61 digilib.uns.ac.id pembentukkan citra dalam sebuah organisasi menjadi tugas dan tanggung jawab Humas. Seperti yang dilakukan Humas Pemkot Pekalongan yang menjadikan kegiatan-kegiatan pemkot sebagai sarana pencitraan kota. Karena sampai saat ini batik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota Pekalongan. Hal tersebut seperti diungkapkan Kepala Bagian Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan, Supriyadi. Pekalongan itu adalah kota batik, karena batik ya berasal dari Pekalongan. Pebagian besar masyarakat Kota Pekalongan menggantungkan hidupnya dari batik. terbukti bahwa produksi batik terbesar di Indonesia sampai 70% adalah pasokan dari Pekalongan, bahkan untuk kelas dunia dari 70% pasokan batiknya itu 24% nya untuk dunia juga batik dari Pekalongan. Itu yang membuktikan tidak hanya faktor budaya saja, tetapi terdapat faktor ekonomis didalam batik.45 Menurut Supriyadi potensi besar Kota Pekalongan itu melandasi program-program Pemkot Pekalongan terutama dalam membentuk citra. Potensi kota pekalongan dalam hal batik juga disampaikan Dimas Arga Yudha, bahwa batik adalah asli Pekalongan. Dominasi produk yang dijual di Jogja dan Solo adalah produk dari Pekalongan. Coba dicek saja di Klewer dan pasar di Jogja, pasti banyak produk batik Pekalongan yang dijual. Karena apa, memang sebagian besar produsen batik ada di Pekalongan dan kualitasnya sudah diakui bagus. Itu juga bukti sebagai kekayaan budaya Kota Pekalongan yang diakui.46 Kemampuan Pemkot Pekalongan dalam mempertahankan batik dari gempuran arus globalisasi, melandasi pemberian penghargaan UNESCO 45 46 Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 commit to user Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 62 digilib.uns.ac.id kepada kota batik ini. Rabu, 21 November UNESCO datang ke Pekalongan untuk mengukuhkan bahwa Kota Pekalongan adalah kota yang mampu menjaga nilai-nilai kebudayaannya. Supriyadi menjelaskan dalam wawancaranya bahwa setelah pengakuan UNESCO bahwa batik sebgai warisan budaya tak benda asli Indonesia, itu tidak lepas dari peran Kota Pekalongan yang sekian lama menjaga keberadaan batik sebagai kebudayaan. Jadi kedatangan UNESCO kemarin ke Pekalongan adalah terkait dengan best practises, tapi sebelum saya berbicara tentang best practises perlu diketahui bahwa UNESCO yang memiliki tugas Salah satunya adalah bagaimana untuk bisa, kalau dalam bahasa jawanya yaitu nguri-nguri kebudayaan yang dimiliki dunia. Saat ini salah satunya adalah masalah batik. Batik saat ini sudah diakui UNESCO sebagai intangible heritage atau budaya tak benda. Dan meskipun di Indonesia yang terkenal dengan batik tidak hanya Pekalongan , ada Solo, dan Yogyakarta, tetapi pada kenyataannya yang paling aktif adalah Pekalongan…47 Hal senada juga diungkapkan Dimas Arga Yudha, dalam penilaian UNESCO Pekalongan telah melakukan upaya menjaga batik, bahkan melebihi dari apa yang diprogramkan UNESCO. Dalam penilaian tersebut terus diadakan evaluasi apakah terus dijalankan atau tidak, dan ternyata hasil penilainya Kota Pekalongan sudah melakukan itu bahkan sebelum program UNESCO ada ternyata Pekalongan sudah melakukan itu. Justru program yang pemkot lakukan ternyata melebihi apa yang diprogramkan UNESCO terkait pengakuan batik itu. Pengakuan UNESCO tersebut membawa angin segar bagi citra Kota Pekalongan sebagai kota batik di mata dunia, karena dengan pengakuan ini ada 47 commit to user Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 63 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id program lanjutan yang sudah dicanangkan UNESCO. Supriyadi menyebutkan Pekalongan menjadi kota rujukan untuk pengkajian batik bagi masyarakat dunia. Selebihnya untuk menjaga agar tidak ada putusnya dari generasi ke generasi ada yang namanya best practises. Museum Batik Pekalongan ditunjuk sebagai best practises oleh UNESCO. Jadi nanti UNESCO akan mengakui dan kalau ada pihak-pihak yang mau belajar batik, dari manapun mereka berasal, oleh UNESCO akan diarahkan untuk datang ke kota Pekalongan. Bukti bahwa secara Implementasi UNESCO sudah mengakui Pekalongan sebagai pusat batik.48 Selain sudah dikenal sebagai kota batik dengan segala potensi dan kualitas tentang batik Pekalongan, pengakuan UNESCO menjadi dukungan Pemkot Pekalongan untuk memperkuat dan pempertahankan citra kota Pekalongan sebagai kota batik. Untuk memperkuat citra sebagai kota batik pascapengakuan UNESCO terhadap batik, ada beberapa kegiatan yang semakin gencar dilakukan oleh Humas Pemkot Pekalongan selaku penyambung kebijakan pemerintah kepada masyarakat. Citra Kota Pekalongan sebagai kota batik tentunya sudah melekat kuat pada masyarakat Pekalongan, tetapi tidak ada salahnya jika pencitraan terus dilakukan. Tidak hanya ingin dikenal oleh masyarakat sendiri, tetapi Pemkot Pekalongan mengusahakan agar kota batik juga dikenal oleh masyarkat dari daerah lain bahkan dunia. 48 commit to user Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 64 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Dengan tujuan itu ada beberapa kegiatan yang selama ini sudah dilakukan oleh Humas Pemkot sebagai wujud pencitraan Kota Pekalongan sebagai kota batik. apalagi setelah adanya pengakuan UNESCO terhadap batik dan Kota Pekalongan. Dari data yang didapat selama penelitian ini, ada beberapa kegiatan komunikasi yang dilakuan Humas dan jajaran Pemkot Pekalongan antara lain sosialisasi kepada masyarakat tentang batik, Pekan Batik Internasional, Pekan Batik Nusantara, Pembuatan Film Batik, Pengadaan Becak Batik, Menbranding Kota Pekalongan. a. Sosialisasi kepada masyarakat luas Komunikasi secara langsung dengan publik, seperti menyampaikan kebijakan baru atau inovasi baru, dinilai ampuh untuk menyampaikan informasi secara langsung kepada publik. Itulah yang dilakukan Pemkot Pekalongan dengan mengadakan sosialisasi. Seperti yang disampaikan Dimas Arga: Memang program-program penadampingan yang dilakukan lebih banyak mengenai sosial kemasyarakatan, tetapi tidak mustahil kita menyisipkan program-program kita yang berhubungan tentang batik sendiri mengingat sebagian besar mata pencaharian masyarakat disini adalah batik. Seperti misal tentang pengelolaan limbah batik, pemanfaatan pewarna alami.49 Apa yang diungkapkan Dimas sesuai dengan didukung oleh pernyataan Supriyadi bahawa yang utama adalah mengajak masyarakat untuk sama-sama melestarikan batik dengan sosialisasi program. 49 commit to user Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 65 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Tetapi bagaimana pemerintah Kota Pekalongan dapat mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengangkat batik. Itu yang paling sulit, dimana bisa mengajak semua komponen masyarakat untuk sama-sama berjuang. Langkah selanjutnya adalah kita tidak akan merasa puas, yang paling utama kita harus terus memajukan budaya batik ini sebagai contoh sedang menggalakkan green produk, dimana produksi batik itu harus berbahan alami.50 Supriyadi juga menambahkan bahwa pelestarian sebuah budaya juga dilakukan dengan menjaga keadaan lingkungannya. Jangan sampai keberadaan batik justru membawa limbah yang merugikan. Oleh karena itu batik menggunakan bahan alami tidak bahan kimia sehingga tidak menimbulkan limbah sangat dianjurkan pemerintah. Sosialisasi ini dilakukan selain dalam bentuk pendampingan juga dapat berupa jamuan yang dilakukan humas atau jajaran Pemkot Pekalongan. Seperti yang sudah disamapaikan Dimas pendampingan sangat memungkinkan untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Selain pendampingan dan jamuan, keberdaan Kampung Batik di Pekalongan juga menjadi salah satu sarana pencitraan kepada masyarakat luas. karena para pengusaha atau pengrajin batik di kampung batik ini merupakan agen Pemkot yang dapat menyebarkan kebijakan-kebijakan Pemkot terkait batik. hal ini dikarenakan mereka memiliki intensitas bertemu masyarakat luas lebih dari pada pihak Humas. Seperti yang diungkapkan Supriyadi berikut: Pekalongan itu memiliki kampong batik, pesindon dan kauman. Dan mereka inilah yang bertugas menjadi agen. Karena 50 commit to user Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 66 digilib.uns.ac.id setiap ada undangan entah itu pameran atau pertemuan ke luar daerah misal di Jakarta, biasanya langsung mengundang mereka para pengusaha atau pengrajin batik. Jadi mereka secara tidak langsung yang mengkomuikasikan kepada masyarakat luas sehingga banyak orang dari luar datang kesini.51 b. Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara Selain kegiatan-kegiatan sosialisasi, kegiatan lain yang juga menjadi acara besar di Kota Pekalongan. Ada dua kegiatan besar yang diprogramkan oleh Pemkot Pekalongan sebagai pencitraan kota batik. yang pertama adalah Pekan Batik Internasional dan yang kedua adalah Pekan Batik Nusantara. Demikian yang diungkapkan Supriyadi bahwa setiap tahun ganjil diadakan Pekan Batik Internasional, dan pada tahun genap diadakan Pekan Batik Nusantara. Apa yang diungkapkan Supriyadi juga diamini oleh Trigandi Imamuddin selaku staf budaya dan pariwisata Dinas Perhubungan, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pekalongan. Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara adalah dua acara besar pemkot untuk memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. Pekan Batik adalah salah satu kegiatan hasil kerja sama antara Kementerian Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dengan Pemerintah Kota Pekalongan serta KADIN dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan batik sebagai produk unggulan nasional.52 Dimas Arga juga menyatakan hal sama, hanya menurut Dimas nama dari acara akan menyesuaikan tema besar acara. 51 52 Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 7 Desember 2011 commit to user Wawancara dengan informan Tigandi Imamuddin 22 November 2011 67 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id …yang pertama kita ada Festival Batik Nusantara, itu dua tahun sekali dan dilakukan pada saat hari batik itu. Senjutmya juga ada Festival Batik Internasional, tiap dua tahun sekali juga, jadi pelaksanaanya selang-seling antara festival batik nusantara dan festival batik internasional. Dan penamaan bisa pekan bisa festival, tergantung tema acara tetapi secara esensi dan acara semuanya sama.53 Pekan Batik dirintis mulai tahun 2007, dimana acara yang pertama digelar adalah Pekan Batik Internasional. Saat itu selain pameran batik Pekan Batik Internasional juga diramaikan dengan karnaval batik. Trigandi mengatakan sampai tahun 2011 Pemkot Pekalongan sudah menyelenggarakan tiga kali Pekan Batik Internasional pada 2007, 2009, 2011, dan dua kali Pekan Batik Nusantara pada tahun 2008 dan 2010. Pekan batik awalnya diadakan pada bulan april untuk memperingati hari jadi Kota Pekalongan, tetapi setelah pengakuan UNESCO 2 Oktober 2009 dan tanggal itu diabadikan sebagai hari batik nasinal, pekan Batik Internasional dan Nusantara diselenggarakan pada bulan Oktober untuk memeriahkan perayaan hari batik di Pekalongan. Dari dua acara Pekan Batik itu secara garis besar mengusung misi yang sama, yaitu memperkuat citra Pekalongan sebagai kota batik. yang membedakan hanya partisipan acara saja seperti yang diungkapkan Dimas Arga. Dimana Dimas menyebutkan, Pekan Batik Nusantara biasanya kita lebih cenderung bekerjasama dengan pengusaha lokal. Kalau Internasional 53 commit to user Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 68 digilib.uns.ac.id karena lingkupnya internasional kita lebih banyak melibatkan dari daerahdaerah lain.54 Pernyataan Dimas tersebut sedikit berbeda dengan apa yang diungkapkan Trigandi. Pekan Batik International memberikan ruang partisipasi peserta pameran dari negara-negara lain, serta lingkup kegiatannya berskala international. Sedangkan Pekan Batik Nusantara memberikan ruang partisipasi peserta pameran dari berbagai daerah di tanah air saja serta lingkup kegiatannya berskala nasional.55 Pekan Batik yang diselenggarakan Pemkot pekalongan biasanya diramaikan dengan pameran batik dan kuliner Pekalongan. Dimas Arga menyebutkan: Festival itu biasanya yang kami lakukan diisi dengan pameran stand, kemudian juga ada seperti model-model festival yang biasa di gelar di Jetayu itu kan, ada stand, kuliner, dan beberapa pertunjukkan yang mendukung pelestarian budaya kita khususnya batik. Hanya festival batik internasional yang kemarin bertepatan dengan hari batik nasional kemarin sekaligus pengukuhan meskipun sebenarnya sudah dikukuhkan oleh UNESCO tetapi paling tidak kita juga perlu menegaskan kepada masyarakat nasional maupun internasional bahwa batik itu sendiri sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia.56 Pelaksanaan Pekan Batik baik Internasional maupun Nusantara masih berubah-ubah, mulanya Pekan Batik diadakan setiap peringatan Ulang Tahun Kota Pekalongan pada bulan April, tetapi Pekan batik pada tahun 2011 diadakan bersamaan dengan perayaan hari batik pada bulan Oktober. 54 Ibid. Wawancara dengan informan Tigandi commit Imamuddin November 2011 to 22 user 56 Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 55 69 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id c. Becak Batik Untuk menumbuhkan kecintaan masyarakat Kota Pekalongan terhadap batik, pemkot berusaha membuat batik dekat dengan kehidupan masyarakat Kota Pekalongan. Salah satunya dengan Pengecatan Becak batik, supaya nuansa batik lebih tersa di Kota Pekalongan. Pengecatan Becak batik dimaksudkan untuk lebih memperkuat pencitraan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik karena selain fisik, juga ada kegiatan non fisik yaitu disertai dengan adanya pembinaan agar para pelaku pariwisata paham dan siap menyambut kedatangan wisatawan.57 Dengan adanya pengakuan UNESCO akan batik seperti memberi semangat Pemkot Pekalongan untuk semakn memperkuat citra kota batik. hal itu terbukti bahwa sebenarnya kegiatan-kegiatan seperti Pekan Batik, pengecatan becak batik sudah dirintis sebelum adanya pengakuan tersebut. seperti yang disampaikan Dimas Arga, Tentang becak batik sebenarnya sudah dirintis sejak beberapa tahun yang lalu, Cuma jumlahnya yang belum banyak. Dan kemarin bertepatan dengan hari batik jumlahnya ditambah untuk semakin menguatkan Pekalongan sebagai kota batik.58 Seperti apa yang terdapat di artikel Radar Peklaongan edisi Sabtu, 1 Oktober 2011, pada perayaan hari batik 2011 ada 150 becak yang dilukis batik. motif lukisan batik berupa motif-motif batik seperti Kawung, Seno, 57 58 Wawancara dengan informan Tigandi Imamuddin 22 November 2011 commit to user Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 70 digilib.uns.ac.id Parang, Truntum, Jlamprang, dan Luwiri. Dimana motif tersebut sesuai dengan ketentuan Pemkot Pekalongan.59 d. Film Batik Selain mencitrakan Kota Pekalongan sebagai kota batik melalui transportasi, pemkot juga mengkomunikasikan itu melalui sebah film. Setelah pengakuan UNESCO tentang batik dan Kota Pekalongan, Pemkot dan UNESCO bekerjasama membuat film tentang batik. Supriyadi menjelaskan Film ini menjadi sarana pencitraan kepada dunia internasional. Bukti bahwa secara Implementasi UNESCO sudah mengakui Pekalongan sebagai pusat batik, UNESCO juga meminta dibuatkan film tentang batik. Dan film itu sekarang sudah jadi, dan akan dibawa kemanapun UNESCO pergi dan akan diperlihatkan keseluruh negara yang dikunjungi UNESCO. Film ini sebagai contoh ini lho proses budaya asli suatu daerah dapat dipertahankan secara berkesinambungan dengan cara masal. Nantinya film akan akan disebarkan ke 29 negara yang rencananya akan dikunjungi UNESCO, dan film itu adalah film produksi UNESCO yang seluruh proses pembuatannya dan lokasinya diambil di Pekalongan.60 Mendukung penyataan Supriyadi, Dimas Arga mengatakan bahwa benar UNESCO membuat film dokumenter tentang batik Pekalongan. Penggagasnya adalah warga kehormatan Pekalongan yang juga anggota UNESCO, Gaura. Dan film itu sebagi sarana untuk memperkenalkan Kota Pekalongan sebagai kota batik.61 59 Dikutip dari artikel berjudul “Ramaikan Hari Batik, 150 Becak Dihias” (Radar Pekalongan edisi Sabtu, 1 Oktober 2011) 60 Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 commit to user 61 Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 71 digilib.uns.ac.id Supriyadi juga menegaskan bahwa film tentu saja tentang batik, termasuk batik dilihat dari budaya. Kemudian juga diperlihatkan langkahlangkah membuat batik khas pekalongan dalam film ini. Walau selain Film produksi UNESCO tersebut masih ada satu film lagi yang diproduksi oleh bagian Humas pemkot Pekalongan, yaitu film 12 Langkah Membatik. Menurut Dimas, film ini biasa diputar dalam setiap pemkot menerima tamu kunjungan. e. Membranding Kota Pekalongan menjadi World’s City of Batik Pada ulang tahun Pekalongan ke 105 April 2011, diluncurkan branding Kota Pekalongan yaitu Pekalongan World’s City of Batik. Dalam Bab II sudah disebutkan bahwa branding divisualisasikan dengan tulisan Pekalongan yang ditulis secara latin dan simbol bunga yang mengisyaratkan tentang batik dengan warna yang natural. Hal ini sebagai bentuk penegasan bahwa Pekalongan tidak hanya kota batik bagi masyarakat Indonesia, tetapi Pekalongan adalah kota batik dunia. Dalam wawancara dengan informan Dimas Arga, dikatakan bahwa branding ini adalah langkah mempertahankan batik adalah asli Pekalongan. Seperti pernyataan Walikota Pekalongan yang dikutip dari artikel warta Kota Batik, Branding, Pekalongan World’s City of Batik, adalah langkah strategis terkait dengan kondisi kota pekalongan sebagai kota batik. Lahkah pembuatan branding tidak lain untuk memperkuat keberadaan Kota Pekalongan sebagai kota batik, sehingga Pekalongan menjadi rumah bagi batik yang tersebar di commit to user perpustakaan.uns.ac.id 72 digilib.uns.ac.id nusantara dan dunia. Batik ya Kota Pekalongan, demikian ungkap walikota Pekalongan, Basyir Ahmad. 62 Pekalongan World’s City of Batik sebagai branding memang direncanakan sejak diakuinya Pekalongan oleh UNESCO sebagai kota yang mewariskan nilai-nilai budaya batik. dan ini menjadi langkah strategis Humas Pemkot Pekalongan dalam mengkomunikasikan Kota Pekalongan kepada masyarakat luas. Seperti yang diungkapkan Dimas Arga: Kenapa akhirnya dibuat branding Pekalongan Worlds City of Batik, yaitu satu jelas untuk mempertahankan bahwa batik memang asli dari sini, dan yang dikenal oleh masyarakat dunia tentang batik adalah Kota Pekalongan jadi mau tidak mau kita harus punya ikon untuk mengingatkan dunia. Fungsi dari branding atau simbol kan itu, untuk menanamkan pada benak masyarakat. Kalau hanya sekedar dipatenkan, yang mengtahui kan hanya pihak-pihak yang mengurusi, tetapi jika ada simbol atau branding ini dan itu bersifat universal pasti akan dikenal luas.63 Pernyataan Dimas juga didukung oleh atasannya yaitu Supriyadi, Pemkot Pekalongan sudah berani membranding dirinya dengan World City of Batik. Jika selama ini Pekalongan hanya sebagi produsen batik, sebagai penjual, sekarang Pekalongan sudah memplokamirkan sebagai kota batik internasional.64 Dengan Branding ini, maka masyarakat lebih mudah mengingat bahwa kota batik adalah Pekalongan. Jika biasanya dengan munculnya branding akan diikuti kegiatankegiatan yang mendukung tercapainya tujuan membranding, maka berbeda dengan Kota Pekalongan yang branding muncul sebagai penegas strategi 62 Dikutip dari artikel dengan judul “Langkah Cerdas pembuatan Brandinga dan Land Mark Kota batik”, Warta Kota Batik edisi XXV/2011 63 Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, commit to S.Sos user 22 November 2011 64 Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 7 Desember 2011 73 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id strategi yang selama ini sudah dilakukan Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Pekalongan sebagai kota batik. Penegasan ini seperti disampaikan Dimas Arga: Kalau Pekalongan itu urutannya malah terbalik, keberadaan branding itu justru memperkuat, bukan sebagai awal dari kegiatan-kegiatan seperti event yang memperkuat branding bukan. Keberadaan branding di Pekalongan justru sebagai penegasan. Memang dimana-dimana muncul ikon atau branding dulu baru memikirkan kegiatan apa saja yang akan mendukung. Tetapi dipekalongan terbalik, karena memang kultur yang sudah terbentuk seperti itu, pekalongan kota batik, karena dari dulu sudah seperti itu.65 C. Data Citra Kota Pekalongan Sebagai Kota Batik di Mata Masyarakat Pekalongan Berbagai kegiatan sebagai upaya pencitraan telah dilakukan Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. bagaimanapun citra adalah pandangan masyarakat berdasar informasi yang diterimanya. Berikut adalah pemaparan mengenai tanggapan masyarakat mengenai kegiatan-kegiatan komunikasi yang sudah dilakukan humas Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai Kota Batik. Mengenai Pekalongan Sebagai Kota Batik, julukan itu sepertinya memang sudah melekat dibenak masyarakat. Terbukti semua informan masyarakat yang dipilih dan dianggap mewakili, saat ditanyakan mengenai apa julukan kota pekalongan hasilnya semua mengetahui bahwa Pekalongan adalah Kota Batik. 65 commit to user Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 perpustakaan.uns.ac.id 74 digilib.uns.ac.id Ela Mardiati mengatakan sebab kota Pekalongan di sebut Kota batik, Karena sebagian besar masyarakat Pekalongan mempunyai usaha di bidang batik, dan setau saya karena asal batik dari Pekalongan. Dan di Pekalongan itu bisa dikatakan Pekalongan itu sentra batik jadi pantas saja kalau Pekalongan dijuluki kota batik.66 Hal yang sama juga diungkapkan Larissa Angestiasari dan Adinda Yuniar Saputri. Selaku pelaku di industri batik, Larissa setuju jika batik adalah sumber ekonomi utama di Pekalongan. Larissa mengatakan, mungkin karena sebagian penduduk Pekalongan itu bekerja dibidang batik. Baik dari segi produksi maupun penjual. Bahkan hamper 80% apa ya, berkecimpung dalam industri batik. Jadi sudah sewajarnya lah kalau Kota Pekalongan disebut kota batik.67 Adinda juga menggambarkan seperti yang disampaikan Larissa. Bahwa Pekalongan adalah kota batik, karena Kota Pekalongan adalah penghasil batik terbesar di Indonesia. Dan mayoritas penduduknya bekerja sebagai pengrajin batik.68 Sedikit berbeda dari ketiga informan yang menyebutkan Pekalongan sebagai penghasil batik terbesar dan mayoritas penduduknya bekerta disektor batik, informan Hendra Oktavian justru menyatakan Pekalongan disebut sebagai kota batik karena batik asli dari Pekalongan. 66 Wawancara dengan informan Ela Mardiati 29 November 2011 Wawancara dengan informan Larissa Angaestiasari 7 Desember 2011 commit to user 68 Wawancara dengan informan Adinda Yuniar saputri 29 November 2011 67 perpustakaan.uns.ac.id 75 digilib.uns.ac.id Karena Pekalongan kan bisa dibilang asal mulanya batik. Katanya batik itu dari Pekalongan, karena asal mulanya tersebut akhirnya Pekalongan disebut kota batik. Cuma kan dari dulu tidak semua memahami bahwa Pekalongan sebagai kota batik bener-bener kota batik bukan batik bersih, aman, terib, indah komunikatif. Cuma baru-baru ini saja, mulai tahun 2006 yang batik mulai terangkat maka nama Pekalongan sebagai kota batik mulai dikenal lagi.69 Dari pemaparan keempat informan menjelaskan bahwa keempat memahami bahwa batik ciri khas Kota Pekalongan, baik sebagai sumber mata pencaharian, maupun sebagai cipta karya masyarakat Pekalongan. Sebagai masyarakat Pekalongan yang mengenal batik sebagai budaya asli Pekalongan, terntaya tidak semua mengetahui adanya pengakuan batik oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. terbukti dua dari informan tidak mengetahui. Ela Mardiati mengatakan, “Wah saya ndak pernah mendengar tentang pengakuan itu. ndak, apa sih yang di akui lurik ya?”70 Begitu juga dengan Larissa Angestiasari, “Kalau masalah itu saya nggak begitu mudeng.”71 Berbeda dengan Adinda Yuniar Saputri mengaku mengetahui perihal pengakuan UNESCO tersebut. “Iya tau, pengakuan tentang batik sebagai warisan asli Indonesia oleh UNESCO kan.”72 Hanya Adinda tidak mengetahui kapan pastinya UNESCO mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia. Informan Hendra ternyata juga mengetahui adanya pengakuan UNESCO terhadap batik. hanya saat ditanya kapan, Hendra salah menyebutkan 69 Wawancara dengan Hendra Oktavian Yudistira 27 November 2011 Wawancara dengan informan Ela Mardiati 29 November 2011 71 Wawancara dengan informan Larissa Angestiasari Desember 2011 commit to 7user 72 Wawancara dengan informan Adinda Yuniar Saputri 29 November 2011 70 76 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id tahunnya. Tetapi hendra mengetahui bahwa tanggal saat batik diumumkan sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia sekarang diperingati sebagai hari batik nasional di Indonesia. Saat pertanyaan kegiatan apa saja yang dilakukan Pemkot Pekalongan sehubungan dengan memperkuat citra kota batik hampir semua menjawab pameran batik. Hal ini mungkin dikarenakan pameran batik sering sekali digelar Pemkot Pekalongan dalam setiap event pemkot. Seperti yang diungkapkan Adinda saat ditanya mengenai kegiatan komunikasi Pemkot dalam memperkuat citra batik. Adinda menjelaskan dalam wawancaranya, setiap tahun selalu ada pameran batik, bahkan sering sekali ada pameran batik. entah itu saat ulang tahun Pekalongan, entah hari batik, di jetayu itu pasti ada pameran batik. Banyak stand batik yang buka saat itu.73 Dengan hasil ini dapat dilihat bahwa pameran sebagai salah satu rangkaian acara pada Pekan Batik sangat melekat dibenak masyarakat Pekalongan. Bahkan melebihi nama acara intinya separti Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara. Meskipun tidak langsung menyebutkan Pekan Batik sebagai agenda kegiatan pemkot Pekalongan, tetapi semua informan mengetahui saat ditanya pengetahuan dan pemahaman mereka mengenai Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara. Ela Mardiati mengatakan bahwa Pekan Batik Nusantara itu biasanya diramaikan dengan pameran batik dan stand-stand penjualan batik. tidak jauh 73 commit to user Wawancara dengan informan Adinda Yuniar Saputri 29 November 2011 77 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berbeda dengan informan lain yang juga mengatakan pameran sebagai pusat dari rangkaian acara Pekan Batik. Seperti yang dikatan larissa. Yang pameran itu ya? Iya tahu, biasanya lebih dari 1 hari dan diramaikan oleh pameran stand batik dari pengrajinpengrajin batik, terus juga ada acara lain. Seperti yang kemari ada kunjungan dari Bu Ani. Disana Bu Ani meresmikan kampong batik pesindon dan belanja di batik larissa. Selain itu biasanya juga ada workshop tentang batik. Kalau yang kemarin itu juga ada membatik seribu payung.74 Adinda Yuniar juga menyatakan bahwa Pekan batik Nusantara atau Internasional selalu diisi dengan pemeran batik dari pengusaha-pengusaha batik Pekalongan. Meski tidak pernah mengikuti acara Pekan Batik Adinda selalu mendapat informasi mengenai Pekan Batik Nusantara atau Pekan Batik Internasional dari kerabat atau berita surat kabar lokal. Berbeda dari ketiga informan lainnya, Hendra Oktavian justru mengetahui jika Pekan Batik yang seharusnya diadakan tahun 2011 adalah Pekan Batik Internasional. Seharusnya kalau Pekan Batik Internasional terakhir 2009, jadi tahun ini ada tetapi karena ada sesuatu hal dan aku tidak tau itu apa sepertinya gak jadi. Jadi tahun ini Cuma acara kemarin itu lho yang dikunjungi Bu Ani. Setau saya seharusnya tahun ini jatahnya Pekan Batik Internasional. Kalau yang Pekan Batik Nusantara itu kan satu tahun sekali. Pernyataan Hendra memang ada benarnya, hanya sebenarnya tahun 2011 ini juga ada Pekan Batik Internasional, tetapi acaranya dijadikan satu dengan peringatan hari batik nasional yang dikunjungai Ibu Ani Yuduyono. Hal ini seperti yang sudah disampaikan Dimas Arga selaku staf Humas Pemkot 74 commit to user Wawancara dengan informan Larissa Angestiasari 7 Desember 2011 perpustakaan.uns.ac.id 78 digilib.uns.ac.id Pekalongan, festival batik internasional yang kemarin bertepatan dengan hari batik nasional kemarin sekaligus pengukuhan meskipun sebenarnya sudah dikukuhkan oleh UNESCO.75 Mengenai kegiatan komunkasi Pemkot lainnya yaitu becak batik, keempat informan masyarakat Kota Pekalongan mengatakan mengetahui keberadaan becak batik. Hal ini dikarenakan jumlah becak batik yang sudah banyak dijumpai di setiap daerah di Kota Pekalongan. Keberadaan becak batik sangat didukung oleh masyarakat seperti yang dikatakan Hendra Oktavian, menurut saya itu efektif buat pencitraan kota batik. Terus selain itu juga itu di setiap kampung batik dan beberapa lokasi di Pekalongan banyak yang dilukis dengan motif batik, jadi menurut saya Pekalongan sudah kental dengan nuansa batik.76 Apa yang dikatakan Hendra juga tidak jauh beda dengan ungkapan Ela Mardiati. Itu inovasi yang bagus ya, jadi batik di peklaongan tidak hanya dikenal dengan pakaian atau kain saja, tetapi batik dapat benar-benar melekat pada Kota Pekalongan selain ada museum batik, transportasinya juga perlu memiliki ciri khas batik. Itu sangat bagus untuk promosi wisata Kota Pekalongan, biar orang semakin tahu bahwa Pekalongan adalah kota batik.77 Hal senada juga diungkapkan Adinda dan Larissa bahwa becak ini bisa menjadi sebuah ikon baru Kota Pekalongan sebagai kota batik. Sebagai promosi dan pelestarian batik itu langkah yang bagus menurut saya. Karena sekarang batik bisa dijumpai di 75 Wawancara dengan informan Dimas Arga Yudha, S.Sos 22 November 2011 Wawancara dengan informan Hendra Oktavian commit Yudistira to user 28 November 2011 77 Wawancara dengan informan Ela Mardiati 29 November 2011 76 perpustakaan.uns.ac.id 79 digilib.uns.ac.id media apa saja. Memang pengertiannya batik adalaha kain, tetapi dengan kemajuan jaman mungkin sekarang dapat diaplikasikan dimedia mana saja. Karena sekarang batik tidak hanya dignakan sebagai pakaian atau kain, dari banyak pesanan batik yang datang ke saya banyak yang digunakan untuk tas. Jadi menurut saya becak batik merupakan terobosan yang baik.78 Dari pemaparan para informan mengenai Pekan Batik dan becak batik, bisa dibilang kegiatan Pemkot tersebut sudah diketahui oleh masyarakat kota Pekalongan. Sedangkan mengenai Film batik yang dibuat oleh pemkot dan UNESCO mereka tidak mengetahuinya. Hal tersebut wajar saja karena memang sampai saat ini film tersebut juga belum sampai ditangan Humas. Film tersebut masih dibawa pihak UNESCO dan dipublikasikan ke seluruh Negara yang dikunjungi UNESCO. Sedangkan mengenai sosialisai yang berkaitan dengan penyuluhan program pemerintah terkait batik semua informan tidak mengetahui. Hal ini dikarenakan informan tidak memiliki hubungan langsung dengan industri batik kecuali informan Larissa. Tetapi informan Larisa juga belum pernah mengikuti sosialisasi terkait batik dari Pemkot Pekalongan. Sedang mengenai branding Kota Pekalongan hanya informan Hendra dan Larissa yang langsung menyatakan mengetahui saat ditanya apa branding Kota Pekalongan saat ini. Kedua informan menyebutkan Pekalongan World’s City of Batik. meskipun informan Adinda dan Ela tidak mengetahui, tetapi saat disebutkan branding Kota Pekalongan adalah Pekalongan World’s City of Batik, mereka menyatakan mengetahui hal itu hanya tidak paham jika itu 78 commit to 7user Wawancara dengan informan Larissa Angestiasari Desember 2011 80 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id adalah branding Kota Pekalongan. Seperti yang diungkapkan Adinda.”Oh kalau Pekalongan World’s City of Batik saya tau, itu biasa saya lihat di pin yang biasa dipakai PNS kan. Memang itu branding ya? Bukan Pekalongan itu kota batik,”79 Menanggapi ketidaktahuan bahwa Pekalongan World’s City of Batik adalah branding Kota Pekalongan saat itu, hal ini bertentangan dengan pernyataan Supriyadi yang mengatakan: Sebelum melauncing branding Pekalongan World’s City of Batik, pemkot membutuhkan waktu yang panjang untuk menciptakan ini. Sebelum launching pemkot sudah mengumpulkan seluruh stakeholder termasuk masyarakat untuk mensosialisasikan branding world’s city of batik ini. Jadi kami yakin bahwa saat branding dilaunching semua masyarakat sudah mengetahui.80 Sejauh ini branding Kota Pekalongan selama ini sudah dikomunikasikan oleh humas pemkot melalui media seperti penggunaaan pin branding oleh semua PNS dikalangan Kota Pekalongan. Hal ini seperti yang disampaikan artikel di warta kota edisi XXV/2011. Para Pegawai Negeri Sipil (PNS) serta perusda di jajaran pemkot Pekalongan diwajibkan untuk mengenakan pin branding “Pekalongan World’s city of batik”. pemakaian itu dimaksudkan untuk mensosialisasikan keberadaan branding kota yang telah diluncurkan pada HUT ke 105 tahun Kota Pekalongan.81 Selain adanya pin branding tersebut, peluncuran branding tersebut di buka untuk umum, dan banyak masyarakat yang menghadirinya. Selain itu di baliho Pemkot Pekalongan logo branding tersebut selalu terpampang. 79 Wawancara dengan informan Adinda Yuniar saputri 29 November 2011 Wawancara dengan informan Supriyadi, SH, M.Pd 28 November 2011 81 Dikutid dari artikel dengan judul “PNScommit Wajib Kenakan to userPin Branding”, Warta Kota Batik edisi XXV/2011 hlm. 12 80 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV ANALISIS DATA Dalam penelitian kualitatif proses analisis data terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah data direduksi dan disajikan dalam BAB III, tahapan selanjutnya adalah menguji data yang didapat apakah sesuai dengan teori yang sudah dipaparkan dalam tinjauan pustaka. Dalam BAB IV ini akan dilakukan pengecekan silang data mengenai kegiatan-kegiatan komunikasi Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra sebagai kota batik dengan teori-teori public relations yang ada. Tentunya teori tersebut yang berkaitan dengan kegiatan humas dalam membentuk citra. A. Kegiatan Humas Pemkot Pekalongan dalam Memperkuat Citra Public Relations atau Humas pada umumnya berfungsi mengkomunikasikan informasi baik kepada pihak internal maupun eksernal untuk mencapai sebuah harmonisasi hubungan kedua belah pihak, khususnya kepada pihak eksternal untuk menanamkan citra positif. Informasi tersebut dapat berupa kegiatan, kebijakan, dan segala keputusan kepada stakeholder terkait untuk mendapatkan dan menjalin pengertian antara Pemkot Pekalongan dengan publiknya. Hal ini sejalan dengan teori Frank Jefkin, Frazier Moore, dan A.W. Widjaja. commit to user 81 82 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Sedangkan posisi humas Pemkot Pekalongan dalam model komunikasi menurut Lasswell yang dikutip Soleh Soemirat dan Elvirano bahwa dalam proses komunikasi terdapat sumber dan komunikator yang memiliki pesan untuk disampaikan kepada komunikan untuk menghasilkan efek yang diinginkan dalam hal ini efek yang diinginkan adalah citra.1 Dalam proses komunikasi ini Pemkot Pekalongan berkedudukan sebagai sumber yang memiliki tujuan atau pesan yang ingin diterima oleh publiknya dalam hal ini masyarakat. Sedangkan Humas Pemkot Pekalongan adalah sebagai komunikator. Dimana tugas komunikator adalah menyampaikan pesan yang ingin disampaikan oleh Pemkot Pekalongan kepada komunikannya yaitu masyarakat dan stakeholder humas lainnya. Pesan yang ingin disampaikan adalah Pekalongan sebagai kota batik yang disampaikan dengan kegiatan-kegiatan humas seperti Pekan Batik Nusantara, Pekan Batik Internasional, dan usaha humas yang lain. Efek yang ingin didapat humas Pemkot Pekalongan dari pesan tersebut adalah semakin kuatnya citra Kota Pekalongan sebagai kota batik apalagi dengan adanya pengakuan UNESCO terhadap batik dan Kota Pekalongan sebagai kota yang mampu mempertahankan kebudayaan batiknya. Tugas humas dalam instansi pemerintah selain ikut serta dalam decision making process juga memberikan informasi mengenai kebijakan perundangan atau peraturan-peraturan, dan informasi lain dalam membuat 1 commit to user Soleh Soemirat dan Elvirano, Op. Cit., hlm. 65 83 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id citra yang baik.2 Hal ini sudah diaplikasikan oleh humas Pemkot Pekalongan yang tidak hanya terlibat dalam pengambilan keputusan bersama pejabat pemkot lain, tetapi juga memprogramkan bagaimana citra sebagai kota batik dapat melekat. Dan hal tersebut diwujudkan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat mengkomunikasikan tujuan memperkuat citra. Sebuah kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh humas adalah sebagai aksi dan komunikasi atas observasi dan perencanaan yang sudah dilakukan sebelumnya. Kegiatan komunkasi yang sudah dilakukan humas Pemkot Pekalongan selama ini tidak lain untuk memperkuat citra kota Pekalongan yang selama ini sudah dikenal sebagai kota batik. Pekan Batik Nusantara, Pekan Batik Internasional, branding World’s City of Batik, Becak Batik, dan workshop-workshop terkait batik menjadi bentuk aksi dan komunikasi humas Pemkot Pekalongan. Kegiatan-kegiatan ini yang menjadi media humas untuk menanamkan tidak hanya kepada masyarakat Pekalongnan saja tetapi juga masyarakat luas bahwa kota batik adalah Pekalongan. Keberadaan Pekalongan sebagai kota batik, mayoritas penduduk kota yang menekuni usaha batik, diperkuat dengan pengakuan batik dan Kota Pekalongan oleh UNESCO adalah landasan kuat terselenggaranya kegiatankegiatan tersebut. Kegiatan-kegiatan komunikasi yang dilakukan Humas Pemkot Pekalongan dalam mewujudkan Pekalongan kota batik bahkan menjadi Pekalongan World’s City of Batik, merupakan kegiatan humas eksternal yang 2 A.W. Widjaja, Op. Cit., hlm. 63 commit to user 84 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id sasarannya adalah masyarakat Pekalongan sendiri dan masyarakat luas. Oemi Abdurachman dalam BAB I mengemukakan salah satu tujuan eksternal Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan Pemkot Pekalongan dengan orang-orang masyarakatnya hingga terbentuklah opini publik yang favorable dan akhirnya terbentuklah citra Kota Pekalongan sebagai kota batik. Untuk menekankan kepada masyarakat luas bahwa kota Pakalongan adalah kota batik, humas dan Pemkot Pekalongan menyelenggarakan kegiatan rutin seperti Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara yang diadakan setiap tahun secara bergantian. Humas Pemkot Pekalongan mengagendakan Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara sebagai agenda rutin yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk menanamkan citra kota batik pada benak publik. Kegiatan tersebut Seperti yang disebutkan Frank Jefkin dan Widjaja sebagai tugas humas. Frank Jefkin dan A.W. Widjaja menyebutkan dalam BAB I bahwa kegiatan humas haruslah kegiatan yang terencana dan berkesinambungan agar pesan yang disampaikan tepat sasaran. Selain itu proses komunikasi melalui kegiatan harus bersifat harus bersifat informatif, edukatif, persuasif, dan dihindarkan pendekatan yang bersifat impreatif dan punitif.3 Pekan Batik merupakan event yang sarat dengan pesan edukatif dimana dalam serangkaian acara selalu ada kegiatan edukatif terkait pelestarian batik Pekalongan, seperti workshop dan diskusi. Banyak informasi yang dapat diperoleh masyarakat 3 A. W. Widjaja, Op Cit., hlm 53. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 85 digilib.uns.ac.id Pekalongan dan masyarakat luas. Selain dengan pekan batik, penyuluhan dan workshop juga menjadi kegiatan humas untuk mengkomunikasikan mengenai kebijakan, dan informasi terkait dengan batik seperti kebijakan penggunaan bahan alami dalam pembuatan batik. Jika Pemkot Pekalongan ingin memperoleh citra yang baik dimata masyarakatnya, diperlukan kegiatan-kegiatan komunikasi yang dapat diterima dan memberi efek positif. Kegiatan yang dapat dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya membentuk citra antara lain Publisitas, Propaganda, Advertising, Demonstrasi, Pameran, Sales promotion, Konferensi pers, Open house (menerima tamu), House organ (penerbitan majalah). Untuk memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik dimata masyarakat, kegiatan komunikasi yang dilakukan humas pemkot Pekalongan meliputi: 1. Membangun Identitas Kota Sebagai Kota Batik Agar masyarakat mengenal Pekalongan sebagai kota batik, bahkan tidak hanya mengenal tetapi juga citra tersebut tertanam dibenak setiap masyarakat dibutuhkan strategi khusus. Hal ini bisa diwujudkan dengan menciptakan identitas dan citra kota Pekalongan yang positif yaitu sebagai kota batik dimata masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan teori H. Fayol, yang dikutip Ruslan, bahwa dalam membangun citra dapat diwujudkan dengan menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif dimata masyarakat.4 commit user Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations dantoMedia Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 77 4 86 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Selain sebutan kota batik terdapat pada sesanti Kota Pekalongan, Kota BATIK (Bersih, Aman, Tertib, Indah, Komunikatif), Pemkot Pekalongan merasa perlu menegaskan keberadaan Kota Pekalongan sebagai kota batik. Berlandaskan pengakuan UNESCO terhadap batik, pada hari jadi Kota Pekalongan ke 105 pemkot melaunching branding Kota Pekalongan yaitu Pekalongan World’s City of Batik. Dengan branding baru ini, humas pemkot Pekalongan menilai kan sangat berpengaruh bagi citra Kota Pekalongan tidak hanya sebagai kota batik bagi masyarakat Pekalongan, tetapi nasional bahkan internasional. Tentunya harapan Pemkot Pekalongan yang dituangkan dalam branding kota tidak muluk-muluk. Apalagi setelah Kota Pekalongan juga mendapat penghargaan dari UNESCO sebagai kota atau wilayah yang mampu menjaga dan melestarikan kebudayaannya yaitu batik. Hal ini semakin memperkuat keberadaannya sebagai kota batiknya dunia. Meskipun demikian keberadaan branding yang baru diresmikan pada tahun 2011, masih belum diketahui secara menyeluruh oleh masyarakat bahkan masyarakat kota Pekalongan sendiri. Humas Pemkot Pekalongan memang mengemukakan bahwa branding sudah disosialisasikan kepada seluruh stakeholder Pemkot Pekalongan. Bahkan publikasinyapun dilakukan dengan mewajibkan para PNS mengenakan pin branding Pekalongan World’s City of Batik, dan branding juga terpasang di beberapa sudut Kota Pekalongan. Namun pada kenyataannya tidak semua masyarakat mengetahui tentang keberadaan commit to user 87 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id branding. Ada juga yang mengetahui perihal Pekalongan World’s City of Batik, tetapi mereka tidak mengetahui itu sebagai branding baru Kota Pekalongan. Selain branding Pekalongan World’s City of Batik, Pemkot Pekalongan juga membangun identitas sebagai kota batik dengan mengadakan becak batik. Becak sebagi transportasi umum masyarakat kota Pekalongan oleh pemkot dijadikan sarana memperkuat citra kota Pekalongan sebagai kota batik. Becak batik dipilih karena becak menjadi salah satu pilihan transportasi bagi wisatawan dan masyarakat lokal yang tradisional. Selain becak, pemkot juga menegaskan identitas Kota Pekalongan sebagai kota batik dengan mengaplikasikan motif batik pada berbagai tempat. Banyak tembok di wilayah Kota Pekalongan yang dilukis dengan motif batik, hal ini banyak dijumpai di kawasan wisata Kampung Batik Pesindon dan Kampung Batik Kauman, dan beberapa wilayah di Kota Pekalongan. Keberadaan ikon BATIK di daerah jetayu, depan museum batik juga menjadi identitas kota Pekalongan sebagai kota batik. Rangkain huruf raksasa yang membentuk kata batik menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat lokal dan wisatawan. Menciptakan identitas Kota Pekalongan sebagai kota batik dengan cara tersebut sangat dibutuhkan humas pemkot Pekalongan dalam memperkuat citranya. Hal ini sesuai dengan teori M. Linggar Anggoro bahwa salah satu tugas humas adalah menciptakan memperkenalkan, dan menyebarluaskan kegiatan instansi. commit to user identitas, 88 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Memberikan informasi dan pelayanan Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar, kepada publik. Supaya masyarakat mempunyai pengertian yang benar tentang kota Pekalongan, tujuan, dan kegiatan yang dilakukan dalam melestarikan batik dan memperkuat citra kota. Itu semua dilakukan sesuai kebutuhan, harapan masyarakat dengan memperhatikan lingkungan demi perbaikan dan perkembangan kota Pekalongan.5 Hal ini sesuai dengan yang dikekumakakan Maria Asumpta. Tidak jauh berbeda dengan yang disampakan A.W. Widjaja bahwa menjaga hubungan baik dengan khalayak intern dan ekstern, dengan memberi informasi dan pelayanan. Mengumpulkan data dan informasi yang datang dari berbagai sumber mengenai isu yang berkembang. Informasi yang diberikan humas dapat berupa peraturan, kebijakan, atau hal-hal yang terkait batik. Hal ini menjadi cara humas untuk lebih dekat dengan masyarakat khususnya pelaku industri batik. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam menyampaikan informasi dan pelayanan terhadap masyarakat baik menggunakan media massa atau dengan mengadakan pertemuan langsung. Sebagai humas yang tentunya juga memiliki sub bagian pemberitaan, humas memiliki produk yang menjadi media penyampaian informasi kepada masyarakat. Seperti yang diungkapkan Widjaja humas to user Teori dan Praktek, (Jakarta: Gramedia Maria Asumpta Rumanti, Dasar-Dasarcommit PublicRelations: Widiasarana, 2002)hlm. 39-42 5 89 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id selayaknya menghasilkan produk-produk humas seperti majalah, buletin, press release, sebagai media menyampaian informasi. Yang pertama Radio Kota Batik, Radio yang berada langsung dibawah sub bagian pemberitaan dan kemitraan media humas pemkot ini menjadi media pertama untuk menyebarluaskan informasi baik mengenai kebijakan dan informasi atau isu terkini terkait dengan batik. Dengan program siarannya yang lebih mudah mendapat feedback dari para pendengar, media radio dinilai efektif dalam penyampaian pesan. Selain itu dari nama yang dipilih juga sangat mencitrakan Pekalongan kota batik. Selanjutnya humas juga memiliki media terbitan berupa majalah Warta Kota Batik. Dengan majalah ini informasi-informasi mengenai batik banyak disampaikan. Namun kelemahan dari media ini adalah distribusinya belum menyeluruh, saat ini hanya kalangan tertentu yang dapat membaca majalah ini. Media yang ketiga yang terbaru dari humas adalah Batik TV. Meskipun pada saat penelitian dilakukan Batik TV belum beroperasi dan masih pada tahap pendaftaran frekuensi, namun humas pemkot menyatakan bahwa Batik TV akan menjadi media penyampaian pesan yang efektif terutama mengenai batik. Selain namanya yang sudah mencitrakan batik, keberadaannya yang merupakan TV lokal Pekalongan akan dipenuhi dengan informasi-informasi seputar Pekalongan dan batik pasti menjadi salah satunya. Sudah disebutkan bahwa penyampaian pesan tidak hanya menggunakan media massa, tetapi pertemuan tatap muka juga dapat commit to user 90 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id menjadi media yang efektif. Humas pemkot Pekalongan tidak jarang mrngadakan penyuluhan atau workshop mengenai kebijakan pemkot terkait batik seperti pemberdayaan sumber daya, pengunaan bahan alami dalam proses pembuatan batik, sosialisasi branding . Dengan bertemu langsung dengan masyarakatnya khususnya disini pelaku industri batik pesan yang ingin dismapaikan pastinya lebih cepat diterima. Karena pesan disampaikan langsung kepada komunikan yang nantinya menjadi agen tidak langsung pemkot yang akan menyampaikan kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan mereka para pelaku industri batiklah yang lebih sering bertemu dengan mesayarakat luas sebagai konsumen batik mereka. Tidak hanya masyarakat Pekalongan dan indonesia saja yang menjadi sasaran humas pemkot Pekalongan. Untuk menginformasikan kepada dunia internasional mengenai bati Pekalongan, pemkot Pekalongan bekerjasama dengan UNESCO membuat film dokumenter yang berisi tentang batik Pekalongan. Hal ini disampaikan kepala bagian humas dan Protokol pemkot Pekalongan, film ini akan dibawa ke negara manapun yang dikunjungi UNESCO dan akan diputar. Selangkah lebih maju memang yang dilakukanpemkot Pekalongan, dengan film tersebut batik Pekalongan akan lebih dikenal di kalangan internasional. 3. Menyelenggarakan Event Nasional dan Internasional Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik berarti mempromosikan apa yang menjadi hasil karya publik.6 Batik sebagai 6 Rosady Ruslan, Op. Cit., hlm. 77 commit to user perpustakaan.uns.ac.id 91 digilib.uns.ac.id usaha utama masyarakat Pekalongan patut mendapat promosi besarbesaran, dengan diadakan event besar bertaraf nasional bahkan internasional juga menjadi sasaran humas. Pekan Batik Nusantara dan Pekan Batik Internasional yang diselenggarakan setiap hari batik menjadi ajang promosi batik Pekalongan dan kota Pekalongan sendiri. Dalam pekan batik ini mempromosikan tidak hanya pada industri batik, karena dalam Pekan Batik baik Nusantara maupun Internasional diadakan bazar selain batik ada kuliner khas Pekalongan. Pameran atau festival merupakan kegiatan komunikasi yang tetap sebagai pencitraan kota, hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Kustadi Suhandang. Kegiatan yang dapat dilakukan humas dalam menjalankan tugasnya membentuk citra antara lain Publisitas, Propaganda, Advertising, Demonstrasi, Pameran, Sales promotion, Konferensi pers, Open house (menerima tamu), House organ (penerbitan majalah) Pekan Batik merupakan kegiatan yang menuh dengan pesan edukatif dan informatif. Karena dalam rangkaian kegiatan yang biasanya digelar selama sepekan itu berisi selain bazar juga ada workshop tentang batik, diskusi, dan dalam Pekan Batik Internasional yang tahun 2011 ini dilakukan bertepatan dengan hari batik nusantara mengadakan membatik 1000 payung yang berhasil memecahkan rekor MURI. Kegiatan membatik 1000 payung ini dilakukan oleh para pengrajin batik, pelajar, seniman, bahkan ibu negara Ani Yudhoyono yang hadir juga ikut menorehkan malam pada salah satu payung. Kegiatan itu tidak semata-mata untuk commit to user 92 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id memecahkan rekor MURI saja, tetapi juga sebagai ajang pendidikan. Dengan melibatkan para pelajar, diharap mereka nantinya akan lebih mencintai batik dan ikut melestarikan batik. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Widjaja bahwa kegiatan humas harus memiliki pendekatan informatif, edukatif dan persuasif. Tujuan diadakannya Pekan Batik Nusantara dan Pekan Batik Internasional adalah untuk menanamkan di benak masyarakat bahwa kota Pekalongan memiliki banyak potensi dalam bidang batik. Dan sebutan Pekalongan kota batik tidak hanya karena Pekalongan penghasil batik seperti yang diutarakan beberapa narasumber masyarakat dalam penelitian. Tetapi Pemkot Pekalongan menginginkan kota Pekalongan juga dikenal dengan nilai budaya batiknya yang dijunjung tinggi, Pekalongan juga dikenal sebagai gudang informasi mengenai batik, dan juga sebagai kota tujuan pariwisata. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Dengan serangkaian analisis data yang diperoleh di lapangan selama penelitian terkait kegiatan komunikasi Humas Pemkot Pekalongan dalam memperkuat citra Kota Pekalongan sebagai kota batik pasca-pengakuan batik sebagai warisan budaya asli Indonesia oleh UNESCO maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan komunikasi tersebut adalah sebagi berikut : 1. Membangun Identitas Kota Sebagai Kota Batik Kegiatan komunikasi ini diwujudkan dengan menciptakan branding Kota Pekalongan, Pekalongan World’s City of Batik dengan harapan Pekalongan dikenal sebagi kota batik di dunia. Branding ini mempertegas identitas Kota Pekalongan sebagi kota batik. Selain itu juga ada becak batik yang menjadi identitas baru Kota Pekalongan, membangun ikon atau monumen Batik, dan melukis motif batik dibeberapa tempat di kota Pekalongan, semua dilakukan agar budaya batik melekat pada Kota Pekalongan sehingga menjadi identitas yang tidak mudah dilupakan. Semua kegiatan komunikasi ini dilakukan setelah adanya pengakuan batik oleh UNESCO. commit to user 93 94 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id 2. Memberikan Informasi dan Pelayanan Dengan menggunakan media yang sudah dimiliki seperti Radio Kota Batik, Majalah Warta Kota Batik, dan Batik TV, menyebarkan informasi terkait batik dan kebijakan pemkot dalam batik melalui siaran dan berita yang disajikan. Workshop dan penyuluhan juga dilakukan untuk lebih mendekatkan diri dengan pelaku industri batik dan menginformasikan isuisu kebijakan yang harus diperhatikan terkait batik. Pemkot Pekalongan bersama dengan UNESCO juga membuat film dokumenter tentang batik yang akan disebarkan ke beberapa negara. 3. Menyelenggarakan Event Nasional dan Internasional Untuk mempromosikan Kota Pekalongan kota batik, dan memiliki potensi besar di bidang batik, pemkot mengagendakan Pekan Batik Nusantara yang diadakan setiap tahun genap dimana diikuti oleh berbagai pengusaha dan pelaku industri batik di seluruh wilayah Indonesia. Dan Pekan Batik Internasional yang melibatkan internasional diadakan setiap tahun ganjil. Dengan agenda pameran dan bazar batik, pekan batik juga diramaikan dengan bazar kuliner, dan beberapa acara pendukung dan digelar selama sepekan. Meskipun Pekan Batik Internasional pertama kali diselenggarakan sebelum ada pengakuan batik dari UNESCO, tetapi setelah adanya pengakuan tersebut memotivasi pemkot untuk menjadikan acara tersebut menjadi acara rutin Pemkot Pekalongan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id 95 digilib.uns.ac.id B. SARAN Dari kesimpulan diatas dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada Humas Pemkot Pekalongan a. Penyampaian informasi terkait kebijakan seperti branding dan kebijakan lainnya sebaiknya diperhatikan dan gunakan media semaksimal mungkin agar masyarakat Kota Pekalongan mengetahui keberadaan kebijakan tersebut. Jangan sampai sebagai waraga yang seharusnya ikut mempromosikan kotanya justru tidak mengetahui kebijakan yang dilakukan pemerintahnya. b. Kegiatan yang sudah dilakukan sebaiknya terus dipertahankan agar pekalongan semakin dikenal luas sebagai kota batik. Agenda rutin seperti Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara seharusnya tidak sekedar pameran batik saja, karena masyarakat sudah mulai bosan dengan acara yang monoton. 2. Kepada Masyarakat Kota Pekalongan a. Jangan terlalu acuh dengan segala informasi dan agenda Pemerintah Kota Pekalongan. Sebagai masyarakat sudah sepantasnya ikut mendukung kinerja pemerintah agar tercipta hubungan yang harmonis. b. Bagi masyarakat pelaku industri batik, pertahankanlah budaya yang sudah dimiliki Pekalongan dengan terus menciptakan karya batik yang commit to user 96 digilib.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id berkualitas. Dan jangan ragu berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang dapat memajukan batik pekalongan. 3. Kepada Almamater Karena keterbatasan dari peneliti dalam melakukan penelitian Kegiatan Komunikasi Humas dan Citra Kota Pekalongan, maka peneliti merasa penelitian ini jauh dari sempurna. Studi deskriptif kualitatif yang dipakai sebagai metodologi diharapkan peneliti dapat dikembangkan lebih lanjut dan diperdalam dalam penelitian yang lain. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id DAFTAR PUSTAKA Buku Abdurrachman, Oemi, 2001, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: Penerbit Alumni. Jefkins, Frank, 1996, Public Relations, alih bahasa oleh Haris Munandar, Jakarta: Penerbit Erlangga. Kasali, Rhenald, 2000, Manajemen Public Relations Konsep dan aplikasinya di Indonesia, Jakarta: PT Pustaka Utama Grafiti. Kusumastuti, Frida, 2002, Dasar - Dasar Humas, Jakarta: PT Ghalia Indonesia. Moleong, Lexy J, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Moore, Frazier, 1988, Hubungan Masyarakat: Prinsip, Kasus, dan Masalah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyana, Deddy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, BANDUNG: Remaja Rosda Karya. Oliver, Sandra, 2007, Strategi Public Relations, diterjemahkan oleh Yati Sumiharti, SE dan Yulia Indriati, S Sos, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama. Pawito, , 2007, Penelitilan Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: LKis. Rakhmat, Jalaluddin, 1998, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. commit to user 95 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Rumanti, Maria Asumpta, 2002, Dasar-Dasar PublicRelations: Teori dan Praktek, Jakarta: Gramedia Widiasarana. Ruslan, Rusady, 2007, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi: Konsep dan Aplikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soemirat, Soleh, dan Elvinaro Adrianto, 2004, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Suhandang, Kustadi, 2004, Public Relations Perusahaan: Kajian Program Implementasi, Bandung: Nuansa. Sutopo, H. B, 2006, Metode Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian, Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Uchjana, Onong, 1986, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, Bandung: Remaja Karya. Widjaja, A. W., 1993, Komunikas: Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Jurnal Internasional David Michaelson dan Don W. Stacks, 2011, Standardization in Public Relations Measurement and Evaluation, Public Relations Journal Vol. 5 No. 2, ISSN 1942-4604 commit to user 96 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Kambiz Heidarzadeh Hanzaee and Fatemeh Torabi Farsani, 2011, “The Effects of Brand Image and Perceived Public Relation on Customer Loyalty”, World Applied Sciences Journal Vol.13 No. 2 Schools, Renata, 2009, “Health Care Public Relations and Strategic Communication”, Jurnal dipresentasikan pada Annual Meeting of The NCA 94th Annual Convention, TBA, San Diego, CA, 20 November Sumber lain: Trimargawati, Nur Endang, 2008, “Penerapan Hak Cipta Seni Batik Pekalongan Sebagai Komoditas Internasional”, Tesis, Universitas Diponegoro Buku profil Kota Pekalongan Kota Batik 2010-2015 Buku pedoman pembangunan Kota Pekalongan 2010-2015 Langkah Cerdas Pembuatan Branding dan Land Mark Kota Batik, Warta Kota Batik edisi XXV/2011 PNS Wajib Kenakan Pin Branding, Warta Kota Batik edisi XXV/2011 Ramaikan Hari Batik, 150 Becak Dihias, Radar Pekalongan edisi Sabtu, 1 Oktober 2011 Trias Purwadi, Museum, Pasar Grosir dan Kampoeng Batik, Suara Merdeka, 1 September 2007 commit to user 97 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Batik Pekalongan Diminati di Kuala Lumpur, Juga di Belahan Dunia Lainnya, Maya Soetoro Ingin Berkunjung?, diakses dari http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2011/03/25/ [5/9/2011] Hertanto, Luhur, UNESCO Akui Batik Indonesia, diakses dari www.detiknews.com, [ 20/7/2011] Beda Motif Batik Beda Maknanya, diakses http://female.kompas.com/read/2011/09/28/0850206 [25/11/2011] www.pekalongankota.go.id [4/9/2011] commit to user 98 dari perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id LAMPIRAN commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 2 Pedoman Wawancara Dengan Humas Pemkot 1. 2. Data informan a. Nama informan : b. Jabatan informan : Kegiatan komunikasi apa saja yang sudah dilakukan pemkot pekalongan dalam memperkuat citra kota pekalongan? 3. Apa ada perbedaan saat sebelum pengakuan UNESCO terhadap batik dan setelah pengakuan? 4. Festival Batik Pekalongan itu apa? 5. Sasaran atau pesan apa yang ingin disampaikan pemkot pekalongan dalam mengadakan festival batik tersebut? 6. Sejak kapan festival diselenggarakan? (berapa kali dan kapan saja) 7. Apakah Pekan Batik Internasional itu? 8. Sasaran atau pesan apa yang ingin disampaikan pemkot pekalongan dengan mengadakan Pekan Batik Internasional? 9. Sejak kapan Pekan Batik Internasional diselenggarakan? 10. Apa perbedaan Festival batik dengan Pekan Batik Internasional? 11. Bagaimana hubungan pemkot dengan UNESCO, apakah ada kerjasama yang dijalin? 12. Mengenai film batik yang dibuat pemkot dan UNESCO, apa tujuannya? 13. apa yang mendasari branding Pekalongan World’s City of Batik? 14. Apa makna dari branding tersebut? 15. Kegiatan apa saja yang dilakukan untuk mendukung perubahan branding tersebut? 16. Mengenai becak batik, apa makna becak batik bagi kota pekalongan? 17. Bagaimana tanggapan masyarakat terhadap becak tersebut? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 18. Citra kota pekalongan sebagai kota batik seperti apa yang diharapkan pemkot selama ini? 19. Apakah selama ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan sudah mendapat respon baik dari masyarakat dan menghasilkan citra yang baik dimata masyarakat? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 3 Pedoman Wawancara Masyarakat Umum 1. Data informan: a. Nama : b. Usia : c. Pekerjaan : d. Alamat : 2. Apakah sebutan bagi Kota Pekalongan? 3. Apakah Pekalongan pantas mendapat julukan sebagai kota batik? Mengapa? 4. Apakah anda mengetahui kegiatan pemerintah yang berhubungan dengan batik (untuk memperkuat citra kota)? 5. Bisakah anda sebutkan ikon-ikon batik di Pekalongan? 6. Apakah anda mengetahi hari batik nasional? 7. Apa yang anda ketahui tentang perayaan hari batik di pekalongan? 8. Apakah anda mengetahui batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan asli Indonesia? 9. Apa yang anda ketahui tentang Pekan Batik Nusantara? Bagaimana tanggapan anda? 10. Apa yang anda ketahui tentang Pekan Batik Internasional? Bagaimana tanggapan anda? 11. Apa yang anda ketahui tentang becak batik? Bagaimana tanggapan anda? 12. Apa yang anda ketahui tentang branding kota, Pekalongan World’s City of Batik? Bagaimana tanggapan anda tentang branding baru ini? 13. Apakah kegiatan-kegiatan pemerintah dalam memperkuat citra sebagai kota batik sudah cukup? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 3 Wawancara Humas dan Pemkot Pekalongan Wawancara Staf Humas dan Protokol Selasa, 22 November 2011 Nama Informan : Dimas Arga Yudha Waktu : 22 November 2011 Lokasi : Ruang Tamu Humas dan Protokol Obs : Kegiatan komunikasi apa saja yang dilakukan pemkot pekalongan dalam memperkuat citra kota pekalongan sebagai kota batik? I : Sebelum menjawab pertanyaan tersebut saya akan menjelaskan tentang gambaran umum humas dan protokol terlebih dahulu. Dalam struktur kerja kami di pemkot ada 3 subbagian, Humas diatas kami langsung adalah ajudan ekonomi dan pembangunan, atasnya lagi adalah sekretaris daerah. Jadi humas bekerja dibawah kesekretariatan. Dan dalam humas sendiri struktur kerjanya terbagi dalam 3 subbagian: 1) protokol, 2) publikasi dan dokumentasi, 3) pemberitaan dan kemitraan media. Dalam bidang itu kami bekerja sesuai dengan porsi dan tugas masing-masing. Dimana pencitraan itu lebih sering dilakukan oleh bag. Publikasi dan dokumentasi, juga pemberitaan dan kemitraan media.dimana pencitraan yang maksud adalah pola komunikasi dengan media yang kami punyai. Jadi di Humas pemkot mempunyai beberapa media, yang pertama adalah radio kota batik, warta kota batik, website meskipun pengelolanya adalah kominfo tetapi konten dan muatan beritanya semua berasal dari kami. Disitu pencitraan dilakukan dengan media tersebut.itu usaha pencitraan yang kami lakukan, se;lain itu kami juga punya media luar ruang, yang biasa kami gunakan untuk mengkomunikasikan kegiatan-kegiatan yang berhungan dengan pencitraan kota batik itu sendiri. Selain itu juga untuk mensosialisasikan program-program kebijakan pemerintah kota, tetapi tidak memungkinkan juga digunakan sebagai media pencitraan. Selain itu pemkot juga memiliki ikon-ikon yang digunakan untuk commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengkomunikasikan tentang kota batik. Simbol-simbol itu sebagai wujud usaha pemerintah kota berkaitan dengan pencitraan kota batik itu tadi. Itu semua adalah usaha pencitraan yang menggunakan media langsung, selain itu kami juga menjalin kemitraan dengan media-media cetak, elektronik dan media popular lainnya melalui pemberitaan tentang kota pekalongan. Dimana di dalam pemberitaan tersebut selalu berusaha menyisipkan program-program yang sedang dilakukan oleh pemkot supaya khalayak dapat mengetahui. Jadi itulah yang dilakukan humas pemkot pekalongan dalam menguatkan citra kota pekalongan sebagai kota batik. Kalau secara umum sebenarnya tidak hanya itu sajakan, terbukti dengan adanya museum batik pekalongan itu jga menjadi salah satu cara memperkuat citra bahwa batik itu asli dari pekalongan. Namun untuk detail yang satu itu nani bias ditanyakan ke museum atau dinas pariwisata. Obs : Jadi sebenarnya peran humas dalam memperkuat citra itu sebagai apa? I : Humas disini bekerja lebih sebagai medianya pemkot dalam mencapai citra kota pekalongan sebagai kota batik, tetapi kami tidak bekerja sendiri, tetapi juga ada pihak-pihak lain yang juga terlibat seperti museum batik, dan dinas pariwisata. Obs : Tadi mas dimas menyebut media luar ruang, media luar ruang apa yang digunakan pemkot untuk memperkuat citra kota batik? I : Pemkot memiliki baliho-baliho yang biasa digunakan untuk mensosialisakan segala program-program pemkot tidak terkecuali yang berhunguan dengan pencitraan kota batik. Selain itu adanay ikon batik juga merupakan media luar ruang yang dapat mencitrakan pekalongan kota batik Obs : Ikon yang mana ya mas? I : Itu lho, ikon batik, monument batik yang berupa huruf-huruf raksasa membentuk kata batik yang berada di depan museum batik. Itu kan juga sebagai media untuk menkomunikasikan bahwa pekalongan adalah kota batik selain menggunakan media cetak, radio dan lainya. Obs : Lalu mas untuk mengkomunikasikan selain melalui tadi media cetak, dan baliho, tadi pemkot kan punya radio ya. Apakah dalam radio itu ada program yang digunakancommit pemkottountuk user mempekuat citra kota batik? perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id I : Jelas kalau dari program selalu ada. Seperti talk show, atau pemberitaan tentang event atau kebijakan yang berhubungan dengan batik kami juga menggunakan radio itu sebagai sarana pencitraan kota batik sendiri. Tapi selain itu dari namanya juga sudah mencitrakan pekalongan kota batik kan. Karena namanya radionya adalah Radio Kota Batik. Dari nama itukan bagian dari mempopulerkan branding kota ini kan. Itu kan sebagai strategi komunikasi meskipun secara muatan tidak melulu kita berbicara tentang batik saja. Tetapi secara ikonik secara simbol nama sudah merupakan pencitraan. Pencitraan tidak selalu pembicaraanya, seingat saya pncitraan itu adalah bagaimana ikon sebuah kota itu bias menancap di benak masyarakatnya. Jadikan lebih seperti itu. Obs : Lalu kegiatan Humas dalam pencitraan ini yang berinteraksi langsung dengan masyarakat itu apa? I : Kegiatan yang dilakukan yang kaitannya dengan masyarakat jelas ada, misal pemberdayaan masyarakat terkait batik. Dimana biasanya humas bekerjasama dengan bappeda, Melakukan pendampingan melalui PNPM. Dan itu tidak menutup kemungkinan penadampingan terhadap masyarakat yang dilakukan mengangkut industri itu sendiri, selain juga ada program-program khusus. Memang program-program penadampingan yang dilakukan lebih banyak mengenai sosial kemasyarakatan, tetapi tidak mustahil kita menyisipkan programprogram kita yang berhubungan tentang batik sendiri mengingat sebagian besar mata pencaharian masyarakat disini adalah batik. Seperti missal tentang pengeloloaan limbah batik, pemanfaatan pewarna alami, dan juga jambore batik, kan pernah ada di pekalongan, selain festival batik yang kita lakukan. Sekarang kita ngomongin tentang kegiatan, jadi kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahunnya yang menyangkut tentang batik itu sendiri yang pertama kita ada Festival Batik Nusantara, itu dua tahun sekali dan dilakukan pada saat hari batik itu. Senjutmya juga ada Festival Batik Internasional, tiap dua tahun sekali juga, jadi pelaksanaanya selangseling antara festival batik nusantara dan festival batik internasional. Dan penamaan bias pecan bias festival, tergantung tema acara tetapi secara esensi dan acara semuanya sama. Jadi pergantian kontinutinya seperti itu tadi. Jadi kalau tahun ini internasioanal, tahun besok nusantara, begitu seterusnya. Dimana kalau festival batik nusantara commit to user biasanya kita lebih cenderung bekerjasama dengan pengusaha lokal. Kalau internasional karena perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id lingkupnya internasional kita lebih banyak melibatkan dari daerah-daerah lain. Obs : Lalu festival itu dikemas seperti apa? Acaranya apa saja? I : Festival itu biasanya yang kami lakuakan diisi dengan pameran stand, kemudian juga ada seperti model festival-festival yang biasa di gelar di Jetayu itu kan, ada stand, kuliner, dan beberapa pertunjukkan yang mendukung pelestarian budaya kita khususnya batik. Hanya festival batik internasional yang kemarin bertepatan dengan hari batik nasional kemarin sekaligus pengukuhan meskipun sebenarnya sudah dikukuhkan oleh UNESCO tetapi paling tidak kita juga perlu menegaskan kepada masyarakat nasionalk maupun internasional bahwa batik itu sendiri sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. Obs : Dengan pencitraan-pencitraan itu tadi, apakah hasil yang di dapoat dari pemkot pekalongan. Bagaimana citra yang ditangkap oleh masyarakat? I : Kalau yang dinilai dari masyarakat, kami menilainya dari indikatornya adalah bahwa peningkatan penjualan produk mau tidak mau berdampak tidak langsung pada ekonomi, perkembangan dari tahun ke tahun walau kami tidak punya data pastinya. Silakan nanti dicek damapaknya jelas ada peningkatan penjualan dari tahun ke tahun, terbukti permintaan pasar terkait produk batik itu sendiri. Karena sebenarnya efek dari pencitraan adalah yang berdampak lebih besar adalah terdorongnya persoalan ekonomi masyarakat, itu tujuan utamanya meskipun bahasa iklan ataupun kehumasan tidak menyebutkan itu ada hubungannya langsung tetapi sebenarnya muaranya adalah kan itu. Itu yang dampak yang bias dilihat dari masyarakat local dalam arti pekalongan, kalau masyarakat dari luar daerah bias dilihat dari sector pariwisata, bahwa kunjungan ke objek wisata seperti museum batik, kampunng batik, dan pusat perbelanjaan batik meningkat. Jadi dari pencitraan ini dampak yang didapat oleh pekalongan selainkota pekalongan dikenal oleh masyarakat luas sebagi kota batik, selain itu juga peningkatan sektor ekonomi dari penjualan dan wisata. Dampak lainnya adalah, meskipun di jogja ada batik, di solo juga ada batik, di Cirebon ada batik, tetapi masyarakat Indonesia mengenal bahwa kota batik itu ya pekalongan. Obs : Sebagai orang pekalongan pasti semua tahu kalau kota batik itu pekalongan, tetapi jika kita mlihat solo atau jogja, disana nuansa kota commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id batik lebih terasa seperti eventny disana lebih terkenal dan lebih meriah, lalu bagaiman dengan pekalonga? I : Oh iya, kalau event memang kota pekalongan tertinggal dengan dua daerah lain yaitu jopgja dan Surakarta diman mereka lebih dulu menyelenggarakan event tahunan seperti itu. Tetapi perlu diketahui bahwa dominasi produk yang dijual disana adalah produk dari pekalongan.coba dicekl saja di klewer dan pasar di jogja, pasti banyak produk batik pekalongan yang dijual. Karena apa, memang sebagian besar produsen batik ada di pekalongan dan kualitasnya sudah diakui bagus. Jadi untuk event kita memang terlambat, karena itu tidak dipungkiri bahwa itu terkait kesadaran masyarakat kota pekalongan, terutama juga pengusahanya yang lebih mengutamakan persoalan bisnis daripada mempertimbnagkan promosi yang berdampak seolah-olah tidak langsung. Dan itu yang menjadi tanggung jawab kami untuk mengkomunikasikan ini kepada pengusaha dan pengrajin2 batik yang ada di pekalongan. Obs : Sebagai wujud pencitraan juga, branding kota peklaongan saat ini? I : Oh dengan branding.. Obs : Kapan branding itu mulai dicanangkan, dan apa yang melandasi branding kota pekalongan tersebut? I : Sebenarnya branding Worlds City of Batik itu kan sejak diakuinya pekalongan oleh UNESCO sebagai kota yang mewariskan nilai-nilai budaya batik. Mengenai branding ini tidak humas sendiri yang mmbuat, tetapi bekerjasama dengan banyak pihak. Waktu itu pemerintah kota pekalongan bekerjasama dengan konsultan ITB untuk membranding kota pekalongan sebagai worlds city of batik. Sebenarnya Worlds City of Batik itu kan merujuk kpd pengakuan UNESCO kemudian menegaskan kota pekalongan sebagai kota batik. Jadi yang anda pertanyakan terkait symbol dan pemaknaanya kan.. Obs : Iya, dan apa buntut dari branding itu? I : Jadi gini, kenapa akhirnya dibuat branding pekalongan worlds city of batik, yaitu satu jelas untuk mempertahankan bahwa batik memang asli dari sini, dan yang dikenal oleh masyarakat dunia tentang batik adalah commit to user kota pekalongan jadi mau tidak mau kita harus punya ikon untuk perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id mengingatkan dunia. Fungsi dari branding atau symbol kan itu, untuk menanmkan pada benak masyarakat. Kalau hanya skedar dipatenkan, yang mengtahui kan hanya pihak-pihak yang mengurusi, tetapi jika ada symbol atau branding ini dan itu bersifat universal pasti akan dikenal luas. Jadi gong dari munculnya branding itu ya itu tadi. Dengan ide itu, akhirnya pemkot pekalongan dan konsultan dari ITB bandung memunculkan branding dengan tulisan pekalongan yang ditulis secara latin dan symbol bunga yang mengisyaratkan tentang batik dengan warna yang natural, jadi itu.. Obs : Lalu kegiatan yang mendukung branding itu? I : Oh jadi gini, kalau pekalongan itu urutannya malah terbalik, keberadaan branding itu justru memperkuat bukan sebagai awal dari kegiatankegiatan seperti event-event yang memperkuat branding bukan. Keberadaan branding di pekalongan justru sebagai penegasan. Memang dimana-mana muncul ikon atau branding dulu baru memikirkan kegiatan apa saja yang akan mendukaung. Tetapai dipekalongan terbalik, karena memang kultur yang sudah terbentuk seperti itu, pekalongan kota batik, Karen adari dulu sudah seperti itu. Jadi bagi masyrakat pekalongan dg ada atau tidak adanya branding tidak begitu berdampak. Cuman dengan branding itu sebagai penegasan kondisi kota pekalongan sebagai kota batik. Ini lho pekalongan kota batik, kepada masyarakat di luar pekalongan bahkan dunia. Jadi kegiatan-kegiatan seperti pengecatan becak mjd becak batik dan festival-festival itu menjadi lebih kuat dengan adanya branding kota pekalonga sebagai kota batik dunia. Tentang becak batik sebenarnya sudah dirintis sejak beberapa tahun yang lalu, Cuma jumlahnya yang belum banyak. Dan kemarin bertepatan dengan hari batik jumalhnya ditambah untuk semakin menguatkan pekalongan sebagai kota batik dan sebagai worlds city of batik. jadi sebenarnya sebelum ada branding, itu sudah ada. Karena tanpa branding pun kota pekalongan kan sudah dikenal sebagai kota batik. karena dari logo dan slogan pun sudah menunjukkan. Dimana slogan kota pekalongan dari dulu adalah kota batik yg artinya bersih, aman, tertib, indah, komunikatif. Cuma sekarang dengan branding sasarannya jauh lebih luas lebih internasional. Dimana itu juga mendukung program kementerian pariwisata terkait himbauan untuk setiap daerah membuat branding dalam rangka menyukseskan visit Indonesia. Obs : Lalu kegiatan dalam waktu dekattoiniuser apa pak? commit perpustakaan.uns.ac.id I digilib.uns.ac.id : Kalau dalam waktu dekat ini event belum ada, yg paling dekat itu nanti april HUT kot apekalongan. Jadi dalam perayaan HUT pekalongan selain upacara ceremonial juga akan diadakan kegiatan yang hubungannya dengan pencitraan dan branding semacam festival kebudayaan. yang pasti kegiatan- kegiatan yang dilakuka tidak lepas dari pencitraan kota pekalongan sebagia kota batik, juga tidak melupakan upaya-upaya yang kaitannya untuk penambahan perekonomian kota pekalongan. Jadi sudah seharusnya kegiatan- kegiatan yang dilakukan pemkot Pekalongan tidak sekedar pencitraan saja tetapi juga berdampak pada perekonomian dan masyarakat. Obs : Kalau masalah batik TV, apa hubungan dengan pencitran kota batik? I : Nah kalau ini pertanyaannya saya pas, karena saya yang ngurusin ini. Jadi itu rencana, karena batik TV iutu masi merupakan rencana sebagai bagian dari pencitraan dan pola komunikasi yang kita lakukan kepada masyarakat terkait tentang apa saja sih yang sedang dialkukan oleh pemerintah, apa saja sih yg bias dibagikan kepada masyarakat terkait tentang informasi-informasi yg penting dan bermanfaat. Mungkin mediamedia yang kita punya sudah cukup, tapi menurut kami msih ada yang kurang. Dimana sebenarnya batik TV itudibuat sebagi salah satu upaya untuk embendung arus globalisasi bukan untuk berkompetisi. Dimana kami berusaha mengimbangi program-program dari TV yang sudah ada dengan menyajikan tontonan yg lbh mengedukasi kepada masyarakat, dan bermanfaat kepada masyarakat. Dimana jelas Batik TV secara kedekatan lebih dekat dengan masyarakat, informasi-informasi yang disajikan jauh lebih penting dari yang selama ini kita lihat dan dengar. Keberadaan Batik TV nantiknya untuk menawarkan alternatif pilihan tayangan TV, karena Batik TV akan mempertahankan kebudayaan local…(menjelaskan ttg Batik TV) Obs : Apakah batik TV nantinya akan ada dibawah Humas? I : Ya, batik TV langsung dibawah penanganan subbag Pemberitaan dan Kemitraan media. Jadi akan menjadi media baru selain Radio yang sudah lebih dulu ada. (menjelaskan tahapan penciptaan batik TV) Jadi Batik TV adalah sebagai sarana pencitraan dan penyampaian informasi kepada masyarakat. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Obs : Masalah pembuatan film tentang batik pekalongan yang bekerjasama dengan UNESCO? I : Iya, itu setelah pengakuan batik oleh UNESCO memang dibuat film dokumenter tentang batik pekalongan. Penggagasnya adalah warga kehormatan pekalongan yang juga anggota UNESCO, gaura itu. Dan film itu sebagi sarana untuk memperkenalkan kota pekalongan sebagai kota batik. tetapi film itu belum sampai ke pemkot, tapi kita juga punya film tentang batik sendiri yang di produksi oleh Batik TV. Obs : Lalu perihal kedatang UNESCO kemarin ke pekalongan? I : Maaf saya tidak ikut acara itu, tapi secara garis besar selain benar-benar mengukuhkan bahwa batik itu milik pekalongan, dan itu harus dibawa. Jadi salah satu program UNESCO adalah memberikan penghargaan kepada Negara, wilaya, daerah atau kota yang mempertahankan nilainilai budaya tanpa mengurangi atau menambahi dari keaslian budaya tersebut. dan dalam penilaian tersebut terus diadakan evaluasi apakah terus dijalankan atau tidak, dan ternyata hasil penialainya kota pekalongab sudah melakukan itu bahkan sebelum program UNESCO ada ternyata pekalongan sudah melakukan itu. Justru program yg pemkot lakukan ternyata melebihi apa yang diprogramkan UNESCO terkait pengakuan batik itu. Jadi pencitraan it uterus kita lakuakan tidak sebatas dengan kegiatankegiatan yang sebatas kegiatan yang ,elibatkan banyak publik. Tetapai pertemuan kemrn dengan UNESCO juga sebagai upaya pencitraan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wawancara Ka.Bag. Humas dan Protokol Pemkot Pekalongan Nama Informan : Supriyadi, SH, Waktu : 28 November 2011 pukul 10.00 WIB Lokasi : Ruang tamu KaBag. Humas dan Protokol Obs : Apa peran kota pekalongan dalam pengakuan batik oleh UNESCO, dan apa pula yg melatar belakangi UNESCO memilih pekalongan sbg pusat batik? I : Jadi kedatangan UNESCO kemarin ke Pekalongan adalah terkait dengan bestpractises, tapi sebelum saya berbicara tentang best practises perlu diketahui bahwa UNESCO yang memiliki tugas Salah satunya adalah bagaimana untuk bisa, kalau dalam bahasa jawanya yaitu nguringuri kebudayaan yg dimiliki dunia. Saat ini salah satunya adalah masalah batik. Batik saat ini sudah diakui UNESCO sebagai intengible heritage atau budaya tak benda. Dan meskipun di Indonesia yang terkenal dengan batik tidak hanya Pekalongan , ada Solo, dan Yogyakarta, tetapi pada kenyataannya yang paling akif adalah Pekalongan untuk megikuti rapat2 dalam rangka mendapat pengakuan batik dari UNESCO. Walikota Pekalongan sendiri mengikuti rapat sampai 34 kali ,itu artinya peran yang sangat signifikan. Disamping itu kan produksi batik terbesar di Indonesia sampai 70% adalah pasokan dari pekalongan, bahkan untuk kelas dunia dari 70% pasokan batiknya itu 24% nya untuk dunia juga batik dari pekalongan. Itu yang membuktikan tidak hanya faktor budaya saja, tetapi terdapat faktor ekonomis didalam batik. Selebihnya untuk menjaga agar tidak ada putusnya dari generasi ke generasi ada yang namanya best practises. Museum batik pekalongan ditunjuk sebagai best practises oleh UNESCO. Jadi nanti UNESCO akan mengakui dan kalau ada pihak-pihak yang mau belajar batik, dari manapun mereka berasal, oleh UNESCO akan diarahkan untuk datang ke kota Pekalongan. Bukti bahwa secara Implementasi UNESCO sudah mengakui Pekalongan sebagai pusat batik, UNESCO juga meminta dibuatkan film tentang batik. Dan film itu sekarang sudah jadi, dan akan dibawa kemanapun UNESCO pergi dan akan diperlihatkan keseluruh negara yang dikunjungi UNESCO. Film ini sebagai contoh ini lho proses budaya asli suatu daerah dapat dipertahankan secara berkesinambungan dengan masal. Nantinya film akan akan commitcara to user disebarkan ke 29 negara yg rencananya akan dikunjungi UNESCO, dan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id film itu adalah film produksi UNESCO yang seluruh proses pembuatannya dan lokasinya diambil di pekalongan. Obs : Lalu konten filmnya berisi tentang apa saja? I : Tentu saja tentang batik, termasuk batik dilihat dari budaya. Seperti yang kita ketahui bahwabatik itu sudah digunakan dari orang lahir sampai meninggal, bahwa masing-masing terdapat filosofi tersendiri yang dimiliki. Kemudian langkah2 membuat batik, jadi lebih cenderung ke budayalah. Dan Pekalongan itu kota yang terbuka, sehingga pengaruh dari bati dr bebagai daerahbahkan darimancanegara luar itu mudah masuk . Beda dg daerah lain yg mmiliki pakem sendiri, beda dg pekalongan yg oengaruh dari jepang ada, dari cina ada, dari arab juga, solo juga ada, dan jogjapun masuk. Yang paling penting kita lebih colorful, dan batik pekalongan lebih brightnes, lebih berani dalam warna. Obs : Setelah adanya pengakuan dari UNESCO tsbt, langkah apa saja yang dialakukan pemerintah kota Pekalongan untuk mempertahankan citra kota Pekalongan sebagai kota batik I : Langkah yang sudah tentu kita lakukan adalah perjuangan yang sangat berat.bgmn perjuangan kita untk mdpt pengakuan itu sgt berat. Perjuangan berat itu terbukti dengan walikota yg mengikuti rapat hingga lebih dari 30 kali. Tetapi tidak sebatas itu, itu hanya sebagian kecil, tetapi bagaimana pemerintah kota pekalongan dapat mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama mengangkat batik. Itu yang paling sulit, dimana bisa mengajak semua komponen masyarakat untuk sama-sama berjuang. Langkah selanjutnya adalah kita tidak akan merasa puas, yang paling utama kita harus terus memajukan budaya batik ini sebagai contoh sedang menggalakkan green produk, dimana produksi batik itu harus berbahan alami. Selama ini yg menjadi isu adalah limbah batik yang mencemari lingkungan. Nah sebagai kesenian tentunya batik harus green tidak boleh mencemari lingkungan, itu yg selalu diperjuangkan pemerintah kota pekalongan untuk mengajak semua komponen sama-sama memahami masalah ini. Yang paling penting harus dapat membedakan terlebih dahulu mana yang batik asli mana yang batik printing. selama ini sebenarnya yang mengotori lingkungan dan menghasilkan limbah adalah batik printing, dimana lebih banyak menggunakan bahan kimia. Yang sedang digalakkan sekarang adalah bagaimana mensosialosasi commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id agar proses pewarnaan batik dipekalongan menggunakan bahan alami yang tidak mencemari lingkungan. Wawancara kedua dengan informan Bapak Supriyadi Waktu : 7 Desember 2011 pukul 7.30 WIB Lokasi : ruang tamu Kagab Humas dan protokol Obs : Pkl dikenal sebagai kota batik, untuk memperkuat citra sebagai kota batik, apa saja kegiatan komunikasi yang dilakukan pemkot pkl? Seblum emnjawab kegiatan apa saja, sebelumnya pemkot pekalongan sudah berani membrand dirinya dengan world city of batik. Jika selama ini pekalongan hanya sebagi produsen batik, sebagai penjual, sekarag pekalongan sudah memplokamirkan sebagai kota batik internasional. Kegiatan komunikasinya: 1. Setiap tahun ganjil pemkot mengadakan pekan batik internasional 2. Setiap tahun genap pemkot ,mengadakan pekan batik nusantara 3. Dan menjalin kersama dengan museum …di belanda untuk mjd pusat refensi segala ttg batik. Oba : Citra sebagai kota batik yang bagaimana? I : Seperti yg dimandatkan oleh UNESCO krn pkl mendapat penghargaan dari UNESCO sebagai kota batik. Batik itu kan kental dengan unsure budaya, spt filosofi batik yang sarat akan budaya maka pekalongan ingin mempertahankan batik sebagai budaya asli pekalongan. Selain itu juga selama ini masyarakat melihat jika sungai kota pekalongan keruh, berwarna karena limbah batik, maka dianggap bahwa perekonomian pkl sedang maju karena usaha batiknya lancar, nah skg ingin ditekankan bahwa bahwa sungainya jernih, ikannya hidup tetapi ekonominya jg stabil. Apalagi juga sekarang sedang digalakkan green produk, dimana batik menggunakan bahan alami tidak bahan kimia sehingga tidak menimbulkan limbah. Selain itu dari sector ekonomi dan wisata juga pekalongan tetap ingin dikenal sebagai pusat batik yang berkualitas, jaminan mutu, tetapi harga terjagkau. Dan pwkalongan juga sebagai pusat wisata batik dengan commit to user adanya kampong batik dan museum batik. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Obs : Bagaimana mengkomuikasikan semua program itu ke masyarakat? Sepeti branding, dan kegiatan2 yang tadi disebutkan? I : Pekalongan itu memiliki kampong batik: pesindon dan kauman. Dan mereka inilah yang bertugas menjadi agen. Karena setiap ada undangan entah itu pameran atau pertemuan ke luar daerah missal di Jakarta, biasanya langsung mengundang mereka para pengusaha atau pengrajin batik. Jadi mereka secara tidak langsung yang mengkomuikasikan kepada masyarakat luas sehingga banyak orang dari luar datang kesini. Obs : Lalu bagaimana dengan masyarakat pekalongan sendiri? Bagaimana mereka mengetahui info tersebut seperti branding misalnya? Karena tidak semua kan bekerja dibidang batik? I : Sebelum melauncing branding pekalongan world’s city of batik, pemkot membutuhkan waktu yang panjang untuk menciptakan ini. Sebelum launching pemkot sudah mengumpulkan seluruh stakeholder termasuk masyarakat untuk mensosialisasikan branding world’s city of batik ini. Jadi kami yakin bahwa saat branding dilaunching semua masyarakat sudah mengetahui. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wawancara Staf Kebudayaan Dinas Pariwisata Kota Pekalongan Nama Informan : Trigandi Imamuddin Waktu : 22 November 2011 (via email [email protected]) Obs : apa perbedaan pekan batik internasional dan pekan batik nusantara? I : Pekan Batik adalah salah satu kegiatan hasil kerja sama antara Kementerian Perindustrian, Pemerintah Kota Perdagangan Pekalongan serta dan Koperasi dengan KADIN dalam rangka memperkenalkan dan mempromosikan batik sebagai produk unggulan nasional. Pekan Batik International diselenggarakan pada tahun ganjil dimulai sejak tahun 2007. Pekan Batik International memberikan ruang partisipasi peserta pameran dari negara-negara lain, serta lingkup kegiatannya berskala international. Pekan Batik Nusantara diselenggarakan pada tahun genap dimulai sejak tahun 2008. Pekan Batik Nusantara memberikan ruang partisipasi peserta pameran dari berbagai daerah di tanah air saja serta lingkup kegiatannya berskala nasional. Obs : Mulai kapan pekan batik digelar di kota pekalongan? dan sudah berapa kali? I : Pekan Batik International : 2007, 2009, 2011 Pekan Batik Nusantara Obs : 2008, 2010 : terkait pencitraan kota pekalongan sebagai kota batik apakah program pengecatan becak batik juga termasuk usaha dinas pariwisata dalam memperkuat citra kota pekalongan sebagai kota batik? commit to user perpustakaan.uns.ac.id I digilib.uns.ac.id : Betul. pembangunan pariwisata dititikberatkan pada pemberdayaan dan partisipasi masyarakat sehingga terciptalah kemitraan yang harmonis antara Pemerintah dan masyarakat selaku pelaku pariwisata. Pengecatan Becak batik dimaksudkan untuk lebih memperkuat pencitraan Kota Pekalongan sebagai Kota Batik karena selain fisik, juga ada kegiatan non fisik yaitu disertai dengan adanya pembinaan agar para pelaku pariwisata paham dan siap menyambut kedatangan wisatawan. perkuatan citra Kota Batik dapat kita temui pada sarana Transportasi (Becak dan Kereta), sarana akomodasi (Hotel), MICE, Rumah Makan, Tempat Rekreasi, gapura perkampungan, sekolah dll. Obs : Sejak pengakuan UNESCO terhadap batik dan batik pekalongan, bagaimana perkembangan pariwisata di pekalongan? I : sejak adanya pengakuan dari UNESCO terhadap Batik, maka pariwisata di Kota Pekalongan mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Indikator perkembangan tersebut dapat dilihat pada: a. kenaikan jumlah wisatawan dan pendapatan daerah dari retribusi maupun pajak di bidang pariwisata. b. meningkatnya usaha kuliner dan akomodasi. pada tahun 2011 ini di Kota Pekalongan sedang dibangun 4 hotel, 2 hotel melati dan 2 hotel Bintang 3 dan Bintang 4. c. meningkatnya peran serta dan apresiasi masyarakat pada bidang pariwisata, seni dan budaya. munculnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang kemudian berprestasi di tingkat Jawa tengah. d. adanya event-event berskala nasional dan international di Kota Pekalongan (Pekan Batik Internasional dan Pekan Batik Nusantara) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 5 Wawancara masyarakat umum Pekalongan Nama Informan : Ela Mardiati Pekerjaan informan : Ibu Rumah Tangga Lokasi : Rumah Informan, Kraton Lor Waktu : 29 November 2011 pukul 09.00 WIB Obs : Apa julukan kota pekalongan? I : Pekalongan kota batik Obs : Kenapa pekalongan disebut kota batik? I : Karena sebagian besar masyarakat pekalongan mempunyai usaha di bidang batik, dan setau saya karena asal batik dari pekalongan. Dan di pekalongan itu bisa dikatakan pekalongan itu sentra batik jadi pantas saja kalau Pekalongan dijuluki kota batik Obs : Pernah dengar batik diakui UNESCO tidak? I : ndak, apa sih yang di akui lurik ya? Wah saya ndak pernah mendengar Obs : Tau festifal batik pekalongan? Seperti apasih acaranya? I : Iya tau, meskipun tidak mernah berpaertisipasi dalam aacara tersebut tapi setau saya yang saya dengar dari temen-temen dan saudara isinya hanya pameran-pameran batik, disitu dipamerkan dari proses pembuatan hingga jadi dan distribusi, disana juga ada stand-stand penjual batik dari seluruh peklongan. Obs : Kalau festival batik internasional pernah mendengar tidak? I : Apa sih, setau saya festival selalu diikuti orang peklaongan, tetapi kalau banyak turis asing yang berkunjung dan mempelajari batik saya pernah mendengar. Obs : Selama ini info adanya event-event festival itu datang dari mana? I : Ya paling dari iklan-iklan yang dipasang pemkot seperti dengan baliho di pinggir jalan. Selain itu dari media seperti Koran lokal, radio mungkin iya, tetapi saya tidak commit to pernah user mendengarkan radio jadi saya tidak tau pasti. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Obs : Evektif tidak pemberitahuan seperti itu? I : Menurut saya evektif, buktinya setiap ada event pasti rame, dan bikin macet jalan disekitar event. Obs : Tahu tidak kapan hari batik? I : Kalau tidak salah belum lama ini, blannya saya lupa, September atau oktober kemarin. Obs : Bagaimana perayaan hari batik di pekalongan? I : Sangat meriah, persiapannya juga sangat terlihat jauh-jauh hari sebelum acara berlangsung. Iklan-iklan sudah banyak dipasang, selain itu kampong batik dan toko-toko batik seolah berlomba berpartisipasi dalam hari batik. Apalagi kemari pas hari batik peklaongan dikunjungi ibu Negara, wah itu sangat meriah sekali. Dan sekan-akan batik menjadi sorotan utama di masyarakat pekalongan. Obs : Anda pernah mendengar tentang pekalongan world city of batik?branding pekalongan yg baru? I : Saya tidak tahu. Obs : Pernah mendengar tentang becak batik tidak? I : Becak yg kanan kirinya dicat dengan motif batik ya, iya saya pernah melihat. Obs : Apa tanggapan anda tentang becak batik tersebut? I : Itu inovasi yg bagus ya, jadi batik di peklaongan tidak hanya dikenal dengan pakaian atau kain saja, tetapi batik dapat benar-benar melekat pada koat pekalongan selain ada museum batik, transportasinya juga perlu memiliki ciri khas batik. Itu sangat bagus untuk promosi wisata kota pekalongan, biar orang semakin tahu bahwa pekalongan adalah kota batik. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wawancara Masyarkat Umum Pekalongan Nama Informan : Adinda Yuniar Saputri Pekerjaan informan : Karyawati Lokasi : Rumah Informan, Krapyak Lor, Gg. Lestari Waktu : 29 November 2011 pukul 16.00 WIB Obs : Apa julukan kota pekalongan? I : Kota Batik Obs : Kenapa pekalongan disebut kota batik? I : Karena Kota Pekalongan adalah salah satu penghasil batik terbesar di Indonesia , dan mayoritas warganya sebagai perajin batik. Obs : Pernah dengar batik diakui UNESCO tidak? I : Iya tau, pengakuan tentang batik sebagai warisan asli Indonesia oleh UNESCO kan. Cuma tidak tau apa yang melandasi pengakuan itu, mungkin klaim malaysia itu juga melandasi. Obs : Tau Pekan Batik Nusntara? Seperti apasih acaranya? I : setau saya setiap tahun di pekalongan selalu diadakan pameran batik di lapangan jetayu. Kaya bulan kemarin itu yang diadakan di lapangan jetayu. Kalau acaranya ya pameran batik Setiap tahun selalu ada pameran batik, bahkan sering sekali ada pameran batik. entah itu saat ulang tahun Pekalongan, entah pas hari batik, di jetayu itu pasti ada pameran batik. Banyak stand batik yang buka saat itu. Obs : Kalau festival batik internasional pernah mendengar tidak? I : acaranya diisi dengan pemeran batik dari pengusaha-pengusaha batik Pekalongan. Cuma tidak tahu helas itu nusantara atau internasional. Saya tidak pernah datang ke acara itu, isinya tiap tahun sama hanya pameran dan bazar batik saja. Obs : Selama ini info adanya event-event festival itu datang dari mana? I : biasanya saya lihat di spanduk-spanduk, nek ndak ya lihat langsung di jetayu pas kebetulan lewat. Obs : Evektif tidak pemberitahuan seperti itu? commit to user : ya karena itu sudah rutin ya efektif, karena masyarakat jadi tahu. I perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Obs : Tahu tidak kapan hari batik? I : kalau tidak salah perttengahan juli ya? Saya luapa tapi yang jelas setiap hari batik harus pakai baju batik. di instansi-instansi wajib mengenakan baju batik pada hari batik. Obs : Bagaimana perayaan hari batik di pekalongan? I : ya itu pameran batik yang ada di jetayu. Pernah kapan itu ada semacam pawai kostum, tetapi sekarang tidak pernah lagi hanya pameran stan batik. Obs : apakah anda mengetahui tentang branding baru Pekalongan? I : bukannya kota batik? Obs : Anda pernah mendengar tentang pekalongan world city of batik? I : Oh kalau Pekalongan World’s City of Batik saya tau, itu bias saya lihat di pin yang biasa dipakai PNS kan. Memang itu branding ya? Bukan pekalongan itu kota batik. Selama ini saya hanya tau itu digunakan para PNS, tetapi tidak tau maksudnya, mungkin ingin kota pekalongan dikenal sebagai kota batik dunia. Obs : Pernah mendengar tentang becak batik tidak? I : hanya tahu sekarang banyak becak-becak yang dilukis batik. kemarin pas Bu Ani datang katanya dari stasiun mau naik becak itu. Obs : Apa tanggapan anda tentang becak batik tersebut? I : ya bagus, becak ini bisa menjadi sebuah ikon baru kota pekalongan sebagai kota batik. jadi bisa digunakan transportasi para wisatawan, karena yang saya lihat becak itu banyak dijumpai di sekitar museum batik. Obs : Dari beberapa kegiatan pemerintah untuk memperkuat citra pekalongan sebagai kota batik, bagaimana tanggapan anda? I : terus ditingkatkan, supaya batik pekalongan semajin dikenal dan dapat menambah pemasukanan bagi masyarakat kota pekalongan. Acaraacaranya juga sebaiknya dibikin lebih variasi tidak hanya pameran saja, acara yang pawai kostum itu juga sangat bagus jika diadakan lagi. Dan mengenai sosialisasi branding yang tadi mungkin lebih diinformasikan supaya masyarakat Kota Pekalongan tau. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wawancara Masyarkat Umum Pekalongan Nama Informan : Larissa Anggestiasari Pekerjaan Informan : Pemilik Fazil Batik Lokasi : Rumah Informan, Kauman Gg. 5 No. 16 Waktu : 7 Desember 2011, Pukul 10.00 WIB Obs : Apa yang anda ketahui tentang julukan kota Pekalongan? I : Pekalongan kota batik Obs : Mengapa pekalongan mendapat julukan tersebut? I : Mungkin karena sebagian pendudukan pekalongan itu bekerja dibidang batik. Baik dari segi produksi maupun penjual. Bahkan hamper 80% apa ya, berkecimpung dalam industri batik. Jadi sudah sewajarnya lah kalau kota pekalongan disebut kota batik.. Obs : Apakah anda mengetahui bahwa batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia? I : Kalau masalah itu nggak begitu mudeng. Obs : Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan pemkot pekalongan dalam memperkuat citra pekalongan sebagai kota batik? I : ada pameran batik. Obs : Apakah anda mengetahui mengenai pekan batik nusantara maupun internasional? I : Yang pameran-pameran itu ya? Iya tahu, biasanya lebih dari satu hari dan diramaikan oleh pameran stand batik dari pengrajin-pengrajin batik, trus juga ada acara lain. Seperti yang kemarin ada kunjungan dari bu ani. Malah kemarin yang menjadi salah satu kunjungan bu ani dan rombongan adalah rumah orang tua saya (batik larissa). Disana bu ani meresmikan kampung batik pesindon dan belanja di batik larissa. Selain itu biasanya juga ada workshop tentang batik. Kalau yang kemarin itu juga ada membatik seribu payung. commit to user perpustakaan.uns.ac.id Obs digilib.uns.ac.id : tau perbedaan Pekan Batik Nusantara dan Pekan Batik Internasional tidak? I : pendukung acaranya saja sih, kalau Nusantara biasanya peserta dan pengisi acara itu nasional, kalau yang Internasional melibatkan luar negeri. Obs : Pernah terlibat di pekan batik tidak? I : Iya pernah, tapi waktu itu saya Cuma bantuin stand punya orang tua saja si, kalau buka stand sendiri blum pernah. Tapi ya sama saja kan.. Obs : Kapan hari batik nasional? I : Kalau tidak salah 2 oktober ya.. Obs : Apa yang anda ketahui tentang perayaan hari batik di kota pekalongan? I : Perayaan hari batik di pekalongan biasanya digelar secara meriah, ya dengan pecan batik itu tadi. Dan itu menurut saya pantas-pantas saja. Karena kota sendiri dipantes-pantesin. tapi memang pantes, karena pekalongan sendiri disbanding kota lain seperti jogja, solo, batik pekalongan lebih banyak dan lebih bervariasi. Malh di jogja batik-batik didatang dari peakloangan. Itu karena motif batik pekalongan lebih bervariatif, warnanya juga lebih berani. Obs : Sebagai pengrajin batik, pasar dari pekalongan dan luar pekalongan perbandingannya lebih banyak man? I : Wah kalau itu saya tidak pernah menghitung secara pasti. Tetapi yang jelas dari dalam pekalongan sendiri banyak. Dan terus ada permintaan. Kalau dari luar terbukti dari banyaknya bati pekalongan yang dikirim ke luar kota seperti jogja berarti kan permintaan disana juga banyak. Selain itu saya juga buka online permintaan dari luar juga banyak. Obs : Apakah anda tahu branding pekalongan sebagai World’s City of Batik/ kotanya batik dunia? I : Iya tau, tapi cuma ngerti ga mudeng. Pekalongan sebagai kota batik dunia kan, tetapi gak tau benar-benar dikenal didunia apa tidak. Saya commit to itu userapa, entah karena pekalongan kota tidak tahu jelas dasar pengakuan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id batik, atau sebagian pengrajin batik ada di pekalongan, tetapi yang jelas pengakuan itu pastilah sudah melewati banyak pertimbangan baik karena banyaknya pengrajin atau kualitas batik pekalongan yang bagus. (ngobrol) Obs : Apakah anda pernah mendengar tentang becak batik? I : iya, becak-becak di dekat museum batik dan ampung batik itu banyak yang dilukis batik. Obs : tanggapan anda dengan adanya becak batik bagaimana? I : sebagai promosi dan pelestarian batik itu langkah yang bagus menurut saya. Karena sekarang batik basa dijumpai di media apa saja. Memang pengertiannya batik adalaha kain, tetapi dengan kemajuan jaman mungkin sekarang dapat diaplikasikan dimedia mana saja. Karena sekarang batik tidak hanya dignakan sebagai pakaian atau kain, dari banyak pesanan batik yang datang ke saya banyak yang digunakan untuk tas. Jadi menurut saya becak batik merupakan trobosan yang baik. Obs : bagaimna tanggapan anda dengan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan pemkot pekalongan dengan kegiatan di kota lain? I : menurut saya masih jauh ya, setau sya di solo itu ada solo batik Carnival yang event internasional, mungkin pekalongan bisa mencontoh solo yang bisa membuat acara sebesar itu. Kan pekalongan kota batik jadi pasti bisa lah menandingi solo. Obs : pemkot dan UNESCO membuat film tentang batik, apakah anda mengetahui tentang film itu? I : wah itu tidak pernah mendengar. Obs : sebenarnya keunggulan batik pekalongan dengan batik daerah lain itu apa? I : batik pekalongan itu lebih variatif warnanya, lebih colorfull. Dan motifnya pun lebih mengiuti jaman tidak pakem. Berbeda dengan solo dan jogja yang lebih didominasi warna coklat dan putih. Dan motifnya juga pengaruh keratoncommit yang to adauser di sana. Itu yang membuat batik perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id pekalongan banyak diminati. Selain itu di pasar batik pekalongan dikenal dengan mutu yang berkaulitas dengan harga yang murah. Tetapi sebenarya yang membedakan itu adalah proses pembuatannya, banyak yang murah tetapi itu biasanya batik yang dibuat dengan proses printing atau cap. Kalau batik tulis rata-rata harganya ya cukup mahal, karena proses pembuatannya pun tidak mudah dan memakan waktu yang tidak sebantar.. Obs : kalau batik yang dijual di Fazil batik bagaimana? I : kami memproduksi batik tulis, produk utama fazil batik adalah sarungsarung encim. Tetapi selain itu kami juga menyediakan yang lain seperti kain batik. Obs : Apa harapan anda terhadap batik pekalongan? I : ya semoga batik pekalongan semakin dikenal, dan dengan adanya langkah-langkah yang sudah dilakukan pemkot dapat menjadikan batik pekalongan semakin maju. Apalagi dengan adanya pengakuan oleh dunia dan branding pekalongan sebagai kota batik dunia semoga batik pekalongan terkenal di dunia sehingga pemasukkan para pengrajin pun bertambah dan itu juga pasti bermanfaat bagi pemerintahan. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Wawancara Masyarakat Umum Pekalongan Nama Informan : Hendra Oktavian Y Pekerjaan Informan : Belum Bekerja Waktu : 27 November 2011 pukul 16.30 WIB Lokasi : Ayam Kosek Resto Obs : Apakah anda tau julukan kota pekalongan? I : Kota batik Obs : Apa yang anda ketahui tentang pekalongan kota batik? I : Karena pekalongan kan bias dibilang asal mulanya batik. Katanya batik itu dari pekalongan, karena asal mulanya tersebut akhirnya pekalongan disebut kota batik. Cuma kan dari dulu tidak semua memahami bahwa pekalongan sebagai kota batik bener-bener kota batik bukan batik bersih, aman, terib, indah komunikatif. Cuma baru-baru ini saja, mulai th 2006 yang batik mulai terangkat maka nama pekalongan sebagai kota batik mulai dikenal lagi. Obs : Apakah anda mengetahui bahwa batik sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia? I : Iya tau, batik diakui dunia kan, tahun 2006 ya… Obs : Apakah anda mengetahui kegiatan-kegiatan yang dilakukan pemkot pekalongan dalam memperkuat citra pekalongan sebagai kota batik? I : Y seperti peringatan hari batik kemarin, kalau misalnya apa ya, pas hari batik pasti ada acara, terus kalau ulang tahun museum batik basti ada acara seperti lomba anak-anak SD yg digelar di depan museum batik, selain itu juga pameran batik sering digelar di pekalongan. Obs : Pernahkan anda mendengan tentang Pekan batik nusantara atau pecan batik internasional? I : Seharusnya kalau pecan batik internasional terakhir 2009, seharusnya tahun ini ada tetapi karena ada sesuatu hal dan aku tidak tau itu apa sepertinya tidak jadi. Jadi tahun ini Cuma acara kemarin itu lho yang dikunjungi bu ani. Setau saya seharusnya tahun ini jatahnya pecan batik internasional. Kalau yang pecan batik nusantara itu kan satu tahun commit to user sekali. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Obs : Tujuan dari Pecan Batik itu ada sih? I : Secara umum sendiri si untuk menjaga kebudayaan kita biar gak ilang. Kalau secara khusuny abanyak banget, untuk pemasaran lah, untuk memperkenalkan batik pekalongan lah, terus untuk menarik wisatawan juga, dan macem-macem. Tapi kan tujuan umunya adalah mempertahankan, memelihara budaya kita. Obs : Rangkaian acara? I : Kalau yang tahun ini, kemarin ada menghias payung, membatik diatas seribu payung yang masuk rekor muri itu, trus ada pameran, kunjungan dari orang-orang penting dari pusat ke pekalongan, yang aku tahu itu sih. Obs : Kalau Pecan Batik sebelumnya? I : Kalau yang tahun sebelumnya aku tidak begitu mudeng tapi yang pasti ada itu pameran batik itu, pasti ada. Obs : Pekalongan sebagai kota batik, dengan adanya acara-acara tersebut sudah sesuai blum untuk memperkuat citra kota pekalongan sbg kota batik? I : Kalau buat seluruh masyarakat, tidak hanya pekalongan saja, bagi masyarakat pekalaongan pasti sudah tahu pekalongan kota batik, pecan batik, saya yakin semua pasti tahu. Tapi untuk masyarakat luas saya tidak yakin semua tahu. Karena saya punya temen waktu saya Tanya tentang pekalongan mana, mereka itu tidak tahu. Saat saya jawab peklaongan itu kota batik mereka malah bilang kalau yang koa batik itu solo atau jogja. Obs : Jadi menurut anda sebagai kota batik apakah pekalongan sudah dikenal oleh masyarakat luas? I : Kalau pekalongan blum, masih kalah sma solo dan jogja. Kayak disolo saja kan sudah dikenal secara internasional. Dan kelasnyua juga sudah internasional. Obs : Menurut anda sebagai kota batik itu harus bagaimana sih, indicator supaya dapat dikatakan pantas mendapat sebutan kota bati se[erti apa, apakh hrs eventnya taraf internasional atau gmn? I : Kalau orang-orang sih pengennya tidak seperti bersaing, jadi mereka berpikirnya batik itu milik Indonesia bukan milik pekalongan saja. Jadi walaupun kita berusaha untuk membuat kota pekalongan itu terkenal commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id sebagai kota batik ya tetap susah, dan nanti jadinya malah egois menganggap kalau batik itu cuma milik pekalongan. Obs : Lalu pekalongan skg ini dikenal batik dari apanya I : Dari perdagangannya, pekalongan dikenal dengan kain batiknya. Kainnya lho bukan motifnya. Karena ada beberapa sebab kenapa kain batik pekalongan lebih terkenal dari kain batik solo dan jogja. Selain itu harga kain batik pekalongan lebih murah dari pada solo dan jogja, jadi kenapa batik pekalongan lebih digemari ya kerena harganya lebih murah dan kualitasnya juga bagus. Obs : Kapan hari batik nasional? Obs : Apa yang anda ketahui tentang perayaan hari batik di kota pekalongan? Obs : Apakah anda tahu branding pekalongan sebagai World’s City of Batik/ kotanya batik dunia? I : Iya saya tahu branding kota pekalongan the worlds city of batik Obs : Menurut anda branding tersebut sudah pantas disandang blum? I : Kalau dilihat dari permukaan saja sudah pantas karena sudah mendapat pengakuan dari UNESCO jadi sudah bisalah disebt kota batik dunia. Tapi kalau kita lihat lebih dalat ya kurang, karena sama solo saja masih kalah kan. Yang penting bataik pekalongan masih harus terus diperjuangakan yang penting jangan sampai ilang saja. Semisal nanti batik sudah tidak terkenal lagi, tergeser sama sesuatu yang lain, pekalongan masih tetap mempertahankan. Branding itu kan masih awal, jadi masi banyak yang perlu ditingkatkan. Obs : Kalau mengenai event-event, penyebaran informasi tentang event itu ke masyarakat lewat apa sih? I : Ya paling dari mulut ke mulut, ya kalau untuk detail acara paling orangorang pemkot sendiri yang tahu. Obs : Lalau dari mana masyarakat tahu tentang event itu? I : Ya paling dari baliho-baliho itu, itupun jumlahnya sedikit. Tetapi kalau lewat di aerah etayu dan melihat ada kesibukan seperti pameran ya pasti biasanya orang penasaran dan pengen tahu. Obs : Kalau tentang branding, menurut anda masyarakat kota pekalongan tahu tidak ttg keberadaan branding tersebut? commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id I : Saya tidak yakin, paling hanya kalangan internal saja yang tahu. Makanya menurut sya kalimat ittu harus disebarluaskan biar semua orang tahu. Dan di peklaongan sendiri khususnya daerah selatan banyak yang tidak tahu, mereka tergolong cuek dengan kegiatan pemkot seperti itu. Padahal disana itu bias dibilang salah satu pusat industry batik. Disna banyak sekali pengrajin batik. Obs : Apakah anda pernah mendengan tentang becak batik? I : Iya tahu Obs : Pendapat anda tentang becak batik itu? I : Menurut saya itu efektif buat pencitraan kota batik. Trus selain itu juga itu di setiap kampong batik dan beberapa lokasi di pekalongan banyak yang dilukis dengan motif batik, jadi menurt saya pekalonga sudah kental dengan nuansa batik. Obs : Apa harapan anda terhadap batik pekalongan? I : Ya untuk pemkot harapannya dari branding world city of batik itu bias terus berkembang, tidak berhenti smapai disitu saja, semua rencannya dapat terlaksana tidak harus cepet-cepet yang penting tujuannya bias terlaksana . Dan festivalnya terus berjalan setiap tahunnya. Jagn hanya terhalang dana terus ditiadakan, itu untuk melestarikan warisan budaya. Trus juga usaha pengembangan yang lain seperti wisata sungai binatir dilaksanakan. Ya intinya supaya masyarakat luas itu tau, tidak hanya orang pekalongan saja yang tahu, tetapi masyarakat luas, masyarakat duania tahu kalau kota batik itu pekalongan commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id Lampiran 7 FOTO – FOTO 1. Museum Batik Pekalongan Terletak di Jl. Jetayu, Museum Batik Pekalongan menjadi salah satu ikon Pekalongan Kota Batik. 2. Pasar Grosir Setono Gorosir Batik pertama di Pekalongan yang menjadi tujuan wisata belanja batik commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3. Bentuk Promosi Branding Pekalongan World’s City of Batik PNS Kota Pekalongan Wajib mengenakan pin branding Pekalongan World’s City of Batik Sosialisasi penggunaan branding Pekalongan World’s City of Batik oleh Humas Pemkot Pekalongan menggunakan baliho-baliho yang dipasang di jalan-jalan protocol Kota Pekalongan commit to user