Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme Sejarah (Historical Materialism) (Aspek filsafat dan perkembangan ekonomi pemikiran Marx) Munandar Sulaeman Staf Pengajar Program Pascasarjana FISIP; Staf Lab. Sosiologi Penyuluhan Fapet Universitas Padjadjaran Bandung; Email : mdr_Sul @yahoo.com Abstract Understanding of Marx’s theory is still considered be limited both substance and examine its relevance to the present, let alone discuss or criticize. Literature study is expected to clarify the concept or theory of historical materialism, both in the aspect of his philosophy and sociology and economics, as well as the possibility of criticism. Thesis of Marx that human history is a history of the mastery of the material; his thinking is the result of modification and transformation of philosophical thinking Hegel and Feurbach. Marx criticized Hegel’s philosophical thinking (about self-creation) and Feurbach’s philosophy of mechanistic materialism. Critics of Marx’s historical materialism is synonymous with criticism for materialism, that the productive forces in society are also result of human reason, as thinking people (social reality) is the result of the productive forces. Another criticism said that the old production system may also develop other cultural patterns. Groups that live under the same economic and cultural conditions, it can adopt different systems of thought. The dialectics of history is not a claim on the correct explanation, because thesis, antithesis and synthesis in the history are of the social law. Not always a new stage of history will be higher than the previous stages, often there is a period of disintegration. The views thesis, antithesis and synthesis in history there is less tendency to look for differences and will reduce the incidence or occurrence of the story. The views of historical materialism (dialectic) often or justification to commit acts of violence, whereas changing the history (the material productive forces) in the community can be done peacefully. Infrastructure and superstructure sometimes there is conflict itself, and culture can also be a determinant of history. Key Words: History of Content, Critique, Dialectic Pendahuluan Karl Marx (1818-18183) adalah pemikir teori sosial (sosiologi) yang banyak memengaruhi pemikir ilmu sosial lainnya dan sekaligus hasil pemikirannya menjadi polemik di kalangan ilmuwan sosial. Salah satu tema pemikirannya yang menghubungkan filsafat dengan perkembangan 1 206. sejarah ekonomi, membuahkan pemikiran progresif dan dinamis untuk suatu gerakan (action) yaitu materialisme sejarah. Pengertian materialisme sejarah dijelaskan oleh Engels (dalam “Introduction to Socialism: Uutopian and Scientific, 1892)1 Bottomore T. Harris, Kiernan, Miliband. A Dictionary of Marxist Thought. Harvard University. 1983. Hlm, 12 SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012 Historical materialism designote(s) that view of course of history which seeks the ultimate cause and the great moving power of all infortant historic even in the economic development of society in the change in the mode of production and change, in the consequent dibvision of society into distinc classes, and the struggle of these classes againt one another. (Materialisme sejarah memberi isyarat bahwa pandangan tentang rangkaian daripada sejarah sebagai rangkaian sebab utama dan sebagai kekuatan penggerak yang besar dari seluruh peristiwa-peristiwa sejarah penting di dalam perkembangan ekonomi masyarakat, menurut perubahan pada cara-cara produksi dan pertukaran, yang mempunyai konsekuensi pembagian masyarakat menjadi kelas-kelas yang jelas, dan perjuangan dari kelas-kelas tersebut berlawanan satu dengan yang alinnya). Pengertian tersebut tersebar dalam karya Marx dan Engels dalam “The German ideology” (1846). Kajian Marx ini tidak lepas dari pengalaman intelektualnya dalam mengkritisi pemikiran filsafat Hegel (tentang self creation) dan mengkritisi pemikirian filsafat Feurbach tentang materialisme mekanistik. Dengan demikian pemikiran tentang materialisme sejarah tidak dapat dilepaskan dari upaya mengkritisi filsafat materialisme dalam konteks sejarah perkembangan ekonomi, sehingga perlu mempelajari kritik filsafat Marx terhadap Hegel dan Feurbach. Kritik Marx Terhadap Hegel dan Feurbach Sebelum muncul pandangan tentang materialisme sejarah dari Marx, maka Hegel (1770-1831) berpendapat bahwa:2 (1). Alam ini adalah proses menggelarnya fikiran-fikiran , sehingga dari proses tersebut timbul proses alam, sejarah manusia, organisme dan kelembagaan masyarakat (pandangan historical idealism). (2) Bagi Hegel materi adalah kurang riil dibandingkan dengan jiwa, karena fikiran atau jiwa adalah esesnsi dari alam. (3) Dunia menurut Hegel adalah selalu dalam proses perkembangan (perubahan). Proses perubahan tersebut bersifat dialektika, artinya perubahan-perubahan tersebut berlangsung melalui tahap afirmasi atau tesis, antitesis (pengingkaran) dan sampai pada sintesis atau integrasi.Segala perkembangan baik dalam benda atau dalam ide, terjadi dengan cara mengalahkan kontradiksi (dialektika) 3. Pandangan Hegel tersebut dikenal dengan filsafat historical idealism. Yang mengartikan sejarah adalah sejarah gagasan dan berarti pula bahwa lokomotif perubahan itu adalah gagasan (ide), dimulai dari benak manusia kemudian dilakukan dalam kehidupan manusia Penafsiran lain terhadap pandangan Hegel (dialektika) yaitu bahwa pelajaran sejarah apapun yang ada di dalam kehidupan tidak mengikuti perkembangan akumulatif dari masa ke masa. Tetapi perkembangan masyarakat itu justru karena adanya pertentangan (kekuatan contradiction, kontradiksi). Bagi Hegel kontradiksi itu ada di dalam gagasan yang dikenal tesis, antitesis dan sintesis yang dikenal pula dengan dialektika. Marx menolak idealisme Hegel, ia membalikkan filsafat Hegel, dan menyatakan bahwa hanya materi (bukan ide atau gagasan) yang pokok sebagai lokomotif perubahan. Materi yang Titus, Smith dan Nolan. Persoalan-Persoalan Filsafat. Terj. Rasjidi. Bulan Bintang. 1984. Hlm, 302-306. Sebagai catatan konsep dialektika itu sendiri semula digunakan Fichte (1732-18140 dalam ulasannya yang disebut triade meliputi tesis, antitesis dan sintesis, kemudian digunakan metode filsafat oleh Hegel dan diperdalam oleh Marx dalam praksis masyarakat. 2 3 Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ... diperlihatkan oleh organisasi ekonomi dari masyarakat serta cara-cara produksi (mode of production), maka akan menentukan kelembagaan politik dan sosial dari masyarakat (superstruktur) . Kekeliruan Hegel menurut Marx dan Engels, karena Hegel menyajikan dalam bentuk mistik. Jika pandangannya dibebaskan dari bentuk mistiknya, maka anggapan sjarah adalah dialektika akan merupakan kebenaran yang dalam. Dialektika bagi Marx dan Engels adalah fakta empirik, yang dapat diketahui dengan penyelidikan tentang alam, yang dikuatkan lebih lanjut oleh hubungan-hubungan sebab akibat yang diperlihatkan oleh ahli sejarah dan sains. Proses dialektika bukan proses mekanik dan deterministik, tetapi banyak faktor yang berinteraksi, dimana produk bahan keperluan hidup merupakan faktor dominan4. Marx menolak idealisme Hegel, tetapi menerima dialektikanya, sehingga historical idealism fikiran Hegel diadopsi aspek historisnya saja dan ditambahkan aspek dialektikanya, sehingga Marx menyusunnya menjadi idealisme sejarah (historical idealism), yang akhirnya menjadi historical materialism, setelah mengkritik dengan pedas dan mengambil aspek materialisme dari Feurbach Demikian pula pandangan Feurbach (1804-1872), dikenal sebagai tokoh pemikiran materialisme mekanik (mechanistic materialism), pandangannya menolak metafisika. Menurut Feurbach yang penting bagi manusia adalah usahanya bukan akalnya, sebab pengetahuan hanya sebagai alat untuk mencapai usaha manusia berhasil. Manusia sebagai makhluk alamiah (Gattung)5. Materialisme mekanik adalah sebagai doktrin yang menyatakan bahwa alam itu diatur oleh hukum-hukum alam yang dapat dijelaskan oleh sains fisik6. Demikian pula materialisme mekanik dari Feurbach tidak luput dari kritik Marx, yang ditulisnya dalam Tesis-tesis mengenai Feurbach (Theses on Feurbach). Marx (1888) menyatakan bahwa: Pendekatan Feurbach tidak historis, ia membuat manusia abstrak mendahului masyarakat, ia tidak menurunkan manusia menjadi saleh dan gagal melihat bahwa rasa saleh itu sebagai produk sosial. Gagasan Feurbach hanya merupakan “renungan” realitas materi padahal ada realitas timbal balik antara kesadaran dan praksis manusia. Kenyataan material diyakini manusia sebagai penentu kegiatan manusia, tetapi tidak menganalisis modifikasi dunia obyektif dengan subyektif dengan kegiatan manusia. Dengan demikian doktrin materialis Feurbach tidak mampu menangani fakta, maka kegiatan revolusioner adalah tindakan manusia yang dilakukan secara sadar dan dikehendaki. Dimana ini dalam kaitan pengaruh “searah” kenyataan materi memengaruhi gagasan. Keadaan diubah oleh manusia dan sang pendidik harus dididik7. Keberatan Marx terhadap para materialis karena menggunakan metode dialektis, melainkan statis, sehingga tidak historis. Padahal Marx berusaha menerapkan materialisme dialektis bagi kehidupan masyarakat. Marx tidak tahan melihat kenyataan dan tidak mau menggantungkan diri kepada hukum-hukum alam (yang bersifat mekanistik). Manusia dalam pandangan Marx tidak lepas dari hubungan-hubungan kemasyarakatan yang melahirkan manusia. Pertumbuhan Titus, Smith dan Nolan. Persoalan-Persoalan Filsafat, Op. Cit, hlm 302-303 Hadiwijono Harun. Sari Sejarah Filsafat 2. Yogyakarta: Kanisius. 1980. Hlm. 119. 6 Titus, Smith dan Nolan. Persoalan Persoalan Filsafat, Op. Cit, hlm, 297. 7 Anthony Giddens. Capitalism and Modern SocialTtheory. London: Cambridge University Press. 1985. Hlm. 4 5 20-21. 13 14 SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012 manusia menyibukkan manusia untuk giat bekerja dan berproduksi. Dengan demikian Marx mengambil “materialisme” dan meninggalkan unsur filsafat “mekanistiknya” dari pandangan Feurbach, untuk kemudian menggabungkan dengan “historisnya” yang diambil dari Hegel. Sehingga Marx jalan sendiri dengan hasil adopsi dari kedua filosof tersebut dengan pandangan “materialisme sejarah” dengan menggunakan metode dialektika dari Feurbach. Marx dalam hal ini menjadi peramu pemikiran filsafat ulung, melalui kritik dan mengembangkannya secara empirik. Perkembangan Ekonomi (Kekuatan Kekuatan Produksi) Gagasan brilian Marx yang melakukan kritik dan interpretatif dan melakukan pembalikan terhadap gagasan Hegel dan Feurbach, kemudian melanjutkan pemikirannya dengan menghubungkan ekonomi dengan filsafat. Para filosof kerjanya terbatas hanya berfikir tentang dunia tetapi yang diperlukan sekarang adalah mengubah dunia. Dari penelitiannya tentang sejarah perkembangan ekonomi. Bahwa kehidupan manusia seluruhnya ditentukan atau dikuasai oleh hubungan-hubungan ekonomis. Segala aktivitas rohani, ilmu pengetahuan, kesenian, agama, etika dan politik yang serba superstruktur adalah merupakan endapan dari hubunganhubungan ekonomi yang ditentukan oleh sejarah. Hakikat manusia adalah makhluk pekerja (homo laborans, homo faber) , hanya bagi Hegel dipandang sebagai manusia abstrak, sedangkan bagi Marx, justru kerja adalah sesuatu yang sudah “tercuri” dari manusia. Pertumbuhan manusia yang pesat, menimbulkan pembagian kerja guna memenuhi keperluan hidupnya. Untuk memenuhi keperluan tersebut adalah “produksi bahan-bahan. Landasan material hidup kemasyarakatan itu adalah: cara-cara produksi barang material (mode of production). Sehingga bagi Marx ada dua faktor yang bekerja pada produksi barang yaitu: 8 1. Kekuatan-kekuatan material yang produktif yang dikenal dengan forces of production, meliputi: (a) material kasar (b) alat-alat produksi (alat kerja, mesin dsb) (c) kecakapan pekerja (skill) dan (d) pengalaman bekerja. 2. Hubunga-hubungan produksi, yaitu hubungan-hubungan antarmanusia dalam berproduksi yang dikenal social relation of production. Perkembangan yang terus menerus dari kekuatan yang berproduksi di dalam sejarah berpindah-pindah dari generasi masyarakat yang satu kepada generasi masyarakat berikutnya. Menurut Marx dan Engels dalam German Ideology (1965)9. Suatu riwayat produk adalah hasil dari tindakan seluruh generasi yang turun temurun dan tiap generasi berdiri di atas bahu generasi yang mendahuluinya sambil melanjutkan perkembangan kegiatan pergaulannya dan modifikasi orde sosialnya, sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan yang telah berubah. Bahkan obyek-obyek dari kepastian indera yang paling sederhana pun hanya diberikan kepadanya melalui perkembangan sosial, pergaulan kegiatan dan hubungan niaga. Karl Marx. The Materials Forces and the Relations of Production, Contribution to theCcritiqu of Political Economi (Publikasi asli 1904) dalam Parson dkk. Theories of Society. New York: The Free Press. 1965. Hlm. 136138. 9 Anthony Giddens. Capitalism and Modern Social Theory, Op. Cit. hlm. 26-27. 8 Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ... Sejarah perkembangan (cara-cara produksi) bagi Marx adalah hasil dari generasi kegenerasi sesuai dengan orde sosialnya dimana masing-masing generasi saling memberikan landasan untuk generasi berikutnya. Makna sejarah bagi Marx adalah 10: ….Segera setelah proses kehidupan manusia (dalam pengasingan–tidak empiris) dapat dijelaskan, maka sejarah yang hanya kumpulan fakta seperti materialis abstrak atau kegiatan yang ada di dalam bayangan fikiran seperti halnya para idealis, akan berhenti. Maka nilai ilmu tulen, ilmu positif, yaitu penampakan dari kegiatan praktis dari proses praktis perkembangan ekonomi manusia. Bagi Marx sejarah yang hanya ada dalam pikiran dan materialisme abstrak adalah tidak mempunyai nilai untuk membangun masyararakatnya. Marx bersemangat untuk menyusun sejarah perkembangan ekonomi yang empirik yang mendorong manusia yang kreatif dan empiris dalam hubungannya dengan alam. Marx mempelajari sejarah dan prinsip-prinsip dan hukum-hukum sosialnya. Masyrakat yang diselidikinya mempunyai dinamika atau logika perkembangan masing masing yang khas intern. Dari satu generasi ke generasi selanjutnya meneruskan kegiatan tradisionalnya atau memodifikasinya (Distorsiteleologis) tipologi masyarakat yang ditelusuri Marx adalah segi perbedaan progresifnya dan pembagian tenaga kerjanya (seperti dalam naskahnaskah 1984) bahwa perluasan pembagian tenaga kerja itu sama artinya dengan pertumbuhan keterasingan dan pemilikan pribadi masyarakat kelas terbentuk dari pemilikan bersama yang secara orisinil tidak berbeda namun tergantung kepada 10 11 Ibid. hlm. 27 ibid, hlm. 29 15 spesialisasi pembagian tenaga kerja (misal buruh yang diupah) yang terabaikan dari jangkauan kemampuan sebagai pemproduksi universal. Menurut Marx tingkat pembagian kerja menentukan pula hubungan-hubungan pribadi antar orang di antara mereka dalam kaitanya dengan bahan-bahan produksi, instrumen, dan hasil kerja11. Kondisi masyarakat dengan tipologi masyarakatnya dipelajari Marx dengan bahan-bahan sejarah Eropa dari masyarakat suku sampai masyarakat kuno (Yunani dan Romawi). Untuk perkembangan kesukuan mengkaji masyarakat timur (India dan Cina). Bahan lain masyarakat suku Jerman dan kekacauan kekaisaran Roma membentuk rangkaian dengan masyarakat feodal Eropa Barat, sehingga sejarah perkembangan ekonominya dideskripsikan dengan tipologi sebagai berikut 1. Masyarakat primitif (kesukuan). Ciri masyarakat ini pemilikan tanah bersama, pembagian kerja sederhana, tidak ada kelas, tidak ada milik pribadi, hubungan sosial kekerabatan dan pembagian kerjanya spontan dalam keluarga. 2. Masyarakat purba (Ancient). Ciri masyarakat ini mulai ada perkembangan, penduduk dan perdagangan mulai bertambah. Kemudian untuk mengorganisir sistem produksi mulai tumbuh sistem perbudakan yang efektif dan terspesialisasi. Masyarakat perbudakan menjadi cikal bakal kelas yang akan tumbuh konflik kelas, contohnya bangsa Romawi dan Greek. 3. Masyarakat Feodal. Cirinya dalam kemakmuran bertumpu dalam tanah, struktur yang dihasilkan secara alamiah yaitu aristokrasi feodal yang didasarkan pada wilayah dan bersifat 16 SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012 hirarkis. Tumbuh majikan penguasa feodal yang mengontrol para pengrajin dan pekerja terampil. 4. Masyarakat modern (Kapitalis). Cirinya tumbuh kapitalis, diawali dengan produksi yang melebihi konsumsi, sehingga berkeinginan untuk menjadi pedagang . Pada tahap kapitalis buruh upah proletar memiliki hubungan dengan majikan borjuis semata, sebagai penjual tenaga kerja yang kegiatan produksinya dipergunakan untuk menghasilkan produk-produk yang akan dijual dalam sistem pasar yang bersifat impersonal. 5. Masyarakat komunis (scientific communism). Adalah suatu tahap dimana pemilikan pribadi akan lenyap, kekutan-kekutan produksi menjadi milik bersama (communal property). Pribadi-pribadi akan berinteraksi dalam hubungan-hubungan komunal, tidak hanya ekonomi. Kritik Terhadap Pemikiran Marx Kritik terhadap Marx yang dimaksud adalah kritik terhadap pandangannya bahwa sejarah itu bersifat bendawi atau materialisme sejarah sebagai salah satu teori pokoknya Marx, sehingga tidak mengkritisi Marxisme. Sebelum mengkritisi ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian bahwa Marx sendiri tidak semarxis pengikutnya, terkadang pada pernyataan tertentu Marx sendiri memberikan catatan penting tentang pandangannya. Diantarnya pada suatu kesempatan menyatakan: bahwa “Saya tidak se-Marxis anda, saya adalah Marx bukan Marxis”. Kritik yang patut disampaikan mengenai kelestarian suatu teori, teori tentu dasarnya empirik, namun sejarah materi tidak selamanya berlaku untuk masa kini dan mendatang, sehingga teori harus sebagai premis apriori sebagai hasil serangkaian kerja ilmiah logis. Metode ilmiah demikian tidak terpenuhi pada sejarah materi. 12 Mengenai teori tentang masyarakat sebagai dasar (infrastruktur) adalah ekonomi (ekonomi basis) dan bagian lainya bangunan atas (superstruktur) yang dikategorikan nilai, ideology, politik dan budaya, tidak selamanya benar, karena ekonomi sebagai basis tidak selamanya mendahului superstruktur. Adakalanya nilai budaya sejumlah falsafah, kepribadian, gagasan, pandangan dan nilai agama atau ideologi keagamaan maju mendahuli zamannya. Marx telah berhasil menyusun tipologi masyarakatnya berdasarkan asumsi metrialisme sejarah. Namun kritik terhadap materialisme sejarah identik dengan kritik untuk materialisme, yaitu kekuatan produksi dalam masyarakat juga merupan hasil akal manusia, sebagaimana pemikiran masyarakat (realitas sosial) adalah hasil dari kekuatan produksi. Kritik lain bahwa dalam sistem produksi (lama) dapat juga mengembangkan corak kebudayaan yang lain. Demikian pula kelompok yang hidup di bawah kondisi ekonomi dan budaya sama, ternyata dapat menganut sistem pemikiran yang berlainan. Kritik lain bahwa dialektika pada sejarah bukanlah suatu klaim penjelasan paling benar, sebab tesis, antitesis dan sintesis dalam sejarah itu senantiasa terjadi. Demikian pula tidak selamanya tahap baru sejarah akan lebih tinggi dari tahap sebelumnya. sering pula ada masa disintegrasi. Pandangan tesis, antitesis dan sintesis dalam sejarah ada tendensi kurang mengkaji perbedaan 12 Muttahari Murtada. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Mizan. 1985. Hlm. 125-144. Muttahri mengkritik secara luas, yang dijadikan rujukan dalam tulisan ini. Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ... dan akan mereduksi kejadian atau peristiwa sejarah. Pandangan materialisme sejarah (dialektika) sering digunakan atau pembenaran untuk melakukan tindakan kekerasan, padahal dapat saja perubahan sejarah (kekuatan produksi bahan) dalam masyarakat dapat dilakukan secara damai. Kritik dari pandangan agama (Islam) berkaitan dengan konsep materialisme sejarah (masyarakat), telah ditegaskan dalam Al Quran bahwa masyarakat terpolarisasi antara masyarakat miskin (tertindas, lemah, terampas) dan kaya (penindas, para tiran, angkuh, mewah, berlimpah, klik penguasa). Kemudian polarisasi masyarakat dimensi ruhaniah antara orang beriman (tauhidullah, taqwa, saleh, syuhada) dan masyarakat tidak beriman atau kafirun (termasuk musyrik, fasik, mufsid, togut). Hal tersebut Islam membenarkan adanya realitas kesadaran kelas, sebagai hukum sosial. Namun tidak mutlak bendawi atau materi penentu sejarah. Keberhasilan gerakan moral Islam atau yang membangun masyarakat adalah dari kalangan tertindas atau dhuafa, 17 syahid, kelas massa/ummah.13 Demikian jelas tampaknya bahwa pemikiran sejarah materi terbantahkan oleh sejarah kehidupan manusia itu sendiri sebagai sunatullah atau hukum sosial. Masyarakat dalam Al Quran digambarkan sebagai masyarakat ideal. Masyarakat adalah sebagai ummatan wahidah (masyarakat yang satu), ummatan wasathan (masyarakat pertengahan), ummatan muqtashidah (masyarakat terpuji, tidak berlebihan), khairi ummah (masyarakat yang baik, unggul), Baldatun thoyibah (negeri yang musyawarah anti kekerasan)14. Gambaran masyarakat ideal menunjukkan tidak ada masalah dalam pengaturan nilai, norma dan juga pengaturan spiritual dan material. Semuanya sudah ada aturan yang jelas, sehingga tidak ada gambaran masyarakat sebagai produksi dari sejarah materi. Masyarakat dalam pandangan Islam bukan hasil proses dan mekanisme sosial budaya materi, tetapi materi dan ruhani sama-sama dibangun, sehingga menghasilkan masyarakat ideal. Bacaan Ali, Nurdina. 2006. Quraniq Society. Jakarta: Erlangga Giddens, Anthony. 1985. Capitalism and modern social theory. London: Cambridge University Press Harris, Bottomore T, Kiernan, Miliband. 1983. A Dictionary of Marxist Thought. Harvard University Harun , Hadiwijono. 1980. Sari Sejarah Filsafat 2. Yogyakarta: Kanisius Murthada, Muttahari. 1985. Masyarakat dan Sejarah. Bandung: Mizan Parsons, Talcott, dkk. 1965. Theories of Society. New York: The Free Press Titus, Smith, dan Nolan,1984. Persoalan Persoalan Filsafat, Penerbit Bintang Bulan 13 Telaah Al Quran (S 28:5; S 28:75; S 62:2; S 34:34) 14 Lihat Nurdin Ali. Quraniq Society. Jakarta: Erlangga. 2006, hal 57-118. Telaah Al Quran S 2:213; S 2:143; S 5:66; S3 :10; S 34:15). 18 SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012 LAMPIRAN : AYAT SUCI AL-QURAN Q.S 28: 5 ْ ُ ُ َ َ ْ َْ َ جَ ْ َ َ ُ ْ َ َّ ً َ ج ُ ْ ُ ْ َ ََّ ُ ُ َ ْ َ ُ َّ لَىَ ذ َ َ )٥( ار ِثني ِ ون ِريد أن نمن ع ِ الين استض ِعفوا يِف األر ِض ونعلهم أئِمة ونعلهم الو 5. Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)[1112], [1112] Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir’aun dahulu. sesudah kerjaan Fir’aun runtuh, negeri-negeri ini diwarisi oleh Bani Israil. Q.S 28: 75 َْ َ َ ْ َ ْ لُ ّ ُ َّ َ ً َ ُ ْ َ َ ُ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ َّ ح َ ُ ََ َ َّ َ ْ ُ ْ َ اَ ُ َ ْ ر َّ َ ال تون ل وضل عنهم ما كنوا يف ق ك أم ٍة ش ِهيدا فقلنا هاتوا برهانكم فع ِلموا أن ِ ِهل ِ ونزعنا ِمن )٧٥( 75. Dan Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi[1136], lalu Kami berkata “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu”, Maka tahulah mereka bahwasanya yang hak itu[1137] kepunyaan Allah dan lenyaplah dari mereka apa yang dahulunya mereka ada-adakan. [1136] Yang dimaksud: saksi di sini ialah Rasul yang telah diutus kepada mereka waktu di dunia. [1137] Maksudnya: di waktu itu yakinlah mereka, bahwa apa yang telah diterangkan Allah dengan perantaraan Rasul-Nya Itulah yang benar. Q.S 62: 2 ْ َ ْ ْْ ُ ْ َ ْ ُ َ َ ْ ْ َ َ ُ َ ّ ْ َ ُ َ ّ ُ ُ ُ ْ َ َ َ ح َ َ َ َُّ َ ذ َ ث ف األ ّم ّي ُ ني َر ل ع ي و م يه ك ز ي و ه ت ا آي م ه ي ل ع و ل ت ي م ه ن م وال س الك َمة َوإِن و اب ت ك ال م ه م ِ ِ ِ هو ِِ ِ ِ ِالي بع ي ِ ِ ِ ِِ ُ َا َ َ َُْ ْ ُ )٢( ني ٍ كنوا ِمن قبل ل يِف ض ٍ الل م ِب 2. Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Q.S 34: 34 ْ ُ َا َّ َ ُ َ َْ َ ُ ر َ َ ْ ََْ ََو َما أَ ْر َسلْن )٣٤( تفوها ِإنا بِ َما أ ْر ِسلتُ ْم بِ ِه ك ِف ُرون ير ِإال قال م ذ ن ن م ة ي ر ق ف ا ِي ٍ ِ ِ ٍ 34. Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: “Sesungguhnya Kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya”. Telaah Al Quran Q.S 2:213; S 2:143; S 5:66; S3 :10; S 34:15): Munandar Sulaeman, Kritik Pemikiran Islam atas Marx tentang Materialisme ... 19 Q.S 2: 213 ُ ْ َ ّ َ ْاَ َ َّ ُ ُ َّ ً َ َ ً َ َ َ َ ُ َّ ّ َ ُ َ رّ َ َ ُ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ ُ ُ ْ َ َ ح َكم كتاب بِال ِق يِلح ِ شين ومن ِذ ِرين وأنزل معهم ال ِ كن انلاس أمة و ِ ِ احدة فبعث اهلل انل ِب ِيني مب ُ َّذ ْب َ َ ُ َْ َ َ َْ َ ْ ْ ُ َ ُ َُْ َ َ َْ ْ ُ ُ َ َّ َ َْبين ال ِيّنَات َبغيًا بَينَ ُه ْم الين أوتوه ِمن بع ِد ما جاءتهم ِ اس ِفيما اختلفوا ِفي ِه َوما اختلف ِفي ِه ِإال ِ انل َُّ ذ ََ ْ َ َ ُ ى َ َُ ْ ْ َ ُ َ ْ ّ َ َْ ح َ ين َ ْ ُ ص َ ال اهلل يه ِدي من يش آمنُوا ل ِ َما اختَلفوا ِفي ِه ِمن ال ِق بِ ِإذنِ ِه و ف َه َدى يم ِ اهلل ٍ َ ِاء ِإل ر ٍ اط مست ِق )213( 213. Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. Q.S 2:143 ََ َ َ َ َ َ ْ َ ُ ْ ُ َّ ً َ َ ً َ ُ ُ ُ َ َ َ لَى ُ ْ َ َ ُ ُ َّ َ ُ َ َ ً ك ْم َشه َّ يدا َو َما ي ل ع ول س الر ون ك ي و اس انل ع وكذلِك جعلناكم أمة وسطا تِلكونوا شهداء ِ ِ َ َ ْ ُ َّ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ً َ َ َ ْ َ ََ ْ َ َ َ ْ َ َّ ُ َّ ُ َ َّ ْ َ ْ َ ُ لَىَ َ َ ْ َ ْ ا رية ت َعليْ َها ِإال لنِ علم من يت ِبع الرسول ِممن ينق ِلب ع ع ِقبي ِه وإِن كنت لك ِب جعلنا ال ِقبلة ال يِت كن َّلَىَ ذ ٌ ُ ََ َّ ْ ُ َ َ َ ُ ُ َ َُ َ َ ا َ ين َه ٌ وف َرح َ َ َّ )143( يم ء ر ل اس انل ب اهلل ن إ م ك ان يم إ يع ض ل اهلل ن ك ا م و اهلل ى د ال ِ ِ ِ ِإال ع ِ ِ ِ ِ ِي 143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan[95] agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa Amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. [95] Umat Islam dijadikan umat yang adil dan pilihan, karena mereka akan menjadi saksi atas perbuatan orang yang menyimpang dari kebenaran baik di dunia maupun di akhirat. Q.S 5: 66 َ ْ ََ َ ْ َ َّ ُ ْ َ َ ُ َّ ْ َ َ َ جْ َ َ َ ُ ْ َ يَ ْ ْ ْ َ ّ ْ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ح ْ ت أ ْر ُج ِل ِه ْم ِمن ُه ْم ِ اإلنيل وما أن ِزل ِإل ِهم ِمن ربِ ِهم ألكلوا ِمن فو ِق ِهم و ِمن ت ِ ُولو أنهم أقاموا اتلوراة و َ ُ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ٌ َ َ ٌ َ َ ْ ُ ٌ َّ )٦٦( اء َما يع َملون أمة مقت ِصدة وك ِثري ِمنهم س 66. Dan Sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka[428]. dian- 20 SOSIOLOGI REFLEKTIF, Volume 7, Nomor 1, Oktober 2012 tara mereka ada golongan yang pertengahan[429]. dan Alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka. [428] Maksudnya: Allah akan melimpahkan rahmat-Nya dari langit dengan menurunkan hujan dan menimbulkan rahmat-Nya dari bumi dengan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan yang buahnya melimpah ruah. [429] Maksudnya: orang yang Berlaku jujur dan Lurus dan tidak menyimpang dari kebenaran. Q.S 3:10 ُ ُ َ ْ ُ َ ََ ْ ً َ ُ ئ ُ ْ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ ْ َ ُ َ َ َ ََّّ ذ ْ الد ُه َ َّ ود )10( ار انل ق و م ه ك ول أ و ا ئ ي ش هلل ا ن م م الين كفروا لن تغ يِن عنهم أموالهم وال أو ِ ِ ِ ِإن ِ ِ 10. Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Allah dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka, Q.S 34:15 ُ َُ َ ل َ ْ َ ٌ ٌ ْْ ُ هَ د ُ َلَ َق ْد اَك َن ل َسب َكنه ْم آيَ ٌة َج َّنتَان َع ْن ي ال كوا ِم ْن ِر ْز ِق َر ّبِك ْم َواشك ُروا ُل بَ َلة َط ِّيبَة م س م ف إ ِ ِ ِي ٍ ني و ِشم ِ ٍ ِ ٍ ِ ٌ َو َر ٌّب َغ ُف )٥١( ور 15. Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun”.