BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sample Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh data indeks harga saham gabungan (IHSG), tingkat suku bunga SBI, inflasi, jumalah uang beredar, nilai tukar rupiah, harga minyak, pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan. Berdasarkan data yang tersedia di internet ( www.finance.yahoo.com, www.bi.go.id, www.esd.go.id dan www.bps.go.id ) untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, tersedia data bulanan dari tahun 2010 – tahun 2014. 3.2 Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuntitatif data sekunder berupa indeks harga saham gabungan (IHSG), tingkat suku bunga SBI, inflasi, jumalah uang beredar, nilai tukar rupiah, harga minyak, pertumbuhan ekonomi dan volume perdagangan tahun 2010 sampai tahun 2014. yang merupakan data time series atau runtut waktu bulanan. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka-angka, sedangkan data sekunder adalah data yang diambil dari catatan atau sumber lain yang sudah jadi yaitu berupa data publikasi. Data tersebut sudah dikumμpulkan oleh pihak lain.Sumber data diperoleh dari Bank Indonesia, dan internet. 50 3.3 Variabel Penelitian Variabel yang digunkan dalam penelitian ini sebanyak 8 variabel, yang dikelompokkan menjadi : a. Variabel dependen : Indeks Harga Saham Gabungan ( IHSG) b. Variabel independen : Tingkat suku bunga, Inflasi, Jumlah uang beredar, Nilai tukar rupiah, Harga minyak, Volume perdagangan dan Pertumbuhan ekonomi. 3.3.1 Variabel Dendependen 3.3.1.1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Harga saham bertindak sebegai indikator ekonomi yang penting dalam kegiatan perekonomian. Salah satu indeks yang diperhatikan oleh investor ketika ingin berinvestasi di Bursa Efek Indonesi adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pasar modal yang berkembang ditunjukan oleh trend IHSG di pasar modal, nilai IHSG yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) menurtut Khan (2012) dalam penelitian Lusana silim (2013). IHSG dapat berfluktuasi seiring dengan fluktuasi indikator – indikator dari internal, seperti kondisi makro ekonomi yang ada di Indonesia dan indikator – indikator dari eksternal seperti perubahan Indek saham di negara yang mempunyai keterkaitan bidang perekonomian dengan Indonesia. IHSG ini telah di lakukan oleh beberapa peneliti 51 di antaranya Lawrence et al (2013); Yanuar (2013); Lee & Sadia (2012); Lusana silim (2013) dan Triani (2013). 3.3.2 Variabel Independen 3.3.2.1 Tingkat Suku Bunga SBI Tingkat suku bunga adalah harga yang dibayarkan per satuan mata uang yangdipinjam per periode waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase. Tingkat suku bunga akan menjadi daya tarik bagi investor meminjamkan modalnya di pasar uang misalnya dalam bentuk deposito. kenaikan tingkat suku bunga SBI, maka pergerakan harga saham akan menurun, sebaliknya apabila terjadi penurunan tingkat suku bunga SBI, maka harga saham akan naik. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Variabel ini digunakan oleh Duta Yulianto (2015); Wijayanti (2013) dan Lee & Sadia (2012) dalam penelitiannnya. 3.3.2.2 Inflasi Inflasi secara singkat yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi. Inflasi yang terjadi karena adanya kelebihan permintaan atas 52 penawaran barang yang tersedia. Menurut Astuti, Aprinti & Susanta (2013) pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan meningkatkan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi perusahaan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dalam negeri sehingga berdampak pada kinerja perusahaan dan hal apat terlihat dari harga sahamnya. Variabel ini digunakan Lawrence et al (2013); Monjurul (2012); Wijayanti (2013) dan Yanuar (2013) dalam penelitiannya. 3.3.2.3 Jumlah Uang Beredar Penelitian yang dilakukan Juita, Wardi & Aimon (2012) Indeks harga saham gabungan juga dipengaruhi oleh jumlah uang beredar semakin banyak jumlah uang beredar, maka para investor akan menginvestasikan uangnya ke pasar saham, sehingga harga saham akan naik. Begitu juga sebaliknya apabila jumlah uang beredar menurun maka indeks harga saham gabungan akan naik. Begitu juga sebaliknya apabila jumlah uang beredar naik maka indeks harga saham gabungan akan menurun. Jumlah uang beredar yang meningkat ini disebabkan oleh terjadinya depresiasi terhadap nilai mata uang rupiah, kemudian diikuti oleh semakin menurunnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat ini berpengaruh terhadap berkurangnya jumlah output yang diproduksi. Sehingga variabel ini digunakan oleh Lawrence et al (2013) dan Lee Sadia (2012) dalam penelitiannya. 53 3.3.2.4 Nilai Tukar (Kurs) Rupiah Pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara kedua mata uang tersebut. Perbandingan nilai inilah yang sering disebut dengan kurs . Nilai tukar atau kurs adalah perbandingan nilai mata uang suatu negara dengan negara lain atau harga antara dua mata uang tersebut. Kurs manjadi variabel yg banyak diperhatikan investor asing. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan. Setiap negara yang menganut sistem perekonomian terbuka pasti harus mempertimbangkan kurs mata uang dalam menganalisa kondisi makroekonominya. Variabel ini digunakan oleh Abduh & Surur (2013); Lailia (2014); Lawrence et al (2013) dan Triani (2013) dalam penelitiannya 3.3.2.5 Minyak Bumi Negara Indonesia merupakan negara penghasil minyak bumi, namun dikarenakan Indonesia hanya mengeksplorasi minyak bumi dari dalam perut bumi dengan tidak melakukan pengelolaan minyak bumi tersebut. Pergerakan harga minyak mentah dunia juga merupakan suatu indikasi yang mempengaruhi pasar modal suatu negara. Secara tidak langsung kenaikan harga minyak mentah dunia akan berimbas pada sektor ekspor dan impor suatu negara. Menurut Witjaksono (2010) dalam penelitian Lawrence et al (2013) harga minyak disebabkan bukan karena berkurangnya penawaran, tetapi karena meningkatnya permintaan. 54 Meningkatnya permintaan terhadap minyak ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi dunia, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam penelitiannya dengan menggunakan harga minyak sebagai variabel independennya Lawrence et al (2013); Lee Sadia (2012) dan Yanuar (2013). 3.3.2.6 Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi menunjukkan bahwa perekonomian suatu negara bergerak dan mampu mendorong investasi dan penanaman modal dalam negeri. Pertumbuhan menunjukkan peningkatan kemampuan ekonomi masyarakat di suatu negara. Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadinya kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan nasional riil. Sehingga perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output riil. Pertumbuhan Ekonomi suatu Negara menunjukan kondisi perekonomian. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila aktivitas ekonomi sekarang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi ini ditandai dengan meningkatnya jumlah fisik barang atau jasa yang dihasilkan yang mengakibatkan kenaikan pendapatan masyarakat menurut Yanuar (2013) dalam penelitiannya. 3.3.2.7 Volume Perdagangan Volume transaksi perdagangan diartikan sebagai jumlah lembar saham yang diperdagangkan pada hari tertentu. Perdagangan suatu saham yang aktif, yaitu dengan volume perdaganganyang besar, menunjukkan bahwa saham tersebut 55 digemari oleh para investor yang berarti saham tersebut cepat diperdagangkan. Menurut Wiyani dan Wijayanto (2005) dalam penelitian Triani (2013) Volume perdagangan merupakan hal yang penting bagi investor karena menggambarkan tingkat likuiditas suatu saham. Volume yang kecil umumnya akan diikuti oleh jatuhnya harga volume yang besar umumnya akan diikuti oleh naiknya harga, dan peningkatan volume transaksi akan diikuti oleh penurunan atau peningkatan yang tajam pada harga saham. Variabel ini digunakan oleh Abduh & Surur (2013) dan Triani (2013) dalam penelitiannya. 3.4 Metode Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda. Metode regresi berganda adalah metode analisi data dengan satu variabel terikat dan dan lebih dari satu variabel bebes. Metode ini melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sehingga persamaan uji regresi berganda tidak bias hasilnya Lawrence et al (2013). Berikut persamaan dari uji regresi berganda yang dilakukan: Y = β0 - β1. X1 t - β2. X2 t + β3. X3 t-1 - β4. X4 t + β5. X5 t-2 + β6. X6t-2 + β7. X7 t-2 + e...............3.1 Keteranga : Y = Indeks Harga Saham Gabungan periode pengamatan ( IHSG ) β0 = konstanta β1 = koefisien regresi Tingkat Suku Bunga 56 X1t = Tingkat Suku Bunga periode pengamatan β2 = koefisien regresi Inflasi X2t = Inflasi periode pengamatan β3 = koefisien regresi Jumlah Uang Beredar X3 t-1 = Jumlah Uang Beredar periode satu bulan sebelum periode pengamatan β4 = koefisien regresi Nilai Tukar Rupiah X4t = Nilai Tukar Rupiah periode pengamatan β5 = Koefisien regresi Harga Minyak X5 = Harga Minyak periode periode pengamatan β6 = Koefisien regresi Pertumbuhan Ekonomi X6t = Pertumbuhan Ekonomi periode pengamatan β7 = koefisiensi regesi Volume Perdagangan X7t = Volume Perdagangan periode pengamatan e = Standar Error 3.5 Hipotesa Operasional 3.5.1 Tingkat Suku Bunga SBI H01; β1 ≤ 0 : Tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap IHSG HA1 ;β1>0 : Tingkat suku bunga tidak berpengaruh negatif terhadap IHSG 3.5.2 Inflasi H02; β2 ≤ 0 : Inflasi berpengaruh negatif terhadap IHSG HA2 ;β2>0 : Inflasi tidak berpengaruh negatif terhadap IHSG 57 3.5.3 Jumlah Uang Beredar H03; β3 ≤ 0 : Jumlah uang beredar tidak berpengaruh positif terhadap IHSG HA3 ;β3>0 : Jumlah uang beredar berpengaruh positif terhadap IHSG 3.5.4 Nilai Tukar (Kurs) Rupaih H04; β4 ≤ 0 : Nilai tukar rupiah berpengaruh negatif terhadap IHSG HA4 ;β4>0 : Nilai tukar rupiah tidak berpengaruh negatif terhadap IHSG 3.5.5 Minyak Bumi H05; β5 ≤ 0 : Minyak bumi tidak berpengaruh positif terhadap IHSG HA5 ;β5>0 : Minyak bumi berpengaruh positif terhadap IHSG 3.5.6 Pertumbuhan Ekonomi H06; β6 ≤ 0 : Pertumbuhan ekonomi tidak berpengaruh positif terhadap IHSG HA6 ;β6>0 : Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap IHSG 3.5.7 Volume Perdagangan H07; β7 ≤ 0 : Volume perdagangan tidak berpengaruh positif terhadap IHSG HA7 ;β7>0 : Volume perdagangan rupiah berpengaruh positif terhadap IHSG 58