BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. GAMBARAN

advertisement
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
4.1.1
Allianz Indonesia
Obyek penelitian ini adalah strategi social media online Twitter
Allianz Indonesia @allianzid dalam membangun citra merek melalui
social engagement. Karena itu peneliti merasa perlu untuk menjabarkan
terlebih dahulu struktur korporasi yang menaungi dan menggunakan social
media online Twitter @allianzid sebelum kita membahas lebih jauh
mengenai obyek penelitian.
Perjalanan Allianz di Indonesia berawal lebih dari 30 tahun yang
lalu. Allianz Indonesia memulai bisnisnya di Indonesia dengan membuka
kantor perwakilan di tahun 1981. Dengan pertumbuhan ekonomi
Indonesia yang melesat menjadi salah satu yqang tercepat di Asia, dimana
hal ini mendorong prospek pasar baru bagi industri asuransi, maka pada
tahun 1989, Allianz mendirikan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia
yang bergerak dalam bidang asuransi umum. Kemudian pada tahun 1996,
Allianz memasuki bisnis asuransi jiwa, kesehatan dan pengelolaan dana
50 51 pensiun dengan mendirikan PT Asuransi Allianz Life Indonesia. Seiring
dengan berjalannya waktu, kedua perusahaan memutuskan untuk
memperkenalkan dirinya dengan satu nama yaitu, Allianz Indonesia di
mata masyarakat.
Perusahaan asuransi yang didukung oleh 1,200 karyawan dan lebih
dari 17,000 tenaga penjualan di 93 kantor pemasaran di 46 kota ini hingga
tahun 2014 telah melayani lebih dari 4 juta tertanggung di Indonesia. Pada
semester pertama di tahun 2014, Allianz Indonesia mencapai kinerja yang
positif dengan Pendapatan Premi Bruto (PPB) keseluruhan dari bisnis
asuransi jiwa, kesehatan dan umum sebesar Rp 5,43 triliun.
Allianz Indonesia menawarkan solusi lengkap yang terdiri dari
seluruh kategori utama dalam lini produk asuransi jiwa dan umum, bagi
nasabah individu maupun perusahaan. Solusi tersebut dilengkapi dengan
inovasi yang senantiasa dikembangkan seiring dengan gaya hiduo
nasabah, serta perkembangan ekonomi dan sosial. Saat ini Allianz
mempunyai delapan jenis asuransi jiwa dengan delapan manfaat
tambahan. Dalam bidang asuransi mikro, Allianz mempunyai asuransi
Payung Keluarga yang memberikan perlindungan asuransi jiwa kredit
apabila peserta (debitur) meninggal dunia karena sakit atau kecelakaan
selama jangka waktu kredit dengan cara bekerja sama dengan BPR (Bank
52 Perkreditan Rakyat) hingga dapat menjangkau masyarakat dengan
ekonomi rendah. Sampai dengan tahun 2013, Allianz Indonesia
mempunyai 53 pilihan fund bagi nasabah, dengan 16 diantaranya
merupakan fund unit link. Dari sisi asuransi umum, Allianz Utama
mempunyai lima jenis asuransi, yag termasuk didalamnya asuransi
kendaraan bermotor, properti, asuransi kecelakaan, dan asuransi
perjalanan.
Saluran distribusi atau penjualan Allianz Indonesia sebagian besar
mengandalkan sistem keagenan dan jalur distribusi lainnya seperti, broker,
account executive dan Bancasurance.
Allianz
Indonesia
juga
senantiasa
berupaya
untuk
menyeimbangkan kepentingan bisnis dengan tanggung jawab sosial
perusahaan, untuk mewujudkan lingkungan dan komunitas yang lebih
baik. Untuk itu Allianz Indonesia mendirikan Yayasan Allianz Peduli
untuk berbagi pengetahuan yang dimiliki untuk memberikan manfaat
kepada masyarakat dengan didukung oleh keterlibatan kuat karyawan,
agen dan mitra bisnis di Indonesia. Yayasan Allianz Peduli diresmikan di
bulan Januari 2010 untuk mengelola program-program Corporate Social
Responsibility (CSR) di bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan dan
bantuan kemanusiaan. Satu program penting dalam kampanye pendidikan
53 CSR Allianz Indonesia adalah My Finance Coach (MFC), yang
memberikan inspirasi bagi anak-anak dan remaja mengenai topik-topik
ekonomi dan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan keuangan.
MFC sendiri adalah sebuah inisiatif nirlaba melalui kemitraan antara
Allianz Group, Grey dan McKinsey & Company. Di Indonesia sendiri
MFC diluncurkan pada tahun 2011, hanya setahun setelah diperkenalkan
di Jerman. Pada tahun 2013, tercatat sdah lebih dari 6000 siswa dari 20
provinsi di Indonesia yang telah turut serta dalam program ini.
4.1.2
Visi dan Misi Allianz Indonesia
Visi Allianz Indonesia adalah "Allianz Indonesia is the first choice,
trusted brand that delivers promises with memorable experiences." Sesuai
dengan visi perusahaan, untuk menjadi perusahaan yang terpercaya
Allianz harus memperhatikan citra merek-nya di tengah masyarakat.
Karena basis roda pergerakan industri jasa dimotori oleh kepercayaan.
Sedangkan untuk misi Allianz Indonesia adalah "Allianz Indonesia
is recognized for providing insurance protection and financial solutions in
a high performance culture to achieve sustainable returns." Untuk
mendapatkan pengakuan atas citra atau reputasi sebuah merek bahwa
sebuah merek itu bagus dan dapat dipercaya dari masyarakat, dibutuhkan
54 strategi-strategi marketing komunikasi yang tepat. Sebagai perusahaan
jasa, layanan yang diberikan tidak dapat dirasakan secara langsung. Faktor
inilah yang membuat citra sebuah perusahaan atau merek menjadi unsur
yang sangat penting. Saat ini, Allianz Indonesia menggunakan Net
Promotor Score untuk mengukur tingkat kepuasan layanannya di tengah
masyarakat.
4.1.3 Logo dan Identitas Perusahaan
Brand Allianz cukup diperhitungkan secara global. Ini terbukti dari
peringkat Best Global Brand 2014 yang dikeluarkan oleh Majalah
Interbrand.
Gambar 4.1. Peringkat Best Global Brands 2014 (Sumber: Interbrand Magazine)
Di tahun 2013, Allianz menduduki peringkat 63 dari 100 perusahaan besar
yang ada di dunia. Menurut majalah Interbrand, Allianz mempunyai brand
value sebesar 6,710$m secara global. Sedangkan di tahun 2014, brand
55 value Allianz naik 15% dan menempati posisi ke 55 dari 100
perusahaan/merek lain di dunia.
Gambar 4.2. Peringkat Best Global Brands 2013 (Sumber: Interbrand Magazine)
Logo
merupakan
identitas
perusahaan
dalam
membedakan
satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, dan antara satu merek dengan
merek lainnya. Kesukesan Allianz di industri asuransi tidak terlepas dari
brand Allianz yang sudah diakui sebagai brand yang besar di industri
asuransi dan keuangan dunia.
Gambar 4.3. Logo resmi Allianz Indonesia (Sumber: www.allianz.co.id)
56 Allianz menggunakan warna biru sebagai corporate color dan sebagai
identitas mereknya yang tercermin pada logo perusahaan. Logo ini tentu
saja sudah mengalami beberapa penyesuaian dari awal berdirinya Allianz
Grup di Jerman pada tahun 1890.
Gambar 4.4. Sejarah Logo Allianz (Sumber: www.allianz.com)
Bentuk dasar dari logo Allianz adalah “Elang”. Sosok Elang diambil
sebagai simbol kekuatan dengan cakarnya yang kuat dan berpandangan
jauh ke depan, serta penuh kehati-hatian dalam bertindak sehingga minim
kesalahan. Sedangkan warna biru dipilih sebagai simbol integritas Allianz
yang tinggi dalam menyediakan perlindungan bagi seluruh lapisan
masyarakat.
Untuk menguatkan identitas mereknya, logo Allianz dilengkapi
dengan tagline yang berbunyi "Allianz, with you from A-Z". Dengan
57 menggunakan tagline ini, maka citra yang ingin dibangun di tengah
masyarakat adalah bahwa Allianz mempunyai layanan dan produk yang
lengkap sesuai dengan kebutuhan para nasabahnya.
4.1.4
Tata Kelola Perusahaan yang Baik
Allianz Indonesia senantiasa menganut dan menerapkan prinsip-
prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (TKPB), yaitu Transparansi,
Akuntabilitas, Tanggung Jawab, Independensi dan Kewajaran di seluruh
organisasi. Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik sangat penting
untuk meningkatkan nilai bagi para pemangku kepentingan, memastikan
manajemen yang bertanggung jawab dan transparan serta membantu
membentuk lingkungan kerja yang sehat. Oleh sebab itu Perusahaan
mematuhi kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berbagai aspek
penting dalam pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, yaitu
Kebijakan & Prosedur Anti Korupsi, Kebijakan Anti Pencucian Uang,
Anti-Fraud Policy, dan Protokol Investigasi, Kode Etik, dan pedoman dan
Prosedur Whistleblowing.
Seperti perusahaan besar lainnya, Allianz Indonesia mempunyai
susunan dewan komisaris. Dewan Komisaris memantau kinerja Direksi
dalam mengelola Perusahaan sesuai dengan visi dan misinya; dan
58 mengawasi Direksi dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan
pemegang polis/pihak Tertanggung, peserta dan/atau penerima manfaat.
Di bawah ini merupakan struktur Dewan Komisaris Allianz Indonesia:
Gambar 4.5. Struktur Dewan Komisaris Allianz Indonesia (Sumber: Annual Report Allianz
Indonesia 2014)
59 Gambar 4.6. Struktur Dewan Pengawas Syariah (Sumber: Annual Report Allianz Indonesia
2014)
a. Biografi Direksi Allianz Life Indonesia
Joachim Wessling telah menjabat sebagai Country
Manager dan Direktur Utama Allianz Life Indonesia sejak tahun
2010. Sebelumnya beliau menjabat CEO dan Country Manager
Allianz di Ukraina (2007 - 2010); dan President dan CEO Allianz
Fire & Marine di Jepang (2004 - 2007), saat dimana ia terdaftar
sebagai anggota Executive Commitee of Foreign Non-Life
Insurance Association (FNLIA) dan Eonomist Corporate Network,
60 di Jepang. Beliau menghabiskan tujuh tahun di Dubai, menjabat
sebagai Head of Underwriting and Regional General Manager
untuk Allianz Timur Tengah. Bergabung di Allianz pada tahun
1982, beliau mengemban pendidikan Administrasi Bisnis di
Verwaltungs-und Wirtschafts-Akademie (VWA), di Munich
Jerman, dengan jurusan Yurisprudensi dan Keuangan.
Handojo Kusuma adalah wakil Presiden Direktur Allianz
Life Indonesia. Dalam tugasnya sebagai Cheif Distribution
Officer,beliau bertanggung jawab atas semua fungsi penjualan dan
distribusi non-keagenan di berbagai lini bisnis asuransi Jiwa,
Kesehatan dan Dana Pensiun. Handojo berpengalaman selama
lebih dari 24 tahun di industri asuransi dengan memiliki berbagai
sertifikasi profesional seperti FLMI, ACS dan AIAA. Beliau juga
aktif di industri asuransi jiwa sebgaai Kepala Departemen
Bancassurance, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) di
periode 2011- 2014.
Todd Swihart adalah anggota Direksi Allianz Life
Indonesia yang bertanggung jawab dalam bidang operasional.
Sebelumnya beliau menjabat sebagai Operations Regional
Manager untuk Asia Pasifik (2008) dan di kantor pusat Allianz di
61 Jerman (2005-2008). Bergabung dengan Allianz pada tahun 2001
sebagai New Business Manager di Allianz LIfe Amerika Utara,
beliau memulai karirnya sebagai Medical Claims Examiner di John
Hancock Mutual Ins.Co Amerika Serikat, kemudia menjabat
sebagai Health Claims and Service Manager di Corporate Benefit
Service, Minnetonka. Minnesota Amerika Serikat. Beliau lulus dari
University of Minnesota dan Metropolitan State University
University, keduanya di Amerika Serikat.
Meylindawati Tjoa merupakan satu-satunya perempuan
yang berada dalam jajaran dewan Direksi Allianz Life Indonesia.
Beliau bertanggung jawab di bidang Keuangan. Sebelumnya beliau
menjabat sebagai Head of Finance & Accounting di Perusahaan
dan Senior Auditor di KPMG Hanadi Sudjendro dan KPMG
Siddharta Siddharta & Harsono. Beliau mengemban pendidikan di
Universitas Tarumenagara (1995). Beliau telah bekerja di Allianz
Life Indonesia selama lebih dari 14 tahun, dan memulai karirnya
sebagai Accounting Manager pada tahun 1999.
Alan T. Darmawan adalah anggota Direksi Allianz Life
Indonesia daam bidang Investasi. Sebelumnya beliau menjabat
sebagai Chief Marketing Officer dan Chief Risk Officer di
62 perusahaan. Beliau lulus dari Indiana University, Bloomington,
Amerika Serikat dan memiliki lebih dari 13 tahun pengalaman di
industri asuransi dan 22 tahun di industri keuangan. Beliau
memiliki Sertifikasi Wakil Manajer Investasi dan Bapepam,
Certified Financial Planner dan Associate Wealth Planner dari
Financial Planning Association of Singapore serta Felow
Chartered Financial Practitioner dari Insurance and Financial
Practitioner Association of Singapore.
b. Biografi Direksi Allianz Utama
Daniel Neo telah menjabat sebagai Presiden Direktur
Allianz Utama Indonesia sejak tahun 2012. Sebelumnya beliau
menjabat sebagai Chief Financial Officer Allianz LIfe (2010-2012).
Bekerja di Allianz sejak tahun 1997, beliau telah bekerja di
berbagai pasar di seluruh dunia termasuk Hong Kong, Jerman,
Taiwan dan Korea., dalam posisi Chief Risk Officer, Chief
Financial Officer, dan Konsultan Internal. Beliau memperoleh
gelar sarjana di bidang Administrasi Bisnis dan gelar master dalam
bidang Akuntasi, keduanya Truman State University, USA.
Pada saat penelitian ini dibuat, Daniel Neo tidak lagi
63 menjabat sebagai Presiden Direktur Allianz Utama Indonesia dan
Head of Commercial Division. Untuk mengisi jabatan tersebut,
perusahaan menunjuk Wiyono Sutiyoso selaku Wakil Presiden
Direktur Allianz Utama Indonesia untuk menjadi Interim CEO PT
Asuransi Allianz Utama Indonesia. Sebelumnya beliau menjabat
sebagai Technical Director di Commercial Division (2012) dan
Branch Manager Cabang Surabaya (2009). Bergabung dengan
perusahaan pada tahun 1993 sebagai Claims Engineer, beliau lulus
dengan gelar Diplomigeneieur dari Technische Universitat,
Munich, Jerman. Pada tahun 2002 beliau memperoleh sertifikat
ANZIIF (Senior Associate) dari Australia and New Zealand
Institute of Insurance and Finance.
Inkes Lukman adalah anggota Direksi Allianz Utama.
Dalam tugasnya saat ini, beliau bertanggung jawab atas semua
fungsi penjualan dan distribusi perusahaa di berbagai lini bisnis
asuransi umum. Beliau berpengalaman selama lebih dari 10 tahun
di asuransi jiwa dan kerugian dan 25 tahun di lembaga-lembaga
keuangan dalam berbagai fungsi. Beliau memegang gelar sarjana
Teknik Elektro dari Universitas Trisakti dan gelas master dalam
bidang Administrasi Bisnis dari University of Melbourne,
64 Australia, dan sertifikasi asuransi AAJI, AAAK, serta ACS dan
FLMI dari Life Office Management Association (LOMA).
Eric Nemitz telah menjadi anggota Direksi Allianz Utama
Indonesia yang bertanggung jawab di bidang operasional sejak
tahun 2010. Beliau pernah belajar di Tokai University, dan Seijo
University di Tokyo, dan memegang gelar master di bidang Sains
Jepang/Ekonomi/ Ilmu Politik dari Berlin Free University. Beliau
memiliki pengalaman lebih dari 13 tahun di industri asuransi.
Bergabung di Allianz pada tahun 2000, sebelumnya beliau telah
memegang berbagai posisi terutama di Allianz Jepang.
4.1.5 Struktur Organisasi
Allianz Indonesia mengadopsi struktur organisasi yang dinamakan
TOM (Target Operation Model) yang berlaku pada PT Asuransi Allianz
Life Indonesia dan PT Asuransi Allianz Utama Indonesia. TOM terbagi
menjadi enam divisi yaitu, Market Management, Sales & Distribution,
Operation, Central Function, Allianz Health & Corporate Solutions dan
Product Provider.
Market Management mempunyai fungsi yang mengatur strategi
marketing Allianz Indonesia, yang mana didalamnya termasuk product
65 development, brandimg & promotion, customer loyalty dan digital
marketing.
Sebagai perusahaan asuransi, diferensiasi dan kualitas produk yang
dimiliki sangat penting untuk membedakan Allianz Indonesia dengan
perusahaan asuransi lainnya. Divisi Product Provider mempunyai fungsi
yang menentukan dalam pengembangan produk-produk yang akan dijual
oleh Allianz Indonesia.
Divisi Sales dan Distribution dan Divisi Allianz Health &
Corporate Solutions bertanggung jawab terhadap strategi penjualan
perusahaan yang mana pada prosesnya akan dibantu oleh divisi Operation.
Divisi Central Function juga mempunyai fungsi untuk mendukung
operasional perusahan seperti, Finance & Accounting, Corporate
Communication, Internal Audit, Legal & Compliance dan Human
Resources.
4.1.6
Departemen Corporate Communication
Departemen Corporate Communication adalah sebuah Departemen
yang berfungsi untuk secara konsisten memberikan informasi perusahaan,
termasuk dan tidak terbatas di dalamnya, strategi perusahaan dan reputasi
kepada para pemangku kepentingan internal dan eksternal. Departemen ini
66 dikepalai
oleh
Adrian
Dosiwoda
selaku
Head
of
Corporate
Communication Allianz Indonesia dan tim-nya yang berjumlah 9 orang.
Beliau menjadi salah satu key informan peneliti karena strategi social
media
online
Twitter
berada
dalam
tanggung
jawabnya.
Social media online Twitter asalnya dikelola oleh Market Management
dengan bantuan dari pihak ketiga (agency), namun saat penelitian
berlangsung pengoperasian maupun pemilihan kontennya dikelola oleh
Departemen Corporate Communication Allianz Indonesia.
4.1.7
Media Online Allianz Indonesia
Saat ini Allianz Indonesia mempunyai beberapa media online
sebagai sarana komunikasi dengan fungsi dan audience yang berbedabeda.
1. Media Online Facebook
Facebook memang masih menjadi idola dalam dunia digital
marketing. Biaya operasional yang murah, cangkupan yang luas namun
dapat dibatasi menjadi nilai tambah bagi media online ini. Saat ini Allianz
Indonesia mempunyai enam media online dengan platform Facebook
dengan sasaran audience: komunitas, publik dan agen (tenaga pemasaran).
Saat ini Allianz Indonesia mempunyai lima akun perusahaan dengan
67 menggunakan platform Facebook yang terdiri dari Allianz Indonesia
Community, Allianz Junior Football Camp, Allianz Runner, Allianz
Indonesia Citizens dan Facebook khusus untuk para agen, tim Market
Management dan Allianz Star Network (tenaga penjualan-agen).
2. Media Online Twitter
Pada awalnya, penggunaan social media online dengan platform
Twitter untuk perusahaan masih diragukan. Walaupun mempunyai
kesamaan dengan Facebook dalam hal biaya operasional yang murah,
pengoperasian yang mudah dan cakupannya yang luas, Twitter
mempunyai keterbatasan dalam pemuatan konten karena terbatas di 140
karakter. Namun, tak lama setelah perusahaan meluncurkan akun
Facebook perusahaan di tahun 2010, akun Twitter @allianzid pun mulai
diperkenalkan di masyarakat. Sampai saat ini @allianzid mempunyai
8,639 follower dan sudah mengeluarkan 18,939 Tweet untuk para
followernya.
3. Website
Website Allianz yang mempunyai alamat www.allianz.co.id
merupakan situs resmi perusahaan yang memuat informasi yang lengkap
dan menyeluruh mengenai Allianz Indonesia. Konten yang berada di
website dikelola oleh tim Market Management. Website Allianz Indonesia
68 menyediakan informasi mengenai perusahaan, produk-produk dan layanan
yang dimiliki oleh Allianz Indonesia, kampanye/program yang sedang
diadakan, alamat kantor-kantor cabang baik yang berada di Jakarta
maupun yang berada di luar Jakarta.
Penggunaann platform-platform di atas merupakan strategi
komunikasi perusahaan dalam rangka mendekatkan diri kepada calon
pelanggan dan masyarakat Indonesia secara luas melalui media online.
4.2.
HASIL PENELITIAN
4.2.1
Deskripsi Penemuan
Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
social media online Twitter Allianz Indonesia @allianzid dalam
membangun citra merek melalui social engagement di Indonesia.
Setelah melakukan wawancara mendalam dengan subyek penelitian, dan
mengumpulkan data-data pendukung baik dari internal perusahaan
maupun dari eksternal perusahaan, peneliti menemukan beberapa fakta
menarik mengenai topik penelitian ini yang akan dijabarkan di bawah ini.
4.2.2
Brand Value Allianz
Keberhasilan sebuah brand dalam membangun citra mereknya
69 dapat diukur dari peringkat yang didapatkannya. Di negara asalnya,
Jerman, Allianz merupakan top of mind brand dimana merek Allianz
bukan lagi dikenal hanya sekedar perusahaan yang menyediakan asuransi,
namun sudah menjadi bagian dari kebudayaan Jerman. Tingkat
keterlibatan sosial antara masyarakat dunia dengan brand Allianz dapat
dibilang tinggi. Oleh majalah Interbrand, sebuah majalah yang
mengeluarkan peringkat mengenai brand value perusahaan - perusahaan
yang ada di dunia, brand Allianz berhasil menduduki peringkat teratas
selama dua tahun berturut-turut dengan peningkatan brand value di tahun
2014. Keberhasilan Allianz meningkatkan brand value dalam dua tahun
terakhir tidak lepas dari keputusan tepat dan cerdas dari Grup Perusahaan
asuransi asal Jerman ini untuk tidak cepat puas dan terus mengembangkan
strategi brand awareness-nya di seluruh dunia.
Gambar 4.7. Brand Value Allianz Group (Sumber: Website www.Allianz.co.id)
Namun, peringkat brand value ini membawa nama Allianz Group, dimana
70 di negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika, asuransi merupakan
sebuah kebutuhan pokok. Tantangan yang dihadapi oleh Allianz Indonesia
adalah membentuk citra mereknya di Indonesia, dimana asuransi masih
merupakan suatu hal yang dianggap tidak perlu dan investasi yang
merugikan.
4.2.3 Citra merek Allianz di Indonesia
Perkembangan
perilaku
masyarakat
di
Indonesia
ternyata
mengalami banyak perubahan-perubahan dalam kultur sosial yang
menjadi preferensi menentukan sikap individu maupun sosialnya. Sudut
pandang lansekap bisnis pada industri keuangan di tuntut mengikuti
perilaku pasar di tengah persaingannya, pada praktiknya para pelaku bisnis
di tuntut bergerak sesuai dengan kearifan lokal dari segmen pasar yang di
sasar.
Membangun citra merek (brand image) bukanlah sesuatu yang mudah dan
tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Perlu ada konsistensi
sepanjang waktu hingga merek tersebut benar-benar tertanam dalam
ingatan pasar sasaran. Seiring dengan pesatnya perkembang teknologi
industri, produk menjadi mudah ditiru oleh pesaing dan cepat kadaluarsa.
Sebuah brand harus mempunyai ciri khas yang menjadi identitasnya di
71 masyarakat. Karena masyarakat tidak hanya melihat produk yang dijual
oleh suatu perusahaan, namun mempertimbangkan juga citra merek atau
perusahaan yang menjualnya. Merek memberikan identitas atau sifat-sifat
yang dilekatkan pada produk, sehingga memiliki personalitas (brand
personality), atau memberikan "jiwa" kepada produk. Masyarakat
Indonesia masih melihat kebutuhan mereka akan perlindungan yang
diberikan oleh asruansi masih dalam taraf 'belum perlu'. Dalam memilih
produk asuransi pun masih melihat dari besar kecil atau untung ruginya
nilai investasi yang didapatkan jika membeli produk asuransi. Produk
Allianz yang tergolong premium dari segi harga membuat Allianz
Indonesia tidak terlalu diminati oleh pasar Indonesia. Pada akhirnya, citra
Allianz menjadi sebuah perusahaan asuransi yang produknya mahal dan
kalah saing dalam dunia mass market. Ditambahkan lagi dengan beritaberita yang beredar di media massa mengenai pelayanan buruk yang
diberikan oleh perusahan-perusahaan asuransi di Indonesia, semakin
menambah citra buruk industri asuransi.
Kekhawatiran perusahaan terbukti ketika Allianz Indonesia
mendapatkan pemberitaan buruk mengenai citra perusahaannya di media
massa, baik cetak, elektronik maupun online dikarenakan faktor-faktor
internal dan eksternal. Dalam dunia industri jasa, kepercayaan pelanggan
72 adalah yang terpenting. Perilaku konsumen yang semakin pintar dan kritis
terhadap penyedia jasa mempunyai efek positif dan efek negatif. Sumber
informasi yang mudah diraih dan kecepatan perputaran informasi menjadi
faktor yang harus senantiasa diperhatikan oleh penyedia jasa/produsen.
Faktor internal dan eksternal dapat menjadi penyebab buruknya citra
perusahaan.
Gambar 4.8. Pemberitaan di Media Massa Elektronik (Sumber: www.Kontan.co.id)
73 Kecepatan distribusi informasi yang ada di dunia mempengaruhi
perilaku pembelian masyarakat Indonesia. Pemberitaan-pemberitaan
seperti contoh diatas sedikit banyak mempengaruhi persepsi masyarakat
Indonesia terhadap merek Allianz. Bahkan kecenderungan yang ada
mengarah kepada hilangnya kepercayaan terhadap merek Allianz.
Kecenderungan masyarakat
Allianz Indonesia terus berusaha dan berinovasi untuk menambah kualitas
pelayanannya. Seiring dengan itu, Allianz juga melakukan manuvermanuver dalam strategi bauran pemasarannya untuk memperbaiki citra
merek perusahaan guna mendapatkan kepercayaan publik terhadap merek
Allianz Indonesia dan industri asuransi.
Gambar 4.9. Pemberitaan di Media Massa Elektronik mengenai Asuransi (Sumber:
www.Kontan.co.id)
74 Komunikasi massa dapat merupakan suatu kekuatan dalam
pembentukan opini mengenai isu-isu baru dimana audience-nya belum
mempunyai pendirian yang tetap (predispositions). Pemberitaan buruk
yang terjadi pada Allianz Indonesia di media massa dapat dengan mudah
merubah opini dan persepsi masyarakat Indonesia terhadap citra merek
Allianz Indonesia dan menyebabkan menurunnya hingga hilangnya
kepercayaan terhadap merek Allianz Indonesia. Untuk mendapatkan
kembali kepercayaan tersebut, tentunya Allianz Indonesia harus lebih
gencar dalam membentuk citra dan reputasi perusahaannya melalui
kegiatan-kegiatan marketing komunikasinya.
Jauh sebelum penelitian ini, perusahaan sudah melakukan kegiatan
promosi guna meningkatkan brand awareness melalui media-media
promosi dan kegiatan periklanan. Pada pelaksanaannya tujuan di
lakukannya optimalisasi kegiatan Brand Awareness dengan pendekatan
menggunakan SISOMO atau di kenal sebagai Sight, Sound dan Motion.
Seperti yang kita ketahui SISOMO harus mampu menyentuh 5 panca
indera manusia sehingga tercipta persepsi terhadap Brand sesuai dengan
apa yang di harapkan perusahaan. Aplikasi SISOMO dilakukan
perusahaan melalui berbagai media seperti, cetak, elektronik, OOH (Out of
House), dan media online. Media massa konvensional seperti televisi,
75 radio dan OOH masih menjadi pilihan utama perusahaan dalam
membangun awareness publik terhadap brand Allianz. Daya jangkaunya
yang luas dan masal menjadi alasan pemilihan media-media konvensional
tersebut. Namun dengan media konvensional, perusahaan belum dapat
menciptakan keterlibatan (engagement) atas brand Allianz dengan
masyarakat Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, buruknya citra
merek asuransi tidak hanya di disebabkan oleh kegagalan perusahaan
dalam memenuhi janjinya kepada pelanggan, namun juga beberapa faktor
lainnya seperti, kurangnya informasi mengenai kinerja perusahaan dan
kurangnya tingkat keterlibatan masyarakat terhadap merek itu sendiri.
Tingkat keterlibatan sosial terhadap suatu merek mempengaruhi
pembentukkan opini dan persepsi masyarakat saat terjadi pemberitaan
buruk terhadap merek tersebut. Jika masyarakat Indonesia mempunyai
keterlibatan sosial yang tinggi terhadap merek Allianz, maka jika ada
pemberitaan buruk mengenai merek Allianz, mereka tidak akan mudah
terpengaruh. Produk asuransi bukan seperti produk makanan, minuman
atau pakaian yang dapat langsung dinikmati. Asuransi adalah sebuah
produk untuk mencegah terjadinya risiko yang dapat menyebabkan
kerugian. Karena itu, dibutuhkan strategi yang tepat dan proses yang
panjang untuk dapat membangun brand awareness Allianz dan citra
76 merek yang positif di masyarakat Indonesia. Biaya yang dikeluarkan pun
tidak sedikit dan mahal. Namun itu adalah bagian dari kompensasi resiko
yang harus ditempuh perusahaan untuk dapat mengimplementasikan
strategi pembentukkan brand-nya. Ketika masyarakat Indonesia melihat
logo Allianz dan langsung mengenalinya sebagai perusahaan yang
menyediakan produk asuransi, dari sini dapat dikatakan Allianz sudah
mendapatkan brand awareness di masyarakat Indonesia. Saat awareness
sudah tercipta, perusahaan pelan-pelan membangun citra mereknya.
Citra merek merupakan aset yang tidak terlihat (intagible) namun
dapat mempunyai pengaruh yang besar terhadap kegiatan pemasaran
perusahaan. Reputasi perusahaan yang baik akan memudahkan perusahaan
untuk
mendapatkan
kepercayaan
dari
calon
konsumen.
Sebagai
perusahaan asuransi yang produknya tidak dapat langsung dirasakan,
sangat penting untuk memiliki brand image yang kuat dan baik di mata
masyarakat Indonesia. Dari hasil penemuan peneliti, Allianz Indonesia
memetakan fungsi marketingnya untuk menarik calon konsumen melalui
kegiatan-kegiatan promosinya, sementara dalam membangun citra
perusahaan dan mereknya dijalankan oleh bagian yang terpisah. Pada
umumnya, kegiatan pembentukan citra merek berada di unit yang sama
dengan kegiatan promosi. Namun di Allianz Indonesia, keterlibatan dari
77 Allianz Group sangat besar dalam strategi pembentukan citra mereknya.
Hal ini dapat membahayakan perusahaan. Karena terkadang, strategi yang
digagas oleh Group yang berbasis di Eropa tidak sesuai dengan budaya
yang ada di Indonesia, yang dapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan
perusahaan. Departemen Market Management dan Departemen Corporate
Communication akhirnya harus bekerja keras untuk dapat menyesuaikan
strategi yang diinginkan oleh Allianz Group agar dapat diaplikasikan di
Indonesia. Di Eropa, brand Allianz sudah tidak perlu diragukan lagi.
Untuk perusahaan asuransi, positioning brand Allianz sudah berada di
tahap Top of Mind. Dapat dikatakan hampir semua penduduk negaranegara di Eropa wajib mempuyai asuransi. Di negara asalnya, Jerman,
bahkan bayi yang baru lahir pun diwajibkan untuk mempunyai asuransi
oleh negara. Namun tidak demikian di Indonesia.
Asumsinya, berbekal perusahaan dan merek yang telah berada di
industri asuransi selama 125 tahun secara global, seharusnya tidak sulit
bagi Allianz untuk membangun citra mereknya (brand image) di
Indonesia. Namun untuk membangun citra merek ternyata tidak cukup
hanya dengan mengiklan-kan di media konvensional karena tidak ada
keterlibatan yang timbul antara publik dengan brand Allianz. Berbagai
upaya telah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan awareness
78 masyarakat Indonesia terhadap brand Allianz seperti, membuat televisi
commercial (TVC) dan menyiarkannya di stasiun-stasiun televisi lokal dan
berbayar, menginformasikan kinerja perusahaan melalui media massa
untuk membentuk kepercayaan publik terhadap Allianz, dan membuat
kegiatan offline maupun online untuk meningkatkan brand awareness
masyarakat Indonesia terhadap merek Allianz. Seluruh upaya ini
dilakukan karena jika masyarakat tidak mengenal brand Allianz, tidak
akan tercipta kepercayaan, dan perusahaan akan mengalami kesulitan
dalam memasarkan produknya. Berbekal nama besar Allianz memang
tidak sulit bagi perusahaan dalam melakukan penetrasi pasar di Indonesia.
Namun perilaku konsumen di sebuah negara dengan negara lainnya tentu
saja berbeda. Departemen Market Management Allianz Indonesia bekerja
sama dengan Departemen Corporate Communication dalam membuat
strategi pembentukan citra merek dan membangun reputasi Allianz di
masyarakat Indonesia dengan target audience dan media komunikasi yang
berbeda-beda.
Seperti perusahaan asuransi lainnya yang memasuki pasar di Indonesia,
Allianz melakukan pendekatan humanisme yang mengambil kejadian
sehari-hari untuk menggambarkan risiko-risiko yang mungkin terjadi
dalam materi periklanannya. Dan memang benar, pendekatan tersebut
79 berhasil meningkatkan brand awareness Allianz di masyarakat Indonesia.
Namun pendekatan seperti itu pada akhirnya tidak memberikan karakter
khusus terhadap brand Allianz. Brand Allianz dikenal sebagai perusahaan
asuransi yang menyediakan jasa asuransi jiwa dan kerugian hanya di
kalangan tertentu, yang tentu saja tidak menguntungkan bagi perusahaan
karena saat ini Allianz Indonesia ingin mengembangkan bisnisnya ke
ranah mass market.
4.2.4
Karakteristik
dan
fungsi
social
media
online
dalam
membentuk citra merek Allianz Indonesia
Kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar pada
konumen, pasar, dan marketing selama abad terakhir. Sejak awal tahun
2000, teknologi informasi telah memasuki pasar utama dan dikembangkan
lebih jauh menjadi apa yang disebut sebagai new wave technology, yang
memungkinkan konektivitas dan internektivitas antar individu dan
kelompok.
Teknologi
ini
memungkinkan
seseorang
untuk
mengekspresikan dirinya dan berkolaborasi dengan orang lain, dimanapun
dan kapanpun. New Wave Technology memungkinkan orang untuk
80 berubah dari konsumen (consumer) menjadi prosumer.16 Salah satu yang
memungkinkan terjadinya new wave technology adalah munculnya media
sosial. Salah satu media sosial yang terbesar adalah media sosial yang
bersifat ekspresif, yang meliputi blog, Twitter, Youtube, Facebook, serta
situs jejaring sosial lainnya.
Karakterisitik social media yang bersifat personal dan cepat menjadi
sarana
masyarakat
terkini
untuk
berekspresi.
Masyarakat
yang
menggunakan social media online yang dikenal dengan sebutan netizen,
menggunakan social media online bukan untuk membicarakan topik yang
bersifat 'berat'. Netizen menggunakan media sosial untuk bersosialisasi
dimana social media dianggap sebagai salah satu sarana aktuliasasi diri
dan eksistensi. Saat ini bagi masyarakat modern mempunyai akun social
media merupakan sebuah keharusan dan dapat dikategorikan sebagai
kebutuhan pokok dimana melalui media social memungkinkan mereka
untuk mendapatkan informasi mengenai apapun. Pada dasarnya, saat ini
perilaku pembelian juga dapat ditentukan dari aktifnya seseorang di dunia
social media. Begitu juga pembentukan citra sebuah merek maupun
perusahaan dapat terjadi di dunia social media.
16
Phillip Kotler & Hermawan Kartajaya, Marketing 3.0, 2010 7
81 Saat ini, mayoritas dari Marketer berpaling ke social media untuk
berbagai tujuan, seperti sebagai media promosi, media komunikasi,
bahkan untuk menciptakan keterlibatan perusahaan atau merek dengan
masyarakat. Tidak terkecuali Allianz Indonesia yamg menggunakan
social media sebagai kegiatan promosi dan komunikasinya.
Namun dari hasil wawancara mendalam bersama dua key
informan, peneliti menemukan bahwa, topik asuransi bukanlah sesuatu
yang menyenangkan untuk dikaitkan dengan media sosial. Netizen
merasa
social
media
bukanlah
tempat
bagi
korporasi
untuk
mempromosikan produk asuransi. Informasi yang panjang dan sulit
dimengerti membuat asuransi bukanlah suatu topik yang ingin ditemui di
dunia social media. Dalam dunia asuransi, perusahaan harus berusaha
keras dalam menentukan strategi yang tepat dalam berkomunikasi kepada
masyarakat. Saat membentuk strategi marketing komunikasinya, Allianz
Indonesia menyadari jika ingin menciptakan eksistensinya di dunia maya,
maka mempunyai akun korporasi di dunia social media adalah salah
satunya. Fenomena ini juga diamini oleh Head of Market Management
Allianz Indonesia, Karin Zulkarnaen:
"Social media online sekarang memang lagi naik daun ya. Semua
company, semua brand sekarang punya social media. Teorinya,
82 social media itu digunakan untuk increase engagement dengan
calon customer. Bisa dengan customer, bisa dengan calon
customer."
Teori yang berkembang fungsi social media online memang ke arah
engagement, namun pada prakteknya ternyata tidak seperti itu. Menurut
beliau, para netizen yang mem-follow akun suatu brand, ternyata tidak
mau berbicara atau mengobrol dengan brand tersebut. Mereka hanya ingin
mendapatkan informasi satu arah mengenai brand tersebut yang ada
hubungannya dengan kepentingan mereka. Akun social media lebih
banyak digunakan untuk komunikasi, interaksi dan engagement saja, tidak
banyak yang menjadikannya ajang untuk mencari tahu mengenai suatu
produk atau tentang brand. Perilaku konsumen masyarakat Indonesia saat
akan mencari informasi mengenai suatu produk atau tentang brand akan
mengarah ke website resmi perusahaan, tidak akan ke akun social media
brand tersebut. .Namun jika berbicara tentang meningkatkan brand
awareness, platform social media online dapat menjadi media yang tepat.
Namun, tentu saja ada resiko yang mengiringi dalam setiap strategi yang
akan dilakukan oleh perusahaan. Sama seperti perusahaan-perusahaan
lainnya, Allianz Indonesia juga melakukan analisa SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity & Threat) sebelum terjun ke dunia social media
untuk memitigasi resiko yang ada.
83 Pada tahap awal penelitian, peneliti mempunyai persepsi bahwa
akun social media online milik Allianz Indonesia mempunyai fungsi
sebagai media komunikasi dua arah. Respon yang diberikan oleh follower
dan fans-nya dikategorikan sebagai komunikasi dua arah sehingga terlihat
seperti percakapan. Namun kedua key informan sepakat jika platform
media social media online yang digunakan oleh Allianz Indonesia
merupakan media komunikasi satu arah. Fasilitas yang dimiliki oleh
masing-masing platform social media memungkinkan para follower untuk
berkekspresi. Jika di platform Facebook mereka bisa menggunakan
fasilitas Like, comment dan share sebagai respon atas konten yang di
publish perusahaan, sedangkan di platform Twitter dapat menggunakan
mention, reTweet dan reply sebagai respon. Jumlah Like, likes,
engagement, leads dan conversion dari social media online Facebook
menjadi tolak ukur perusahaan sebagai Key Performance Indicator-nya.
Conversion pada social media dapat dijadikan leads oleh perusahaan yang
akhirnya akan mengarah kepada kegiatan penjualan. Departemen Market
Management menggunakan social media online Facebook sebagai media
komunikasi perusahaan kepada fans/follower-nya. Dimana diharapkan
melalui wadah ini, akan tercipta komunitas online dimana perusahaan
dapat membentuk brand image yang diinginkan, menyampaikan pesan
84 yang ingin disampaikan perusahaan secara personal, dan dari sini
perusahaan dapat melihat output seperti apa yang diberikan masyarakat
terhadap brand Allianz dan bagaimana reputasi/citra yang dimiliki oleh
Allianz Indonesia.
Head of Corporate Communication Allianz Indonesia mengatakan
awalnya Twitter @allianzid dibuat memang dengan maksud promosi
karena populasinya masih person atau orang. Namun seiring berjalannya
waktu, perusahaan menyadari bahwa saat ini orang-orang sudah mulai
meninggalkan platform social media online Twitter. Karena itu
perusahaan mengganti strateginya dengan tidak memposisikan social
media online Twitter Allianz Indonesia sebagai marketing tools karena
tidak ada KPI atau goals untuk conversion disitu. Semakin lama Twitter
bergeser hingga semakin sedikit orang yang mau engage atau mau
melakukan conversation di Twitter selain complaint. Perusahaan tidak
mengharapkan market atau follower @allianzid bisa di conversion
menjadi nasabah. Fungsi Twitter @allianzid di Allianz saat ini lebih
kepada brand yang berkomunikasi atau brand yang memberikan
informasi, tapi tidak dengan pendekatan yang berjualan namun bertujuan
untuk meningkatkan keterlibatan sosial terhadap merek Allianz.
85 Kesimpulan yang didapatkan peneliti, saat ini posisi penggunaan
social media online Facebook dan Twitter sama-sama kuat sebagai media
komunikasi
perusahaan
terhadap
fans/follower-nya.
Fenomena
penggunaan social media online Facebook masih tinggi di masyarakat
Indonesia, karena itu perusahaan masih akan terus mengoptimalkan
penggunaan platform social media online Facebook sebagai media
komunikasinya dengan fans/followernya. Dengan banyaknya fans yang
aktif di akun Facebook perusahaan, maka merek Allianz sebagai
perusahaan penyedia layanan asuransi dapat semakin dikenal masyarakat,
terutama di kalangan komunitas. Dalam kontennya, Facebook Allianz
Indonesia banyak mengambil tema yang ringan dan berhubungan dengan
kegiatan sehari-hari hingga dapat menjangkau audience yang lebih luas
dan komunitas-komunitas yang lebih banyak lagi.
Gambar 4.10. Konten Facebook Allianz Indonessia (Sumber: Allianz Indonesia
Community)
86 Namun jika berbicara mengenai social media online Twitter, saat
ini semakin sedikit masyarakat Indonesia yang aktif di dunia social media
(netizen) yang masih aktif menggunakan platform Twitter. Mayoritas
masyarakat pun masih menganggap bahwa akun korporasi Twitter adalah
sebagai tempat mengadukan sebuah complaint karena responnya yang
cepat. Perusahaan memang tidak bisa mencegah hal seperti ini terjadi di
social media. Yang dilakukan perusahaan untuk meminimalisasi hal ini
terjadi adalah dengan mengedukasi followers dan fans-nya dengan
mengarahkan keluhan-keluhan yang masuk ke layanan customer service.
Dengan cara seperti ini, Allianz tetap memberikan respon terhadap
keluhan yang masuk melalui akun social media online Twitter, namun
dengan penanganan yang berbeda.
4.2.5
Strategi Media Online Twitter Allianz Indonesia @allianzid
dalam membangun citra merek melalui social engagement
Dari hasil wawancara dengan para nara sumber, peneliti
menemukan
bahwa
bagi
Allianz
Indonesia,
keterlibatan
sosial
(engagement) memang penting dalam upaya untuk membentuk citra
perusahaan di mata masyarakat. Dengan kemunculan era sosial media
sebagai bagian dari kehidupan sehari - hari masyarakat Indonesia,
87 kecenderungan perilaku konsumen akan mencari referensi mengenai suatu
produk.jasa melalui sosial media. Memang benar, jika ingin mencari
informasi, situs resmi perusahaan akan menjadi sumber yang terpat.
Namun jika mencari referensi, apa yang tercantum dalam sosial media
dirasa lebih dapat dipercaya oleh masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh key informan, Adrian Dosiwoda, Head of
Corporate Communications Allianz Indonesia:
"Customer semakin lama semakin pintar, artinya marketing
sendiri perlu pendekatan yang berbeda Kalau selama ini bilang
bahwa ini adalah sabun yang paling wangi atau ini adalah obat
nyamuk yang paling ampuh, sekarang sudah tidak bisa seperti itu
lagi.Yang bisa membantu marketing ini dalam membuat atau
menciptakan reputasi perusahaan yang kuat itu berarti harus
dilakukan dengan cara yang tidak langsung atau semerta merta
disadari oleh masyarakat.”
Didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin pesat, kegiatan
marketing tidak bisa lagi dilakukan hanya dengan kegiatan periklanan
konvensional seperti Billboard, Televisi Commercial, Radio commercial
dan iklan cetak di koran, namun harus dibantu dengan new wave media
yang saat ini sedang digemari oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Trennya saat ini jika masyarakat ingin mencari informasi atau referensi
mengenai suatu produk, nama atau jasa, mereka akan menggunakan mesin
pencari (search engine) melalui fasilitas internet yang ada di smart phone,
88 PC/laptop,
tablet/IPad.
Perusahaan
menyadari,
jika
ingin
mempertahankan posisi merek Allianz di Indonesia, harus dilakukan suatu
terobosan baru, salah satunya dengan menggunakan platform social media
online. Social media online menjadi ajang eksistensi dan aktualisasi diri
bagi para penggunanya yang dapat menjadi influencer (pembawa
pengaruh bagi para pengikutnya (follower). Departemen Market
Management bertanggung jawab untuk menentukan strategi marketing
pemasaran, dimana strategi tersebut mencangkup seluruh saluran-saluran
komunikasi pemasarannya. Market Management mengandalkan kekuatan
social media online Facebook dan website sebagai sarana komunikasi
yang dapat mengarah ke kegiatan penjualan. Sedangkan Departemen
Corporate Communication menggunakan platform social media online
Twitter sebagai media komunikasi ke publik dan kegiatan public relation
seperti konferensi pers, press release dan media relation untuk
membangun citra merek Allianz Indonesia. Melalui media-media yang
dimilikinya, kedua Departemen ini bekerja sama untuk dapat membentuk
brand image yang kuat untuk Allianz di mata masyarakat Indonesia.
Sejak tahun 2010, Allianz Indonesia membuka akun korporasi
dengan menggunakan platform Facebook dengan nama Allianz Indonesia
Community dan tiga bulan setelahnya membuat akun korporasi
89 menggunakan platform social media Twitter dengan nama @allianzid.
Pada awalnya pengoperasian kedua akun ini dipercayakan oleh pihak
ketiga (agency). Pada saat peluncuran kedua akun social media online ini
mendapat respon yang baik, karena pada saat itu masih banyak yang
menggunakan kedua platform ini (Facebook & Twitter).Namun akhirnya
kegiatan didalamnya perlahan menurun dan mulai menuju ke pasif.
Setelah ditelaah, ternyata perusahaan mendapatkan beberapa fakta seperti:
1. Fans/Follower tidak memberikan respon yang bagus jika perusahaan
mengeluarkan materi-materi yang berbau promosi produk asuransi.
Namun mereka akan memberikan respon dengan cara memberikan-like
atau re-tweet jika perusahaan memberikan tips-tips mengenai
kesehatan, olah raga, atau kampanye perusahaaan yang tidak
berhubungan dengan promosi/penjualan produk.
2. Penentuan materi harusnya disesuikan dengan segmen fans/follower.
Misalnya materi yang berhubungan dengan tips gaya hidup sehat dan
olah raga pada pagi hari karena materi seperti ini disukai oleh
fans/follower yang berusia 17 - 25 tahun dan tips-tips mengenai
perencanaan keuangan keluarga pada sore hingga malam hari, karena
kebanyakan ayah atau ibu-ibu muda kebanyakan membuka social
media pada sore hari saat jam pulang kantor atau saat istirahat dirumah.
90 3. Pendekatan komunikasi yang berbeda untuk masing -masing platform,
Facebook dan Twitter karena masing-masing mempunyai audience
yang berbeda. Sedangkan selama ini gaya komunikasi yang dilakukan
disamakan. Hal ini membuat komunikasi yang dilakukan tidak efektif
dan pesan yang ingin disampaikan kurang dapat diterima.
4. Saat ini, tren masyarakat Indonesia adalah mencari referensi di dunia
online, baik itu social media maupun website resmi sebuah
merek/perusahaan. Karena itu penting bagi Allianz agar merek/citra
perusahaannya terbangun dengan baik di masyarakat, baik offline
maupun online dan meningkatkan keterlibatan sosial masyarakat
Indonesia terhadap brand Allianz.
5. Terbatasnya kemampuan sumber daya manusia sebagai operator akun
social media jika dikelola oleh pihak ketiga. Respon yang diberikan
lebih lama karena harus melalui proses yang panjang untuk menjawab
pertanyaan atau kebutuhan follower yang diajukan melalui akun social
media perusahaan.
Berdasarkan hasil analisa di atas, sejak tahun 2012 Allianz
Indonesia mulai meng-implementasikan strategi baru yang memetakan
fungsi dan audience dari kanal - kanal media informasi yang dimilikinya.
91 Allianz Indonesia Marketing Communication Strategy Media Offline Company Profile Brochure Audience Communication strategy Public Consist of: ‐ Company Information ‐ Products & services ‐ Board of Director & Board of Commisioner ‐ Company program & campaign Online Company Website Billboard Public Copy writing TV & Radio Commercial Youtube Public Audio Visual Netizen: ‐ Men & Women ‐ Students, employee, Social stay home Media‐
mother Facebook ‐ Age 17 ‐ 40 years old ‐ A, B+,B, C+ Content management: healthy tips, sports, company campaign, company information Purpose Providing all in one official information regarding company information for public Brand awareness ‐ Brand awarenes ‐ Company campaign awareness ‐ Building reputation ‐ Brand engagement: Create engagement through community ‐ Company campaign awareness ‐ Educative information that related to company pilar 92 Social Media‐
Twitter Netizen: ‐ Men & Women ‐ Students, employee
‐ Age 15 ‐ 35 years old ‐ A, B+, B, C+, C Content management: Insurance education, Financial education, daily tips, company campaign, company information ‐Building Brand reputation ‐ Create engagement through community ‐ Education about insurance ‐ Financial education through tips ‐ Company activities related to corporation, CSR, achievement & campaign/pr
ogram Tabel 4.11. Strategi Marketing Komunikasi Allianz Indonesia
Dari hasil observasi tim Market Management, Allianz Indonesia melihat
bahwa, pemegang keputusan pembelian memang terletak pada kepala
keluarga. Namun yang memperngaruhi keputusan pembelian dapat dari
berbagai macam pihak, bisa dari keluarga inti, kerabat maupun dari teman.
Akhirnya Allianz melakukan manuver-manuver strategi branding yang
mencangkup faktor-faktor tersebut dimana masing-masing media akan
berbicara dengan audiens yang berbeda dan gaya yang berbeda.
93 Departemen Market Management bertanggung jawab untuk menentukan
strategi marketing pemasaran, dimana strategi tersebut mencangkup
seluruh saluran-saluran komunikasi pemasarannya. Market Management
mengandalkan kekuatan social media online Facebook dan website
sebagai sarana komunikasi yang dapat mengarah ke kegiatan penjualan.
Sedangkan
Departemen
Corporate
Communication
menggunakan
platform social media online Twitter sebagai media komunikasi ke publik
dan kegiatan public relation seperti konferensi pers, press release dan
media relation untuk membangun citra merek Allianz Indonesia. Melalui
media-media yang dimilikinya, kedua Departemen ini bekerja sama untuk
dapat membentuk brand image yang kuat untuk Allianz di mata
masyarakat Indonesia.
Jadi selain menitik beratkan pada kegiatan promosi, namun juga
memfokuskan pada pendekatan komunikasi yang dapat menciptakan
keterlibatan publik terhadap brand Allianz melalui kegiatan-kegiatan di
bawah ini:
a. Offline Strategy - Activation
Untuk meningkatkan brand awareness, perusahaan melakukan
kegiatan-kegiatan offline seperti events, sponsorship dan joint-event
dengan pihak-pihak lain yang mempunyai kesamaan misi dengan
94 perusahaan. Melalui kegiatan offline, diharapkan brand Allianz dapat
dikenal lebih jauh oleh masyarakat Indonesia dan dapat menjalin
hubungan yang tangible antara perusahaan dengan masyarakat luas dan
calon konsumen untuk menumbuhkan kepercayaan terhadap merek
Allianz. Sebut saja Allianz Jakarta Heart Run. Allianz Jakarta Heart Run
yang merupakan sebuah event perlombaan lari dan jalan sehat yang
diselenggarakan oleh Allianz Indonesia bekerja sama dengan Yayasan
Jantung Indonesia. Event tahunan yang sudah terselenggara tiga kali sejak
tahun
2012
ini
memuat
pesan
dari
perusahaan
yang
ingin
mengkomunikasikan visi Allianz yang mendukung pola hidup sehat di
masyarakat Indonesia. Diharapkan melalui kegiatan ini, para peserta event
Allianz Jakarta Heart Run yang terdiri dari berbagai usia, jenis kelamin,
dan kalangan ini mengetahui dan mempunyai awareness terhadap brand
Allianz. Dari kegiatan ini, Allianz Indonesia mulai mengembangkan
komunitas
lari
yang
didukung
oleh
Allianz
Indonesia
untuk
mempromosikan kampanya hidup sehat yang berhubungan erat dengan
dunia asuransi yang mengedepankan perlindungan diri. Anggota-anggota
komunitas yang juga aktif di dunia sosial medianya masing-masing
membawa dampak positif untuk merek Allianz. Saat komunitas lari ini
mem-posting
foto atau konten dengan membawa nama Allianz atau
95 #1ygterpenting, masing-masing audience dari pemilik akun akan melihat
dan
mengasosiasikan
merek
Allianz
sebagai
perusahana
yang
mempromosikan gaya hidup sehat. Secara tidak langsung, anggota
komunitas ini telah menjadi promotore merek Allianz dan membantu
dalam membentuk citra merek Allianz Indonesia.
Gambar 4.12. Konten Facebook Allianz Indonessia (Sumber: Allianz Indonesia
Community)
Selain Allianz Jakarta Heart Run, Allianz juga menyelenggarakan
Allianz Junior Football Camp, sebuah program yang ditujukan untuk anak
usia 14-16 tahun dimana anak-anak yang mempunyai hobi dan
96 kemampuan bermain bola di Indonesia mendapatkan kesempatan untuk
melatih kemampuannya dalam bermain bola dan dilatih oleh pelatih dari
klub bola dunia, Bayern Munchen di Jerman. Sepak bola merupakan
cabang olah raga yang sangat dekat dengan masyarakat Indonesia, karena
itu perusahan merasa mengaplikasikan program yang digagas oleh tim
Market Management Allianz Group ini di Indonesia sangat tepat.
Walaupun peserta program ini terdiri dari anak-anak remaja yang bukan
merupakan pengambil keputusan pembelian, Allianz melihat potensi yang
besar dalam menaikkan brand Allianz di Indonesia. Generasi-generasi
muda yang kritis dan aktif ini juga mempunyai potensi yang sangat besar
dalam mempengaruhi pengambil keputusan, yang tentunya akan mengarah
kepada pembelian produk Allianz.
Selain event-event di atas, Allianz juga aktif berpartisipasi dalam
kegiatan sponsorship yang tentunya bertujuan untuk menjalin hubungan
yang baik, menciptakan persepsi yang positif di publik dan meningkatkan
brand awareness di kalangan korporasi dan asosiasi di Indonesia,
b. Online Strategy - The Power of Content
Ketika perkembangan teknologi menuntut para markeeter untuk
terus berinovasi dalam kegiatan marketing pemasarannya, Allianz juga
97 tidak mau ketinggalan. Media massa yang menggunakan koneksi internet
ini mendapat istilah new wave media. Fenomena new wave media
membuka banyak peluang dan seakan memenuhi tuntutan pasar akan
segala sesuatu yang menggunakan basis internet, mendorong Allianz
untuk turut serta beralih ke media massa online. Walaupun media massa
konvensional masih menjadi idola para markeeter, biaya yang harus
dikeluarkan oleh perusahaan sangat besar. Karakternya yang bersifat
komunikasi satu arah tidak terlalu efektif jika perusahaan ingin
membangun koneksi dan keterlibatan antara brand Allianz dengan publik.
Perusahaan melihat bahwa teknologi internet telah menembus segala
lapisan dalam masyarakat di Indonesia. Teknologi smart phone bukan lagi
menjadi barang mewah dan menjadi kebutuhan primer bagi mereka.
Kemudahan mengakses internet dilihat sebagai peluang bagi perusahaan
untuk menembus pasar netizen. Jika dahulu seseorang ingin mencari
informasi mengenai sesuatu, mereka akan mencarinya di majalah atau
koran. Sekarang, segala sesuatu dapat dicari melalui media internet.
Bahkan untuk bersosialisasi pun menggunakan social media. Akhirnya
Allianz meluncurkan social media online resminya dengan menggunakan
platform Facebook dan Twitter.
Dalam prosesnya untuk membangun citra mereknya melalui platform
98 social media, Allianz Indonesia secara konsisten memperkenalkan akunakun social media-nya melalui kegiatan promosi di media elektronik.
Misalnya, saat sedang mengadakan talk show di radio atau di televisi,
Allianz akan menyisipkan promosi mengenai akun-akun social media-nya.
Hal ini dilakukan berkali-kali dan secara konsisten hingga masyarakat
mulai mengenal dan mau mem-follow alamat-alamat akun-akun tersebut.
Gambar 4.13. Konten Twitter Allianz Indonesia (Sumber: @allianzid)
Dari hasil observasi peneliti, terlihat gaya yang berbeda dalam
berkomunikasi di dinding (wall) akun social media-nya, baik di Facbook
maupun di Twitter semenjak tahun 2012, dimana Allianz Indonesia mulai
99 mengimplementasikan strategi marketing komunikasinya yang baru dan
lebih
mengoptimalkan
pemggunaan
media
online
sebagai
saran
komunikasinya. Dari hasil wawancara dengan key informan, saat ini
Allianz Indonesia menggunakan content strategy dalam berkomunikasi
kepada follower-nya. Menurut key informan, Allianz Indonesia percaya
dengan kekuatan dari konten yang dapat membentuk persepsi dan ciri khas
tertentu terhadap merek Allianz di kalangan netizen. Langkah ini akhirnya
membentuk brand recognition dimana Allianz akhirnya dikenal sebagai
perusahaan asuransi yang tidak kaku, informatif dan mudah digapai.
Konten yang digunakan pun lebih simple dan berhubungan dengan tema
atau kegiatan sehari - hari.
Dengan tercapainya brand recoginition, Allianz dapat melangkah
ke tahap selanjutnya, yaitu brand awareness melalui kegiatan engagement
dimana follower social media akun korporasi Allianz Indonesia merasa
terhubung dengan brand Allianz itu sendiri. Strategi konten Allianz
Indonesia tidak terbatas di informasi-informasi mengenai Allianz seperti,
kampanye perusahaan yang sedang berlangsung, kegiatan perusahaan,
pencapaian (awards) perusahaan, informasi layanan dan produk, namun
juga berisikan informasi yang bertemakan edukasi. Perusahaan melakukan
pendekatan yang tidak terlalu formal dengan teknik komunikasi berbahasa
100 sehari-hari yang ringan, mudah dipahami seperti bercerita. Langkah
seperti ini terbukti dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada
merek Allianz karena ada seakan terlibat dalam segala perkembangan
Allianz Indonesia dengan menjadi follower akun social media online-nya.
Tidak berhenti hanya disitu, untuk menambah rasa keterlibatan terhadap
merek Allianz, dalam periode tertentu perusahaan mengadakan kegiatan
yang khusus melibatkan follower/fans akun social media-nya. Salah satu
kegiatan online yang dilakukan melalui akun social media misalnya
mengadakan kuis yang melibatkan follower/fans, dan mengadakan
pertemuan antar sesama follower yang diselenggarakan oleh perusahaan.
Gambar 4.14. Konten Twitter Allianz Indonesia menggunakan #1ygterpenting
(Sumber: @allianzid)
Diharapkan melalui kegiatan-kegiatan ini, kalangan netizen, terutama
follower dan fans social media online perusahaan mempunyai keterlibatan
101 yang tinggi terhadap brand Allianz Indonesia. Salah satu faktor yang
mendasari strategi ini adalah perilaku konsumen, terutama netizen yang
ekspresif dan membagi pengalamannya melalui akun social media mereka
mengenai Allianz hingga dapat menaikkan brand awareness terhadap
brand Allianz.
c. Kampanye #1ygterpenting
Sebagai perusahaan asuransi, Allianz mempunyai satu tujuan
utama, yaitu memberikan proteksi. Saat perusahaan asuransi lainnya
berlomba-lomba untuk memberikan pendekatan dari sisi humanisme dan
keuntungan dari investasi, Allianz melakukan pendekatan yang berbeda.
Allianz melihat bahwa di seluruh dunia, setiap individu mempunyai
kepentingan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Itulah mengapa
Allianz Goup membuat kampanye #OTTM (One Thing That Matter) yang
di aplikasikan di seluruh perwakilan Allianz di seluruh dunia, termasuk di
Indonesia. Kampanye ini dijadikan payung besar kampanye Allianz yang
dicetuskan pada bulan Mei 2014.
Sebagai brand icon-nya, Allianz menggandeng Foster Huntington,
seorang penulis dan blogger dunia dengan nama "A Restlest Transplant"
yang dianggap mempunyai misi yang sama dengan Allianz. Foster
Huntington merupakan seorang pekerja kantoran biasa asal New York
102 yang pada tahun 2011 akhirnya memutuskan untuk menulis dan
berkeliling dunia menggunakan mobil VW Synchro-nya untuk bertanya
kepada orang-orang, apa satu yang terpenting untuk mereka. Hasil
wawancaranya di post di blog pribadinya dan di akun social media online
-nya diunggah dalam bentuk video dan foto, yang akhirnya menjadi viral
di seluruh dunia. Dari halaman blog yang dimiliki oleh Foster, ternyata
benar bahwa setiap individu mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Hal yang terpenting bagi anak usia 17 tahun bisa saja berbeda dengan
yang berusia 30 tahun. Foster yang sangat aktif dalam menggunakan
social media online pribadinya juga dapat membantu meluaskan brand
Allianz di seuruh dunia melalui social media online, baik itu blogpost,
Facebook, Instagram dan Twitter. Jumlah follower yang dimiliki oleh
Foster di akun social media online miliknya yang berjumlah ribuan orang
di seluruh dunia membuat brand Allianz terus menguat dikalangan
Netizen. Foster juga digandeng Allianz untuk dijadikan talent dalam TVC
(TV Commercial) yang ditayangkan di stasiun-stasiun televisi di seluruh
dunia, termasuk Indonesia. Namun Allianz Indonesia menyatakan bahwa
Foster Huntington bukan brand ambassador kampanye mereka. Posisi
Foster adalah seseorang yang digandeng oleh Allianz untuk bersama-sama
mempromosikan kampanye Allianz #OTTM (One Thing That Matter).
103 Kampanye #OTTM yang dicetus oleh Allianz Group diadaptasi
oleh Allianz Indonesia dengan menggunakan #1ygterpenting. Sama seperti
di negara-negara lain, di Indonesia setiap individu juga mempunyai satu
hal yang terpenting bagi dirinya. Hal penting itu bisa berbentuk manusia
(keluarga atau individu), bisa hewan kesayangan, bisa mobilnya,
rumahnya, pekerjaannya, atau apapun. Melalui kampanye #1ygterpenting
Allianz ingin menyampaikan pesan bahwa Allianz mengerti kebutuhan
dan kepentingan setiap individu berbeda-beda, dan Allianz siap
memproteksi hal penting itu. Kelebihan Allianz Indonesia yang
mempunyai dua lini bisnis yang mencangkup asuransi jiwa dan asuransi
kerugian, memungkinkan Allianz untuk memenuhi komitmennya sesuai
dengan pesan kampanye besarnya. Untuk mendapatkan atensi yang besar
dari masyarakat, Allianz melakukan kegiatan komunikasi dan promosinya
secara bersamaan di seluruh media yang dimilikinya. Di Indonesia,
Allianz juga menggandeng beberapa public figur lokal dari berbagai
macam profesi untuk menjadi icon dari kampanye #1ygterpenting.
Kampaye ini berhasil menanamkan tagline #1ygterpenting menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan brand Allianz. Salah satu
icon kampanye ini, Gigi, seorang penari yang menjadi talent iklan Allianz,
menyatakan bahwa #1ygterpenting baginya adalah menari. Untuk menari
104 ia membutuhkan seluruh anggota tubuhnya untuk dapat menampilkan
tarian yang sempurna. Untuk itulah ia merasa perlu untuk memproteksi
anggota tubuhnya (jiwa) agar ia dapat terus menari. Pesan yang ingin
disampaikan oleh Allianz memang tidak secara langsung disampaikan.
Namun Allianz yakin bahwa masyarakat dapat menerima pesan yang ingin
disampaikan oleh perusahaan. Ini juga merupakan salah satu strategi
Allianz untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa proteksi
adalah sesuatu yang penting untuk semua orang dengan harapan
masyarakat juga mempunyai persepsi yang lebih baik mengenai asuransi.
Pada bulan Juni 2014, Allianz Indonesia secara resmi meluncurkan
kampanye
#1ygterpenting
dengan
menggunakan
seluruh
media
komunikasinya. Secara konvensional, Allianz menggunakan TVC yang
ditayangkan di beberapa televisi lokal dan televisi berbayar, menggunakan
media OOH (Out of House) dan bekerja sama dengan beberapa stasiun
radio lokal di beberapa kota besar di Indonesia. Sedangkan melalui media
online, Allianz menggunakan platform social media online Facebook,
Twitter dan Youtube sebagai media komunikasinya.
Di akun social media online Twitter @allianzid, perusahaan
menggunakan hashtag
#1ygterpenting
dalam
konten-konten
yang
disajikan. Misalnya "Tidak ada hidup yag dijalani tanpa risiko.
105 #1ygterpenting adalah bagaimana mengelola risiko ketika itu datang .
Setuju Tweeps?"17 Diharapkan hashtag #1ygterpenting dapat menjadi
trending topic di dunia Twitter. Kelebihan social media online Twitter,
jangkauannya yang luas memungkinkan pengguna social media online
Twitter di seluruh dunia untuk melihat hashtag yang digunakan oleh orang
akun lain, baik individu maupun korporasi. Ketika Allianz Indonesia
meluncurkan kampanye tersebut, melalui akun Twitter @allianzid,
perusahaan mengadakan kontes-kontes yang berhubungan dengan tujuan
kampanye dengan cara melibatkan follower-nya. Salah satunya contoh
kegiatan engagement-nya yaitu mengadakan live tweet ketika Foster
Huntington datang ke Indonesia untuk berkeliling dan mewawancarai
orang-orang yang ditemuinya secara acak di jalan dan bertanya mengenai
apa satu hal yang terpenting bagi mereka. Wawacara singkat ini
didokumentasikan yang akhirnya akan digabung dengan cuplikan-cuplikan
wawancara singkat Foster lainnya di beberapa negara bersama Allianz.
17
(2015, 11 Februari). Twitter @allianzid [online]
106 Gambar 4.15. Laporanpertumbuhan fans/follower @allianzid selama kampanye
#1ygTerpenting (Sumber: socialbakers analytics report June 2014)
Dibandingkan dengan kompetitornya, jumlah followers @AllianzId masih
yang tertinggi pada saat peluncuran kampanye #1ygTerpenting di dunia
social media online Twitter dengan pertumbuhan followers tertinggi di
bulan Juni 2014. Keberhasilan ini didapatkan Allianz karena Allianz
Indonesia bekerja sama dengan beberapa radio melakukan promosi
kampanye #1ygterpenting, yang juga meningkatkan engagement rate
terhadap brand Allianz dan meningkatkan jumlah pertumbuhan followers
@allianzid.
107 Gambar 4.16. Laporanpertumbuhan fans/follower @allianzid selama kampanye
#1ygTerpenting (Sumber: socialbakers analytics report June 2014)
Sampai
dengan
penelitian
ini
dibuat,
Allianz
Indonesia
masih
menggunakan strategi yang sama dengan penitik beratan pada konten di
media online-nya.
Membahas lebih jauh mengenai media komunikasi perusahaan
dengan platform social media online, peneliti mengerucutkan fokus
penelitian ke social media online Twitter @allianzid. Kebebasan
berekspresi
yang
diberikan
media
sosial
kepada
penggunanya
memungkinkan hal ini untuk terjadi dalam hitungan detik. Karakternya
yang bersifat online membuat respon yang didapat oleh social media
menjadi lebih cepat dan langsung. Masyarakat Indonesia yang telah
108 terbuai oleh perkembangan teknologi membutuhkan segala sesuatunya
dengan cepat dan praktis. Baik saat ingin mencari informasi mengenai
suatu produk atau brand, maupun saat tidak puas akan layanannya.
Derasnya arus informasi dan makin maraknya penggunaan media sosial
menjadi salah satu penyebabnya. Persaingan ketat ditandai dengan
banyaknya produk dan layanan baru yang menawarkan berbagai nilai
lebih dan informasi yang gencar melalui media sosial. Tren-nya media
sosial dapat menciptakan customer experience dimana saat ini konsumen
terlibat dalam proses pemuasan, sehingga mereka lebih aktif karena
komunikasi antara konsumen dan brand dipermudah dengan adanya
teknologi media sosial. Jika dahulu, konsumen yang puas hanya
menyimpan sendiri pengalamannya, saat ini konsumen semakin ekspresif
dan menyebar kepuasannya terhadap suatu brand. Dulu persepsi bagus
dan puas hanya bersifat individual (individual experience), sedangkan saat
ini bagus dan kepuasan terhadap suatu brand dibentuk oleh orang lain
melalui media sosial (social experience). Pemilik brand harus kreatif
dalam memberikan inovasi dan fitur terbaiknya dalam memanfaatkan
teknologi media sosialnya. Faktor ini dapat menjadi daya saing sebuah
brand
terhadap kompetitornya. Sejak lima tahun yang lalu, Allianz
menggunakan alat bantu pengukuran tingkat loyalitas konsumen yang
109 bernama Net Promoter Score. Metode ini bertujuan untuk mendeteksi
pelanggan yang benar-benar puas dengan Allianz, sehingga mereka
memiliki kecenderungan melakukan pembelian kembali terhadap produk
yang dimiliki Allianz dan menjadi promoter brand Allianz dengan
sendirinya. Jika Allianz memiliki hasil NPS yang bagus berarti semakin
banyak yang menjadi promoter brand Allianz yang dapat membangun
brand image Allianz Indonesia di tengah masyarakat.
Jika berbicara mengenai fenomena social media, sebagai
perusahaan Allianz melihat bahwa hampir semua potential customer-nya
bisa ditemukan disana. Hampir semua orang sekarang seakan punya dua
kehidupan, kehidupan di dunia nyata dan kehidupan di social media.
Dengan kondisi yang sama, social media punya kelebihan-kelebihan
seperti sifatnya borderles dan limitless. Social media itu seperti tambang
emas baru dimana marketeer berharap bisa merebut market share yang
ada di netizen ini.
Dari hasil wawancara dengan key informan, Bapak Adrian Dosiwoda
mengatakan bahwa:
"Kita sadar bahwa masyarakat kita itu butuh pengetahuan yang
lebih jauh tentang asuransi, kita juga tahu bahwa asuransi buat mereka
bukan menjadi suatu kebutuhan untuk mereka saat ini. Istilahnya masih
banyak kebutuhan yang lebih penting dan mendesak. Berbicara tentang
asuransi itu tidak seksi, tidak menarik buat orang, karena biasanya
110 berbicara tentang kematian, kecelakaan dan sebagainya. Jadi harus ada
yang menarik yang dibicarakan oleh brand asuransi, dimana tidak cuma
Allianz, sekarang hampir semua brand asuransi mulai membahas sesuatu
yang tidak berhubungan dengan asuransi."
Saat ini banyak akun-akun Twitter yang mendapatkan follower-nya
dengan cara membeli dari penyedia follower Twitter yang memang saat ini
sangat mudah didapatkan. Dengan banyaknya jumlah follower dari sebuah
akun seakan menjadi tolak ukur bagi sebuah brand apakah brand tersebut
diminati oleh banyak orang atau tidak. Namun, karena social media online
Twitter sendiri saat ini sudah banyak ditinggalkan oleh orang, maka
perusahaan menggunakan strategi brand association dimana Allianz
membangun relasi dengan sesama brand yang mempunyai kepentingan
yang saling bersinggungan. Fenomena ini juga dibenarkan oleh key
informan Bapak Adrian Dosiwoda dalam sesi wawancara dengan peneliti
yang mengatakan:
"Orang sekarang sudah mulai meninggalkan Twitter. Jadi
kita mau ngobrol sama siapa lagi? Jadi yang bisa dilakukan oleh
Twitter @allianzid sekarang ini adalah mencari teman sesama brand,
itu strategi yang kita lakukan. Brand itu kan punya asosiasi, dan
asosiasi itu punya aset yang banyak. Business line kita juga banyak,
sponsoring kita juga banyak. Jadi disitu ada opportunity dimana kita
bisa berteman dengan brand lain yang punya asosiasi yang sama.
Misalnya akun Twitter-nya Allianz dengan Twitter Bayern Munchen
Fans Club, trus dengan BTPN karena kita sama-sama ada di segmen
mikro.Nah itu yang sekarang tahun ini coba kita lakukan, membangun
relasi dengan sesama brand. Sasarannya adalah untuk bisa saling
111 meng-cross follower. Karena followernya BTPN misalnya, mempunyai
ketertarikan yang sama, ketika BTPN bertemu Allianz yang
mempunyai misi yang sama, bisa jadi followernya mengenal Allianz
kan. Karena Allianz pun juga mempunyai aset di sana. Jadi terjadi
silang follower disini. Nah yang kita harapkan adalah semakin brand
Allianz di Twitter ini semakin ramah kepada brand-brand lain cross
follower ini akan semakin banyak. Artinya peluang kita untuk
membangun satu follower itu semakin tinggi. Karena sekarang ini
untuk memperbesar jumlah follower itu berat, susah dengan cara yang
organik. Dengan cara yang paid (berbayar) lebih gampang, tapi itu
beli follower jatuhnya. Dan karena itu bayar followernya, kadangkadang kualitas followernya juga bukan yang kita harapkan. Jadi
strategi berteman dengan brand lain ini bisa menjadi salah satu
strategi Twitter Allianz untuk memperbesar follower. Tentunya dengan
filter yang lebih terjaga jika dibandingkan dengan sistem berbayar. "
Pada dasarnya para follower ingin berbincang dengan orang-orang yang
juga mem-follow brand tersebut karena merasa mempunyai kepentingan
yang sama. Jika terjadi percakapan di time line akun social media sebuah
brand, disitulah mulai terbentuk komunitas online yang isinya adalah
orang-orang yang mempunyai kepentingan dan minat yang sama. Platform
social media akun tersebut malah menjadi wadah para follower atau fans
untuk berbincang dan berbagi. Sedangkan brand -nya menjadi benang
merah penghubung para anggota komunitas online tersebut. Diharapkan
melalui strategi brand association ini, Allianz mempunyai brand
promotore melalui para followernya akun Twitter @allianzid. Melalui
strategi brand association, dimana follower akun Twitter @allianzid yang
juga menjadi follower brand yang mempunyai asosiasi dengan Allianz
112 tersebut akan menjadi brand promotore yang dapat meningkatkan Net
Promotor Score Allianz Indonesia.
Dunia media sosial yang serba cepat dan dinamis membutuhkan lebih dari
satu strategi dalam pembentukan brand image sebuah merek. Ini
merupakan tantangan perusahaan dalam menggunakan social media
sebagai sarana komunikasinya dalam membentuk brand image. Salah
pemilihan topik atau konten yang digunakan di akun media sosial Twitter
@allianzid akan memicu reaksi dari para fans atau follower-nya.
Reaksinya pun bisa bermacam-macam, dari mulai mengkritik perusahaan
di dunia maya, me-reTweet dan menyebarkannya ke netizen lainnya,
bahkan meninggalkan akun Twitter Allianz. Hal ini dapat mencederai
reputasi perusahaan dan citra merek Allianz Indonesia. Disinilah peran
marketing public relations dalam menjaga dan mempertahankan citra
brand Allianz. Strategi marketing public relations Allianz Indonesia
menggunakan content strategy. Allianz melihat konten yang berbobot dan
topik yang tepat dapat mempertahankan follower yang sudah ada dan
menarik calon follower baru. Allianz juga menggunakan content strategy
untuk mempertahankan follower-nya agar tetap loyal terhadap brand
Allianz, bahkan menjadi brand promotore. Saat konten yang digunakan
perusahaan dirasa cocok dengan keinginan follower-nya, maka akan
113 tercipta koneksi atau hubungan antara perusahaan dan follower-nya. Untuk
mendapatkan konten yang tepat, perusahaan menggunakan hasil riset di
lapangan, karakter dan demografi followernya, serta mencari minat dan
kebutuhan dari kalangan netizen saat mereka mem-follow sebuah akun
korporasi. Dari hasil riset ini barulah perusahaan menentukan langkahlangkah yang akan diaplikasikan di social media online Twitter
@allianzid.
Melalui konten, Allianz juga dapat membentuk opini publik yang positif
terhadap brand Allianz. Strategi konten yang digunakan Allianz Indonesia
di media sosial Twitter @allianzid ditunjang dengan kegiatan-kegiatan
yang dapat menimbulkan engagement atau keterlibatan antara brand
Allianz itu sendiri dengan follower-nya seperti, mengadakan kuis atau
kegiatan-kegiatan off air yang melibatkan follower Twitter @allianzid.
Kepuasan yang didapatkan oleh follower yang loyal terhadap brand
Allianz akan diungkapkan melalui akun media sosial pribadi mereka,
dimana masing-masing follower tersebut juga pasti mempunyai follower di
akun media sosial mereka. Dan ini tidak hanya terbatas di akun Twitter
mereka, namun juga di akun social media online mereka lainnya, seperti
Facebook, Instragram, Path, dan akun social media online lainnya. Hal ini
akhirnya dapat menjadi komunikasi berantai yang dikenal dengan istilah
114 viral communication.
Allianz menyadari bahwa saat ini masyarakat semakin terbuka dan kritis.
Saat ada yang berbicara atau berpendapat buruk di dunia Twitter terhadap
brand Allianz, follower @allianzid yang loyal ini akan dengan sendirinya
akan membantu Allianz dalam mengembalikan reputasi perusahaan dan
mempertahankan citra merek Allianz sebagai perusahaan asuransi yang
dapat dipercaya.
Tantangan lainnya yang dihadapi perusahaan adalah dalam
pengoperasian akun social media Twitter @allianzid. Karakter platform
Twitter yang cepat dan selalu terbaru mengharuskan perusahaan untuk
menyiapkan sumber daya yang cukup dan kompeten. Saat pertama kali
akun Twitter @allianzid diluncurkan, perusahaan menggunakan jasa pihak
ketiga (social media agency) untuk membantu pengoperasiannya. Namun
sejak akhir tahun 2014, Allianz Indonesia mulai menggunakan sumber
daya dari dalam (in house) dalam pengoperasian akun Twitter @allianzid.
Faktor-faktor yang mendorong perusahaan untuk mengambil langkah ini
adalah:
1. Kapabilitas operator. Dalam mengaplikasikan strategi konten, operator
akun Twitter @allianzid yang dikenal dengan sebutan admin, harus
mempunyai pengetahuan yang baik mengenai industri asuransi,
115 khususnya produk-produk dan layanan yang dimiliki oleh Allianz
Indonesia.
2. Kontrol penuh oleh perusahaan. Karena konten-konten yang digunakan
tidak boleh sampai menyimpang dan tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan, maka operator @allianzid haruslah orang/tim yang
mengetahui seluk beluk informasi seperti apa yang dapat dikeluarkan
oleh perusahaan, bagaimana memberikan respon untuk pertanyaan
yang ditujukan oleh follower @allianzid kepada perusahaan dan jalurjalur yang harus ditempuh untuk memberikan respon tersebut.
Program-program yang dirancang pun dapat menyesuaikan dengan
strategi perusahaan.
Karena faktor-faktor di atas, perusahaan menggunakan sumber daya
internal dimana operator/admin akun Twitter @allianzid adalah karyawan
Allianz Indonesia. Saat penelitian berlangsung, operator/admin yang
bertugas untuk mengoperasikan akun social media online Twitter
@allianzid berjumlah satu orang dan berada di bawah Departemen
Corporate Communication Allianz Indonesia.
4. 3
Pembahasan
116 Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan beberapa teori
sebagai acuan dalam membadingkan hasil penelitian dengan teori ilmiah
yang sudah ada dalam kaitannya dengan strategi pembetukan citra merek
Allianz Indonesia.. Teori awal yang dijadikan acuan peneliti adalah teori
milik Wareen J Keegan18 mengenai komunikasi pemasaran yang
mengatakan bahwa: Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam
pemasaran yang memberi arti dan mengkomunikasikan nilai kepada
konsumen dan stakeholder (pemangku kepentingan) sebuah perusahaan.
Teori ini mendasari seperti apakah strategi perusahaan dan unit-unit yang
mempunyai kewajiban untuk mengkomunikasikan nilai-nilai yang dimiliki
oleh perusahaan kepada konsumen dan para pemangku kepentingan,
dalam menentukan image atau citra perusahaan dan merek tersebut
sehingga brand Allianz mempunyai brand value di mata masyarakat
Indonesia. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa Allianz
Indonesia mengerahkan seluruh saluran komunikasinya untuk membentuk
citra merek-nya melalui tim Market Management dan tim Corporate
Communication yang masing-masing mempuyai medium dan audience
yang berbeda namun satu tujuan akhir. Tim Market Management
18
Wareen J Keegan et.al, Marketing 2nd edition, Prentice-Hall Inc.,Englewood Clioffs,
New Jersey, 1995 - Komunikasi Pemasaran Modern 16-17
117 melakukan kegiatan yang bertujuan promosi, sementara tim Corporate
Communication melakukan kegiatan marketing public relations.
Teori lainnya yang menjadi acuan peneliti adalah teori mengenai
bauran pemasaran (marketing mix), teori mengenai media baru (new wave
media) dan teori mengenai pembentukan citra merek (brand image).
Philip Kotler yang mengemukakan teori mengenai bauran
pemasaran (marketing mix) sebagai rangkaian variabel pemasaran
terkendali yang dipakai oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan
yang dikehendaki perusahaan dari pasar sasarannya, mengalami
perkembangan makna dalam rangka menyesuaikan perkembangan sifat
masyarakat modern. Dalam teori yang dikembangkan oleh Sandra BallRokeachdan Melvin L. DeFluer (1976)19 ini, media massa diangap sebagai
sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara,
perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat, kelompok, dan individu
dalam aktivitas sosial. Keseluruhan program komunikasi pemasaran
perusahaan yang disebut bauran promosi, yang terdiri atas bauran khusus
antara periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan hubungan
masyarakat (public relation).
19
Philip Kotler, Dasar-Dasar Pemasaran: Edisi Kedua Jilid 1, 1984 41
118 Berdasarkan hasil penelitian, Allianz Indonesia juga menggunakan
aspek-aspek
yang
dikemukakan
oleh
teori
Philip
Kotler
yang
dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer. Dari
hasil wawancara dengan key informan dari Departemen Martket
Management, dalam strategi bauran pemasarannya Allianz Indonesia
menggunakan media-media komunikasi massa yang dimilikinya baik
cetak, elektronik dan online untuk berkomunikasi dan memberikan
informasi yang lebih cenderung bersifat promosi. Allianz Indonesia
menggunakan sebagian besar anggaran promosinya untuk kegiatan
periklanan. Perusahaan masih percaya bahwa kegiatan periklanan masih
merupakan cara yang paling efektif dalam membentuk brand awareness
Allianz Indonesia di mata masyarakat Indonesia. Personal sellling
dilakukan oleh tenaga pemasaran Allianz yang terdiri dari agen, insurance
specialist, dan account executive untuk memasarkan produknya. Kegiatan
promosi penjualan seperti program customer loyalty juga diaplikasikan
dalam menunjang kegiatan penjualan produk-produk Allianz Indonesia.
Ketiga aspek bauran pemasaran ini dilaksanakan oleh Departemen Market
Management Allianz Indonesia.
Allianz Indonesia menyadari bahwa untuk dapat
menjalankan
strategi memasarkan produk lewat citra perusahaan harus di pastikan
119 bahwa pasar sudah sadar atas benefit yang di tawarkan oleh perusahaan
atas persepsi yang dimiliki terhadap brand Allianz haruslah positif.
Karena itu, Allianz Indonesia juga mengaplikasikan kegiatan public
relation untuk membangun citra merek yang positif di mata publik,
khususnya di Indonesia.
Tujuan kegiatan public relations yang dilakukan oleh Allianz Indonesia
sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh teori bauran pemasaran Philip
Kotler yaitu untuk membangun hubungan baik dengan berbagai publik
perusahaan dengan tujuan mendapatkan publisitas yang luas, membangun
citra positif perusahaan, dan mengatasi gosip, laporan serta berbagai event
yang dapat merugikan perusahaan. Sama seperti teori yang dikemukakan
oleh Howard Binham20, Vice Chairman American National Red Cross
yang menyatakan:
“Public relations are the art of bringing about better public
understanding which breeds greater public confidence for any individual
or organization.”
Tanpa public relations, opini-opini yang salah tentang suatu perusahaan,
lembaga, ataupun individu akan sulit untuk dikorntrol. Ketiadaan fungsi
public relations akan mereduksi tingkat kepercayaan publik. Sedangkan
20
Muhammad Badri, Corporate And Marketing Communication, 2011 132
120 marketing public relations menurut teorinya adalah adalah sebuah proses
perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan
pelanggan. Dari hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, kegiatan
public relation yang dilakukan oleh Allianz Indonesia melalui konferensi
pers dengan mengundang media, menerbitkan berita pers (press release),
membuat feature di media cetak maupun kegiatan editorial lainnya sudah
sesuai dengan dua teori di atas, yaitu untuk menjaga reputasi atau citra
Allianz Indonesia dimana hasil akhirnya adalah untuk mendapatkan
kepercayaan dari publik terhadap brand Allianz. Kegiatan kampanye
perusahaan #1ygterpenting dalam kegiatan public relation adalah untuk
membangun persepsi bahwa Allianz perduli dengan hal-hal yang dianggap
penting oleh masyarakat, karena itu Allianz hadir untuk memberikan
perlindungan terhadap hal-hal penting tersebut. Walaupun tujuan utama
kegiatan public relation bukan untuk mendapatkan keuntungan (non
profit), namun tentu saja hasil akhir dari kegiatan ini akan mengarah
kepada keuntungan untuk perusahaan. Karena faktor tersebut akhirnya
lahirlah konsep marketing public relation. Marketing Public Relations
adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang
merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui
pengkomunikasian informasi yang memiliki kredibilitas dan kesan-kesan
121 yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta
perhatian pelanggan. Namun seiring dengan perkembangan teknologi,
perusahaan tidak dapat hanya mengandalkan kegiatan marketing public
relation konvensional yang hanya mengandalkan konferensi pers dengan
mengundang media, menerbitkan berita pers (press release) dan membuat
feature di media cetak. Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh
Hermawan Kertajaya21 yang menyatakan bahwa perkembangan teknologi
informasi dan komunikas, terutama dalam era internet Web.2.0 dan
berbagai kemajuan teknologi gadget yang ada telah mengubah praktik
pemasaran dari yang tadinya serba top-down dan vertikal, menjadi serba
sejajar dan horizontal, dimana keberadaan internet sebagai bentuk dari
media
massa,
memungkinkan
siapapun
untuk
mempublikasikan
(mengkomunikasikan) apapun, kepada siapapun, dari manapun, dan
kapanpun sepanjang seluruh akses dan mekanismenya tersedia. Dengan
adanya teknologi media baru internet, publik lebih mempercayai opini
yang disampaikan oleh komunitas dibandingkan promosi konvensional
yang disampaikan melalui iklan televisi, radio maupun media cetak. Dari
teori yang diungkapkan di atas, media internet seakan menjadi jawaban
atas kebutuhan para praktisi di dunia korporasi untuk kegiatan promosi
21
Phillip Kotler & Hermawan Kartajaya, Marketing 3.0, 2010 9
122 atau periklanan. Namun teori tersebut kurang sesuai jika untuk platform
media sosial, terutama social media online Twitter. Dari hasil wawancara
peneliti dengan Head of Corporate Communication Allianz Indonesia,
Adrian Dosiwoda, beliau mengungkapkan bahwa social media bisa
menjadi salah satu jawaban untuk media marketing public relation karena
disitu persepsi orang datang ke social media suatu brand/perusahaan
bukan untuk ditawarkan sesuatu. Publik melihat social media online
Twitter sebagai media yang dapat menghubungkan mereka dengan suatu
brand. Itulah sebabnya kenapa Twitter semakin lama semakin
ditinggalkan orang. Allianz Indonesia akhirnya mengerucutkan lagi
peruntukkan social media online Twitter miliknya menjadi sebagai sarana
engagement Allianz Indonesia terhadap masyarakat atau publik untuk
membangun hubungan baik dengan berbagai publik perusahaan dengan
tujuan mendapatkan publisitas yang luas, membangun citra positif
perusahaan, dan mengatasi gosip, laporan serta berbagai event yang dapat
merugikan perusahaan, bukan sebagai marketing tools seperti kegiatan
periklanan.
Dari teori yang diungkapkan oleh Rachmat Kriyantono22,
22
Rachmat Kriyantono,S.Sos.,M.Si, Teknik Praktis Riset Komunikasi, 2008 330-331
123 penggunaan Internet untuk menunjang kegiatan public relations yang
dikenal dengan istilah Public Relations on the Net atau Electronic Public
Relations (E-PR), memungkinkan perusahaan untuk menjalin hubungan
baik untuk mempertahankan dukungan publik maupun membangun
reputasi perusahaan dengan cakupan yang lebih luas dan beragam. Dengan
meggunakan social media online Twitter, Allianz Indonesia dapat
memperluas media public relation-nya dalam membangun brand imagenya. Karena membangun citra merek (brand image) bukanlah sesuatu
yang mudah dan tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Perlu ada
konsistensi sepanjang waktu hingga merek tersebut benar-benar tertanam
dalam ingatan pasar sasaran. Seiring dengan pesatnya perkembang
teknologi industri, produk menjadi mudah ditiru oleh pesaing dan cepat
kadaluarsa. Sebuah brand harus mempunyai ciri khas yang menjadi
identitasnya di masyarakat. Karena masyarakat tidak hanya melihat
produk yang dijual oleh suatu perusahaan, namun mempertimbangkan
juga citra merek atau perusahaan yang menjualnya. Merek memberikan
identitas atau sifat-sifat yang dilekatkan pada produk, sehingga memiliki
personalitas (brand personality), atau memberikan "jiwa" kepada produk.
Melalui kampanye #1ygterpenting Allianz Indonesia memberikan
brand personality terhadap brand Allianz sebagai perusahaan asuransi
124 yang mengerti kebutuhan yang berbeda-beda untuk setiap individu. Tanda
hashtag #1ygterpenting yang digunakan dalam konten di social media
online Twitter @allianzid memberikan identitas dan personaliti terhadap
brand Allianz. Ketika sebuah brand telah memiliki identitas dan
personalitas yang jelas, maka proses dan kaitan dinamis antar dua konsep
tersebut akan mendorong terciptanya brand relationship. Pada titik ini,
pelanggan sudah memiliki ikatan yang kuat dengan brand, karena brand
tersebut mampu memberikan solusi kebutuhan atas identitas dan ekspresi
dirinya (self-expression). Ketika pertama kali diluncurkan, terbukti bahwa
hashtag #1ygterpenting langsung menjadi trending topic didunia social
media online Twitter. Para follower akun social media online Twitter
@allianzid melakukan re-Tweet konten yang ditulis di timeline Allianz
dengan menggunakan hashtag #1ygterpenting. Begitu juga ketika mereka
menulis sendiri di timeline mereka mengenai sesuatu yang berhubungan
dengan kampanye #1ygterpenting, mereka akan melakukan mention
kepada akun @allianzid. Hal ini membuktikan bahwa perusahaan telah
berhasil membangun keterlibatan antara brand Allianz Indonesia dengan
para follower-nya dengan menggunakan kampanye #1ygterpenting. Dari
sini, perusahaan dapat menciptakan brand promotore-nya melalui follower
Twitter @allianzid.
125 Seluruh aspek bauran komunikasi diperlukan dalam membangun
citra merek. Pertumbuhan Twitter yang pesat menjadi tren tersendiri di
kalangan netizen. Walaupun kapasitas konten Twitter yang terbatas di 140
karakter, namun karakteristiknya yang bersifat cepat dan sederhana
dianggap lebih mudah digunakan dan simple. Twitter digunakan untuk
mengekspresikan pikiran para penggunanya dan mencari orang-orang
yang mempunyai kesamaan dengan dirinya sehingga terbentuklah sebuah
komunitas. Komunitas - komunitas inilah yang menjadi sasaran audience
Allianz Indonesia dalam membentuk brand promotore hingga terjadinya
keterlibatan sosial dengan brand Allianz Indonesia.
Download