Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 13 KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN RUANG KELAS VIII MTs/SMP Iesyah Rodliyah Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari [email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada materi bangun ruang prisma dan limas dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa dilaksanakan di sekolah, khususnya di kelas VIII MTs/SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW efektif digunakan dalam mengajarkan materi bangun ruang prisma dan limas, karena telah memenuhi syarat-syarat keefektifan pembelajaran. Kata Kunci: keefektifan pembelajaran, materi bangun ruang, think talk write (ttw) dapat PENDAHULUAN Materi pada mata pelajaran matematika memudahkan kita untuk memperkirakan berapa banyak biaya yang yang dipelajari dari tingkat SD, SMP, sampai dibutuhkan SMA secara garis besar dibagi ke dalam tersebut. empat cabang keilmuan, yaitu: aritmatika, mengalami aljabar, geometri dan analisis [1]. Penelitian materi bangun ruang khususnya prisma dan ini terfokus pada cabang keilmuan geometri, limas. Penelitian ini dilakukan di tempat yaitu materi bangun ruang prisma dan limas peneliti mengajar, yaitu kelas VIII MTs yang merupakan salah satu topik dalam YASMU Manyar. Berdasarkan pengalaman matematika dan menempati bagian yang peneliti pada saat membahas soal-soal esensial dalam KTSP jenjang pendidikan tentang bangun ruang prisma dan limas, MTs/SMP. Hal ini ditunjukkan dengan siswa sering mengalami kesulitan dalam kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu membedakan antara bangun ruang prisma menghitung luas permukaan dan volume dengan limas. Selain itu, siswa juga masih prisma dan limas, yang merupakan standar sering kesulitan untuk mengingat rumusnya. kompetensi lulusan (SKL) ujian nasional. Hal Selain itu, materi ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran guru lebih menekankan untuk kehidupan contoh, menghafalkan rumus. Hal ini diperkuat oleh perhitungan luas permukaan dan volume suatu fakta yang ditemukan peneliti, para bangunan yang berbentuk prisma atau limas siswa banyak sekali melakukan kesalahan. sehari-hari. Sebagai ini untuk Namun, membuat banyak kesulitan dalam dikarenakan bangunan siswa yang memahami dalam proses Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … Peneliti juga mengamati kegiatan pembelajaran matematika yang berlangsung sebelumnya sekolah Untuk mengatasi permasalahan terkait pembelajaran di sekolah tersebut, peneliti dilakukan dengan menggunakan dominasi menempuh cara alternatif dengan lebih metode ceramah, diskusi, dan latihan soal, memberdayakan sehingga pembelajaran menjadi cenderung kesempatan yang seluas-luasnya kepada teacher centered. Dalam mengajar, seorang siswa untuk menjawab rasa ingin-tahu siswa. guru menjelaskan materi, meminta siswa Dengan kata lain pembelajaran tersebut harus mencatat memberikan melibatkan keaktifan siswa sejak awal contoh-contoh soal lalu membuat soal pembelajaran. Pembelajaran ini dinamakan latihan. Sedangkan yang dilakukan siswa dengan pada saat proses pembelajaran tersebut pembelajaran adalah memperhatikan penjelasan, mencatat mewujudkan materi dan mengerjakan latihan soal. Hal itu efektif, mengakibatkan para siswa merasa cepat kooperatif memberi kesempatan kepada jenuh, tidak siswa untuk saling berinteraksi antara siswa menyukai materi yang diajarkan, cenderung yang satu dengan siswa yang lainnya. Siswa kurang aktif. Hal ini terbukti ketika guru yang memberi penjelasan suatu materi memberikan suatu pertanyaan kepada siswa pelajaran pada siswa lainnya, sebenarnya namun tidak ada respon siswa untuk sedang mengalami proses belajar yang efektif mengerjakannya sampai guru tersebut yang yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh harus menyelesaikannya sendiri. Selain itu, lebih baik daripada hanya mendengarkan peluang terjadinya komunikasi dan interaksi penjelasan guru. Di samping untuk mencapai siswa satu dengan yang lainnya dengan hasil belajar akademik yang maksimal, tujuan membangun pengetahuan bersama belajar sangat kecil. Pembelajaran yang berpusat mengembangkan keterampilan sosial siswa materi bosan guru kesempatan tersebut, bahkan ini, cenderung kurang kepada menemukan, tersebut, rendahnya prestasi belajar siswa. yang pada di 14 siswa memberikan untuk membentuk, aktif dan Model dan memberikan pembelajaran dan yang berupaya pembelajaran pembelajaran bermacam-macam. Salah kooperatif untuk yang menyenangkan. kooperatif pembelajaran kooperatif, aktif, Belajar juga untuk kooperatif satu yang ada model peneliti mengembangkan pengetahuannya sendiri, anggap dapat mengatasi permasalahan di sehingga sekolah tersebut adalah model pembelajaran diduga berpengaruh pada Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 15 kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). mencoba menemukan ide menyelesaikan soal Peneliti tersebut secara individu (Think). Selanjutnya memilih kooperatif tipe model TTW pembelajaran sebagai bahan siswa diminta untuk mendiskusikan penelitian karena pada model pembelajaran jawabannya dengan teman di kelompoknya kooperatif tipe think talk write ini siswa tidak (Talk). Pada tahap terakhir, siswa menuliskan diberikan pengetahuan dalam bentuk jadi hasil diskusi pada Lembar Kerja Siswa (final), (LKS). akan tetapi siswa membentuk Aktivitas menulis pengetahuannya sendiri melalui interaksi mengkonstruksikan dengan berdiskusi dan berdialog sesama teman lingkungannya, asimilasi dan melalui akomodasi. proses Sehingga pemahaman siswa dalam mempelajari ilmu matematika menjadi lebih bermakna [2]. kelompoknya, ide, siswa karena berarti setelah mengungkapkannya dalam bentuk tulisan (write) [3]. Model pembelajaran kooperatif tipe Pada penggunaan model pembelajaran TTW ini perlu dilakukan agar siswa tertarik kooperatif tipe ini, siswa dilibatkan sejak untuk mengikuti pembelajaran dari awal dalam tahap berpikir (think) atau menemukan pembelajaran sampai akhir pembelajaran gagasan proses matematika, dan guru harus dapat mengubah membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan kebiasaan dari teacher centered menjadi membagi ide/ gagasan dengan temannya student tersebut kooperatif tipe TTW memungkinkan siswa penyelesaian (sharing), setelah sebelum akhirnya centered. terlibat Model secara pembelajaran menuliskan hasil akhirnya (write). Model untuk pembelajaran kooperatif tipe TTW yang pembelajaran. Selama ini, TTW belum dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin pernah digunakan di MTs YASMU Manyar, (1996: 82) merupakan salah satu model sehingga perangkat pembelajarannya pun pembelajaran kooperatif yang mengarahkan belum tersediaa. Oleh karena itu, peneliti siswa untuk saling bertukar pikiran dan tertarik untuk melakukan pengembangan mengemukakan hasil idenya tersebut dalam perangkat menyelesaikan permasalahan [3]. pembelajaran kooperatif tipe TTW untuk pembelajaran aktif dengan dalam model Dalam konsep pelaksanaan TTW, kelas materi bangun ruang prisma dan limas di dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian kelas VIII MTs yang berkualitas baik dan siswa diberi pertanyaan atau lembar diskusi. efektif, Mula-mula memahami dan mengimplementasikannya siswa diberi waktu untuk agar dapat membantu siswa Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … terutama dalam kehidupan sehari-hari. analisis inferensial digunakan untuk melihat Peningkatan hasil belajar siswa adalah salah perbedaan satu menggunakan parameter yang membandingkan digunakan hasil untuk 16 hasil belajar siswa model yang pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan siswa yang kooperatif tipe TTW pada materi bangun menggunakan model konvensional. Data ruang prisma dan limas dengan hasil pretest pembelajaran kovariat dan data postest sebagai variabel yang biasa dilakukan sebelumnya di sekolah tersebut. sebagai variabel penyerta atau terikat dianalisis dengan statistik inferensial ANAKOVA untuk menguji hipotesis dalam METODE PENELITIAN penelitian ini. ANAKOVA digunakan sebab Penelitian ini dapat digolongkan sebagai dalam penelitian ini digunakan variabel penelitian eksperimen. Dalam penelitian kovariat sebagai variabel bebas yang sulit ini, untuk terlebih dahulu dikembangkan dikontrol tetapi dapat perangkat pembelajaran, berupa Rencana bersamaan dengan variabel terikat [5]. Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Metode Eksperimen Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar 1. Populasi dan sampel diukur (THB). Model yang digunakan untuk Populasi dari penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran seluruh siswa kelas VIII MTs YASMU dalam model Manyar Gresik. Di antara tiga kelas yang ada, Thiagarajan (1974) yang dikenal dengan dua kelas digunakan sebagai sampel. Dua Four-D Models (Model 4D). Namun, tahap kelas digunakan sebagai kelas eksperimen penyebaran yang dilakukan peneliti adalah dan kelas kontrol. Uji coba dilakukan pada tahap penyebaran pada kelas eksperimen satu kelas di sekolah lain, yaitu SMP Al- [4]. Ishlah. penelitian ini adalah Pemilihan kelas eksperimen Metode analisis data yang digunakan dilakukan dengan menggunakan undian. dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif Teknik sampling yang digunakan adalah analisis teknik sampling acak sederhana [6]. meliputi inferensial. analisis Analisis hasil deskriptif validasi, data kemampuan guru mengelola pembelajaran, data aktivitas siswa, data respon siswa, dan data tes hasil belajar siswa. Sedangkan 2. Desain Eksperimen Rancangan penelitian digambarkan dalam Tabel 3.1. ini dapat Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 17 Tabel 3.1 Rancangan Two Group Pretest- sama. Variabel tidak terkontrol, meliputi latar Postest belakang sosial budaya siswa, keadaan ekonomi siswa, pendidikan orang tua siswa, Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen T1 X T2 Kontrol T1 Y T2 tempat tinggal siswa, kondisi kesehatan siswa, cara belajar siswa atau kejadian lain yang mungkin terjadi. Variabel kovariat Pada Tabel 3.1, X menyatakan perlakuan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran kooperatif tipe perlakuan pada TTW, kelas Y menyatakan kontrol, yaitu pembelajaran konvensional, T1 menyatakan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan T2 menyatakan (penyerta) adalah variabel yang ikut mempengaruhi variabel terikat. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa dari posttest, yaitu tingkat penguasaan siswa terhadap materi bangun ruang prisma dan limas. posttest pada kelompok eksperimen dan 4. Instrumen dan Metode Pengumpulan kelompok kontrol. Data dalam Eksperimen Data yang digunakan dalam penelitian 3. Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variable bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas terdiri dari variabel perlakuan, variabel kontrol, variabel tak terkontrol, dan variabel kovariat. Variabel perlakuan terdiri dari pembelajaran kooperatif dengan tipe TTW pada kelas eksperimen dan pembelajaran matematika yang biasa dilakukan pada kelas kontrol. Variabel kontrol terdiri dari materi yang diajarkan, guru yang mengajar, dan jam belajar. Baik di kelas kontrol maupun kelas eksperimen, ketiga variabel kontrol tersebut ini meliputi data hasil belajar siswa, data aktivitas siswa, data kemampuan guru mengelola pembelajaran, dan data respon siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan pretest dan postest. Instrumen yang digunakan adalah THB hasil uji coba yang telah direvisi. Data aktivitas siswa di kelas eksperimen dikumpulkan dengan melakukan observasi kegiatan siswa selama pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh dua orang pengamat dengan cara memberi nilai sesuai dengan kategori yang ada pada lembar observasi aktivitas Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … 18 siswa. Instrumen yang digunakan sama dinilai berada pada kategori baik atau sangat dengan instrumen yang digunakan pada saat baik, sedangkan aktivitas siswa dikatakan uji coba. Data kemampuan guru mengelola efektif pembelajaran diperoleh melalui observasi digunakan untuk melakukan setiap kategori yang dilakukan pengamat terhadap guru sesuai dengan waktu ideal dengan toleransi selama kegiatan pembelajaran berlangsung 10%. Berdasarkan data respon mahasiswa, dengan menggunakan instrumen lembar respon siswa dikatakan positif jika jumlah observasi mengelola persentase jawaban positif siswa untuk setiap pembelajaran. Observasi dilakukan oleh satu aspek yang direspon pada setiap komponen orang siswa pembelajaran diperoleh persentase > 80%. dikumpulkan menggunakan angket yang Yang dimaksud jawaban positif siswa adalah sama dengan angket yang digunakan pada jumlah respon senang, berminat, dan jelas. kemampuan pengamat. guru Data respon saat pelaksanaan uji coba. Data ini digunakan untuk melihat respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran. apabila rata-rata waktu yang Untuk melihat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan siswa yang menggunakan model Metode Analisis Data. konvensional, data nilai pretest sebagai Dalam penelitian ini dilakukan analisis variabel penyerta (kovariat) dan data nilai data secara deskriptif [6] dan inferensial. postest sebagai variabel terikat dianalisis Dalam analisis deskriptif, data hasil belajar dengan statistik inferensial ANAKOVA. siswa berupa postest digunakan untuk Analisis melihat ketuntasan belajar siswa. Seorang menguji hipotesis dalam penelitian ini. siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa Sebelum telah 75. menganalisis data, perlu diuji apakah model Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal regresi antara variabel terikat Y dan variabel tercapai apabila paling sedikit 85% dari penyerta X memenuhi hubungan linear jumlah seluruh siswa telah tuntas belajar. sederhana dalam setiap kategori atau tingkat Dalam analisis deskriptif, kemampuan guru faktor yang diperhatikan. Dengan demikian, dalam mengelola pembelajaran dikatakan perlu diuji apakah ada pengaruh kemampuan baik apabila skor dari setiap aspek yang awal (pretes) terhadap hasil belajar siswa 5. memperoleh nilai minimal statistik anakova ini digunakan digunakan untuk untuk Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 19 untuk masing-masing kelompok eksperimen menguji keberartian koefesien X dalam dan kelompok kontrol (uji independensi). model regresi koefesien model regresi Jika ada pengaruh, perlu diuji apakah model dirumuskan hipotesis sebagai berikut: regresi untuk masing-masing kelompok Ho :2 0 eksperimen dan kelompok kontrol linear. berarti, Selain kemampuan awal siswa dengan hasil itu, model regresi kelompok (koefesien artinya eksperimen dan model regresi kelompok belajar siswa) kontrol harus sejajar, sehingga perlu diuji H1 : 2 0 dengan uji kesejajaran dua model regresi. Namun, sebelum menguji kesejajaran dua model regresi perlu dilakukan uji kesamaan dua model regresi. Dengan demikian, dalam ANAKOVA adalah sebagai berikut. 1) Menentukan model regresi regresi linear antara variabel X, yang menyatakan tidak (koefesien ada tidak pengaruh regresi berarti, artinya ada pengaruh kemampuan awal siswa dengan hasil belajar siswa). Untuk menguji digunakan langkah-langkah regresi hipotesis analisis tersebut variansi dengan menggunakan statistik uji F dan analisis ini dilakukan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumus uji F adalah sebagai berikut [3]. kemampuan awal siswa pretes (variabel F* kovariat) dan variabel Y yang menyatakan MSR MSE hasil belajar siswa (variabel terikat). Kriteria tolak Ho jika F > F0.05(1,n-2) Model regresi linear Y atas X adalah Y = Keterangan: a + bX, dengan a dan b adalah estimator SSTO = total sum of squares = untuk 1 dan 2 dalam persamaan Y 2 2 X . Penentuan model regresi Y Y n linear SSR = regression sum of squares = ini dilakukan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2) Uji independensi X terhadap Y atau uji 2 2 1 1 X i Yi b X i Yi n keberartian koefesien X dalam model SSE =error sum of squares= SSTO – SSR regresi, yang bertujuan untuk menguji MSR = regression mean squares = apakah ada pengaruh kemampuan awal SSR SSR 1 siswa terhadap hasil belajar siswa. Untuk Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … MSE = error mean square= untuk menguji kesamaan model regresi SSE n2 kelompok eksperimen dan model regresi 3) Uji linearitas model regresi kelompok kontrol. Uji linearitas model regresi bertujuan untuk menguji apakah kemampuan awal siswa dan hasil belajar siswa berhubungan secara linear. Untuk menguji linearitas model regresi dirumuskan hipotesis linear kelompok kontrol : Yˆk 1 2 X k Regresi linear kelompok eksperimen: YˆE 3 4 X E regresi dirumuskan hipotesis sebagai Ho: model regresi adalah linear H1 : model regresi adalah tidak linear menguji Regresi Untuk menguji kesamaan dua model sebagai berikut: Untuk 20 hipotesis tersebut berikut: H o : 1 3 dan 2 4 (kedua model digunakan analisis varians menggunakan regresi sama) statistik uji F dengan rumus seperti dikutip H1 : 1 3 atau 2 4 (kedua model dari Netter dkk (1974) : regresi tidak sama). F* MSLF dengan kroteria tolak F* > MSPE Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan analisis varians dengan uji F F0.05(c-2, c-k) seperti yang dirumuskan Netter dkk Keterangan: (1974) SSPE = pure error sum of square = c m (Y j 1 i 1 ij Y )2 MSPE = pure error mean square = SSPE nc SSLF = lack offit sum of square = SSE – SSPE SSE ( R) SSE ( F ) 2 F* SSE ( F ) (n k n E 4) Kriteria tolak Ho jika F* F0.05(2,nk+nE-4) Keterangan: k = banyaknya data X yang berbeda (Y ) 2 SSTO(R) = Y SSR(R) = X 1 Y1 b X 1Y1 n SSLF MSLF = lackoffit mean square = c2 2 1 1 n 4) Uji kesamaan dua model regresi SSE (R) = SSTO (R) — SSR (R) Uji kesamaan dua model regresi bertujuan SSE(F) =SSEk+SSEE Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 SSEk = error sum of squares kelompok kontrol, F ** SSEE = error sum of squares kelompok eksperimen. 21 BA (k l ) A n k n E 2k Dengan kriteria tolak Hojika F***>F0.05(k-1, nk = banyaknya siswa di kelompok kontrol n-2k) nE = banyaknya siswa di kelompok eksperimen. Jika kedua model regresi sejajar maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan Apabila dalam pengujian ini hipotesis diterima, maka kedua model regresi tidak berbeda secara signifikan, dengan kata lain bahwa hasil belajar siswa dan kedua kelompok tersebut sama. Jika dalam pengujian hipotesis nol ditolak berarti dilanjutkan dengan uji kesejajaran. hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kelompok hasil belajar siswa homogenitas koefesien regresi dilakukan jika dalam pengujian linearitas Ho ditolak. bertujuan untuk dua model menguji kesejajaran dan kelompok kontrol. Untuk menguji kesejajaran dua model regresi dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H o : 2 4 (kedua model regresi sejajar) H 1 : 2 4 (kedua model regresi tidak Uji statistik yang digunakan: diajarkan tipe TTW dan hasil belajar siswa yang dengan pembelajaran Sedangkan jika kedua tidak sejajar, maka ANAKOVA tidak dapat digunakan, sehingga perlu digunakan statistik lain yang sesuai [4]. regresi model regresi dan kelompok eksperimen sejajar). yang model regresi yang dicari tidak linear atau Uji kesejajaran dua model regresi atau kesejajaran ini menggunakan pembelajaran kooperatif konvensional. Uji Hal menunjukkan bahwa terdapat perbedaan diajarkan 5) Uji kesejajaran dua model regresi kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa hal sebagai berikut. Berdasarkan analisis deskriptif : 1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran berkriteria baik. 2. Aktifitas siswa selama pembelajaran efektif. 3. Respon siswa positif. 4. Hasil belajar siswa secara klasikal tuntas. Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … 22 Berdasarkan analisis Inferensial : TTW dengan siswa yang mengikuti a. Model regresi sederhana yang menyatakan pembelajaran konvensional. hubungan kemampuan awal siswa dan hasil belajar siswa yang mengikuti e. Garis regresi kelas eksperimen dan kelas kontrol sejajar dan konstanta regresi untuk pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah kelas Y=73,3839+0,3022X. konstanta Model regresi eksperimen garis lebih regresi besar untuk dari kelas sederhana yang menyatakan hubungan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan awal siswa dan hasil belajar secara geometris, garis regresi kelas siswa eksperimen berada di atas garis regresi yang mengikuti pembelajaran konvensional adalah Y=69,54+0,312X. kelas kontrol. Dapat diartikan bahwa hasil b. Analisis uji independensi kedua model belajar siswa yang mengikuti regresi tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih kemampuan baik daripada hasil belajar siswa yang awal siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil mengikuti belajar siswa. pada materi bangun ruang prisma dan c. Berdasarkan analisis uji linearitas, pembelajaran konvensional limas. ternyata kedua model regresi di atas memenuhi model regresi linear. KESIMPULAN Hubungan kemampuan awal siswa dengan Berdasarkan paparan hasil penelitian, hasil belajar dapat dinyatakan dalam hasil analisis dan pembahasan, maka dapat bentuk ditarik kesimpulan berikut. regresi linear. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi a. Berdasarkan kemampuan awal siswa, semakin tinggi perangkat pula hasil belajar siswa tersebut. menggunakan model 4-D, dihasilkan d. Berdasarkan pembelajaran dengan perangkat pembelajaran kooperatif tipe kesejajaran, ternyata kedua model regresi TTW untuk materi bangun ruang prisma tidak Dengan dan limas, yang terdiri dari RPP, LKS, dan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada THB. Perangkat pembelajaran tersebut perbedaan hasil belajar antara siswa yang memenuhi syarat-syarat sebagai perangkat mengikuti pembelajaran kooperatif tipe pembelajaran yang baik/valid, antara lain : tetapi uji pengembangan kesamaan sama analisis hasil sejajar. Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017 e-ISSN: 2549-8673 1) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran efektif 2) Aktivitas selama proses pembelajaran efektif 4) Respon siswa positif diperoleh hasil dan hasil belajar siswa meningkat, maka guru dapat analisis deskriptif bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW efektif untuk digunakan dalam mengajarkan materi bangun ruang prisma dan limas, karena telah memenuhi syarat-syarat keefektifan SARAN Agar pelaksanaan pembelajaran efektif 3) THB siswa valid, reliabel, dan sensitif hasil limas di kelas VIII semester genap MTs YASMU Manyar Gresik. siswa b. Berdasarkan 23 pembelajaran menggunakan pendekatan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan perangkat pembelajarannya sebagai metode alternatif yang baik / valid dalam mengajarkan materi bangun ruang prisma dan limas di kelas VIII semester genap SMP/MTs. kooperatif berikut ini. DAFTAR PUSTAKA 1) Ketuntasan belajar secara klasikal ≥ 85 % 2) Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran memenuhi kriteria baik. 3) Aktivitas siswa pembelajaran selama memenuhi proses kriteria efektif. 4) Respons siswa terhadap pembelajaran adalah positif. c. Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih baik daripada hasil belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional untuk materi bangun ruang prisma dan [1] Bell, F.H. 1978. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary Schools). New York: Wm. C. Brown Company Publisher [2] Huda, M. (2014). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar [3] Huinker , D.A. dan Laughlin, C. (1996). Talk Your Way into Writing. Dalam Communication Mathematics: K-12 and Beyond. [4] Hobri. (2010). Metodologi Penelitian Pengembangan (Aplikasi Pada Penelitian Pendidikan Matematika). Jember : Pena Salsabila [5] Yusuf, M. (2010). Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Materi Dimensi Tiga di Kelas X SMA. Surabaya : PPs UNESA Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) … [6] Moloeng, L. J. (2001). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya 24