BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri garmen di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Industri garmen di Indonesia kian lama kian berkembang dikarenakan
hasil atau profit yang diperoleh menjanjikan, maka terjadi persaingan yang
ketat didalam industri tekstil. Industri garmen di Indonesia selain merambah
pasar lokal sekarang ini banyak yang sudah mencapai pasar internasional
melalui eksport dan import. Yang dihasilkan dari industri garmen adalah
berupa bahan baku yang diproduksi sampai menghasilkan pakaian jadi.
Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia
saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya
manusia. Jumlah sumber daya manusia yang besar apabila digunakan secara
efektif dan efisien, hal ini akan bermanfaat untuk menunjang gerak lajunya
pembangunan nasional yang berkelanjutan. Melimpahnya sumber daya
manusia yang ada saat ini mengharuskan berfikir secara seksama yaitu
bagaimana dapat memanfaatkan sumber daya manusia secara optimal. Agar di
1 2 masyarakat memiliki sumber daya manusia yang handal, maka diperlukan
pendidikan yang berkualitas, penyediaan berbagai fasilitas sosial, lapangan
pekerjaan yang memadai. Kelemahan dalam penyediaan berbagai fasilitas
tersebut akan menyebabkan keresahan sosial yang akan berdampak kepada
keamanan masyarakat.
Bagi banyak orang salah satu tujuan mereka bekerja adalah memperoleh
kepuasan kerja karena kepuasan kerja sangat penting dalam Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM). Akan tetapi jika indikasi - indikasi dari
tingkat kepusan kerja yang rendah masih muncul, maka hal tersebut menjadi
suatu masalah. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap
pekerjaannya, hal ini tampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan
dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Setiap karyawan
memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai yang
berlaku pada dirinya.
Perusahaan senantiasa menginginkan agar karyawannya bekerja
dengan baik, dengan demikian untuk meningkatkan kontribusi para karyawan
kepada
organisasinya,
pemberdayaan.
maka
organisasi
perlu
Pemberdayaan
dianggap
mampu
menerapkan
program
menumbuhkan
dan
meningkatkan kreativitas para karyawan. Oleh karena itu, pemberdayaan
dipandang
menjadi
bagian
yang
penting
dalam
rangka
menjamin
kelangsungan hidup organisasi dalam lingkungan yang kompetitif. Untuk itu
dibutuhkan komunikasi atau saling tukar menukar informasi dan pengetahuan
3 antara manajer dan karyawan sehingga para karyawan dapat benar-benar
memahami tugasnya dan dapat memberikan kontribusi yang nyata pada
pencapaian prestasi organisasi.
Membahas kepuasan kerja tidak akan terlepas dengan adanya faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Agar kepuasan
karyawan
selalu
konsisten
maka
setidaknya
perusahaan
selalu
memperhatikan lingkungan dimana karyawan melaksanakan tugasnya
misalnya rekan kerja, pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Masalah
budaya itu sendiri merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi atau
perusahaan, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada
dalam perusahaan. Budaya organisasi merupakan falsafah, ideologi, nilainilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki
secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu.
Mengapa budaya organisasi penting, karena merupakan kebiasaankebiasaan yang terjadi dalam hirarki organisasi yang mewakili norma-norma
perilaku yang diikuti oleh para anggota organisasi. Budaya yang produktif
adalah budaya yang dapat menjadikan organisasi menjadi kuat dan tujuan
perusahaan dapat terakomodasi. Beberapa perusahaan di Indonesia belum
banyak mengenal tentang budaya organisasi, hal ini diperjelas bahwa belum
adanya perilaku yang baku dalam melaksanakan segala aktivitas yang ada
4 didalam perusahaan, tetapi yang ada peraturan tata tertib kerja yang merupakan
bagian terkecil dari budaya organisasi.
Pada PT.Greentex Indonesia Utama program pemberdayaan telah
dilakukan yaitu berupa pelatihan dan pemeliharaan aset-aset sumberdaya
manusia melalui sistem pengembangan sumberdaya manusia dengan
memberikan kesempatan karyawan untuk melaksanakan pelatihan.
Pelatihan yang dilaksanakan meliputi:
1) Pelatihan awal yaitu training induksi atau training yang diberikan
kepada karyawan baru sebagai pengenalan kepada perusahaan
mengenai peraturan, kebijakan ketenaga kerjaan K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) dan company profile in brief.
2) Training yang diberikan ada yang bersifat jadwal tahunan : training K3
diberikan
sesuai
dengan
materi
dan
job
function,
training
ketenagakerjaan/labor diberikan kepada level admin, supervisor, chief
dan staff yang akan disampaikan ulang kepada karyawan produksi
melalui supervisor masing – masing.
3) Yang terakhir training yang berkaitan dengan skill kerja, biasanya
yang diberikan adalah training untuk mempersiapkan multiskill
workers jadi mereka bisa bekerja dengan berbagai macam mesin, tidak
hanya satu mesin saja. (hasil wawancara dengan HRD PT.Greentex
Indonesia Utama)
5 Sedangkan untuk budayanya sendiri pada perusahaan ini menerapkan
budaya organisasi yaitu 5S (Sort, Set in order, Shine, Standarize, and Sustain)
sama saja dengan 5R (Ringkas, Rapih, Resik, Rajin, dan Rawat). Budaya
organsasi tersebut wajib dilaksanakan oleh semua karyawan baik terhadap
dirinya sendiri maupun terhadap konsumen, karena karyawan PT. Greentex
Indonesia Utama setiap harinya akan lebih banyak berhubungan dengan
konsumen. Selain itu budaya organisasi yang ditanamkan didalam PT.
Greentex Indonesia Utama sendiri yaitu “Selamat pagi, selamat siang,
selamat sore, mohon maaf, terima kasih budaya kami adalah selalu
mengucapkan salam satu dengan yang lain ketika bertemu satu sama lain”.
(hasil wawancara dengan HRD PT.Greentex Indonesia Utama)
Permasalahan terkait dengan sumber daya manusia masih saja terjadi
di PT. Greentex Indonesia Utama, permasalahan tersebut adalah rendahnya
budaya organisasi, yaitu ditunjukkan oleh adanya karyawan yang tidak
mengetahui slogan atau etos kerja yang diemban organisasi, sehingga kurang
komunikatif terhadap sesama karyawan, atasan dan terhadap masyarakat,
juga kurangnya kerjasama dan keagresifan kerja bagi beberapa karyawan
sehingga ada karyawan yang lebih memilih bekerja sendiri dan santai.
Masalah lain yang muncul adalah adanya karyawan yang tidak
mengikuti program – program pemberdayaan yang diadakan secara rutin
oleh perusahaan seperti kegiatan pelatihan akibatnya ada karyawan yang
tidak mengetahui bagaimana mengoperasikan mesin – mesin yang ada
6 didalam pabrik dan ada beberapa karyawan yang menganggap pekerjaan
yang dilakukan kurang penting sehingga menghambat proses produksi dan
kurangnya tanggung jawab karyawan terhadap pekerjaannya yang tentunya
dapat merugikan perusahaan. Permasalahan – permasalahan tersebut
merupakan indikasi bahwa karyawan kurang mendapatkan kepuasan selama
mereka bekerja.
Membahas kepuasan kerja tidak akan terlepas dengan adanya faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja seseorang. Kepuasan kerja
juga dapat terbentuk melalui budaya organisasi yang pada akhirnya juga akan
meningkatkan kinerja karyawan (Pabundu Tika, 2003). Ada banyak
penelitian mengenai kepuasan kerja, pemberdayaan kerja dan psikologis
berpengaruh terhadap kepercayaan organisasional dan kepuasan kerja.
Kepusaan kerja dalam diri individu dapat terbentuk melalui pemberdayaan
kerja. Pemberdayaan kerja muncul sebagai suatu konstruk yang dianggap
penting bagi inovasi dan efektivitas organisasi, karena pemberdayaan kerja
merupakan trend pengelolaan sumber daya manusia dimasa yang akan datang
(Debora, 2006). Mengingat persoalannya sangat kompleks sekali, maka
pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi harus cermat dalam
mengamati sumberdaya yang ada. Banyak hal yang dapat memengaruhi
kepuasan kerja seseorang, sehingga perusahaan harus menjaga faktor-faktor
yang dapat terpenuhi secara maksimal, kepusaan kerja dalam diri individu
dapat terbentuk melalui pemberdayaan kerja. Hasil penelitian (Koesmono,
7 2005) menunjukkan budaya organisasi berpengaruh positif pada kepuasan
kerja meskipun berpengaruh secara tidak langsung. Menurut (Lund,2003) tiga
tipe budaya organisasi yaitu; Clan, Adhocracy, Hierarchy. Menurut (Lok and
Crawford ,2004) adalah budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja.
Berdasarkan research gap di atas, maka peneliti ingin mengetahui
lebih jauh mengenai tingkat kepuasan kerja karyawan pada PT. GreenTex
Indonesia Utama yang merupakan pabrik penghasil pakaian dan sepatu.
Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penilitian
tentang “Analisis Pengaruh Pemberdayaan dan Budaya Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan”.
1.2
Rumusan Masalah
Selanjutnya
untuk
mengembangkan
permasalahan
dirumuskan
pertanyaan penelitian (research question) sebagai berikut:
1) Sejauh mana pengaruh pemberdayaan secara signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan
2) Sejauh mana pengaruh budaya organisasi secara signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan
3) Sejauh mana pengaruh pemberdayaan dan budaya organisasi secara
simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
8 1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti empiris yang
berkaitan dengan pengaruh antara variable pemberdayaan dan budaya
organisasi dengan kepuasan kerja karyawan seperti:
1) Menganalisis pengaruh pemberdayaan secara signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan
2) Menganalisis pengaruh budaya organisasi secara signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan
3) Menganalisis pengaruh pemberdayaan dan budaya organisasi secara
simultan dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
1.4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1) Pihak PT. Greentex Indonesia Utama menjadi bahan masukan bagi
pihak pengambil keputusan diperusahaan untuk meningkatkan
kepuasan kerja karyawan.
2) Pihak lain, dapat digunakan sebagai bahan kajian empiris dan acuan
dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya manajemen sumber
daya manusia. Akademisi dari bidang sumberdaya manusia khususnya
dan dalam bidang manajemen pada umumnya ingin mengetahui dan
mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan kepuasan kerja
karyawan.
9 
Download