BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Pustaka
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori agensi
adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Teori agensi
memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi
oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
kepentingan antara principal dan agent.
Agency Theory menunjukkan bahwa perusahaan dapat dilihat
sebagai suatu hubungan kontrak (loosely defined) antara pemegang
sumber daya. Suatu hubungan agency muncul ketika satu atau lebih
individu, yang disebut pelaku (principals), mempekerjakan satu atau
lebih individu lain, yang disebut agen, untuk melakukan layanan
tertentu
dan
kemudian
mendelegasikan
otoritas
pengambilan
keputusan kepada agen. Hubungan utama agency dalam bisnis adalah
mereka (antara pemegang saham dan manajer) dan antara debtholders
dan pemegang saham. Hubungan ini tidak selalu harmonis, memang,
teori keagenan berkaitan dengan konflik agency, atau konflik
kepentingan antara agen dan pelaku. Hal ini memiliki implikasi untuk,
antara lain, tata kelola perusahaan dan etika bisnis. Ketika agency
terjadi cenderung menimbulkan biaya agency, yaitu biaya yang
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
11
dikeluarkan dalam rangka untuk mempertahankan hubungan agency
yang efektif (misalnya, menawarkan bonus kinerja manajemen untuk
mendorong manajer bertindak untuk kepentingan pemegang saham).
Oleh karena itu, teori keagenan telah muncul sebagai model yang
dominan dalam literatur ekonomi keuangan, dan secara luas dibahas
dalam konteks etika bisnis.
Kondisi perusahaan yang dilaporkan oleh manajer tidak sesuai
atau tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sesungguhnya.
Hal ini disebabkan perbedaan informasi yang dimiliki antara manajer
dengan pemegang saham.
Sebagai
pengelola, manajer lebih
mengetahui keadaan yang ada dalam perusahaan daripada pemegang
saham. Keadaan tersebut dikenal sebagai asimetri informasi. Teori
keagenan muncul karena adanya perbedaan kepentingan sehingga
masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi diri
sendiri. Adanya asumsi bahwa individu-individu bertindak untuk
memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan informasi
asimetri
yang
dimilikinya
akan
mendorong
agent
untuk
menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui principal.
Dalam kondisi yang asimetri tersebut, agent dapat memengaruhi
angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan
dengan cara melakukan manajemen laba.
Untuk meminimalkan konflik antara mereka, maka pemilik
dan manajemen melakukan kesepakatan kontrak kerja dengan cara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing guna mencapai
utilitas
yang diharapkan.
Dalam
kesepakatan tersebut
dapat
memaksimumkan utilitas pemilik, dan dapat memuaskan serta
menjamin untuk menerima reward atas hasil pengelolaan perusahaan.
Adapun manfaat yang diterima oleh kedua belah pihak didasarkan atas
implementasi pengendalian mutu dalam meningkatkan efisiensi biaya
produksi. Hubungan antara pemilik dan manajemen sangat tergantung
pada penilaian pemilik tentang kinerja manajemen. Untuk itu, pemilik
menuntut efisiensi biaya produksi atas jumlah produk yang cacat
untuk dikelola oleh manajemen. Oleh karenanya, manajemen harus
memberikan efisiensi biaya produksi dengan pengendalian kualitas
yang memuaskan kepada pemilik perusahaan, karena efisiensi biaya
produksi yang baik akan berpengaruh positif pada kompensasi yang
diterima, dan sebaliknya efisiensi yang buruk akan berpengaruh
negatif.
2. Total Quality Control (TQC)
Total Quality Control (TQC) atau dalam bahasa indonesia
disebut Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) adalah pelaksanaan dari
konsepproduktivitas
dalam
perusahaan,
sebagai
suatu
sistem
Manajemen untukmencapai secara efektif dan efisiensi.
TQC merupakan kegiatan terpadu dalam pengembangan mutu,
pemeliharaan mutu, serta perbaikan mutu yang dilakukan oleh setiap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
bagian oleh organisasi agar dapat memenuhi kepuasan konsumen pada
tingkat kegiatan yang paling ekonomis dan memuaskan konsumen.
Sementara Koaru Ishikawa (2008) berpendapat TQC sebagai suatu
pengendalian menyeluruh dimana setiap karyawan pada setiap devisi
harus mempelajari, mempraktekkan, dan turut berpartisipasi dalam
pengendalian mutu. Sedangkan menurut Ishita Nobuyuki(2008)
menyatakan
bahwa
TQC
adalah
aktivitas
memelihara
dan
memperbaiki produk dan service yang ditawarkan kepada perusahaan,
quality control bukan hanya menjadi tanggung jawab bagian quality
control saja, tetapi seluruh karyawan atau pihak menjadi satu kesatuan
memecahkan masalah.
Dari ketiga definisi menurut para ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwasanya TQC (Total Quality Control) adalah sistem
manajemen yang dinamis yang mengikut sertakan seluruh anggota
organisasi dengan penerapan konsep dan teknik pengendalian kualitas
untuk tercapainya kepuasan pelanggan dan yang mengerjakannya.
a. Adapun konsep dasar TQC adalah sebagai berikut:
-
Kepuasan pemakai (Orientasi pemakai bukan orientasi
Standard)
-
Kualitas artinya mutu segala macam pekerjaan
-
Kualitas adalah urusan setiap karyawan (bekerja sekali jadi dan
benar)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
b. Pengertian dari TQC:
Total Quality Control adalah rangkaian kegiatan yang terus
-
menerus dari plan – do – check – action (PDCA)
Total Quality Control diselenggarakan tidak pada hasilnya,
-
tetapi selama proses sampai dengan hasilnya
-
Jangan menyalahkan siapapun juga
-
Bicara dengan data/fakta dan unsur-unsur yang terukur
-
Setiap kegiatan harus punya segi kegiatan perbaikan dan
pencegahan
c. Tujuan Penerapan TQC
Quality Control berarti memenuhi keinginan customer
terhadap produk dan service, maka tujuan quality control
berdasarkan pengertian tersebut adalah:
-
Quality adalah kualitas produk dan kegiatan (aktifitas kerja)
-
Cost adalah Biaya
-
Delivery adalah Penyampaian (ketepatan cara)
-
Safety adalah Keselamatan
-
Environment adalah Ramah Lingkungan
Dengan terumuskan dan terlaksananya kebijaksanaan dan
sasaran perusahaan organisasi, peningkatan kerjasama dan
semangat
karyawan,
pengembangan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kemampuan
karyawan.
15
Membuat keseimbangan antara quality dan cost. Kualitas dicapai
secara ekonomis dan efisien hanya bila tiap proses dapat memberi
jaminan kualitas pekerjaannya pada proses-proses berikutnya.
Aktivitas QC circle (berkesinambungan), operasional ZD ( Zero
Defect).
d. Manfaat Penerapan Quality Control
Manfaat Penerapan TQC
Adapun manfaat dari penerapan TQCadalah sebagai berikut :
-
Peningkatan produk atau jasa secara pesat
-
Pengurangan pemborosan sumber daya
-
Peningkatan Produktivitas
-
Peluang baik untuk meningkatkan keuntungan
-
Peningkatan pangsa pasar jangka panjang
-
Keuntungan kompetitif yang berkelanjutan
-
Penyaluran potensi tenaga kerja secara nyata
-
Peningkatan motivasi kerja karyawan
-
Peningkatan perbaikan Manajemen
e. Syarat Penerapan TQC
-
Adapun persyaratan penerapan TQCtersebut adalah :
-
Unsur-unsur prilaku yang berhubungan dengan prilaku
pimpinan, pekerjadan kelompok pekerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
-
Aspek-aspek manajerial. Sesungguhnya program TQCitu harus
dianggapsebagai langkah perubahan manajeril dan bukan
langkah perubahan operatif atau teknis.
-
Aspek-aspek organisatoris. Syarat organisatoris yang perlu
dipersiapkan
manajemen
terutama
persyaratan
yang
menyangkut struktur organisasi, kepemimpinan dan iklim
kerja.
-
Aspek-aspek
pengembangan
karyawan.
Rencana
pengembangan yang menyangkut latihan dan pendidikan
merupakan
salah
satu
kegiatan
yangpenting
untuk
meningkatkan sikap dan gairah kerja.
-
Aspek kebutuhan akan kualitas dari pelanggan. Manajemen
seharusnya menyelaraskan tingkat program PMT yang
memberikan kemungkinan paling besar untuk diterapkan dan
praktis dalam pemasaran.
-
Aspek citra terhadap kualitas output. Daya serap, anggapan,
citra danminat para konsumen tidak diperhatikan, dikaji dan
dibina oleh manajemen.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
3. Biaya
a. Pengertian Biaya
Setiap tindakan yang telah dipikirkan secara matang akan
meminta pertimbangan antara manfaat dan pengorbanan. Begitu juga
dalam sektor produksi, maka untuk setiap keputusan ekonomi yang
dipertanggungjawabkan perlu diadakan pertimbanganantara hasil-hasil
yang diharapkan dan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk
memperoleh hasil tersebut.
Akuntansi biaya mengukur biaya sesuai dengan rencanarencana dan kebutuhan-kebutuhan manajemen. Biaya-biaya harus
didasari dengan faktor-faktor yang relevan, yang diperhatikan dengan
teliti dna dipertimbangkan dengan cermat agar dapat membantu pihak
manajemen dalam membuat keputusan-keputusan yang tepat.
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengertian
biaya, Mulyadi (2010:8) mendefinisikan biaya dalam pengertian
umum sebagai berikut:
“Didalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis,
yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.”
Dari definisi itu pengorbanan sumber ekonomi dibedakan menjadi:
1) Pengorbanan yang telah terjadi
2) Pengorbanan yang mugkin akan terjadi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Definisi biaya tersebut diatas tidak hanya menyangkut biaya yang
telah terjadi dimasa yang akan datang.
Sedangkan dalam arti sempit, menurut Mulyadi (2010:10)
pengertian biaya adalah:
“...biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan sumber ekonomi
untuk memperoleh aktiva”
Pengertian biaya seringkali diterjemahkan dalam istilah beban.
Dalam akuntansi, kedua istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda.
Pengertian beban menurut Bastian Bustami (2007) adalah:
“Beban adalah biaya yang telah memberikan manfaat dan
sekarang telah habis. Biaya yang belum dinikmati yang dapat
memberikan manfaat dan sekarang telah habis. Biaya yang belum
dinikmati yang dapat memberikan manfaat dimasa akan datang
dikelompokkan sebagai harta. Beban ini dimasukkan ke dalam
laba/rugi, sebagai pengurangan dari pendapatan.”
Kedua pengertian diatas menyatakan perbedaan utama antara
biaya dan beban, yaituterletak pada masa pakainya. Biaya merupakan
pengeluaran atau pengorbanan dan untuk memperoleh manfaat serta
masa pakainya belum habis, sedangkan beban merupakan biaya yang
telah memberi manfaat dan masa pakainya telah habis.
b. Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses pengelompokan secara sistematis
atas seluruh elemen yang ada dalam golongan tertentu yang lebih
ringkas untuk memberikan informasi penting. Dalam akuntansi biaya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
biaya
digolongkan
dengan
berbagai
macam
cara.
Umumnya
penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak
dicapai dengan penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya
dikenal konsep: “Different Cost Different Purpose”. Mulyadi (2010:1417) menggolongkan biaya menurut:
a) Objek Pengeluaran.
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya.
b) Fungsi Pokok dalam Perusahaan
Ada tiga fungsi pokok, yaitu:
-
Biaya produksi, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.
-
Biaya pemasaran, yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk
melaksanakan kegiatan pemasaran produk.
-
Biaya administrasi dan umum, yaitu biaya-biaya untuk
mengkoordinasikan kegiatan produksi dan pemasaran produk.
c) Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
Dapat dikelompokan menjadi dua:
-
Biaya langsung (direct cost), yaitu biaya yang terjadi, yang
penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang
dibiayai.
-
Biaya tidak langsung (indirect cost), yaitu biaya yang terjadinya
tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
d) Perilaku dalam Hubungannya dengan Perubahan Volume Kegiatan
Dapat digolongkan menjadi:
-
Biaya variabel, yaitu biaya yang jumlah totalnya berubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
-
Biaya semi variabel, yaitu biaya yang berubah tidak sebanding
dengan perubahan volume kegiatan.
-
Biaya semi fixed, yaitu biaya yang tetap untuk tingkat volume
kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan
pada volume produksi tertentu.
-
Biaya tetap, yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap dalam
dalam kisaran volume kegiatan tertentu.
e) Biaya Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
Dapat dibagi menjadi:
-
Pengeluaran modal (capital expenditures), yaitu biaya yang
mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(baiasanya satu tahun).
-
Pengeluaran pendapatan (revenue expenditures), yaitu biaya
yang hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
4. Quality Control
a. Pengertian Quality Control
Menurut Noor Fitrihana Definisi Quality Control (pengendalian
mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari
pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan
memuaskan konsumen (pelanggan).
Pengendalian kualitas (Quality Control) menentukan komponenkomponen mana yang rusak dan menjaga agar bahan-bahan untuk
produksi mendatang jangan sampai rusak. Pengendalian kualitas
merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk
bila diperlukan, mempertahankan kualitas yang sudah tinggi dan
mengurangi jumlah bahan yang rusak (Reksohadiprojo, 1995).
Kualitas secara umum adalah membuat produk atau jasa yang
tepat pada waktunya, pantas digunakan dalam lingkungan, memiliki
zero defacts dan memusakan konsumen (pond,1994).
Pengendalian mutu (Quality Control), atau QC untuk akronimnya,
adalah suatu proses yang pada intinya adalah menjadikan entitas
sebagai peninjau kualitas dari semua faktor yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Terdapat tiga aspek yang ditekankan pada
pendekatan ini, yaitu:
-
Unsur-unsur seperti kontrol, manajemen pekerjaan, proses-proses
yang terdefinisi dan telah terkelola dengan baik, kriteria integritas
dan kinerja, dan identifikasi catatan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
-
Kompetensi, seperti pengetahuan, keterampilan, pengalaman, dan
kualifikasi.
-
Elemen lunak, seperti kepegawaian, integritas, kepercayaan,
budaya organisasi, motivasi, semangat tim, dan hubungan yang
berkualitas.
Lingkup kontrol termasuk pada inspeksi produk, di mana setiap
produk diperiksa secara visual, dan biasanya pemeriksaan tersebut
menggunakan mikroskop stereo untuk mendapatkan detail halus
sebelum produk tersebut dijual ke pasar eksternal. Seseorang yang
bertugas untuk mengawasi (inspektur) akan diberikan daftar dan
deskripsi kecacatan-kecacatan dari produk cacat yang tidak dapat
diterima (tidak dapat dirilis), contohnya seperti keretak atau kecacatan
permukaan. Kualitas dari output akan beresiko mengalami kecacatan
jika salah satu dari tiga aspek tersebut tidak tercukupi.
Penekanan
QC
terletak
pada
pengujian
produk
untuk
mendapatkan produk yang cacat. Dalam pemilihan produk yang akan
diuji,
biasanya
dilakukan
pemilihan
produk
secara
acak
(menggunakan teknik sampling). Setelah menguji produk yang cacat,
hal tersebut akan dilaporkan kepada manajemen pembuat keputusan
apakah produk dapat dirilis atau ditolak. Hal ini dilakukan guna
menjamin kualitas dan merupakan upaya untuk meningkatkan dan
menstabilkan proses produksi (dan proses-proses lainnya yang terkait)
untuk menghindari, atau setidaknya meminimalkan, isu-isu yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
mengarah kepada kecacatan-kecacatan di tempat pertama, yaitu
pabrik. Untuk pekerjaan borongan, terutama pekerjaan-pekerjaan yang
diberikan oleh instansi pemerintah, isu-isu pengendalian mutu adalah
salah satu alasan utama yang menyebabkan tidak diperbaharuinya
kontrak kerja.
b. Tujuan Metode Quality Control
Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang
tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality)
terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas,
sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.
Tujuan Pengusaha menjalankan QC adalah untuk menperoleh
keuntungan dengan cara yang fleksibel dan untuk menjamin agar
pelanggan merasa puas, investasi bisa kembali, serta perusahaan
mendapat keuntungan untuk jangka panjang. Bagian pemasaran dan
bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran
dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa
statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak produksi
untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk
perbaikan. Saat pelaksanaan pengujian QC dan testing bila ditemukan
beberapa masalah khusus, perlu dibuat suatu study agar dapat
digunakan untuk mengatasi masalah di bagian produksi tersebut.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Di samping tersebut di atas tugas bagian QC yaitu jika terjadi
komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk
bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen
terkait untuk perbaikan proses selanjutnya. Untuk itu perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
-
Pengendalian biaya (Cost Control)
Tujuannya adalah agar produk yang dihasilkan memberikan harga
yang bersaing (Competitive price).
-
Pengendalian Produksi (Production Control)
Tujuanya adalah agar proses produksi (proses pelaksanaan ban
berjalan) bisa lancar, cepat dan jumlahnya sesuai dengan rencana
pencapaian target.
-
Pengendalian Standar Spesifikasi produk
Meliputi aspek kesesuaian, keindahan, kenyamanan dipakai dsb,
yaitu aspek-aspek fisik dari produk.
-
Pengendalian waktu penyerahan produk (delivery control)
Penyerahan barang terkait dengan pengaturan untuk menghasilkan
jumlah produk yang tepat waktu pengiriman, sehingga dapat tepat
waktu diterima oleh pembeli.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
5. Biaya Kualitas
a. Pengertian Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin
atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya (Hansen dan
Mowen, 2005:7). Biaya kualitas mengacu pada semua biaya yang
terjadi untuk mencegah terjadinya barang cacat atau biaya yang harus
dikeluarkan karena adanya barang cacat (Garrison dan Noreen,
2001:846).
Menurut Blocher, Chen, dan Lin (2000:220) biaya kualitas
adalah
biaya-biaya
pengidentifikasian,
yang
perbaikan,
berkaitan
dan
dengan
pembetulan
pencegahan,
produk
yang
berkualitas rendah, dan dengan „opportunity cost’ dari hilangnya
waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.
Sedangkan menurut Mulyadi (1993:73), biaya kualitas adalah
biaya-biaya yang terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya
kualitas produk yang rendah. Jadi, biaya kualitas adalah biaya yang
berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan
pencegahan produk cacat.
Definisi biaya kualitas menurut JM. Juran (1988:4) adalah:
“Quality costs were costs associated solely with defective
product-the costs of making, finding, repairing, or avoiding defects.”
Dalam bahasa Indonesia dapat diartikan biaya kualitas sebagai
biaya-biaya yang dihubungkan semata-mata hanya dengan produk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
yang cacat yaitu biaya untuk membuat, menemukan, memperbaiki,
atau menghindari produk cacat.
Dari definisi-definisi biaya kualitas yang dikemukakan diatas,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
-
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi karena adanya atau
kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah di dalam
suatu perusahaan.
-
Biaya kualitas mencakup biaya yang berhubungan dengan
penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan
produk cacat.
b. Pengelompokan Biaya Kualitas
Hansen dan Mowen (2005:7) menyatakan bahwa biaya kualitas
berhubungan dengan dua sub-kategori dari kegiatan-kegiatan yang
terkait dengan kualitas: kegiatan pengendalian dan kegiatan karena
kegagalan.
-
Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
Kegiatan pengendalian adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk
(karena
kualitas
yang
buruk
mungkin
terjadi).
Kegiatan
pengendalian terdiri dari kegiatan-kegiatan pencegahan dan
penilaian. Raiborn dan Kinney (2009:645) menyebutnya dengan
the cost of complience. Tipe biaya ini terjadi untuk mengurangi
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
atau mengeliminasi biaya-biaya kegagalan saat ini atau di masa
yang akan datang.
-
Kegiatan karena Kegagalan (Failure Activities)
Kegiatan karena kegagalan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan atau oleh pelanggannya untuk merespon kualitas yang
buruk (kualitas yang buruk memang telah terjadi). Raiborn dan
Kinney (2009:645) menyebutnya dengan istilah the cost of
noncomplience. Biaya ini ditimbulkan karena ketidaksempurnaan
produksi. Kegiatan karena kegagalan terdiri dari kegiatan karena
kegagalan internal dan kegiatan karena kegagalan eksternal.
Hansen dan Mowen (2005:9) juga mengklasifikasikan biaya kualitas
menjadi dua kategori, yaitu:
a) Biaya kualitas yang dapat diamati (observable quality costs)
Biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya yang tersedia
atau dapat diperoleh dari catatan akuntansi perusahaan. Jika dicermati,
biaya kualitas yang dapat diamati adalah biaya-biaya diluar biaya
kegagalan eksternal.
b) Biaya kualitas yang tersembunyi (hidden quality costs)
Biaya kualitas yang tersembunyi adalah biaya kesempatan atau
oportunitas yang terjadi karena kualitas yang buruk. Biaya kualitas
yang tersembunyi seluruhnya berada dalam kategori biaya kegagalan
eksternal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
6. Biaya Produksi
a. Pengertian Biaya Produksi
Mulyadi (2010:14),menjelaskan pengertian biaya produksi sebagai
berikut:
“Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk
mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap jual.”
Menurut Hansen and Mowen (2009:40), pengertian biaya produksi
adalah sebagai berikut:
“Biaya produksi adalah biaya yang berhubungan dengan
produksi barang atau persediaan jasa.”
Jadi, kesimpulan dari pengertian biaya produksi diatas adalah bahwa
biaya produksi merupakan biaya yang terjadi dalam hubungannya
dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi.
b. Unsur-unsur Biaya Produksi
Mulyadi (2010:14) menjelaskan bahwa biaya produksi terdiri dari
tiga unsur, yaitu:
a) Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku adalah harga perolehan berbagai macam
bahan baku yang dipakai dalam kegiatan pengolahan produk.
Bahan baku adalah berbagaimacam bahan yang diolah menjadi
produk akhir dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan secara
langsung atau diikuti jejak manfaatnya pada produk tertentu.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
b) Biaya Tenaga Kerja Langsung
Tenaga kerja langsung adalah semua karyawan yang secara
langsung ikut serta memproduksi produk jadi, yang jasanya
dapat disusut secara langsung pada produk, dan yang upahnya
merupakan bagian yang besar dalam memproduksi produk.
Upah tenaga kerja langsung diperlakukan sebagai biaya teaga
kerja langsung dan diperhitungakan langsung sebagai unstur
biaya produksi.
c) Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya
bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya produksi
yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan
menjadi beberapa golongan berikut ini:
-
Biaya bahan penolong, yaitu bahan yang tidak menjadi
bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi
bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil jika
dibandingkan dengan harga pokok produksi tersebut.
-
Biaya reparasi dan pemeliharaannya, yaitu biaya berupa
suku cadang (sparepart), biaya bahan habis pakai (factory
supplies) dan harga perolehan jasa dari pihak luar
perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan
emplasemen, perumahan, bangunan pabrik, mesin-mesin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
dan peralatan, kendaraan, perkakas, laboratorium, dan
aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik.
-
Biaya tenaga kerja tidak langsung, yaitu tenaga kerja
pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara
langsungkepada produk atau pesanan tertentu.
-
Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap
aktiva tetap, yaitu biaya-biaya depresiasi emplasemen
pabrik, bangunan pabrik, mesin dan peralatan, perkakas
laboratorium, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang
digunakan di pabrik.
-
Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu, yaitu
biaya-biaya asuransi gedung dan emplasemen,asuransi
mesin dan peralatan, asuransi
kendaraan, asuransi
kecelakaan karyawan, dan biaya amortisasi kerugian trialrun.
7. Efisiensi
Efisiensi merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu hal
yang benar, efisiensi menunjukkan pembandingan antara keluaran dan
masukan. Pengertian efisiensi dalam produksi merupakan perbandingan
antara output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum
dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input
terbaik dalam memproduksi output (Harahap dan Vera, 2008).
Menurut Horngren (2012) efisiensi adalah jumlah dari masukan
yang dipakai untuk mencapai tingkat keluaran tertentu. Dengan demikian,
efisiensi menggambarkan berapa banyak masukan (input) yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu unit keluaran (output) tertentu.Unit suatu
organisasi yang paling efisiensi adalah unit yang dapat menghasilkan
jumlah keluaran tertentu dengan menggunakan masukan minimum atau
menghasilkan keluaran terbanyak dengan menggunakan masukan yang
tersedia. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan dapat ditarik
kesimpulan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk melakukan sesuatu
dengan tepat yang merupakan konsep input-output.
Sedangkan menurut Adisasmita R. (2010), efisiensi adalah input
yang digunakan, dialokasikan secara optimal dan baik untuk mencapai
output yang menggunakan biaya terendah. Efisiensi berarti pemanfaatan
sumber daya ekonomi dengan cara-cara paling efektif. Efektif berarti
bahwa output yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan. Efisien dapat diartikan pula bahwa segala input dialokasikan
sedemikian rupa, hingga output dapat diproduksi dengan biaya termurah.
Seringkali efisiensi diartikan dalam kaitannya dengan kegiatan produksi
yang dilaksanakan tanpa pemborosan namun dapat dilaksanakan secara
optimal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
32
Terkendalinya biaya produksi merupakan salah satu kunci
keberhasilan dari pengendalian produksi secara keseluruhan. Sistem biaya
standar merupakan sistem akuntansi biaya yang mengolah informasi biaya
sedemikian rupa sehingga mudah mendeteksi penyimpangan, yaitu
penyimpangan antara biaya standar dengan biaya aktual.
Pada saat pelaksanaan produksi perusahaan mampu melakukan
pengendalian biaya, tiap penyimpangan yang tidak menguntungkan
terjadi, perusahaan langsung dapat mengatasinya. Perusahaan yang
mampu mengendalikan biaya dengan baik ini berarti bahwa perusahaan
tersebut bisa dikatakan efisien.
Produksi adalah setiap kegiatan atau usaha manusia untuk
membuat dan mengolah barang atau jasa dagangan untuk mempertinggi
kuantitas manusia dan kuantitas suatu barang atau jasa untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Banyak faktor yang sangat berperan dalam
memperoleh kuantitas dan kualitas produksi yang baik, dimana yang
menjadi faktor utamanya adalah sumber manusia, sumber daya alam dan
sumber daya keuangan yang baik.
Karena setiap perusahaan bertujuan untuk mencari laba, maka
efisiensi merupakan suatu hal yang penting yang harus dilakukan oleh
setiap perusahaan. Laba yang maksimal bisa diperoleh atau dicapai melalui
penggunaan sumber daya yang efisien.
Adapun kesimpulan atas pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa dengan adanya efisiensi biaya produksi dapat dilaksanakan tanpa
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
pemborosan
dan
dapat
dilaksanakan
dengan
optimal
dengan
mengaplikasikan TQC pada proses produksi perusahaan.
8. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
No
1.
Nama &
Tahun
Euis Rosidiah
& Cepi
Krisnandi
(2008)
Judul
Variabel
Hasil
Peranan anggaran
biaya produksi
dalam menunjang
efektivitas
pengendalian
biaya produksi
Anggaran
biaya produksi
(X) dan
Efektivitas
pengendalian
biaya produksi
(Y)
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan
bahwa diperoleh tingkat
efektivitas pengendalian
biaya produksi tidak
melebihi standar efektivitas
yang telah ditentukan oleh
perusahaan, yaitu 10%.
Yang menyatakan bahwa
anggaran biaya produksi
berperan terhadap
efektivitas pengendalian
biaya produksi.
Berdasarkan analisis
disimpulkan bahwa
perusahaan telah
menetapkan biaya standar
dalam pencapaian efisiensi
biaya produksi. Selisih
yang terjadi diukur tingkat
efisiensi biayanya guna
mengetahui koefisien dan
ketidak efisien dari biaya
produksi sesungguhnya,
sehingga manajer dengan
cepat dapat melaksanakan
tindakan perbaikan jika
terjadi ketidakefisien agar
biaya standar menjadi
realitas.
Dengan diterapkannya
analisis selisih biaya dalam
pengendalian biaya
produksi pada PT
KumalaKencana ternyata
2.
Yayuk (2007)
Penerapan Biaya
Standar dalam
mencapai
efisiensi biaya
produksi (Studi
Kasus pada
Pabrik Tamimbo)
Biaya standar
(X) dan
Efisiensi Biaya
Produksi (Y)
3.
Iriyadi (2005)
Analisis Selisih
Biaya Produksi
sebagai Alat
Pengendalian
Manajeman
Analisis selisih
biaya produksi
(X) dan
efisiensi biaya
produksi (Y)
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
dalam
Meningkatkan
Efisiensi Biaya
Produksi
4.
Juita
Alisjahbana
(2005)
Evaluasi
Pengendalian
Kualitas Total
Produk Pakaian
Wanita Pada
Perusahaan
Konveksi
Pengerjaan
ulang terhadap
salah satu
produk
perusahaan
karena terjadi
ketidaksesuaia
n dengan
spesifikasi
sehingga
terjadi retur
oleh pelanggan
sangat berperan dalam
mengukur efisiensi biaya
dengan melakukan
perbandingan antara biaya
standar dengan biaya
aktual.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
terjadinya pengerjaan ulang
disebabkan oleh
kesalahankesalahan pada
proses pembuatannya yaitu
pada material, teknik
pembuatan dan faktor
pekerja.
Tabel 1 : Penelitian Terdahulu
9. Rerangka Pemikiran
Di dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin meningkat,
perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk yang berkualitas.
Kualitas merupakan kemampuan suatu produk atau jasa dalam memenuhi
kebutuhan pelanggan (Heizer & Render, 2006:253). Oleh karena itu
perusahaan harus mampu menghasilkan produk yang baik, sesuai dengan
keinginan pelanggan. Selain itu, kualitas juga harus sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan atau conformance to requirement. Suatu
produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang telah
ditentukan. Di dalam proses menciptakan suatu produk yang berkualitas
sesuai dengan standar dan selera konsumen, seringkali masih terjadi
penyimpangan yang tidak dikehendaki oleh perusahaan sehingga
menghasilkan produk rusak yang tentunya akan sangat merugikan
perusahaan. Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu tindakan yang dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
dilakukan adalah dengan menerapkan suatu sistem pengendalian kualitas
agar dapat meminimalisir terjadinya kerusakan produk (product defect)
sampai pada tingkat kerusakan nol (zero defect). Pengendalian kualitas
adalah suatu teknik dan aktivitas/ tindakan yang terencana yang dilakukan
untuk mencapai, mempertahankan dan meningkatkan kualitas suatu
produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Vincent
Gasperz (2005:480). Kegiatan ini dilakukan karena biasanya sering terjadi
ketidaksesuaian antara standar yang diinginkan dengan hasil produksi.
Oleh karena itu dalam pengendalian kualitas perlu memperhatikan produk
yang dihasilkan, agar sesuai dengan standar yang ditetapkan serta sesuai
dengan harapan konsumen dan diharapkan dapat meminimalisasi biaya
produksi agar lebih efisiensi.
Pengendalian kualitas dapat digunakan sebagai langkah untuk
meningkatkan efisiensi biaya produksi. Dengan adanya pengendalian
kualitas pada proses produksi, hal ini dapat meminimalisasi kerugian
akibat produk cacat sampai pada tingkat kerusakan nol. TQC yaitu sebuah
proses pengendalian terpadu untuk kualitas produksi yang digunakan
untuk menjaga standar, mengukur dan melakukan perbaikan terhadap
produk yang dihasilkan hingga dapat meningkatkan efisiensi biaya
produksi pada perusahaan dengan menekan jumlah produk yang cacat dan
rusak, karena tanpa adanya pengendalian melalui TQC, maka perusahaan
akan berjalan tanpa arah dengan pengorbanan sumber daya atau faktorfaktor produksi yang tidak efisien.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menggambarkan bagaimana pengendalian kualitas yang diterapkan dapat
meningkatkan efisiensi biaya produksi dan dapat bermanfaat dalam
menganalisis tingkat kerusakan produk yang dihasilkan oleh PT Anugrah
Merta
Sari
Sedana
yang
yang
melebihi
batas
toleransi,
serta
mengidentifikasi penyebab hal tersebut untuk kemudian ditelusuri solusi
penyelesaian
masalah
tersebut
sehingga
menghasilkan
usulan/
rekomendasi perbaikan kualitas produksi dalam meningkatkan biaya
produksi di masa mendatang. Berdasarkan tinjauan landasan teori dan
penelitian terdahulu, maka dapat disusun kerangka dalam penelitian ini,
seperti tersaji dalam gambar berikut :
Gambar 1: Rerangka Pemikiran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download