Laki-laki gay mengubah perilaku seksual mereka setelah didiagnosis dengan HIV &ndash; setidaknya dalam jangka pendek Oleh: aidsmap.com, 8 Desember 2010 Diagnosis dengan HIV menyebabkan perubahan perilaku seksual dan penggunaan narkoba pada laki-laki gay, peneliti AS melaporkan dalam Journal of Acquired Immune Deficiency Syndromes. Ada pengurangan jumlah pasangan seks yang dilaporkan, dan dalam beberapa bulan pertama setelah diagnosis, ada penurunan seks tanpa kondom dengan pasangan yang HIV-negatif atau laki-laki dengan status HIV tidak diketahui. Tingkat penggunaan metamfetamin dilaporkan menurun, tapi masih tetap tinggi. Tidak ada bukti bahwa orang menggunakan viral load untuk memandu keputusan-keputusan mereka dalam melakukan seks tanpa kondom. “Temuan kami menunjukkan bagaimana perubahan perilaku seksual, status kemitraan, penyalahgunaan zat dan pilihan pasangan dari LSL (laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki) dengan infeksi HIV baru selama tahun pertama setelah diagnosis,” tulis para peneliti. LSL dan laki-laki lain yang berhubungan seks dengan laki-laki terus menjadi fokus utama epidemi HIV di negara-negara industri seperti AS. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa antara 25% dan 50% dari semua infeksi baru berasal dari individu-individu yang baru-baru ini terinfeksi. Kelompok ini mendapatkan fokus yang lebih dalam upaya pencegahan HIV, dan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dari perilaku berisiko dari pasien-pasien ini, para peneliti dari California utara merancang sebuah studi yang melibatkan 193 laki-laki gay yang baru terinfeksi dengan HIV. Pada saat diagnosis dan pada interval rutin selama 12 bulan, mereka diwawancarai mengenai jenis seks yang mereka lakukan dan penggunaan narkoba mereka. Peserta ini memiliki usia rata-rata 35 tahun, dan 71% berkulit putih. Mereka berpendidikan tinggi dan 88% pernah kuliah. Pada awal, laki-laki ini melaporkan rata-rata sembilan pasangan seks dalam tiga bulan sebelumnya. Angka ini turun menjadi rata-rata tujuh pasangan dalam tiga bulan setelah diagnosis mereka, dan ada sedikit penurunan dalam 12 bulan (rata-rata, enam pasangan). Proporsi laki-laki yang melaporkan pasangan utama meningkat dari 20% pada awal menjadi 48% pada akhir studi. Peningkatan ini bermakna (p <0,001). Hampir setengah (46%) dari laki-laki melaporkan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan pada awal penelitian. Angka ini turun menjadi 39% setelah sembilan bulan, tetapi kemudian meningkat tajam menjadi 57% pada akhir penelitian. Ada beberapa bukti penularan. Pada awal, 14% melaporkan memiliki pasangan yang HIV-positif, dan angka ini meningkat menjadi 33% pada bulan ketiga dan 39% pada akhir penelitian. Proporsi laki-laki yang melaporkan seks tanpa kondom dengan pasangan HIV-negatif, atau status tidak diketahui, turun dari 42% pada awal menjadi 23% pada bulan sembilan. Namun, proporsinya meningkat menjadi 50% pada bulan ke 12. Penggunaan metamfetamin tersebar luas. Pada awal, 30% melaporkan menggunakan obat selama kegiatan seksual terakhir mereka. Angka ini turun menjadi 11% pada tiga bulan dan tetap stabil selama sisa penelitian. Namun, selama dua belas bulan penelitian, proporsi pengguna metamfetamin melaporkan peningkatan seks berisiko yang signifikan (p = 0,05). “Penggunaan metamfetamin dilaporkan dalam sampel ini merupakan keprihatinan besar,” komentar para peneliti. Dalam analisis statistik mereka, seks dubur tanpa kondom dikaitkan dengan penggunaan metamfetamin pada awal (rasio odds yang disesuaikan [AOR], 7,65, 95% CI, 1,87-31,30), serta penggunaan metamfetamin selama studi (AOR, 14,4; 95 % CI, 2,02-103,0). Dokumen ini diunduh dari situs web Yayasan Spiritia http://spiritia.or.id/ Laki-laki gay mengubah perilaku seksual mereka setelah didiagnosis dengan HIV &ndash; setidaknya dalam jangka pendek Tidak ada bukti bahwa perilaku seksual dipandu oleh viral load. Hubungan seks tanpa kondom dilaporkan oleh 44% laki-laki dengan viral load tidak terdeteksi dan 48% dari mereka dengan HIV terdeteksi. “Dalam kohort ini, pria dengan infeksi HIV baru-baru ini mengurangi jumlah pasangan mereka selama tahun pertama infeksi; dengan penurunan terbesar dalam enam bulan pertama,” komentar para peneliti. Tingkat seks tanpa kondom dengan orang-orang yang negatif atau status tidak diketahui awalnya menurun, tetapi kemudian meningkat, memimpin peneliti untuk percaya “ada potensi penularan HIV yang terjadi pada banyak orang yang berbeda”. Perubahan perilaku paling mungkin terjadi dalam enam bulan setelah diagnosis, dan para peneliti percaya bahwa prioritas harus berupa “program yang mendukung pemeliharaan perubahan tersebut ... terutama setelah sembilan bulan.” Ringkasan: Gay men change their sexual behaviour following diagnosis with HIV – at least in the short term Sumber: Gorbach PM et al. Behaviors of recently HIV-infecgted men who have sex with men in the year post-diagnosis: effects of drug use and partner types. J Acquir Immune Defic Syndr, online edition: DOI: 10.1097/QAI.0bo13e3181ff9750, 2010. –2–