09 Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI Program Studi PSIKOLOGI http://mercubuana.ac.id Sejarah dan Aliran Psikologi Psikologi Gestalt Rizka Putri Utami, M.Psi Latar belakang Psikologi Gestalt • Saat aliran behaviorisme terbentuk di Amerika, Gestalt pun bergerak di Jerman. • Gerakan ini merupakan bentuk protes terhadap aliran psikologi wundt. • Psikologi Gestalt menerima konsep tentang kesadaran namun mengkritik teknik analisa dengan memecah-mecahnya ke dalam elemen-elemen • Sedangkan behaviorisme menolak mentahmentah adanya kesadaran dalam psikologi. • Psikolog Gestalt yakin akan adanya hal-hal lain yang mempengaruhi persepsi daripada hanya menggunakan mata untuk melihat. • Dengan kata lain, persepsi kita lebih dari sekedar informasi fisik mendasar (elemenelemen sensori) yang bisa ditangkap oleh organ-organ indera kita. Definisi Psikologi Gestalt • Istilah “Gestalt” sendiri merupakan istilah bahasa Jerman • Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu “form”, “Shape” (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakekat, esensi, totalitas. • Terjemahannya ke dalam bahasa inggris pun bermacam-macam antara lain “Shape psychology”, “Configurationism”, “Whole Psychology” • Untuk dapat mengerti arti yang sebenarnya dari Psikologi Gestalt, kita perlu mempelajari ciri ciri khas daripada aliran Gestalt. • Psikologi Gestalt mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dan bahwa data-data dalam psikologi Gestalt disebut sebagai phenomena (gejala). Franz Brentano • Brentano mendahului gerakan formal Gestalt melalui pendapatnya bahwa psikologi mempelajari proses atau aktivitas mental bun isi dari mental (elemen sensasi). • Ia mengakui bahwa pandangan penganut Wundt ttg introspeksi terlalu kaku dan perlu lbh banyak observasi • Ia tidak sependapat dengan strukturalisme yang hendak menganalisa kesadaran dgn memecah-mecahnya ke dalam elemenelemen. • Gejala kejiwaan harus dipandang sbg suatu phenomena secara totalitas Berdirinya Psikologi Gestalt • Pada awalnya berkembang dari studi eksperimen yang dipimpin oleh seorang psikolog Jerman Max Wertheimer pada tahun 1910 • Koffka dan Kohler berlaku sebagai subyek, melibatkan persepi dari gerakan yang nyata, yaitu persepsi dari gerakan saat tidak ada gerakan fisik yang nyata terjadi. Wertheimer menyebutnya impresi (jejak gerakan) • Wertheimer menyebut fenomena yang terjadi di labnya merupakan fenomena yang unik, yang disebut phi phenomenon • Yaitu, gerakan yang nyata tidak memerlukan penjelasan, ia tidak mungkin dipecah ke dalam bentuk yang sederhana. Max Wertheimer • Merupakan salah satu tokoh dari tiga serangkai tokoh-tokoh Psikologi Gestalt (dgn Wolfgang Kohler dan Kurt Koftka) • Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop. • Stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu • Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudian garis yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. • Menurut Wertheimer, gerak stroboskopik hanya dapat diterangkan dengan teori Gestalt, yaitu bahwa seseorang melihat lingkungannya secara menyeluruh. • Garis-garis tidak dilihat secara sendiri sendiri, tetapi dalam hubungan dengan yang lainnya, persepsi ini disebut persepsi holistik. • Pada tahun 1923, dalam bukunya Investigation of Gestalt Theory Whertheimer mengemukakan hukum-hukum gestalt untuk pertama kalinya Hukum hukum gestalt • Hukum Kedekatan (Law of Proximity) – Hal2 yang saling berdekatan dalam waktu atau tempat cenderung dianggap sebagai totalitas. • Hukum Ketertutupan (Law of Closure) – Hal2 yang cenderung menutup akan membentuk kesan totalitas tersendiri • Hukum kesamaan (law of equivalance) – Hal2 yang mirip satu sama lain, cenderung kita persepsikan sebagai suatu kelompok atau suatu totalitas. Kurt Koffka • Sumbangan koffka untuk psikologi adalah penyajian yang sistematis dan pengamalan dalam prinsip-prinsip gestalt dalam rangkaian gejala psikologi dari mulai persepsi, belajar, mengingat sampai kepada psikologi belajar dan psikologi sosial. • Teori Koffka dalam belajar didasarkan pada anggapan bahwa belajar, sebagaimana tingkah laku lainnya dapat diterangkan dengan prinsipprinsip organisasi psikologi gestalt. Teori Koffka ttg Belajar • Memory traces (jejak ingatan) – yaitu pengalaman-pengalaman yang membekas pada tempat-tempat tertentu di otak. – Ingatan ini diorganisasikan sec.sistematis mengikuti prinsip gestalt dan akan dimunculkan kembali jika kita mempersepsikan sesuatu yg serupa dgn jejak2 ingatan tadi. • Perubahan-perubahan yang terjadi pada ingatan bersamaan dengan jalannya waktu tidak melemahkan jejak ingatan itu, melainkan menyebabkan perubahan jejak. • Latihan-latihan akan memperkuat jejak ingatan Wolfgang Kohler • Kohler adalah 3 serangkai tokoh gestalt, Wertheimer tokoh yang mengemukakan ideide, Kohler mengadakan eksperimeneksperimen dari ide tersebut, sedangkan Koffka menulis teori-teori Wertheimer dan hasil-hasil eksperimen Kohler. • Karya Kohler yang paling terkenal adalah penyelidikannya menegnai tingkah laku kecerdasan (Intelligent Behavior) pada hewan simpanse. • Ekperimennya bertitik tolak pada teori Thorndike yang beranggapan bahwa tingkah laku hewan pada dasarnya tingkah laku cobasalah (trial and error), Kohler membuktikan bahwa hewan kera terdapat pemahaman (insight). F. Krueger • Krueger memperkenalkan pada dunia psikologi istilah “ganzheit” di Leipzig. • Ganzheit berasal dari kata jerman “das Ganze” yang berarti keseluruhan. • Sampai sekarang gestalt masih dianggap sama dengan Ganzheit • Krueger berpendapat bahwa psikologi Gestalt terlalu menitikberatkan pada masalah persepsi objek, padahal menurut Krueger adalah penghayatan secara menyeluruh terhadap ruang dan waktu, bukan hanya persepsi saja atau totalitas objek-objek saja. • Konsekuensi dari pendapat ini adalah bahwa tingkah laku harus diamati secara holistik atau molar, yaitu suatu tingkah laku harus dipandang dalam hubungannya dengan tingkah laku lain. Kurt Lewin • Lewin mengkritik teori gestalt karena dianggapnya tidak adekuat, ia kurang setuju dengan cara pendekatan aristotelian yg mementingkan struktur dan isi gejala kejiwaan. • Ia cenderung kepada pendekatan galilean yaitu fungsi kejiwaan. Lewin mempelajari motivasi sejak 1914 dan mengadakan penelitian tentang intuisi, harapan, substitusi dari tugas dan kejenuhan. • Penelitiannya mendapat suatu kesimpulan bahwa persepsi dan tingkah laku seseorang tidak hanya ditentukan oleh bentuk keseluruhan atau sifat totalitas dari rangsang tetapi ditentukan oleh kekuatan yg ada dalam lapangan psikologis (psychological field) • Lapangan psikologi ini terdiri dari rangsangrangsang dari luar maupun motivasi dan dorongan dari dalam diri orang yang bersangkutan. • Tingkah laku sesorang selalu mempunyai tujuan tertentu (goal seeking behavior) dan tujuan itu adalah mencari kesinambungan antara forces tsb. • Teori Lewin di atas disebut sebagai teori lapangan (fieldTheory) atau disebut juga sebagai topologi. • Arah dan tingkah laku ditetakan melalui hodologi, yaitu ilmu tentang arah tingkah laku • teori lewin disebut juga psikodinamika. • Salah satu teorinya yang bersifat praktis adalah teoritentang konflik, sebagai akibat adanya vektor-vektor yang saling bertentangan dan tarik menarik Teori konflik • Konflik mendekat mendekat (approachapproach – konflik ini terjadi kalau seseorang menghadapi dua objek yang sama-sama bernilai positif • Konflik menjauh-menjauh (avoidanceavoidance) – konflik ini terjadi kalau seseorang berhadapan dengan dua objek yang sama-sama mempunyai nilai negatif tetapi ia tidak bisa menghindari kedua objek itu sekaligus • Konflik mendekat-menjauh (approachavoidance) – dalam konflik ini terdapat hanya satu objek yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.