KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK

advertisement
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
13
KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
THINK TALK WRITE (TTW) PADA MATERI BANGUN
RUANG KELAS VIII MTs/SMP
Iesyah Rodliyah
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Hasyim Asy’ari
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) pada materi bangun ruang prisma dan limas
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional yang biasa dilaksanakan di sekolah, khususnya di
kelas VIII MTs/SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TTW
efektif digunakan dalam mengajarkan materi bangun ruang prisma dan limas, karena telah memenuhi
syarat-syarat keefektifan pembelajaran.
Kata Kunci: keefektifan pembelajaran, materi bangun ruang, think talk write (ttw)
dapat
PENDAHULUAN
Materi pada mata pelajaran matematika
memudahkan
kita
untuk
memperkirakan berapa banyak biaya yang
yang dipelajari dari tingkat SD, SMP, sampai
dibutuhkan
SMA secara garis besar dibagi ke dalam
tersebut.
empat cabang keilmuan, yaitu: aritmatika,
mengalami
aljabar, geometri dan analisis [1]. Penelitian
materi bangun ruang khususnya prisma dan
ini terfokus pada cabang keilmuan geometri,
limas. Penelitian ini dilakukan di tempat
yaitu materi bangun ruang prisma dan limas
peneliti mengajar, yaitu kelas VIII MTs
yang merupakan salah satu topik dalam
YASMU Manyar. Berdasarkan pengalaman
matematika dan menempati bagian yang
peneliti pada saat membahas soal-soal
esensial dalam KTSP jenjang pendidikan
tentang bangun ruang prisma dan limas,
MTs/SMP. Hal ini ditunjukkan dengan
siswa sering mengalami kesulitan dalam
kompetensi dasar yang harus dimiliki, yaitu
membedakan antara bangun ruang prisma
menghitung luas permukaan dan volume
dengan limas. Selain itu, siswa juga masih
prisma dan limas, yang merupakan standar
sering kesulitan untuk mengingat rumusnya.
kompetensi lulusan (SKL) ujian nasional.
Hal
Selain itu, materi ini sangat bermanfaat dalam
pembelajaran guru lebih menekankan untuk
kehidupan
contoh,
menghafalkan rumus. Hal ini diperkuat oleh
perhitungan luas permukaan dan volume
suatu fakta yang ditemukan peneliti, para
bangunan yang berbentuk prisma atau limas
siswa banyak sekali melakukan kesalahan.
sehari-hari.
Sebagai
ini
untuk
Namun,
membuat
banyak
kesulitan
dalam
dikarenakan
bangunan
siswa
yang
memahami
dalam
proses
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
Peneliti
juga
mengamati
kegiatan
pembelajaran matematika yang berlangsung
sebelumnya
sekolah
Untuk mengatasi permasalahan terkait
pembelajaran di sekolah tersebut, peneliti
dilakukan dengan menggunakan dominasi
menempuh cara alternatif dengan lebih
metode ceramah, diskusi, dan latihan soal,
memberdayakan
sehingga pembelajaran menjadi cenderung
kesempatan yang seluas-luasnya kepada
teacher centered. Dalam mengajar, seorang
siswa untuk menjawab rasa ingin-tahu siswa.
guru menjelaskan materi, meminta siswa
Dengan kata lain pembelajaran tersebut harus
mencatat
memberikan
melibatkan keaktifan siswa sejak awal
contoh-contoh soal lalu membuat soal
pembelajaran. Pembelajaran ini dinamakan
latihan. Sedangkan yang dilakukan siswa
dengan
pada saat proses pembelajaran tersebut
pembelajaran
adalah memperhatikan penjelasan, mencatat
mewujudkan
materi dan mengerjakan latihan soal. Hal itu
efektif,
mengakibatkan para siswa merasa cepat
kooperatif memberi kesempatan kepada
jenuh,
tidak
siswa untuk saling berinteraksi antara siswa
menyukai materi yang diajarkan, cenderung
yang satu dengan siswa yang lainnya. Siswa
kurang aktif. Hal ini terbukti ketika guru
yang memberi penjelasan suatu materi
memberikan suatu pertanyaan kepada siswa
pelajaran pada siswa lainnya, sebenarnya
namun tidak ada respon siswa untuk
sedang mengalami proses belajar yang efektif
mengerjakannya sampai guru tersebut yang
yang bisa memberikan hasil belajar yang jauh
harus menyelesaikannya sendiri. Selain itu,
lebih baik daripada hanya mendengarkan
peluang terjadinya komunikasi dan interaksi
penjelasan guru. Di samping untuk mencapai
siswa satu dengan yang lainnya dengan
hasil belajar akademik yang maksimal,
tujuan membangun pengetahuan bersama
belajar
sangat kecil. Pembelajaran yang berpusat
mengembangkan keterampilan sosial siswa
materi
bosan
guru
kesempatan
tersebut,
bahkan
ini,
cenderung
kurang
kepada
menemukan,
tersebut,
rendahnya prestasi belajar siswa.
yang
pada
di
14
siswa
memberikan
untuk
membentuk,
aktif
dan
Model
dan
memberikan
pembelajaran
dan
yang
berupaya
pembelajaran
pembelajaran
bermacam-macam.
Salah
kooperatif
untuk
yang
menyenangkan.
kooperatif
pembelajaran
kooperatif,
aktif,
Belajar
juga
untuk
kooperatif
satu
yang
ada
model
peneliti
mengembangkan pengetahuannya sendiri,
anggap dapat mengatasi permasalahan di
sehingga
sekolah tersebut adalah model pembelajaran
diduga
berpengaruh
pada
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
15
kooperatif tipe Think Talk Write (TTW).
mencoba menemukan ide menyelesaikan soal
Peneliti
tersebut secara individu (Think). Selanjutnya
memilih
kooperatif
tipe
model
TTW
pembelajaran
sebagai
bahan
siswa
diminta
untuk
mendiskusikan
penelitian karena pada model pembelajaran
jawabannya dengan teman di kelompoknya
kooperatif tipe think talk write ini siswa tidak
(Talk). Pada tahap terakhir, siswa menuliskan
diberikan pengetahuan dalam bentuk jadi
hasil diskusi pada Lembar Kerja Siswa
(final),
(LKS).
akan
tetapi
siswa
membentuk
Aktivitas
menulis
pengetahuannya sendiri melalui interaksi
mengkonstruksikan
dengan
berdiskusi dan berdialog sesama teman
lingkungannya,
asimilasi
dan
melalui
akomodasi.
proses
Sehingga
pemahaman siswa dalam mempelajari ilmu
matematika menjadi lebih bermakna [2].
kelompoknya,
ide,
siswa
karena
berarti
setelah
mengungkapkannya
dalam bentuk tulisan (write) [3].
Model pembelajaran kooperatif tipe
Pada penggunaan model pembelajaran
TTW ini perlu dilakukan agar siswa tertarik
kooperatif tipe ini, siswa dilibatkan sejak
untuk mengikuti pembelajaran dari awal
dalam tahap berpikir (think) atau menemukan
pembelajaran sampai akhir pembelajaran
gagasan
proses
matematika, dan guru harus dapat mengubah
membaca, selanjutnya berbicara (talk) dan
kebiasaan dari teacher centered menjadi
membagi ide/ gagasan dengan temannya
student
tersebut
kooperatif tipe TTW memungkinkan siswa
penyelesaian
(sharing),
setelah
sebelum
akhirnya
centered.
terlibat
Model
secara
pembelajaran
menuliskan hasil akhirnya (write). Model
untuk
pembelajaran kooperatif tipe TTW yang
pembelajaran. Selama ini, TTW belum
dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin
pernah digunakan di MTs YASMU Manyar,
(1996: 82) merupakan salah satu model
sehingga perangkat pembelajarannya pun
pembelajaran kooperatif yang mengarahkan
belum tersediaa. Oleh karena itu, peneliti
siswa untuk saling bertukar pikiran dan
tertarik untuk melakukan pengembangan
mengemukakan hasil idenya tersebut dalam
perangkat
menyelesaikan permasalahan [3].
pembelajaran kooperatif tipe TTW untuk
pembelajaran
aktif
dengan
dalam
model
Dalam konsep pelaksanaan TTW, kelas
materi bangun ruang prisma dan limas di
dibagi dalam beberapa kelompok. Kemudian
kelas VIII MTs yang berkualitas baik dan
siswa diberi pertanyaan atau lembar diskusi.
efektif,
Mula-mula
memahami dan mengimplementasikannya
siswa
diberi
waktu
untuk
agar
dapat
membantu
siswa
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
terutama
dalam
kehidupan
sehari-hari.
analisis inferensial digunakan untuk melihat
Peningkatan hasil belajar siswa adalah salah
perbedaan
satu
menggunakan
parameter
yang
membandingkan
digunakan
hasil
untuk
16
hasil
belajar
siswa
model
yang
pembelajaran
pembelajaran
kooperatif tipe TTW dengan siswa yang
kooperatif tipe TTW pada materi bangun
menggunakan model konvensional. Data
ruang prisma dan limas dengan hasil
pretest
pembelajaran
kovariat dan data postest sebagai variabel
yang
biasa
dilakukan
sebelumnya di sekolah tersebut.
sebagai
variabel
penyerta atau
terikat dianalisis dengan statistik inferensial
ANAKOVA untuk menguji hipotesis dalam
METODE PENELITIAN
penelitian ini. ANAKOVA digunakan sebab
Penelitian ini dapat digolongkan sebagai
dalam penelitian ini digunakan variabel
penelitian eksperimen. Dalam penelitian
kovariat sebagai variabel bebas yang sulit
ini,
untuk
terlebih
dahulu
dikembangkan
dikontrol
tetapi
dapat
perangkat pembelajaran, berupa Rencana
bersamaan dengan variabel terikat [5].
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
Metode Eksperimen
Kerja Siswa (LKS), dan Tes Hasil Belajar
1. Populasi dan sampel
diukur
(THB). Model yang digunakan untuk
Populasi dari penelitian ini adalah
mengembangkan perangkat pembelajaran
seluruh siswa kelas VIII MTs YASMU
dalam
model
Manyar Gresik. Di antara tiga kelas yang ada,
Thiagarajan (1974) yang dikenal dengan
dua kelas digunakan sebagai sampel. Dua
Four-D Models (Model 4D). Namun, tahap
kelas digunakan sebagai kelas eksperimen
penyebaran yang dilakukan peneliti adalah
dan kelas kontrol. Uji coba dilakukan pada
tahap penyebaran pada kelas eksperimen
satu kelas di sekolah lain, yaitu SMP Al-
[4].
Ishlah.
penelitian
ini
adalah
Pemilihan
kelas
eksperimen
Metode analisis data yang digunakan
dilakukan dengan menggunakan undian.
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Teknik sampling yang digunakan adalah
analisis
teknik sampling acak sederhana [6].
meliputi
inferensial.
analisis
Analisis
hasil
deskriptif
validasi,
data
kemampuan guru mengelola pembelajaran,
data aktivitas siswa, data respon siswa, dan
data tes hasil belajar siswa. Sedangkan
2. Desain Eksperimen
Rancangan
penelitian
digambarkan dalam Tabel 3.1.
ini
dapat
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
17
Tabel 3.1 Rancangan Two Group Pretest-
sama. Variabel tidak terkontrol, meliputi latar
Postest
belakang sosial budaya siswa, keadaan
ekonomi siswa, pendidikan orang tua siswa,
Kelompok
Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen
T1
X
T2
Kontrol
T1
Y
T2
tempat tinggal siswa, kondisi kesehatan
siswa, cara belajar siswa atau kejadian lain
yang mungkin terjadi. Variabel kovariat
Pada Tabel 3.1, X menyatakan perlakuan
pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran
kooperatif
tipe
perlakuan
pada
TTW,
kelas
Y
menyatakan
kontrol,
yaitu
pembelajaran konvensional, T1 menyatakan
pretest pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dan T2
menyatakan
(penyerta)
adalah
variabel
yang
ikut
mempengaruhi variabel terikat. Variabel
terikat (dependent variable) dalam penelitian
ini adalah hasil belajar yang dicapai siswa
dari posttest, yaitu tingkat penguasaan siswa
terhadap materi bangun ruang prisma dan
limas.
posttest pada kelompok eksperimen dan
4. Instrumen dan Metode Pengumpulan
kelompok kontrol.
Data dalam Eksperimen
Data yang digunakan dalam penelitian
3. Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel dalam penelitian ini
meliputi variable bebas dan veriabel terikat.
Variabel
bebas
terdiri
dari
variabel
perlakuan, variabel kontrol, variabel tak
terkontrol, dan variabel kovariat. Variabel
perlakuan
terdiri
dari
pembelajaran
kooperatif dengan tipe TTW pada kelas
eksperimen dan pembelajaran matematika
yang biasa dilakukan pada kelas kontrol.
Variabel kontrol terdiri dari materi yang
diajarkan, guru yang mengajar, dan jam
belajar. Baik di kelas kontrol maupun kelas
eksperimen, ketiga variabel kontrol tersebut
ini meliputi data hasil belajar siswa, data
aktivitas siswa, data kemampuan guru
mengelola pembelajaran, dan data respon
siswa. Data hasil belajar siswa dikumpulkan
dengan menggunakan pretest dan postest.
Instrumen yang digunakan adalah THB hasil
uji coba yang telah direvisi. Data aktivitas
siswa di kelas eksperimen dikumpulkan
dengan melakukan observasi kegiatan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Observasi
dilakukan oleh dua orang pengamat dengan
cara memberi nilai sesuai dengan kategori
yang ada pada lembar observasi aktivitas
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
18
siswa. Instrumen yang digunakan sama
dinilai berada pada kategori baik atau sangat
dengan instrumen yang digunakan pada saat
baik, sedangkan aktivitas siswa dikatakan
uji coba. Data kemampuan guru mengelola
efektif
pembelajaran diperoleh melalui observasi
digunakan untuk melakukan setiap kategori
yang dilakukan pengamat terhadap guru
sesuai dengan waktu ideal dengan toleransi
selama kegiatan pembelajaran berlangsung
10%. Berdasarkan data respon mahasiswa,
dengan menggunakan instrumen lembar
respon siswa dikatakan positif jika jumlah
observasi
mengelola
persentase jawaban positif siswa untuk setiap
pembelajaran. Observasi dilakukan oleh satu
aspek yang direspon pada setiap komponen
orang
siswa
pembelajaran diperoleh persentase > 80%.
dikumpulkan menggunakan angket yang
Yang dimaksud jawaban positif siswa adalah
sama dengan angket yang digunakan pada
jumlah respon senang, berminat, dan jelas.
kemampuan
pengamat.
guru
Data
respon
saat pelaksanaan uji coba. Data ini digunakan
untuk
melihat
respon
siswa
terhadap
pelaksanaan pembelajaran.
apabila
rata-rata
waktu
yang
Untuk melihat perbedaan hasil belajar
siswa
yang
menggunakan
model
pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan
siswa
yang
menggunakan
model
Metode Analisis Data.
konvensional, data nilai pretest sebagai
Dalam penelitian ini dilakukan analisis
variabel penyerta (kovariat) dan data nilai
data secara deskriptif [6] dan inferensial.
postest sebagai variabel terikat dianalisis
Dalam analisis deskriptif, data hasil belajar
dengan statistik inferensial ANAKOVA.
siswa berupa postest digunakan untuk
Analisis
melihat ketuntasan belajar siswa. Seorang
menguji hipotesis dalam penelitian ini.
siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa
Sebelum
telah
75.
menganalisis data, perlu diuji apakah model
Sedangkan ketuntasan belajar secara klasikal
regresi antara variabel terikat Y dan variabel
tercapai apabila paling sedikit 85% dari
penyerta X memenuhi hubungan linear
jumlah seluruh siswa telah tuntas belajar.
sederhana dalam setiap kategori atau tingkat
Dalam analisis deskriptif, kemampuan guru
faktor yang diperhatikan. Dengan demikian,
dalam mengelola pembelajaran dikatakan
perlu diuji apakah ada pengaruh kemampuan
baik apabila skor dari setiap aspek yang
awal (pretes) terhadap hasil belajar siswa
5.
memperoleh
nilai
minimal
statistik
anakova
ini
digunakan
digunakan
untuk
untuk
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
19
untuk masing-masing kelompok eksperimen
menguji keberartian koefesien X dalam
dan kelompok kontrol (uji independensi).
model regresi koefesien model regresi
Jika ada pengaruh, perlu diuji apakah model
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
regresi untuk masing-masing kelompok
Ho :2  0
eksperimen dan kelompok kontrol linear.
berarti,
Selain
kemampuan awal siswa dengan hasil
itu,
model
regresi
kelompok
(koefesien
artinya
eksperimen dan model regresi kelompok
belajar siswa)
kontrol harus sejajar, sehingga perlu diuji
H1 : 2  0
dengan uji kesejajaran dua model regresi.
Namun, sebelum menguji kesejajaran dua
model regresi perlu dilakukan uji kesamaan
dua model regresi.
Dengan
demikian,
dalam ANAKOVA adalah sebagai berikut.
1) Menentukan model regresi regresi linear
antara variabel X, yang menyatakan
tidak
(koefesien
ada
tidak
pengaruh
regresi
berarti,
artinya ada pengaruh kemampuan awal
siswa dengan hasil belajar siswa).
Untuk
menguji
digunakan
langkah-langkah
regresi
hipotesis
analisis
tersebut
variansi
dengan
menggunakan statistik uji F dan analisis
ini dilakukan untuk kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Rumus uji F adalah sebagai
berikut [3].
kemampuan awal siswa pretes (variabel
F* 
kovariat) dan variabel Y yang menyatakan
MSR
MSE
hasil belajar siswa (variabel terikat).
Kriteria tolak Ho jika F > F0.05(1,n-2)
Model regresi linear Y atas X adalah Y =
Keterangan:
a + bX, dengan a dan b adalah estimator
SSTO = total sum of squares =
untuk  1 dan  2 dalam persamaan
Y   2   2 X . Penentuan model regresi
 Y 
Y  n
linear
SSR = regression sum of squares =
ini
dilakukan
untuk
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
2) Uji independensi X terhadap Y atau uji
2
2
1
1

 X i  Yi 
b  X i Yi 
n


keberartian koefesien X dalam model
SSE =error sum of squares= SSTO – SSR
regresi, yang bertujuan untuk menguji
MSR = regression mean squares =
apakah ada pengaruh kemampuan awal
SSR
 SSR
1
siswa terhadap hasil belajar siswa. Untuk
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
MSE = error mean square=
untuk menguji kesamaan model regresi
SSE
n2
kelompok eksperimen dan model regresi
3) Uji linearitas model regresi
kelompok kontrol.
Uji linearitas model regresi bertujuan
untuk menguji apakah kemampuan awal
siswa dan hasil belajar siswa berhubungan
secara linear. Untuk menguji linearitas
model
regresi
dirumuskan
hipotesis
linear
kelompok
kontrol
:
Yˆk  1   2 X k
Regresi linear kelompok eksperimen:
YˆE   3   4 X E
regresi dirumuskan hipotesis sebagai
Ho: model regresi adalah linear
H1 : model regresi adalah tidak linear
menguji
Regresi
Untuk menguji kesamaan dua model
sebagai berikut:
Untuk
20
hipotesis
tersebut
berikut:
H o : 1   3 dan  2   4 (kedua model
digunakan analisis varians menggunakan
regresi sama)
statistik uji F dengan rumus seperti dikutip
H1 : 1   3 atau  2   4 (kedua model
dari Netter dkk (1974) :
regresi tidak sama).
F* 
MSLF
dengan kroteria tolak F* >
MSPE
Untuk menguji hipotesis tersebut
digunakan analisis varians dengan uji F
F0.05(c-2, c-k)
seperti yang dirumuskan Netter dkk
Keterangan:
(1974)
SSPE = pure error sum of square =
c
m
 (Y
j 1 i 1
ij
 Y )2
MSPE = pure error mean square =
SSPE
nc
SSLF = lack offit sum of square = SSE –
SSPE
SSE ( R)  SSE ( F )
2
F* 
SSE ( F )
(n k  n E  4)
Kriteria tolak Ho jika F*  F0.05(2,nk+nE-4)
Keterangan:
k = banyaknya data X yang berbeda
 (Y )

2
SSTO(R) =
Y
SSR(R) =

 X 1  Y1 
b  X 1Y1 


n


SSLF
MSLF = lackoffit mean square =
c2
2
1
1
n
4) Uji kesamaan dua model regresi
SSE (R) = SSTO (R) — SSR (R)
Uji kesamaan dua model regresi bertujuan
SSE(F) =SSEk+SSEE
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
SSEk = error sum of squares kelompok
kontrol,
F **
SSEE = error sum of squares kelompok
eksperimen.
21
BA
(k  l )

A
n k  n E  2k
Dengan kriteria tolak Hojika F***>F0.05(k-1,
nk = banyaknya siswa di kelompok kontrol
n-2k)
nE = banyaknya siswa di kelompok
eksperimen.
Jika kedua model regresi sejajar maka
dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
Apabila dalam pengujian ini hipotesis
diterima, maka kedua model regresi tidak
berbeda secara signifikan, dengan kata
lain bahwa hasil belajar siswa dan kedua
kelompok tersebut sama. Jika dalam
pengujian hipotesis nol ditolak berarti
dilanjutkan dengan uji kesejajaran.
hasil belajar siswa kelompok eksperimen
dan
kelompok
hasil
belajar
siswa
homogenitas koefesien regresi dilakukan
jika dalam pengujian linearitas Ho ditolak.
bertujuan
untuk
dua
model
menguji
kesejajaran
dan kelompok kontrol. Untuk menguji
kesejajaran dua model regresi dirumuskan
hipotesis sebagai berikut:
H o :  2   4 (kedua model regresi sejajar)
H 1 :  2   4 (kedua model regresi tidak
Uji statistik yang digunakan:
diajarkan
tipe TTW dan hasil belajar siswa yang
dengan
pembelajaran
Sedangkan jika kedua
tidak sejajar, maka ANAKOVA tidak
dapat
digunakan,
sehingga
perlu
digunakan statistik lain yang sesuai [4].
regresi
model regresi dan kelompok eksperimen
sejajar).
yang
model regresi yang dicari tidak linear atau
Uji kesejajaran dua model regresi atau
kesejajaran
ini
menggunakan pembelajaran kooperatif
konvensional.
Uji
Hal
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
diajarkan
5) Uji kesejajaran dua model regresi
kontrol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
beberapa hal sebagai berikut. Berdasarkan
analisis deskriptif :
1. Kemampuan
guru
dalam
mengelola
pembelajaran berkriteria baik.
2. Aktifitas siswa selama pembelajaran
efektif.
3. Respon siswa positif.
4. Hasil belajar siswa secara klasikal tuntas.
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
22
Berdasarkan analisis Inferensial :
TTW dengan siswa yang mengikuti
a. Model regresi sederhana yang menyatakan
pembelajaran konvensional.
hubungan kemampuan awal siswa dan
hasil
belajar
siswa
yang mengikuti
e. Garis regresi kelas eksperimen dan kelas
kontrol sejajar dan konstanta regresi untuk
pembelajaran kooperatif tipe TTW adalah
kelas
Y=73,3839+0,3022X.
konstanta
Model
regresi
eksperimen
garis
lebih
regresi
besar
untuk
dari
kelas
sederhana yang menyatakan hubungan
kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan awal siswa dan hasil belajar
secara geometris, garis regresi kelas
siswa
eksperimen berada di atas garis regresi
yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional adalah Y=69,54+0,312X.
kelas kontrol. Dapat diartikan bahwa hasil
b. Analisis uji independensi kedua model
belajar
siswa
yang
mengikuti
regresi tersebut menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih
kemampuan
baik daripada hasil belajar siswa yang
awal
siswa
mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap hasil
mengikuti
belajar siswa.
pada materi bangun ruang prisma dan
c. Berdasarkan
analisis
uji
linearitas,
pembelajaran
konvensional
limas.
ternyata kedua model regresi di atas
memenuhi
model
regresi
linear.
KESIMPULAN
Hubungan kemampuan awal siswa dengan
Berdasarkan paparan hasil penelitian,
hasil belajar dapat dinyatakan dalam
hasil analisis dan pembahasan, maka dapat
bentuk
ditarik kesimpulan berikut.
regresi
linear.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa semakin tinggi
a. Berdasarkan
kemampuan awal siswa, semakin tinggi
perangkat
pula hasil belajar siswa tersebut.
menggunakan model 4-D, dihasilkan
d. Berdasarkan
pembelajaran
dengan
perangkat pembelajaran kooperatif tipe
kesejajaran, ternyata kedua model regresi
TTW untuk materi bangun ruang prisma
tidak
Dengan
dan limas, yang terdiri dari RPP, LKS, dan
demikian, dapat disimpulkan bahwa ada
THB. Perangkat pembelajaran tersebut
perbedaan hasil belajar antara siswa yang
memenuhi syarat-syarat sebagai perangkat
mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
pembelajaran yang baik/valid, antara lain :
tetapi
uji
pengembangan
kesamaan
sama
analisis
hasil
sejajar.
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 3, Nomor 2, Juni 2017
e-ISSN: 2549-8673
1) Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran efektif
2) Aktivitas
selama
proses
pembelajaran efektif
4) Respon siswa positif
diperoleh
hasil
dan hasil belajar siswa meningkat, maka guru
dapat
analisis
deskriptif
bahwa
model
pembelajaran kooperatif tipe TTW efektif
untuk digunakan dalam mengajarkan
materi bangun ruang prisma dan limas,
karena telah memenuhi syarat-syarat
keefektifan
SARAN
Agar pelaksanaan pembelajaran efektif
3) THB siswa valid, reliabel, dan sensitif
hasil
limas di kelas VIII semester genap MTs
YASMU Manyar Gresik.
siswa
b. Berdasarkan
23
pembelajaran
menggunakan
pendekatan
model
pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan
perangkat pembelajarannya sebagai metode
alternatif
yang
baik
/
valid
dalam
mengajarkan materi bangun ruang prisma
dan limas di kelas VIII semester genap
SMP/MTs.
kooperatif
berikut ini.
DAFTAR PUSTAKA
1) Ketuntasan belajar secara klasikal ≥
85 %
2) Kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran memenuhi kriteria baik.
3) Aktivitas
siswa
pembelajaran
selama
memenuhi
proses
kriteria
efektif.
4) Respons siswa terhadap pembelajaran
adalah positif.
c. Berdasarkan
hasil
analisis
statistik
inferensial dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar
siswa
yang
mengikuti
pembelajaran kooperatif tipe TTW lebih
baik daripada hasil belajar siswa yang
mengikuti
pembelajaran
konvensional
untuk materi bangun ruang prisma dan
[1] Bell, F.H. 1978. Teaching and Learning
Mathematics (In Secondary Schools).
New York: Wm. C. Brown Company
Publisher
[2] Huda, M. (2014). Model-Model
Pengajaran
dan
Pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
[3] Huinker , D.A. dan Laughlin, C. (1996).
Talk Your Way into Writing. Dalam
Communication Mathematics: K-12 and
Beyond.
[4] Hobri. (2010). Metodologi Penelitian
Pengembangan
(Aplikasi
Pada
Penelitian Pendidikan Matematika).
Jember : Pena Salsabila
[5] Yusuf, M. (2010). Pembelajaran
Kooperatif
Tipe
Teams
Games
Tournament (TGT) Untuk Materi
Dimensi Tiga di Kelas X SMA. Surabaya
: PPs UNESA
Iesyah Rodliyah, Keefektifan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) …
[6] Moloeng, L. J. (2001). Metode
Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
24
Download