BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. ISO 9001:2000

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis
1. ISO 9001:2000
The International Standardization Organization (ISO) adalah suatu
federasi badan standar internasional seluruh dunia yang berkedudukan di Jenewa,
Swiss dan berasal dari lebih dari 100 negara, satu dari tiap negara. Misi dari ISO
adalah meningkatkan pengembangan standarisasi dan aktivitas yang terkait di
dunia dengan pandangan mempermudah pertukaran internasional dari barang dan
jasa dan untuk mengembangkan kerjasama dalam bidang aktivitas intelektual,
sains, teknik dan teknologi.
Menurut Indranata (2007:60) ISO adalah suatu standar internasional untuk
sistem manajemen mutu. ISO 9001:2000 menetapkan persyaratan-persyaratan dan
rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu sistem manajemen kualitas,
yang bertujuan untuk menjamin bahwa organisasi akan memberikan produk yang
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
ini dapat merupakan kebutuhan spesifik dari pelanggan, di mana organisasi yang
dikontrak itu bertanggung jawab untuk menjamin kualitas dari produk-produk
tertentu, sebagaimana ditentukan organisasi.
ISO 9001:2000 bukan merupakan standar produk, karena tidak
menyatakan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi oleh produk. Tidak ada
kriteria penerimaan produk dalam ISO 9001:2000, sehingga tidak dapat
menginspeksi suatu produk terhadap standar-standar produk.
ISO 9001:2000
hanya merupakan standar sistem manajemen mutu. Dengan demikian apabila ada
organisasi/ produsen yang mengiklankan bahwa produknya telah memenuhi
standar internasional, itu merupakan hal yang salah dan keliru, karena seyogianya
manajemen organisasi/ produsen hanya boleh menyatakan bahwa sistem
manajemen mutunya yang telah memenuhi standar internasional bukan produknya
yang berstandar internasional, karena tidak ada kriteria pengujian produk dalam
ISO 9001:2000.
ISO 9001:2000 versi tahun 2000 memiliki standar, pedoman dan laporan
teknis yang terangkum didalamnya serta dinamai ISO 9000 series, yang terdiri
dari:
1. ISO 9000:2000. Dasar dan kosakata Sistem Manajemen Mutu. Dibuat
sebagai langkah awal untuk memahami standar dan defenisi istilahistilah dasar yang digunakan dalam keluarga ISO 9000:2000 yang
dibutuhkan untuk membantu memahaminya ketika digunakan.
2. ISO 9001:2000.
Persyaratan Sistem Manajemen Mutu.
Berisi
persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan
organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang
sesuai.
3. ISO 9004:2000.
Pedoman untuk Kinerja Peningkatan Sistem
Manajemen Mutu. Pedoman standar yang menyediakan acuan dalam
peningkatan berkelanjutan sistem manajemen mutu untuk memberikan
keuntungan pada semua pihak, termasuk kepuasan pelanggan.
4. ISO 19011: 2000.
Pedoman Audit Sistem Manajemen Mutu dan
Lingkungan memberikan pedoman untuk memverifikasi kemampuan
sistem dalam mencapai sasaran mutu.
Dari keempat seri standar di atas, ISO 9000, ISO 9004 dan ISO 19011
merupakan kumpulan pedoman semata.
Sedangkan ISO 9001 merupakan
kategori untuk suatu perusahaan dalam rangka memperoleh pengakuan mutu
berupa suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan sertifikasi yang telah diakui
atau terakreditasi.
ISO 9001:2000 mencakup delapan manajemen mutu yaitu:
1. Fokus pada pelanggan
2. Kepemimpinan
3. Keterlibatan personal
4. Pendekatan proses
5. Pendekatan sistem manajemen mutu
6. Penyempurnaan berkelanjutan
7. Pendekatan faktual pada pengambilan proses
8. Hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan.
Menurut Hariyuwono (2007) manfaat menerapkan ISO 9001:2000 terbagi
dua yaitu:
Secara eksternal adalah:
1. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan
memberikan jaminan manajemen mutu.
2. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan
perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke mutu proses.
3. Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus-menerus.
4. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana
antisipasi terhadap kecenderungan semakin ketatnya persyaratan
yang berkaitan dengan keamanan penggunaan di pasaran
internasional.
Secara internal adalah:
1. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan
dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksiinstruksi yang terdefenisi secara baik.
2. Meningkatkan ssitem kinerja yang lebih baik dan konsisten,
sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menjadi
standar kinerja yang terdokumentasi.
3. Penerapan ISO 9000 yang sesuai akan meningkatkan efektivitas
dan efisiensi. Dengan adanya ISO 9000, ada manajemen mutu dan
produk yang dihasilakan sesuai keinginan pelanggan.
4. Media untuk peningkatan berkesinambungan.
Dampak ISO 9001:2000 bagi dunia usaha menurut Hadiwiardjo (2008)
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lebih berorientasi pada pelanggan
Persyaratan lebih luas
Pimpinan puncak lebih terlibat
Pengembangan SDM lebih diperhatikan
Mendorong peningkatan berkelanjutan (continuous improvement)
Memacu augmented product
Menambah kegiatan perbaikan sistem
Manajemen tradisional semakin tertinggal.
Menurut Chang (2003:376) kegunaan sertifkat ISO 9001:2000 adalah:
1. komoditas ekspor lebih mudah diterima oleh pasar di luar negeri,
dan kompetitif di era globalisasi ini, maka produksi, kualitas mutu
harus sesuai dengan standar sehingga kemenangan dapat diraih
2. karena telah menerima sertifikat maka sistem kualitas intern pada
masing-masing pabrik harus melaksanakan ketentuan paket
tersebut, agar pabrik lebih disiplin, sehingga perusahaan menjadi
sehat, efisien, kualitas produk baik, biaya rendah dan dapat meraih
profit yang rasional
3. untuk membuka pintu sasaran internasional.
4. melaksanakan standar ISO 9000:2000 akan mampu mengurangi
pemborosan, kesalahan serta meluruskan dan koreksi kesalahan
5. hasil poduksi dari pabrik atau pengusaha yang sudah memperoleh
sertifikat jaminan mutu ISO 9000:2000, berarti telah diakui secara
internasional dalam progaram kendali mutu dan prestasi sosial
pabrik atau pengusaha itu
6. menggunakan
kualifikasi
standar
kualitas
internasional
memudahkan pula untuk mendapatkan kredit bank
7. bersenjatakan sertifikat ini lebih mudah untuk menarik konsumen
internasional, khususnya ke Amerika dan Eropa
8. dapat menghemat biaya dan waktu, untuk meningkatkan hasil
produksi dan efisiensinya
9. ISO 9001:2000 adalah sebagai senjata kompetisi di pasaran
internasional
10. pengelolaan kualitas lebih baik sehingga hasil penjualan dan profit
meningkat
Strategi memperoleh sertifikasi ISO 9001:2000 (Gaspersz: 2005:25),
yaitu:
1. Memperoleh komitmen dari manajemen puncak. Tanpa komitmen manajemen,
registrasi sangat tidak mungkin.
2. Membentuk komite pengarah (steering commitee) atau koordinator ISO.
Komite ini akan memantau proses agar sesuai dengan standard elemen-elemen
dalam sistem mutu ISO 9001:2000 dan berfungsi auditor internal untuk ISO
9001:2000.
Komite pengarah juga berfunsi sebagai sumber informasi dan
penasihat atau konsultan, menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan sistem mutu
ISO 9001:2000.
3. Mempelajari standard-standard dan menilai kebutuhan-kebutuhan ISO
9001:2000.
4. Melakukan pelatihan terhadap semua staf organisasi perusahaan itu.
Para
kepala, departemen, manajer, supervisor, dan anggota organisasi yang sangat
menentukan keberhasilan implementasi sistem ISO 9001:2000.
5. Memulai tinjauan ulang manajemen.
Pimpinan organisasi yang harus
mendelegasikan tanggung jawab kualitas dari organisasi perusahaan itu kepada
wakil manajemen yang biasanya adalah manajer kualitas.
Tinjauan ulang
manajemen harus dimulai dengan berfokus pada standard-standard sistem mutu
ISO 9001:2000 dan menerapkan hal-hal yang harus dikerjakan untuk memenuhi
semua elemen dalam sistem mutu ISO 9001: 2000.
6. Identifikasi kebijakan kualitas, prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang
dibutuhkan dan yang dituangkan dalam dokumen-dokumen tertulis.
7. Implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, dengan membangun
sistem mutu yang dimodifikasai dan dokumentasi pendukung sehingga
implementasi dapat sukses.
8. Memulai audit sistem mutu perusahaan. Sekali sistem mutu ISO 9001:2000
telah diterapkan selama beberapa bulan, auditor kualitas internal sistem ISO
9001:2000 perlu memeriksa sistem jaminan mutu perusahaan yang ada apakah
telah memenuhi standard sistem mutu ISO 9001:2000.
9. Memilih registrasi.
Setelah manajemen yakin dan percaya bahwa sistem
jaminan mutu perusahaan telah memenuhi persyaratan standard sistem mutu ISO
9001:2000, manajemen perlu memilih registar (Badan Sertifikasi Internasional)
sperti SGS International, British Standard Institution, American Association for
Laboratory Accreditationn, Lloyd’s Register Quality Assurance Ltd. dan lain-lain
untuk mulai melakukan penilaian. Biasanya registar akan meninjau ulang dan
memberitahukan kelengkapan dari dokumen mutu perusahaan. Pada tahap ini
kekurangan yang masih ada harus diperbaiki dan dilengkapi.
10. Registrasi. Jika sistem mutu ISO 9001:2000 yang diimplementasikan dalam
perusahaan dianggap telah sesuai dengan persyaratan sistem mutu ISO 9001:2000,
maka akan dinyatakan lulus dalam penilaian. Setelah sertifikasi ISO diberikan,
registar akan melakukan audit surveillance setiap enam bulan sekali untuk
mengetahui kepatuhan pelaksanaan persyaratan ISO 9001: 2000.
Sistem manajemen kualitas yang memenuhi persyaratan standar ISO
9001:2000 menjamin posisi pasar yang stabil, peningkatan terus-menerus dan
pengembangan dalam hal kualitas.
Hal tersebut dapat dicapai melalui
perencanaan, pemeliharaan dan peningkatan berkelanjutan dari semua proses
yang berdampak pada peningkatan profit, efektivitas dan kepuasan pelanggan.
Selain itu, sertifikat ISO menjamin kesesuaian sistem manajemen kualitas
dengan persyaratan standar ISO 9001:2000 yang merupakan alat yang efektif di
pasar internasional.
Dengan adanya sistem mutu ISO 9000 dan adanya penerapan yang tepat,
maka suatu usaha / bisnis diharapkan akan dapat memiliki suatu sistem mutu yang
mendasar dan cukup kuat untuk mengendalikan mutu usaha/bisnis sehingga dapat
dengan mudah untuk di kembangkan dan ditingkatkan pengendalian mutu
prosesnya di masa yang akan datang.
2. Profitabilitas
a) Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses
pencatatan dan pengikhtisaran dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun yang bersangkutan. Dalam Standar Akuntansi (2007:3 pargraph
12), tujuan laporan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
Menurut Warren et all (2005:24) laporan keuangan yang disusun oleh
manajemen yaitu:
1. Neraca yaitu suatu daftar aktiva, kewajiban dan ekuitas pemilik pada
tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan atau akhir tahun.
2. Laporan laba rugi yaitu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode
waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
3. Laporan arus kas yaitu suatu ikhtisar penerimaan kas dan pengeluaran kas
selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
4. Laporan ekuitas pemilik yaitu suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik
yang terjadi selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
5. Catatan atas laporan keuangan.
b) Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan (matching concept).
Laporan laba rugi melaporkan kelebihan/kekurangan pendapatan terhadap bebanbeban yang terjadi, yang disebut dengan laba bersih atau rugi bersih. Laba bersih
untuk periode waktu tertentu mempunyai pengaruh, yaitu meningkatkan ekuitas
pemilk (modal) dalam periode tersebut dan sebaliknya apabila terjadi rugi bersih
akan menurunkan ekuitas pemilik (modal) dalam periode bersangkutan.
Elemen-elemen laporan laba rugi yaitu:
1. Penjualan
Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan baik secara
tunai atau kredit. Retur dan potongan penjualan serta diskon penjualan
dikurangkan dari jumlah ini untuk mendapatkan penjualan bersih.
2. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan adalah harga barang yang terjual ke konsumen.
Untuk perusahaan manufaktur, harga pokok penjualan dihitung sebagai
berikut:
Persediaan bahan baku awal
xxx
Pembelian bahan baku
xxx
Persediaan bahan baku akhir
(xxx)
Bahan baku yang digunakan
xxx
Tenaga kerja langsung
xxx
Overhead pabrik
xxx
Total biaya manufaktur
xxx
Persediaan barang dalam proses awal
xxx
Persediaan barang dalam proses akhir
(xxx)
Harga pokok produksi
xxx
Persediaan barang jadi awal
xxx
Persediaan barang jadi akhir
(xxx)
Harga pokok penjualan
xxx
3. Laba kotor
Pengurangan penjualan dengan harga pokok penjualan disebut laba kotor
(gross profit margin).
4. Beban usaha
Beban usaha dikelompokkan lagi kepada beban penjualan dan beban
administrasi umum. Beban penjualan adalah semua beban yang terjadi
dalam kaitan dengan kegiatan menjual dan m emasarkan barang seperti
kegiatan promosi dan penjualan.
Contoh: beban iklan dan promosi.
Beban administarsi umum adalah beban yang bersifat umum perusahaan.
Contoh: beban gaji.
5. Laba operasi
Laba operasi adalah selisih laba kotor dengan beban usaha. Laba ini
diperoleh dari kegiatan utama perusahaan.
c) Profitabilitas
Analisis profitabilitas yaitu mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.
Profitabilitas merupakan faktor
yang penting karena untuk dapat menjalankan kegiatannya, perusahaan harus
berada dalam kondisi yang menguntungkan (profitable).
Profitabilitas yang
dibahas dalam hal ini adalah profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yaitu
margin laba kotor (gross profit margin).
Margin laba kotor yaitu penjualan dikurangi harga pokok penjualan (cost
of good sold). Persentase laba kotor merupakan ukuran kinerja utama karena
semua biaya lainnya harus dapat ditutup oleh laba kotor ini dan laba yang
dihasilkan adalah saldo yang tersisa setelah biaya-biaya tersebut. Analsis laba
kotor mengarahkan perhatian khusus kepada penyebab variasi penjualan dan
harga pokok penjualan.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam laba kotor yaitu:
1. Price variance atau selisih harga, baik pada tingkat harga jual maupun
tingkat biaya.
2. Volume variance atau selisih volume, yang disebabkan karena jumlah unit
yang sebenarnya terjual lebih banyak atau lebih sedikit dibandingakan
dengan jumlah volume penjualan yang diperkirakan.
3. Mix variance atau selisih komposisi, yang disebabkan karena komposisisi.
3. Pertumbuhan Penjualan (sales growth)
Penjualan
merupakan
kegiatan
utama
perusahaan
manufaktur.
Pertumbuhan penjualan menunjukkan kemampuan perusahaan untuk dapat
bertahan dalam kondisi persaingan.
Pertumbuhan penjualan yang melebihi
kenaikan biaya akan menyebabkan kenaikan laba perusahaan. Jumlah laba yang
diperoleh secara teratur serta keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor
yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap survive.
Sertifikat ISO 9001:2000 terutama diperlukan bagi perusahaan –
perusahaan yang berorientasi eksport, sebab ISO 9001:2000 merupakan standar
kualitas internasional. Bagi perusahaan yang berorientasi eksport, total penjualan
dalam perusahaan dapat terdiri dari:
a. Penjualan domestik (domestic sales), yaitu pendapatan perusahaan dari
aktivitas penjualan produk yang terjadi di dalam negeri.
b. Penjualan luar negri (foreign sales), yaitu pendapatan perusahaan dari
aktivitas penjualan produk yang dikirim ke luar negeri (penjualan eksport).
a.
Pertumbuhan Penjualan Domestik (domestic sales growth)
Pertumbuhan penjualan domestik (domestic sales growth) mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan dalam negerinya dari
waktu ke waktu. Ukuran pertumbuhan penjualan domestik dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Domestic Sales Growth = Domestic Sales t - Domestic Sales t-1
Domestic Sales t-1
Dimana :
Domestic Sales t
= Penjualan domestik tahun t
Domestic Sales t-1
=
b.
Penjualan domestik sebelum tahun t
Pertumbuhan Penjualan Luar Negri (foreign sales growth)
Pertumbuhan penjualan luar negri (foreign sales growth) mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk meningkatkan penjualan asingnya dari waktu ke
waktu. Ukuran pertumbuhan penjualan asing dalam penelitian ini dirumuskan
sebagai berikut:
Foreign Sales Growth = Foreign Sales t - Foreign Sales t-1
Foreign Sales t-1
Dimana :
Foreign Sales t
= Penjualan asing tahun t
Foreign Sales t-1
= Penjualan asing sebelum tahun t
4. Konsep Kualitas pada Perusahaan Manufaktur
Pengertian kualitas sangat beragam, tergantung persepsi pemakainya.
Menurut Feiganbaum (1991), definisi kualitas adalah sebagai berikut “Quality is
the total composite product and services characteristics of marketing,
engineering, manufacturing and maintenance through which the product and
services in use will meet expectation of customer”. Jadi kualitas merupakan
gabungan karakteristik produk dan jasa yang memenuhi harapan pelanggan atau
konsumen. Dalam ISO 8402 (Quality Vocabulary), kualitas didefinisikan sebagai
totalitas dari karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk
memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan atau ditetapkan (Gasperz, 2005).
Secara umum dapat dikatakan bahwa kualitas produk atau jasa akan dapat
diwujudkan apabila orientasi kegiatan perusahaan diarahkan kepada kepuasan
pelanggan. Karena kualitas mengacu kepada segala sesuatu yang menentukan
kepuasan pelanggan, suatu produk yang dihasilkan baru dapat dikatakan
berkualitas apabila sesuai keinginan pelanggan, dapat dimanfaatkan dengan baik,
serta diproduksi (dihasilkan) dengan cara yang baik dan benar (Gaspersz, 2005).
Dalam perusahaan manufaktur, sistem kualitas akan mencakup semua
tahap dari identifikasi awal tentang kebutuhan pelanggan sampai ke pembuangan
limbah perusahaan.
Tujuan dari sistem kualitas pada perusahaan manufaktur
adalah meningkatkan kepuasan total pelanggan secara terus menerus.
5. Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas, baik produk maupun
proses suatu perusahaan adalah dengan memperoleh sertifikat ISO. Jika kualitas
yang dihasilkan perusahaan superior dan pangsa pasar yang dimiliki besar, maka
profitabilitas perusahaan tersebut akan terjamin. Kualitas juga dapat mengurangi
biaya.
Adanya pengurangan biaya ini pada gilirannya akan memberikan
keunggulan kompetitif berupa peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan.
Dengan demikian,
kualitas yang dicapai melalui perolehan sertifikat ISO
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan profitabilitas.
Selain hal tersebut di atas, perusahaan yang menawarkan produk atau jasa
superior juga dapat mengalahkan persaingan industri yang semakin ketat sekarang
ini.
Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap
perusahaan untuk selalu mempertahankan kebutuhan dan keinginan konsumen
serta berusaha memenuhi apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebih
memuaskan daripada yang dilakukan para pesaing.
Melalui sertifikat ISO,
perusahaan dapat terus meningkatkan kualitas produk yang terkait dengan
kebutuhan pelanggan, ataupun meningkatkan prosesnya sehingga dapat bersaing
di pasar global. Peningkatan tersebut dinyatakan pada klausul 8 ISO 9001:2000
yang mengharuska perusahaan yang telah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000
untuk melakukan peningkatan terus-menerus sehingga daya saing perusahaan
menjadi lebih optimal.
6. Hubungan Kualitas dengan Penjualan
Keuntungan yang didapatkan perusahaan karena menyediakan barang
yang berkualitas adalah diperolehnya pendapatan penjualan yang lebih tinggi dan
biaya yang lebih rendah, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang memiliki kualitas yang lebih baik akan memberikan
customer value yang lebih baik.
Dengan cara ini perusahaan dapat
mempertahankan konsumen yang sudah ada, menarik konsumen baru dan
mengalihkan perhatian konsumen pesaing. Upaya ini pada akhirnya akan mampu
meningkatkan pangsa pasar total penjualan. Dengan kualitas yang baik sesuai
harapan konsumen akan memberikan keuntungan perusahaan dalam menetapkan
harga yang lebih tinggi yang pada akhirnya akan menyebabkan naiknya penjualan
total yang merupakan indikasi suatu pertumbuhan pangsa pasar.
Harga yg lebih
tinggi
J
A
M
I
N
A
N
K
U
A
L
I
T
A
S
Memperbaiki
posisi
persaingan
P
E
R
B
A
I
K
A
N
Meningkatkan
pangsa pasar
Meningkatkan
penjualan
K
U
A
L
I
T
A
S
Meningkatkan
keluaran yang
bebas dari
kerusakan
Mengurangi
biaya produksi
Meningkatkan
laba
Sumber: Nasution (2005;43)
Gambar 2.1
Hubungan Kualitas dengan Profitabilitas dan Penjualan
Hubungan-hubungan dalam gambar 5.1 dijelaskan sebagai berikut:
a. pasar yang dilayani oleh industri mencakup pelanggan-pelanggan dengan
kebutuhan barang dan jasa tertentu,
b. penelitian
pemasaran
mengidentifikasikan
kebutuhan
tersebut
dan
mendefinisikan dalam hal kualitas, pelanggan menganggap produk dan jasa
perusahaan lebih berkualitas daripada pesaingnya,
c. karena dianggap lebih berkualitas, pelanggan bersedia membayar harga yang
relatig tinggi daripada harga pesaing,
d. karena dianggap lebih berkualitas dan harganya lebih tinggi, produk tersebut
dianggap memiliki nilai yang relatif tinggi,
e. nilai yang relatif lebih tinggi menghasilkan kenaikan dalam pangsa pasar,
f. berkat program kualitasnya, perusahaan dapat mengikuti spesifikasi pelanggan
lebih baik daripada para pesaing,
g. efektivitas ini menghasilkan penurunan biaya dengan memproduksi yang
dibutuhkan secara benar sejak pertama kali,
h. penurunan biaya produksi digabungkan dengan pangsa pasar yang lebih luas
akan menghasilkan biaya yang lebih rendah daripada pesaing,
i. gabungan dari keunggulan relatif di bidang harga, pangsa pasar, dan biaya
produksi untuk menciptakan profitabilitas serta pertumbuhan perusahaan.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Sinurat (2010) dalam penelitiannya meneliti perbandingan profitabilitas
sebelum dan sesudah sertifikasi ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan adalah profitabilitas
dengan subvariabel Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE). Dimana
variabel yang tidak diberi perlakuan adalah profitabilitas sebelum sertifikasi ISO
9001:2000 dan variabel yang diberi perlakuan adalah profitabilitas sesudah
sertifikasi ISO 9001:2000. Metode penelitian yang digunakan adalah perhitungan
rasio-rasio variabel sebelum dan sesudah sertifikasi, analisis deskriptif, uji
normalitas dan analisis perbandingan (paired sample test).
menyimpulkan bahwa sertifikasi
Hasil penelitian ini
ISO 9001:2000 ternyata tidak cukup
menyebabkan profitabilitas (ROA dan ROE) perusahaan meningkat secara
signifikan.
Lubis (2008) melakukan penelitian terhadap perbandingan biaya produksi
dan profitabilitas sebelum dan sesudah penerapan sistem manajemen mutu ISO
9001:2000 pada PT. Indonesia Asahan Alumunium (PT.INALUM) Kuala
Tanjung Asahan.
Variabel yang digunakan adalah biaya produksi dan
profitabilitas dengan rasio gross profit margin.
Metode penelitian yang
digunakan adalah uji normalitas dan analisis perbandingan (paired sample test).
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa setelah penerapan sistem manajemen
mutu ISO 9001:2000 pada PT.INALUM terjadi perbedaan yang signifikan pada
biaya produksi, sedangakan pada gross profit margin tidak terjadi perbedaan yang
signifikan, meskipun terjadi peningkatan.
Siburian (2008) melakukan penelitian untuk mengetahui peranan
penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam mengendalikan biaya produksi
dan meningkatkan laba operasi pada PT. Royal Standard Medan. Variabel yang
digunakan adalah biaya produksi dan laba operasi PT. Royal Standard Medan
sebelum penerapan manajemen mutu (2005) dan sesudah penerapan manajemen
mutu (2007). Metode penelitian yang digunakan adalah perhitungan rasio-rasio
variabel sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu, uji asumsi klasik dan
pengujian hipotesis dengan menggunakan aplikasi SPSS 15. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa setelah penerapan manajemen mutu ISO 9001:2000 terdapat
perbedaan yang cukup signifikan pada biaya produksi dan laba operasi pada PT.
Royal Standard Medan.
Penelitian ini merupakan replikasi atas penelitian yang dilakukan oleh
Sinurat (2010). Kekhususan penelitian ini terletak pada variabel yang digunakan
dan periode perolehan sertifikat ISO 9001:2000 yang lebih panjang.
Sinurat
menggunakan variabel ROA dan ROE dan perusahaan yang diteliti adalah
perusahaan yang memperoleh sertifikat periode 2003-2006.
Sedangkan peneliti
menggunakan variabel gross profit margin (GPM) dan pertumbuhan penjualan
(sales growth) dari perusahaan yang memperoleh sertifikat ISO 9001:2000
periode 2002-2009.
No.
1.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti
Judul
Variabel
Sinurat
(2010)
2.
Lubis (2008)
Hasil
Penelitian
Analisis
Variabel
Perolehan
Profitabilitas yang
tidak Sertifikat
Sebelum dan diberi
ISO
Sesudah
perlakuan
9001:2000
ternyata tidak
Sertifikasi
yaitu
ISO
profitabilitas cukup
9001:2000
sebelum
menyebabkan
pada
sertifikat ISO profitabilitas
Perusahaan
9001:2000.
perusahaan
Manufaktur
Variabel
meningkat
yang
yang diberi secara
Terdaftar di perlakuan
signifikan.
BEI
yaitu
profitabilitas
sesudah
sertifikat ISO
9001:2000
Perbandingan Biaya
Setelah
Biaya
produksi,
penerapan
Produksi dan Profitabilitas sistem
Profitabilitas dengan rasio manajemen
Sebelum dan GPM (Gross mutu
ISO
Sesudah
Profit
9001:2000
Penerapan
Margin)
Sistem
Manajemen
Mutu
ISO
9001:2000
Pada
PT.
Indonesia
Asahan
Alumunium
(PT.
INALUM)
Kuala
Tanjung
Asahan
3.
Siburian
(2008)
Peranan
Penerapan
Manajemen
Mutu
ISO
9001:2000
dalam
Pengendalian
Biaya
Produksi dan
Peningkatan
Laba Operasi
pada
PT.
Royal
Standard
Medan
Sumber: Hasil Olahan Peneliti (2011)
terjadi
perbedaan
yang
signifikan
pada biaya
produksi,
sedangkan
pada GPM
tidak terjadi
perbedaan
yang
signifikan
meskipun
mengalami
peningkatan.
Biaya operasi Dalam
dan
Laba penerapan
operasi
manajemen
mutu
ISO
9001:2000
menunjukkan
adanya
perbedaan
yang cukup
signifikan
pada biaya
produksi dan
laba operasi
sebelum
(2005) dan
sesudah
(2007)
penerapan
manajemen
mutu.
C. Kerangka Konseptual dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan penjelasan sementara gejala-gejala yang
menjadi objek permasalahan tentang hubungan antarvariabel, yakni variabel
bebas dan variabel terkait yang disusun dari berbagai teori yang telah diuraikan
(Sugiono, 2007: 47).
Perbandingan antara margin laba kotor (gross profit margin) dan
pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun sesudah
memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 digambarkan sebagai berikut:
Perusahaan
Manufaktur di
BEI
Satu tahun
Sebelum ISO 9001:2000
Dua tahun
Sesudah ISO 9001:2000
Dibandingkan
X1
X2
Margin Laba Kotor (X11)
Pertumbuhan Penjualan (X12)
Margin Laba Kotor (X21)
Pertumbuhan Penjualan (X22)
Gambar 2.2
Kerangka Konseptual
Untuk melihat perbedaan antara margin laba kotor (gross profit margin)
dan pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum dan dua tahun
sesudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000, maka desain penelitian ini dibagi
atas dua variabel yang terpilih sebagai sampel, yaitu variabel yang tidak diberi
perlakuan (treatment) (X1) dan variabel yang diberi perlakuan (treatment) (X2).
Variabel pertama adalah margin laba kotor (gross profit margin)
dan
pertumbuhan penjualan (sales growth) satu tahun sebelum memperoleh sertifikat
ISO 9001:2000. Variabel kedua adalah margin laba kotor (gross profit margin)
dan pertumbuhan penjualan (sales growth) dua tahun sesudah memperoleh
sertifikat ISO 9001:2000.
2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara dari suatu permasalahan
yang dihadapi, yang kebenarannya masih perlu untuk dibuktikan lebih lanjut.
Sesuai dengan kerangka konseptual di atas, maka hipotesis yang dirumuskan
dalam penelitian ini adalah:
H1: terdapat perbedaan yang signifikan antara margin laba kotor (gross
profit margin) satu tahun sebelum (X11) dan dua tahun sesudah (X21)
memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
H2: terdapat perbedaan yang signifikan antara pertumbuhan penjualan
(sales growth) satu tahun sebelum (X12) dan dua tahun sesudah (X22)
memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
Download