PENDAHULUAN P3 K secara harfiah merupakan tindakan yang dapat diberikan / dilakukan oleh orang yang terlatih atau memahami tentang seluk-beluk anatomi-kesehatan dasar. Kemampuan dasar ini dapat diperoleh melalui pendidikan umum formal, pelatihan ataupun pengalaman. Pertolongan pertama mempunyai makna tindakan yang pertama sebelum korban dibawa ke fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K sesungguhnya adalah: mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan perdarahan, mencegah nyeri dan menjamin fungsi saluran napas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi juga kompleks sehingga penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan sekaligus ataun sesuai prioritas yang mengancam nyawa. PEMBAHASAN A. LENA ( SYNCOPE / COLLAPS ) Lena disebabkan karena pendarahan ke otak berkurang Misalnya karena : 1. Emosi yang hebat 2. Rasa nyeri yang hebat 3. Berada dalam ruangan penuh tanpa udara yang segar 4. Keadaan lemah setelah menderita sakit 5. Terlalu banyak mengeluakan tenaga, keringat dan letih terutama bila perut kosong 6. Karena peredaran darah ke otak berkurang 7. emosi yang kuat Gejala yang ditimbulkan pada penderita Misalnya : 1. Gejala Subjektif gejala yang hanya dirasakan oleh penderita saja antara lain : a. Pusing - Mual - Mata berkunang – kunang b. Telinga berdenging - Merasa lemas 2. Gejala Objektif gejala yang dapat dilihat dari orang lain antara lain: a. Keluar keringat dingin b. Pucat c. Denyut nadi lemah Tindakan pertolongan: a. Tidurkan terlentang dengan kepala agak direndahkan b. Longgarkan pakaian c. Beri selimut biar badan hangat kembali d. Usahan penderita mendapatkan udara segar e. Apabila sudah mendingan atau lebih sadar dapat diberi minuman hangat. B. PINGSAN Dalam pengertian kita sehari-hari, pingsan berarti tidak sadarkan diri. Oleh karena itu dalam bab ini akan dibicarakan sekaligus berbagai macam pingsan. 1. Pingsan biasa (simple fainting) Pingsan jenis ini misalnya dijumpai pada orang-orang yang berdiri berbaris diterik matahari, atau orang-orang yang pergi tanpa sarapan terlebih dahulu, atau pada orang-orang tua yang berdiri setelah lama berbaring. Orang yang cenderung untuk pingsan macam ini ialah orang yang anemi (kurang darah), lemah, takut, atau tidak tahan terhadap darah. Tindakan pertolongan: Baringkan penderita di tempat yang teduh dan datar. Kalau mungkin dengan kepala diletakkan di tempat yang lebih rendah . Buka baju bagian atas, serta pakaian lain yang menekan leher. Bila korban mutah, letakkan kepalanya dalam keduaukan miring untuk mencegah muntahan terselak masuk ke paru-paru. Kompres kepalanya dengan air dingin (jangan disiramkan seperti yang terlihat dalam adegan film). Kalau ada, hembuskan uap amoniak di depan lubang hidungnya. 2. Pingsan Karena Panas (heat exhaustion) Pingsan jenis ini terjadi pada orang-orang sehat yang brkerja di tempat yang sangat panas. Biasanya penderita mula-mula merasa jantung berdebar-debar, mual, mutah, sakit kepala, dan pingsan. Keringat yang bercucuran pada orang pingsan diudara yang sangat panas merupakan gejala petunjuk adanya pingsan jenis ini. Tindakan pertolongan: Baringkan penderita di tempat yang teduh, dan perlakukan seperti hal-hal tersebut seperti pinsan biasa. Beri penderita minum air garam(0,1 persen: 1 gram untuk satu liter air). Air garam tersebut diminumkan dalam keadaan dingin. Tindakan ini seharusnya diminumkan setelah penderita sadar kembali. 3. Pingsan Karena Sengatan Terik (heat stroke) Pingsan jenis ini merupakan keadaan yang lebih parah dari heat exhaustion. Sengatan panas terjadi karena bekerja diudara panas dalam jangka waktu yang lama, sehingga kelenjar keringat menjadi lemah dan tidak mampu lagi mengeluarkan keringat lagi. Akibatnya panas yang mengenai tubuh tidak ditahan oleh adanya penguapan keringat. Gejala sengatan panas biasanya di dahului oleh keringat yang mendadak menghilang. Penderita kemudian merasa kalau udara yang ada di sekitarnya mendadak menjadi sangat panas. Selain itu ia merasa lemah, sakit kepala, tidak bisa berjalan tegak dan tetap, mengigau dan pingsan. Keringatnya tidak keluar lagi sehingga kulit menjadi kering. Suhu badan tubuh meningkat sampai 40-41 C. Mukanya merah dan bernafas cepat. Tindakan pertolongan: Dinginkan tubuh penderita dengan membawanya ketempat teduh, banyak angin (kalau perlu pakai kipas angin), dan kompres badannya bengan air dingin atau es. Usahakan agar penderita tidak menggigil, dengan cara memijit-mijit kaki dan tangannya. Setelah suhu badannya turun 38 C, hentikan pengompresan dan kirim penderita ke rumah sakit. Penderita memerlukan perawatan di rumah sakit, karena penyembuhannya dapat memakan waktu satu hari. 4. Pingsan Pada Penderita Kencing Menis (diabetes) Penderita penyakit kencing manis dapat pingsan karena: a. Penggunaan insulin yang berlebihan. b. Kadar zat keton dalam darah sangat tinggi. Oleh karena itu sebaiknya para penderita kencing manis selalu membawa keterangan diri yang menyatakan bahwa ia menderita penyakit itu. Dan apabila ia mendapat suntikan insulin, perlu pula disebutkan dosis dan jenis insulin yang diberikan. Sehingga apabila pingsan di jalan, para penolong bisa segera menduga sebabnya. Gejala-gejala: Pingsan karena: a. Kelebihan zat keton Nampak sangat sakit, kulit kering dan kemerahan. Merasa haus, tidak merasa lapar. Nafas bau aseton. Nafas terasa dalam dan cepat. b. Kelebihan Insulin Nampak lemah, lembab, dan pucat. Tidak haus dan sangat lapar. Biasanya nafas tidak berbau aseton. Pernafasannya biasa saja. Tindakan pertolongan a. Pada pinsan karena kelebihan insulin, penderita ditolong seperti halnya pada pinsan biasa. b. Berikan minuman gula atau air jeruk yang manis,apabila sudah mulai sadar. c. Bila belum sadar,air gula dapat diberikan lewat dubur. d. Pada pingsan pada kelebihan zat keton,penderita harus segera dikirim kerumah sakit, sambil diselimuti badannya. Apabila ragu-ragu apakah karena insulin atau zat keton,berikan pertolongan dengan segelas air gula. Untuk hal yang pertama tindakan ini akan menolong,sedangkan untuk hal yang kedua tidak berbahaya. Tetapi sesudah itu penderita dikirim kerumah sakit. 5. Pingsan karena keracunan Pertolongan terhadap keracunan yang di timbulkan oleh zat apapun haruslah dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Pertolongan yang keliru atau secara berlebihan justru mendatangkan bahaya baru. Tindakan-tindakan pokok yang penting ialah: a. Cari racun yang telah mengenainya,misalnya dari botol bekasnya atau sisa yang masih ada. Pertolongan selanjutnya akan tergantung pada jenis racun yang mengenai. b. Bersihkan saluran nafas penderita dari kotoran, lendir atau muntahan. c. Jangan memberikan pernafasan buatan dengan cara mulut ke mulut. Apabila apabila pernafasan buatan diperlukan berikan dengan dengan cara lain. d. Apabila racun tidak dapat di kenali, sementara berikan norit (atau larutan arang batok kelapa di dalam air), putih telur,susu, dan air sebanyak banyaknya untuk melunakan racun. 6. Pingsan karena mabok minuman keras Jenis-jenis minuman keras menurut kadar alkoholnya: a. Etil alkohol (Wiski berkadar 40% b. Gin 30% c. Anggur 10% d. Bir 5% e. Alkohol pekat (95% dan 75%) f. Metil alkohol (Spiritus). Bahaya yang ditimbulkan: a. Buta mendadak (pada keracunan spiritus). b. Kematian terjadikarena kelumpuhan pernafasan. Tindakan pertolongan: a. Usahakan agar muntah b. Pembilasan lambung dengan larutan soda kue (1 sendok teh dalam gelas air), setiap satu jam. c. Kopi pekat diminumkan atau di masukan lewat dubur. d. Pernafasaan buatan dan selimuti tubuh penderita. 7. Pingsan karena pendarahan otak Pingsan jenis ini biasanya terjadi pada penderita tekanan darah tinggi. Gejalanya datang secara mendadak.Penderita akan merasa sakit kepala,mual-mual,kadangkadang muntah,dan pingsan. Setelah sadar ia akan mengalami gangguan pada bagian tubuhnya.Misalnya : sulit berbicara, kelumpuhan separuh badan. Seandainya terjadi kejang-kejang, hal itu harus dibedakan dengan ayan. Ayan dapat terjadi pada semua umur tetapi jarang pada usia 30 th. Apabila kejang-kejang sudah terjadi sesudah lewat usia tersebut, mungkin ada penyakit lain (0tak dan sebagiannya) yang harus difikirkan. Kejang ayan tidak disertai demam yang tinggi. Biasanya penderita sudah mengetahui terlebih dahulu akan mendapat serangan kejang, sehingga dia dapat mencari tempat yang lebih aman. Kejang ayan biasanya disertai dengan mulut yang berbusa. Tindakan pertolongan : a. Singkirkan benda-benda yang dapat membahayakan penderita (gelas,kaki meja dsb). b. Lindungilah lidahnya dari bahaya tergigit. c. Jangan menyiram penderita dengan air dan jangan pula memberikan minum disaat dia masih kejang. Setelah kejang-kejang selesai, bersihkan mulutnya dan letakkan korban pada posisi miring. Pada penderita ayan dapat pula diberikan stesolid rectal seperti pada penderita kejang demam. 8. Pingsan karena sedih Kesedihan yang mendalam dapat menyebabkan orang yang labil emosi menjadi pingsan. Tindakan pertolongan : Seperti pada pingsan biasa. Kalau perlu dokter akan memberikan obat penenang. 9. Pingsan karena cedera di kepala Tanda-tanda gegar otak adalah penderita pingsan setelah terbentur, setelah sadar ia lupa akan peristiwa yang terjadi sebelum kecelakaan. Semakin lama pingsannya semakin parah pula gegar otak yang dialami, demikian pula dengan semakin lupa panjang waktu yang dilupakan (baik tentang hal-hal sebelum maupun segera sesudah kecelakaan), semakin berat pula gegar otaknya. Gegar otak ringan akan sembuh apabila tanpa penyulit (komplikasi). Gegar otak yang parah dapat diikuti penyulit yang berupa kelainan saraf. Tindakan pertolongan : a. Bersihkan mulut dan saluran nafasnyadari kotoran, lendir ataupun muntah. b. Baringkan penderita dengan kepala menghadap kesamping, yaitu untuk memudahkan aliran zat-zat yang dimuntahkan. c. Penderita tidak boleh sering terlalu dangkat. d. Hentikan pendarahannya bila ada. e. Dalam mengusung penderita perlakukanlah seperti pada penderita patah tulang leher. f. Penderita yang sudah sadar, harus tetap berbaring dan berusaha tetap tidak gelisah. g. Kirim penderita ke rumah sakit. 10. Pingsan karena tidak tahan dengan obat suntik Shock ialah suatu keadaan yang timbul dimana sistem peredaran tubuh tergantung sehingga tidak dapat memenuhi keperluan. Alat-alat vital tubuh akan kehilangan cairan dan zt-zat yangdiperlukannya. Akibatnya fungsi alat-alat vital tersebut akan terganggu. Tanda-tandanya adalah : a. Kesadaran penderita mulai menurun b. Nadi berdenyut cepat (lebih 140 kali/menit) kemudian melemah,lambat dan menghilang c. Penderita merasa mual (muntah) d. Kulit penderita dingin, lembab dan pucat. e. Nafas dangkal dan kadang tidak teratur. f. Mata penderita nampak hampa, tidak bercahaya dan manik matanya (pupil) melebar. Peredaran darah terganggu bukan saja karena kehilangan darah atau cairan, tetapi dapat pula karena mendadak seluruh pembuluh-pembuluh darahnya melebar. Hal itu terjadi misalnya pada shock karena tekanan emosi, keracunan dan kesakitan. Pada uumnya shock dibagi dalam beberapa golongan menurut sebab-sebabnya : a. Shock neurogenik dan (psikis) : karena kesakitan, patah tulang belakang,ketakutan, kaget, keracunan obat,dsb b. Shock karena kehilangan darah atau cairan tubuh : pada pendarahan yang hebat dan pendarahan yang hebat. c. Shock karena infeksi yang berat. d. Shock karena jantung tidak berfungsi sebagaimana mestinya : pada serangan jantung, kekacauan denyut jantung dsb. e. Shock karena alergi : alergi terhadap obat-obatan. Tindakan pertolongan : a. Sebenarnya pertolongan terhadap shock harus disesuaikan dengan penyebabnya. Sering memerlukan penambahan cairan atau darah. b. Dalam PPPK yang penting adalah mengenali tanda-tanda shock dan mencoba cari tahu penyebabnya, kemudian memberikan pertolongan seperlunya yang dapat diberikan. c. Shock karena alergi terhadap obat suntik biasanya terjadi tidak jauh dari tempat ia suntik tadi, oleh karena itu menyuntiknya tadi tentunya masih dapat memberikan pertolongan yang diperlukan Pertolongan yang dapat diberikan : a. Baringkan penderita dengan kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, terkecuali jika ternyata karena gegar otak atau patah tulang kepala. b. Tariklah lidah penderita keluar, bersihkan mulut dan hidungnya dari sumbatan. c. Selimuti tubuhnya. d. Hentikan perdarahannya jika ada. e. Apabila ada tulang yang patah, pasanglah bidai sebelum penderita diusung ke rumah sakit. 11. Pingsan karena kesakitan Apabila tidak ada tanda-tanda terjadi shock (seperti apa yang diuraikan diatas) ditolong seperti pada pingsan biasa. Untuk mengurangi rasa sakit kalau perlu dapat diberikan obat pelawan sakit. 12. Pingsan karena perdarahan Orang dapat pingsan setelah mengalami perdarahan, karena dia tidak tahan kalau melihat darah atau karena terjadi shock. Apabila tidak ada tanda shock dapat ditolong dengan tindakan pada pingsan biasa. Jangan lupa untuk menghentikan perdarahannya. 13. Pingsan karena serangan jantung Denyut jantug akan berhenti mendadak pada beberapa kecelakaan misalnya : tersambar petir, tersengat listrik, tenggelam, tercekik, serangan jantung dsb. Untuk memastikan apakah jantung korban terhenti atau tidak, rabalah nadi yang terdapat disamping lehernya. Apabila nadi tersebut tidak berdenyut berarti jantung korban terhenti. Seperti juga pada pernapasan buatan, pertolongan untuk mengembalikan denyut jantung harus dikerjakan dalam waktu paling lambat 4 menit sesudah denyut terasa terhenti. Karena biasanya pernapasan juga terhenti maka pertolongan pemijatan jantung harus disertai pemberian pernapasan buatan dari mulut ke mulut Gangguan perdarahan adalah istilah umum untuk berbagai masalah medis yang mengarah ke pembekuan darah miskin dan perdarahan terus-menerus. Dokter juga menyebut mereka istilah-istilah seperti koagulopati, perdarahan dan gangguan pembekuan darah. keadaan pada C. SHOCK Shock adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan korban ketika persediaan ogsigen ke jaringan tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini menunjukkan adanya pengertian, adanya keadaan mendesak, bahwa korban sakit dan membutuhkan perawatan segera. Oswari (1998) menggambarkan mengenai shock tersebut sebagai berikut: Bila suatu hal semua pembuluh darah melebar sehingga jumlah darah yang ada tidak lagi cukup untuk mengisi pembuluh darah itu, maka terjadilah shock. Sementara Brace (1990) menulis: shockshock, kejutan, goncangan. Suatu kondisi klinik dengan adanya gangguan berbahaya dari peredaran darah (circulatio colapse) dan kekurangan oksigen ke jaringan sebagai akibatnya. 1. Sebab-sebab shock. Shock ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor: a. Psikis Contoh: Ketakutan Terkejut terlalu berlebihan Penglihatan yang tidak menyenangkan Trauma emosional b. Neurogenik Contoh: Kesakitan Patah tulang Keracunan obat, dll. c. Kehilangan banyak cairan tubuh (dehidrasi) misalnya muntaber dan kehilangan banyak darah misalnya perdarahan hebat oleh suatu sebab. d. Adanya infeksi yang berat. e. Funsi jantung terganggu, seperti halnya serangan jantung, terkena aliran listrik. f. Alergi oleh obat-obat tertentu. 2. Gejala dan tanda-tanda shock: a. Korban lemah, pusing, kesadaran menurun. b. Mual dan mungkin bisa muntah. c. Kulit korban terasa dingin dan basah (lembah) dan pucat. d. Nafas dangkal dan kadang-kadang tidak teratur. e. Manik atau pupil mata melebar. f. Pandangan mata hampa mengembang. g. Denyut nadi cepat (lebih dari 140 kali/menit), kemudian melemah, lambat (manakala shocknya makin berat) kemudian menghilang, tidak sadar. h. Peredaran darah pada korban shock terganggu karena pada shock bisa terjadi pelebaran seluruh pembuluh darah di tubuhnya. Tana-tanda shock yang harus di perhatikan 3. Pertolongan pada penderita shock: a. Baringkan korban (penderita) dengan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya, kecuali apabila korban terkena gehar otak atu patah/retak tulang kepala. Posisi kepala lebih rendah dimaksudkan agar banyak darah yang mengalir ke otak untuk mensuplai oksigen ke otak (gambar a). b. Bila muntah letakkan korban dalam posisi telungkup dengan kepala lebih rendah, untuk menhindari korban tersendak cairan atau darah masuk ke paru-paru. Bila telah berhenti muntah, bersihkan mulut dan hidung dari apa saja yang menyumbat. Jika korban setengah sadar, lidah ditarik keluar agar tidak menyumbat jalan nafas. c. Untuk menghindari air ludah atau cairan mengalir ke arah tenggorokan , maka korban diletakkan dalam posisi telungkup yang di kenal dengan istilah posisi pemulihan (Gambar b). Selain itu perlu di beri selimut atau penutup seperti jaket atau yang lainnya, untuk menhindari kedinginan (gambar c). d. Jangan memberikan sesuatu di mulutnya meskipun ia haus. Jika ia minta minum basahi bibirnya dengan kain basah atau jari-jari penolong yang di basahi (stanway, 1992). e. Jika ada tulang yang patah, pasanglah bidai sesuai cara memasang bidai. Barulah di bawa ke rumah sakit atau puskesmas. f. Segera mencari tau apa penyebabnya. Jika disebabkan karena disuntik, maka penyuntiknya di harapkan segera di beri tahu untuk dapat menolong. g. Di klinik gigi seringkali terjadi shock di kursi gigi pada pasien karena takut. Seringkali di klinik gigi telah tersedia amoniak khusus terbungkus karton, yang dapat diremas sehingga keluar gasnya untuk dibaukan pada hidung pasien yang menderita shock, sehingga pasien terangsang dan terbangun kembali pelan-pelan. Penanggulangan shock dapat juga digambarkan dalam bentuk bagan: Bagan cara menolong korban shock akibat perdarahan (hipovolemik) Bagan cara menolong korban shock akibat pingsan Bagan cara menolong korban shock akibat reaksi alergi yang hebat (shock anafilaktit) Cara-cara membaringkan korban shock: DAFTAR PUSTAKA Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya. Ircham Machfoedz, 2005. Pertolongan Pertama di Rumah dan di Tempat Kerja.Yogyakarta: Fitramaya. Kartono Mohamad, 2001. Pertolongan Pertama. Edisi yang disempurnakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka. K.G. Soma Persada, 1996. Pertolongan pertama dan RJP. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.