ISSN: 2088-9984 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 Peningkatan Stabilitas Sistem Transmisi 150 kV Bali Menggunakan Facts Device I Gede Dyana Arjana, I Nyoman Setiawan, dan I Nyoman Budiastra Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar, Bali, Indonesia e-mail: [email protected] Abstrak—Peyaluran energi listrik melalui jaringan transmisi dengan beban yang berubah-ubah, akan menimbulkan permasalahan seperti rugi daya dan penurunan tegangan sehingga dapat menurunkan stabilitas sistem tersebut. Usaha untuk menjaga kestabilan sistem jaringan transmisi itu sendiri maka memerlukan suatu sistem kontrol yang efisien dan handal untuk menjaga stabilitas tegangan system melalui pengendalian aliran daya listrik. Sistem yang dimaksud adalah peralatan FACTS yaitu UPFC. Pengaturan ini diawali dengan melakukan simulasi load flow dengan bantuan fasilitas program Load Flow yaiitu ETAP untuk analisa aliran daya pada sistem transmisi tersebut sehingga mengetahui letak pemasangan UPFC. Selanjutnya dengan membuat simulasi sistem saluran transmisi 150 kV Bali sebelum dan sesudah pemasangan UPFC. Hasil penelitian menunjukkan pemasangan UPFC lebih baik dibanding sistem tenaga listrik sebelum pemasangan UPFC yang terlihat dari hasil respon sistem yang didapat dari hasil simulasi sebelum pemasangan UPFC dan setelah pemasangan UPFC memiliki respon positif yaitu dapat mengontrol aliran daya sehingga faktor daya dapat meningkat 48.45% dan tegangan pada tiap bus masih dalam batas-batas yang diijinkan atau standar SPLN (+5%, -10%), namun respon negatif yang ditimbulkan yaitu meningkatnya THD harmonisa sebesar 3.25 %. Kata kunci: Saluran Transmisi, UPFC, stabilitas sistem I. Pendahuluan reaktif secara terpisah pada jaring transmisi, sehingga kemungkinan dapat merubah aliran daya pada sistem secara bersamaan, dan pasokan energi listrik ke konsumen dapat terpenuhi [4]. UPFC merupakan salah satu bagian dari peralatan elektronika daya Flexible AC Transmission System yang dipasang pada jaring transmisi tenaga listrik. Unified Power Flow Controller dapat mengatur aliran daya aktif dan reaktif secara simultan dan fleksibel pada sistem transmisi. UPFC terdiri dari kombinasi dua voltage source converter (VSC), yaitu shunt VSC dan series VSC yang dihubungkan oleh common DC link. Komponen seri UPFC memiliki fungsi utama sebagai pengatur aliran daya pada transmisi. Komponen paralel berfungsi untuk menyuplai atau menyerap daya aktif yang dibutuhkan oleh konverter seri pada common DC link dan menyerap atau membangkitkan daya reaktif yang terkontrol, sehingga dapat memberikan kompensasi reaktif secara simultan untuk meregulasi tegangan bus UPFC. Pengunaan UPFC dalam transmisi dapat mengoptimalkan aliran daya pada saluran transmisi sehingga stabilitas sistem terjaga. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh positif dan negatif dari penggunaan Unified Power Flow Controller (UPFC) pada sistem transmisi maka penelitian ini akan dilakukan suatu pemodelan sistem dengan cara mensimulasikannya ke dalam simulink matlab dan untuk menentukan load flow pada jaringan penulis menggunakan bantuan fasilitas program Load Flow. Jaringan transmisi merupakan bagian terpenting dari Sistem Tenaga Listrik untuk menyalurkan energi listrik dari pusat pembangkit ke pusat beban (konsumen). Sistem tenaga listrik saat ini berkembang pesat ditandai adanya pembangunan sumber pembangkit yang letaknya saling berjauhan dan meliputi daerah yang luas, jaringan transmisi yang mempunyai kapasitas terbatas akan mengalami kendala dalam menyalurkan energi listrik. Energi listrik yang disalurkan melalui jaringan transmisi dengan pengaruh beban yang berubah-ubah, akan menimbulkan permasalahan pada saat penyalurannya seperti terjadinya rugi daya dan penurunan tegangan pada jaringan transmisi yang akan menurunkan kualitas daya pada sistem tersebut. Sangat penting untuk mengoptimalkan sistem jaringan transmisi dengan tetap menjaga kualitas daya, sehingga memerlukan suatu sistem kontrol yang efisien dan handal untuk pengendalian aliran daya listrik sekaligus juga menjaga kestabilan sistim jaringan transmisi itu sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang sistem tenaga listrik, untuk meningkatkan kemajuan transmisi daya listrik dengan menggunakan suatu peralatan pada jaringan transmisi. Peralatan yang dimaksud adalah Flexible AC Transmission System (FACTS) merupakan peralatan elektronik solid state yang berfungsi untuk mengendalikan jaringan transmisi secara fleksibel, dapat mengendalikan daya aktif dan daya 127 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984 II. Kajian Pustaka pada Gambar 1 Dimana VS dan VR masing masing sebagai tegangan pengirim dan penerima, VSh dan VSe merepresentasikan UPFC dengan sumber tegangan shunt dan seri, terhubung ke jaringan transmisi pada titik tengahnya (Mid-point). VSh dihubungkan ke jaringan melalui transformator shunt yang direpresentasikan sebagai XSh, dan VSe dihibungkan ke jaringan melalui transformator seri yang direpresentasikan sebagai XSe. B. Simulink Matlab Simulink adalah suatu aplikasi khusus dalam Matlab, dimana telah disediakan blok-blok fungsi sederhana ataupun kompleks. Untuk dapat menggunakan blokblok tersebut, pengguna cukup mengetik simulink dalam command window. C. ETAP ETAP Power Station dapat melakukan penggambaran single line atau one line diagram secara grafis dan mengadakan beberapa analisa atau studi, yaitu Load Flow (aliran daya), Short Circuit, motor starting, harmonisa, transient stability, protective device coordination, dan cable derating. A. UPFC UPFC merupakan piranti FACTS (Flexible AC Transmission System) sebagai kendali yang dapat mengontrol secara simultan tiga parameter sistem tenaga lisrik (Impedansi saluran, Sudut fasa, dan tegangan). UPFC menggunakan dua buah converter yang dapat membangkitkan sumber tegangan serempak (syncrhronous voltage source). 1. Struktur Dasar UPFC Struktur UPFC dasar yaitu terdiri dari 2 buah Voltage Sourced Converters (VSC), yang saling terhubung dengan Common DC Link melalui DC Storage Capacitor. Setiap Converter terhubung ke sistem melalui coupling transformer, dimana Converter 1 terhubung paralel dengan line transmisi melalui shunt transformer (Boosting Transformer) dan dikenal sebagai STATCOM (Static synchronous compensator), sedangkan converter 2 terhubung seri dengan line transmisi melalui series transformer (Exciting Transformer) dan dikenal sebagai SSSC (Static synchronous series compensator). III. Metodologi Penelitian 2. P rinsif Kerja UPFC Prisif kerja UPFC yaitu konverter 2 sebagai fungsi utama UPFC untuk menginjeksikan tegangan sebesar Vpq dengan magnitude Vpq dan sudut phasa yang dapat dikendalikan seri dengan saluran transmisi melalui exciting transformer. Tegangan yang diinjeksikan berperan sebagai sumber tegangan AC sinkron (synchronous ac voltage source). Arus saluran transmisi mengalir melalui sumber tegangan AC sinkron yang mengalami perubahan daya aktif dan reaktif. Diantara konverter 2 dan sistem AC, daya reaktif yang diubah pada tegangan terminal AC diubah ke daya DC pada kapasitor DC sebagai permintaan daya aktif. Fungsi utama konverter 1 adalah untuk memberikan atau menyerap daya aktif yang diminta oleh konverter 2 pada rangkaian DC bersama. Daya pada rangkaian DC dikonversi kembali ke AC dan dikopel ke saluran transmisi melalui boosting transformer, konverter 1 juga dapat menyerap daya reaktif yang dapat dikendalikan, jika diinginkan maka akan memberikan kompensasi reaktif shunt secara bebas untuk saluran transmisi. Metode yang digunakan dalam usulan tugas akhir ini adalah dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Simulasi Load Flow menggunakan ETAP untuk mengetahui load flow pada saluran transmisi. 2. Membuat blok diagram. a. Pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV tanpa UPFC dalam simulink matlab. b. Pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV dengan UPFC dalam simulink matlab. 3. Menentukan input/output pengontrolan. a. Menentukan parameter dari masing-masing input. b. Menentukan parameter dari output yang diinginkan. 4. Melakukan simulasi. 5. Melakukan analisa terhadap respon keluaran sistem yang dihasilkan setelah menggunakan UPFC. Analisis dilakukan sesuai yang tergambar dalam bagan alir pada Gambar 2. 3. Model UPFC Rangkaian eqivalen Sistem Bali membangkitkan total daya sebesar 650.666 MW. Sesuai analisis pada program ETAP Electrical Engineering Software dengan total pembangkitan sebesar 650.666 MW maka diperoleh hasil analisis yang menunjukkan bahwa susut daya pada sistem kelistrikan Bali pada kondisi eksisting tahun 2013 sebesar 32.406 MW. Susut daya terbesar penghantar yang terjadi pada saluran Kapal-Baturiti sebesar 6.204 MW, KapalPayangan sebesar 2.792 MW, dan Baturiti-Pemaron sebesar 2.614 MW Gambar 3 menampilkan simulasi tanpa UPFC, sedangkan simulasi dengan UPFC ditunjukkan pada Gambar 4. dari UPFC, IV. Hasil dan Pembahasan diperlihatkan Gambar 1. Rangkaian eqivalen dari UPFC [8]. 128 ISSN: 2088-9984 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 Mulai Parameter saluran transmisi yang akan dimodelkan a. impedansi b. resistansi c. reaktansi d. induktansi Simulasi Load Flow menggunakan ETAP untuk mengetahui load flow pada saluran transmisi Pembuatan diagram blok Pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV dengan UPFC dalam simulink matlab Pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV tanpa UPFC dalam simulink matlab Gambar 3. Gambar simulasi tanpa UPFC. Menentukan parameter masingmasing input dan output Menentukan parameter masingmasing input dan output Simulasi pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV tanpa UPFC dan dengan UPFC Simulasi pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV dengan UPFC Analisa hasil simulasi pemodelan sistem lelistrikan Bali 150 kV tanpa UPFC Simulasi pemodelan sistem kelistrikan Bali 150 kV dengan UPFC Tidak Performa Sistem Stabil Faktor daya ≥ 0.85 Tegangan ± 15% Ya Selesai Gambar 4. Gambar simulasi dengan UPFC. Gambar 2. Diagram alir alur analisis. Perbandingan dan selisih perbandingan antara sistem tanpa UPFC dan sistem dengan UPFC dilakukan dengan cara membandingkan hasil simulasi sistem tanpa UPFC dan sistem dengan UPFC disajikan pada Tabel 2 dan 3. respon sistem yang didapat dari sebelum pemasangan UPFC dan setelah pemasangan UPFC memiliki respon positif yaitu dapat mengontrol aliran daya sehingga faktor daya dapat meningkat 48.45% dan tegangan masih dalam batas-batas yang diijinkan atau standar SPLN (+5%, -10%), ini dikarenakan UPFC tersebut yang bekerja mengontrol tegangan untuk dapat menaikkan atau menurunkan daya aktif dan daya reaktif yang diperlukan oleh saluran transmisi agar sistem lebih baik dan stabil dengan menggunakan 2 konvertor yang ada dalam UPFC tersebut dan menginjeksikannya ke saluran transmisi dengan bantuan Coupling Transformer. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem dengan UPFC memiliki kualitas dan kesetabilan sistem yang jauh lebih baik dibandingkan sistem tanpa UPFC namun respon negatif yang ditimbulkan yaitu timbulnya harmonisa sebesar 30.28%, hal ini disebabkan karena UPFC merupakan suatu peralatan elektronika daya yang memiliki sifat non linier sehingga akan menimbulkan Grafik kandungan THD yang berdampak pada saluran transmisi tersebut. Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Aliran Daya Kondisi Eksisting 2013. No Uraian Nilai 1 Total Pembangkitan Bali 495.800 MW 2 Trans. Jawa-Bali 154.866 MW 3 Total Daya 650.666 MW 4 Daya Per GI Keterangan Swing (Kabel laut sirkuit 1,2) 19.599 MW GI Amlapura 7.240 MW GI Antosari 8.470 MW GI Baturiti 46.448 MW GI Gianyar 11.260 MW GI Gilimanuk 77.920 MW GI Kapal 14.970 MW GI Negara 64.317 MW GI Nusa Dua 66.790 MW GI Padang Sambian 20.531 MW GI Payangan 38.840 MW GI Pemaron 113.177 MW GI Pesanggaran 35.930 MW GI Pklod 92.769 MW GI Sanur 5 Susut Daya total 32.406 MW 6.204 MW Saluran Kapal-Baturiti 6 Susut terbesar saluran 2.792 MW Saluran Kapal-Payangan 2.614 MW Saluran Baturiti-Pemaron V. Kesimpulan Dari hasil simulasi dan analisis yang telah dilakukan mengenai pemasangan unified power flow controller 129 Seminar Nasional dan Expo Teknik Elektro 2014 ISSN: 2088-9984 Tabel 3. Selisih Perbandingan Sistem Tanpa UPFC dan Sistem Dengan UPFC. Tabel 2. Perbandingan Sistem Tanpa UPFC dan Sistem Dengan UPFC Sistem Tanpa UPFC No Parameter Kapal Baturiti Kapal Payangan Baturiti Pemaron Sistem Dengan UPFC Kapal Baturiti Kapal Payangan Baturiti Pemaron No Parameter Selisih Perbandingan Sistem Tanpa UPFC dan Dengan UPFC KapalBaturiti KapalPayangan BaturitiPemaron 1 Daya Aktif (MW) 5.46 18.04 20.39 8.87 34.32 39.67 1 Daya Aktif (MW) 3.41 16.28 19.28 2 Daya Reaktif (MVAR) 5.86 19.89 26.24 2.72 11.09 16.15 2 Daya Reaktif (MVAR) 2.96 8.8 10.09 Faktor Daya 3 Faktor Daya 0.2744 0.2797 0.3126 3 0.6816 0.6718 0.6135 0.956 0.9515 0.9261 4 14.8% 11.6% 135 135 130 144 155 145 Tegangan Pada Saluran (kV) 6.6% 4 Tegangan Pada Saluran (kV) 5 THD 0.11% 0.12% 0.12% 4.6% 3.00% 3.25% 5 THD 4.49 2.88 3.13 Unified Power Flow Controller (UPFC) pada sistem kelistrikan Bali 150kV ke dalam simuling matlab. Dari hasil analisa tersebut diketahui letak susut terbesar pengantar terdapat pada Kapal-Baturiti sebesar 6.204 MW, Kapal-Payangan sebesar 2.792 MW, dan BaturitiPemaron sebesar 2.614 MW. (UPFC) pada sistem kelistrikan Bali 150 kV dapat simpulkan sebagai berikut : 1). Respon sistem yang didapat dari sebelum pemasangan UPFC dan setelah pemasangan UPFC memiliki respon positif yaitu dapat mengontrol aliran daya sehingga faktor daya dapat meningkat 48.45% dan tegangan masih dalam batas-batas yang diijinkan atau standar SPLN (+5%, -10%), ini dikarenakan UPFC tersebut yang bekerja mengontrol tegangan untuk dapat menaikkan atau menurunkan daya aktif dan daya reaktif yang diperlukan oleh saluran transmisi agar sistem lebih baik dan stabil dengan menggunakan 2 konvertor yang ada dalam UPFC tersebut dan menginjeksikannya ke saluran transmisi dengan bantuan Coupling Transformer. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sistem dengan UPFC memiliki kualitas dan kesetabilan sistem yang jauh lebih baik dibandingkan sistem tanpa UPFC namun respon negatif yang ditimbulkan yaitu timbulnya harmonisa sebesar 30.28%, hal ini disebabkan karena UPFC merupakan suatu peralatan elektronika daya yang memiliki sifat non linier sehingga akan menimbulkan Grafik kandungan THD yang berdampak pada saluran transmisi tersebut. 2). Pengujian performa UPFC menunjukan sistem dengan UPFC dapat menaikkan daya aktif hampir sebanding dengan daya reaktif yang diturunkan pada line transmisi. Hal ini dapat terlihat seperti pada line transmisi Kapal-Baturiti yaitu pada sistem tanpa UPFC daya aktif 5.46 MW sedangkan sistem dengan UPFC meningkat 8.87MW dengan selisih 3.41 MW dan sistem tanpa UPFC daya reaktif 5.86 MVAR sedangkan sistem dengan UPFC menurun 2.72 MVAR dengan selisih 2.9 MVAR, sehingga faktor daya yang dihasilkan juga meningkat pada 0.6816 sebelum pemasangan UPFC dan 0.9560 setelah pemasangan UPFC dengan selisih 0.2744. pemasangan UPFC dan 0.9514 setelah pemasangan UPFC dengan selisih 0.2696. 3). Dengan menggunakan bantuan analisis pada program ETAP Electrical Engineering Software. Maka dapat diketahui dimana letak loses load flow terbesar sehingga dapat mengetahui letak tempat pemasangan Referensi [1] Cekmas Cekdin, 2007. Sistem Tenaga Listrik, Contoh Soal dan Penyelesaiannya Menggunakan Matlab. Penerbit ANDI, Yogyakarta. [2] Imam Robandi dan Bedy Kharisma,”Design of Interval Type2 Fuzzy Logic Based Power System Stabilizer”,Proceedings Of World Academy Of Science, Engineering And Technology Volume 31 July 2008. [3] Imam Robandi, “Desain Sistem Tenaga Modern”, Andi Yogyakarta, 2006 [4] Lijun Cai dan István Erlich, “Fuzzy Coordination of FACTS Controllers for Damping Power System Oscillations”, IEEE Transactions On Fuzzy Systems, Vol. 15, No. 1, February 2008 [5] L.Gyugyi, at.al,”The Unified Power Flow Controller: A new approach to power transmission control,” IEEE Trans. Power Delivery, Vol.10, pp 1085-1097, Apr 1995 [6] L.Gyugyi.: “Unified Power Flow Control Concept for Flexible AC Transmission Systems”, IEE Proc., General. Trans. Distrib., 1992, 139,(4), pp. 323–331.systems’, IEE Proc. C, 1992, 139, (4), pp. 32S332 [7] N.G.Hingorani, High Power Elelctronics, Scientific American, Novembar 1993. [8] NOROOZIAN, M., ANGQUIST, L., GHANDARI, M., andANDERSON, G.: ‘Improving power system dynamics by series-connectedFACTS devices’, IEEE Trans., 1997, PWRD-12, (4), pp. 1635-1641. [9] Padiyar, K. R. Power System Dynamics-Stability and Control. Jhon Wiley, Singapore, 1996 [10] R. Nelson, Transmission Power Flow Control, IEEE Transactions on Power Delivery, April 1994. [11] Tobing, B. 2003. Peralatan Tegangan Tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustakan Utama. [12] T.S. Hutauruk, Transmisi Tenaga Listrik, Erlangga, Jakarta, 1985. 130