Studi Kasus Desain Jaringan 1 Skenario: Rumah Sakit ‘Sehat Selamanya’ Bapak SBY (Saya Bukan Yahudi), Direktur TI Rumah Sakit ‘Sehat Selamanya’, bertanggung jawab sebagai pengelola jaringan. Pak SBY telah meminta bantuan Anda untuk membuat penawaran solusi jaringan yang dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit tersebut. Rumah sakit ini sedang berkembang pesat, dan manajemen telah menyiapkan dana untuk meningkatkan kinerja jaringan. Staf medis mengharapkan dapat mengakses sistem medis menggunakan laptop dari setiap ruang pasien. Dokter dan perawat harus dapat mengakses rekam medis pasien, x-rays, resep, dan informasi pasien terkini. Bapak SBY telah membeli server baru dan ditempatkan di data center. Nirkabel LAN (WLAN) diakses kira-kira 30 laptop, dan sekitar 15 buah lagi dalam 6 bulan kedepan. Jadi, server harus memiliki ketersediaan akses yang tinggi (high availability). Ruang pasien berada di lantai 6 sampai 10 gedung rumah sakit tersebut. Dokter harus dapat mengakses jaringan dari setiap lantai. Laporan radio-frequency menyebutkan bahwa satu access point yang ditempatkan pada communication closet dapat mencapai semua ruangan pada masing-masing lantai. Jaringan yang ada saat ini terdiri dari 10 segmen yang terhubung ke satu router yang juga sebagai jalur akses ke Internet. Router saat ini menggunakan protokol Routing Information Protocol Version 1 (RIPv1). Server ‘back-end’ yang baru ditempatkan di segmen jaringan di lantai 1. Bapak SBY menyebutkan bahwa pengguna (user) mulai mengeluh karena lambatnya akses ke server. Beliau juga memberikan ke Anda tabel Alamat yang ada saat ini (Tabel 1). Tabel 1. Alamat IP Saat ini Lantai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Server 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Klien 40 43 39 42 17 15 14 20 18 15 IP Jaringan 200.100.1.0/24 200.100.2.0/24 200.100.3.0/24 200.100.4.0/24 200.100.5.0/24 200.100.6.0/24 200.100.7.0/24 200.100.8.0/24 200.100.9.0/24 200.100.10.0/24 Bapak SBY menginginkan proposal untuk meng-upgrade jaringan dengan fast switch dan dapat menyediakan akses yang lebih cepat ke server. Proposal tersebut juga meng-cover akses WLAN yang aman pada lantai 6 sampai 10. Termasuk skema alamat IP yang dapat mengurangi jumlah jaringan kelas C yang digunakan rumah sakit saat ini. Pak SBY juga ingin mengurangi jumlah jaringan yang disewa dari Internet service provider (ISP). Jaringan Komputer & Komunikasi Data Magister Komputer - UBL Studi Kasus Desain Jaringan 2 Pertanyaan untuk Skenario: Berikut adalah pertanyaan-pertanyaan mengenai skenario tersebut: 1. Apa ‘business requirements’ dari Rumah Sakit ‘Sehat Selamanya’? 2. Apakah ada business-cost constraints? 3. Apa technical requirements dari jaringan tersebut? 4. Apakah ada technical constraints dari jaringan tersebut? 5. Buatkan logical diagram jaringan saat ini. 6. Apakah rumah sakit tersebut menggunakan alamat IP secara efektif? 7. Apakah yang Anda rekomendasikan untuk meningkatkan kecepatan switch antar lantai? 8. Berdasarkan jumlah server dan klien yang ada, skema alamat IP seperti apa yang Anda tawarkan? 9. Apa routing protocols yang anda rekomendasikan? 10. Solusi apa yang anda rekomendasikan untuk akses WLAN dan network upgrade? 11. Gambarkan solusi jaringan yang ditawarkan. Jaringan Komputer & Komunikasi Data Magister Komputer - UBL Studi Kasus Desain Jaringan 3 Jawaban Skenario 1. Rumah sakit perlu menyediakan akses ke rekam medis pasien, resep, dan informasi dari ruang pasien. 2. Tidak ada cost restrictions yang didiskusikan. 3. Technical requirements adalah sebagai berikut: Akses WLAN dari semua ruangan di lantai 6 sampai 10 Akses redundant ke server di data center Fast switching antara segmen LAN 4. Technical constraint adalah sebagai berikut: Server harus ditempatkan di ruang data center di lantai satu. 5. Gambar 1 menunjukkan logical diagram dari jaringan yang ada saat ini. Gambar 1. Jaringan terkini Rumah Sakit ‘Sehat Selamanya’ 6. Rumah sakit tersebut tidak menggunakan alamat IP secara efektif. Masing-masing lantai menggunakan jaringan kelas C. Setiap lantai ‘membuang’ lebih dari 200 alamat IP, karena setiap jaringan kelas C network menyediakan sampai 254 alamat IP. Jaringan Komputer & Komunikasi Data Magister Komputer - UBL Studi Kasus Desain Jaringan 4 7. Rekomendasikan menggunakan high-speed Layer 3 switch untuk LAN di dalam gedung. Mereka dapat menggunakan router untuk akses Internet dan WAN. 8. Rekomendasi utama adalah menggunakan alamat private untuk jaringan tersebut. Menggunakan alamat private adalah kebijakan best-practice untuk jaringan internal private sejak 1996. Dengan alamat private, rumah sakit dapat melepaskan 8 jaringan kelas C ke ISP, dengan tetap mempertahankan 2 jaringan untuk koneksi ke ISP. Dengan alamat private, rumah sakit dapat memilih menggunakan 172.16.0.0/16 untuk alamat private. Skema alamat ditunjukkan pada Tabel 2 yang memberikan alamat yang cukup untuk masing-masing jaringan. Tabel 2. Skema Alamat IP Menggunakan Alamat Private Lantai Server Klien Jaringa IP 1 15 0 172.16.0.0/24 1 0 40 172.16.1.0/24 2 0 43 172.16.2.0/24 3 0 39 172.16.3.0/24 4 0 42 172.16.4.0/24 5 0 17 172.16.5.0/24 6 0 15 172.16.6.0/24 7 0 14 172.16.7.0/24 8 0 20 172.16.8.0/24 9 0 18 172.16.9.0/24 10 0 15 172.16.10.0/24 WLAN: 6, 7, 8, 9, 10 0 40 172.16.20.0/24 Solusi lain adalah dengan mempertahankan alamat public dan menggunakannya di jaringan internal. Namun solusi ini kurang disukai dibandingkan alamat private. Tabel 3 menunjukkan skema alamat yang direkomendasikan yang dapat mengurangi jumlah jaringan kelas C. Tabel 3. Skema Alamat IP Menggunakan Alamat Public Lantai Server Klien Jaringan IP 1 0 40 200.100.1.0/26 1 15 — 200.100.1.64/26 2 0 43 200.100.1.128/26 3 0 39 200.100.1.192/26 4 0 42 200.100.2.0/26 5 0 17 200.100.2.64/26 6 0 15 200.100.2.128/26 7 0 14 200.100.2.192/26 8 0 20 200.100.3.0/26 9 0 18 200.100.3.64/26 10 0 15 200.100.3.128/26 WLAN: 6, 7, 8, 9, 10 0 40 200.100.3.192/26 Jaringan Komputer & Komunikasi Data Magister Komputer - UBL Studi Kasus Desain Jaringan 5 Setiap subnet memiliki alamat 62 untuk alamat host. Berdasarkan skema alamat IP terdahulu, Rumah Sakit ‘Sehat Selamanya’ tidak membutuhkan jaringan 200.100.4.0/24 sampai 200.100.10.0/24. 9. Protokol yang direkomendasikan adalah protokol yang mendukung variable-length subnet masks (VLSM). Jaringan tersebut cukup kecil, maka direkomendasikan RIPv2. Jangan merekomendasikan Open Shortest Path First (OSPF) karena konfigurasinya kompleks juga membutuhkan sumberdaya router yang cukup besar. 10. Rekomendasikan untuk menggunakan dua access points disetiap lantai untuk redundancy. Gunakan VLAN di lantai 6 sampai 10. Ganti router menjadi switch layer 3 berkecepatan tinggi. Router yang ada khusus untuk koneksi Internet atau akses WAN. 11. Diagram jaringan ditunjukkan pada Gambar 2. Router diganti dengan L3 switch untuk memberikan akses switching berkecepatan tinggi antar LAN. Setiap lantai memiliki IP subnet ditambah dengan subnet untuk WLAN dan yang lainnya untuk data center. Setiap lantai memiliki 2 access points untuk redundancy. Server-server dapat dikoneksikan dengan menggunakan Fast EtherChannel atau Gigabit Ethernet. Figure 2. Pearland Hospital Proposed Network Solution Jaringan Komputer & Komunikasi Data Magister Komputer - UBL