BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis antar pasar industri produk perawatan kecantikan dan kosmetik sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan kebutuhan dan keinginan wanita untuk mempercantik diri serta perubahan gaya hidup masyarakat sekarang ini membuat beredarnya berbagai macam merk kosmetik, mulai dari dalam negeri maupun luar negri di Indonesia. Kosmetik seiring dengan perkembangan zaman saat ini bukan lagi hanya untuk kebutuhan sekunder, kosmetik seolah telah menjadi kebutuhan primer bagi mayoritas kaum wanita. Peningkatan kebutuhan dan keinginan wanita yang tidak ada puasnya akan produk kosmetika ini memberikan peluang yang besar bagi industri kosmetik untuk semakin berkembang di Indonesia. Hal ini membuat banyak bermunculan produk baru di pasaran yang mampu menimbulkan persaingan yang cukup ketat. Salah satu perusahaan yang bekerja di bidang kosmetik adalah The Body Shop. Di Indonesia, The Body Shop merupakan franchise yang dikelola oleh PT Monica HijauLestari. The Body Shop di Indonesia berdiri pada tahun 1992. Gerai toko pertamanya resmi dibuka pada bulan Desember tahun 1992 di Pondok Indah Mall. Keberhasilan pada toko pertama, membuat PT Monica HijauLestari akhirnya sudah membentangkan bisnisnya hingga 130 toko yang dapat ditemukan di seluruh tanah air (Company Profile TBS 2015). Untuk mampu bersaing dan dapat mempertahankan eksistensinya diantara para produsen kosmetik di Indonesia, The Body Shop harus memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan pesaingnya. Sekarang ini keberhasilan suatu perusahaan bukan lagi diukur hanya dari keuntungan yang didapat, melainkan juga dilihat melalui sejauh mana kepedulian perusahaan terhadap aspek sosial, lingkungan, serta masyarakat. Kepedulian perusahaan mengenai kondisi disekitarnya akan dapat menimbulkan citra yang positif di mata masyarakat. Citra adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam membangun 1 sebuah perusahaan atau merk dari sebuah produk yang ingin dipasarkan. Menurut Katz dalam Soemirat (2010) citra adalah cara bagaimana pihak lain memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite, atau aktivitas. Memiliki citra yang positif merupakan salah satu hal terpenting yang perlu dimiliki oleh suatu perusahaan. Citra positif dapat dijadikan sebagai sebuah alat tolak ukur seberapa besar jangkauan perusahaan mereka ke masyarakat dan sebagai pemicu perusahaan agar terus berupaya untuk memperkenalkan perusahaan kepada masyarakat lainnya sehingga dapat mempengaruhi masyarakat untuk loyal terhadap brand. Dengan adanya citra yang positif dapat memberikan dampak yang besar bagi publik untuk dapat mengenali suatu perusahaan. Untuk menjaga dan mengelola sebuah citra perusahaan, adalah tugas divisi public relations dalam perusahaan berfungsi untuk menyatukan kepentingan antara kedua pihak organisasi dengan masyarakat sehingga perusahaan dapat memperoleh tujuan yang dimaksud yaitu pembentukan citra di mata masyarakat. Cara mencapainya dengan menimbulkan berbagai opini dan pandangan positif dari konsumen dimana hal ini adalah suatu tugas yang harus dikelola, dikembangkan dan terus dipertahankan oleh public relations. Menurut Seitel dalam Soemirat & Ardianto (2010), public relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama suatu organisasi atau perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menangani masalah-masalah atau isu-isu manajemen. Sehingga dengan komunikasi kepada publik yang baik di harapkan tidak hanya berdampak positif pada loyalitas konsumen akan tetapi juga perluasan pasar dapat tercapai oleh perusahan, yang mana akan berdampak pada profitabilatas perusahaan. Seorang public relations dapat melakukan berbagai strategi kegiatan yang dapat menarik perhatian masyarakat. Salah satu bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk menjaga citra yang positif adalah melalui Corporate Social Reponsibility (CSR). CSR menjadi salah satu alternatif yang sekarang banyak dilakukan oleh mayoritas perusahaan sebagai strategi branding yang bertujuan untuk mengelola citra positif perusahaan di mata masyarakat. CSR merupakan komitmen yang wajib dimiliki oleh setiap perusahaan untuk memiliki peran untuk memberdayakan masyarakat dilingkungan sekitar bisnisnya. Hal ini dijelaskan dalam Pasal 74 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang mengatur bahwa setiap perusahaan wajib untuk membagi 2 sebagian persenan keuntungan bisnisnya untuk menjalankan program tanggung jawab sosial (hukumperseroanterbatas.com/2012) Dalam menjalankan bisnisnya, The Body Shop memiliki komitmen untuk menyebarkan lima rangkaian values yang mereka miliki sejak perusahaan ini pertama kali berdiri. Kelima values ini antara lain adalah Defend Human Rights, Protect Our Planet, Against Animal Testing, Support Community Trade, dan Activate Self-Esteem. Adanya values ini membuat The Body Shop memiliki keunggulan kompetitif dibanding perusahaan kosmetik lainnya. Values ini menjadikan The Body Shop sebagai sebuah identitas yang menjadi penanda bahwa perusahaan bergerak melebihi tanggung jawab sosial perusahaan pada umumnya, yaitu dengan konsisten melakukan kampanye untuk mencapai perubahan jangka panjang di lingkup sosial. Penelitian ini memfokuskan pada values Protect Our Planet, yaitu dengan meneliti program CSR Green Month Campaign. Program Green Month Campaign ini bertujuan mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan dan melindungi bumi dari kerusakan dengan salah satu aksinya yaitu mengurangi penggunaan kantong plastik dan melakukan penghematan listrik. Salah satu tujuan lainnya adalah untuk mengelola citra yang dimiliki The Body Shop melalui kegiatan tersebut. The Body Shop yakin bahwa dengan kegiatan CSR yang dilakukan secara aktif dan terencana akan mampu mencapai visi bisnisnya untuk menjadi the most green and ethical beauty brand dan juga dapat membangun reputasi yang baik di mata para stakeholder, sehingga dengan reputasi The Body Shop yang baik juga mampu mengelola citra positif perusahaan dengan baik dimata masyarakat secara luas. Pentingnya citra dan kewajiban untuk melakukan CSR pada suatu perusahaan mendorong terbentuknya penelitian ini untuk mengetahui bagaimana strategi yang dilakukan oleh public relations melalui program CSR hingga The Body Shop bisa tetap bertahan di tengah persaingan industri kosmetik yang semakin tinggi dan semakin banyak perusahaan pesaing yang berkecimpung di dunia bisnis yang sama. Dari penjelasan latar belakang di atas maka judul penelitian ini adalah “Strategi Public Relations dalam Mengelola Citra The Body Shop Melalui Program CSR Green Month Campaign (Periode Maret-April 2015)”. 3 1.2 Fokus Penelitian Untuk menghindari pembahasan masalah yang semakin meluas maka permasalahan penelitian ini dibatasi pada bagaimana strategi Public Relations dalam mengelola citra The Body Shop melalui program CSR Green Month Campaign. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: 1. Bagaimana strategi Public Relations The Body Shop dalam mengelola citra positif perusahaan melalui program CSR Green Month Campaign? 2. Bagaimana hambatan yang dihadapi Public Relations The Body Shop dalam mengelola citranya melalui program CSR Green Month Campaign? 3. Bagaimana solusi Public Relations The Body Shop dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam proses mengelola citra perusahaannya? 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka penulis menetapkan tujuan dari penelitian ini yaitu: 1. Untuk memahami dan mengetahui bagaimana strategi Public Relations The Body Shop dalam mengelola citra perusahaannya melalui aktivitas program CSR Green Month Campaign 2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi dalam melaksanakan strategi public relations tersebut. 3. Untuk mengetahui bagaimana Public Relations The Body Shop melakukan solusi dalam mengatasi hambatan yang ditemuinya. 1.4.2 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Akademis a. Memperkaya dan menambah referensi mengenai ilmu pengetahuan di bidang komunikasi khususnya mengenai strategi public relations dalam mengelola citra perusahaan. 4 b. Bagi masa yang akan datang, terutama khususnya mahasiswa marketing communication jurusan public relations yang akan melakukan penelitian serupa, dan untuk mengkaitkan pelajaran yang telah diajarkan di dalam perkuliahan tentang strategi public relations dan penerapannya dalam ruang lingkup pekerjaan. c. Sebagai sumber tambahan bagi pengajaran di dalam perkuliahan dan membandingkannya dengan konsep yang sebelumnya dipakai sebagai acuan. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai bahan evaluasi dalam melakukan strategi public relations untuk langkah ke depannya agar lebih baik lagi. b. Dapat dijadikan sebagai terapan dan digunakan untuk keperluan akademik, yaitu untuk memecahkan suatu masalah, membuat keputusan, memperbaiki suatu penelitian yang sedang berjalan. c. Hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk terus menerapkan serta mengembangkan strategi public relations dalam mengatasi masalah untuk mengelola citra positif perusahaan. 3. Manfaat Umum a. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian mengenai strategi public relations di masa yang akan datang dengan kasus dan pada perusahaan yang berbeda. Bila meneliti kasus yang sama diharapkan dapat mengembangkan penelitian. b. Memberikan informasi kepada publik mengenai peran dan strategi PR dalam mengelola citra positif c. Dan menyadari akan pentingnya keberadaan public relations bagi organisasi maupun perusahaan. 1.5 Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN 5 Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran dalam penelitian ini, kemudian pengidentifikasian dan pembatasan masalah untuk selanjutnya menyusun rumusan masalah dan menguraikan tentang tujuan serta manfaat penelitian ini, dan diakhiri dengan sistematika penulisan. BAB 2 KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang paparan teori atau pendapat para ahli yang berhubungan dengan penelitian. Teori yang dipakai untuk menjadi dasar pemikiran penelitian seperti teori umum dan teori khusus yang membantu penulis dalam melakukan penelitian. Pada penelitian ini, landasan konseptual yang digunakan antara lain adalah konsep komunikasi, public relations, strategi, strategi public relations, langkah strategi public relations, citra, manfaat citra, citra perusahaan, peran citra bagi perusahaan, corporate social responsibility, prinsip-prinsip CSR, manfaat CSR, pilar aktivitas CSR, dan bentuk program CSR. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan tentang metode yang digunakan di dalam penelitian. Didalam bagian ini tertulis tahapan–tahapan dalam memperoleh data yang merupakan variabel penelitian dan definisi operasional. Bagian ini akan mendeskripsikan populasi dan sampel yang akan dijadikan objek penelitian. Tentunya juga akan dijelaskan jenis dan sumber data penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis yang akan digunakan, serta uji keabsahan data. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif-kualitatif. Sumber data penelitian yang digunakan ada data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dilakukan melalui proses wawancara semistruktur, observasi non-partisipan, pengumpulan dokumen, dan studi kepustakaan. Serta uji keabsahan data menggunakan metode triangulasi sumber. BAB 4 HASIL PENELITIAN 6 Bab ini memaparkan hasil analisa dan temuan penelitian menjelaskan lebih rinci mengenai seluruh data-data yang diperoleh dan dikembangkan, mencakup gambaran umum tentang objek penelitian. Kemudian terdapat juga penjelasan dan pendeskripsian tentang hasil pengumpulan data yang diambil sehubungan dengan masalah yang dibahas. BAB 5 PENUTUP Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang didapat dan saran yang diberikan . Kesimpulan berupa informasi kualitatif sedangkan saran berisi mengenai solusi yang diajukan sebagai pertimbangan dalam penyelesaian terhadap masalah yang timbul agar selanjutnya dapat mengimplementasikan strategi public relations yang lebih baik. 7