Tugas Akhir - 2012 ANALISIS PEMETAAN PERSEPSI PELANGGAN PRODUK MIE INSTAN DI KOTA BANDUNG TAHUN 2012 (STUDI KASUS PADA PRODUK MIE INSTAN MEREK INDOMIE, MIE SEDAAP, SUPERMI, DAN SARIMI) Dimas Yanuar Miftahudin¹, Damayanti Octavia², Se.³ ¹Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika), Fakultas Ekonomi Bisnis, Universitas Telkom ¹[email protected] Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peta persepsi pelanggan dari empat produk mie instan (Indomie, Mie Sedaap, Supermi dan Sarimi). Penulis memilih empat produk mie instan tersebut sebagai objek penelitian karena pangsa pasar produsen mie instan tahun 2011 sekitar 89 % dikuasai oleh Indofood (Indomie, Supermi, dan Sarimi) dan Wings Group (Mie Sedaap). Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah bauran pemasaran. Penulis memilih tujuh atribut dalam bauran pemasaran yang akan diteliti pada penelitian ini. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah deskriptif analisis. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang yang mengetahui dan pernah mengkonsumsi empat merek mie instan dengan screeining question. Data dikumpulkan dengan studi pustaka dan studi lapangan. Analisis data yang dilakukan penulis menggunakan analisis multidimensional scaling. Hasil analisis multidimensional scaling menunjukkan bahwa posisi produk Indomie berdekatan dengan tujuh atribut pada bauran pemasaran, artinya produk Indomie merupakan produk mie instan yang dipersepsikan paling baik dibandingkan dengan produk mie instan lainnya. Mie Sedaap adalah produk mie instan kedua yang paling dekat dengan tujuh atribut sehingga Mie Sedaap merupakan produk terbaik kedua menurut persepsi pelanggan. Supermi adalah produk mie instan ketiga yang paling dekat dengan tujuh atribut sehingga Supermi merupakan produk terbaik ketiga menurut persepsi pelanggan. Sarimi adalah produk mie instan yang paling jauh dengan tujuh atribut sehingga Sarimi merupakan produk mie instan paling buruk menurut persepsi pelanggan. Kata-kata kunci: peta persepsi, bauran pemasaran, analisis multidimensional scalling Fakultas Ekonomi Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Indomie Ketika mie instan pertama kali diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia di tahun 1969, banyak yang meragukan bahwa mie instan dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pangan pokok. Akan tetapi, karena mie instan sendiri harganya relatif terjangkau, mudah disajikan dan awet, Indomie berkembang pesat seiring dengan diterimanya mi instan di Indonesia. Produk Indomie yang pertama kali diperkenalkan adalah Indomie Kuah Rasa Kaldu Ayam yang saat itu sesuai dengan selera lidah masyarakat Indonesia. Kemudian pada tahun 1982, penjualan produk Indomie mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan diluncurkannya varian Indomie Kuah Rasa Kari Ayam. Puncaknya pada tahun 1983, produk Indomie kembali semakin digemari masyarakat Indonesia dengan diluncurkannya varian Indomie Mi Goreng (http://www.indomie.com) Sumber : http://www.indomie.com Gambar 1.1 Logo Produk Indomie 1 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 1.1.2. Profil Mie Sedaap Meningkatnya permintaan mie instan, sebagai konsumsi alternatif makanan pokok, telah mendorong investor baru di antaranya Group Wings. Group Wings yang berpusat di Surabaya, Jawa Timur awalnya lebih dikenal sebagai produsen sabun cuci dengan merk Wings Biru. Pada awal 2003 melalui sub grup-nya Wingsfood langsung sukses menggebrak pasar mie instan melaui produknya Mie Sedaap. Wingsfood memiliki dua anak perusahaan yaitu PT. Karunia Alam Segar (KAS) dan PT. Prakarsa Alam Segar (PAS) dengan total kapasitas produksi sekitar 202 ribu ton per tahun. KAS yang berlokasi di Gresik (Jawa Timur) sebagai basis produksi untuk pemasaran wilayah Indonesia bagian Timur, sedangkan PAS yang berlokasi di Bekasi (Jawa Barat) untuk pemasaran wilayah barat. Strategi Wingsfood ini berhasil merebut sebagian pasar mie instan yang selama ini dikusai oleh Indofood. Semua distribusi produk Mie Sedaap milik Wingsfood ditangani oleh PT. Sayap Mas Utama.Prestasi ini rupanya terekam dengan baik oleh lembaga riset Frontier Consulting Group. Sehingga tanggal 22 Februari 2007, Mie Sedaap meraih penghargaan TOP Brand 2005-2007 untuk kategori Mie Instan (http://www.datacon.co.id & http://padi-online.com). Sumber : http://padi-online.com Gambar 1.2 Logo Mie Sedaap 2 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 1.1.3. Profil Supermi Supermi adalah pionir mi instan di Indonesia dan salah satu merek ungulan PT Indofood CBP Sukses Makmur, produsen mie instan terbesar di Asia Tenggara. Mi instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada tahun 1958 di Jepang. Hanya dalam kurun waktu 10 tahun, mie instan juga telah hadir di Indonesia, di pelopori oleh Supermi. Konsumen Indonesia ternyata sangat gemar memakan mie instan, dan masih menyebut Supermi sebagai panggilan generik mie instan (http://www.facebook.com/SupermiFANS/info). Pada tahun 2008, diluncurkanlah Supermi Go, hadir dengan tiga rasa, yaitu GoBang (Goreng Bawang), GoSo (Goreng Soto) dan GoKar (Goreng Kari). Pada tahun 2010, Supermi dipiih sebagai sponsor dalam ajang Indonesia Mencari Bakat di Trans TV (http://id.wikipedia.org/wiki/Supermi). Sumber : http://www.supermi.co.id/ Gambar 1.3 Logo Produk Supermi 1.1.4. Profil Sarimi Sarimi merupakan salah satu produk Indofood yang sudah sejak lama memberikan kenikmatan kepada masyarakat Indonesia. Sarimi diluncurkan pada tahun 1982. Pada tahun ini Sarimi merayakan ulang tahunnya yang ke 30 tahun dengan mengadakan promo berhadiah “Sarimi 3 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 30 Tahun’ dengan berbagai hadiah menarik seperti motor, televisi, handphone dan hadiah lainnya. Sarimi mempersembahkan satu lagi produk baru Sarimi, Sarimi rasa Soto Koya Gurih. Keistimewaan mie ini adalah rasa soto yang khas dilengkapi dengan tambahan serbuk Koya gurih untuk menambah cita rasa (http://www.sarimi.co.id/). Sumber : http://www.sarimi.co.id/ Gambar 1.4 Logo Produk Sarimi 1.2. Latar Belakang Penelitian Seiring perubahan jaman, pola konsumsi masyarakat kini telah banyak berubah. Makanan-makanan cepat saji atau instan kian digemari sebagai substitusi nasi. Salah satu dari makanan cepat saji itu adalah mie instan. Produk ini bahkan kian menjadi pilihan sebagai pengganti bahan makanan pokok. Pertimbangannya adalah kepraktisan, harga yang terjangkau, dan cukup mengenyangkan. Tidak heran jika sekarang ini konsumsi mie instan per kapita di Indonesia terus mengalami peningkatan. Menurut data World Instan Noodles Association (WINA), penjualan mie instan di Indonesia menduduki posisi tertinggi kedua di dunia setelah China. Penjualan mie instan di Indonesia pada 2010 mencapai 14,4 miliar bungkus (bags/cups), di bawah China sebesar 42,3 miliar bungkus. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 tentang tren konsumsi mie instan di dunia pada tahun 2007-2010. 4 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Tabel 1.1 Tren Konsumsi Mie Instan di DuniaTahun 2007-2010 Tren Konsumsi Mie Instan di Dunia (miliar bungkus) Nomor Negara 2007 2008 2009 2010 1 China 45,8 42,5 40,8 42,3 2 Indonesia 14,9 13,7 13,9 14,4 3 Jepang 5,4 5,1 5,3 5,3 4 Vietnam 3,9 4,0 4,3 4,8 5 AmerikaSerikat 3,9 3,9 4,0 3,9 6 Korea Selatan 3,2 3,3 3,4 3,4 7 India 1,2 1,4 2,2 2,9 8 Thailand 2,2 2,1 2,3 2,7 9 Filipina 2,4 2,5 2,5 2,7 10 Brasil 1,5 1,6 1,8 2,0 Sumber :estimasi WorldInstan Noodles Association (WINA) Selain itu, penjualan mie instan di Indonesia pada 2012 diperkirakan tumbuh 6,6% menjadi 16 miliar bungkus (bags/cups) dari proyeksi 2011 sebesar 15 miliar bungkus. Menurut asosiasi industry, pertumbuhan akan didorong kenaikan konsumsi domestik. Adhi Siswaja Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi), mengatakan pertumbuhan penjualan mie instan tahun ini cukup stabil mengikuti tren penjualan setiap tahun. Tren pertumbuhan penjualan mie instan di Indonesia setiap tahun sebesar 7%-8% (www.indonesiafinancetoday.com). Menurut Asosiasi Industri Roti, Biskuit dan Mie Instan (Arobim) memperkirakan omzet penjualan mie instan tahun 2010 tak kurang dari Rp 2 triliun. Pada tahun depan, nilainya bakal lebih besar lagi. Tak tanggungtanggung, Arobim memprediksi omzet industri mie instan di 2011 mencapai 5 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Rp 3 triliun. Sebab, laju konsumsi mie instan akan terus meningkat seiring bertambahnya penduduk dan kian akrab masyarakat dengan mie instan.Melihat pasar yang begitu besar dan terus tumbuh, wajar jika banyak produsen tertarik ikut menangguk rezeki di bisnis mie instan. Mie instan merek baru terus bermunculan di pasar. Pasar yang dulunya didominasi merek-merek besutan Indofood dan Wings Food, kini diramaikan pula oleh berbagai merek keluaran pemain baru. Di antaranya, Mi Cita Rasa dan Mi Selera buatan PT Indo Pangan Prima. Sebagai pendatang baru, pangsa pasar Indo Pangan belum sampai 2%. Di kelas menengah bawah ini, Indo Pangan bersaing dengan beberapa pemain kecil lainnya. Sebut saja Mie Gaga, Salam Mie, ABC, dan Olagafood dengan mie merek Alhami (http://industri.kontan.co.id). Maraknya produk-produk mie instan dengan berbagai merek menunjukkan bahwa situasi pasar khususnya produk makanan cepat saji ini sangatlah menjanjikan dan sekaligus memberikan peluang pada pemain baru yang ingin mengambil kesempatan untuk meraih keuntungan. Tentu saja untuk meraih sukses dalam meraup keuntungan ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dibutuhkan analisis pasar yang mendalam. Pangsa pasar produsen mie instan di Indonesia pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Pangsa Pasar Produsen Mie Instan di Indonesia Tahun 2011 Produsen Mie Pangsa Pasar Merek Perusahaan Indofood melalui anak Indomie, Supermi, usaha Indofood CBP 77% Sarimi, Pop Mie, (ICBP) Sakura, Pop Bihun Wings Group melalui anak usaha PT Sayap Mas Utama 12% Mie Sedaap 6 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Nissin Mas, PT ABC, Olagafood, TPS Food, dan lainnya Gaga Mie, Mi Kare, ABC, Alhami 11% Sumber : http://old.indonesiafinancetoday.com Berdasarkan Tabel 1.2, memperlihatkan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) melalui anak usahanya, PT Indofood CBP Tbk (ICBP), masih menguasai pasar mie instan Indonesia dengan pangsa mencapai 77%. Merekmerek utama Indofood CBP mencakup Indomie, Supermie, Sarimie, Pop Mie, Sakura, hingga Pop Bihun. Pangsa pasar kedua sebesar 12% dikuasai oleh Wings Group, melalui produk andalannya Mie Sedaap. Sisa pasar sekitar 11%, diperebutkan oleh beberapa produsen seperti PT ABC, Nissin Mas, Olagafood, hingga PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA). Indomie yang merupakan market leader yang sangat kuat dan dominan, mendapat serangan dari Mie Sedaap. Pangsa pasar mie instant Indofood yang melempar banyak merek di pasar dengan 3 merek utama yaitu Indomie, Supermi dan Sarimi, perlahan tapi pasti mulai digerogoti oleh Mie Sedaap. Pangsa pasar Indoofood pada 2002 mencapai 90%, dan saat ini hanya sebesar 77%, karena masuknya Mie Sedaap di industri mie instan. Diferensiasi rasa yang diusung produk Mie Sedaap, mampu mengambil perhatian konsumen yang sudah terbiasa dengan rasa existing brand, yang diperkuat pula dengan nama Mie Sedaap dan tagline “Jelas Terasa Sedapnya”. Beberapa tahun, Indofood terlihat kelimpungan menghadapi serangan pesaingnya. Indomie sebagai merek leader Indofood sempat ikut tertantang meladeni peperangan melawan Mie Sedaap (http://www.frontier.co.id). Success story Mie Sedaap berawal dari strategi marketing yang dilancarkannya. Yaitu, bermain di harga pasaran yang sangat ekonomis 7 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 namun bumbu mie yang diberikan kelas premium. Diberlakukan pula strategi klasik dengan memberi hadiah. Hal utama lain yang tidak boleh diabaikan adalah distribusi. Meski masih berkutat di Jawa dan Bali serta masih terbatas empat varian, namun pendistribusian produk diusahakan merata dari tingkat grosir hingga menjelajahi warung-warung kecil. Strategi itu didukung iklan yang cukup gencar, baik tematik, iklan produk, maupun versi testimoninya baik secara above the line maupun below the line. Ada satu hal yang belum pernah dilakukan oleh kompetitor. Misalnya, menyuruh orang sebanyak-banyaknya mencoba Mie Sedaap yang dilakukan di mal, tempat wisata, kampus secara gratis. Tidak hanya itu, Mie Sedaap juga melancarkan strategi mengakuisi langsung hingga sarang kompetitor guna merebut pasar tradisionalnya. Caranya dengan menginfiltrasi warung-warung penjual mie instan dengan menu baru Mie Sedaap mereka selain disediakan insentif setiap bulannya juga dipasang spanduk “Warung Sedaap"(http://marsnewsletter.wordpress.com). Menurut Budi Handono (pengamat dan praktisi pemasaran), selain berhasil melakukan terobosan pada aspek rasa, Mie Sedaap pun mampu menghajar Indofood dari sisi distribusi. Ia melihat ketika pertama kali penetrasi ke pasar, Mie Sedaap menerobos pasar modern dulu. Setelah itu baru masuk ke jalur yang susah ditembus, yakni kalangan pedagang kelontong dan grosir. Dalam praktiknya Mie Sedaap tidak segan-segan memberi term of payment atau jangka waktu pembayaran 30-60 hari (http://swa.co.id). Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick “Beli 5 Gratis 1” dalam rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis, “terjebak permainan challenger” yang merupakan kesalahan yang sering dilakukan oleh big brands. 8 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagai market leader. Hampir semua brands dalam portofolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye “Selera Nusantara” yang lebih modern dan pada tahun 2012 juga mengeluarkan varian baru yaitu Indomie Goreng Rasa Rendang. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang diendorse oleh Luna Maya. Pada tahun 2012 Indofood juga mengeluarkan produk baru dari Sarimi, yaitu Sarimi isi dua dengan varian Mi Goreng Rasa Ayam Kecap, Soto dan Kari Spesial. (http://www.suaramerdeka.com). Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru, yaitu : mie goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi. Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang menyumbang hampir seluruh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini bias dibilang melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi di kalangan remaja. Reaksi Indofood juga menyentuh aspek distribusi. Dalam pengamatan Yadi Budi Setiawan (Direkturpengelola Force One), Indofood memang telah menata ulang manajemen distribusinya. Sekarang Indofood tak lagi hanya melayani pelanggan besar (sekelas hypermarket) dengan pembelian minimal 5 juta bungkus, tapi juga yang lebih kecil (http://mix.co.id & http://swa.co.id). Indofood juga telah sukses dalam “Capturing the New Wave Ready Customer” yaitu Women, Youth and Netizen; yang mana anxiety (Kegelisahan) dan desires (Impian) menjadi fokus utama dalam melakukan 9 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 strategi pemasaran. Anxitey dari Women adalah kesehatan dalam mengkonsumsi mi instan dan desires dari women adalah mengkonsumsi mi instan yang sehat dengan berbagai macam rasa yang lezat. Karena menangkap anxiety dan desires ini Indofood mengadakan event “Indomie Kreasiku”. Anxiety dari Youth adalah takut kalau kebanyakan mengkonsumsi Indomie bisa sakit dan desires dari youth adalah makan indomie yang rasanya enak. Untuk menangkap anxiety dan desires dari youth ini Indomie menciptakan produk-produk dengan berbagai macam varian rasa yang lezat, selain itu ada juga Indomie Vegan dengan komposisi sayuran yamg sehat. Indofood juga membuat event yang menarik anak muda yaitu “Indomie Jingle Dare Sing Your Story”. Anxiety dari Netizen adalah merasa ada hal-hal pribadi yang tidak boleh diketahui publik dan desires dari Netizen adalah bebas mengapresiasikan pendapatnya. Dengan menangkap anxiety dan desires dari Netizen ini Indofood menciptakan event dengan tema ”Semua Orang Punya Cerita Indomienya Apa Ceritamu?”, dimana di dalamnya setiap orang dapat dengan bebas mengirimkan ceritanya tentang indomie (http://the- marketeers.com). Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan mie instan untuk mengetahui bagaimana positioning produk/merek mereka dalam persepsi konsumen. Penetapan posisi (positioning) biasanya tidak menjadi masalah dan tidak menjadi hal yang penting jika barang-barang pengganti yang tersedia di masyarakat tidak terlalu banyak dan persaingan belum menjadi hal-hal yang penting. Akan tetapi, positioning menjadi hal yang penting jika persaingan menjadi semakin ketat, seperti yang terjadi pada persaingan perusahaan mie instan saat ini. Aspek positioning produk merupakan suatu hal yang perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini diupayakan agar produk yang didistribusikan pada 10 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 konsumen dapat terserap oleh konsumen dan bagi keberhasilan suatu produk dalam persaingan tergantung pula dari bagaimana suatu produk tersebut diposisikan pada pasar sasaran yang dituju dan bagaimana konsumen mempersepsikan produk yang ditawarkan tersebut. Untuk dapat terus mempertahankan posisi bersaing, perusahaan perlu memformulasikan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat terus bersaing dan memenangkan persaingan dalam industri yang sejenis. Banyaknya para pesaing lama maupun baru hendaknya menjadi suatu peringatan bagi perusahaan untuk dapat terus menawarkan produk dengan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau demi mempertahankan para pelanggannya maupun menggaet pelanggan baru. Bandung sebagai Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat, sangat berdampak cukup signifikan terhadap pertumbuhan berbagai sektor yang ada, mulai dari sektor industri, perdagangan dan jasa. Khusus untuk sektor ekonomi, Kota Bandung terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun seiring dengan berbagai kelebihan dan julukan yang disandang Kota Bandung, seperti kota jasa, kota pendidikan, kota kuliner dan berbagai predikat yang disandang kota yang dijuluki Paris Van Java tersebut. Akibat peningkatan di sektor ekonomi, berpengaruh juga terhadap indeks daya beli masyarakat Kota Bandung terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, meski besaran kenaikan indeks tersebut belum terlalu besar. Rata-rata pengeluaran masyarakat Kota Bandung kategori makanan tahun 2010 sebesar 41,44% dan meningkat 0,82% dibanding tahun sebelumnya. (http://www.jabarprov.go.id & Statistik Daerah Kota Bandung Tahun 2011). 11 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pemetaan Persepsi Pelanggan Produk Mie Instan di Kota Bandung Tahun 2012 (Studi Kasus Pada Produk Mie Instan Merek Indomie, Mie Sedaap, Supermi, dan Sarimi)”. 1.3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana peta persepsi pelanggan produk mie instan di kota Bandung? 2. Bagaimana usulan strategi yang relevan untuk masing-masing produk mie instan? 1.4. Tujuan Penelitian Sejalan dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui peta persepsi pelanggan produk mie instan di kota Bandung. 2. Mengetahui usulan strategi yang relevan untuk masing-masing produk mie instan. 1.5. Kegunaan Penelitan 1.5.1. Kegunaan Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah penelitian di bidang pemasaran terutama dalam hal analisis positioning untuk mendapatkan peta posisi industri mie instan berdasarkan persepsi pelanggan. 12 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 1.5.2. Kegunaan Praktisi Penelitian ini juga dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengetahui posisi persaingan antar perusahaan mie instan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam langkah-langkah menentukan strategi pemasarannya, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan pemasaran khususnya tentang positioning. 1.6. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Pada bab I berisi mengenai tinjauan objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mengemukakan dengan jelas, ringkas, dan padat tentang hasil kajian kepustakaan yang terkait dengan topik dan variabel penelitian untuk dijadikan dasar bagi penyusunan kerangka pemikiran dan perumusan hipotesis. Bab ini berisi mengenai tinjauan pustaka penelitian, kerangka pemikiran, hipotesis penelitian, dan ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisi mengenai jenis penelitian, operasional variabel, skala pengukuran, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling, uji validitas dan realibilitas, dan analisis data yang digunakan dalam penelitian. 13 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab IV menceritakan tentang hasil dan pembahsan mengena karakteristik responden yang dilihat dari berbagai aspek, membahas dan menjawab rumusan masalah serta hasil perhitungan analsis data yang telah dilakukan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini menceritakan tentang kesimpulan hasil analisis, dan saran bagi perusahaan dan saran bagi penelitian selanjutnya. 14 Fakultas Ekonomi Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan dari serangkaian hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan mengenai peta persepsi pelanggan produk mie instan di kota Bandung. Berikut kesimpulan yang didapatkan melalui peta persepsi pelanggan produk mie instan berdasarkan keseluruhan atribut yang dinilai : Indomie adalah produk mie instan yang paling dekat dengan tujuh atribut sehingga Indomie merupakan produk mie instan yang dipersepsikan paling baik dibandingkan dengan produk mie instan lainnya. Mie Sedaap adalah produk mie instan kedua yang paling dekat dengan tujuh atribut sehingga Mie Sedaap merupakan produk terbaik kedua menurut persepsi pelanggan. Supermi adalah produk mie instan ketiga yang paling dekat dengan tujuh atribut sehingga Supermi merupakan produk terbaik ketiga menurut persepsi pelanggan. Sarimi adalah produk mie instan yang paling jauh dengan tujuh atribut sehingga Sarimi merupakan produk mie instan paling buruk menurut persepsi pelanggan. Posisi Sarimi pun terbilang sangat jauh dibandingkan produk mie instan lainnya, maka hendaknya Sarimi dapat terus meningkatkan lagi strategi pemasarannya. 5.2. Saran 5.2.1. Saran Bagi Produk Mie Instan Dari hasil kesimpulan penelitian, maka dapat dirangkum beberapa saran yang dapat dijadikan pegangan bagi setiap produk mie instan untuk melakukan perbaikan terhadap hal-hal yang dianalisa dalam penelitian ini, berikut adalah saran-saran yang dapat diberikan : 92 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 a. Indomie masih memiliki kekurangan dibandingkan pesaing utamanya (Mie Sedaap) dalam atribut harga produk. Oleh karena itu, hendaknya Indomie dapat lebih menonjolkan nilai-nilai tambah yang akan didapat pelanggan ketika membeli produknya dibandingkan produk mie instan lainnya. Selain itu keungulankeunggulan yang dimiliki Indomie hendaknya dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan agar dapat terus menjadi market leader pada industri mie instan. b. Mie sedaap hendaknya dapat memperbaiki kekurangannya dengan merancang kembali strategi pemasarannya. Keunggulan utama Mie Sedaap dibandingkan Indomie pada atribut harga produk harus terus dipertahankan dengan selalu konsisten menghadirkan produkproduk dengan harga yang lebih murah kepada pelanggan. c. Supermi hendaknya dapat lebih gencar lagi dalam mengenalkan varian produknya kepada pelanggan dan memperbaiki distribusinya agar varian-varian produk Supermi dapat sampai kepada pelanggan dan dikenal oleh pelanggan. Keunggulan Supermi dibandingkan Mie Sedaap pada atribut harga juga hendaknya dapat dipertahankan. d.Sarimi hendaknya mempertahankan keunggulannya sebagai produk mie instan dengan harga termurah. Namun hendaknya keunggulan ini juga dibarengi dengan perbaikan pada kelemahan-kelemahan yang dimiliki. 5.2.2. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya Penelitian ini terbatas dilakukan hanya berdasarkan atribut-atribut yang ada pada variabel bauran pemasaran. Pada penelitian selanjutnya, 93 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 peneliti dapat menggunakan variabel lain yang juga dapat mendukung positioning perusahaan pada pasar sasaran yang dituju. Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah MDS berbasis atribut. Pada penelitian selanjutnya dapat digunakan metode analisis data yang lain yang juga dapat menggambarkan positioning suatu produk di pasaran. Selain itu operasional variabel dalam penelitan ini hanya terbatas pada tujuh atribut yang ada pada bauran pemasaran. Pada penelitan selanjutnya dapat menggunakan keseluruhan atribut yang ada pada bauran pemasaran agar hasil penelitian yang diperoleh lebih mendalam. 94 Fakultas Ekonomi Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 DAFTAR PUSTAKA Aditya Dyastama, Wayan. (2010). Analisis Positioning Produk Telkom Flexi di Bandung Berdasarkan Persepsi Authorized Dealer. Skripsi Sarjana S1 pada Institut Manajemen Telkom Bandung : tidak diterbitkan. Anonim. (2011). Sejarah Indomie. [Online] http://www.indomie.com/About/History. [29 Agustus 2012] Anonim. (2011). Kategori Produk. [Online] http://www.indomie.com/Product/Category/1. [29 Agustus 2012] Anonim. (2012). Produk Kami. [Online] http://www.supermi.co.id/. [29 Agustus 2012] Anonim. (2012). Pemasaran dan Aktifitas. [Online] http://www.supermi.co.id/. [29 Agustus 2012] Anonim. (2012). Produk Kami. [Online] http://www.indofood.com/sarimi/. [29 Agustus 2012] Anonim. (2007). About Mie Sedaap [Online] http://padi- online.com/mie_sedaap/index.php. [29 Agustus 2012] Anonim. (2009). Sengit, Persaingan Rebut Ceruk Pasar Mie Instant [Online] http://marsnewsletter.wordpress.com/2009/08/10/sengit-persainganrebut-ceruk-pasar-mie-instant/. [16 Maret 2012] 95 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Anonim. (2011). Statistik Daerah Kota Bandung Tahun 2011. [Online] https://docs.google.com/file/d/0B7YCqodjjTKCWnBUWHNlMVJR d3lDVTd0NXhGRHVodw/edit?pli=1. [30 Agustus 2012] Anonim. (2009). Produsen dan Kapasitas Produksinya. [Online] http://www.datacon.co.id/MieInstan1-2009.html. [29 Agustus 2012] Anonim. (2011). Produksi Mi Instan Tumbuh Rata-Rata 12%. [Online] http://old.indonesiafinancetoday.com/read/4799/Produksi-Mi-InstanTumbuh-Rata-Rata-12. [2 November 2012] Anonim. (2011). Bertindaklah sebagai Market Leader sebagai Strategi Mempertahankan TOP BRAND. [Online] http://www.frontier.co.id/bertindaklah-sebagai-market-leadersebagai-strategi-mempertahankan-top-brand.html. [2 November 2012] Anonim. (2011). Strategi Jitu Indomie Dalam Menangkap Peluang Pasar. [Online] http://the-marketeers.com/archives/strategi-jitu-indomie- dalam-menangkap-peluang-pasar.html [2 November 2012] Anonim. (2012). Puaskan Konsumen, Luncurkan Varian Baru. [Online] http://www.suaramerdeka.com/smcetak/index.php?fuseaction=berita cetak.detailberitacetak&id_beritacetak=172538 [2 November 2012] Hidayat, Taufik dan Istiadah, Nina. (2011).Panduan Lengkap Menguasai SPSS 19 Untuk Mengolah Data Statistik Penelitian(Cetakan Pertama) Jakarta : Mediakita. 96 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Irawan, Bambang. (2007). Positioning Pemasaran Mie Instan di Kalangan Mahasiswa (Studi Kasus di Kota Jember). Jurnal Eksekutif, 4(2), Universitas Jember. Kotler, Philip and Amstrong, Gary. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran(Edisi 12,Jilid Satu) Jakarta : Penerbit Erlangga. Kotler, Philip and Kelller, Kevin.(2009). Manajemen Pemasaran(Edisi 13, Jilid Dua) Jakarta : Penerbit Erlangga. Kotler, Philip and Keller, Kevin. (2008). Manajemen Pemasaran. (Edisi 12, Jilid Satu)Jakarta : PT Indeks. Latif, Syahid dan Pratama, Riefki. (2012). Geser Jakarta, Bandung Andalkan Sektor Jasa[Online] http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/296914geser-jakarta--bandung-andalkan-sektor-jasa. [30 Agustus 2012] Mei, Agnes. (2010). Analisis Positioning Telkom Flexi Pada Pasar Telekomunikasi Tahun 2009 (Berdasarkan Pemetaan Persepsi Pelanggan). SkripsiSarjana S1 pada Institut Manajemen Telkom Bandung : tidak diterbitkan. Monalisa dan Fitra, Safrezi. (2011). Penjualan Mi Instan Indonesia Tertinggi Kedua di Dunia. [Online] http://www.indonesiafinancetoday.com/read/18773/Penjualan-MiInstan-Indonesia-Tertinggi-Kedua-di-Dunia. [24 Maret 2012] Rahmayanti, Lisa. (2010). Pemetaan Posisi Persaingan Merek-Merek Handphone Berdasarkan Dimensi Brand Association Di Kota Bandung. Skripsi Sarjana S1 pada Institut Manajemen Telkom Bandung : tidak diterbitkan. 97 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Ramantha, Putu. (2009). Peta Posisi Perguruan Tinggi Manajemen Bisnis Berdasarkan Persepsi Siswa SMA Negeri dan SMA Swasta Kelas XII di Bandung Tahun 2009. Skripsi Sarjana S1 pada Institut Manajemen Telkom Bandung : tidak diterbitkan. Rangkuti, Freddy.(2011).Dongkrak Penjualan Melalui Marketing Strategy & Competitive Positioning(Cetakan Pertama) Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Riduwan, Kuncoro dan Engkos, Achmad. (2007). Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Bandung : Alfabeta. Saksono, Hadi. (2012). Penjualan Mi Instan Semester I Tumbuh 10%[Online] http://www.indonesiafinancetoday.com/read/30388/Penjualan-MiInstan-Semester-I-Tumbuh-10. [4 Juni 2012] Sri Ariyani, Ni Wayan; Sukaatmadja, I Putu Gede; Rimbawan, N Dayuh. (2009). AnalisisPositioning Notebook Hewlett Packard (HP) di Provinsi Bali. Teknologi Elektro, 8(2) Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfebeta. Sumarwan, Ujang; Jauzi, Ahmad; Mulyana, Asep; Nugroho, Bagio; Kurniawan, Ponti, dan Nugroho, Wahyu. (2011). Riset Pemasaran dan Konsumen (Cetakan Pertama)Bogor : PT IPB Press. Sunarso, Tania G. (2010). Analisis Positioning Sepeda Motor Sport Suzuki di Semarang. Skripsi Sarjana S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro : tidak diterbitkan 98 Fakultas Ekonomi Bisnis Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika) Tugas Akhir - 2012 Thomas, Howard and Li, Xiaoying. (2009). Mapping globally branded business schools: a strategic positioning analysis. Management Desicion, 47(9), 1420-1440. Emerald Article. 99 Fakultas Ekonomi Bisnis Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Program Studi S1 Manajemen (Manajemen Bisnis Telekomunikasi & Informatika)