perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan preterm adalah kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu. Angka kejadian persalinan preterm secara global sekitar 9,6%. Insidensi di negara berkembang sekitar 5- 9 % (Goldenberg, 2008). Kelahiran preterm merupakan suatu kelainan yang multifaktorial. Banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan persalinan preterm seperti : infeksi, overdistensi uterus, iskemia utero plasenter, faktor endokirn, kelainan servik dan kelainan immunologis yang mencetuskan terjadinya kelahiran preterm. (Mohammad, 2010) Ketuban pecah dini (KPD) merupakan masalah penting dalam obstetri berkaitan dengan penyulit kelahiran preterm dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, yang meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal dan menyebabkan infeksi ibu (Manuaba,2007). Insidensi ketuban pecah dini hamil aterm 8% dari jumlah kehamilan, dan biasanya dari kasus ketuban pecah dini akan diikuti dengan persalinan. 50% akan mengalami persalinan dalam 12 jam. Ketuban pecah dini hamil preterm memiliki insidensi 2% - 20% dari jumlah kehamilan (Amira, 2010). commit to user 1 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 2 Faktor risiko terjadinya KPD bermacam-macam, termasuk diantaranya ras, status sosioekonomi rendah, merokok, infeksi saluran genitalia, status nutrisi, riwayat persalinan preterm sebelumnya dan adanya kelainan overdistensi dari uterus. (Tanya, 2006). Pecahnya ketuban dapat disebabkan oleh stres fisik, terutama yang berkaitan dengan persalinan. Namun demikian, bukti terkini menunjukkan bahwa pecahnya ketuban juga berhubungan dengan proses biokimia, termasuk disrupsi terhadap kolagen di dalam matriks ekstrasel pada amnion dan korion, dan kematian sel secara terprogram pada ketuban. Telah dilakukan pengkajian bahwa ketuban dan maternal uterine lining (desidua) merespon terhadap berbagai stimuli, termasuk peregangan membran (membrane stretching) dan infeksi saluran reproduksi, dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokin, dan hormon protein, yang mengendalikan aktivitas enzim-enzim yang mendegradasi matriks (matrix-degrading enzymes). Matrix Metalloproteinase-9 (MMP-9) merupakan perantara yang penting dalam proses-proses patologis yang menyebabkan persalinan preterm. Pada saat persalinan, Matrix Metalloproteinase-9 merupakan MMP utama yang bertanggung jawab terhadap aktivitas gelatinolitik di selaput ketuban. Matrix Metalloproteinase-9 mampu mendegradasi kolagen tipe IV, komponen kolagen utama dari membran basal amnion. MMP tidak diragukan lagi memiliki keterlibatan dalam pertumbuhan dan perombakan selaput ketuban commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 3 normal selama kehamilan, dan pada pelemahan serta ruptur selaput ketuban pada saat mulainya kontraksi dan persalinan berlangsung. Selain itu, MMP juga berperan dalam proses-proses patologis seperti KPD, KPD preterm, dan persalinan preterm spontan (Weiss,2007). Keseimbangan sitokin pro-dan anti-inflamasi sangat penting untuk implantasi, perkembangan plasenta dan hasil kehamilan. Sekresi berlebihan dari Th1 sitokin seperti TNF atau IL-1 seperti yang terjadi pada infeksi ketuban diketahui menyebabkan efek merugikan pada intra-uterin jaringan seperti aborsi dan persalinan preterme. Ketiadaan dari sitokin pro-inflamasi infeksi, seperti IL-1P dan TNF diperkirakan memainkan peran penting dalam persalinan preterm serta persalinan aterm dengan mengubah status rahim dari diam ke keadaan aktif.(Haider,2009) Pada kasus persalinan preterm, TNF α dan sitokin pro inflamasi yang lain berperan dalam menstimulasi aktivitas dari uterus dan proses pematangan servik dengan jalan memproduksi prostaglandin, kortisol, dan mendegradasi matrik ekstraselular dari selaput ketuban melalui jalur MMP-2 dan MMP-9. Pada persalinan preterm kadar TNFα dan sitokin pro inflamasi yang lain seperti IL-1β di air ketuban ditemukan meningkat.(Calleja,2012) commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 4 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka dalam penelitian ini dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah kadar MMP-9 dan TNF-α dalam serum pada persalinan preterm dengan KPD lebih tinggi dibandingkan pada persalinan preterm tanpa KPD? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : 1. Tujuan Umum Mengungkap etiopathogenesis persalinan preterm terutama yang berhubungan dengan kadar MMP-9 dan TNF- α serum. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui perbedaan kadar MMP-9 dan TNF-α serum pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini (KPD) dan persalinan preterm tanpa KPD D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Menambah dan mengembangkan informasi ilmiah tentang etiopatogenesis terjadinya persalinan preterm. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 5 2. Manfaat aplikatif Menambah khasanah korelasi pemeriksaan klinis dan laboratoris biomolekuler pada proses kehamilan. 3. Manfaat kedokteran keluarga Dengan mengetahui etiopatogenesis persalinan preterm dengan lebih jelas,terutama pada KPD preterm, diharapkan ibu hamil yang mengalami persalinan preterm dapat terdeteksi lebih dini dan tertangani lebih baik. Selain itu dapat mencegah untuk terjadinya persalinan preterm. Sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi yang disebabkan oleh persalinan preterm. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang hampir sama pernah dilakuka oleh Deepali (2012) yang berjudul Matrix Metalloproteinase-1 and -9 in Human Placenta during Spontaneous Vaginal Delivery and Caesarean Sectioning in Preterm Pregnancy. Pada penelitian yang dilakukan oleh Deepali, hanya menilai kadar MMP-1 dan MMP-9 pada kasus preterm dibandingkan antara partus spontan dengan seksio sesarea, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan dinilai kadar MMP-9 dan TNF α pada persalinan preterm KPD dibandingkan dengan yang tanpa KPD tidak melihat cara persalinannya. commit to user perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 6 Penelitian lain dilakukan oleh Mohammad sabri (2010) dengan judul The Role of Tumor Necrosis Factor-Alpha (TNF-α ) in The Induction of Preterm Labor. Pada penelitiannya hanya menilai kadar TNF α persalinan preterm (tanpa memandang KPD maupun tanpa KPD) yang dibandingkan dengan persalinan aterm, pada penelitian yang akan dilakukan dinilai kadar MMP-9 dan TNF α pada persalinan preterm KPD dibandingkan dengan yang tanpa KPD Sejauh penelusuran peneliti, belum pernah ada penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang meneliti adanya konsentrasi MMP 9 dan TNFα pada persalinan preterm dengan ketuban pecah dini dan persalinan preterm tanpa KPD commit to user