BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran

advertisement
41
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Obyek Penelitian
4.1.1. PT. Aneka Food Tatarasa Industri
PT Aneka Food Tatarasa Industri adalah perusahaan yang bergerak dalam
industri makanan, dan memiliki beberapa produk makanan yaitu pelezat makanan
dan snack (camilan). Dua brand dari perusahaan makanan ini adalah Kecap Cap
Orang Jual Sate dan NIKI Keripik Buah.
Kecap Cap Orang Jual Sate adalah salah satu brand kecap lokal yang
berasal dari Probolinggo, Jawa Timur. Formula kecap tersebut dibuat dan
ditemukan oleh Ong Tjin Boen pada tahun 1888, dan mulai dipasarkan dengan
nama Kecap Cap Orang Jual Sate pada tahun 1948. Dengan racikan rahasia
selama ratusan tahun sampai dengan sekarang, kualitas dari Kecap Cap Orang
Jual Sate tidak pernah berubah dari sisi rasa dan tekstur
Dengan berkembangnya jaman dan teknologi, maka PT Aneka Food
Tatarasa Industri saat ini terus mengembangkan kualitas dalam berbagai divisi,
seperti dalam divisi Marketing dan Produk, melihat pasar dengan kacamata
konsumen dimana secara produk harus dikenal dan dimiliki lebih mudah oleh
konsumen. PT Aneka Food Tatarasa Industri (AFTI) telah mengalami berbagai
perubahan untuk mencapai kualitas yang baik untuk pasar dan konsumen. Selain
dari sisi produk, divisi Distribusi juga telah di tingkatkan dari sisi pengiriman
dengan mempercepat transportasi untuk menuju titik pasar, dan pendistribusian
42
yang sudah mencangkup Pulau Jawa dan Madura, Bali, yang sebelumnya hanya
mencangkup Jawa Timur saja.
Dengan memiliki visi dan misi bahwa :
“ With a long proud history and a bright future, AFTI – one of the leading
savoury product companies in Indonesia, is developing for the growth of the
company and dedicated to the sustainable needs of our customers and consumers,
the planet and the people around us, as the world is the market!”
“ Dengan sejarah yang melegenda dan masa depan yang sangat baik, AFTI
adalah salah satu perusahaan terkemuka dalam pelezat makanan di Indonesia,dan
terus berkembang untuk di dedikasikan kepada konsumen, secara terus menerus
dunia sebagai pangsa pasarnya.“
Gambar 1. Pabrik Kecap Cap Orang Jual Sate, Probolinggo Jawa Timur
Sumber: Company Profile Aneka Food Tatarasa Industri hal. 5
43
4.1.2. Produk Kecap Cap Orang Jual Sate
a. Kecap Cap Orang Jual Sate Hijau
USP
: Sebagai kecap meja, manis gurih.
Terbuat dari
: Kedele hitam, Gula putih (gula pasir)
b. Kecap Cap Orang Jual Sate Merah
USP
: Sebagai kecap masak, manis gurih, lebih kental.
Terbuat dari
: Kedele hitam, Gula kelapa
c. Kecap Kedele
USP
: Sebagai kecap murah, untuk segmentasi pasar
dengan SES C-D.
Terbuat dari
: Kedele hitam, Gula cair.
Gambar 2. Produk dari Kecap Cap Orang Jual Sate
Sumber: Company Profile Aneka Food Tatarasa Industri hal. 8
44
Gambar 3. varian dari Kecap Cap Orang Jual Sate
Sumber: Company Profile Aneka Food Tatarasa Industri hal. 10
4.1.3. Produk Kemasan Baru (botol kerucut)
Di tahun 2013 Kecap Cap Orang Jual Sate mulai menggunakan kembali
botol yang telah menjadi ciri khasnya pada tahun 1990an, yaitu menggunakan
kemasan dengan bentuk botol kerucut. Bentuk botol kerucut ini adalah salah satu
ciri khas dari botol kecap yang digunakan pada penjual sate umumnya di daerah
JawaTimur.
4.1.4. Area Distribusi
A. Jawa Timur
Malang, Pasuruan, Singosari, Banyuwangi, Jember, Ponorogo,
Madiun, Tulungagung, Kediri, Lamongan / Babat, Madura, Sidoarjo,
Probolinggo, Surabaya.
B. Jawa Tengah
45
Semarang, Magelang, Karanganyar, Kudus, Semarang, Banyumas,
Surakarta, Tegal, Yogyakarta.
C. Jawa Barat
Cirebon, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi.
D. JABODETABEK
Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Bekasi, Sunter, Cikarang, Cibubur,
Sawangan, Bogor, Banten, Tangerang.
E. Bali
Singaraja, Denpasar, Tabanan.
Gambar 11. Distribusi Kecap Cap Orang Jual Sate
Sumber: Company Profile Aneka Food Tatarasa Industri.
46
4.1.5. Pemasaran
Pemasaran dari Kecap Cap Orang Jual Sate ini dilakukan pada pasar
tradisional dan pasar modern. Untuk pasar modern, kecap ini dapat ditemukan
pada mini atau supermarket lokal di area Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat,
Jakarta.
Selain pasar modern lokal dan tradisional, Kecap Cap Orang Jual Sate
memperluas pemasarannya dengan merambah pasar modern nasional, seperti ;
Hero supermarket, Giant supermarket, Lotte.
Penggunaan kecap ini juga sudah merambah sampai dengan restoran besar
seperti Ikan Bakar Cianjur, Ayam Goreng Pemuda, Ayam Tulang Lunak Hayam
Wuruk, Mister Baso, Ayam Bakar Primarasa, dan pedagang warung lokal.
4.2.
Hasil Penelitian
4.2.1
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunities, threats)
Pada setiap perusahaan memiliki tujuan yang sepesifik untuk aktivitas
personal selling produknya, ada yang bertujuan untuk mempertahankan
pelanggan lama dan mencari pelanggan baru, ada yang bertujuan untuk
mengenalkan produk baru (awareness) tetapi tidak memprioritaskan penjualan,
dan ada juga yang bertujuan untuk sales prioritasnya.
Sebelumnya peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber
utama mengenai strategi promosi apa yang dilakukan oleh PT. Aneka Food
Tatarasa Industri dalam meningkatkan brand awareness pada benak konsumen
terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate.
47
Selaku Marketing Manager PT. Aneka Food Tatarasa Industri, Ibu
Theresia R. Wulandari
dan Bapak Bambang Permadi sebagai Area Sales
Manager memberikan jawaban mengenai strategi promosi yang dilakukan oleh
PT. Aneka Food Tatarasa Industri dalam meningkatkan kesadaran konsumen
terhadap merek kecap manis Kecap Cap Orang Jual Sate, dan juga untuk
meningkatkan penjualannya.
Strategi promosi yang dilakukan oleh PT Aneka Food Tatarasa Industri
pada saat ini antara lain adalah ; personal selling, website resmi Aneka Food dan
iklan pada media radio, internal promo pada toko toko modern trade.
“ Promosi kami selain menggunakan media iklan yang ada seperti
media radio dan internal store promo pada supermarket terkait,
corporate website, tetap paling utama yang kita lakukan menggunakan
aktivitas SPG pada pasar pasar di Jakarta.”
(Theresia R. Wulandari. 2014)
“ Untuk mendukung penjualan Kecap Cap Orang Jual Sate, yang
melakukan business tobusiness,business to customer dan retail, maka
aktivitas SPG sangat penting peranaannya terlepas dari penggunaan
media iklan pada media media massa yang telah kita lakukan.
(Bambang Permadi, 2014)
Penjelasan yang telah diberikan oleh narasumber teresebut diatas,
menjawab alasan mengapa perusahaan Aneka Food Tatarasa Industri melakukan
aktivitas personal selling sebagai salah satu strategi promosi ujung tombak
mereka dalam meningkatkan brand awareness Kecap Cap Orang Jual Sate, yang
mempunyai sistem bisnis : business to business (B2B), bussiness to customer
(B2C) yaitu secara retail pada pasar moder trade dan pasar tradisional.
Untuk menjawab mengapa akhirnya pihak PT Aneka Food Tatarasa
Industri dalam hal ini divisi Marketing mengandalkan aktivitas personal selling
48
dalam meningkatkan kesadaran merk melalui analisa SWOT (strength, weakness,
opputunity, threats), apa yang membuat PT. Aneka Food Tatarasa Industri
memutuskan untuk melakukan strategi
personal selling sebagai salah satu
aktivitas ujung tombak promosi mereka dalam meningkatkan kesadaran
pelanggan terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai merk kecap manis.
Analisis SWOT (strength, weakness, opportunities, threats)
1. Strength (Kekuatan)
Dalam penelitian ini narasumber memberikan penjelasannya
mengapa memutuskan untuk melakukan strategi aktivitas personal
selling dan kekuatan dari strategi itu sendiri.
Mengapa menjadi salah satu strategi promosi yang di prioritaskan
oleh PT Aneka Food Tatarasa Industri, dikarenakan aktivitas
personal selling lebih efektif dalam menyampaikan informasi
tentang produk Kecap Cap Orang Jual Sate kepada konsumen, dan
dilakukan secara tatap muka, ini menjadi kekuatan dari strategi
personal selling. Dimana pihak produsen dapat meminimaliskan
kesalahan dalam penyampaian informasi edukatif tentang Kecap
Cap Orang Jual Sate.
“ Yang menjadi kekuatan dari strategi ini adalah dapat lebih
menginformasikan produk dan menjelaskan produk kepada
customer secara langsung, dan dapat melakukan test product
(merasakan produk Kecap Cap Orang Jual Sate). Sehingga lebih
efekti untuk customer mengetahui akan keberadaan Kecap Cap
Orang Jual Sate.”
(Theresia R. Wulandari, 2014)
49
“Kekuatannya adalah customer dapat merasakan langsung dan
bertanya tentang Kecap Cap Orang Jual Sate, mengenai
perbedaan dari produk lain yang ada pada pasaran. “
(Bambang Permadi, 2014)
2. Weakness (Kelemahan)
Dibalik kekuatan strategi personal selling tersebut terdapat pula
sisi kelemahan dari strategi itu sendiri. Dijelaskan oleh narasumber
karena sifat aktivitas personal selling yang menetap di satu titik
area (counter) ataupun toko, yang menjual Kecap Cap Orang Jual
Sate, tidak melakukan keliling diluar area toko, sehingga terkesan
seperti menunggu konsumen yang datang ke toko saja, dan
mengandalkan promosi yang dibuat oleh toko, seperti diskon
produk ataupun program banded produk untuk menarik konsumen
agar datang ke toko tersebut serta bergantungnya dengan situasi
tempat perbelanjaan apakah ramai pengunjung atau tidak.
“Coverage area nya sangat terbatas ya, jika SPG pada Lotte Ratu
Plaza, jadi dia hanya akan melakukan promosi di area itu saja,
mengandalkan customer yang datang pada supermarket tersebut,
tidak dapat menjemput bola lebih banyak. “
(Theresia R. Wulandari, 2014)
“Kekurangan atau kelemahan dari aktivitas SPG itu, kita hanya
akan mengandalkan customer yang datang pada pasar swalayan
tersebut. Akan kesulitan untuk mendapatkan jangkauan customer
yang lebih luas dari area tersebut, dan setiap tempat memiliki
kebijakan masing di setiap tokonya. Jadi secara aktivitas akan
tergantung dari peraturan toko dan pengunjung toko tersebut.”
(Bambang Permadi, 2014)
3. Opportunities (peluang)
Dalam hal ini narasumber menjelaskan bahwa banyak peluang
yang dapat diraih dari implementasi strategi personal selling
50
dengan benar dan tepat, yaitu tenaga penjual bisa dekat dengan
pelanggan dalam arti yang positif, perusahaan mempunyai
databased pelanggan yang bisa dikirimkan informasi seputar
promo atau program diskon yang diadakan oleh Kecap Cap Orang
Jual Sate, sehingga konsumen yang datang juga jadi lebih banyak.
Semua hal tersebut bisa menjadi sebuah peluang yang positif,
asalkan SPG tersebut punya inisiatif yang tinggi, atau dengan
istilah metode “menjemput bola”.
“Kesempatan atau peluang dari SPG Kecap Cap Orang Jual Sate
jika dia dapat berkomunikasi dengan baik dan kreatif dalam
memberika test produk terhadap pelanggan, maka kami yakin akan
konsumen yang akan memilih produk kami. “ (Theresia R.
Wulandari, 2014)
“Selain pelanggan yang sudah pernah menggunakan produk
Kecap Cap Orang Jual Sate, SPG dengan aktivitas mencoba
langsung atau test produk tersebut akan dapat memberikan
pengalaman pertama bagi customer lain yang menggunakan
produk competitor, dengan demikian mereka dapat merasakan
langsung perbedaan pada produk kami, dan akan
mempertimbangkan untuk memilih Kecap Cap Orang Jual Sate.”
(Bambang Permadi, 2014)
4. Threats (Ancaman)
Salah satu hal yang menjadi ancaman dalam aktivitas strategi
personal selling ini , menurut narasumber utama adalah ;
dikarenakannya perkembangan teknologi yang makin pesat dan
cepatnya arus informasi yang membuat kompetitor melakukan
banyak hal lewat strategi-strategi promosi lainnya yang lebih
terkini dan cocok dengan keinginan pasar untuk saat ini.
51
“Ancaman dari para kompetitor yang dengan aktif dan dengan
frekwensi penggunaan media iklan yang sangat besar, membuat
aktivitas kami yang hanya mengadalkan SPG untuk test produk
pada toko dan supermarket tampak tidak akan dapat menyaingi
para kompetitor tersebut. Tetapi jika customer sudah dapat
merasakan langsung produk kami, dan dapat merasakan bedanya
dengan kompetitor, biasanya mereka akan menggunakan untuk
kebutuhan masak atau makan sehari harinya.”
(Theresia R. Wulandari, 2014)
“Wah kalau ancaman sudah pasti banyak ya, karena para
kompetitor kita melakukan semua aktivitas ATL dan BTL, dan
budaya orang Indonesia adalah budaya latah dan harus secara
visual, itu yang menjadi ancaman untuk Kecap Cap Orang Jual
Sate. “ (Bambang Permadi, 2014)
Kegiatan yang mengunakan komunikasi dua arah dimana pihak
perusahaan bertemu langsung dengan konsumen dan mengadakan dialog untuk
menggali kebutuhan konsumen, serta mengkomunikasikan mengenai produk,
menawarkan dan membantu atau membujuk calon konsumen untuk membeli
Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai pilihan pelengkap pelezat masakan dan
makanan inilah mengapa PT. Aneka Food Tatarasa Industri memprioritaskan
untuk aktivitas personal selling sebagai ujung tombak bagi perusahaan dalam
menghasilkan penjualan produk serta membangun kesadaran konsumen terhadap
Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai merk kecap manis. Pernyataan yang tegas
disampaikan oleh Ibu Theresia R. Wulandari selaku manager marketing PT.
Aneka Food Tatarasa Industri bahwa :
“Personal selling, kami sebut dengan SPG, dan memang jika dilihat
secara struktur, mereka terdapat dalam bagian paling bawah dimana
yang secara langsung berhadapan kepada konsumen dan menjadi ujung
tombak antara Kecap Cap Orang Jual Sate dengan konsumen. “
(Theresia R. Wulandari, 2014)
52
Bapak Bambang Permadi sebagai Area Sales Manager PT. Aneka Food
Tatarasa Industri memberikan pernyataan yang mendukung perihal tersebut,
beliau menjelaskan lebih lengkap bahwa selain untuk menciptakan penjualan,
mereka (SPG) juga merupakan hal terpenting dalam memperkenalkan dan
meningkatkan kesadaran merek Kecap Cap Orang Jual Sate, mengedukasi
konsumen tentang merek Kecap Cap Orang Jual Sate membangun dan
meningkatkan kesadaran konsumen tentang Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai
produk kecap manis.
“Memberikan informasi keunggulan dan memperkenalkan Kecap Cap
Orang Jual Sate kepada konsumen, mengedukasi konsumen tentang brand
Kecap Cap Orang Jual Sate. Terlepas dari untuk meningkatkan penjualan
pastinya juga untuk lebih dikenal lagi oleh masyarakat luas dalam
kesadaran merk Kecap Cap Orang Jual Sate.” (Bambang Permadi, 2014)
Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai merek kecap manis yang kini telah
tersebar menjangkau Jawa Tengah, Jawa Barat, Pulau Bali, dipasarkan melalui
pasar tradisional dan modern trade retail seperti Hero supermarket, Giant pasar
swalayan, Lotte hypermart, Grand Lucky, Diamond, Farms Market, Ranch
Market, Tip Top, dan supermarket local. Selain retail modern, Kecap Cap Orang
Jual Sate dapat ditemukan pada pasar tradisional. Berikut disampaikan oleh
narasumber :
“Kecap Cap Orang Jual Sate itu sudah ada pada tahun 1888, dan dimulai
dari produksi rumahan yang melakukan penjualan dengan hanya promosi
dari mulut ke mulut, kalau kita sekarang mengenalnya dengan word of
mouth. Dan setelah memasuki beberapa supermarket lokal, kami mulai
merambah pasar modern trade Nasional, maka kami dapat melakukan
penjualan yang lebih luas. “ (Theresia R. Wulandari, 2014)
53
“Dulu kita hanya dapat menjual kepada para penjual sate bakar saja,
karena pendekatan pertama kepada mereka. Di Jawa Timur & Madura itu
kan terkenal dengan tukang satenya, dan kecap manis lokal itu banyak
sekali dengan produksi rumahannya. Lalu dengan berjalannya waktu dan
mulai meningkatnya kebutuhan kecap manis, maka pemilik dari Kecap
Cap Orang Jual Sate mulai meluaskan pemasarannya secara bertahap
pada Kepulauan Jawa dan Bali.” (Bambang Permadi, 2014)
Tingginya pemakaian kecap manis pada masyarakat luas khususnya di
Indonesia sebagai pelengkap masakan dan makanan dalam kesaharian mereka,
merupakan salah satu alasan dari PT Aneka Food Tatarasa Industri dalam
memperluas pasar untuk produk kecap manis Kecap Cap Orang Jual Sate.
2. Pemberian kompensasi (gaji) dan komisi untuk wiraniaga
Perusahaan memberikan kompensasi berupa gaji yang sesuai dengan
standar minimum upah di masing-masing daerah, serta penambahan uang bonus
atas kerja keras dalam mencapai target yang telah ditetapkan, hal tersebut adalah
apresiasi dari PT. Aneka Food Tatarasa Industri kepada tim SPG. Berikut
pernyataan dari narasumber utama :
“Selain gaji pokok yang ada, kita juga memberikan sistem uang makan
harian sesuai dengan kehadiran mereka, agar mendorong mereka rajin
hadir bekerja, dan selain itu kompensasi kita berikan komisi, berdasarkan
omzet dan kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan, belum lagi
ditambah kalau mereka mencapai target, pasti ada hitungan bonus.”
(Theresia R. Wulandari, 2014)
“Kompensasinya itu, yang pertama kita ada Gaji pokok, dan insentif. Jadi
sistemnya kompetisinya juga ada, dengan kondisi mereka capai target,
mereka mendapat komisi.”(Bambang Permadi, 2014)
Dalam keseluruhan tahap perencanaan diatas, peneliti melanjutkan tahap
berikutnya, yaitu bagaimana bentuk impelementasi di lapangan yang dilakukan
54
oleh tim tenaga penjualan dalam membangun kesadaran merek Kecap Cap Orang
Jual Sate pada konsumen.
4.2.2. Tahap impelementasi metode SPIN dan 6 langkah personal selling
1.
Penerapan prinsip-prinsip personal selling (metode SPIN)
Untuk membangun serta meningkatkan kesadaran konsumen terhadap
produk kecap manis khususnya terhadap merk Kecap Cap Orang Jual Sate dengan
menjalani aktivitas personal selling, yang dilakukan pada tahap persiapan
sebelumba adalah : pertama dengan merekut tenaga penjualan / SPG yang
berkualitas baik, memberikan motivasi, pembekalan melalui training / pelatihan
mengenai pengetahuan produk (product knowledge), bagaiman cara menjual yang
baik dan efektif, serta pemberian kompensasi dan komisi yang sesuai untuk
memotivasi para SPG tersebut untuk dengan suka hati bekerja dengan baik.
Peneliti ingin mengetahui bagaimana bentuk implementasi yang dilakukan
oleh divisi marketing PT Aneka Food Tatarasa Industri dalam membangun dan
meningkatkan kesadaran konsumen terhadap produk kecap manis Kecap Cap
Orang Jual Sate melalui penerapan metode SPIN dan 6 langkah personal selling,
sebagai tahap berikutnya.
Dalam tahap implementasi ini, peneliti mengajukan pertanyaan kepada Ibu
Theresia R. Wulandari dan Bapak Bambang Permadi selaku narasumber dan salah
satu bagian dari divisi marketing dan sales dalam pemberian pembekalan untuk
metode yang akan digunakan dalam implementasi tersebut, yatiu metode SPIN
dan 6 langkah personal selling dalam membangun kesadaran merek konsumen
55
terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate , yang akan diterapkan oleh tenaga penjualan
di counter-counter dan toko toko yang menjual Kecap Cap Orang Jual Sate.
Hal pertama yang dilakukan dalam metode SPIN dijelaskan oleh
narasumber utama yaitu dengan mengetahui kebutuhan konsumen dan calon
konsumen terlebih dahulu, karena menurut narasumber pada dasarnya konsumen
kecap manis memilih produk yang ada dikarenakan produk tersebut sudah top of
mind .
Dalam penerapan metode SPIN ini, terutama ketika konsumen dan calon
sedang mencari kebutuhan kecap manis di setiap toko, SPG tersebut dapat
sekaligus memperkenalkan Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai produk kecap
manis yang memiliki rasa yang enak dan harga yang terjangkau.
Berikut disampaikan narasumber perihal metode SPIN yang dilakukan oleh PT.
Aneka Food Tatarasa Industri.
“Dalam penerapannya metode SPIN untuk mengangkat brand awareness,
contohnya, ada customer mendatangi koridor bumbu masakan, SPG kita
akan mendatangi dan mencoba membantu apa yang ingin dicari oleh
customer tersebut, dan lalu kemudian mereka menginfokan akan Kecap
Cap Orang Jual Sate, dan mencoba memberikan pengalaman langsung
test produk. Kita memberikan experience kepada customer agar mereka
dapat langsung merasakan perbedaan dari produk yang mereka biasa
konsumsi, dengan demikian mereka akan mempertimbangkan untuk
mencoba atau paling tidak sudah mengetahui akan rasa si Kecap Cap
Orang Jual Sate ini. Kurang lebih seperti itulah penerapan metode SPIN
nya supaya konsumen lebih aware akan Kecap Cap Orang Jual Sate
(Theresia R. Wulandari, 2014)
Neneng selaku SPG Kecap Cap Orang Jual Sate juga menyatakan bahwa
mereka mengatakan bahwa hal yang sering dijumpai oleh mereka di toko ketika
menghadapi konsumen adalah banyak konsumen baru Kecap Cap Orang Jual Sate
56
yang mengira bahwa Kecap Cap Orang Jual Sate hanya digunakan untuk sate saja,
dan tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari hari dalam masakan ataupun
makanan. Dilihat dari perihal tersebut diatas, maka penerapan metode SPIN
dengan penjelasan yang persuasif diberikan oleh SPG sebagai aktivitas personal
selling sangatlah membantu dalam meningkatkan kesadaran merek konsumen
terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate.
“Ibu ibu tersebut tidak banyak yang tahu kalau Kecap Cap Orang Jual
Sate itu bukan hanya kecap manis yang dipakai untuk sate, tapi dipakai
sehari hari untuk masakan dan pelengkap makanan sangat enak, mungkin
karena namanya yah? Tetapi biasanya setelah kita kasih test rasa produk
dan informasi akan Kecap Cap Orang Jual Sate, mereka akan menjadikan
itu sebagai refrensi untuk pemilihan dalam kecap manis.” (Neneng, 2014)
Ika selaku SPG dan menjadi narasumber penelitian ini, juga memiliki
pendapat yang sama dengan Neneng, Ika menambahkan bahwa strategi penjualan
pada modern retail seperti Hero, Giant, Lotte mart, Grand Lucky, dan supermarket
lokal lainnya, meningkatkan kesadaran akan keberadaan Kecap Cap Orang Jual
Sate, selain penjualan pada pasar tradisional.
“Sebelum masuk ke modern retail, kita agak susah untuk meyakinkan ke
konsumen langsung bahwa Kecap Cap Orang Jual Sate adalah produk
bagus, karena toko yang ada di pasar tradisional juga hanya menjual
produk yang di cari oleh konsumen. Sekarang sudah masuk modern retail,
kita SPG lebih mudah untuk langsung bertemu dengan para konsumen
untuk memberikan pengalaman langsung test produk tidak hanya kepada
pemilik toko, tetapi juga kepada Ibu yang notabene adalah pembuat
keputusan untuk apa yang baik untuk di konsumsi oleh keluarganya.” (Ika,
2014)
2.
Penerapan 6 langkah personal selling
PT. Aneka Food Tatarasa Industri dalam aktivitas personal selling yang
dilakukan selain menggunakan metode SPIN (Situasion Question , Problem
57
Question , Implication Question, Need –payoff Question) dalam meningkatkan
kesadaran merk Kecap Cap Orang Jual Sate pada konsumen, narasumber
menjelaskan bahwa metode yang dilakukan lainnya adalah penerapan 6 langkah
penjualan pada aktivitas personal selling, kedua metode tersebut diatas diterapkan
tentunya untuk meningkatkan penjualan Kecap Cap Orang Jual Sate.
Dalam aplikasinya, metode 6 langkah penjualan ini tidak jauh beda dengan
penerapan pada metode SPIN. Servis yang sangat baik dan dapat memberikan
jawaban pada semua pertanyaan konsumen dan calon konsumen dengan baik serta
memuaskan, adalah tujuan utama dari keseluruhan metode tersebut, ditambah
dengan closing dari penjualan, mungkin dengan berusaha untuk menambahkan
item lain sebagai pelengkap penjualan dari SPG tersebut.
“Jika bicara mengenai langkah-langkah tersebut, disaat customer
mendatangi area bumbu masakan, SPG akan dengan langsung menyapa
dan membantu apa yang dicari oleh customer tersebut. Setelah itu SPG
akan menginformasikan tentang Kecap Cap Orang Jual Sate, memberikan
experience dengan mencoba produk kita, lalu memberikan edukasi akan
keunikan dan kelebihan dari kecap kita. Dan setelah itu SPG akan
menawarkan SKU yang paling kecil yang ada pada rak Kecap Cap Orang
Jual Sate untuk dibeli oleh customer sebagai refrensi kecap manis di
kemudian hari, kurang lebih seperti itu langkah-langkah penjualan SPG
sesuai SOP (standard operational procedure) kita”. (Theresia R.
Wulandari, 2014)
“Dalam penerapan langkah-langkahnya, SPG harus selalu mengucapka
salam atau menyapa kepada konsumen yang mendatangi areal bumbu
masakan, membantu konsumen dengan produk yang ingin mereka cari,
lalu dengan sopan menawarkan test produk Kecap Cap Orang Jual Sate,
dan menginformasikan tentang Kecap Cap Orang Jual Sate. Menurut saya
tantangan terbesar SPG adalah, bagaimana cara persuasi mereka untuk
dapat meyakinkan konsumen mencoba produk Kecap Cap Orang Jual
Sate, karena dengan demikian konsumen dapat merasakan bedanya
dengan produk kompetitor lainnya.” (Bambang Permadi, 2014)
58
Penerapan aktivitas 6 langkah personal selling ini memiliki perbedaan
dengan aktivitas metode SPIN, dimana perbedaan tersebut tidak terdapatnya
tahapan demonstrasi atau presentasi mengenai produk dalam metode SPIN. Maka
dalam hal ini 6 langkah personal selling dapat disebut sebagai penyempurnaan
dari aktivitas personal selling itu sendiri. Dan metode SPIN dapat dikatakan
sebagai salah satu taktik dalam personal selling untuk membuat konsumen
“mengintip” sedikit mengenai produk Kecap Cap Orang Jual Sate. Hal ini
dinyatakan oleh narasumber sebagai berikut :
“ 6 langkah ini memiliki perbedaan dengan metode SPIN, dalam tahapan
6 langkah personal selling ini, SPG ada aktivitas mendemonstrasikan test
produk kepada calon konsumen. Tujuan tersebut adalah supaya konsumen
dapat merasakan langsung rasa dari Kecap Cap Orang Jual Sate ini,
karena ini produk makanan maka tahapan demonstrasi ini dianggap
sangat penting untuk kami, disaat konsumen dapat merasakan langsung
produk kami dan memberikan refrensi kepada konsumen dalam pembelian
kecap manis.“ (Theresia R. Wulandari, 2014)
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh Bapak Bambang, sebagai
berikut :
“Dalam 6 langkah personal selling ini memiliki tahapan yang tidak ada
dalam metode SPIN, yaitu mendemonstrasikan test produk kepada
konsumen. Tahapan ini sangat penting untuk kami yang berada dalam
industri makanan, karena memberikan konsumen untuk mendapatkan
pengalaman langsung pada produk Kecap Cap Orang Jual Sate ini.
Aktivitas 6 langkah ini dapat dibilang sebagai penyempurnaan metode
SPIN, dimana SPIN dapat dikatakan sebagai taktik awal untuk
mendapatkan perhatian konsumen dalam pencarian kecap manis.”
(Bambang Permadi, 2014)
Dalam penelitian ini secara langsung, peneliti turun ke lapangan dalam hal
ini adalah toko dimana secara langsung aktivitas personal selling tersebut
berlangsung dengan menggunakan 6 langkah penjualan. Di awali dengan
59
konsumen datang pada gerai bumbu masakan, kemudia SPG yang juga
narasumber dalam penelitian ini
yaitu Neneng, menyapa dengan sopan, dan
menawarkan bantuan untuk dapat mencarikan kebutuhan yang dicari konsumen,
lalu dengan sopan menawarkan untuk mencoba langsung produk Kecap Cap
Orang Jual Sate, serta menginformasikan keunikan akan produk tersebut. SPG
menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh konsumen. Menurut Neneng, jika
sekalipun tidak terjadi penjualan pada saat itu maka tidak akan menjadi masalah
berarti, hal penting lain selain penjualan yaitu konsumen dapat mengenal produk
Kecap Cap Orang Jual Sate, yang akan menjadikan refrensi dalam pemilihan
kecap manis dalam pembelian berikutnya. Dalam penjelasannya, narasumber
menjawab :
“Langkah-langkahnya, biasanya yang saya lakukan disaat ada konsumen
melewati areal bumbu masakan, saya sapa, lalu saya tanyakan beliau
mencari apa ? atau membutuhkan apa ? baru setelah itu saya akan
menawarkan produk Kecap Cap Orang Jual Sate, lalu menjawab
pertanyaan dari konsumen tentang produk kita, dan menanyakan apakah
sang konsumen mau membeli produk kita. Jika konsumen tidak membeli
Kecap Cap Orang Jual Sate, tidak akan masalah, yang penting adalah
konsumen terinformasi akan keberadaan Kecap Cap Orang Jual Sate, dan
telah mencoba produk kita, dan memberikan sampel sachet, itu yang kita
harapkan menjadi rekomendasi untuk pemilihan kecap manis. “ (Neneng,
2014)
“Harus selalu dengan sopan menyapa, maaf ibu ada yang bisa saya
bantu? Lalu setelah membantu beliau, saya menawarkan untuk test produk
Kecap Cap Orang Jual Sate, disitu biasanya saya menginformasikan
keunikan dari produk kita, dan menjawab pertanyaan dari beliau. Setelah
mencoba produk, saya akan memberikan sampel berupa sachet, lalu
menawarkan SKU yang paling kecil yang ada pada rak Kecap Cap Orang
Jual Sate.” (Ika, 2014)
60
Demonstrasi yang dilakukan dalam tahapan 6 langkah personal selling
pada Kecap Cap Orang Jual Sate adalah memberikan test produk kepada
konsumen, dengan merasakan langsung produk tersebut seperti apa rasanya.
Dengan demikian konsumen dapat membedakan rasa yang terdapat pada Kecap
Cap Orang Jual Sate tersebut dibandingkan dengan kompetitor lainnya yang sudah
sangat dikenal oleh konsumen.
“ Kami memberikan test produk secara langsung kepada konsumen, maka
mereka dapat merasakan perbedaan secara nyata terhadap produk Kecap
Cap Orang Jual Sate dengan kecap manis lainnya yang sudah terkenal di
pasar. Caranya dengan memberikan sepotong tahu sebagai mediumnya
dan di celupkan ke Kecap Cap Orang Jual Sate” (Neneng, 2014)
“Cara demonstrasinya kami memberikan potongan tahu untuk di celupkan
ke Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai pelengkapnya, dengan demikian
calon pembeli dapat merasakan pengalaman langsung terhadap Kecap
Cap Orang Jual Sate ini, dengan tujuan untuk memberikan refrensi
terhadap pemilihan dalam pembelian kecap manis sebagai pelengkap
hidangan merekan.” (Ika, 2014)
Untuk mengatasi keberatan pada konsumen, SPG mengatasinya dengan
memberikan penjelasan mengenai keunikan produk Kecap Cap Orang Jual Sate,
apa yang membedakan produk tersebut dengan produk kecap manis yang sudah
lama beredar di pasar. Seperti rasanya yang manis gurih, berbeda dengan kecap
lainnya yang hanya rasa manis sekali, dan menonjolnya rasa rempah rempah
dalam Kecap Cap Orang Jual Sate juga menjadikan salah satu keunikan yang
dimilikinya. Hal lainnya yaitu dengan memberikan info keuntungan apa yang
dapat dirasakan oleh konsumen, salah satunya adalah harga yang bersaing, dengan
harga lebih renda dibandingkan dengan merk kecap manis lainnya, tetapi
mendapat kualitas dan rasa yang lebih baik dari kompetitornya.
61
“Keberatan dari konsumen sudah pasti ada, karena mereka belum tahu
mengenai kecap ini, dengan itu kami memberikan informasi mengenai
keunikan dari Kecap Cap Orang Jual Sate ini. Setelah melakukan test
produk maka disitulah kami memberikan informasi perbedaan apa saja
yang dimiliki produk ini.” (Neneng, 2014)
Pernyataan diatas ditambahkan oleh narasumber, sebagai berikut :
“Konsumen yang keberatan akan produk ini biasanya saya informasikan
dengan keunikan-keunikan dari Kecap Cap Orang Jual Sate yang tidak
dimiliki oleh kompetitor lainnya, selain itu ada keuntungan lainnya seperti
harga produk ini lebih murah dibandingkan kompetitor lainnya, tetapi
memiliki rasa dan resapan untuk masakan lebih baik dari kompetitor
lainnya.” (Ika, 2014)
Dalam tahapan penutup dari 6 langkah personal selling diharapkan
konsumen membeli produk Kecap Cap Orang Jual Sate, tetapi tidak semua dalam
tahapan ini di tutup oleh penjualan atau pembelian produk. Jika tidak terjadinya
jual beli dalam tahapan akhir ini, SPG memberikan penutupan dengan
memberikan sampel gratis kepada konsumen. Sampel gratis ini berupa produk
Kecap Cap Orang Jual Sate dalam kemasan sachet , tujuan dari pemberian sampel
ini dimaksudkan agar terciptanya refrensi terhadap pemilihan kecap manis pada
calon pembeli.
“Dalam tahapan terakhir, jika tidak terjadinya pembelian terhadap produk,
maka kami memberikan sampel produk dalam kemasan sachet untuk dapat
dibawa oleh konsumen sebagai perbandingan terhadap kecap manis
lainnya” (Neneng, 2014)
Dalam penelitian secara langsung ini, peneliti melihat bahwa aktivitas
instore promo adalah sebagian dari aktivitas personal selling Kecap Cap Orang
Jual Sate, Neneng sebagai narasumber menjelaskan bahwa instore promo tersebut
62
yaitu dimuatnya promo banded produk, konsumen akan mendapatkan 2 SKU
dengan pembelian satu item produk pada inflight flyer promo toko.
“Dengan adanya instore promo seperti itu sangat membantu untuk
memberikan awareness akan keberadaan Kecap Cap Orang Jual Sate.
Paling tidak konsumen terinfomasikan bahwa ada pilihan lain dalam
kecap manis, dan mereka dapat merasakan secara langsung rasa produk
kita yang manis gurih, sensasi yang beda dari kompetitor lainnya.”
(Neneng, 2014)
Dengan demikian sangat jelas bahwa selain aktivitas personal selling yang
dilakukan oleh PT. Aneka Food Tatarasa Industri dalam meningkatkan kesadaran
merk Kecap Cap Orang Jual Sate, aktivitas instore promo juga menjadi salah satu
penunjang dalam strategi promosi ini.
1.2.3. Kesadaran merek konsumen terhadap Kecap Cap Orang Jual
Sate
Dalam wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada konsumen yang
mengkonsumsi kecap manis, memberikan evaluasi langsung dalam mengetahui
tentang kesadaran mereka terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate. Dua rekan
narasumber yang diwawancarai oleh peneliti adalah individu yang mengkonsumsi
kecap manis dalam kesehariannya.
“Saya mengkonsumsi kecap manis dalam semua makanan saya, tidak
harus dengan merk yang itu itu saja, tetapi biasanya yang ada di meja
makan dan dapur hanya ada satu merk saja, dan sudah dari dulu saya
pakai itu untuk memasak dan makan.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kalau saya pakai kecap manis dalam makanan tidak terlalu sering, dan
untuk pemilihan kecap manis biasanya sudah dari ibu saya, jadi dapat
dibilang ya turun temurun pakainya kecap manis itu.” (Vindy
Purwany,2014)
63
Sebagai narasumber dan juga kosumen sekaligus triangulator, dalam
penelitian ini mereka diajuakan pertanyaan oleh peneliti mengenai pengetahuan
mereka tentang merk kecap, dalam penelitian ini adalah kecap manis, yang
mereka ketahui. Jawaban dari kedua narasumber tersebut tidak ada yang
menyebutkan Kecap Cap Orang Jual Sate dalam daftar nama nama kecap manis
yang mereka ketahui.
“Kalau yang saya konsumsi biasanya kecap Bango atau ABC saja, jika
tidak ada baru pakai yang lain, tetapi biasanya pilihan pertama ya dua
itu.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kecap manis, saya hanya pakai kecap Bango.” (Vindy Purwany, 2014)
Disini peneliti mencoba memberikan ingatan apakah mereka pernah mengetahui
kecap manis dengan merk Kecap Cap Orang Jual Sate, terdapat jawaban yang
sama diantara keduanya, yaitu Kecap Cap Orang Jual Sate adalah kecap keluaran
tahun yang sangat lama dan hanya dipakai untuk makanan atau masakan satai
saja. Dari wawancara tersebut peneliti berpendapat bahwa posisi Kecap Cap
Orang Jual Sate saat ini berada di brand recall (pengingatan kembali atas sebuah
merek tertentu), karena konsumen dalam hal ini narasumber harus diingatkan
kembali tentang Kecap Cap Orang Jual Sate.
“Saya pernah dengar dulu dari ibu saya, kayanya saya juga pernah waktu
kecil makan pakai kecap itu, tapi tidak pernah tahu kalau masih ada
sampai sekarang.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kecap Cap Orang Jual Sate, saya tahunya itu kecap untuk satai dan
hanya ada di daerah Jawa Timuran, dan tidak tahu kalau masih ada
produknya.” (Vindy Purwany, 2014)
64
Dan mereka juga menyebutkan akan kekurangtahuan mereka terhadap
Kecap Cap Orang Jual Sate ini, karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh
Kecap Cap Orang Jual Sate, promosi yang mereka ketahui hanya melalui SPG
yang melakukan test produk pada toko saja.
“Sepertinya saya tahu akan keberadaannya lagi, ya karena ada di toko
supermarket saja dan dari SPG nya.”(Hayuningtyas. 2014)
“Saya ditawarkan untuk mencoba Kecap Cap Orang Jual Sate di toko,
kebetulan dekat kantor saya store nya.” (Vindy Purwany, 2014)
Dikarenakan hal tersebutlah Ibu Hayunigtyas memberikan alasan kenapa
kurang sadarnya akan keberadaan Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai produk
kecap manis, hal ini dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan.
“Karena kurang promosinya, saya tidak pernah lihat iklannya di TV,
paling hanya inflight promo flyer dari toko, atau ya mencoba produk..”
(Hayuningtyas, 2014)
Ibu Vindy Purwany juga sependapat dengan pernyataan tersebut, tetapi
beliau memberikan sedikit masukan terhadap aktivitas promosi agar Kecap Cap
Orang Jual Sate lebih dikenal oleh masyarakat luas.
“Menurut saya kurang promosinya, karena sepertinya hanya
mengandalkan SPG pada supermarket untuk awareness, sedangkan
produk lain memiliki frekwensi yang tinggi dalam promo di media TV.
Atau paling tidak mengiklankan pada media massa selain TV, radio atau
media cetak mungkin?” (Vindy Purwany, 2014)
Dalam wawancara ini, narasumber memberikan nilai tambah dimana
pelayanan dan penjelasan yang diberikan oleh teman teman SPG di supermarket
tentang Kecap Cap Orang Jual Sate cukup baik dan jelas, tetapi menurut Ibu
Hayuningtyas konsumen sangat perlu di ingatkan kembali atas Kecap Cap Orang
65
Jual Sate, terutama untuk konsumen baru melalui promosi dengan media lainnya
agar dapat dikenal lebih luas lagi.
“Para SPG cukup jelas dalam menginformasikan Kecap Cap Orang Jual
Sate ini, sopan dan tidak terkesan memaksa harus melakukan test produk,
tapi ya itu karena tidak adanya promosi pada media massa, jadi tidak
pernah tahu kalau kecap ini masih ada sampai sekarang, dan ternyata
juga sudah ada di supermarket.” (Hayuningtyas, 2014)
1.2.4. Kesadaran merek konsumen terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate
Dalam wawancara yang telah dilakukan peneliti kepada konsumen yang
mengkonsumsi kecap manis, memberikan evaluasi langsung dalam mengetahui
tentang kesadaran mereka terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate. Dua rekan
narasumber yang diwawancarai oleh peneliti adalah individu yang mengkonsumsi
kecap manis dalam kesehariannya.
“Saya mengkonsumsi kecap manis dalam semua makanan saya, tidak
harus dengan merk yang itu itu saja, tetapi biasanya yang ada di meja
makan dan dapur hanya ada satu merk saja, dan sudah dari dulu saya
pakai itu untuk memasak dan makan.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kalau saya pakai kecap manis dalam makanan tidak terlalu sering, dan
untuk pemilihan kecap manis biasanya sudah dari ibu saya, jadi dapat
dibilang ya turun temurun pakainya kecap manis itu.” (Vindy
Purwany,2014)
Sebagai narasumber dan juga kosumen sekaligus triangulator, dalam
penelitian ini mereka diajuakan pertanyaan oleh peneliti mengenai pengetahuan
mereka tentang merk kecap, dalam penelitian ini adalah kecap manis, yang
mereka ketahui. Jawaban dari kedua narasumber tersebut tidak ada yang
66
menyebutkan Kecap Cap Orang Jual Sate dalam daftar nama nama kecap manis
yang mereka ketahui.
“Kalau yang saya konsumsi biasanya kecap Bango atau ABC saja, jika
tidak ada baru pakai yang lain, tetapi biasanya pilihan pertama ya dua
itu.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kecap manis, saya hanya pakai kecap Bango.” (Vindy Purwany, 2014)
Disini peneliti mencoba memberikan ingatan apakah mereka pernah mengetahui
kecap manis dengan merk Kecap Cap Orang Jual Sate, terdapat jawaban yang
sama diantara keduanya, yaitu Kecap Cap Orang Jual Sate adalah kecap keluaran
tahun yang sangat lama dan hanya dipakai untuk makanan atau masakan satai
saja. Dari wawancara tersebut peneliti berpendapat bahwa posisi Kecap Cap
Orang Jual Sate saat ini berada di brand recall (pengingatan kembali atas sebuah
merek tertentu), karena konsumen dalam hal ini narasumber harus diingatkan
kembali tentang Kecap Cap Orang Jual Sate.
“Saya pernah dengar dulu dari ibu saya, kayanya saya juga pernah waktu
kecil makan pakai kecap itu, tapi tidak pernah tahu kalau masih ada
sampai sekarang.” (Hayuningtyas, 2014)
“Kecap Cap Orang Jual Sate, saya tahunya itu kecap untuk satai dan
hanya ada di daerah Jawa Timuran, dan tidak tahu kalau masih ada
produknya.” (Vindy Purwany, 2014)
Dan mereka juga menyebutkan akan kekurangtahuan mereka terhadap
Kecap Cap Orang Jual Sate ini, karena kurangnya promosi yang dilakukan oleh
Kecap Cap Orang Jual Sate, promosi yang mereka ketahui hanya melalui SPG
yang melakukan test produk pada toko saja.
67
“Sepertinya saya tahu akan keberadaannya lagi, ya karena ada di toko
supermarket saja dan dari SPG nya.”(Hayuningtyas. 2014)
“Saya ditawarkan untuk mencoba Kecap Cap Orang Jual Sate di toko,
kebetulan dekat kantor saya store nya.” (Vindy Purwany, 2014)
Dikarenakan hal tersebutlah Ibu Hayunigtyas memberikan alasan kenapa
kurang sadarnya akan keberadaan Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai produk
kecap manis, hal ini dikarenakan kurangnya promosi yang dilakukan.
“Karena kurang promosinya, saya tidak pernah lihat iklannya di TV,
paling hanya inflight promo flyer dari toko, atau ya mencoba produk..”
(Hayuningtyas, 2014)
Ibu Vindy Purwany juga sependapat dengan pernyataan tersebut, tetapi
beliau memberikan sedikit masukan terhadap aktivitas promosi agar Kecap Cap
Orang Jual Sate lebih dikenal oleh masyarakat luas.
“Menurut saya kurang promosinya, karena sepertinya hanya
mengandalkan SPG pada supermarket untuk awareness, sedangkan
produk lain memiliki frekwensi yang tinggi dalam promo di media TV.
Atau paling tidak mengiklankan pada media massa selain TV, radio atau
media cetak mungkin?” (Vindy Purwany, 2014)
Dalam wawancara ini, narasumber memberikan nilai tambah dimana
pelayanan dan penjelasan yang diberikan oleh teman teman SPG di supermarket
tentang Kecap Cap Orang Jual Sate cukup baik dan jelas, tetapi menurut Ibu
Hayuningtyas konsumen sangat perlu di ingatkan kembali atas Kecap Cap Orang
Jual Sate, terutama untuk konsumen baru melalui promosi dengan media lainnya
agar dapat dikenal lebih luas lagi.
“Para SPG cukup jelas dalam menginformasikan Kecap Cap Orang Jual
Sate ini, sopan dan tidak terkesan memaksa harus melakukan test produk,
tapi ya itu karena tidak adanya promosi pada media massa, jadi tidak
68
pernah tahu kalau kecap ini masih ada sampai sekarang, dan ternyata
juga sudah ada di supermarket.” (Hayuningtyas, 2014)
4.3 Pembahasan
Personal selling bisa disebutkan sebagai salah satu proses untuk
membantu serta membujuk calon konsumen untuk membeli barang atau jasa
dengan menggunakan presentasi atau demo secara oral (komunikasi tatap muka).
Kegiatan dari aktivitas promosi ini merupakan bagian dari bauran promosi
(promotion mix). Fungsi dari aktivitas promosi yaitu untuk memberitahukan atau
mengingatkan konsumen terhadap suatu produk. Dan dapat dilihat bahwa fungsi
strategi promosi personal selling dapat ditujukan untuk membangun kesadaran
merk konsumen terhadap suatu produk dan merek tertentu. PT Aneka Food
Tatarasa Industri sebagai perusahaan yang memproduksi kecap manis pelezat
makanan dengan merk Kecap Cap Orang Jual Sate, memiliki strategi promosi
utama yaitu personal selling yang biasa mereka sebut dengan wiraniaga. Dalam
tahap
implementasinya
seorang
wiraniaga
berusaha
menjelaskan,
menginformasikan, dan mengedukasi konsumen atau calon konsumennya tentang
produk Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai merek kecap manis, sebagai
pelengkap kelezatan masakan dan makanan keluarga Indonesia, selain tentunya
juga untuk mencapai tujuan utama lainnya yaitu meningkatkan penjualan (omzet).
PT. Aneka Food Tatarasa Industri dapat digambarkan dari hasil penelitian
ini bahwa divisi marketing merancang strategi promosi personal selling dalam
meningkatkan kesadaran konsumen terhadap merek Kecap Cap Orang Jual Sate.
69
Dalam implementasinya, hasil penelitian memperlihatkan bahwa konsep
yang diterapkan oleh divisi marketing PT. Aneka Food Tatarasa Industri pada
aktivitas personal selling sama dengan konsep personal selling yang disampaikan
oleh Kotler dan Keller dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pemasaran (Jilid
2, edisi 13, tahun 2009) yaitu melalui metode SPIN (Situasion Question, Problem
Question, Implication Question, dan Need –payoff Question) dan 6 langkah
personal selling (mencari calon pelanggan dan mengkualifikasikannya, pra
pendekatan, presentasi dan demonstrasi, mengatasi keberatan, penutupan, tindak
lanjut dan pemeliharaan).
Kecap Cap Orang Jual Sate ini merupakan produk consumer goods dengan
keberadaan kompetitornya yang memiliki keterlibatan tahan lama, hal ini cukup
beralasan untuk diterapkannya konsep tersebut. Terdapat dari hasil penelitian ini
juga diketahui bahwa ada beberapa alasan mengapa konsep SPIN dan 6 langkah
penjualan diterapkan dalam aktivitas personal selling Kecap Cap Orang Jual Sate,
antara lain seperti kategori produk kecap manis memiliki kompetitor yang sangat
kuat dan sudah menjadi top of mind pada konsumen, memiliki rasa yang unik
dengan manis gurihnya, dan komposisi yang berbeda dari kompetitor lainnya.
Seorang wiraniaga akan melakukan hal pertama dalam hal ini adalah
dengan mencari informasi tentang kebutuhan seorang konsumen dan calon
konsumen yang datang ke toko, kemudian menjelaskan tentang apa kelebihan dan
keunikan dari Kecap Cap Orang Jual Sate dibandingkan dengan kompetitornya
sehingga dapat memberikan alasan mengapa konsumen harus membeli dan
mengkonsumsi Kecap Cap Orang Jual Sate.
Seorang wiraniaga sangat jelas
70
cukup berperan dalam mengedukasi konsumen dan membangun kesadaran
konsumen tentang Kecap Cap Orang Jual Sate.
Fungsi dari seorang wiraniaga Kecap Cap Orang Jual Sate bukan hanya
sekedar untuk menciptakan angka dan meningkatkan penjualan, tidak dipungkiri
jika tujuan utama dari segala kegiatan promosi di setiap perusahaan adalah profit
yang berlipat, tetapi sebagai merk maupun produk yang berhubungan sebagai
pelengkapan kelezatan masakan dan makanan keluarga, seorang wiraniaga
mempunyai tugas utama yang lain, yaitu untuk mengedukasi konsumen dan calon
konsumen mengenai rasa yang unik dan perbedaan komposisi yang ada pada
Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai pilihan kecap manis untuk kebutuhan seharihari keluarga Indonesia.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa metode SPIN dan 6 langkah
personal selling adalah metode yang saling melengkapi, dimana metode tersebut
menyempurnakan aktivitas personal selling yang dilakukan oleh PT. Aneka Food
Tatarasa Industri. Dengan metode SPIN sebagai taktik awal untuk mengalihkan
konsumen terhadap merk kecap manis lainnya, dan dilanjutkan oleh 6 langkah
personal selling dengan melakukan demonstrasi test produk dimana konsumen
dapat mendapatkan pengalaman pertama dan secara langsung terhadap produk
Kecap Cap Orang Jual Sate.
Selain untuk meningkatkan penjualan, tentunya tujuan yang ingin dicapai
dari pengimpelementasian aktivitas personal selling PT. Aneka Food Tatarasa
Industri salah satunya adalah untuk memperoleh kesadaran konsumen terhadap
Kecap Cap Orang Jual Sate. Evaluasi yang sederhana didapatkan oleh peneliti
71
mengenai kesadaran merek Kecap Cap Orang Jual Sate pada konsumen, hasil
penelitian menunjukan bahwa kesadaran merek konsumen dalam hal ini
narasumber penelitian terhadap produk kecap manis sudah sangat tinggi. Tetapi,
kesadaran mereka dalam hal ini narasumber penelitian terhadap Kecap Cap Orang
Jual Sate sebagai merek kecap manis masih terbilang rendah, karena narasumber
harus diingatkan terlebih dahulu tentang Kecap Cap Orang Jual Sate. Maka,
tingkat kesadaran merek Kecap Cap Orang Jual Sate menurut narasumber
penelitian berada ditingkat brand recall (pengingatan kembali atas sebuah merek
tertentu).
Narasumber penelitian yang dalam hal ini merupakan konsumen kecap
manis, terungkap bahwa informasi utama yang diperoleh mengenai Kecap Cap
Orang Jual Sate didapatkannya melalui wiraniaga yang ada di dalam toko modern
trade, diakui oleh mereka bahwa wiraniaga tersebut cukup jelas dalam
menyampaikan informasi dan mengedukasi mereka tentang Kecap Cap Orang
Jual Sate, tetapi untuk Kecap Cap Orang Jual Sate dapat lebih dikenal oleh
kalangan konsumen, narasumber memberikan masukan dan saran agar Kecap Cap
Orang Jual Sate melakukan strategi promosi lainnya seperti iklan televisi dan
sosial media, hal ini cukup berdasar, karena merk kecap manis yang mereka
sebutkan paling atas dalam benak mereka adalah merek dan produk yang cukup
sering melakukan promosi pada media televisi.
Peneliti mendapatkan hasil penelitian lain yaitu dengan adanya aktivitas
instore promo yang merupakan bagian dari aktivitas personal selling itu sendiri.
Instore promo dalam hal ini juga bisa dikatakan sebagai bentuk lain dari strategi
72
promosi yang dijalankan dalam meningkatkan kesadaran merek konsumen
terhadap Kecap Cap Orang Jual Sate sebagai produk kecap manis. Dengan
pencantuman gambar produk pada inflight flyer toko, maka konsumen dapat
terinformasikan bahwa produk tersebut ada di pasaran dan di jual pada toko
tersebut.
Download