BAB 7 PERUNDANG-UNDANGAN, HUKUM INTERNASIONAL

advertisement
BEDAH BUKU
AN INTRODUCTION
TOSUSTAINABLE
DEVELOPMENT
Mata Kuliah :
Kapita Selekta
ASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb
BAB 7
PERUNDANG-UNDANGAN,
HUKUM INTERNASIONAL,
DAN KESEPAKATAN MULTILATERAL
LINGKUNGAN
Oleh :
Hendrawati
BAB 7
PERUNDANG-UNDANGAN,
HUKUM INTERNASIONAL,
DAN KESEPAKATAN
MULTILATERAL
LINGKUNGAN
Oleh :
Hendrawati
Latar Belakang
stock
holm
UNDANG-UNDANG,
HUKUM,
KESEPAKATAN
RIO
dll
AFSEL
AGENDA
21
Untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dan untuk
menjaga lingkungan, perlu ada kebijakan-kebijakan dan hukum
Perundang-undangan dan hukum internasional.
Sebagai pertimbangan kita harus memeriksa hal-hal yang dapat
menghambat penerapan hukum internasional, karena kita ingin
mengetahui bagaimana caranya untuk membuat negara-negara
pencemar mematuhi peraturan yang dibuat diluar wilayah mereka.
Kita juga perlu menyelidiki bagaimana agar aktivis-aktivis bisa
memanfaatkan pengadilan setempat dan pengadilan internasional
untuk menerapkan standar hukum internasional tentang
lingkungan,
DEFINISI
Hukum didefinisikan “ sebuah aturan yang menjadikan
atau membiasakan, dan dikenal sebagai sesuatu yang
melarang atau menghalangi beberapa kegiatan, dan
dilaksanakan dengan membebankan hukuman”.
Hukum juga termasuk aturan-aturan yang biasa
dijalankan dalam suatu komunitas
hukum internasional adalah tindakan standar, pada waktu
tertentu, untuk negara dan kesatuan yang lain. Terdiri
dari hak-hak dasar, hak-hak istimewa, kekuatan, dan
kebebasan dari negara dan kesatuannya dengan
ketentuan yang ada, sebagaimana asas yang
berhubungan tanpa pengingkaran hak, kebohongan
dan cacat hukum”
definisi
• Lingkungan adalah sumber alam baik biotik dan abiotik,
seperti udara, air, tanah, flora, dan fauna, dan interaksinya;
benda-benda, yang merupakan bagian dari kekayaan budaya;
dan aspek-aspek karakteristik dari bentang alam.
• lingkungan bukanlah sebuah abstraksi, tapi merupakan
gambaran tempat hidup, kualitas hidup, dan kesehatan
manusia, termasuk generasi yang belum dilahirkan.”
• Sumber Daya Alam terbatas, sebagian tidak pulih dengan
sendirinya, jadi harus dijaga dan dilestarikan
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
• Konvensi internasional
• kebiasaan internasional, sebagai fakta-fakta
dari tindakan yang umum dan diterima
sebagai hukum;
• Prinsip atau Azas umum dari hukum yang
diakui oleh negara tersebut; dan
• keputusan pengadilan dan ajaran dari tokoh
masyarakat dari berbagai negara, sebagai
bahan pertimbangan untuk menjalankan
suatu hukum.
Azas
umum
Konvensi
internasional
Dasar hukum
internasional
kebiasaan
internasional
keputusan
pengadilan
Konvensi atau Perjanjian Internasional
• sebuah perjanjian atau kesepakatan diantara
negara-negara”
• perjanjian internasional adalah perjanjian
antar negara dalam bentuk tertulis dan diatur
oleh hukum internasional, baik yang
terkandung dalam instrumen tunggal atau
dalam dua atau lebih instrumen yang terkait.
• Contoh: Konvensi Stockholm, Rio, Afsel.
Kebiasaan/adat internasional
Aturan adat menunjukkan kebiasaan tingkah
laku meliputi:
• pendekatan empiris normatif.
• aturan-aturan adat yang tidak setara dengan
keteraturan perilaku sederhana.
• merupakan keteraturan, tetapi belum tentu
keseragaman perilaku
Prinsip atau Azas umum
• aturan yang berlaku dalam hukum nasional
dari semua Negara beradab
• Secara signifikan, asas umum termasuk asas
yang harus dimunculkan dari sistem
pemerintahan yang legal, dan oleh karena itu
usaha dan uji coba harus dilakukan sebelum
ditetapkan menjadi hukum internasional
keputusan pengadilan dan ajaran
dari tokoh masyarakat
• keputusan pengadilan pemikiran ilmiah dan
ajaran dari tokoh masyarakat dapat dijadikan
sumber Hukum Internasional.
Deklarasi Stockholm
• Pada tahun 1972, pertemuan PBB pertama untuk
membahas isu-isu lingkungan global dan dampaknya
terhadap manusia yang diselenggarakan di Stockholm.
• Asas 21 dari deklarasi Stockholm menetapkan bahwa
“negara-negara memiliki kekuasaan untuk menggunakan
sumber daya alam sesuai dengan peraturan-peraturan
lingkungan, dan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa kegiatan didalamnya tidak menyebabkan
kerusakan bagi lingkungan negara lain atau daerah
diluar batas negara mereka”
• Deklarasi ini bisa dijadikan rujukan Hukum Internasional
Termasuk didalamnya:
-perencanaan penggunaan lahan;
- penanganan kesehatan;
- habitat;
- energi;
- manajemen ;
-perlindungan tanah; dan
- pendidikan,
Ketetapan Umum Majelis PBB
• ketetapan umum majelis PBB tidak
menyatakan dan membentuk asas-asas
kekuasaan permanen terhadap sumber daya
alam
• Majelis ini bukanlah badan legislatif. tidak
menetapkan, merumuskan atau mengubah
hukum internasional.
• Pengecualian: resolusi Dewan Keamanan
PBB
Deklarasi Rio Tentang Lingkungan dan
Pembangunan, dan Agenda 21
• Deklarasi Rio tentang lingkungan dan
pembangunan, adalah salah satu dari tiga
instrumen yang tidak mengikat yang dibuat di
Rio de Janeiro. Dua yang lainnya adalah
Agenda 21 dan Peraturan Kehutanan.
• penggunaan sumber daya lingkungan secara
berkelanjutan, pengendalian polusi, hak dan
penghapusan kemiskinan, informasi public,
Hak asasi manusia, sosial, ekonomi, dan
lingkungan.
• hak untuk sebuah pembangunan harus
dipenuhi jadi dapat dilakukan pemenuhan
kebutuhan pembangunan dan lingkungan
untuk generasi sekarang dan yang akan
datang
• Asas 1 menyatakan “ masyarakat adalah
pusat dari perhatian pembangunan
berkelanjutan. Mereka memiliki kewenangan
untuk menjalankan hidup yang sehat.
Konferensi asosiasi hukum internasional yang
diselengggarakan di new Delhi, mengajukan
tujuh prinsip dasar azas sebagai berikut:
1. Negara bertugas untuk memastikan keberlangsungan
sumberdaya alam
2. Asas keadilan dan penghapusan kemiskinan.
3. Asas pertanggungjawaban bersama.
4. Asas pencegahan kerusakan di bidang kesehatan,
sumber daya alam, dan ekosistem.
5. Asas partisipasi masyarakat dan kemudahan mendapat
informasi dan keadilan.
6. Asas pemerintahan yang baik.
7. Asas integrasi dan hubungan antara hak asasi manusia,
sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Karakteristik dari Perjanjian
Lingkungan Multilateral
1. Penerapan undang-undang di wilayah nasional telah dilakukan
oleh negara-negara yang berpartisipasi;
2. Pembentukan mekanisme pemantauan internasional untuk
melihat pelaksanaannya, dilakukan oleh negara-negara yang
berpartisipasi;
3. Prosedur yang disederhanakan agar dapat terjadi perkembangan
yang cepat dari kesepakatan;
4. Penggunaan rencana kerja untuk peraturan yang akan dibuat
berikutnya;
5. Pembentukan institusi baru atau bidang-bidang yang berkaitan
dari bidang yang sudah ada untuk meningkatkan kerjasama yang
teru-menerus;
6. Penggunaan kerangka persetujuan;
7. Ketentuan yang berhubungan atau ada kaitannya dengan hal
tentang lingkungan.
Jenis Perjanjian Internasional
Berdasarkan definisi dan interpretasi,
Perjanjian Internasional terdiri dari:
1. perjanjian bilateral, yang melibatkan
perjanjian oleh kedua negara,
2. perjanjian multilateral, yang melibatkan
perjanjian oleh tiga atau lebih negara dan
mungkin satu atau beberapa organisasi
internasional
Beberapa hal yang berkaitan dengan
Kesepakatan Lingkungan Internasional
Pemerintahan,
pengesahan atau ratifikasi,
tradisi yang berbeda,
finansial,
arah politik,
pengadaan sekolah bidang hukum,
organisasi perdagangan dunia.
Peran Organisasi
Non-Pemerintah (LSM)
Organisasi Non-Pemerintah (LSM) juga
memungkinkan untuk menjadi solusi dari masalah
pada pemerintah di masa mendatang. Organisasi
non-pemerintah memiliki kemampuan untuk
melakukan pendekatan pada masyarakat satu per
satu, jadi lebih mudah untuk menyampaikan
informasi dan penyelesaian masalah, tidak seperti
pemerintah yang membutuhkan waktu yang sulit
melakukannya
konsep "pembangunan berkelanjutan,"
sebagaimana tercermin dalam perjanjian
internasional:
• kebutuhan untuk sumber daya alam untuk kepentingan
generasi mendatang (Prinsip ekuitas antar generasi);
• tujuan pemanfaatan sumber daya alam dengan cara
yang "lestari," atau "Hati-hati," atau "rasional," atau
"bijaksana atau sesuai”
• penggunaan sumber daya alam yang "adil" , yang
berarti bahwa digunakan oleh satu negara harus
mempertimbangkan kebutuhan negara-negara lain
• kebutuhan untuk memastikan bahwa pertimbangan
lingkungan diintegrasikan ke dalam ekonomi dan
rencana pembangunan lainnya
Asas Johannesburgh pada
Peranannya Terhadap Hukum dan
Pembangunan Berkelanjutan
• Pada Agustus, 2002, The Global Judges
Symposium tentang pembangunan Berkelanjutan
dan Peranan Hukum, menekankan konsep dari
pembangunan berkelanjutan termasuk
penghapusan kemiskinan.
• menyetujui program yang disebut “memperkuat
hukum lingkungan di sekolah dan universitas,
termasuk riset dan analisis sebagai langkah
penting untuk mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan” serta pencapaian "peningkatan
berkelanjutan sesuai dengan penegakan hukum
dan perkembangan hukum lingkungan
Penerapan Asas Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia
dari sudut pandang hukum
yang ada, Indonesia sudah,
sedang, dan akan konsisten
menjalankan pembangunan
yang berwawasan lingkungan.
Rangkaian Pemikiran Konseptual
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
INTERNASIONAL
INDONESIA
1960 Mengurangi Polusi di negara maju
1956-1960 : Garis Besar Rencana
Pembangunan lima tahun
1961-1969: Peningkatan Pendapan nasional
1972: Deklarasi Stockholm
1970: Repelita 1 – IV
1982: Pengembangan hukum lingkungan
hidup internasional
UU no 4 tahun 1982 Ketentuan pokok
pengelolaan lingkungan hidup
1992: Konvensi RIO dan agenda 21
UU no 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup
2002: KTT bumi di Afsel tentang
pembangunan berkelanjutan
UU no 32 tahun 2009 tentang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
Peraturan lain seperti AMDAL
Jadi dari sudut pandang hukum yang ada, Indonesia
sudah, sedang, dan akan konsisten menjalankan
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Tapi dalam pelaksanaannya, seringkali ditemukan
banyak hambatan, dan ditemukan juga banyak
penyimpangan. .
Hal ini mungkin bukan karena hukum dan peraturan
yang menjadi masalah, tetapi pelaku pelaksana
pembangunan yang perlu mendapat perhatian. Mental
dan perilaku pelaksana pembangunan yang kurang
konsisten terhadap kepedulian lingkungan, bisa jadi
merupakan faktor yang menentukan.
Di Indonesia, selain pembangunan fisik, tentu
sangat diperlukan pembangunan mental dan
spiritual.
Penanaman kesadaran yang tinggi untuk peduli
terhadap lingkungan, perlu digalakan di semua
kalangan, dari mulai penentu kebijakan,
pelaksana kebijakan, dan masyarakat
umumnya, semenjak usia dini, usia remaja,
usia produktif bahkan usia lanjut.
Tentu setiap lapisan masyarakat
memerlukan metode yang berbeda.
Salah satu cara adalah dengan publikasi
program yang mudah diakses oleh
masyarakat luas, seperti media televisi.
Membuat propaganda program-program
pemerintah melalui media umum dengan
bahasa dan contoh yang mudah dicerna.
Misalnya cara membuang dan mengelola sampah
yang benar dan pemeliharaan lingkungan yang
bersih, diberikan tayangan di televisi, yang
dilakukan berulangkali.
Diperkirakan hasilnya akan epektif , dan akan
menimbulkan memori yang kuat sehingga
diharapkan bisa menjadi sebuah kebiasaan yang
baik dan kesadaran untuk mencintai lingkungan
tetap terjaga dengan baik.
Mudah-mudahan hukum yang sudah
dibuat dengan baik, bisa kita terapkan
dengan benar dalam proses
melaksanakan Pembangunan
Berkelanjutan. Amin.
Perlunya penyadaran akan kebiasaan yang baik tercermin dalam
peribahasa sunda :
Cikaracak ninggang batu,
laun-laun jadi legok
Trimakasih
Wassalamualaikum Wr. Wb
Download