BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak lahir kita

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan
biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita
seperti sukses dan kebahagian. Komunikasi jika kita perhatikan pada saat ini
merupakan hal yang paling berkembang pesat. Sekarang ini manusia dapat
berinteraksi dengan manusia lain, hanya dengan menggunakan kemajuan teknologi
dibidang komunikasi yang tentunya dapat mempermudah hidup manusia. Mulai dari
telephone, internet, dan maraknya pertumbuhan media televisi swasta. Memang
secara harfiah dapat dikatakan adanya teknologi adalah untuk membantu
mempermudah segala kebutuhan manusia, begitupun yang terjadi pada industri
teknologi komunikasi. Dalam segala aspek kehidupan, manusia tidak dapat
dilepaskan dari proses komunikasi. Bahkan komunikasi telah menjadi kebutuhan
dasar selain juga dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan perekonomian,
pemasaran, perdagangan, bisnis dan lain sebagainya. Pengertian komunikasi menurut
Hovland ialah “ Communication is the process to modity of other individuals”.
(Komunikasi adalah proses mengubah perilaku orang lain) 1
Komunikasi massa adalah sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada
sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui media cetak atau
elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat2.
proses komunikasi massa dilakukan secara terencana dan terorganisasi. Komunikasi
massa berguna sebagai mediasi atau jembatan hubungan social dalam kehidupan
bermasyarakat.
1
Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek : Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002,
hal.20
2
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Remaja Rosdakarya), 1999, hal 189
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa dalam kehidupan seharihari dimana setiap kali kita mengadakan komunikasi, kita selalu ingin menyampaikan
pesan dan pesan tersebut diharapkan dapat mempengaruhi khalayak. Dari khalayak
yang terpengaruh itu diharapkan pula akan timbul sikap, tanggapan ataupun respon.
Untuk mempertahankan, mengembangkan dan memperkenalkan produk atau jasanya,
produsen berusaha mempengaruhi konsumen dengan cara menampilkan bentuk
produk yang menarik, berpromosi dan beriklan sebagai salah satu unsur dari strategi
pemasaran. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, produsen berusaha meningkatkan
penjualan produk atau jasa dengan cara memberikan perhatian, mempengaruhi
persepsi dan mempermudah ingatan khalayak sehingga konsumen berkeinginan untuk
mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.
Pemasaran sangatlah diperlukan oleh suatu perusahaan yang akan atau sudah
mengeluarkan suatu produk. Oleh sebab itu, pemasaran adalah fungsi bisnis yang
mengidentifikasikan keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan
mengukur seberapa besar pasar yang akan dilayani, menentukan pasar sasaran mana
yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk, jasa dan
program yang tepat untuk melayani pasar tersebut. Dengan demikian, pemasaran
berperan sebagai penghubung antara kebutuhan masyarakat dengan pola jawaban
ekonomik yang diperlukan.
Dalam kehidupan modern ini para perusahaan sangat tergantung terhadap
iklan. Tanpa iklan, perusahaan tidak dapat memperkenalkan produknya kepada
masyarakat. Kemudian dengan adanya perkembangan tegnologi, media untuk
mengiklankan suatu produk banyak macamnya tetapi peneliti akan membahas di
media televisi. Televisi sebagai media massa elektronik yaitu media audio visual
yang dapat didengar dan dapat dilihat bila siaran, dapat didengar dan dilihat kembali
bila diputar kembali. Televisi juga merupakan media yang memiliki daya rangsang
tinggi, elektris, mahal dan daya jangkau besar.3
3
Morrisan, Jurnalistik Televisi Mutakhir, Jakarta:Ramdina Prakarsa. 2003
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kebutuhan detergen yang
semakin berkembang banyak perusahaan yang memproduksi berbagai jenis detergen.
Pertumbuhan pesat dalam industri deterjen itu ditunjang oleh pergeseran pola
konsumsi masyarakat yang semula cukup menggunakan pembersih tradisional beralih
ke produk pembersih modern, seiring meningkatnya taraf hidup mereka. Prospek
industri deterjen yang diperkirakan tetap bagus salah satunya disebabkan jumlah
penduduk Indonesia yang terus bertambah dan taraf hidup yang semakin baik yang
akan mendorong peningkatan konsumsi deterjen. Konsumsi deterjen per kapita
diperkirakan akan terus bergerak sejalan dengan pertumbuhan gross domestik product
(GDP) setiap tahun. Artinya semakin meningkat pendapatan masyarakat, maka
konsumsi deterjen juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Saat ini industri
deterjen di Indonesia didominasi oleh lima perusahaan utama yaitu PT Unilever
Indonesia Tbk dengan merek Rinso, Surf, Omo, Superbusa dan Sunlight. Wings
Group dengan merek utama So Klin, Daia, Wings, Ekonomi, Ekstra Aktif dan
Cemerlang. PT Sinar Antjol dengan merek B-29, PT Jayabaya dengan merek Kucing
Anggora, Suroboyo dan PT Kao dengan merek utama Attack. Besarnya potensi pasar
deterjen domestik, mendorong para pengusaha deterjen untuk membangun berbagai
strategi. Para pengusaha dalam industri ini bersaing melakukan strategi untuk meraih
konsumen dan memberikan kepuasan kepada konsumen tersebut.Persaingan yang
terjadi pada industri tersebut sangatlah tinggi, hal tersebut terlihat dalam urutan
pemenang ICSA (Indonesian Customer Satisfaction Award) yang berubah dari tahun
ke tahun. Pada survei kepuasan pelanggan 2005 hingga 2010 posisi teratas pada
produk sabun cuci bubuk dikuasai oleh Attack dan Rinso. Pada tahun 2005 So Klin
berada pada posisi ketiga dibawah posisi Rinso dan Attack dan lebih unggul
dibandingkan Daia dan Surf. Pada tahun 2006 posisi So Klin diungguli oleh Daia dan
Surf sehingga turun pada posisi kelima.Pada tahun 2007 kembali dimenangkan oleh
Rinso,namun tahun 2008 sampai 2010 persaingan dimenangkan oleh Attack, yang
pada tahun 2009 Attack meluncurkan produk terbarunya Attack Plus Softener 3 in 1.4
4
www.ICSA-Indo.com
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tingginya persaingan dalam industri sabun deterjen membuat perusahaanperusahaan yang ada harus bekerja keras untuk meraih konsumen. Upaya untuk
merebut pengakuan dari pelanggan, erat kaitannya dengan merancang strategi
pemasaran yang unggul dengan memperhitungkan strategi pesaing. Untuk dapat
merancang strategi pemasaran yang unggul, peran dari bauran pemasaran (marketing
mix) sangatlah penting, karena tugas dasar dari pemasaran adalah mengkombinasikan
keempat elemen dari bauran pemasaran (Product, Promotion, Price, Place) ke dalam
program pemasaran untuk dapat menarik konsumen yang berpotensi melakukan
pembelian.
Pada saat ini pula di pasar terjadi perang deterjen antara perusahaan
yang pertama menjual produk di pasaran atau (market leader) dan perusahaan
pendatang baru. Deterjen merek Rinso diluncurkan oleh PT Unilever tahun
1970 dan dapat menguasai sebagian besar pasar deterjen5. Kemudian muncul deterjen
So Klin dengan desain pembungkus yang menyerupai desain deterjen Rinso dan
harga 10-15% lebih rendah dari deterjen Rinso yang diproduksi oleh PT Sayap Mas
Utama6. PT Kao tidak mau kalah dari perusahaan terdahulu juga meluncurkan
deterjen Attacknya, dengan berbagai produk yang ditawarkan baik Attack Colour,
Attack Clean Maximizer dan yang terakhir yang merupakan produk inovasi terbaru
yaitu Attack plus Softener dengan karakteristik yang berbeda dengan produk yang
lain. Oleh karena itu PT Kao Indonesia sebagai produsen deterjen Attack, pada tahun
2009, mengeluarkan produk terbarunya yaitu Attack Plus Softener 3 in 1. Deterjen
konsentrat yang mengandung Butiran Super dengan Formula 3 in 1, Ultra Biolite:
menghilangkan
noda
membandel,
UltraSoft:
melembutkan
pakaian
secara
menyeluruh, Smoothing Agent: membuat pakaian lebih mudah disetrika. Pakaian
juga menjadi wangi segar tahan lama sepanjang hari. Ini adalah sabun cuci yang
dapat memudahkan para ibu-ibu rumah tangga dalam mencuci pakaian,sehingga ibuibu tidak perlu memakai bantuan mesin cuci.
5
www.kontan-online.com
6
www.marketing-klub.blogdrive.com 30 Januari 2005
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Dengan
dilatarbelakangi
hal
tersebut,
maka
peneliti
merumuskan
permasalahan dalam penelitian ini, bagaimana persepsi konsumen terhadap iklan
produk Attack Plus Softener 3 in 1 di televisi. Untuk memberikan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan sehubungan permasalahan yang dibahas produsen untuk
mengiklankan suatu produk yang ditujukan pada sasaran konsumen. Televisi
memiliki tiga kekuatan sekaligus yaitu gerak, suara, dan gambar yang semuanya itu
dapat didengar, dibaca, serta dilihat. Televisi mempunyai dampak dan kemampuan
yang kuat untuk mempengaruhi serta menarik perhatian konsumen yang merupakan
sasaran dari iklan, sehingga banyak yang menganggap dalam mengiklankan suatu
produk media televisi yang paling efektif.
PT KAO Indonesia sebagai perusahaan yang memiliki pangsa pasar yang
cukup besar di Indonesia, juga menggunakan televisi untuk mengiklankan produknya,
yaitu Attack Plus Softener 3 in 1. Dalam hal ini perusahaan perlu memahami persepsi
konsumen terhadap iklan. Konsumen yang menjadi sasaran mempunyai persepsi
sendiri dari produk Attack Plus Softener 3 in 1 yang diiklankan di televisi, persepsi
itu dapat berbeda-beda karena konsumen mempunyai cara pandang sendiri terhadap
iklan di televisi. Semua itu dipengaruhi oleh jenis kelamin, tingkat usia, jenis
pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.
Berdasarkan alasan-alasan diatas maka penyusun dalam riset ini memilih judul :
“PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP IKLAN ATTACK PLUS SOFTENER 3 in
1 DI TELEVISI” (Survey terhadap ibu-ibu rumah tangga kelurahan Larangan
Indah, Kec. Larangan, Ciledug, Tangerang)
1.2. Perumusan Masalah
Televisi adalah salah satu media periklanan yang digunakan oleh produsen
untuk mengiklankan suatu produk. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang
menggunakan media televisi untuk mempengaruhi atau menarik konsumen pada
produk yang diiklankan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Demikian juga dengan PT KAO Indonesia sebagai produsen, perusahaan
selalu memberikan yang terbaik bagi konsumen yang menjadi sasaran di dalam
mengiklankan produknya, yaitu Attack Plus Softener 3 in 1. Berdasarkan uraian
tersebut terdapat rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu sejauh mana persepsi
masyarakat terhadap iklan Attack Plus Softener 3 in 1 ditelevisi?.
1.3. Tujuan Penelitian
Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui persepsi khalayak terhadap iklan Attack Plus Softener 3 in 1 di
televisi.
1.4. Kegunaan Penelitian
A. signifikasi akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan
bidang studi sebagai wahana dalam mempekaya pengetahuan dalam bidang
marcom pada khususnya serta pada bidang ilmu komunikasi pada umumnya,
selain itu pula untuk mengetahui sejauh mana kontribusi terhadap studi-studi
tentang persepsi khalayak pada iklan, menambah literature dan menjadi
perbandingan dalam melaksanakan kebijakan periklanan, mengetahui sejauh
mana sebuah iklan dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi para audiens.
B. Signifikasi praktis
Evaluasi praktis dari penelitian ini diharapkan dapat member kontribusi bagi
pengiklan dan biro iklan tentang penerimaan iklan oleh khalayak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download