BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk melaksanakan proses bisnis, sebuah organisasi membutuhkan sumber daya—tenaga kerja, material, mesin, informasi dan energi. Secara konvensional, perusahaan memiliki dan mengendalikan banyak sumber daya yang mempengaruhi bisnis mereka. Kata kuncinya adalah untuk memiliki dan mengembangkan sumber daya dan kompetensi yang dibutuhkan oleh bisnis yang mereka jalani. Sebuah bisnis hendaknya memiliki kompetensi yang membedakannya dari kompetitor-kompetitor. Kompetensi dapat didasarkan pada sumber daya yang unik, seperti sumber daya manusia yang sulit untuk ditiru. Bicara mengenai sumber daya manusia dalam peranan strategis bisnis, proses dalam sumber daya manusia dalam sebuah organisasi menjadi isu paling penting. Karena sumber daya manusia sebuah organisasilah yang menilai bagaimana pasar itu bergerak, yang menciptakan strategi-strategi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut dan yang menjabarkan strategi-strategi tersebut ke dalam realita-realita operasional. Sederhananya, jika sumber daya manusia diproses dengan benar dan tepat maka bisnis dapat mencapai potensi maksimalnya. 1 2 Bina Nusantara sebagai sebuah institusi pengetahuan swasta di Indonesia telah berkembang menjadi sebuah institusi yang terkemuka dan dikenal oleh masyarakat luas di Indonesia. Dalam perjalanannya, Bina Nusantara mengalami berbagai periode perkembangan. Mulai dari dibentuknya Universitas Bina Nusantara pada tahun 1996 yang pada awalnya merupakan sebuah institusi kursus komputer yang bernamakan Modern Computer Course, Joseph Wibowo Center (JWC) pada tahun 2001 sebagai salah satu fasilitas pendidikan modern dengan fokus bisnis dan manajemen. Kemudian perkembangan selanjutnya yakni pengembangan program magister yang dimulai sejak tahun 1993, dengan dibangunnya Binus Business School (BBS). Inovasi lain dari Bina Nusantara untuk mempersiapkan siswanya dalam memasuki persaingan global, yakni Binus International dibentuk pada tahun 2001. Tidak berhenti sampai di situ, Bina Nusantara kembali melancarkan inovasi dalam mengembangkan pusat pelatihan bernama Binus Center (BC) di tahun 2002. Binus Center menyediakan berbagai pelatihan di bidang teknologi komunikasi dan informasi, desain dan animasi serta bahasa. Sampai dengan saat ini, BC telah berkembang sebanyak 15 cabang di seluruh Indonesia dan terus dalam tahap pengembangan. Dengan pengalaman dan kemahiran dalam bidang pendidikan, Bina Nusantara mengembangkan sekolah lanjutan tingkat atas dengan fokus international yang diberi nama Binus High yang kemudian berkembang menjadi Binus School Simprug yang melayani mulai dari jenjang pendidikan 3 anak usia dini hingga jenjang pendidikan menengah atas dengan fasilitas kelas dunia dan kurikulum International Baccalaurate (IB) serta terakreditasi sebagai sekolah IB. Perkembangan lain pada tahun 2007, yakni pembangunan Binus School Simprug di atas lahan seluas 4 hektar. Merupakan lanjutan dari kesuksesan perkembangan Binus School Simprug, Binus School Serpong merupakan kolaborasi antara teknologi informasi dan sumber daya serta pengalaman yang dimiliki oleh Bina Nusantara Group selama kurang lebih 25 tahun atau melewati lustrum (5 tahunan) ke-5. Globalisasi, Internasionalisasi dan Akrediatasi EQUIS Dalam perjalanan memasuki lustrum berikutnya, Bina Nusantara terus berkembang dengan cepat dan terus melakukan inovasi-inovasi sehingga memasuki sebuah era baru dimana Bina Nusantara memperkenalkan slogan People. Innovation. Excellence. dalam mencapai visi 20/20, yaitu menjadi institusi pengetahuan kelas dunia. Dengan ini Bina Nusantara memasuki sebuah era globalisasi di mana globalisasi berarti kompetisi, dan kompetisi berarti tantangan untuk menjadi “kelas dunia”. Bicara mengenai kelas dunia, kamus Collins Cobuild mendefinisikan kelas dunia sebagai salah satu yang terbaik di dunia dalam apa yang mereka lakukan. Untuk menjadi kelas dunia, diperlukan standar kualitas dan kriteria tingkat internasional di mana kinerja dan pencapaian akan diukur. Melalui standar dan kriteria tingkat internasional, institusi-institusi pengetahuan kelas 4 dunia diukur. Atas dasar ini, Bina Nusantara mengambil langkah strategis untuk mencapai akreditasi European Quality Improvement System (EQUIS), sebuah badan akreditasi internasional dari Eropa. EQUIS merupakan standar kualitas dan kriteria dimana pencapaian atas standar ini yang diukur. EQUIS melakukan penilaian terhadap agenda strategis keseluruhan, serta kualitas dari sumber daya sekolah atau institusi dan operasinya. EQUIS juga menekankan pentingnya internasionalisasi dari institusi-institusi yang diakreditasi. Melalui cara yang sama, EQUIS berusaha mencari titik keseimbangan antara kualitas akademis dan relevansinya dengan konteks manajerial. Dalam salah satu kriteria EQUIS disebutkan bahwa salah kunci sukses untuk memperkuat posisi di tataran internasional akan bergantung kepada kemampuan institusi untuk menyesuaikan ukuran dan komposisi anggota fakultas dengan objektif strategis. Manajemen fakultas yang efektif juga disebutkan sebagai fungsi krusial dalam manajemen institusi pengetahuan. Di dalamnya harus ada proses untuk rekrutmen, persiapan, evaluasi dan pengembangan dari fakultas. Kemudian juga disebutkan bahwa institusi mampu untuk mendemonstrasikan bahwa institusi tersebut memiliki strategi pengembangan SDM, termasuk rencana pengembangan fakultas terkait dengan agenda strategis dan didukung dengan anggaran yang memadai. Standar Pengembangan SDM Investor in People Dari langkah-langkah strategis yang diambil untuk mencapai visi, seperti akreditasi EQUIS tersebut, sumber-sumber perlu dikerahkan, dikelola, 5 diarahkan dan dikembangkan agar selaras dengan langkah-langkah strategis yang sudah dirancang. Salah satunya adalah sumber daya manusia yang dimiliki oleh Bina Nusantara. Dengan mengacu kepada standar kualitas dan kriteria tingkat internasional seperti akreditasi EQUIS tidak bisa tidak SDM pun harus dikelola dan dikembangkan dengan konteks internasional. Karenanya, pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia pun akan diukur melalui kriteria dan standar internasional. Salah satu standar dalam mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia secara efektif yang diakui secara internasional adalah Investor in People (IIP). IIP adalah kerangka kerja yang mendukung organisasi untuk memperbaiki kinerja dan menrealisasikan objektif-objektif organisasi melalui manajemen yang efektif dan pengembangan dari sumber daya manusia. Tuntutan bisnis global mendorong banyak perusahaan Amerika, Australia, Finlandia, Belanda, Swedia yang memiliki visi persaingan global melakukan adopsi pengembangan SDM dengan standarisasi IIP. STRATUM, sebuah penelitian terkemuka di Inggris mengemukakan hasil penelitiannya bahwa lebih dari 10 juta tenaga kerja di Inggris dikelola dan dikembangankan mengikuti pola standar IIP. Hal ini senada dengan apa yang sedang dialami oleh Bina Nusantara dalam menghadapi persaingan global yang semakin nyata di depan mata. Oleh karena itu untuk mencapai akreditasi EQUIS sebagai langkah strategis dalam menghadapi persaingan global untuk menjadi institusi pengetahuan kelas dunia, Bina Nusantara menilai perlu untuk mengadopsi 6 standar pengembangan SDM yang sudah diakui secara internasional, yakni menerapkan standarisasi IIP. Melalui standar pengembangan SDM yang diakui secara internasional merupakan salah satu langkah strategis Bina Nusantara untuk mencapai visi 2020, yakni menjadi institusi pengetahuan kelas dunia. 1.2. Rumusan Permasalahan Menjadi sebuah perusahaan dengan visi global merupakan sebuah tantangan yang dihadapkan bagi setiap organisasi dalam menghadapi persaingan global dan perjuangan untuk menjadi yang terbaik. Bina Nusantara dalam visinya menjadi sebuah institusi pengetahuan kelas dunia berusaha menjawab tantangan persaingan global. Melalui penekanan kepada sumber daya manusia, penciptaan lingkungan yang kondusif untuk mendorong inovasi dan meningkatkan keunggulan, Bina Nusantara mencoba untuk menguraikan apa yang diperlukan dalam menjadi institusi pengetahuan kelas dunia. Untuk melakukan hal ini, diperlukan pembangunan infrastruktur yang memadai untuk menunjang tercapainya visi tersebut, seperti manajemen yang efektif dan pengembangan SDM. Dalam pengembangan SDM ini, diperlukan sebuah standar pengembangan SDM yang juga sudah dipraktekkan pada taraf internasional untuk dapat mewujudkan tantangan institusi kelas dunia. Agar manajemen yang efektif dan pengembangan SDM dapat selaras dengan langkah strategis yang ditetapkan, kerangka kerja IIP yang digunakan oleh 7 banyak perusahaan di Inggris dan perusahaan-perusahaan internasional lainnya, diterapkan sebagai kerangka kerja untuk meningkatkan kinerja secara berkesinambungan. IIP dalam hal ini mendukung organisasi dalam mengelola dan mengembangkan SDM serta secara demonstratif membantu organisasi dalam menumbuh kembangkan bisnis. IIP telah diakui secara internasional oleh profesional di bidang SDM sebagai kerangka kerja yang tepat untuk merancang dan mengimplementasikan praktik-praktik dalam mengelola dan mengembangkan SDM. IIP berfokus kepada bagaimana organisasi merencanakan perbaikan atau peningkatan kinerja dengan mengembangkan dan mengimplementasi strategi dalam pengembangan SDM, bagaimana tindakan-tindakan diambil melalui pembelajaran dan pengembangan untuk mencapai strategi tersebut, dan bagaimana investasi dalam pengembangan tersebut diukur dalam hal perbaikan atau peningkatan kinerja. Prinsip-prinsip dalam IIP merefleksikan siklus perencanaan strategi bisnis pada umumnya (Plan, Do dan Review) dan penekanan pada perbaikan secara berkesinambungan, budaya organisasi dan peranan vital dari para manajer dalam pengelolaan dan pengembangan SDM. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah : 1. Apakah IIP sebagai standar pengembangan SDM yang diakui secara internasional dapat menunjang langkah strategis Binus Business School untuk mencapai kriteria EQUIS khususnya yang terkait dalam pengembangan SDM? 8 2. Apakah Binus Business School dengan sumber daya yang dimilikinya sekarang siap mengikuti standar IIP dalam pengembangan SDM? 3. Bagaimanakah kesiapan Binus Business School dalam menerapkan standar pengembangan SDM IIP? 1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Memberikan gambaran bagaimana posisi Binus Business School dalam visi menjadi institusi pengetahuan kelas dunia, khususnya dalam mengembangkan SDM untuk mencapai visi tersebut. b. Mengidentifikasi kesiapan Binus Business School dalam penerapan IIP sebagai standar pengembangan SDM dalam taraf internasional sebagai salah satu strategi untuk mencapai akreditasi EQUIS dalam mewujudkan visi 2020. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Gambaran tentang pengembangan SDM Binus Buinsess School dalam visi menjadi institusi pengetahuan kelas dunia, khususnya dalam pengembangan SDM. b. Identifikasi kesiapan Binus Business School dalam penerapan IIP sebagai standar pengembangan SDM dengan taraf internasional sebagai salah 9 satu strategi untuk mencapai akreditasi EQUIS khususnya terkait dalam pengembangan SDM. 1.4. Ruang Lingkup Pengembangan SDM dalam sebuah organisasi merupakan cakupan yang cukup luas. Sehingga dengan menyadari keterbatasan waktu yang tersedia, penelitian diarahkan dalam identifikasi kesiapan Binus Business School dalam penerapan IIP sebagai standar pengembangan SDM pada Bina Nusantara sebagai salah satu strategi untuk mencapai akreditasi EQUIS khususnya terkait dengan pengembangan SDM. Bina Nusantara dalam hal ini melayani jenjang pendidikan dari jenjang pendidikan anak usia dini hingga pendidikan tingkat atas. Dari perkembangan Bina Nusantara, Universitas Bina Nusantara menjadi flagship dari Bina Nusantara. Oleh karena luasnya portofolio layanan pendidikan Bina Nusantara, perspektif objektivitas dan realistis pun perlu dibawa ke dalam visi menjadi institusi pengetahuan kelas dunia. Karena institusi pengetahuan terbaik pun tidak selalu terbaik di semua bidang ataupun semua jenjang pendidikan. Adalah lebih baik bagi institutsi atau lembaga pendidikan untuk fokus dalam membangun departemen, fakultas, institut atau sekolah kelas dunia. Sehingga sumber daya yang dimiliki bisa dimanfaatkan dan diarahkan secara efektif. Binus Business School yang merupakan bagian dari Universitas 10 Bina Nusantara memiliki potensi yang memadai untuk diproyeksikan menjadi institusi kelas dunia. Oleh karena itu, ruang lingkup pembahasan akan diarahkan kepada identifikasi kesiapan Binus Business School dalam penerapan IIP sebagai standar pengembangan SDM pada Binus Business School sebagai salah satu langkah strategis untuk mencapai akreditasi EQUIS khususnya terkait dalam pengembangan SDM.