BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia. Kegiatan komunikasi ini tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak atau hubungan antara manusia, namun juga merupakan alat bagi manusia untuk menunjang kehidupannya. Komunikasi dalam era industri dan dunia usaha sekarang dimaksimalkan perannya terutama dalam bentuk-bentuk komunikasi pemasaran. Hal ini disebabkan komunikasi pemasaran dianggap menjadi salah satu penentu kemajuan bisnis perusahaan. Salah satu bentuk komunikasi pemasaran yang populer adalah kegiatan periklanan. Kegiatan periklanan yang dilakukan secara tepat dianggap mampu membentuk persepsi, minat, maupun perilaku konsumen untuk membeli suatu produk. Agar menghasilkan iklan yang mampu menciptakan minat beli dan perilaku pembelian tersebut, maka pengiklan harus mampu menciptakan pesan iklan dengan daya tarik yang tepat. Sebagaimana dijelaskan Kotler (2004:612), menyatakan bahwa komunikator harus menemukan daya tarik atau tema yang akan menghasilkan tanggapan yang diinginkan. Daya tarik tersebut harus mampu memberikan kesan positif terhadap produk dan mampu menimbulkan keinginan dari target market. Salah satu produk yang memanfaatkan iklan yaitu mi instan Indomie. Industri mi instan itu sendiri, dari tahun ke tahun terus mengalami pertumbuhan. 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 Berdasarkan data yang dimuat Suara Merdeka Online edisi 11 Maret 2014, dijelaskan sebagai berikut: Bisnis mi instan diperkirakan masih akan bergairah. Berdasarkan data dari asosiasi industri roti, biskuit, dan mi instan (Arobim), produksi mi instan diperkirakan mencapai 15 milyar bungkus per tahun. Seluruh produksi mi instan tersebut terserap pasar. Indofood masih menjadi penguasa pasar mi instan dengan meraih pangsa pasar sebesar 77%. Walaupun demikian, Indomie tidak begitu saja berhenti melakukan kegiatan periklanan, bahkan justru terus berupaya meluaskan pasarnya baik secara demografi maupun geografi. Jika secara geografi, Indomie meluaskan pasarnya hingga ke luar negeri, maka secara demografi Indomie menyasar pangsa pasar lokal yang lebih spesifik yaitu remaja. Berawal pada tahun 2008, Indomie mulai berinovasi untuk brand campaign dengan mengadakan event Indomie Jingle Dare Competition, sebuah kompetisi bagi siswa SMA untuk membuat melodi jingle untuk digunakan dalam iklan Indomie. Acara ini dianggap sangat berhasil, sebagaimana dikutip oleh detik.com pada tanggal 9 Februari 2008, misalnya untuk Jawa Timur antusiasme dari 3.225 SMU, 181 sekolah meresponnya dengan membuat 230 grup band dan mengirimkan kreasinya kepada panitia lomba. Dari keberhasilan tersebut, PT. Indofood terus berupaya mendekati pasar muda sebagai pasar potensial masa depan, terutama para pelajar sekolah menengah tingkat atas. Apalagi prosentase penduduk dengan usia muda/remaja yang setara dengan pelajar SMA adalah terbesar dari seluruh kelompok umur. Data dari Media Scene Volume 25 edisi 2013/2014, menyebutkan bahwa pada tahun 2013 dari 242.376.900 juta jiwa penduduk Indonesia, kelompok usia 10-14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 tahun sebesar 20.083.300 jiwa, usia 15-19 tahun sebesar 20.675.100 jiwa dan 2024 tahun sebesar 21.090.900 jiwa. Jumlah tersebut merupakan pangsa pasar yang sangat besar dan memiliki prospek yang menjanjikan jika dikelola dengan baik. Indikator tetap gencarnya Indomie melakukan kegiatan periklanan dapat dilihat dari besarnya anggaran iklan khusus media televisi pada tahun 2013 yang masuk dalam 10 besar dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 1.1 Belanja Iklan Berdasarkan Merek di Televisi Tahun 2013 No Merek Belanja Iklan dalam Milyar (Rp) 1 Clear Anti Ketombe – Shampoo 531,911 2 Pepsodent Expert Protection – Toothpaste 427,933 3 Sedaap – Instant Noodle 426,102 4 Top – Instant Coffee 388,815 5 Indomie – Instant Noodle 371,183 6 So Nice – Sosis Siap Makan 361,387 7 Molto Ultra Sekali Bilas - Fabric Softener 341,417 8 Sedaap Cup – Instant Noodle 337,419 9 Excelcomindo XL – GSM Card 330,813 10 Roma – Biscuit 328,123 Sumber : Media Scene Volume 25: 2013/2014. Hal.65 Berdasarkan data di atas tampak bahwa belanja iklan Indomie di televisi dalam tahun 2013 sebesar 371,183 milyar rupiah. Meskipun telah menjadi market leader, namun ternyata Indomie cukup gencar melakukan kegiatan periklanan terutama di media televisi. Kegiatan periklanan ini selain untuk mempertahankan loyalitas konsumen adalah juga untuk mendapatkan pangsa pasar baru yaitu segmen muda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 Selanjutnya, mengacu data yang dimuat pada website resmi Indomie yaitu www.indomie.com yang diakses pada 28 November 2014, setidaknya terdapat 7 kategori antara lain; Indomie Goreng, Indomie Kuah, Indomie Jumbo, Selera Nusantara, Mi Kriting, Taste of Asia, dan Kuliner Indonesia. Dari tujuh kategori tersebut, Indomie Goreng merupakan kategori yang paling diminati oleh konsumen di Indonesia, terutama varian Mi Goreng. Hal tersebut di sampaikan oleh Lucy Suganda, marketing manager noodle division PT Indofood Sukses Makmur, bahwa selera masyarakat Indonesia paling cocok dengan rasa Indomie Goreng, sebagaimana dimuat dalam lifestyle.okezone.com pada 13 November 2013. Salah satu faktornya adalah karena kepraktisan cara penyajian serta rasa yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia. Produk Indomie terutama Indomie Goreng kini berusaha membidik pasar remaja. Hal ini terlihat dari tema-tema iklan dan endorser yang digunakan. Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan majalah Marketing mengenai Top Brand Index untuk kategori mie instan dalam kemasan bag, Indomie selalu berada di posisi tertinggi. Begitu juga Top Brand Index tahun 2015, yang dapat dijelaskan dengan tabel sebagai berikut : Tabel 1.2 Top Brand Index 2015 Kategori Mi Instan dalam Kemasan Bag No Merek Top Brand Index 2014 1 Indomie 75,9% 2 Mie Sedaap 15,9% 3 Supermi 2,7% 4 Sarimi 2,2% Sumber : Majalah Marketing. Edisi 02/XV/Februari 2015. Hal. 75. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 Berdasarkan uraian pada majalah Marketing, Top Brand Index di atas diukur menggunakan tiga parameter yaitu: Pertama; Top of mind awareness, yaitu didasarkan atas merek yang pertama kali disebut oleh responden ketika kategori produk disebutkan. Kedua; last used, yaitu didasarkan atas merek yang terakhir kali digunakan atau dikonsumsi oleh responden dalam satu re-purchased cycle. Ketiga; future intention, yaitu didasarkan atas merek yang ingin dikonsumsi di masa mendatang. Berdasarkan hasil survei yang dipublikasikan oleh majalah Marketing edisi Februari 2015 di atas, tampak bahwa Indomie memperoleh angka Top Brand Index sebesar 75,9%. Data tersebut menunjukkan bahwa mayoritas dari konsumen masih menganggap Indomie sebagai produk pilihan mereka baik yang telah dikonsumsi maupun yang akan dikonsumsi pada masa mendatang. Hal yang sama diperoleh pada tahun 2013 dengan Top Brand Index 80,6% dan tahun 2014 sebesar 75,9%. Walaupun Indomie telah memperoleh angka tertinggi dalam top brand index, namun produk ini tidak menghentikan kegiatan periklanan. Konsep dasar dari iklan adalah pesan penjualan yang disampaikan kepada khalayak dengan tujuan untuk menciptakan tanggapan dari konsumen. Dalam penyampaian pesan iklan, hendaknya memiliki daya tarik yang mampu menonjolkan kelebihan dari produk, berikut atribut dan elemen-elemen positif yang menyertainya. Selain itu, pesan iklan harus dapat memberikan added value (nilai tambah) bagi produk tersebut. Sebagaimana dijelaskan Simamora (2004:174) sikap konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama daya tarik isi pesan iklan dan pengaruhnya terhadap suasana hati dan emosi dari konsumen. Daya tarik pesan iklan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan program periklanan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 Agar pesan pesan iklan mampu mempengaruhi, membangkitkan, dan mempertahankan daya ingat konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan, maka membutuhkan daya tarik bagi pemirsanya. Sebagaimana dijelaskan Sutisna (2003:278-283) daya tarik iklan sangat penting karena akan meningkatkan keberhasilan komunikasi dengan khalayak. Hasil penelitian yang dilakukan Widyastuti (2013:14) menyimpulkan bahwa daya tarik pesan iklan yang disampaikan oleh Zalora Indonesia melalui facebook fanpage dapat menarik minat beli perempuan pada usia dewasa muda. Selain harus mampu menciptakan daya tarik pesan iklan yang kreatif, pengiklan juga harus tepat memilih endorser sebagai pembawa pesan iklannya. Pemilihan endorser biasanya melalui berbagai pertimbangan, baik menyangkut tingkat popularitasnya, kredibilitas, citra, serta kemampuan mewakili karakter produk yang akan diiklankan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Royan (2004:05) yang menjelaskan bahwa pilihan endorser yang tepat akan dapat mempengaruhi tumbuhnya market share, diharapkan personality bintang iklan akan melekat pada merek dan diharapkan menjadi endorser yang handal sehingga dapat menarik minat konsumen untuk membeli. Dalam jurnalnya, Farrell et al (2000:1) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan penggunaan Tiger Woods sebagai bintang iklan Nike. Konsumen menunjukkan penghargaan terhadap upaya Nike dan publisitasnya yang menggunakan bintang iklan Tiger Woods. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Giantari (2013:13) yang menunjukkan bahwa brand image, celebrity endorser, kualitas produk dan kewajaran harga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap niat membeli sepeda motor matic merek Honda di Kota Denpasar. Penelitian sejenis dilakukan Soesatyo dan Rumambi (2013:1), dengan hasil yang menunjukkan bahwa penggunaan celebrity endorser dapat meningkatkan respon audience terhadap produk yang diiklankan. Endorser berfungsi sebagai opinion leader dalam memberikan informasi mengenai produk/jasa kepada konsumen. Selain sebagai pemberi informasi endorser juga harus memiliki kemampuan dan kredibilitas untuk mempengaruhi khalayak untuk bertindak sesuai dengan tujuan periklanan. Pemanfaatan endorser ini paling sering adalah menggunakan celebrity karena lebih mudah dikenal dan mudah mempengaruhi awareness, ketertarikan, sikap dan juga perilaku konsumen. Aktor film, bintang sinetron, atlet, atau tokoh masyarakat yang terkenal banyak merupakan kategori celebrity yang digunakan sebagai penyampai pesan dalam iklan televisi guna mendukung produknya. Royan (2004:2-10) menjelaskan mengenai alasan produsen menggunakan celebrity sebagai endorser adalah sebagai berikut: Salah satu faktor yang menyebabkan celebrity sangat diminati oleh produsen untuk mengiklankan produknya adalah karena pesan yang disampaikan oleh sumber yang menarik (kaum celebrity yang sedang populer) akan mendapat perhatian yang lebih besar disamping akan sangat mudah diingat oleh khalayak ataupun konsumen. Pemilihan celebrity sangatlah penting karena pemilihan celebrity sebagai endorser secara tepat akan mampu mengikat erat merek menjadi brand yang diwakili oleh celebrity. Celebrity sebagai endorser merupakan wujud nyata dari berbagai image (citra) yang dipikirkan oleh khalayak terhadap suatu merek. Pemilihan celebrity endorser juga harus mempertimbangkan tingkat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 kredibilitasnya. Shimp (2003:464) menjelaskan mengenai kredibilitas celebrity sebagai berikut: Kredibilitas celebrity merupakan gambaran bahwa celebrity dapat dipercaya dan dianggap memiliki wawasan tentang isu tertentu, seperti kehandalan merek, akan menjadi orang yang paling mampu meyakinkan khalayak untuk mengambil tindakan dalam keputusan pembelian. Kredibilitas endorser menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh seseorang untuk mempercayai kebenaran isi pesan yang disampaikan oleh pengiklan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Junia (2009:106) menyimpulkan bahwa penggunaan celebrity endorser efektif dalam mengarahkan konsumen pada keputusan pembelian terhadap suatu produk. Prasasti (2014:96), celebrity endorser Agnes Monica memiliki pengaruh sebesar 21,5% terhadap niat beli konsumen pada produk sticker aplikasi jejaring sosial Line. Yusnita (2010:69) menjelaskan bahwa kredibilitas bintang iklan (endorser) berpengaruh terhadap keputusan membeli konsumen sepeda motor Honda Vario di Medan. Hasil penelitian tersebut diperkuat oleh Ahmed et al (2014:1), di mana hasil penelitiannya menunjukkan penggunaan celebrity endorsement dianggap mampu mendukung produk sebelum konsumen mengkonsumsinya. Produk Indomie goreng juga memanfaatkan celebrity endorser untuk menarik perhatian konsumen. Penggunaan celebrity endorser ini diharapkan dapat mempengaruhi perhatian dan minat beli konsumen terutama dari kalangan remaja. Jika dari tahun 80-an hingga 2000-an Indomie lebih banyak memanfaatkan endorser dari wanita dewasa atau keluarga, maka pada tahun 2010 Indomie mulai menggunakan endorser dari kalangan yang lebih muda/remaja. Demikian juga celebrity endorser yang digunakan pada tahun 2014 ini adalah dari usia remaja yakni Al Ghazali yang berusia 17 tahun. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 Selain kemampuannya meningkatkan kesadaran akan merek, perhatian, dan daya ingat konsumen, celebrity diharapkan mampu mewakili citra merek yang diiklankannya sekaligus mampu mendekati konsumen dengan baik. Sebagaimana pendapat Leslie (2011:272) harapan dari penggunaan celebrity endorser adalah image atau kualitas celebrity akan berpindah terhadap produk dan merangsang penjualan. Pemilihan celebrity Al Ghazali sebagai endorser Indomie Goreng, diharapkan mampu mempengaruhi pertumbuhan pangsa pasar Indomie terutama pangsa pasar baru yaitu remaja serta memenangi persaingan untuk produk-produk sejenis. Dengan tema iklan televisi versi semangat pagi Al Ghazali, celebrity endorser ini diharapkan memiliki dampak terhadap minat beli konsumen. Shimp (1999:460) juga menjelaskan bahwa bintang iklan (celebrity endorser) mampu mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen dengan menunjuk pada produk yang didukungnya. Sikap dan persepsi akan konsumen bertambah ketika idola iklan mendukung produk tersebut. Tjiptono (2007:226) menjelaskan mengenai minat beli sebagai berikut: Minat beli terhadap suatu merek akan terjadi melalui berbagai tahapan saat iklan menerpa konsumen, mulai dari tahap perhatian terhadap pesan iklan yang ditampilkan, selanjutnya menciptakan ketertarikan terhadap produk, yang diiklankan. Tahap berikutnya adalah konsumen mulai memiliki keinginan untuk mencoba produk, serta melakukan suatu tindakan pembelian. Pemilihan obyek penelitian SMAN 94 Kalideres Jakarta Barat didasarkan pada kesamaan target market Indomie Goreng dan karakteristik celebrity endorser Al Ghazali yang berusia 17 tahun. Selain itu para pelajar SMAN 94 Kalideres Jakarta Barat secara umum merupakan kelompok masyarakat kelas menengah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 yang menjadi target market utama dari produk Indomie Goreng. Jika dilihat dari lokasinya, SMAN 94 ini berada di perbatasan Jakarta dengan Tangerang di mana wilayah tersebut sebagian besar merupakan tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser pada iklan Indomie Goreng di media televisi terhadap minat beli dengan obyek penelitian para pelajar SMAN 94 Kalideres Jakarta Barat. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalahnya adalah bagaimana pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser iklan Indomie Goreng di televisi melalui uji hipotesis dengan sampel pelajar SMAN 94 Kalideres Jakarta Barat? 1.3. Identifikasi Masalah Untuk membatasi permasalahan dalam penelitian, maka ditentukan identifikasi masalah. Identifikasi masalah ini dimaksudkan sebagai upaya untuk membatasi penelitian agar lebih terarah dan fokus, antara lain sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh daya tarik pesan iklan Indomie Goreng versi semangat pagi Al Ghazali di media televisi terhadap minat beli? 2. Bagaimana pengaruh kredibilitas celebrity endorser pada iklan Indomie Goreng versi semangat pagi Al Ghazali di media televisi terhadap minat beli? http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 3. Bagaimana pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser pada iklan Indomie Goreng versi semangat pagi Al Ghazali di media televisi secara bersamaan terhadap minat beli? 1.4. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan penelitian secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.4.1. Maksud Penelitian Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser pada pada iklan Indomie di televisi terhadap minat beli pada pelajar SMAN 94, Kalideres, Jakarta Barat. 1.4.2. Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh daya tarik pesan iklan Indomie Goreng versi semangat pagi Al Ghazali di media televisi terhadap minat beli. 2. Untuk mengetahui pengaruh kredibilitas celebrity endorser iklan Indomie Goreng versi semangat pagi Al Ghazali media di televisi terhadap minat beli. 3. Untuk mengetahui pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser iklan Indomie Goreng di media televisi secara bersamaan terhadap minat beli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat akademis dan manfaat praktis. Secara detail kedua manfaat tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1.5.1. Manfaat Akademis Manfaat akademis dari penelitian mengenai pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser terhadap minat beli ini adalah: 1. Diharapkan penelitian ini bermanfaat terutama sebagai gambaran mengenai hasil pengujian terhadap teori-teori komunikasi atau periklanan, terutama pengaruh daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser terhadap minat beli konsumen. 2. Selanjutnya hasil penelitian mengenai daya tarik pesan iklan dan kredibilitas celebrity endorser ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran, terutama dalam kajian-kajian dan pengembangan ilmu komunikasi dan periklanan di Indonesia. 1.5.2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan bermanfaat secara praktis berikut ini: 1. Sebagai sumbangan pemikiran terutama bagi kepentingan praktis pada bidang periklanan dan komunikasi pemasaran. Kontribusi secara praktis tersebut terutama menjadi dasar atau pemahaman dalam merumuskan pesan iklan serta memilih endorser dalam kegiatan periklanan agar lebih efektif. 2. Hasil penelitian ini diharapkan juga bermanfaat bagi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk selaku produsen Indomie Goreng sebagai referensi dalam melakukan strategi periklanan atau komunikasi pemasaran berikutnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/