Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 10 Jan'10
1 Yoh. 4: 7-21
Pdt. Andi Halim, S. Th
Apakah keunikan orang Kristen? Apakah yang tidak korupsi hanya orang Kristen? Yang setia
pada pasangannya hanya orang Kristen? Jikalau Alkitab mengatakan bahwa siapa yang
mengasihi berada di dalam Allah maka berarti semua orang yang bukan Kristen yang memiliki
kasih juga berada di dalam Allah. Inilah penafsiran yang dangkal dari orang-orang liberal yang
akhirnya menyimpulkan bahwa keselamatan bukan hanya milik orang Kristen saja tetapi juga
pemeluk agama lain.
Kasih memang adalah naluri yang dimiliki baik manusia maupun binatang. Tapi apa keunikan
kasih Kristen? Nyatanya orang Kristen juga ada yang berjinah dan jatuh ke dalam dosa. Ada
yang memiliki masalah keuangan, masalah rumah tangga dan macam-macam. Orang Kristen
bisa taat, bisa jatuh demikian juga pemeluk agama lain.
Benarkah orang yang menjalankan kasih sudah berada dalam Tuhan? Minggu lalu saya sudah
mengungkapkan bahwa kasih manusia sudah terdistorsi dan dinodai oleh dosa sehingga
motivasi kasihnya berpusat pada diri sendiri. Maka kasih yang sempurna hanya satu yaitu dari
Allah saja. Kasih semua manusia sudah ternoda oleh dosa. Akan tetapi ini tidak boleh dijadikan
alasan bagi kita untuk membenarkan diri berbuat dosa. Banyak orang yang menjadi “professor
alasan” untuk berbuat dosa. Kita memang jangan kaget melihat orang Kristen atau bahkan
pendeta berbuat dosa. Tapi ini dosa bukan untuk dijadikan kewajaran dan dilampiaskan.
Manusia bisa menggunakan ayat Firman Tuhan untuk membenarkan dirinya demi hawa
nafsunya. Ada orang tua yang memakai ayat “hormatilah orang tuamu” atau suami yang
menggunakan ayat “hai istri hormatilah suamimu” untuk menindas anak dan istri demi
membenarkan perilaku mereka yang egois. Ini bukan berarti anak boleh kurang ajar dan istri
boleh tidak tunduk pada suami. Akan tetapi ayat ini tidak boleh disalahgunakan. Memang kasih
Allah yang sempurna dan kasih manusia sudah ternoda oleh dosa. Akan tetapi Alkitab
mengatakan bahwa apabila kita mengasihi Allah kita juga wajib mengasihi sesama kita. Kita
belajar mengasihi Allah dengan mengasihi sesama sebagai bentuk ketaatan.
1/5
Ringkasan Khotbah - 10 Jan'10
Karena kasih Allah adalah yang sempurna maka kasih manusia tidak boleh menjadi sumber
kasih kita. Siapa yang mau mengasihi dengan benar harus kembali kepada sumbernya. Tuhan
Yesus mengatakan bahwa di luar Dia kita tidak dapat berbuat apa-apa. Ini bukan berarti tidak
bisa berbuat apa-apa sama sekali. Banyak sekali yang kita bisa perbuat, tapi perbuatan dosa.
Akan tetapi perbuatan yang sesuai dengan standar kebenaran firman tidak mungkin bisa
dilakukan di luar kasih Tuhan Yesus. Ini berbeda dengan kasih secara umum. Ini bukan kasih
sembarangan yang semua orang bisa melakukannya. Kasih harus kembali kepada sumbernya.
Ranting tidak bisa berbuah dari dirinya sendiri. Ranting bisa berbuah apabila ia melekat pada
pokok anggur yang benar. Kasih yang benar tidak mungkin dapat dilakukan tanpa kita memiliki
relasi dengan Allah yang benar.
Lalu wujud dari kasih itu apa? Jujur, setia, tidak korupsi, menolong orang lain itu tidak unik.
Jangan salah mengerti. Bukan berarti semua itu tidak perlu. Semua itu sudah seharusnya
dilakukan. Bukankah Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa kita hanya mengasihi
orang-orang yang mengasihi kita lalu apa bedanya kita dengan orang-orang yang tidak
mengenal Allah yang juga melakukan demikian?
Jadi apa keunikan kasih orang percaya? Tuhan Yesus mengatakan, “kasihilah musuhmu.”
Orang yang memfitnah kita, merugikan kita, merusak masa depan kita, menghancurkan
kehidupan dan pekerjaan kita, bisakah kita mengasihinya? Siapa yang gengsinya sudah
dirusak bisa tetap tenang? Apakah kita hanya mengasihi orang yang mengasihi kita atau juga
mengasihi orang yang membenci kita? Inilah yang dipraktekkan oleh Tuhan Yesus pada waktu
Ia disalib. Orang-orang itu tidak mengerti apa yang dilakukannya dan suatu saat akan menyesal
atas apa yang dilakukannya.
Keunikan kasih itu hanya satu: bukan kita yang telah mengasihi Allah tetapi Allahlah yang telah
mengasihi kita dan mengutus Anak-Nya yang tunggal untuk menebus dosa kita (10). Kasih
yang mau berkorban, yang berorientasi pada keselamatan jiwa seseorang. Ini yang namanya
unik. Apakah saya sebagai orang Kristen juga memiliki orientasi pada keselamatan jiwa
seseorang? Ini bukan kasih karena sekedar relasi; karena rekan bisnis, punya hobi yang sama
atau karena anggota keluarga tetapi kasih karena darah Kristus.
Inilah keunikan yang tidak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang tidak memiliki relasi dengan
Kristus, tidak mungkin dimiliki oleh orang-orang yang belum lahir baru dan bertobat. Orang
yang tidak pernah merasakan kasih Allah tidak mungkin merindukan orang lain merasakan
kasih itu, kecuali dia cuma dipakai menggenapi rencana Tuhan seperti Yudas. Dia juga
2/5
Ringkasan Khotbah - 10 Jan'10
menjangkau orang belum percaya bahkan juga mengkhianati Tuhan Yesus.
Kasih yang sejati ada bukti pengorbanannya, bukan sekedar bicara saja. Bicara kasih tanpa
bukti berarti gombal. Demikian juga kita bila mengatakan mengasihi Allah tetapi tidak ada
wujudnya. Maka kerinduan menyatakan kasih Allah diwujudkan dengan berkorban.
Pengorbanan bukan berarti memberi barang rombengan yang kita sendiri tidak mau.
Pengorbanan berarti memberi yang terbaik, bukan barang sisa-sisa atau buangan. Akan tetapi
bentuk barang yang terbaik yang orang berikan kepada Tuhan berbeda-beda. Itulah sebabnya
Tuhan tidak pernah menghakimi orang berdasarkan pemberiannya tetapi motivasi hatinya.
Berapa persen yang diberikan? Orang yang memiliki penghasilan 100 milyar tapi memberikan
persembahan satu juta rupiah itu sama saja dengan orang yang memiliki 1 juta rupiah tapi
memberi 10 rupiah. Apakah itu namanya berkorban?
Orang yang berkorban pasti belajar dan bergumul memberikan yang terbaik. Tetapi setiap
orang dididik dengan cara yang berbeda. Ada orang yang berkata kepada saya bahwa jadi
hamba Tuhan harus menyangkal diri, memikul salib, menderita. Ini bukan berarti hamba Tuhan
tidak boleh digurui. Tapi dari mana ia tahu hamba Tuhan itu memikul salib dari mana? Tahukah
kita bahwa seorang hamba Tuhan sejati pada waktu ia berkomitmen untuk menyerahkan diri itu
berarti komitmen seumur hidupnya untuk tidak mencari profit? Memang ada juga orang yang
berpikir mau menjadi hamba Tuhan untuk memperoleh keuntungan. Itu yang namanya
“berdagang” gereja. Gereja dijadikan alat cari keuntungan. Menjadi hamba Tuhan berarti seperti
disumpah bahwa seumur hidup tidak mencari keuntungan sampai mati. Itu adalah pergumulan
penyangkalan diri dan berani pikul salib. Ini bukan berarti motivasi hamba Tuhan tidak bisa
berbelok dan tergoda akan hal-hal duniawi akan tetapi hamba Tuhan yang dipimpin-Nya pasti
akan ditegur dan dikoreksi kalau ia punya motivasi yang tidak beres. Karena itu seharusnya hal
ini juga menjadi pola hidup orang percaya, yaitu non-profit. Ini bukan berarti semua orang yang
di dalam Tuhan tidak boleh kaya. Kaya atau tidak adalah anugerah Tuhan tidak tergantung
pada seberapa keras kerja kita. Namun saya tidak mengajarkan orang menjadi malas.
Masalahnya adalah kita harus bertanggung jawab atas apa yang Tuhan percayakan kepada
kita. Masalah hasil kita serahkan kepada Tuhan. Tujuan hidup kita adalah untuk kemuliaan
Allah, bukan untuk mencari keuntungan. Ini bukan berarti orang Kristen tidak boleh berdagang.
Tetapi untung dan kaya adalah bagian Tuhan.
Kasih yang berkorban tidak menuntut keuntungan. Orang Kristen beribadah juga bukan untuk
mencari keuntungan tapi untuk mengorbankan dan memberi yang terbaik bagi Tuhan. Kalau
semua jemaat Tuhan melakukan hal semacam ini maka gereja akan maju luar biasa. Sudah
dampai taraf mana kita belajar berkorban bagi Tuhan? Tuhan yang menentukan tapi kita harus
berusaha sebaik-baiknya. Pengorbanan orang percaya bukan sekedar berkorban karena
semua orang juga bisa berkorban. Tapi fokus korban orang Kristen adalah demi keselamatan
jiwa seseorang. Karena itu kita juga harus punya kerinduan agar banyak jiwa mau datang
3/5
Ringkasan Khotbah - 10 Jan'10
kepada Tuhan.
Rasul Paulus memberi teladan hal itu dalam Roma 9:1-3; 10:1. Ini menunjukkan “kegilaan”
Paulus yang rela terpisah dan terkutuk oleh Tuhan asal orang sebangsanya dapat bertobat dan
mendapat keselamatan. Ini semua menunjukkan pengorbanannya karena cintanya pada
mereka yang belum mendapat keselamatan. Ini adalah orang yang sudah punya kerinduan
penuh untuk memberitakan Injil, menjangkau jiwa bagi Tuhan.
Saya tidak fasih lidah dan tidak pandai berorasi tapi Tuhan bisa memakai. Demikian juga
Saudara sekalian. Asal kita setia mau memberitakan Firman, Tuhan akan pakai. Harusnya kita
ada kerinduan besar untuk memberitakan Firman jika melihat kebenaran diinjak-injak dan juga
kerinduan untuk membawa jiwa kepada Tuhan. Kasih Allah menguasai hidup kita sehingga kita
bisa menyalurkan kasih itu kepada orang lain. Kalau kita tidak memilikinya mari kita
memintanya. Mengapa kalau tersinggung kita marah luar biasa tetapi kalau injil tidak
diberitakan kita tenang-tenang saja dan tidak peduli? Kalau kita mengajak orang ke gereja tapi
mereka tidak mau maka jangan putus asa, ajak lagi yang lain. Masak dari 100 orang yang kita
ajak tidak ada satu pun tertinggal?
Kasih yang benar bukan berorientasi pada kepentingan diri sendiri tetapi pada Allah dan demi
kemuliaan-Nya. Kasih semacam ini siapa yang mampu melakukannya apabila ia di luar Tuhan?
Ini adalah kasih khusus yang berbeda dengan kasih yang umum orang yang di luar Tuhan.
Kasih ini hanya dimiliki oleh mereka yang sudah percaya. Karena itu Firman Tuhan
mengatakan bahwa barangsiapa yang mengasihi ia lahir dari Allah (7). Kasih ini bukan hasil
usaha kita. Kita tidak mampu melakukannya. Kasih ini diperoleh dari hubungan dengan Allah
yang benar. Maka kesimpulannya semua adalah hanya semata-mata karena anugerah Tuhan
bukan karena kebaikan dan kemampuan kita.
Kasih adalah kasih yang menghajar dan mendidik. Ini berbeda dengan kasih yang diajarkan
oleh kelompok Karismatik radikal bahwa Tuhan akan memberikan segala yang kita inginkan. Ini
bukan kasih Allah. Kasih Allah justru menghancurkan ke’aku’an kita. Maka mari belajar
menyangkal diri dan memikul salib. Kasih Allah tidak membuat kita makin sombong dan
memandang diri lebih baik dari orang lain. Jika kita dididik oleh Allah jangan lari tetapi
bergantunglah pada Tuhan, ini pengalaman yang indah. Pdt. Stephen Tong pernah
mengatakan, “satu hal yang penting dalam hidup manusia adalah menghargai waktu. Tuhan
mendidik kita untuk menghargai waktu. Tetapi sayang banyak orang menyadari waktu setelah
ia berumur 60 tahun ke atas.” Waktu hidup kita dipakai untuk apa?
4/5
Ringkasan Khotbah - 10 Jan'10
Terakhir, kasih Allah adalah kasih yang membangun dan memberi pengharapan. Kasih Allah
memberi kita semangat untuk berkarya bagi kemuliaan-Nya. Apakah kita mengalami kasih ini?
Mari kita persembahkan hidup seluruhnya bagi Allah dan tidak menyia-nyiakan kasih-Nya.
* Ringkasan ini belum diperiksa oleh pengkhotbah - BA.
5/5
Download