Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme Sejarah

advertisement
Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme
Sejarah (Historical Materialism)
(Aspek filsafat dan perkembangan ekonomi pemikiran Marx)
Munandar Sulaeman
Staf Pengajar Program Pascasarjana FISIP; Staf Lab. Sosiologi Penyuluhan Fapet
Universitas Padjadjaran Bandung; Email : mdr_Sul @yahoo.com
Abstract
Understanding of Marx’s theory is still considered be limited both substance and examine its
relevance to the present, let alone discuss or criticize. Literature study is expected to clarify the
concept or theory of historical materialism, both in the aspect of his philosophy and sociology and
economics, as well as the possibility of criticism. Thesis of Marx that human history is a history
of the mastery of the material; his thinking is the result of modification and transformation of
philosophical thinking Hegel and Feurbach. Marx criticized Hegel’s philosophical thinking (about
self-creation) and Feurbach’s philosophy of mechanistic materialism. Critics of Marx’s historical
materialism is synonymous with criticism for materialism, that the productive forces in society
are also result of human reason, as thinking people (social reality) is the result of the productive
forces. Another criticism said that the old production system may also develop other cultural patterns. Groups that live under the same economic and cultural conditions, it can adopt different
systems of thought. The dialectics of history is not a claim on the correct explanation, because
thesis, antithesis and synthesis in the history are of the social law. Not always a new stage of history will be higher than the previous stages, often there is a period of disintegration. The views
thesis, antithesis and synthesis in history there is less tendency to look for differences and will
reduce the incidence or occurrence of the story. The views of historical materialism (dialectic) often
or justification to commit acts of violence, whereas changing the history (the material productive
forces) in the community can be done peacefully. Infrastructure and superstructure sometimes
there is conflict itself, and culture can also be a determinant of history.
Key Words: History of Content, Critique, Dialectic
Pendahuluan
Karl Marx (1818-18183) adalah pemikir teori sosial (sosiologi) yang banyak
memengaruhi pemikir ilmu sosial lainnya
dan sekaligus hasil pemikirannya menjadi polemik di kalangan ilmuwan sosial.
Salah satu tema pemikirannya yang menghubungkan filsafat dengan perkembangan
1
206.
sejarah ekonomi, membuahkan pemikiran
progresif dan dinamis untuk suatu gerakan (action) yaitu materialisme sejarah.
Pengertian materialisme sejarah
dijelaskan oleh Engels (dalam “Introduction to Socialism: Uutopian and Scientific,
1892)1
Bottomore T. Harris, Kiernan, Miliband. A Dictionary of Marxist Thought. Harvard University. 1983. Hlm,
12
SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
Historical materialism designote(s) that
view of course of history which seeks
the ultimate cause and the great moving
power of all infortant historic even in the
economic development of society in the
change in the mode of production and
change, in the consequent dibvision of society into distinc classes, and the struggle
of these classes againt one another. (Materialisme sejarah memberi isyarat bahwa
pandangan tentang rangkaian daripada
sejarah sebagai rangkaian sebab utama
dan sebagai kekuatan penggerak yang
besar dari seluruh peristiwa-peristiwa
sejarah penting di dalam perkembangan
ekonomi masyarakat, menurut perubahan
pada cara-cara produksi dan pertukaran,
yang mempunyai konsekuensi pembagian
masyarakat menjadi kelas-kelas yang jelas,
dan perjuangan dari kelas-kelas tersebut
berlawanan satu dengan yang alinnya).
Pengertian tersebut tersebar dalam
karya Marx dan Engels dalam “The
German ideology” (1846). Kajian Marx
ini tidak lepas dari pengalaman intelektualnya dalam mengkritisi pemikiran
filsafat Hegel (tentang self creation) dan
mengkritisi pemikirian filsafat Feurbach
tentang materialisme mekanistik. Dengan
demikian pemikiran tentang materialisme
sejarah tidak dapat dilepaskan dari upaya
mengkritisi filsafat materialisme dalam
konteks sejarah perkembangan ekonomi,
sehingga perlu mempelajari kritik filsafat
Marx terhadap Hegel dan Feurbach.
Kritik Marx Terhadap Hegel dan
Feurbach
Sebelum muncul pandangan tentang materialisme sejarah dari Marx, maka
Hegel (1770-1831) berpendapat bahwa:2
(1). Alam ini adalah proses menggelarnya
fikiran-fikiran , sehingga dari proses tersebut timbul proses alam, sejarah manusia,
organisme dan kelembagaan masyarakat
(pandangan historical idealism). (2) Bagi
Hegel materi adalah kurang riil dibandingkan dengan jiwa, karena fikiran atau
jiwa adalah esesnsi dari alam. (3) Dunia
menurut Hegel adalah selalu dalam proses
perkembangan (perubahan). Proses perubahan tersebut bersifat dialektika, artinya
perubahan-perubahan tersebut berlangsung melalui tahap afirmasi atau tesis,
antitesis (pengingkaran) dan sampai pada
sintesis atau integrasi.Segala perkembangan baik dalam benda atau dalam ide, terjadi dengan cara mengalahkan kontradiksi
(dialektika) 3.
Pandangan Hegel tersebut dikenal
dengan filsafat historical idealism. Yang
mengartikan sejarah adalah sejarah gagasan dan berarti pula bahwa lokomotif perubahan itu adalah gagasan (ide), dimulai
dari benak manusia kemudian dilakukan
dalam kehidupan manusia Penafsiran
lain terhadap pandangan Hegel (dialektika) yaitu bahwa pelajaran sejarah apapun yang ada di dalam kehidupan tidak
mengikuti perkembangan akumulatif
dari masa ke masa. Tetapi perkembangan masyarakat itu justru karena adanya
pertentangan (kekuatan contradiction,
kontradiksi). Bagi Hegel kontradiksi itu
ada di dalam gagasan yang dikenal tesis,
antitesis dan sintesis yang dikenal pula
dengan dialektika.
Marx menolak idealisme Hegel, ia
membalikkan filsafat Hegel, dan menyatakan bahwa hanya materi (bukan
ide atau gagasan) yang pokok sebagai lokomotif perubahan. Materi yang
Titus, Smith dan Nolan. Persoalan-Persoalan Filsafat. Terj. Rasjidi. Bulan Bintang. 1984. Hlm, 302-306.
Sebagai catatan konsep dialektika itu sendiri semula digunakan Fichte (1732-18140 dalam ulasannya
yang disebut triade meliputi tesis, antitesis dan sintesis, kemudian digunakan metode filsafat oleh Hegel dan
diperdalam oleh Marx dalam praksis masyarakat.
2
3
Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ...
diperlihatkan oleh organisasi ekonomi
dari masyarakat serta cara-cara produksi
(mode of production), maka akan menentukan kelembagaan politik dan sosial
dari masyarakat (superstruktur) . Kekeliruan Hegel menurut Marx dan Engels,
karena Hegel menyajikan dalam bentuk
mistik. Jika pandangannya dibebaskan
dari bentuk mistiknya, maka anggapan
sjarah adalah dialektika akan merupakan
kebenaran yang dalam. Dialektika bagi
Marx dan Engels adalah fakta empirik,
yang dapat diketahui dengan penyelidikan tentang alam, yang dikuatkan lebih
lanjut oleh hubungan-hubungan sebab
akibat yang diperlihatkan oleh ahli sejarah
dan sains. Proses dialektika bukan proses
mekanik dan deterministik, tetapi banyak
faktor yang berinteraksi, dimana produk
bahan keperluan hidup merupakan faktor
dominan4. Marx menolak idealisme Hegel,
tetapi menerima dialektikanya, sehingga
historical idealism fikiran Hegel diadopsi
aspek historisnya saja dan ditambahkan
aspek dialektikanya, sehingga Marx menyusunnya menjadi idealisme sejarah
(historical idealism), yang akhirnya menjadi
historical materialism, setelah mengkritik
dengan pedas dan mengambil aspek materialisme dari Feurbach
Demikian pula pandangan Feurbach
(1804-1872), dikenal sebagai tokoh pemikiran materialisme mekanik (mechanistic materialism), pandangannya menolak
metafisika. Menurut Feurbach yang penting bagi manusia adalah usahanya bukan
akalnya, sebab pengetahuan hanya sebagai
alat untuk mencapai usaha manusia berhasil. Manusia sebagai makhluk alamiah
(Gattung)5. Materialisme mekanik adalah
sebagai doktrin yang menyatakan bahwa
alam itu diatur oleh hukum-hukum alam
yang dapat dijelaskan oleh sains fisik6.
Demikian pula materialisme mekanik
dari Feurbach tidak luput dari kritik Marx,
yang ditulisnya dalam Tesis-tesis mengenai Feurbach (Theses on Feurbach). Marx
(1888) menyatakan bahwa:
Pendekatan Feurbach tidak historis, ia
membuat manusia abstrak mendahului
masyarakat, ia tidak menurunkan manusia
menjadi saleh dan gagal melihat bahwa
rasa saleh itu sebagai produk sosial. Gagasan Feurbach hanya merupakan “renungan” realitas materi padahal ada realitas
timbal balik antara kesadaran dan praksis
manusia. Kenyataan material diyakini manusia sebagai penentu kegiatan manusia,
tetapi tidak menganalisis modifikasi dunia
obyektif dengan subyektif dengan kegiatan
manusia. Dengan demikian doktrin materialis Feurbach tidak mampu menangani
fakta, maka kegiatan revolusioner adalah
tindakan manusia yang dilakukan secara
sadar dan dikehendaki. Dimana ini dalam
kaitan pengaruh “searah” kenyataan
materi memengaruhi gagasan. Keadaan
diubah oleh manusia dan sang pendidik
harus dididik7.
Keberatan Marx terhadap para materialis karena menggunakan metode
dialektis, melainkan statis, sehingga
tidak historis. Padahal Marx berusaha
menerapkan materialisme dialektis bagi
kehidupan masyarakat. Marx tidak tahan
melihat kenyataan dan tidak mau menggantungkan diri kepada hukum-hukum
alam (yang bersifat mekanistik). Manusia
dalam pandangan Marx tidak lepas dari
hubungan-hubungan kemasyarakatan
yang melahirkan manusia. Pertumbuhan
Titus, Smith dan Nolan. Persoalan-Persoalan Filsafat, Op. Cit, hlm 302-303
Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat 2. Yogyakarta: Kanisius. 1980. Hlm. 119.
6
Titus, Smith dan Nolan. Persoalan Persoalan Filsafat, Op. Cit, hlm, 297.
7
Anthony Giddens. Capitalism and Modern SocialTtheory. London: Cambridge University Press. 1985. Hlm.
4
5
20-21.
13
14
SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
manusia menyibukkan manusia untuk
giat bekerja dan berproduksi. Dengan demikian Marx mengambil “materialisme”
dan meninggalkan unsur filsafat “mekanistiknya” dari pandangan Feurbach,
untuk kemudian menggabungkan dengan
“historisnya” yang diambil dari Hegel.
Sehingga Marx jalan sendiri dengan hasil
adopsi dari kedua filosof tersebut dengan pandangan “materialisme sejarah”
dengan menggunakan metode dialektika
dari Feurbach. Marx dalam hal ini menjadi
peramu pemikiran filsafat ulung, melalui
kritik dan mengembangkannya secara
empirik.
Perkembangan Ekonomi (Kekuatan
Kekuatan Produksi)
Gagasan brilian Marx yang melakukan
kritik dan interpretatif dan melakukan
pembalikan terhadap gagasan Hegel dan
Feurbach, kemudian melanjutkan pemikirannya dengan menghubungkan ekonomi
dengan filsafat. Para filosof kerjanya terbatas hanya berfikir tentang dunia tetapi
yang diperlukan sekarang adalah mengubah dunia. Dari penelitiannya tentang sejarah perkembangan ekonomi. Bahwa kehidupan manusia seluruhnya ditentukan
atau dikuasai oleh hubungan-hubungan
ekonomis. Segala aktivitas rohani, ilmu
pengetahuan, kesenian, agama, etika dan
politik yang serba superstruktur adalah
merupakan endapan dari hubunganhubungan ekonomi yang ditentukan oleh
sejarah. Hakikat manusia adalah makhluk
pekerja (homo laborans, homo faber) , hanya
bagi Hegel dipandang sebagai manusia
abstrak, sedangkan bagi Marx, justru kerja
adalah sesuatu yang sudah “tercuri” dari
manusia. Pertumbuhan manusia yang
pesat, menimbulkan pembagian kerja
guna memenuhi keperluan hidupnya. Untuk memenuhi keperluan tersebut adalah
“produksi bahan-bahan. Landasan material hidup kemasyarakatan itu adalah:
cara-cara produksi barang material (mode
of production). Sehingga bagi Marx ada dua
faktor yang bekerja pada produksi barang
yaitu: 8
1. Kekuatan-kekuatan material yang
produktif yang dikenal dengan forces of
production, meliputi: (a) material kasar
(b) alat-alat produksi (alat kerja, mesin
dsb) (c) kecakapan pekerja (skill) dan
(d) pengalaman bekerja.
2. Hubunga-hubungan produksi, yaitu
hubungan-hubungan antarmanusia
dalam berproduksi yang dikenal social
relation of production.
Perkembangan yang terus menerus
dari kekuatan yang berproduksi di dalam
sejarah
berpindah-pindah dari generasi masyarakat yang satu kepada generasi masyarakat berikutnya. Menurut Marx dan
Engels dalam German Ideology (1965)9.
Suatu riwayat produk adalah hasil dari
tindakan seluruh generasi yang turun
temurun dan tiap generasi berdiri di atas
bahu generasi yang mendahuluinya sambil
melanjutkan perkembangan kegiatan pergaulannya dan modifikasi orde sosialnya,
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang
telah berubah. Bahkan obyek-obyek dari
kepastian indera yang paling sederhana
pun hanya diberikan kepadanya melalui
perkembangan sosial, pergaulan kegiatan
dan hubungan niaga.
Karl Marx. The Materials Forces and the Relations of Production, Contribution to theCcritiqu of Political
Economi (Publikasi asli 1904) dalam Parson dkk. Theories of Society. New York: The Free Press. 1965. Hlm. 136138.
9
Anthony Giddens. Capitalism and Modern Social Theory, Op. Cit. hlm. 26-27.
8
Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ...
Sejarah perkembangan (cara-cara
produksi) bagi Marx adalah hasil dari
generasi kegenerasi sesuai dengan orde
sosialnya dimana masing-masing generasi saling memberikan landasan untuk
generasi berikutnya. Makna sejarah bagi
Marx adalah 10:
….Segera setelah proses kehidupan manusia (dalam pengasingan–tidak empiris)
dapat dijelaskan, maka sejarah yang hanya
kumpulan fakta seperti materialis abstrak
atau kegiatan yang ada di dalam bayangan
fikiran seperti halnya para idealis, akan
berhenti. Maka nilai ilmu tulen, ilmu
positif, yaitu penampakan dari kegiatan
praktis dari proses praktis perkembangan
ekonomi manusia.
Bagi Marx sejarah yang hanya ada
dalam pikiran dan materialisme abstrak
adalah tidak mempunyai nilai untuk
membangun masyararakatnya. Marx
bersemangat untuk menyusun sejarah
perkembangan ekonomi yang empirik
yang mendorong manusia yang kreatif
dan empiris dalam hubungannya dengan
alam. Marx mempelajari sejarah dan prinsip-prinsip dan hukum-hukum sosialnya.
Masyrakat yang diselidikinya mempunyai
dinamika atau logika perkembangan
masing masing yang khas intern. Dari satu
generasi ke generasi selanjutnya meneruskan kegiatan tradisionalnya atau memodifikasinya (Distorsiteleologis) tipologi masyarakat yang ditelusuri Marx adalah segi
perbedaan progresifnya dan pembagian
tenaga kerjanya (seperti dalam naskahnaskah 1984) bahwa perluasan pembagian
tenaga kerja itu sama artinya dengan pertumbuhan keterasingan dan pemilikan
pribadi masyarakat kelas terbentuk dari
pemilikan bersama yang secara orisinil
tidak berbeda namun tergantung kepada
10
11
Ibid. hlm. 27
ibid, hlm. 29
15
spesialisasi pembagian tenaga kerja (misal
buruh yang diupah) yang terabaikan
dari jangkauan kemampuan sebagai
pemproduksi universal. Menurut Marx
tingkat pembagian kerja menentukan pula
hubungan-hubungan pribadi antar orang
di antara mereka dalam kaitanya dengan
bahan-bahan produksi, instrumen, dan
hasil kerja11.
Kondisi masyarakat dengan tipologi
masyarakatnya dipelajari Marx dengan
bahan-bahan sejarah Eropa dari masyarakat suku sampai masyarakat kuno (Yunani
dan Romawi). Untuk perkembangan kesukuan mengkaji masyarakat timur (India
dan Cina). Bahan lain masyarakat suku
Jerman dan kekacauan kekaisaran Roma
membentuk rangkaian dengan masyarakat feodal Eropa Barat, sehingga sejarah
perkembangan ekonominya dideskripsikan dengan tipologi sebagai berikut
1. Masyarakat primitif (kesukuan). Ciri
masyarakat ini pemilikan tanah bersama, pembagian kerja sederhana, tidak ada kelas, tidak ada milik pribadi,
hubungan sosial kekerabatan dan
pembagian kerjanya spontan dalam
keluarga.
2. Masyarakat purba (Ancient). Ciri masyarakat ini mulai ada perkembangan,
penduduk dan perdagangan mulai
bertambah. Kemudian untuk mengorganisir sistem produksi mulai tumbuh
sistem perbudakan yang efektif dan
terspesialisasi. Masyarakat perbudakan menjadi cikal bakal kelas yang
akan tumbuh konflik kelas, contohnya
bangsa Romawi dan Greek.
3. Masyarakat Feodal. Cirinya dalam
kemakmuran bertumpu dalam tanah, struktur yang dihasilkan secara
alamiah yaitu aristokrasi feodal yang
didasarkan pada wilayah dan bersifat
16
SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
hirarkis. Tumbuh majikan penguasa
feodal yang mengontrol para pengrajin dan pekerja terampil.
4. Masyarakat modern (Kapitalis). Cirinya tumbuh kapitalis, diawali dengan
produksi yang melebihi konsumsi,
sehingga berkeinginan untuk menjadi
pedagang . Pada tahap kapitalis buruh
upah proletar memiliki hubungan dengan majikan borjuis semata, sebagai
penjual tenaga kerja yang kegiatan
produksinya dipergunakan untuk
menghasilkan produk-produk yang
akan dijual dalam sistem pasar yang
bersifat impersonal.
5. Masyarakat komunis (scientific communism). Adalah suatu tahap dimana pemilikan pribadi akan lenyap,
kekutan-kekutan produksi menjadi
milik bersama (communal property).
Pribadi-pribadi akan berinteraksi
dalam hubungan-hubungan komunal,
tidak hanya ekonomi.
Kritik Terhadap Pemikiran Marx
Kritik terhadap Marx yang dimaksud adalah kritik terhadap pandangannya bahwa sejarah itu bersifat bendawi
atau materialisme sejarah sebagai salah
satu teori pokoknya Marx, sehingga
tidak mengkritisi Marxisme. Sebelum
mengkritisi ada beberapa hal yang perlu
mendapat perhatian bahwa Marx sendiri
tidak semarxis pengikutnya, terkadang
pada pernyataan tertentu Marx sendiri memberikan catatan penting tentang
pandangannya. Diantarnya pada suatu kesempatan menyatakan: bahwa “Saya tidak
se-Marxis anda, saya adalah Marx bukan
Marxis”. Kritik yang patut disampaikan
mengenai kelestarian suatu teori, teori
tentu dasarnya empirik, namun sejarah
materi tidak selamanya berlaku untuk
masa kini dan mendatang, sehingga teori
harus sebagai premis apriori sebagai hasil
serangkaian kerja ilmiah logis. Metode
ilmiah demikian tidak terpenuhi pada
sejarah materi. 12
Mengenai teori tentang masyarakat
sebagai dasar (infrastruktur) adalah ekonomi (ekonomi basis) dan bagian lainya
bangunan atas (superstruktur) yang dikategorikan nilai, ideology, politik dan
budaya, tidak selamanya benar, karena
ekonomi sebagai basis tidak selamanya
mendahului superstruktur. Adakalanya
nilai budaya sejumlah falsafah, kepribadian, gagasan, pandangan dan nilai agama
atau ideologi keagamaan maju mendahuli
zamannya.
Marx telah berhasil menyusun tipologi masyarakatnya berdasarkan asumsi
metrialisme sejarah. Namun kritik terhadap materialisme sejarah identik dengan
kritik untuk materialisme, yaitu kekuatan
produksi dalam masyarakat juga merupan
hasil akal manusia, sebagaimana pemikiran masyarakat (realitas sosial) adalah hasil dari kekuatan produksi. Kritik lain bahwa dalam sistem produksi (lama) dapat
juga mengembangkan corak kebudayaan
yang lain. Demikian pula kelompok yang
hidup di bawah kondisi ekonomi dan
budaya sama, ternyata dapat menganut
sistem pemikiran yang berlainan. Kritik
lain bahwa dialektika pada sejarah bukanlah suatu klaim penjelasan paling benar,
sebab tesis, antitesis dan sintesis dalam sejarah itu senantiasa terjadi. Demikian pula
tidak selamanya tahap baru sejarah akan
lebih tinggi dari tahap sebelumnya. sering
pula ada masa disintegrasi. Pandangan
tesis, antitesis dan sintesis dalam sejarah
ada tendensi kurang mengkaji perbedaan
12
Muttahari Murtada. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Mizan. 1985. Hlm. 125-144. Muttahri mengkritik
secara luas, yang dijadikan rujukan dalam tulisan ini.
Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ...
dan akan mereduksi kejadian atau peristiwa sejarah. Pandangan materialisme
sejarah (dialektika) sering digunakan atau
pembenaran untuk melakukan tindakan
kekerasan, padahal dapat saja perubahan
sejarah (kekuatan produksi bahan) dalam
masyarakat dapat dilakukan secara damai.
Kritik dari pandangan agama (Islam)
berkaitan dengan konsep materialisme
sejarah (masyarakat), telah ditegaskan
dalam Al Quran bahwa masyarakat
terpolarisasi antara masyarakat miskin
(tertindas, lemah, terampas) dan kaya
(penindas, para tiran, angkuh, mewah,
berlimpah, klik penguasa). Kemudian
polarisasi masyarakat dimensi ruhaniah
antara orang beriman (tauhidullah, taqwa,
saleh, syuhada) dan masyarakat tidak
beriman atau kafirun (termasuk musyrik,
fasik, mufsid, togut). Hal tersebut Islam
membenarkan adanya realitas kesadaran
kelas, sebagai hukum sosial. Namun tidak
mutlak bendawi atau materi penentu sejarah. Keberhasilan gerakan moral Islam
atau yang membangun masyarakat adalah
dari kalangan tertindas atau dhuafa,
17
syahid, kelas massa/ummah.13 Demikian
jelas tampaknya bahwa pemikiran sejarah
materi terbantahkan oleh sejarah kehidupan manusia itu sendiri sebagai sunatullah
atau hukum sosial. Masyarakat dalam
Al Quran digambarkan sebagai masyarakat ideal. Masyarakat adalah sebagai
ummatan wahidah (masyarakat yang
satu), ummatan wasathan (masyarakat
pertengahan), ummatan muqtashidah
(masyarakat terpuji, tidak berlebihan),
khairi ummah (masyarakat yang baik,
unggul), Baldatun thoyibah (negeri yang
musyawarah anti kekerasan)14. Gambaran masyarakat ideal menunjukkan tidak
ada masalah dalam pengaturan nilai,
norma dan juga pengaturan spiritual dan
material. Semuanya sudah ada aturan
yang jelas, sehingga tidak ada gambaran
masyarakat sebagai produksi dari sejarah
materi. Masyarakat dalam pandangan
Islam bukan hasil proses dan mekanisme
sosial budaya materi, tetapi materi dan
ruhani sama-sama dibangun, sehingga
menghasilkan masyarakat ideal.
Bacaan
Ali, Nurdina. 2006. Quraniq Society. Jakarta: Erlangga
Giddens, Anthony. 1985. Capitalism and modern social theory. London: Cambridge University Press
Harris, Bottomore T, Kiernan, Miliband. 1983. A Dictionary of Marxist Thought. Harvard University
Harun , Hadiwijono. 1980. Sari Sejarah Filsafat 2. Yogyakarta: Kanisius
Murthada, Muttahari. 1985. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Mizan
Parsons, Talcott, dkk. 1965. Theories of Society. New York: The Free Press
Titus, Smith, dan Nolan,1984. Persoalan Persoalan Filsafat, Penerbit Bintang Bulan
13
Telaah Al Quran (S 28:5; S 28:75; S 62:2; S 34:34)
14
Lihat Nurdin Ali. Quraniq Society. Jakarta: Erlangga. 2006, hal 57-118. Telaah Al Quran S 2:213; S 2:143; S
5:66; S3 :10; S 34:15).
18
SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
LAMPIRAN : AYAT SUCI AL-QURAN
Q.S 28: 5
ْ ُ ُ َ َ ْ َ‫ْ َ جَ ْ َ َ ُ ْ َ َّ ً َ ج‬
ُ ْ ُ ْ َ َّ‫َ ُ ُ َ ْ َ ُ َّ لَىَ ذ‬
َ
َ
)٥( ‫ار ِثني‬
ِ ‫ون ِريد أن نمن ع‬
ِ ‫الين استض ِعفوا يِف األر ِض ونعلهم أئِمة ونعلهم الو‬
5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi
(Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)[1112],
[1112]
Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang
pernah dikuasai Fir’aun dahulu. sesudah kerjaan Fir’aun runtuh, negeri-negeri
ini diwarisi oleh Bani Israil.
Q.S 28: 75
ْ‫َ َ َ ْ َ ْ لُ ّ ُ َّ َ ً َ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ َّ ح‬
َ ُ َ‫َ َ َّ َ ْ ُ ْ َ اَ ُ َ ْ ر‬
َّ َ ‫ال‬
‫تون‬
‫ل وضل عنهم ما كنوا يف‬
‫ق‬
‫ك أم ٍة ش ِهيدا فقلنا هاتوا برهانكم فع ِلموا أن‬
ِ ِ‫هل‬
ِ ‫ونزعنا ِمن‬
)٧٥(
75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi[1136], lalu Kami berkata
“Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, Maka tahulah mereka bahwasanya yang
hak itu[1137] kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya
mereka ada-adakan.
[1136]
Yang dimaksud: saksi di sini ialah Rasul yang telah diutus kepada mereka waktu
di dunia.
[1137]
Maksudnya: di waktu itu yakinlah mereka, bahwa apa yang telah diterangkan
Allah dengan perantaraan Rasul-Nya Itulah yang benar.
Q.S 62: 2
ْ َ ْ ْ‫ْ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ح‬
َ َ َ َّ‫ُ َ ذ‬
َ ‫ث ف األ ّم ّي‬
ُ ‫ني َر‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ي‬
‫و‬
‫م‬
‫يه‬
‫ك‬
‫ز‬
‫ي‬
‫و‬
‫ه‬
‫ت‬
‫ا‬
‫آي‬
‫م‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
‫و‬
‫ل‬
‫ت‬
‫ي‬
‫م‬
‫ه‬
‫ن‬
‫م‬
‫وال‬
‫س‬
‫الك َمة َوإِن‬
‫و‬
‫اب‬
‫ت‬
‫ك‬
‫ال‬
‫م‬
‫ه‬
‫م‬
ِ
ِ
ِ ‫هو‬
ِِ
ِ
ِ
ِ‫الي بع ي‬
ِ ِ
ِ
ِِ
ُ َ‫ا‬
َ َ َُْ ْ
ُ
)٢( ‫ني‬
ٍ ‫كنوا ِمن قبل ل يِف ض‬
ٍ ‫الل م ِب‬
2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya
mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Q.S 34: 34
ْ ُ
َ‫ا‬
َّ َ ُ َ ْ‫َ َ ُ ر‬
َ
َ ْ ََْ
َ‫َو َما أَ ْر َسلْن‬
)٣٤( ‫تفوها ِإنا بِ َما أ ْر ِسلتُ ْم بِ ِه ك ِف ُرون‬
‫ير ِإال قال م‬
‫ذ‬
‫ن‬
‫ن‬
‫م‬
‫ة‬
‫ي‬
‫ر‬
‫ق‬
‫ف‬
‫ا‬
ِ‫ي‬
ٍ ِ ِ ٍ
34. Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun,
melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya”.
Telaah Al Quran Q.S 2:213; S 2:143; S 5:66; S3 :10; S 34:15):
Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ...
19
Q.S 2: 213
ُ ْ َ ّ َ ْ‫اَ َ َّ ُ ُ َّ ً َ َ ً َ َ َ َ ُ َّ ّ َ ُ َ رّ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ح‬
َ‫كم‬
‫كتاب بِال ِق يِلح‬
ِ ‫شين ومن ِذ ِرين وأنزل معهم ال‬
ِ ‫كن انلاس أمة و‬
ِ ِ ‫احدة فبعث اهلل انل ِب ِيني مب‬
ُ
َّ‫ذ‬
ْ‫ب‬
َ
َ
ُ َْ َ
َ َْ َ
ْ ْ ُ َ ُ َُْ َ َ َْ ْ ُ ُ َ
َّ َ ْ‫َبين‬
‫ال ِيّنَات َبغيًا بَينَ ُه ْم‬
‫الين أوتوه ِمن بع ِد ما جاءتهم‬
ِ ‫اس ِفيما اختلفوا ِفي ِه َوما اختلف ِفي ِه ِإال‬
ِ ‫انل‬
َّ‫ُ ذ‬
َ‫َ ْ َ َ ُ ى‬
َ
َُ ْ
ْ َ ُ َ ْ ّ َ ْ‫َ ح‬
َ ‫ين‬
َ ْ ُ ‫ص‬
َ ‫ال‬
‫اهلل يه ِدي من يش‬
‫آمنُوا ل ِ َما اختَلفوا ِفي ِه ِمن ال ِق بِ ِإذنِ ِه و‬
‫ف َه َدى‬
‫يم‬
ِ ‫اهلل‬
ٍ َ ِ‫اء ِإل ر‬
ٍ ‫اط مست ِق‬
)213(
213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah
mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan
bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang
kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena
dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang
yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu
dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Q.S 2:143
َ‫َ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َّ ً َ َ ً َ ُ ُ ُ َ َ َ لَى‬
ُ ْ َ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ
ً ‫ك ْم َشه‬
َّ
‫يدا َو َما‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ول‬
‫س‬
‫الر‬
‫ون‬
‫ك‬
‫ي‬
‫و‬
‫اس‬
‫انل‬
‫ع‬
‫وكذلِك جعلناكم أمة وسطا تِلكونوا شهداء‬
ِ
ِ
َ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ
ً َ َ َ ْ َ َ‫َ ْ َ َ َ ْ َ َّ ُ َّ ُ َ َّ ْ َ ْ َ ُ لَىَ َ َ ْ َ ْ ا‬
‫رية‬
‫ت َعليْ َها ِإال لنِ علم من يت ِبع الرسول ِممن ينق ِلب ع ع ِقبي ِه وإِن كنت لك ِب‬
‫جعلنا ال ِقبلة ال يِت كن‬
َّ‫لَىَ ذ‬
ٌ ُ ََ
َّ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ َ‫ُ َ َ ا‬
َ ‫ين َه‬
ٌ ‫وف َرح‬
َ
َ
َّ
)143( ‫يم‬
‫ء‬
‫ر‬
‫ل‬
‫اس‬
‫انل‬
‫ب‬
‫اهلل‬
‫ن‬
‫إ‬
‫م‬
‫ك‬
‫ان‬
‫يم‬
‫إ‬
‫يع‬
‫ض‬
‫ل‬
‫اهلل‬
‫ن‬
‫ك‬
‫ا‬
‫م‬
‫و‬
‫اهلل‬
‫ى‬
‫د‬
‫ال‬
ِ ِ
ِ ‫ِإال ع‬
ِ
ِ
ِ ِ ِ‫ي‬
143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan
agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami
tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar
Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang
membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali
bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan
menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.
[95]
Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi
saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia
maupun di akhirat.
Q.S 5: 66
َ ْ َ‫َ َ ْ َ َّ ُ ْ َ َ ُ َّ ْ َ َ َ جْ َ َ َ ُ ْ َ يَ ْ ْ ْ َ ّ ْ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ح‬
ْ
‫ت أ ْر ُج ِل ِه ْم ِمن ُه ْم‬
ِ ‫اإلنيل وما أن ِزل ِإل ِهم ِمن ربِ ِهم ألكلوا ِمن فو ِق ِهم و ِمن ت‬
ِ ‫ُولو أنهم أقاموا اتلوراة و‬
َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ٌ َ َ ٌ َ َ ْ ُ ٌ َّ
)٦٦( ‫اء َما يع َملون‬
‫أمة مقت ِصدة وك ِثري ِمنهم س‬
66. Dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil
dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka[428]. dian-
20
SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012
tara mereka ada golongan yang pertengahan[429]. dan Alangkah buruknya apa
yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.
[428]
Maksudnya: Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah.
[429]
Maksudnya: orang yang Berlaku jujur dan Lurus dan tidak menyimpang dari
kebenaran.
Q.S 3:10
ُ ُ َ ْ ُ َ َ‫َ ْ ً َ ُ ئ‬
ُ ْ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ َّ‫َّ ذ‬
ْ ‫الد ُه‬
َ
َّ ‫ود‬
)10( ‫ار‬
‫انل‬
‫ق‬
‫و‬
‫م‬
‫ه‬
‫ك‬
‫ول‬
‫أ‬
‫و‬
‫ا‬
‫ئ‬
‫ي‬
‫ش‬
‫هلل‬
‫ا‬
‫ن‬
‫م‬
‫م‬
‫الين كفروا لن تغ يِن عنهم أموالهم وال أو‬
ِ
ِ
ِ ‫ِإن‬
ِ
ِ
10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka,
sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu
adalah bahan Bakar api neraka,
Q.S 34:15
ُ ُ‫َ َ ل‬
َ ْ َ
ٌ
ٌ ْ‫ْ ُ هَ د‬
ُ
َ‫لَ َق ْد اَك َن ل َسب‬
َ‫كنه ْم آيَ ٌة َج َّنتَان َع ْن ي‬
‫ال كوا ِم ْن ِر ْز ِق َر ّبِك ْم َواشك ُروا ُل بَ َلة َط ِّيبَة‬
‫م‬
‫س‬
‫م‬
‫ف‬
‫إ‬
ِ
ِ
ِ‫ي‬
ٍ ‫ني و ِشم‬
ِ
ٍ
ِ
ٍ ِ
ٌ ‫َو َر ٌّب َغ ُف‬
)٥١( ‫ور‬
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri
yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.
Download