BAB 4 SIMPULAN 4.1 Simpulan Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri Jepang selama 267 tahun akhirnya jatuh, dengan dikembalikannya kekuasaan atau mandat dari Tokugawa Yoshinobu kepada kaisar Meiji pada bulan November 1867. Penulis menyimpulkan berdasarkan analisa pada bab – bab sebelumnya, bahwa kejatuhan Tokugawa disebabkan faktor eksternal atau faktor luar negeri. Dari pembahasan di atas dapat dilihat bahwa faktor luar negeri telah mengacaukan faktor dalam negeri Jepang. Kedatangan orang asing telah mengacaukan politik dan ekonomi Jepang yang akhirnya mengakibatkan Tokugawa jatuh. Kedatangan bangsa asing, dalam hal ini Amerika khususnya, telah membuat kekacauan dan beda pendapat dalam bakufu Tokugawa. Ada daimyo yang menolak masuknya orang asing, ada juga yang menyetujui Jepang dibuka untuk orang asing. Perbedaan pendapat ini telah mengakibatkan perpecahan dalam bakufu. Meskipun ditentang, bakufu akhirnya menandatangani perjanjian dagang dengan negara negara Barat ( Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Belanda ) karena tidak mempunyai pilihan lain. Perjanjian ini isinya lebih banyak merugikan Jepang dan menguntungkan negara Barat. Dengan ditandatanganinya perjanjian dagang dengan negara – negara Barat, orang – orang Jepang menjadi berani menentang bakufu karena melihat sifat bakufu yang dinilai pengecut. Bakufu menuruti semua permintaan orang Barat tanpa adanya 44 45 tawar menawar. Bakufu juga dinilai tidak menghormati kaisar karena mengabaikan larangan kaisar atas masuknya orang asing. Segala sikap ini menyebabkan semakin banyak yang menentang bakufu yang dikuasai oleh Tokugawa pada saat itu. Kedatangan bangsa asing juga telah mengakibatkan kekacauan ekonomi dalam negeri Jepang. Ketika negeri Jepang dibuka, yang ditandai dengan dimulainya perdagangan dengan negara Barat, permintaan barang dalam negeri seperti teh dan sutra meningkat pesat. Jumlah ekspor yang besar ini mengakibatkan persediaan dalam negeri tidak cukup maka hargapun naik akibatnya perekonomian menjadi kacau. Ditambah lagi impor mesin murah pembuat katun dalam jumlah besar yang semakin mempersulit kelangsungan hidup bagi industri – industri katun tenunan tangan yang telah berkembang di desa – desa. Rakyat yang sebelumnya sudah hidup susah karena peraturan – peraturan yang ditetapkan bakufu menjadi semakin susah sejak perdagangan dengan negara Barat dimulai. Dengan perekonomian yang buruk, bakufu terus membuat pajak yang harus dibayar petani semakin berat. Ini yang menyebabkan pemberontakan – pemberontakan terjadi dan rasa tidak suka kepada bakufu semakin menjadi – jadi. Semua akibat dari masuknya orang asing inilah yang menyebabkan Tokugawa akhirnya jatuh. Jadi dapat dikatakan bahwa kedatangan orang asing lah yang menyebabkan Tokugawa akhirnya jatuh setelah berkuasa selama 267 tahun. Dan rentang waktu kedatangan bangsa barat dan kejatuhan Tokugawa hanya berselang 9 tahun dibanding kejayaan pemerintahannya selama 267 tahun. Memang dapat dilihat bahwa sistem politik dan sosial yang ditetapkan Tokugawa sebenarnya bisa menjatuhkannya. Karena sistem yang ditetapkannya itu rawan atau mudah untuk terjadinya kerusuhan dalam masyarakat. Seperti aturan – 46 aturan yang ketat dan pajak yang besar yang dibebankannya. Tetapi tampaknya kedatangan orang asing lah yang merupakan momentum jatuhnya Tokugawa. Ketidakpuasan rakyat terhadap bakufu yang dinyatakan dalam aksi huru hara ditambah dampak pembukaan negeri ternyata telah benar – benar memperlemah bakufu sampai akhirnya bakufu jatuh. 4.2 Saran Suatu rezim belumlah bisa dikatakan kuat jika belum bisa menghadapi masalah yang lebih besar lagi. Saran saya adalah suatu pemerintahan atau rezim janganlah hanya memperhatikan apa yang ada di dalam negeri saja, tetapi harus juga memperhatikan dan mengikuti apa yang sedang terjadi di dunia luar. Contohnya: perkembangan apa saja yang sudah terjadi, teknologi apa saja yang sudah dihasilkan. Jepang sebaiknya berusaha agar negara jangan sampai ketinggalan teralu banyak dari apa yang sudah dihasilkan dunia. Dengan demikian, pastilah rezim – nya kuat dan bangsa – bangsa lain akan berpikir dua kali sebelum mau mengganggunya atau hendak menekannya.