BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Atribut Produk Atribut produk adalah suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diharapkan oleh pembeli. Apabila suatu produk memiliki atribut atau sifat-sifat yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pembelinya maka produk tersebut akan dianggap cocok oleh konsumen. Atribut produk merupakan sesuatu yang melekat pada suatu produk. Atribut produk memegang peran yang sangat vital, karena atribut produk merupakan salah satu faktor yang dijadikan bahan pertimbangan oleh konsumen ketika akan membeli produk tersebut. Atribut produk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang produk itu sendiri. Agar dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pengertian atribut produk, maka dibawah ini beberapa pengertian mengenai atribut produk menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2010), atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Menurut Tjiptono (2010) atribut produk meliputi: 11 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 1) Merek atau brand merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut produk lain yang diharapkan dapat memberikan identitas dan differensiasi terhadap produk lainnya. 2) Kemasan merupakan proses yang berkaitan dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus (wrapper) untuk suatu produk. 3) Pemberian label (labeling) merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan penjualan, sebuah label bisa merupakan bagian dari kemasan atau bisa merupakan etiket (tanda pengenal) yang dicantumkan dalam produk 4) Layanan pelengkap (suplementari service) dapat diklasifikasikan: informasi, konsultasi, ordering, hospiteli, caretaking, billing, pembayaran. 5) Jaminan (garansi) yaitu janji yang merupakan kewajiban produsen atas produk pada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk ternyata tidak berfungsi sebagaimana yang dijanjikan. Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan dengan mengetahui atribut-atribut apa saja yang bisa mempengaruhi keputusan pembelian maka dapat ditentukan strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih memuaskan konsumen. Kemudian menurut Kotler dan Amstrong (2008), atribut produk adalah pengembangan suatu produk atau jasa yang melibatkan penentuan manfaat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 yang akan diberikan. Kotler dan Amstrong (2008) mengelompokkan atribut produk kepada tiga unsur penting, yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain produk (product design). 1) Kualitas Produk (product quality) Kotler menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu: kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut. Kotler menyatakan bahwa kualitas adalah salah satu alat utama untuk positioning menetapkan posisi bagi pemasar. 2) Fitur Produk (product features) Kotler menyatakan bahwa sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hubungannya dengan biaya harus ditambahkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 3) Desain Produk (product design) Menurut Kotler, cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. Desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa bentuk ditentukan oleh fungsi dimana desain mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Kotler berpendapat bahwa desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan pelanggan. Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur dari sebuah produk yang dipandang penting oleh konsumen dan mencerminkan pengembangan suatu produk untuk dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. 2. Harga Harga merupakan salah satu faktor penting dari sisi penyedia jasa untuk memenangkan suhu persaingan dalam memasarkan produknya. Oleh karena itu harga baru ditetapkan. Menurut Augusty Ferdinand (2006), harga merupakan salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk, karena berbagai alasan. Alasan ekonomis akan menunjukkan harga yang rendah atau harga terlalu berkompetisi merupakan salah satu pemicu penting untuk meningkatkan kinerja pemasaran, tetapi alasan psikologis dapat menunjukkan bahwa harga justru merupakan indikator kualitas dan karena itu dirancang sebagai salah satu instrumen penjualan sekaligus sebagai instrument kompetisi yang menentukan. Konsumen mempunyai anggapan adanya hubungan yang negatif antara harga dan kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan yang lainnya, dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk Harga menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah sejumlah yang ditukarkan untuk sebuah produk atau jasa. Lebih jauh lagi, harga adalah sejumlah nilai yang konsumen tukarkan untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang atau jasa. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian. Sebagian konsumen bahkan mengidentifikasikan harga dengan nilai. Banyak hal yang berkaitan dengan harga yang melatarbelakangi mengapa konsumen memilih suatu produk untuk dimilikinya. Konsumen memilih suatu produk tersebut karena benar-benar ingin merasakan nilai dan manfaat dari produk tersebut, karena meilhat kesempatan memiliki produk tersebut dengan harga yang lebih murah dari biasanya sehingga lebih ekonomis, karena ada kesempatan untuk mendapatkan hadian dari pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 produk tersebut, atau karena ingin dianggap konsumen lain bahwa tahu banyak tentang produk tersebut dan ingin dianggap loyal. Harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli yaitu : 1) Pernanan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa. Pembeli membandingkan harga diri berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. 2) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi (Tjiptono, 2008) Dimensi harga penelitian ini merujuk pada Elliot (2012), dimana menurut menurut Elliot (2012) harga merupakan hal-hal yang berkaitan dengan penilaian dari pelanggan mengenai suatu harga produk itu sendiri. Harga dalam rangka pemikiran diatas diukur dengan tiga dimensi, yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 1) Perkiraan Harga, yaitu penilaian pelanggan tentang kisaran harga suatu produk dengan melihat kualitas suatu produk, serta kesesuaiannya dengan keinginan pelanggan. 2) Kesesuaian pengrobanan, yaitu penilaian pelanggan tentang harga produk dilihat dari aspek manfaat yang akan diperoleh. 3) Kewajaran harga, yaitu penilaian pelanggan tentang harga produk dengan meilhat keterjangkauannya harga serta kewajaran harga jika dibandingkan dengan produk sejenis dan produsen yang berbeda. Menurut Tjiptono (2010) terdapat empat macam tujuan penetapan harga yaitu : 1) Tujuan yang berorientasi pada laba Dalam prakteknya, harga ditentukan oleh penjual dan pembeli. semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi. Dengan demikian penjual memiliki harapan untuk mendapatkan keuntungan maksimum sesuai dengan kondisi yang ada. 2) Tujuan yang berorientasi pada volume Untuk tujuan ini, perusahaan menetapkan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar. 3) Tujuan yang berorientasi pada citra Perusahaan dapat menetapkan harga tertinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra. Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra tertentu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 4) Tujuan stabilisasi harga Dalam pasar yang terdiri dari konsumen yang sangat peka terhadap harga, maka para pesaing akan menurunkan harga. Kondisi seperti ini yang mendasari terbentuk tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu. Tujuan penetapan harga menurut Swastha (2007) tersebut adalah : a. Mencegah atau mengurangi persaingan b. Mempertahankan atau memperbaiki market share c. Mencapai target pengembalian investasi d. Mencapai laba maksimal Dalam menentukan penetapan harga suatu perusahaan diperlukan suatu penganalisaan yang tepat dan tajam kedepannya. Hal ini dikarenakan dalam suatu penetapan harga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penetapan harga. Bagi suatu perusahaan yang menetapkan harga tidak harus memperhatikan harga pokok produk dan target keuntungan, tetapi juga harus memperhatikan faktor-faktor lain. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), menjelaskan ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan dalam menetapkan harga, yaitu faktor internal dan eksternal perusahaan. Adapun yang termasuk kedalam faktor lingkungan internal perusahaan adalah : 1) Tujuan Pemasaran Perusahaan Fakot utama yang menentukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan. Tujuan tersebut bisa berupa maksimalisasi laba, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, meraih pangsa pasar, menciptakan kepemimpinan dalam hal kualitas, mengatasi persaingan, dan melaksanakan tanggung jawab sosial dan lain-lain. 2) Strategi Bauran Pemasaran Harga hanyalah salah satu komponen dari bauran pemasaran (marketing mix). Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang sinergis dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya. 3) Biaya Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu, setiap perusahaan psati menaruh perhatian besar pada struktur biaya tetap dan vaiabel serta jenis-jenis biaya lainnya. 4) Organisasi Manajemen perusahaan perlu memutuskan siapa yang ada didalam organisasi yang harus menetapkan harga. Jadi, setiap perusahaan menangani masalah penetapan harga menurut caranya masing-masing. Sedangkan yang termasuk kedalam faktor lingkungan eksternal perusahaan adalah : 1) Sifat Pasar dan Pemasaran Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dan pemimpin pasar yang dihadapinya, apakah termasuk pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, dan oligopoli. Faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah elastisitas permintaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 2) Persaingan Informasi-informasi yang dibutuhkan untuk menganalisa karakteristik persaingan antara lain : a. Jumlah perusahaan dalam industri b. Ukuran relative setiap anggota dalam industri c. Diferensiasi produk Harga ditetapkan oleh perusahaan pada dasarnya ditujukan untuk memberi nilai atas produk yang telah diciptakan. Harga ditentukan oleh perusahaan melalui berbagai pertimbangan yang matang atas dasar besarnya biaya produksi dan berbagai faktor dengan tujuan agar perusahaan memperoleh laba. Ada empat tujuan penetapan harga menurut Swastha (2007) yaitu : 1) Mencegah atau mengurangi persaingan Seiring dengan semakin ketatnya persaingan dunia bisnis, maka diperlukan aturan dan batasan-batasan dalam bersaing, salah satunya adalah dengan penetapan harga. Melalui kebijakan harga para pelaku usaha tidak akan menentapkan harga dengan seenaknya. Dengan demikian harga atas produk atau jasa yang memiliki kesamaan akan mempunyai harga yang sama ataupun jika berbeda hanyalah memiliki perbedaan yang sedikit. 2) Mempertahankan atau memperbaiki market share Dengan adanya penetapan harga, maka market share dapat terjaga. Menetapkan market share dapat dilakukan apabila kemampuan dan kapasitas produksi masih cukup longgar, selain itu kondisi keuangan harus http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 benar-benar baik dan juga adanya kemampuan yang tinggi dalam bidang pemasaran. 3) Mencapai target pengembalian investasi Pada dasarnya penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan sekaligus untuk menutup biaya operasional. Harga yang telah ditentukan dimaksudkan untuk menutup investasi secara berangsung-angsur, dimana dana yang digunakan untuk mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan. Dengan adanya investasi tersebut diharapkan perusahaan dapat bertahan dan usahan akan bertambah besar. 4) Mencapai laba maksimal Harga ditetapkan atas dasar pertimbangan untung atau rugi yang akan diderita oleh perusahaan. Dalam penetapan harga, perusahaan tentunya akan mengutamakan laba dan kemampuan atau daya beli konsumennya. Penetapan harga dengan pertimbangan laba yang bagus disertai daya beli masyarakat yang besar, maka akan mudah bagi perusahaan dalam memperoleh keuntungan yang maksimal. 3. Kualitas Layanan Kualitas layanan (service quality) menjadi begitu penting penggunaannya dalam ruang lingkup bisnis dengan meningkatnya persaingan yang terus berkelanjutan. Kotler dan Keller (2013:54) menyatakan bahwa pelanggan menciptakan harapan-harapan layanan dari pengalaman masa lalu, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 komunikasi word of mouth dan iklan. Pelanggan membandingkan jasa yang di persepsikan dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dipersepsikan berada dibawah jasa yang di harapkan, pelanggan akan kecewa. Jika persepsi jasa memenuhi atau melebihi harapan mereka, maka kecenderungan pelanggan mempergunakan lagi penyedia jasa tersebut. Setiap penelitian akademis yang telah dilakukan, mengidentifikasikan faktor kualitas layanan dapat menjaga keunggulan persaingan dan berpengaruh terhadap hubungannya dengan pelanggan (Tjiptono dan Chandra, 2007:118). Menurut Parasuraman , et al (2009) “Service quality is determined by the differences between customer’s expectations of services provider’s performance and their evaluation of the services they received”. Artinya, bahwa kualitas layanan atau jasa ditentukan oleh perbedaan antara harapan pelanggan terhadap kinerja penyedia jasa dan hasil evaluasi dari jasa yang diterima. Ditemukan ada tiga hal yang mendasari penelitian sebelumnya tentang kualitas layanan, yaitu : 1) Kualitas layanan atau jasa lebih sulit dievaluasi oleh pelanggan dibandingkan kualitas barang, 2) Persepsi kualitas layanan dihasilkan dari perbandingan antara harapan pelanggan dengan kinerja layanan yang sebenarnya 3) Evaluasi kualitas tidak hanya berasal dari hasil layanan, tetapi juga melibatkan evaluasi dari proses layanan dan proses penyerahan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Kualitas layanan telah menjadi bahan pertimbangan yang menarik bagi praktisi dan peneliti di tahun-tahun terakhir ini. Beberapa studi berusaha mempelajari dan menemukan atribut layanan yang berkontribusi signifikan dan relevan dalam penilaian kualitas lingkungan jasa. Menurut Gronroos (2007:118-119) menyatakan bahwa kualitas layanan memiliki tiga dimensi dasar, yaitu : 1) Kualitas teknikal. Komponen yang berkaitan dengan kualitas output (keluaran) jasa yang diterima pelanggan. Menurut Parasuraman, et al., tehnical quality dapat diperinci lagi sebagai berikut : a. Search quality, yaitu kualitas yang dapat dievaluasi pelanggan sebelum membeli, misalnya Harga. b. Experience quality, yaitu kualitas yang hanya dievaluasi pelanggan setelah membeli atau mengkonsumsi jasa. Contohnya, ketepatan waktu, kecepatan pelayanan, dan kerapihan hasil. c. Credence quality, yaitu kualitas yang sukar dievaluasi pelanggan meskipun telah mengkonsumsi suatu jasa. Misalnya, kualitas operasi jantung. 2) Kualitas fungsional dari service encounter, elemen kualitas ini secara terkait berhubungan dengan penyedia dan penerima layanan dan sering dirasakan oleh subjek. 3) Citra perusahaan, terkait dengan persepsi pelanggan terhadap organisasi jasa. Citra perusahaan tergantung pada kualitas teknikal dan fungsional, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 harga, komunikasi eksternal, lokasi fisik, penampilan tempat, dan kompetensi serta perilaku karyawan perusahaan jasa. Menurut Parasuraman dkk., dalam Tjiptono dan Chandra (2007:132), terdapat sepuluh dimensi dari kualitas layanan yang dihasilkan dari penelitiannya, yaitu : 1) Kehandalan (Reliability), melibatkan konsistensi dari kinerja dan keterkaitan. Berarti perusahaan dituntut untuk memberikan layanan dengan benar pada saat yang tepat. 2) Ketanggapan (Responsiveness), berhubungan dengan kesiap-siagaan atau kesediaan dari karyawan untuk menyediakan layanan. Responsiveness melibatkan ketepatan waktu dari layanan atau jasa. 3) Kemampuan (Competence), berarti memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan layanan atau jasa. 4) Mudah diperoleh (Access), berarti memiliki pendekatan dan mudah mengadakan kontak. 5) Kehormatan (Courtesy), melibatkan kesopanan, rasa hormat, pertimbangan, dan keakraban dari kontak personil. 6) Komunikasi (Commnunication), berarti memelihara pelanggan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mendengarkan pelanggan. 7) Dapat dipercaya (Credibility), berarti kelayakan, kepercayaan dan kejujuran. 8) Keamanan (Security), berarti bebas dari bahaya, resiko dan ancaman http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 9) Memahami (Understanding/knowing), yaitu usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan. 10) Bukti nyata yang kasat mata (Tangibles), berarti bukti secara fisik yang meliputi fasilitas fisik, penampilan personil, peralatan dan perlengkapan yang di sediakan. Pada penelitian selanjutnya yang juga dilakukan oleh Parasuraman dkk. (2009), dari sepuluh dimensi service quality yang di hasilkan dari penelitian sebelumnya ditemukan intisari kualitas layanan yang dilebur menjadi lima dimensi dan indikator yang membentuk kualitas layanan yang dikenal sebagai SERVQUAL, yaitu : 1) Kehandalan (Reliability), kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara meyakinkan dan akurat. 2) Ketanggapan (Responsiveness), kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat. 3) Jaminan (Assurance), pengetahuan dan kesopanan serta kemampuan mereka menyampaikan kepercayaan dan keyakinan. 4) Empati (Empathy), kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada masing-masing pelanggan. 5) Benda berwujud (Tangibles), penampilam fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan bahan komunikasi. Keberadaan bukti dari kualitas layanan atas penyerahan melalui website merupakan kesuksesan strategi yang sangat penting di bandingkan dengan harga murah dan keberadaan web (Zeithaml dkk., 2008). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 4. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk pada dasarnya erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Perilaku konsumen merupakan unsur penting dalam kegiatan pemasaran suatu produk yang perlu diketahui oleh perusahaan, karena perusahaan pada dasarnya tidak mengetahui mengenai apa yang ada dalam pikiran seseorang konsumen pada waktu sebelum, sedang, dan setelah melakukan pembelian produk tersebut. Adanya kecenderungan pengaruh produk, pelayanan, dan lokasi terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut, mengisyaratkan bahwa manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan aspek perilaku konsumen terutama proses pengembalian keputusan pembeliannya. Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang (Kotler dan Amstrong, 2008). Kelima peran tersebut meliputi : 1) Pemrakarsa (Initiator) Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2) Pemberi Pengaruh (Influencer) Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 3) Pengambil Keputusan (Decider) Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya. 4) Pembeli (Buyer) Orang yang melakukan pembelian secara aktual 5) Pemakai (User) Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang terlah dibeli Keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan tingkah laku setelah pembelian (Basu Swastha dan T Hani Handoko : 2010). Sedangkan menurut Philip Kotler (2009), yang dimaksud dengan keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Dari pengertian keputusan pembelian di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah perilaku pembelian seseorang dalam menentukan suatu pilihan produk untuk mencapai kepuasan sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen yang meliputi pengenalan masalah, pencarian informasi, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 evaluasi terhadap alternative pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan pembelian Menurut Philip Kotler (2013) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, dimana tahapan-tahapan pembelian yang terjadi merupakan sebagai dimensi dari variabel ini. Terlihat pada gambar 2.1 berikut Gambar 2. 1Model Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Sumber: Kotler (2013) Dari Gambar 2.1 tahap-tahap proses pembelian dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Pengenalan Kebutuhan Proses pembelian dimulai saat pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan aktualnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 oleh rangsangan internal atau eksternal. Pemasar perlu mengidentifikasikan keadaan yang memicu kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen, pemasar dapat mengidentifasikan rangsangan yang paling sering membangkitkan minat terhadap suatu jenis produk. Pemasar kemudian dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memacu minat konsumen. 2) Pencarian Informasi Seseorang yang tergerak oleh stimulus akan berusaha mencari lebihi banyak informasi yang terlibat dalam pencarian akan kebutuhan. Pencarian informasi merupakan aktivitas termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan dan perolehan informasi dari lingkungan. Sumber informasi konsumen terdiri atas kelompok, yaitu : a. Sumber pribadi meliputi keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersil meliputi iklan, tenaga penjual, pedagang perantara, pengemasan. c. Sumber umum meliputi media masa, organisasi ranting konsumen. d. Sumber pengalaman meliputi pelanggan, pemeriksaan, penggunaan produk. Jumlah relatif dan pengaruh sumber-sumber informasi ini berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan karakteristik pembeli. Secara umum, konsumen mendapatkan sebagian besar informasi tentang suatu produk dari sumber komersil, yaitu sumber yang didominasi pemasar. Namun informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Tiap informasi http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 menjalankan fungsi yang berbeda dalam mempengaruhi keputusan pembelian. Informasi komersial biasanya menjalankan fungsi pemberi informasi dan sumber pribadi menjalankan fungsi legitimasi dan/ atau evaluasi. 3) Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif merupakan proses dimana suatu alternatif pilihan disesuaikan dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri dari atas empat macam : a) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. b) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk c) Konsumen memandang setiap produk sebagai kumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang dicari dalam memuaskan kebutuhan. d) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. 4) Keputusan Pembelian Keputusan untuk membeli di sini merupakan proses dalam pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap di muka dilakukan, maka konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Konsumen mungkin juga akan membentuk suatu maksud membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya. Namun ada faktor-faktor lain yang ikut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 menentukan keputusan pembelian, yaitu sikap orang lain dan faktor-faktor situasional yang tidak terduga. Bila konsumen menentukan keputusan untuk membeli, konsumen akan menjumpai keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek, penjual, kuantitas, waktu pelayanan, dan cara pembayarannya. 5) Perilaku setelah pembelian Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian. Setelah pembelian produk terjadi, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Kepuasan atau ketidakpuasan pembeli terhadap produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan memperlihatkan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang merasa puas akan cenderung mengatakan sesuatu yang serba baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Apabila konsumen dalam melakukan pembelian tidak merasa puas dengan produk yang telah dibelinya, ada dua kemungkinan yang akan dilakukan oleh konsumen. Pertama, dengan meninggalkan atau konsumen tidak mau melakukan pembelian ulang. Kedua, ia akan mencari informasi tambahan mengenai produk yang telah dibelinya untuk menguatkan pendiriannya mengapa ia memilih produk itu sehingga ketidakpuasan tersebut dapat dikurangi. Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk bersedia membeli barang dan jasa perubahan pada saat mereka membutuhkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli berbeda-beda untuk masing-masing pembeli disamping produk yang dibeli. Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Lokasi penjual yang strategis Dari segi lokasi ini, pembeli akan memilih lokasi yang benar-benar strategis dan tidak membutuhkan terlalu banyak waktu, tenaga, dan biaya seperti : mudah dijangkau, dekat dengan fasilitas-fasilitas umum, atau mungkin dekat dengan jalan raya, sehingga lokasi ini dapat mendukung yang lain. 2. Pelayanan yang baik Bagi konsumen yang ingin membeli suatu produk, pelayanan yang diberikan pada saat memilih sampai terjadinya transaksi pembelian sangatlah berpengaruh terhadap jadi tidaknya pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Pelayanan yang kurang baik akan menimbulkan rasa tidak puas yang dirasakan oleh konsumen yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat penjualan pada waktu selanjutnya. 3. Kemampuan tenaga penjualnya Dalam suatu kegiatan usaha (penjualan), tidak terlepas dari tenaga kerja baik tenaga kerja mesin maupun tenaga kerja manusia. Tenaga kerja merupakan faktor utama dalam perusahaan sehingga diperlukan sejumlah tenaga kerja yang berkemampuan dan mempunyai keterampilan tertentu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk mendukung kegiatan dalam pemasaran. 4. Iklan dan promosi Iklan dan promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin produk itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan membelinya. 5. Penggolongan barang Penggolongan barang akan menjadi faktor pertimbangan oleh konsumen yang melakukan kegiatan pembelian. Penggolongan barang secara tepat dan rapi akan memudahkan konsumen didalam melakukan pembelian (Basu Swastha dan T Hani Handoko, 2010) 5. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang relevan dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pikir mengenai penelitian yang akan dilakukan. Begitu pula halnya dengan penelitian ini, juga terdapat berbagai penelitian terdahulu dengan topik mengenai atribut produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian. Beberapa penelitian yang dikaji yaitu: Judul Penelitian Penulis Pengaruh Iklan Dan Basrah Saidani (2013) Atribut Produk dalam Jurnal Riset Terhadap Keputusan Manajemen Sains Pembelian Smartphone Indonesia (JRMSI. Vol. http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Penelitian Kedua variabel independen yang diteliti yaitu variabel iklan dan atribut produk terbukti 34 Samsung Seri Galaxy 4(1): 53-73 (Survei Pada Pelanggan ITC Roxy Mas)” berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian The Analysis Of Product, Price, Place, Promotion And Service Quality On Customers’ Buying Decision Of Convenience Store: A Survey Of Young Adult In Bekasi, West Java, Indonesia Nabila H Zhafira (2013) dalam International Journal of Advances in Management and Economics. Vol, 2 (6): 72-78. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kualitas Produk, Harga, Tempat, Promosi dan Kuliatas Layanan terhadap Keputusan Pembelian di Pasar Tradisional Pada anak muda di Bekasi, Jawa Barat, Indonesia. The Influence of Product Attributes on Consumer Purchase Decision in the Nigerian Food and Beverages Industry: A Study of Lagos Metropolis Oghojafor Ben Akpoyomare (2012) dalam American Journal of Business and Management. Vol, 2 (4): 196-201. penelitiannya mengatakan bahwa atribut produk memainkan peran penting dalam proses pengambilan keputusan karena konsumen menilai dan membandingkan produk kompetitif berdasarkan atribut. John M. Malasi (2012) dalam International Journal of Academic Research in Economics and Management Sciences. Vol, 1(6): 1016. Pengaruh Harga, Lokasi, Sandy Sinambow Promosi Dan Kualitas (2015). Jurnal EMBA. Layanan Terhadap Vol, 3(6): 300-311 Keputusan Pembelian Pada Toko Komputer Game Zone Mega Mall Manado Untuk sebagian besar dari siswa pembelian ponsel oleh mahasiswa secara signifikan dipengaruhi oleh atribut produk atau merek. Influence of Product Attributes on Mobile Phone preference among university students: A Case of Undergraduate students http://digilib.mercubuana.ac.id/ penelitiannya menyatakan bahwa terdapat pengaruh Harga, Lokasi, Promosi Dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian dengan nilai koefisien yang signifikan. 35 B. RERANGKA KONSEPTUAL Berdasarkan pada telaah pustaka dan penelitian terdahulu yang telah disampaikan sebelumnya, maka disusunlah rerangka berpikir teoritis sebagai berikut : Atribut Produk (X1) H1 H2 Harga (X2) H3 Keputusan Pembelian (Y) Kualitas Layanan (X3) Gambar 2. 2 Rerangka Konseptual C. HIPOTESIS Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu maka disusunlah hipotesis sebagai berikut : H1 : Atribut produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H2 : Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H3 : Kualitas Layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/