BAB I - USU Institutional Repository

advertisement
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM EKSTENSI
MEDAN
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN ANALISIS EVA DAN MVA ANTARA PT
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DENGAN
PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
DRAFT SKRIPSI
OLEH:
MELKY SEDEK HAMONANGAN S
060521099
DEPARTEMAN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
Medan
2009
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA
NIM
DEPARTEMEN
JUDUL SKRIPSI
: Melky Sedek Hamonangan S
: 060521099
: Manajemen
: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Menggunakan Analisis
EVA
PT INDOCEMENT TUNGGAL
dan
dengan
MVA
antara
PRAKARSA Tbk
dengan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Tanggal :
Agustus 2009
Dosen Pembimbing
(Dra. Lisa Marlina M.Si)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM S1 EKSTENSI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA
NIM
DEPARTEMEN
JUDUL SKRIPSI
: Melky Sedek Hamonangan S
: 060521099
: Manajemen
: Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Menggunakan Analisis
EVA
PT INDOCEMENT TUNGGAL
dan
dengan
MVA
antara
PRAKARSA Tbk
dengan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Tanggal :
Agustus 2009
Ketua Departemen Manajemen
(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si)
Tanggal :
Agustus 2009
Dekan Fakultas Ekonomi
(Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja saya
sendiri melalui penelitian yang saya lakukan di PT. Varia Sekata Pancurbatu.
Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan
sebagaimana mestinya.
Medan,
Agustus 2009
Melky Sedek Hamonangan S
NIM. 050521134
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih, anugerah
dan pengharapan dari-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen
Manajemen Universitas Sumatera Utara.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan,
nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi., selaku Ketua Departemen
Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan arahan dan nasihat dalam penulisan skripsi ini.
5. Dr. Isfenti Sadalia SE. ME, sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan
penyempurnaan dan penilaian dalam penulisan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Khaira Amalia F.SE, MBA,Ak., sebagai Dosen Penguji yang telah
memberikan penyempurnaan dan penilaian dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya yang
terdapat di Departemen Manajemen.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
8. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
khususnya yang terdapat di Departemen Manajemen.
9. Keluargaku yang kucintai, Bapak A. Sipayung dan Mama R. br. Saragih, adikadikku, yang selalu ada memberi motivasi.
10. Teman-temanku di Jurusan Manajemen, CIPTA18, dan GMnet terima kasih
atas persahabatanya. Tuhan menyertai kita.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, bagi perkembangan ilmu
pengetahuan dan pendidikan, dan untuk kemajuan peradaban Bangsa Indonesia.
Medan, Agustus 2009
Penulis
Melky Sedek Hamonangan S.
NIM: 060521099
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
ABSTRAK
Secara umum terdapat terdapat tiga tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
kekayaan pemegang saham, tanggung jawab sosial, dan memaksimalkan harga
saham dan kesejahteraan sosial. Pencapaian tujuan tersebut diwujudkan dengan
pencapaian suatu kinerja keuangan yang baik dari manajemen perusahaan.
Mengukur keuangan kinerja perusahaan dapat dilakukan
menggunakan
pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA).
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. dengan menggunakan analisis EVA dan MVA dan Bagaimana
perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaan setelah dilakukan analisis..
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis kinerja manajemen dengan menggunakan analisis EVA dan MVA
pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN
GRESIK (PERSERO) Tbk. dan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan
kedua perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang
digunakan adalah data sekunder. Penelitian dilakukan tahun 2004-2008.
Hasil penelitian ini adalah bahwa PT INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. memperoleh nilai EVA negatif pada tahun 2004 dan 2006,
sedangkan pada tahun 2005, 2007, dan 2008 perusahaan memperoleh nilai EVA
positif. Untuk nilai MVA-nya, perusahaan ini memperoleh nilai yang positif
selama tahun 2004-2008. Untuk PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.,
perseroan memperoleh nilai EVA yang selalu positif selama tahun 2004-2008.
Perbandingan yang dilakukan berdasarkan perolehan nilai EVA dan MVA pada
kedua perusahaan menunjukkan bahwa kinerja PT SEMEN GRESIK (PERSERO)
Tbk lebih baik dari pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
Kata kunci: Economic Value Added, Market Value Added, NOPAT, WACC,
Invested Capital, dan Nilai Pasar
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAAN ........................................................................ ii
PERNYATAAN ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
ABSTRAK..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah............................................................................. 7
C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 8
1. Economic Value Added ................................................................. 8
2. Market Value Added ..................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9
E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 9
1. Batasan Operasional ..................................................................... 9
2. Definisi Operasional ..................................................................... 10
3. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 13
4. Jenis Data dan Sumber Data.......................................................... 13
5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 14
6. Metode Analisis Data.................................................................... 14
BAB II URAIAN TEORITIS
A. Penelitian Terdahulu............................................................................ 15
B. Economic Value Added
1. Pengertian Economic Value Added .............................................. 16
2. Perhitungan Economic Value Added ............................................ 17
a. Net Oerating After Tax ............................................................. 19
b. Invested Capital ........................................................................ 19
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
c. Cost of Capital .......................................................................... 21
3. Manfaat Economic Value Added .................................................. 29
4. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added ...................... 35
5. Strategi Kenaikan Economic Value Added ................................... 36
C. Market Value Added ............................................................................ 37
D. Hubungan EVA dengan MVA ............................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk ............................... 43
1. Sekilas PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk .......... 43
2. Kondisi Umum Perusahaan ........................................................... 48
B. PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. ................................................ 52
1. Sekilas PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk ............................ 52
2. Kondisi Umum Perusahaan ........................................................... 61
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI
A. ANALISIS EVA..................................................................................... 64
1. Menghitung NOPAT ..................................................................... 64
2. Menghitung Cost of Capital .......................................................... 68
3. Menghitung WACC ...................................................................... 84
4. Menghitung Invested Capital ........................................................ 87
5. Menghitung dan Mengevaluasi Nilai EVA..................................... 91
B. ANALISIS MVA ................................................................................... 94
C. PERBANDINGAN NILAI EVA DAN MVA .......................................... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ..................................................................................... 104
B. SARAN ................................................................................................. 106
Daftar Pustaka
Daftar Lampiran
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Perolehan Laba Bersih INTP dan SMGR tahun 2004-2008 ........ 6
Tabel 1.2
Nilai Nominal dan Nilai Pasar Saham INTP dan SMGR tahun
2004-2008.................................................................................. 6
Tabel 1.3
Langkah-langkah Menghitung Nilai EVA................................... 11
Tabel 2.1
Jenis-jenis Risk Premium ........................................................... 28
Tabel 3.1
Data Pemegang Saham INTP per 31 Desember 2008 ................. 45
Tabel 3.2
Lokasi dan Kapasitas Pabrik INTP............................................. 45
Tabel 3.3
Anak perusahaan INTP .............................................................. 46
Tabel 3.4
Kondisi Umum INTP tahun 2004-2008...................................... 49
Tabel 3.5
Volume Produksi Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 .... 51
Tabel 3.6
Volume Penjualan Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 .. 51
Tabel 3.7
Data Pemegang Saham SMGR per 31 Desember 2008.............. 55
Tabel 3.8
Kondisi Umum SMGR tahun 2004-2008 ................................... 61
Tabel 3.9
Volume Produksi dan Penjualan Semen SMGR tahun 20042008........................................................................................... 62
Tabel 4.1
Perhitungan NOPAT INTP tahun 2008-2004............................. 65
Tabel 4.2
Perhitungan NOPAT SMGR Tbk tahun 2008-2004 .................... 66
Tabel 4.3
Perhitungan Cost of debt INTP Tbk tahun 2008-2004 ................ 69
Tabel 4.4
Perhitungan Cost of debt SMGR tahun 2008-2004 .................... 70
Tabel 4.5
Tingkat Suku Bunga SBI tahun 2004-2008 ................................ 73
Tabel 4.6
Perhitungan Return Market (Rm) Tahun 2004-2008 ................... 74
Tabel 4.7
Return Individual (Ri) INTP tahun 2004-2008 ......................... 75
Tabel 4.8
Return Individual (Ri) SMGR tahun 2004-2008 ......................... 77
Tabel 4.9
Nilai Beta INTP tahun 2004-2008 .............................................. 79
Tabel 4.10
Nilai Beta SMGR tahun 2004-2008 ........................................... 81
Tabel 4.11
Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) INTP tahun 20082004........................................................................................... 82
Tabel 4.12
Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) SMGR tahun
2008-2004.................................................................................. 82
Tabel 4.13
Perhitungan WACC INTP tahun 2008-2004 ............................... 85
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.14
Perhitungan WACC SMGR tahun 2008-2004 .............................. 86
Tabel 4.15
Perhitungan Invested Capital INTP tahun 2008-2004 ................. 88
Tabel 4.16
Perhitungan Invested Capital SMGR tahun 2008-2004 ............... 89
Tabel 4.17
Perhitungan nilai EVA INTP tahun 2008-2004 ............................ 93
Tabel 4.18
Perhitungan nilai EVA SMGR tahun 2008-2004.......................... 93
Tabel 4.19
Perhitungan nilai MVA INTP tahun 2008-2004 ........................... 95
Tabel 4.20a Perhitungan nilai MVA SMGR tahun 2008-2004 ......................... 96
Tabel 4.20b Perhitungan nilai MVA SMGR tahun 2008-2004 ......................... 97
Tabel 4.23
Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan
Saham INTP tahun 2008-2004 ................................................... 100
Tabel 4.24
Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan
Saham SMGR tahun 2008-2004 ................................................ 101
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Gambar Struktur Organisasi PT INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk.
Lampiran 2
Gambar Struktur Oraganisasi PT SEMEN GRESIK (PERSERO)
Tbk.
Lampiran 3
Company report PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk. dari Bursa Efek Indonesia.
Lampiran 4
Company report PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dari
Bursa Efek Indonesia.
Lampiran 5
Neraca
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. tahun 2008 dan 2007.
Lampiran 6
Laporan
Laba
Rugi
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2008 dan 2007.
Lampiran 7
Neraca
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. tahun 2006 dan 2005.
Lampiran 8
Laporan
Laba
Rugi
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2006 dan 2005.
Lampiran 9
Neraca
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. tahun 2004 dan 2003.
Lampiran 10 Laporan
Laba
Rugi
Konsolidasian
PT
INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2004 dan 2003.
Lampiran 11 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
tahun 2008 dan 2007.
Lampiran 12 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. tahun 2008 dan 2007.
Lampiran 13 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
tahun 2006 dan 2005.
Lampiran 14 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. tahun 2006 dan 2005.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Lampiran 15 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
tahun 2004 dan 2003.
Lampiran 16
Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. tahun 2004 dan 2003.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini dampaknya sudah dapat
dirasakan. Tidak hanya para pengusaha/investor
yang ikut merasakannya,
kejadian itu juga mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat yang merupakan
stakeholder dari kegiatan perekonomian. Inti dari kejadian kejadian krisis
ekonomi global saat ini adalah terjadinya perlambatan dan penurunan
pertumbuhan ekonomi. Setiap sektor perekonomian ikut merasakannya walaupun
dengan pengaruh yang berbeda-beda. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan, laporan keuangan
perusahaan yang mengalami kerugian, lapangan kerja yang berkurang.
Kegiatan perekonomian diisi oleh unit-unit kegiatan bisnis. Unit kegiatan
bisnis ini dapat dijalankan dengan cara perorangan maupun dengan berkelompok.
Bentuk unit kegiatan bisnis yang dijalankan secara perorangan sering disebut
dengan perusahaan perseorangan. Sedangkan unit kegiatan bisnis yang dijalankan
dengan berkelompok terdiri dari berbagai bentuk, seperti: Persekutuan dengan
Firma, Persekutuan Komanditer dan Perseroan Terbatas. Dari keempat bentuk
badan usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis, Perseroan Terbatas merupakan
bentuk yang paling populer. Namun bagaimanapun bentuk badan usaha dalam
menjalankan kegiatan bisnis tersebut, seorang pebisnis tentunya menginginkan
agar bisnis yang dijalankannya dapat menghasilkan laba, bertumbuh, dan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
berkembang. Dalam menjalankan bisnis tentunya tidak seperti pohon yang
tumbuh ditengah hutan, pohonnya tumbuh besar tidak ada yang merawatnya.
Dalam
menjalankan
bisnis
dibutuhkan
ilmu
manajemen
yang
dapat
menumbuhkembangkan bisnis tersebut.
Perseroan Terbatas adalah suatu perusahaan yang modalnya berbentuk sahamsaham. Pada Perseroan Terbatas terjadi pemisahan yang tegas antara pemilik
modal dengan pihak manajemen perusahaan. Selain itu perpindahan kepemilikan
perusahaan juga dapat terjadi kapan saja, sehingga pengukuran kinerja manajeman
dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan
pegukuran terhadap kinerja manajemen, pemilik/investor akan mengetahui
apakah perusahannya mampu memberikan benefit atau return yang diharapkan.
Dalam mengelola perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, manajemen
perusahaan dituntut beberapa hal yang menjadi tujuan perusahaan
yaitu: (1)
Memaksimalkan kekayaan pemegang saham, (2) Tanggung jawab sosial, dan (3)
Memaksimalkan harga saham dan kesejahteraan sosial. Dalam pencapaian tujuan
tersebut sering terjadi konflik antara manajemen dengan pemilik perusahaan
maupun kreditor.
Pencapaian tujuan perusahaan dapat diukur melalui penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Tercapainya
kinerja keuangan perusahaan yang baik
tentunya akan memberikan prospek yang positif dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Penilaian kinerja keuangan perusahan sangatlah penting karena dapat
digunakan manajemen sebagai alat untuk meyakinkan pemilik perusahaan dan
investor. Penilaian kinerja keuangan perusahaan juga dapat digunakan pihak
manajemen sebagai alat untuk mengukur pencapaian terhadap target-target yang
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
telah ditetapkan perusahaan sebalumnya. Selain itu, penilaian kinerja keuangan
perusahaan dapat digunakan menjadi patokan perusahaan dalam menyusun
perencanaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan terdapat
banyak teknik analisis yang dapat digunakan. Objek yang dianalisis dalam
melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah laporan
keuangan. Pada penelitian ini dua alat analisis yang akan dipergunakan yaitu
analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Analisis
EVA dan MVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Joel M. Stern dan G.
Bennet Stewart III pemilik perusahaan konsultan Stern Stewart Management
Service. Kedua alat analisis ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur
kinerja manajemen. Analisis EVA menilai kinerja manajemen dengan mengukur
keberhasilan manajemen
dalam menambahkan nilai kedalam investasi yang
ditanamkan shareholder. Analsis EVA juga merupakan alat yang dapat digunakan
sebagai sebagai pengukur keberhasilan kinerja manajemen untuk perusahaan.
Analisis MVA digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan manajemen
dalam memaksimalkan kekayaaan pemegang saham. Hal itu diwujudkan dengan
terjadinya peningkatan nilai pasar saham.
Menurut artikel di majalah Fortune EVA telah banyak digunakan diberbagai
perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti Coca-cola, AT&T, Quackers Oats,
Elly
Lilly,
Tenneco.
Survey
yang
dilakukan
Manufacture’s
Aliances
mengungkapkan bahwa EVA adalah pengukur kinerja yang paling banyak
digunakan didunia usaha. Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar
responden yang merupakan senior eksekutif diberbagai perusahaan di Amerika
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Serikat berpendapat bahwa penggunaan EVA membuat perusahaan lebih
memfokuskan perhatian pada pencipataan nilai perusahaan (creating a firm
value).
Untuk MVA, Djawahir (2007) menuliskan artikelnya pada majalah SWA yang
berjudul “Mengukur Kekayaan Perusahaan” menyatakan bahwa Market Value
Added mencerminkan ekspektasi pemegang saham terhadap perusahaan dalam
menciptakan kekayaan di masa mendatang. Pendekatan ini dianggap lebih
komprehensif dan objektif untuk menilai perusahaan. MVA mengukur kekayaan
(wealth) yang diakumulasi perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang
saham. MVA merupakan merupakan net present value dari seluruh EVA yang
akan datang.
Pada Perseroan Terbatas pihak yang memiliki persentase modal lebih dari 50%
merupakan pihak yang memiliki andil didalam menentukan manajemen
perusahaan. Satu hal yang tidak dapat kita bantah, bahwa PT merupakan produk
dari globalisasi ekonomi dan
krisis ekonomi global yang terjadi saat ini
merupakan efek negatif yang dilahirkan globalisasi ekonomi. Di Indonesia
perusahaan berbentuk PT yang besar umumnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) dan dilihat dari kepemilikannya, ada PT yang dikusai oleh pemerintah
(BUMN), ada yang dikuasai pihak swasta, maupun patungan (joint venture).
Untuk pihak swasta dapat kita pisahkan yaitu swasta asing (PMA) dengan swasta
domesik (PMD), sedangkan joint venture merukapan kombinasi dari pemerintah
atau swasta domestik dengan swasta asing.
Pada penelitian ini, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP)
dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR) dipilih sebagai objek yang
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
akan diteliti. INTP mulai beroperasi pada tahun 1985. Heidelberger Zement
(Jerman) merupakan pemilik modal terbesar yakni sebesar 60,60%. Sedangkan
SMGR mulai beroperasi pada tahun 1957 pemegang saham mayoritas pada
perusahaan ini adalah negara Republik Indonesia dengan jumlah saham 51,59%
Kedua perusahaan itu memiliki beberapa persamaan yaitu
bergerak disektor
manufaktur yang memproduksi semen, merupakan perusahaan joint venture, dan
terdaftar pada kelompok saham Indeks LQ45 untuk periode perdagangan 02
Februari 2009 sampai dengan 31 Juli 2009. Yang menjadi perbedaan diantara
kedua perusahaan ini adalah pengelolanya. INTP dikelola oleh kombinasi dari
orang asing dengan orang Indonesia, sedangkan manajemen SMGR dikelola oleh
orang Indonesia.
Melalui penelitian ini akan diketahui bagaimana kinerja keuangan kedua
perusahaan. Setelah dilakukan analisis kinerja keuangan kedua perusahaan ini
akan diperbandingkan. Perbandingan dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kinerja keuangan suatu perusahaan yang dikelola oleh kombinasi orang asing dan
orang Indonesia (INTP) dengan perusahaan yang dikelola orang Indonesia
(SMGR). Jika dilihat dari kapasitas produksi dan jumlah penjualan SMGR
meduduki peringkat satu di Indonesia lalu di susul oleh INTP. Sebagai
perbandingan awal pada tabel 1.1 dapat dilihat perolehan laba bersih INTP dan
SMGR dari tahun 2004-2008. Pada tabel 1.2 dapat dilihat nilai nominal saham
dan nilai pasar saham tertinggi, terendah, dan penutupan setiap tahunnya dari
tahun 2004-2008.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 1.1
Perolehan Laba Bersih INTP dan SMGR tahun 2004-2008
(dalam jutaan rupiah)
2004
2005
2006
2007
2008
INTP
116.023
739.686
592.802
980.103
1.745.501
SMGR
520.589
1.775.408
2.523.544
1.001.772 1.295.520
Sumber: INTP dan SMGR (2008)
Tabel 1.2
Nilai Nominal dan Nilai Pasar Saham INTP dan SMGR tahun 2004-2008
(dalam rupiah)
2004
2005
2006
2007
2008
500
500
500
500
500
INTP
-Nilai nominal
-Nilai pasar

High
3.125
3.900
5.950
9.000
9.050

Low
1.225
2.300
3.500
4.950
2.750

Close
3.075
3.350
5.750
8.200
4.600
1000
1000
1000
100
100
SMGR
-Nilai nominal
-Nilai pasar

High
19.000
20.750
38.500
55.700
5.800

Low
7.550
14.800
17.700
4.175
1.825

Close
18.500
17.800
36.300
5.600
4.175
Sumber: BEI (2008)
Berdasarkan tabel 1.1 bahwa laba bersih kedua perusahaan perusahaan dari
tahun 2004-2008 umumnya mengalami peningkatan. Namun dalam analisis EVA
perolehan laba bersih tidak memberikan jaminan untuk memperoleh nilai EVA
yang positif, sehingga perusahaan yang memperoleh laba belum tentu memiliki
kinerja keuanganyang baik. Tabel 2.2 menunjukkan terjadi fluktuasi nilai pasar
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
saham setiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Fluktuasi nilai pasar saham kedua
perusahaan setiap tahunnya berada diatas nilai nominal saham perusahaan.
Perubahan nilai pasar saham dapat menunjukkan perubahan nilai kekayaan yang
diinvestasikan
oleh
pemegang
saham.
Peningkatan
nilai
pasar
saham
menunjukkan prestasi manajemen dalam menciptakan nilai bagi perusahaan yang
nilainya diukur melalui perolehan nilai MVA perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan mengapa kinerja keuangan menjadi
pokok pembahasan yang diangkat pada penelitian ini dengan laporan keuangan
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. sebagai objek yang dianalisis. Setelah analisis dilakukan kinerja
keuangan kedua perusahaan tersebut selanjutnya diperbandingkan. Analisis EVA
dan MVA akan menunjukkan apakah manajemen mampu menciptakan nilai bagi
perusahan. Dengan bertambahnya nilai perusahaan dan kekayaan pemilik saham
tentunya akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik yang diberikan oleh
manajeman kepada perusahaan dan pemilik perusahaan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,
maka rumusan pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk.
dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dengan menggunakan
analisis EVA dan MVA ?
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk.
dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. setelah
dilakukan analisis ?
C. Kerangka Konseptual
1. Economic Value Added
Menurut
Young & O’Byrne (2001:17) EVA merupakan perhitungan
profitabilitas suatu operasi perusahaan yang tidak hanya mengurangi dengan biaya
opersi namun juga mengurangkan biaya modal yang terkait dengan operasi
tersebut terhadap total pendapatan. Dengan melakukan perhitungan
terhadap
nilai EVA suatu perusahaan, maka akan ada tiga kemungkinan hasil yang
diperoleh:
EVA > 0 (positif) maka keuntungan yang diperoleh perusahaan melebihi harapan
tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan mampu menutupi biaya-biaya
yang timbul untuk memperoleh keuntungan tersebut, terjadi pertambahan nilai.
EVA = 0 (impas) maka keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan sudah
sesuai dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan
mampu menutupi biaya-biaya modal yang timbul untuk mendapatkan keuntungan
tersebut.
EVA < 0 (negatif) maka keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak sesuai
dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan biaya-biaya
yang dikeluarkan tidak dapat ditutupi.
2. Market Value added
Menurut Nasser (2003), MVA adalah selisih
antara harga pasar per lembar
saham perusahaan dengan nilai nominal per lembar saham dikalikan dengan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
jumlah saham yang beredar. Hal tersebut dilakukan jika perusahan hanya
memiliki surat berharga hanya dalam bentuk saham biasa. Jika surat berharga
perusahaan terdiri saham biasa, obligasi, surat berharga lainnya,
menurut
Djawahir (SWA:2007) MVA diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan
(penjumlahan harga pasar seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya)
dikurangi nilai buku (book value) atau modal yang diinvestasikan. Dalam
menghitung nilai MVA dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh yaitu:
MVA positif, nilai tersebut menujukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil
dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham perusahaan.
MVA negatif, nilai tersebut menunjukkan kinerja yang buruk dari manajemen
perusahaan. Manajemen perusahaan tidak berhasil dalam memaksimalkan
kekayaan pemegang saham perusahaan.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja manajemen dengan menggunakan
analisis EVA dan MVA pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
b. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kinerja keuangan antara
PT
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk.
2. Manfaat Penelitian
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
a. Bagi penulis, menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan mengenai
analisis Economic Value Added, Market Value Added, dan pengaplikasiannya.
b. Bagi pihak
lain,
memberikan
sumbangan
pemikiran
terhadap
ilmu
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang
dari
pengetahuan.
E. Metode penelitian
1. Batasan Operasional
masalah yang sedang dianalisis maka batasan operasional penelitian ini adalah
melakukan analisis terhadap kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk.
dan
PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dengan
menggunakan metode analisis Economic Value Added dan Market Value Added
dengan data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahan tersebut pada
tahun 2004 s/d 2008.
2. Definisi Operasional
a. Economic Value Added
Young & O’Byrne (2001:39) menyatakan bahwa Economic Value Added
adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun
yang bersangkutan dan sangat berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan
laba residu yang tersisa setelah seluruh biaya modal termasuk biaya ekuitas telah
dikurangkan. Jadi, dalam konsep EVA dilandasi oleh gagasan laba ekonomis.
EVA merupakan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak (NOPAT)
dengan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) dikali modal yang
diinvestasikan. Sehingga persamaan EVA diperoleh:
EVA = NOPAT - (WACC x Invested Capital)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Komposisi modal dari suatu perusahaan memberi pengaruh yang sangat besar
dalam menghitug nilai EVA. Secara umum dapat diperoleh dari hutang, penerbitan
saham istimewa, dan penerbitan sahan biasa. Komposisi modal tesebut
berpengaruh terhadap penghitungan biaya modal. Untuk INTP modalnya terdiri
dari hutang dan ekuitas saham biasa, untuk SMGR juga memiliki kombinasi
modal terdiri dari yaitu hutang dan ekuitas saham biasa. Tabel 1.3 menunjukkan
langkah-langkah menghitung nilai EVA.
Tabel 1.3
Langkah-lagkah menghitung nilai EVA
No
Langkah
Persamaan
1
Menghitung NOPAT
NOPAT = EBIT (1-Tax)
2
Menghitung Invested Capital
Invested Capital = hutang jangka
pendek + hutang jangka panjang +
minoritas
+
ekuitas
pemegang
saham biasa.
3
Menghitung Cost of Capital
Kdt = Kd (1 – T)
Ke = Rf + beta [E(Rm) – Rf]
4
Menghitung WACC
WACC = WdKdt (1- T) + We Ke
5
Menghitung Nilai EVA
EVA = NOPAT - (WACC x Invested
Capital)
Sumber: Young & O’Byrne (2001)
Keterangan:
 Invested Capital (IC) adalah merupakan penjumlah dari hutang jangka panjang
dan jangka pendek pendek perusahaan, hak minoritas, dan total ekuitas. Perlu
digaris bawahi bahwa hutang tersebut merupakan hutang-hutang yang terlepas
dari kegiatan niaga perusahaan misalnya kewajiban pajak tangguhan dan
kewajiban imbalan kerja, hutang yang mengandung bunga termasuk obligasi
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
seperti pada SMGR. Untuk surat hutang tersebut yang dihitung adalah nilai
nominalnya.
 Sesuai dengan komposisi modal yang dimiliki kedua perusahaan maka Cost of
capital yang ditanggung kedua perusahaan dibagi dua yaitu Cost of debt after
tax (Kdt) dan Cost of equity (Ke). Cost Of Capital merupakan tingkat
pengembalian minimum yang diminta oleh investor atas investasi yang
dilakukan. Cost of debt after tax (Kdt) merupakan beban bunga setelah pajak
yang bersumber dari hutang-hutang perusahaan yang mengandung bunga
termasuk obligasi. Perhitungan Cost of equity menggunakan metode Capital
Asset Pricing Model (CAMP). Ekuitas kedua perusahaan terdiri dari saham
biasa. Rf adalah tingkat pengembalian atas aktiva bebas resiko. Instrument
yang tepat digunakan untuk mengestimasi nilai Rf tingkat suku bunga SBI
bulanan atau triwulan yang dirata-ratakan selama satu tahun. E(Rm) merupakan
harapan pengembalian atas pasar saham. Beta adalah pengukuran dari resiko.
 Weighted Average Cost of Capital (WACC) menggambarkan biaya modal yang
akan ditanggung perusahaan atas komponen-komponen modal yang mereka
gunakan. Untuk kedua perusahaan komponen modal terdiri dari hutang dan
saham biasa.
b. Market Value Added
Menurut Nasser (2003), Market Value Added adalah selisih antara nilai pasar
saham biasa perusahaan dengan nilai nominal saham biasa perusahaan dikalikan
dengan jumlah saham saham biasa perusahaan yang beredar. Sehingga persamaan
MVA adalah sebagai berikut:
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
MVA = (Nilai pasar saham biasa perusahaan – Nilai nominal saham biasa
perusahaan) x Jumlah saham saham biasa perusahaan yang beredar.
Untuk SMGR pada tahun 2004 dan 2005 perhitungan perhitungan nilai MVA
dilakukan dengan tidak mengikuti persamaan diatas, dimana pada tahun tersebut
mereka memiliki hutang dalam bentuk obligasi, sehingga perhitungan nilai MVA
yang dilakukan menggunakan persamaan dibawah ini yang diangkat dari Majalah
SWA (2007) :
MVA = (Harga pasar saham biasa + Nilai pasar surat hutang) – Modal yang
diinvestasikan.
Keterangan:
 Harga pasar saham diperoleh dengan melakukan perkalian antara harga pasar
perlembar saham biasa perusahaan
pada penutupan diakhir tahun dengan
jumlah saham biasa perusahan yang beredar.
 Nilai pasar surat hutang diperoleh dari nilai hutang obligasi yang tercatat pada
neraca.
 Untuk penghitungan modal yang diinvestasikan sama perhitungan Invested
capital pada perhitungan nilai EVA.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi
penelitian
dilakukan
melalui
internet
yaitu
pada
situs
www.indocement.co.id, www.semengresik.com dan www.idx.com dan penelitian
ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2009 sampai selesai.
4. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data
kuantitatif dan kualitatif. Data-data sekunder yang digunakan tersebut bersumber
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
dari internet yaitu dari situs resmi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA
Tbk dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. berupa data-data keuangan dan
data yang berkaitan dengan perusahaan tersebut.
5. Tenik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah
dengan teknik dokumentasi, dimana data-data yang dibutuhkan telah tersedia.
Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet.
6. Metode Analisis Data
Sesuai dengan namanya, uji beda, maka uji ini dipergunakan untuk mencari
perbedaan, baik antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam
kasus tertentu, juga bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai
tertentu. Uji beda dapat dikategorikan kedalam uji statistik parametrik dan uji
statistik non-parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah PT
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
dan
PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk., dimana keduanya merupakan variabel bebas. Pada penelitin
ini data diperoleh dengan teknik dokumentasi, sehingga Uji beda yang dilakukan
pada penelitian ini masuk kedalam ketegori uji statistik non-parametrik.
(Jonikriswanto, 2008)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Penelitan Terdahulu
Napitupulu (2008), “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode
Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten
Terbaik 2006”. Ketiga emiten tersebut adalah PT ASTRA INTERNASONAL
Tbk., PT ANEKA TAMBANG Tbk., dan PT PERUSAHAAN GAS NEGARA
Tbk. Kesimpulan dari penelitian itu adalah bahwa ketiga emiten terbaik 2006
telah memperhatikan sepenuhnya kepentingan para shareholder yang tercermin
dari nilai EVA dan MVA yang selalu positif.
Sjarief dan Wirjolukito (2004), “ Pengaruh Economic Value Added dan Faktor
Lainnya Terhadap Harga Pasar Saham”. Rumusan masalah adalah apakah EVA
berpengaruh positif terhadap harga saham. Data bersumber dari BEJ pada tahun
2000 sebanyak 290 dan yang dijadikan sample sebanyak 51 perusahaan.
Kesimpulan dari penalitian tersebut bahwa EVA sebagai alat pengukur kinerja
perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi harga saham.
Penulis menyarankan pada manajemen puncak, terutama perusahaan go public,
untuk memulai sedini mungkin penggunaan konsep EVA pada perusahaannya.
Tobing (2007), “Peranan Analisis Economic Value Added dalam Mengukur
Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT UNITED TRACTORS Tbk. Hasil
penelitiannya mengungkanpkan bahwa PT UNITED TRACTORS Tbk mampu
menciptakan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham pada tahun 2004 dan
2005 dan telah bertindak seperti pemegang saham tetapi pada tahun 2006 EVA
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
perusahaan bernilai negatif menunjukkan manajer gagal dalam menciptakan nilai
tambah karena biaya modal perusahaan lebih besar dari NOPAT perusahaan juga
tidak terpengaruh dari besarnya suku bunga, return pasar dan saham serta resiko
individual perusahaan. Selain itu dapat disimpulkan laba bersih yang besar belum
tentu menandakan perusahaan dapat menciptakan nilai bagi pemengang sahamnya
karna belum dikurangkan biaya utang dan ekuitasnya, oleh karena itu EVA dapat
dipertimbangkan
sebagai
pengukur
bagi
pemegang
saham
yang
ingin
menanamkan modalnya bagi perusahaan.
B. Economic Value Added
1. Pengertian Economic Value Added
Menurut Stewart (dalam Utomo, 1999:36) Economic Value Added adalah a
residual income measure that subtract the cost of capital from the operating
profits generated in business. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan
perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama satu periode tertentu. Pada
prinsipnya EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu
kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan
langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan.
Menurut Widayanto (dalam Nasser, 2003:27), Nilai Tambah Ekonomis
(Nitami) dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan,
kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana
(kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan
ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada. Untuk itulah perlu
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
pemahaman mengenai konsep ongkos modal (cots of capital), karena Nilai
Tambah Ekonomis (Nitami) berangkat dari konsep ini.
Young & O’Byrne (2001:17) berpendapat bahwa EVA merupakan perhitungan
profitabilitas suatu operasi perusahaan yang tidak hanya mengurangi dengan biaya
opersi namun juga mengurangkan biaya modal yang terkait dengan operasi
tersebut terhadap total pendapatan. EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis
yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat berbeda
dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah seluruh
biaya modal termasuk biaya ekuitas telah dikurangkan. Jadi, dalam konsep EVA
dilandasi oleh gagasan laba ekonomis.
Menurut Brigham dan Houston (2001:51), EVA adalah nilai yang ditambahkan
manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA adalah suatu
estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang
bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan
laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas,
telah dikurangkan sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban
untuk modal ekuitas.
2. Perhitungan Economic Value Added
EVA yang pertama kali digagas oleh Stern and Steward memiliki persamaan
sebagai berikut:
EVA = Operating Profits – (Cost of capital x Capital)
Selain persamaan diatas ada beberapa persamaan yang dapat menghitung nilai
EVA suatu perusahaan. Adapun persamaan tersebut hanya dibedakan oleh bentuk
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
penulisanannya, namun apabila digunakan dalam suatu perusahaan yang sama
akan menghasilakan nilai yang sama.
Menurut Sjarief dan Wirjolukito (2003:46), EVA dirumuskan sebagai berikut:
EVA = Net Operating After Tax – Capital Charges
= Net Operating After Tax – (Average Cost of Capital x Total Capital)
Capital Charges merupakan perhitungan charges (berbentuk bunga) dan biayabiaya yang harus dibayarkan kepada pemegang saham yang selama ini tidak
tercermin dalam laporan akuntansi.
Selain itu ada lagi persamaan lain menurut Irmani dan Febrian (2005:4)
EVA = NOPAT – (WACC x Total Assets)
Menurut Young and O’Byrne (2001:31) sebagai alat pengukur kinerja
keuangan EVA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penjualan Bersih
(Biaya Operasi)
Laba Operasi (pendapatan sebelum bung dan pajak, EBIT)
(Pajak)
Laba opersi bersih sesudah pajak
(Biaya Modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal))
EVA
Dari ketiga persamaan
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
perhitungan EVA terdapat tiga komponen, NOPAT (Net Operating After Tax),
WACC (Weighted Average Cost of Capital), dan Total Assets atau Total Capital.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
a. Net Operating After Tax (NOPAT)
Defenisi NOPAT menurut Karnadi (Sjarief) adalah hasil operasi perusahaan
yang diperoleh dari usaha normal perusahaan. Secara singkat NOPAT dapat
diperoleh dengan rumus EBIT (1 – T) atau dinyatakan dengan penjumlahan
berikut, yaitu EAT ditambah dengan bunga (1 – T) ditambah dengan kerugian atau
minus keuntungan yang bukan dari operasi normal perusahaan dan ditambah
dengan cadangan pajak yang ditangguhkan.
Menurut Young and O’Bryne (2001:39), NOPAT merupakan laba operasi
perusahaan, setelah pajak, dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari
operasi berjalan. Young and O’Bryne membuat suatu perhitungan terhadap
NOPAT sebagai berikut:
Pendapatan Operasi
xxx
Ditambah:
Pendapatan bunga
xxx
Pendapatan ekuitas (atau – Kerugian ekuitas)
xxx
Pendapatan investasi lainnya
xxx
Dikurangi:
Pajak penghasilan
xxx
Pembebasan pajak terhadap biaya bunga
xxx
Laba operasi setelah pajak (NOPAT)
xxx
b. Invested Capital (IC)
Menurut Widjaja (dalam Tobing, 2007:24), modal yang diinvestasikan
(investad capital) adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman
jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti utang
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka dan
sebagainya. Sedangkan Young and O’Bryne (2001:39) menyatakan hal yang
sama
bahwa modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan
perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek,
pasiva yang tidak
menanggung bunga (non-interest bearing liabilities), seperti utang dagang, upah
yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang akan jatuh tempo
(accrued taxes). Modal yang diinvestasikan sama dengan
jumlah ekuitas
pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang
menanggung bunga, utang, dan kewajiban jangka panjang lainnya,
seperti
persamaan berikut:
Utang jangka pendek
xxx
Ditambah:
Utang jangka panjang (termasuk obligasi)
xxx
Utang jangka panjang lainnya (pajak yang ditangguhkan dan provisi)
xxx
Ekuitas pemegang saham (termasuk bunga minoritas)
xxx
Modal yang diinvestasikan
xxx
Sedangkan
Brigham
dan
Houston
(2001:51)
memberi
modal
yang
diinvestasikan dengan total modal operasi yang diberikan investor yaitu jumlah
dari utang yang dikenakan bunga, saham preferen, dan ekuitas saham biasa yang
digunakan untuk memperoleh aktiva bersih perusahaan, yaitu modal kerja operasi
plus aktiva tetap bersih. Menurut Sjarief dan Wirjolukito (2004:48) invested
capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya capital yang
diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor dan pemodal juga untuk melihat
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
seberapa besar capital yang diinvestasi dalam aktivitas operasional dan nonoperasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari:
1. Jumlah utang jangka pendek.
2. Bagian pinjaman bank atau sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang
yang jatuh tempo dalam satu tahun (current maturity of long term debt).
3. Utang jangka panjang.
4. Kewajiban pajak yang ditangguhkan (deferred taxes liabilities).
5. Kewajiban jangka panjang lainnya.
6. Hak minoritas.
7. Ekuitas.
c. Cost of Capital
Menurut Van Horme dan Wachowichz (1998:398), biaya modal merupakan
tingkat pengembalian minimum yang diharapkan atas berbagai jenis pendanaan.
Terwujudnya kesesuainan antara tingkat pengembalioan yang diharapkan investor
dengan yang didapatkannya merupakan sumber utama terjadinya penciptaan nilai
perusahaan. Terjadinya peningkatan harga pasar saham perusahaan merupakan
wujud dari tercipatanya nilai perusahaan, sehingga yang menyebabkan tidak
terjadinya perubahan/penurunan harga pasar saham biasa perusahaan dipasar
modal adalah karena kecilnya tingkat pengembalian yang diterima investor dari
suatu proyek yang diinvestasikannya.
Menurut Utomo (1999:37) Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat
pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik)
perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of
capital ini digunakan:
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
1. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa
mendatang suatu project ke nilai sekarang (present value)
2. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru
3. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan economic value
added
4. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada modal
yang digunakan
Cost of capital sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan
tingkat pengembalian (return), dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh
investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki sebelum
nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya modal yang timbul.
Sedangkan menurut Young and O’Bryne (2001:148) menyatakan biaya modal
untuk investasi maupun dalam suatu proyek, sebuah devisi bisnis, atau suatu
perusahaan keseluruhan adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh
penyedia dana, jika proyek itu diinvestasikan di proyek lainnya, dalam suatu
proyek, aktiva, atau perusahaan dengan seriko yang sebanding. Dengan kata lain
biaya modal adalah suatu biaya kesempatan. Biaya modal untuk perusahan A
adalah mamfaat
yang dilewatkan dengan tidak menginvestasikan pada
kesempatan lain dari resiko yang serupa karena menginvestasikan pada proyek A
dengan harapan investasi tersebut memberikan hasil yang lebih tinggi dari yang
dapat diharapkan jika menginvestasikan pada alternative terbaik berikutnya.
Sehingga ada dua hal yang dipelajari mengenai biaya modal yaitu:
1. Biaya modal berdasarkan pengembalian yang diharapkan, bukan pada
pengembalian historis.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
2. Biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian
yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa.
Menurut Brigham dan Houston (2001:427) dalam menghitung biaya modal
terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu:
1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan.
a. Tingkat suku bunga
b. Tarif pajak
2. Faktor yang dapat dikendalikan perusahaan
a. Kebijakan struktur modal
b. Kebijakan dividen
c. Kebijakan investasi
Berikut ini perhitungan biaya dari setiap komponen modal yang dapat
digunakan oleh perusahaan:
1. Biaya hutang (Cost of debt)
Utang merupakan salah satu dari komponen modal. Beban yang dibayar
perusahaan atas utangnya berupa bunga. Biaya hutang dihitung dengan persamaan
dibawah ini:
Kdt = Kd(1 – T)
Ki merupakan biaya utang setalah pajak, Kd merupakan biaya utang (sebelum
pajak). Alasan penggunaan biaya hutang setelah pajak adalah karena, nilai saham
perusahaan, yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus kas setelah
pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan , maka bunga
menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang
membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya utang sebelum
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
pajak. Disisi lain hutang memiliki kekuatan hukum, apabila terjadi kebangkrutan
pada perusahaan peminjam maka hasil penjualan asset-aset perusahaan lebih
diutamakan untuk membayar hutang.
Menurut Van Horme dan Warchowicz (dalam Sjarief dan Wirjolukito,
2004:47), “cost of debt is the required rate of return on investment of the lenders
of the company.” Pinjaman disini dapat berupa pinjaman jangka pendek dan
jangka panjang, dan juga meliputi kewajiban lancar (current leabilities) serta
biaya-biaya yang masih harus dibebankan (accrued expense). Adapun rumus cost
of debt adalah interest (1 - tax).
2. Biaya ekuitas (Cost of equity)
Menurut Young and O’Byrne (2001:150) “biaya ekuitas adalah pengembalian
yang diminta investor untuk membuat investasi ekuitas dalam perusahaan”
Kebutuhan pengembalian biaya ini tidak dapat diamati secara langsung, seperti
biaya utang yang terdapat syarat-syarat pembayaran kembali yaitu tingkat bunga.
Sedangkan menurut Sjarief dan Wirjolikito (2004:47), cost of equity adalah biaya
yang dibayarkan dalam menarik investor untuk menamkan uangnya dalam saham
perusahaan dan mempertahankan investor tersebut. Bila perusahaan tidak mampu
menyediakan cost of equity yang layak, maka investor akan melepas investasinya
dan beralih keperusahaan lain dan hal ini menyulitkan perusahaan dalam
mengumpulkan modal untuk keperluan operasi.
Perhitungan biaya ekuitas dapat dilakukan dengan pendekatan CAMP. CAMP
merupakan singkatan dari Capital Asset Pricing Model. Metode CAMP pertama
kali dikembangkan oleh Profesor William Sharpe.
Menurut Van Horme dan
Wachowicz (1998:107), CAMP menggambarkan hubungan antara resiko dan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
pengembalian yang diharapkan (dibutuhkan). Dalam model ini, pengembalian
surat berharga yang diharapkan (dibutuhkan) adalah tingkat bebas resiko
ditambah premium yamg didasarkan pada resiko sistematis surat berharga.
Persamaan untuk menghitung nilai CAMP adalah:
Ke = E(R) = Rf + Beta [E(Rm) – Rf]
E(R)/Ke merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi
terhadap aktiva beresiko. Nilai E(R)/Ke merupakan nilai pengembalian minimum
yang diharapkan oleh invetor. Dari sisi perusahaan ini merupakan suatu biaya. Rf
adalah tingkat pengembalian atas aktiva bebas resiko. Instrument yang tepat
digunakan untuk mengestimasi nilai Rf tingkat suku bunga SBI bulanan atau
triwulan yang dirata-ratakan selama satu tahun. Beta adalah pengukuran dari
resiko.
E(Rm) adalah tingkat pengembalian pasar, dapat dihitung dengan
persamaan dibawah ini:
E(Rm) =
IHSGt − IHSGt −1
IHSGt −1
Keterangan:
IHSGt
= Indeks Harga Saham Gabungan periode t
IHSGt-1
= Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1
Pada pendekatan CAMP hal yang tersulit dilakukan adalah menghitung nilai
Beta. Beta merupakan kecenderungan
saham untuk bergerak naik atau
turundalam pasar. Menurut defenisinya saham yang mempunyai nilai Beta sebesar
1,0 mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak keatas 10%, maka
saham juga akan naik sebesar 10%, sementara jika pasar turun 10%, maka saham
juga akan turun sebesar 10%. Portfolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
dan turun sesuai dengan rata-rata pasar, dan akan memiliki resiko yang sama
dengan rata-rata pasar. Jika b = 0.5, maka perubahan saham hanya separuh dari
perubahan pasar, saham itu akan naik dan turun hanya separuh dari perubahan
pasar. Dan saham seperti ini akan memiliki setengah resiko portfolio dengan b =
1. Disamping itu, jika b = 2,0 maka perubahan saham akan dua kali lipat dari
perubahan rata-rata saham. Nilai portfolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat
dalam jangka pendek. Jika anda mengantongi portfolio seperti itu, maka anda
yang sebelumya milyoner dapat menjadi pakir miskin dengan cepat.
Menurut Young and O’Byerne (2001:154), untuk mencari nilai beta suatu
perusahaan, data yang dibutuhkan adalah data pengembalian pemegang saham
suatu perusahaan yang hendak diteliti dan data pengembalian pasar saham selama
1 tahun atau 12 bulan. Misalnya jika kita ingin meneliti nilai beta PT X pada
tahun Y, PT X listing di Bursa Efek Indonesia. Maka untuk memcari beta PT X
data yang kita butuhkan adalah data pengembalian saham PT X selama 12 bulan
dan data pengembalian pasar saham (IHSG) selama 12 bulan.
Kemudian dari data-data tersebut kemudian dijabarkan kedalam sebuah grafik
yang didalamnya terdapat 12 titik dimana pengembalian perusahaan pada sumbu
Y dan pengembalian pasar pada sumbu X. dengan melakukan regresi
pengembalian perusahaan pada pengembalian pasar akan menghasilkan suatu
garis trend. Regresi ini mencerminkan persamaan Y = a + bX dimana Y adalah
variabel yang tergantung (perusahaan) dan X adalah variabel tidak tergantung
(pasar), a adalah perpotongan Y dan b adalah koefisien kemiringan yang
menetapkan hubungan antara variabel X dan Y. Untuk selanjutnya nilai a dan b
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
dikonversikan menjadi alpa dan beta, sehingga nilai b menunjukkan besarnya
beta. Sehingga nilai beta dapat dicari dengan persamaan dibawah ini:
Beta =
n ∑ xy − ∑ x ∑ y
n ∑ x 2 − (∑ x )
2
Keterangan:
n = jumlah observasi
x = tingkat pengembalian pasar (Rm)
y = tingkat keuntungan individu saham (Ri)
Untuk Ri dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini:
Ri =
Pit − Pit −1 + Dit
Pit −1
Keterangan:
Pit = Harga saham penutupan pada periode t
Ptt-1 = Harga penutupan saham pada periode t-1
Dit = Deviden yang dibayarkan pada periode t
Menurut Young and O’Byerne (2001:151), pengembalian yang diharapkan atas
aktiva beresiko sama dengan pengembalian aktiva tanpa resiko ditambah suatu
premi resiko. Premi resiko itu sama dengan suatu premi resiko pasar (market risk
premium), yang mencerminkan harga yang dibayar oleh pasar saham untuk
seluruh investor ekuitas, disesuaikan untuk beta, suatu faktor resiko. Young and
O’Byerne mengasumsikan nilai premi resiko sebesar 5% untuk setiap perusahaan
yang hendak ditelitinya.
Sementara
itu,
menurut
Singgih
(2003:3),
menghitung
cost
equity
menggunakan berprinsip bahwa tingkat pengembalian suatu investasi beresiko
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
sama dengan tingkat pengembalian investasi bebas resiko (risk free) ditambah
suatu risk premium (mengunakan prinsip model CAMP), sehingga:
Cost equity = Risk premium + Risk free
Risk premium mencerminkan resiko yang timbul sebagai akibat perusahaan
melakukan investasi dalam ekuitas perusahaan. Semakin beresiko suatu
perusahaan maka semakin besar Risk premium-nya. Tabel 2.1 menunjukkan besar
risk premium untuk berbagai jenis resiko investasi yang berbeda. (Roztocki,
2000).
Tabel 2.1
Jenis-jenis Risk Premium
Range RP
Kurang dari 6%
Jenis Resiko Investasi
Resiko sangat rendah, perusahaan berkembang
dengan cash flow yang sangat stabil
6% - 12%
Resiko rendah, perusahaan berkembang dengan cash
flow yang berfluktuasi sedang
12% - 18%
Resiko cukup tinggi, perusahaan berkembang dengan
cash flow yang berfluktuasi cukup tinggi
Lebih dari 18%
Perusahaan dengan tingkat resiko tinggi
Sumber: Singgih (2003)
Setelah menghitung biaya komponen individual dari pendanaan perusahaan,
selanjutnya adalah menghitung WACC. WACC merupakan Weighted Average
Cost Of Capital. Dengan menghitung WACC kita akan mengetahui berapa
perbandingan biaya modal sesuai dengan komposisinya pada modal secara
keseluruhan. Hal itu dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan memiliki resiko
yang berbeda-beda.
Menurut Brigham dan Houston (2001:405) Weighted Average Cost Of Capital
(WACC) merupakan biaya modal rata-rata tertimbang. WACC merefleksikan biaya
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
rata-rata dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan, tidak hanya
biaya ekuitas perusahaan. WACC juga menggambarkan setiap komponen modal
yang digunakan oleh perusahaan, dimana komponen modal tersebut terdiri dari
utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa yang baru.
Perhitungan WACC tergantung pada komponen modal yang digunakan
perusahaan. Apabila komponen modalnya terdiri dari hutang, saham preferen, dan
ekuitas (laba ditahan dan penerbitan saham yang baru), maka perhitungan WACC
dilakukan dengan persamaan:
WACC = WdKd(1- T) + We Ke
Wd dan We menunjukkan bobot setiap komposisi modal pada total modal,
misalnya untuk hutang, maka bobotnya adalah hutang dibagi total modal.Kd
merupakan biaya hutang (Cost of debt). Ke merupakan biaya ekuitas (Cost of
equity). Perhitungan WACC tergantung dari komponen modal yang dugunakan
perusahaan. Ada perusahaan yang modalnya hanya terdiri dari utang saja atau
utang dan ekuitas, atau yang lainnya. Menurut Sjarief dan Warjolukito (2004:46),
WACC adalah tingkat return minimum
yang dibobot berdasarkan proforsi
masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang
harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi harapan kreditur dan pemodal atau
pemegang saham. Pembobotan dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan yang
berbeda mengandung resiko yang berbeda bagi investor, karena itu, tiap-tiap
bentuk pembiayaan yang dipilih perusahaan mengandung cost yang berbeda.
3. Manfaat Economic Value Added
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Menurut Tunggal (dalam Iramani, 2005:3) beberapa manfaat EVA dalam
mengukur kinerja perusahaan antara lain:
a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja kinerja perusahaan yang dapat berdiri
sendiri-sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan
dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecendrungan
(trend).
b. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana untuk investasi dengan
biaya modal yang rendah.
Sedangkan menurut Utama (dalam Iramani, 2005:4), manfaat EVA adalah:
a. EVA adapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena
penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (value creation).
b. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur
modal.
c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang
saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian
dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat
dimaksimalkan.
d. EVA dapat digunakan untuk mengudentifikasikan kegiatan atau proyek yang
memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modal.
Menurut Utomo (1999:38) dalam jurnalnya
konsep EVA berperan bayak
dalam hal penetapan goal setting, capital budgeting, perpormance assessment,
dan incentive compensation pada sebuah perusahaan.
a. EVA and goal setting
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang, tujuan perusahaan untuk
memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan. Sebaliknya tujuan sebuah
perusahaan sudah seharusnya adalah untuk meningkatkan Economic Value Addednya, karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan
langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen.
Dengan mengkomunikasikan secara awal bahwa tujuan perusahaan adalah
maksimalisasi nilai, bukan laba, para manajer menjadi lebih terfokus pada
penciptaan nilai dan bukan mengejar laba besar. Pada saat melakukan langkah
awal dalam Value Added Assessment Process manajemen menentukan visi dan
tujuan perusahaan. Langkah ini juga merupakan komunikasi awal kepada seluruh
jajaran manajemen bahwa penciptaan nilai lebih penting daripada pemerolehan
laba besar, sehingga dapat disatukan upaya untuk mendorong proses-proses yang
menambah nilai dan mengurangi proses-proses yang tidak menambah nilai dalam
suatu organisasi. Penetapan tujuan dan visi awal yang tepat menjadi pedoman arah
bagi aktivitas atau strategi manajemen.
Fokus
sebuah
perusahaan
atau
organisasi
untuk
memperoleh
laba
sebesarbesarnya hanyalah tujuan jangka pendek saja, tetapi tujuan maksimalisasi
economic value added adalah untuk jangka panjang. Supaya manajemen tidak
terjebak dalam myopic behavior, penentuan tujuan maksimalisasi nilai hendaknya
diterapkan dalam perusahaan. “Setting the internal goal of maximizing EVA and
EVA growth will lead to the external consequences of building a premium-valued
company, one whose stock market value exceeds the capital resources drawn into
the firm.” (Stewart, 1993: 177)
b. EVA and Capital budgeting
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Di dalam hal capital budgeting perusahaan umumnya menggunakan pedoman
perhitungan Net Present Value (NPV) untuk menerima atau menolak suatu project
atau peluang baru. Pedoman ini dinilai sangat efektif dan relatif sederhana karena
analisis NPV adalah mengeluarkan investasi awal dari jumlah nilai sekarang arus
kas yang ditimbulkan akibat pelaksanaan project baru. Digunakannya nilai
sekarang atau present value karena adanya prinsip keuangan time value of money
(satu dollar sekarang lebih berharga daripada satu dollar besok). Faktor diskonto
arus kas dalam perhitungan NPV menggunakan biaya modal tertimbang rata-rata
(Weighted Average Cost of Capital), sama dengan perhitungan Economic Value
Added sebelumnya. Berdasarkan analisa NPV, sebuah perusahaan akan menerima
project dengan NPV positif dan menolak proyek dengan NPV negatif. Project
dengan net present value positif berarti nilai sekarang dari arus kas yang
dihasilkan project tersebut lebih besar daripada nilai investasi awalnya, demikian
sebaliknya untuk project dengan NPV negatif. Perusahaan dapat memperoleh
keuntungan atau menambah nilai dengan adanya investasi di project-project yang
meghasilkan positif NPV.
Konsep Economic Value Added (EVA) dalam hal investasi mempunyai prinsip
sama dengan konsep Net Present Value (NPV). Net Present Value juga dapat
diperoleh dari jumlah nilai sekarang dari EVA yang dihasilkan oleh setiap project,
dimana biaya modal baru yang digunakan untuk membiayai sebuah project
dikurangkan dari perhitungan awal EVA. Sehingga pedoman EVA untuk capital
budgeting adalah menerima proyek atau peluang investasi yang menghasilkan
positif discounted EVA dan menolak proyek yang menghasilkan negatif
discounted EVA. Project dengan positif discounted EVA akan menambah nilai,
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
demikian sebaliknya project dengan negatif discounted EVA akan merusak atau
mengurangi nilai sebuah perusahaan.
c. EVA and Performance assessment
Pada suatu perusahaan, pemilik perusahaan akan menunjuk dan memberi
wewenang kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari.
Manajemen cenderung mempunyai kontrol penuh atas segala strategi atau
tindakan yang dilakukan meskipun masih ada campur tangan dari pemilik. Pada
perusahaan yang besar dimana kepemilikan tersebar ke banyak pemegang saham,
manajemenlah yang mengontrol dan bertanggung jawab penuh atas operasional
sehari-hari. Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol ini menyebabkan
terjadinya conflict of interest antara pemilik sebagai principal dan manajemen
sebagai agent. Untuk memperkecil biaya-biaya yang timbul akibat agency
problem maka dibentuklah suatu sistem performance assessment yang memberi
insentif pada strategi atau tindakan manajemen yang menambah nilai.
Perencanaan sistem evaluasi kinerja dan prestasi yang benar sangat penting
karena hal tersebut berhubungan dengan sistem penggajian atau kompensasi.
Penentuan kriteria-kriteria yang dipakai sebagai pedoman evaluasi akan
mempengaruhi cara kerja dan sebagai motivator kerja manajemen. Sejalan dengan
adanya desentralisasi pada kontrol dan pengambilan keputusan dalam perusahaan,
pemilik memerlukan suatu kontrol dalam unit-unit yang ada untuk memastikan
tindakan-tindakan yang dilakukan konsisten dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. Kontrol dapat dicapai melalui penetapan tujuan dan evaluasi kinerja.
Faktor-faktor dalam pengukuran kinerja bergantung pada tingkat desentralisasi
suatu pengambilan keputusan dalam perusahaan. Faktor kuantitatif umum
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
digunakan untuk pedoman keberhasilan suatu manajemen, adapun faktor kualitatif
juga tidak dapat dipisahkan.
Penggunaan anggaran atau budget sebagai pedoman ukuran keberhasilan
manajemen sudah tidak relevan lagi untuk tujuan value building, karena hal
tersebut berfokus pada angka-angka akuntansi. Seperti dikatakan dalam buku The
Quest for Value: “The use of budgets for bonuses is a vestige of an archaic
accounting model that emphasizes earnings over cash flow, control over
delegation, variances instead of vision, and questions instead of answers. That
model must go.” (Stewart, 1993: 5)
Tujuan perusahaan untuk maksimalisasi nilai memerlukan pedoman atau alat
ukur dimana penciptaan nilai perusahaanlah yang melandasi kriteria nantinya. Jadi
Economic Value Added sangat sesuai untuk masuk dalam kriteria pengukuran
keberhasilan kinerja manajemen.
d. EVA and Incentive compensation
Kontrak penggajian, terutama insentif dan bonus, memberikan arah dan
motivasi yang penting bagi para eksekutif manajemen. Pada perusahaan besar
yang kepemilikannya tersebar ke banyak pemegang saham dan tujuan perusahaan
adalah value building, sistem pemberian insentif atau penggajian seharusnya
ditujukan untuk mendorong aktivitas yang menambah nilai perusahaan.
Supaya strategi yang diambil manajemen sejalan dengan tujuan value buiding,
sistem pemberian insentif atau penggajian berpedoman pada prinsip bahwa
insentif atau bonus diberikan pada individu yang strategi atau tindakannya
menambah nilai perusahaan. Untuk mendorong manajemen bertindak berdasarkan
kepentingan perusahaan, pemilik dapat mengenalkan sebuah sistem insentif yang
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
memberi kesempatan manajemen menikmati sebagian dari kenaikan nilai
perusahaan.
Sistem kompensasi berpedoman pengukuran akuntansi mempunyai kelemahan
karena adanya hubungan yang semu antara laba buku dan kehidupan ekonomis
suatu perusahaan. Manajemen akan mengambil tindakan atau strategi yang
meningkatkan laba, dan tentu akan meningkatkan gaji mereka, tetapi menurunkan
nilai keseluruhan suatu perusahaan. Penggunaan suatu metode dalam penilaian
persediaan, penyusutan, penilaian investasi dan lainnya untuk mempermainkan
jumlah laba yang diperoleh sangatlah tidak sesuai dengan tujuan perusahaan.
Selain itu sistem kompensasi yang berpedoman pada maksimalisasi laba
dipengaruhi oleh keputusan yang bersifat jangka pendek sehingga tidak selalu
efektif untuk memotivasi manajemen jangka panjang.
4. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added
Adapun kelebihan dan kekurangan EVA menurut Amirullah (dalam Naser,
2003:27) adalah:
a. Kelebihan EVA
1. EVA merupakan ukuran kinerja operasional bias berdiri sendiri tanpa perlu
ukuran/angka yang lain.
2. EVA fokus penilaian kerja perusahaan pada penciptaan nilai yaitu
memaksimumkan nilai perusahaan dan meningkatkan nilai pemegang
saham, sehingga para manejer akan berpikir dan bertindak sebagai halnya
pemegang saham. Manejer memilih investasi yang memeksimumkan tingkat
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
pengendalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan.
3. EVA
akan
menyebabkan
perusahaan
untuk
lebih
memperhatikan
kebijaksanaan struktur modalnya. Secara eksplisit memperhitungkan biaya
modal dimana biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi bila
dibandingkan tingkat biaya modal atas hutang karena faktor resiko yang
tinggi sehingga dana ekuitas tidak lagi dipandang sebagai dana murah.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan
pengembalian
lebih tinggi
daripada biaya modalnya. Proyek yang
memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa
proyek tersebut dapat menciptakan nilai perusahaan.
b. Kelemahan EVA
1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.
Sementara nilai suatu perusahaan adalah merupakan akumulasi EVA selama
umur perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan mempunyai EVA
tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan rendah karena EVA
dimasa mendatang negative. Sebaliknya perusahaan dengan kegiatan yang
memerlukan pengembalian yang cukup lama, EVA pada awal tahun negatif
sedangkan EVA akhir proyek adalah positif karena penjualan aktiva pada
akhir masa sewa. Oleh karena itu penggunaan EVA pada tahun tertentu
untuk menilai kinerja perusahaan, kurang tepat.
2. Proses penghitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan
estimasi ini terutama untuk perusahaan belum go public, sulit untuk
dilakukan dengan tepat.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
5. Strategi Kenaikan Economic Value Added
Menurut Nasser (2003:28) pada jurnalnya, dalam sistem EVA untuk
menciptakan nilai pemegang saham, perusahaan harus manghasilkan melebihi
biaya modal disegala unit bisnisnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa
pihak manajemen memamfaatkan profitabilitas untuk jangka pendek tetapi betulbetul memperhatikan pertumbuhan EVA untuk waktu yang kan dating sehingga
peningkatan EVA secara terus-menerus. Adapun tiga strategi untuk menaikkan
EVA yaitu:
a. Strategi penciptaan
nilai dengan
mencapai
pertumbuhan keuntungan
(profitable growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang
diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi.
b. Strategi penciptaaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi (operating
efficiency). Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunkan
tambahan modal.
c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak
menjanjikan (rationalize and exit unrewarding bisiness), ini berarti menarik
modal yang tidak produktif
dan menarik modal dari aktifitas yang
menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak
menjanjikan hasil.
C. Market Value Added
Menurut Nasser (2003:28) MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai
serta langka. MVA mencerminkan besarnya nilai tambah yang berhasil
dikapitalisasi.
MVA
mencerminkan
seberapa
besar
manajemen
mampu
menciptakan atau menambah kekayaan bagi para pemilik kapital atau pemegang
saham, sehingga MVA adalah hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang
dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi
akan dilakukan, yang memperlihatkan penilaian pasar modal. Perhitungan MVA
dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini:
MVA = (Harga pasar saham – Nilai buku perlembar saham) x Jumlah saham
yang beredar.
Menurut Young & O’Byrne (2001:26), MVA adalah perbadaan antara nilai
pasar perusahaan (ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan
dalam perusahaan. Persamaan untuk menghitung nilai MVA adalah sebagai
berikut:
MVA = Nilai pasar perusahaan – Modal yang diinvestasikan.
Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua
tuntutan modal
terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu.
Lebih sederhana, itu adalah jumlah dari nilai pasar hutang dan ekuitas. Modal
yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang yang disediakan penyedia dana
pada tanggal yang sama. Penghitungan modal yang diinvestasikan pada MVA
sama dengan penghitungan invested capital pada EVA. Nilai pasar merupakan
fungsi dari harapan pasar modal terhadap arus kas bebas masa mendatang,
didiskontokan pada biaya modal, jika melebihi modal yang diinvestasikan maka
nilai MVA akan positif.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Investor menyerahkan modal kedalam perusahaan dengan harapan manejer
akan menginvestasikannya dengan produktif. Nilai pasar mencerminkan
keputusan
pasar
menginvestasikan
mengenai
modal
yang
bagaimana
manajer
sudah
dipercayakan
yang
sukses
kepadanya,
telah
dalam
mengubahnya menjadi yang lebih besar. Semakin besar MVA semakin baik. MVA
negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal
yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal. MVA menigkat hanya jika
modal yang diinvestasikan mendapatkan tingkat pengembalian lebih besar
daripada biaya modal. Ketika modal yang baru diperoleh diinvestasikan pada
proyek yang menciptakan nilai maka MVA meningkat. Ketika modal
diinvestasilkan pada proyek yang memusnahkan nilai maka MVA berkurang.
Menurut
Djawahir pada artikelnya yang berjudul “Mengukur Kekayaan
Perusahaan” (SWA:2007), MVA mengukur kekayaan (wealth) yang diakumulasi
perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham. MVA dihitung dari nilai
perusahaan (enterprise value) yang kemudian dikurangi dengan modal yang
ditanamkan (invested capital) suatu perusahaan. Nilai perusahan diperoleh dengan
menjumlahkan nilai pasar saham perusahaan (harga saham dikalikan dengan
jumlah saham yang diterbitkan), nilai pasar obligasi, atau surat berharga lainnya.
Sementara itu, angka invested capital merupakan penjumlahan dari ekuitas,
pinjaman (termasuk dari penerbitan obligasi, kewajiban derifatif), serta dana
lainnya yang digunakan untuk operasional perusahaan. Secara sederhana untuk
menghitung nilai MVA dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini:
MVA = Enterprise Value – Invested Capital.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Pemegang saham, tentu saja, menginginkan perusahaan terus mampu
mengakumulasi kekayaan, sehingga saham-saham yang mereka genggam
harganya terus naik, yang akhirnya juga menggelembungkan pundi-pundi mereka.
Akumulasi
kekayaan
tersebut
bersumber
pada
kemampuan
perusahaan
menampilkan kinerja yang bagus, rencana bisnis (investasi), serta citra dan
reputasi perusahaan yang bagus, misalnya dengan menerapkan good corporate
governance, menciptakan ekuitas merek, serta melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan (corporate social responsibility). Peristiwa di luar kontrol
perusahaan bisa berpengaruh pula terhadap akumulasi kekayaan perusahaan,
seperti lingkungan bisnis yang makin baik karena ada kebijakan baru pemerintah
atau kenaikan harga komoditas (misalnya minyak) di pasar internasional. Maka,
pendekatan MVA untuk menilai perusahaan boleh dibilang lebih komprehensif
Dengan melihat MVA, para pengelola perusahaan dapat melihat seperti apa
ekspektasi pemegang saham terhadap perusahaannya di masa depan. Karena itu,
angka MVA sudah seharusnya menjadi acuan bagi pengelola perusahaan dalam
menjalankan perusahaan agar di masa mendatang dapat menciptakan kekayaan
sesuai dengan harapan investor. Ini menjadi tantangan bagi manajemen
perusahaan. Apabila dari waktu ke waktu mereka bisa memenuhi harapan
pemegang saham, nilai perusahaan akan terus naik. Sebaliknya, jika gagal, nilai
perusahaan akan turun karena penghargaan investor terhadap sahamnya lebih
rendah. Jadi, dengan adanya pemeringkatan perusahaan yang menggunakan
pendekatan MVA ini, para pengelola perusahaan tak semata-mata melihat
posisinya ada di mana, tapi yang lebih penting adalah termotivasi untuk selalu
menciptakan nilai tambah di masa-masa mendatang.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
D. Hubungan EVA dengan MVA
Menurut Sartono (2001:105), ada hubungan antara EVA dan MVA namun
sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA yang negatif,
maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif atau sebaliknya jika EVA positif
maka belum tentu MVA perusahaan akan positif. Harga saham sebagai salah satu
komponen MVA akan lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan
kinerja masa lalunya. Sehingga perusahaan dengan EVA negatif dapat saja
memiliki MVA positif jika investor memiliki harapan akan perubahan yang lebih
baik pada perusahaan dimasa depan
EVA secara umum lebih bermamfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi
untuk mengevaluasi kinerja manejerial sebagai bagian dari incentif compensation
program dangan alasan:
1. EVA menunjukkan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun
tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahan selama hidupnya.
2. EVA dapat saja diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar
secara individual, MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan.
Karena alasan ini MVA lebih bayak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top
manajemen selama jangka waktu yang panjang.
Menurut Fardiansyah pada artikelnya yang berjudul “ Betulkah EVA Mengukur
Penciptaan Nilai” (SWA:2003), menyatakan bahwa Present value nilai EVA
secara periodik di masa depan dikenal dengan Market Value Added (MVA).
Berdasarkan teori tersebut, dengan meningkatnya EVA dari tahun ke tahun, berarti
suatu perusahaan telah meningkatkan MVA, atau dengan kata lain perusahaan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
telah meningkatkan nilai pasar perusahaan terhadap nilai bukunya. Hal ini
mengimplikasikan bahwa EVA mengendalikan nilai pasar saham perusahaan.
Lebih dalam, konsep ini sangat didukung perusahaan yang telah mengadopsi EVA,
bahwasanya penerapan EVA akan memperbaiki kinerja sahamnya. MVA
merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang. Maka, EVA
disebut sebagai metrik kinerja (performance metric), sedangkan MVA lebih
merupakan metrik kekayaan (wealth metric) yang mengukur nilai perusahaan dari
waktu ke waktu.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
1. Sekilas PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP) adalah salah satu
produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen
bermutu, termasuk produk semen khusus. Berdasarkan situs resmi perusahaan,
INTP didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta
notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 227. Akta pendirian tersebut disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C22876HT.01.01.TH.85 tanggal 17 Mei 1985, dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985. Kantor pusat
Perusahaan berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 7071, Jakarta. Saat ini perusahaan mengoperasikan 12 pabriknya secara terpadu
dengan total kapasitas produksi sebesar 17,1 juta ton semen per tahun.
Jika dilihat lebih mendalam lagi, INTP erat kaitannya dengan Sudono Salim
alias Liem Sioe Liong, seorang konglomerat pemilik Salim Group. Awalnya
perusahaan ini didirikan dengan dana yang dipinjam dari pemerintah. Pada masa
pemerintahan Soeharto etnis Cina pada khususnya diberi kebebasan bergerak
dalam bidang ekonomi, dalam menjalankan usahanya mereka mendapat suntikan
dana dari pemerintah, misalnya INTP pada awal berdirinya memperoleh suntikan
dana dari pemerintah sebesar US$ 250 juta. Contoh lain pada masa krisis tahun
1998 Salim Group dituntut pemerintah atas utang sebesar Rp. 54 triliyun.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1975. Sebelum diambil-alih pemerintah
pada tahun 1985 sebesar 35%, perusahaan ini nyaris memonopoli pemesaran
semen di Indonesia.
INTP terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Desember 1989, harga
perdana saham yang ditawarkan pada saat itu Rp. 10.000,00. pada akhir tahun
2008 nilai kapitalisasi sebesar Rp16.934 miliar. Per tanggal 31 Desember 2008,
jumlah karyawan Perseroan adalah 6.179 orang. Produk utama yang diproduksi
INTP adalah semen dan klinker. Produk perseroan dipasarkan didalam negeri dan
diluar negeri. Produk Perseroan dipasarkan dengan merek dagang Tiga Roda.
Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perseroan memiliki visi, misi, dan
moto. Misi Perseroan adalah Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan,
bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap
memerhatikan pembangunan berkelanjutan. Visi Perseroan adalah Pemimpin
pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Moto Perseroan Turut membangun
kehidupan bermutu.
Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen
terkemuka di dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi
pemegang saham mayoritas Perseroan. Sejak itu, Perseroan bertekad untuk
memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis
keuangan di Asia. Dengan dukungan HeidelbergCement Group, Indocement
kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen,
dengan tujuan untuk mencapai kondisi keuangan yang sehat. PT Mekar Perkasa
merupakan perpanjangan tangan pemerintah atas INTP, PT Mekar Perkasa seratus
persen dimiliki oleh pemerintah. INTP merupakan
perusahaan yang berhasil
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
memperbaiki citra dimasyarakat dan pemerintah setelah perusahaan ini tidak lagi
dibawah naungan Salim Group. Tabel 3.1 menunjukkan komposisi pemegang
saham pada INTP.
Tabel 3.1
Data Pemegang Saham INTP per 31 Desember 2008
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase
Beredar dan
Kepemilikan
Dimiliki Penuh
Birchwood Omnia Limited, Inggris
2,397,980,863
65.14%
PT Mekar Perkasa
479,735,234
13.03%
Publik
803,515,602
21.83%
Total
3,681,231,699
100.00%
Sumber: INTP (2008)
Pada tahun 2007, Indocement menyelesaikan proyek modifikasi Pabrik ke-8 di
Citeureup, yang memberikan tambahan kapasitas produksi terpasang sebesar
600.000 ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan Indocement meningkatkan
volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar
yang meningkat. Tabel 3.2 menunjukkan lokasi dan kapasitas pabrik perusahaan.
Tabel 3.2
Lokasi dan Kapasitas Pabrik INTP
LOCATION
Pabrik
Kapasitas Terpasang
(juta ton)
Citeureup, Bogor, Jawa Barat
9 Pabrik
11.9 ton
Palimanan, Cirebon, Jawa Barat
2 Pabrik
2.6 ton
Selatan
1 Pabrik
2.6 ton
Total
12 Pabrik
17.1 ton
Tarjun, Kotabaru, Kalimantan
Sumber: INTP (2008)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Sejak tahun 2005, Perseroan telah melakukan diversifikasi produk dengan
meluncurkan Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement/PCC).
Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Portland
Tipe I, Tipe II dan Tipe V dan juga Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan
Semen Putih (White Cement). Indocement saat ini merupakan satu-satunya
produsen Semen Putih di Indonesia.
Selain semen
peruasahaan
juga
memproduksi dan memasarkan klinker yaitu semen setengah jadi.
Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan tidak sendiri, perusahaan
memiliki beberapa anak perusahaan yang
kegiatan operasinya mendukung
kegiatan operasi perusahaan. Tabel 3.3 menunjukkan nama perusahaan, bidang
usaha, dan persentase kepemilikan anak perusahaan INTP.
Tabel 3.3
Anak Perusahaan INTP
Anak perusahaan
Bidang usaha
Persentase
kepemilikan
PT Dian Abadi Perkasa
Distributor semen
domestik
99.9 %
PT Pionirbeton Industri*
Beton siap pakai
99,9 %
PT Indomix Perkasa
Beton siap pakai
99,9 %
PT Gunung Tua Mandiri
Penambangan
aggregat
PT Mandiri Sejahtera Sentra*
Penambangan
aggregat
PT Multi Bangun Galaxy*
51,0 %
40,0 %
Pengolahan terminal
semen
99,9 %
Limited
Investasi
100 %
PT Pama Indo Mining
Penambangan batu
Indocement (Cayman Island)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Stillwater Shipping Corporation
kapur
40,0 %
Pengangkutan laut
50,0 %
PT Cibinong Center Industrial Estate Kawasan indusri
50,0 %
PT Bahana Indonor*
Pengangkutan laut
50,0 %
PT Mineral Industri Sukabumi
Penambangan trass
50,0 %
Sumber: INTP (2008)
Sebagai salah satu produsen terbesar semen berkualitas di Indonesia, INTP
memiliki komitmen kuat untuk meneruskan bisnisnya secara etis dan taat hukum,
membantu usaha-usaha peningkatan ekonomi, dan turut memperbaiki kehidupan
para karyawan serta masyarakat sekitar wilayah operasinya. INTP terus
memelihara kesinambungan bisnisnya dengan melakukan berbagai langkah
strategis, dimana salah satu diantaranya adalah melalui perwujudan tanggung
jawab sosial kami (Corporate Social Responsibility/CSR) di seluruh wilayah
operasinya yang terdiri dari 12 pabrik - sembilan di Citeureup (dekat Bogor, Jawa
Barat), dua di Palimanan (Cirebon), dan satu di Tarjun (Kotabaru, Kalimantan
Selatan), serta di beberapa terminal distribusi semen yang tersebar di Indonesia.
INTP mendasarkan program-program CSR pada konsep pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development) dengan tiga dasar utama kepentingan
(Triple Bottom Lines), yakni memelihara lingkungan, memberikan manfaat bagi
masyarakat lokal, dan menjaga pertumbuhan perusahaan. Program-program CSR
kami yang selama ini dijalankan mengacu pada kegiatan yang terkelompok dalam
kerangka Lima Pilar (The Five Pillars) yang lebih banyak bersifat filantrofi.
Namun, ke depan, konsep Lima Pilar ini akan dikombinasikan dengan konsep
sustainable development. Kelima pilar tersebut adalah Pendidikan, Ekonomi,
Kesehatan, Sosial (Budaya, Agama, dan OlahRaga), dan Keamanan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Hingga pada akhir tahun 2008, INTP telah banyak menerima penghargaanpenghargaan dari lembaga-lembaga independen. Penghargaan yang mereka itu
merupakan suatu apresisasi terhadap kinerja yang diberikan manajemen terhadap
perusahaan. Ada beberapa penghargaan penting yang diterima
Indocement
diantaranya adalah:
1. Pada tahun 2008, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. raih
Penghargaan EMAS dan Penghargaan Terbaik 1 “Indonesian CSR Awards
2008”.
2. Pada tahun 2008, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
menerima penghargaan sebagai “5 Terbaik dalam Pelaporan Keuangan
Indonesia 2008” untuk kategori industri manufaktur, yang diberikan oleh
Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia (FEUI) bekerja sama dengan
Bapepam-LK.
3. Pada tahun 2007, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
menerima penghargaan yang diberikan oleh Majalah SWA serta Stern
Steward & Co sebagai 100 perusahaan Pencipta Nilai Terbaik di Indonesia
tahun 2007.
4. Pada tahun 2007, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
menerima penghargaan Top Brand 2007 dari Frontier Consulting Group dan
Majalah Marketing.
2. Kondisi Umum Perusahaan
Hingga pada akhir tahun 2008 jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
INTP diduduki oleh orang-orang berikut ini:
 Komisaris Utama: DR. Albert Scheuer (Jerman)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
 Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen:
Sudwikatmono
(Indonesia)
 Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: I Nyoman Tjager
(Indonesia)
 Komisaris Independen: Sri Prakash (Indonesia)
 Komisaris: DR. Lorenz Naeger (Jerman), DR. Bernhard Scheifele
(Jerman), Ali Emir Adiguzel (Belgia)
 Direktur Utama: Daniel Eugene Antoine Lavalle (Belgia)
 Wakil Direktur Utama: Tedy Djuhar (Indonesia)
 Direktur: Hasan Imer (Turki), Nelson G. D. Borch (Kanada), Christian
Kartawijaya (Indonesia), Kuky Permana Kumalaputra (Indonesia),
Benny Setiawan Santoso (Indonesia), Ernest Gerard Jelito (Amerika
Serikat)
Kondisi
umum perusahaan dapat digambarkan dengan melihat kondisi
keuangan perusahaan secara umum. Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan
bagaimana perkembangan Total Asset, Total Liabilities, Total Equity, Net
Revenues, dan Net Income.
Tabel 3.4
Kondisi Umum INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
2004
Total
Asset
Total
Liabilities
Total
Equity
Net
Revenues
Net
Income
2005
9.771.012 10.536380
-
(7,83%)
2006
9.598.280
2007
2008
10.037.927 11.286.707
(-8,90%)
(4,59%)
(12,44%)
3.565.518
3.112.970
2.764.976
(-4,07%)
(-27,34%)
(-12,70%)
(-11,18%)
4.655.793 5.629.382
6.032.762
6.893.500
8.500.194
(7,17%)
(14,27%)
(23,31%)
6.325.329
7.323.644
9.780.498
5.115.219 4.906.998
-
-
(14,48%)
4.157.683 5.592.354
-
(21,16%)
(13,11%)
(15,78%)
(33,55%)
116.023
739.686
592.802
980.103
1.745.501
(65,33%)
(78,09%)
-
(537,53%) (-19,86%)
Sumber: INTP (2008)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Dari tabel 3.4 kita dapat melihat bagaimana kondisi umum perusahaan jika
dilihat dari kondisi keuangannya dari tahun 2004-2008. Dari tabel 3.4 kita juga
dapat melihat bagaimana persentase perubanan Total Asset, Total Liabilities,
Total Equity, Net Revenues, dan Net Income. Total Assets perusahaan secara
umum meningkat dari tahun 2004-2008. Ada terjadi penurunan pada tahun 2006
sebesar 8,90% hal itu sebagian besar disebabkan karena berkuranggnya kas
perusahaan karena membayar kewajiban. Total Liabilities secara umum
mengalami penurunan dari tahun 2004-2008. dalam rentang waktu lima tahun,
penurunan hutang yang palin signifikan terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar
27,34% dimana pada saat itu total kewajiban tidak lancer perusahaan berubah
menjadi Rp. 2.753.337.988.571,- dimana pada tahun sebesar Rp. 4.051.153.452.
265,Total Equty secara umum mengalami peningkatan dari tahun 2004-2008.
peningkatan equity sebagian besar disebabkan karena peningkatan saldo laba
ditahan. Net Revenues secara umum selalu mengalami peningkatan dari tahun
ketahun. Peningkatan Net Revenues yang paling signifikan terjadi pada tahun
2008 yaitu sebesar 33,55%. Peningkatan tersebut tentunya dipengaruhi oleh
peningkatan penjualan. Net Income sacara umum mengalami peningkatakan
hanya pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 19,86%. Hal itu disebabkan
penigkatan beban pokok pendapatan dan jumlah beban usaha.
Selain kondisi keuangan perusahaan pada tabel 3.5 dan 3.6 dapat
dilihat
bagaimana volume produksi klinker dan semen dan volume penjualan semen dan
klinker PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk tahun 2004-2008
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 3.5
Volume Produksi Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008
(dalam ribu ton)
Produk
2004
2005
2006
2007
2008
Klinker
11.304
10.956
11.739
12.694
12 .773
Semen
10.484
10.874
10.578
11.299
12 .544
Sumber: INTP (2008)
Tabel 3.6
Volume Penjualan Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008
( dalam ribu ton)
Produk
2004
2005
2006
2007
2008
1.892
1.261
2.556
3.288
2.226
Domestik
9.238
9.554
9.962
10.746
12.324
Ekspor
1.335
1.249
645
528
111
Klinker
Ekspor
Semen
Sumber: INTP (2008)
Berdasarkan tabel 3.5 kita dapat melihat bahwa secara umum volume produksi
klinker perusahaan mengalami peningkatan. Penigkatan itu diikuti oleh
penigkatan volume produksi semen. Klinker yang diproduksi merupakan bahan
baku untuk semen. Sedangkan pada tabel 3.6 menunjukkan volume penjualan
perusahaan. Untuk penjualan klinker 2004-2008
mengalami penurunan.
Perusahaan hanya menjual klinker untuk kebutuhan luar negeri (ekspor). Untuk
semen, penjualan untuk kebutuhan domestik setiap tahunnya mengalami
peningkatan, sedangkan untuk ekspor dari tahun 2004-2008 mengalami
penurunan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
B. PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
1. Sekilas PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR) merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus
1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per
tahun. Perseroan didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada tanggal
25 Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Pada tanggal 17
April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara (Persero)
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian
berubah
menjadi PT SEMEN GRESIK (PERSERO) berdasarkan Akta Notaris J.N.
Siregar, S.H. No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Anggaran Dasar Perseroan telah
mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris
Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 5 tanggal 5 Juli 2007 mengenai
perubahan modal dasar dan modal yang ditempatkan. Perubahan tersebut telah
dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. W7HT.01.04-9972 tanggal 9 Juli 2007 dan diumumkan dalam berita Negara RI No.
63 tanggal 7 Agustus 2007, tambahan berita Negara RI No. 888/I/2007.
Ruang lingkup kegiatan Perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai
kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen.
Lokasi pabrik semen Perseroan dan anak perusahaan berada di Gresik dan Tuban
di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di Sulawesi Selatan.
Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar
negeri. Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Veteran, Gresik 61122,
Jawa Timur. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7 Agustus
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
1957. Saat ini kapasitas terpasang riil Perseroan sebesar 18 juta ton semen per
tahun, dan menguasai sekitar 43,7% pangsa pasar semen domestik. Jumlah
pabriknya saat ini 10 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi.
Prodak perseroan dijual dipasar dengan merk Semen Padang, Gresik Portland
Cement, Dan Semen Tonasa. Negara yang menjadi tujuan ekspor yaitu Timor
Leste, Srilangka, Maldives, Seychelles, Mauritius, Qatar, dan Oman.
Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan
menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp.
1.000,00 (seribu Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp. 7.000,00
(tujuh ribu Rupiah) setiap saham. Komposisi pemegang sahamnya pada saat itu
adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%.
Pada tahun 1995 perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada
para pemegang saham sejumlah 444.864.000 (empat ratus empat puluh empat juta
delapan ratus enam puluh empat ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp.
1.000,00 (seribu rupiah) setiap saham. Para pemegang saham Perseroan berhak
untuk membeli saham baru dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I tersebut
dengan ketentuan setiap 1 (satu) saham yang dimiliki, berhak membeli 3 (tiga)
saham baru dengan harga Rp. 3.275,00 (tiga ribu dua ratus tujuh puluh lima
Rupiah) setiap saham. Struktur Permodalan dan Susunan Kepemilikan Saham
setelah Penawaran Umum Terbatas I yaitu 65% Negara. Republik Indonesia dan
35% masyarakat. Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas I adalah
sebagai berikut :
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
1. Sekitar 74% dipergunakan untuk membiayai pengalihan 100% saham milik
Negara Republik Indonesia di PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa,
dengan total nilai transaksi sebesar Rp. 1.063.929.600.000,00.
2. Sekitar 5% dipergunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan di
PT Semen Padang yang digunakan PT Semen Padang untuk membayar
sebagian hutang modal kerjanya.
3. Sekitar 21% dipergunakan untuk membiayai proyek perluasan yang
dilakukan oleh Perseroan (Tuban II dan Tuban III) dan PT Semen Padang
(Indarung V).
Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di
Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh
Cemex S.A. de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko.
Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat
35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,01%,
masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%.
Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia
Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings Pte. Ltd. sehingga komposisi
kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,01% Blue Valley Holdings
Pte. Ltd. 24,90%, dan masyarakat 24,09%. Seiring dengan pelaksanaan Program
Pembelian Kembali Saham Perseroan, maka komposisi kepemilikan saham pada
31 Desember 2008 berubah menjadi, Negara RI 51,59%, Blue Valley Holdings
Pte. Ltd. 25,18% dan masyarakat sebesar 23,23%. Hingga pada akhir tahun 2008
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
komposisi kepemilikan modal PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Data Pemegang Saham SMGR per 31 Desember 2008
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Persentase
Beredar dan
Kepemilikan
Dimiliki Penuh
Pemerintah RI
3.025.406.000
51,60%
Blue Valley Holdings Pte. Ltd
1.476.948.480
25,19%
Pulik
1.429.165.520
23,21%
Total
5.931.520.000
100%
Sumber: SMGR (2008)
Adapun Visi perusahaan adalah Menjadi perusahaan persemenan bertaraf
internasional yang terkemuka dan mampu meningkatkan nilai tambah kepada para
pemangku kepentingan (stakehodlers), sedangkan misi perseroan adalah:
1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang
berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang
ramah lingkungan.
2. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan
menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak
proaktif, efisien serta inofatif dalam berkarya.
3. Memiliki keunggulan bersaing dalam pasar semen domestik dan
internasional.
4. Memberdayakan
dan
mensinergikan
unit-unit
usaha
strategik
untukmeningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
5. Memiliki komitmen terhadap
peningkatan
kesejahteraan pemangku
kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan dan
masyarakat sekitar.
Anak Perusahaan Perseroan didirikan dengan misi sebagai Strategic Tools,
sehingga dapat memberi kontribusi sebesar-besarnya bagi Perseroan. Selain itu,
keberadannnya diharapkan dapat bermanfaat secara sinergik untuk mencapai
tujuan sesuai dengan bisnis inti yang telah ditetapkan. Terdapat 8 anak perusahaan
diantaranya PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa.
PT Semen Padang (SP) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group
yang berlokasi di Indarung, Padang, Sumatera Barat. Perseroan memiliki 99.99%
dari sahamnya, SP memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 5.570.000 ton
per tahun dan merupakan pemasok kebutuhan semen terbesar di wilayah
Sumatera. Lokasi yang sangat strategis untuk distribusi semen di wilayah barat
Indonesia. Kapasitas produksi sebesar 5.570.000 ton tersebut dihasilkan oleh 5
(lima) unit pabrik.
SP memproduksi semen Ordinary Portland Cement (OPC), Oil Well Cement
(OWC), dan Super Masonary Cement (SMC). Untuk semen portland yang
diproduksi terdiri dari beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, V, dan Portland Pozzolan
Cement (OPC). Pasar utama SP meliputi wilayah Sumatera, di samping juga ke
wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. SP
juga melakukan ekspor ke beberapa negara Asia dan Afrika. Untuk mendukung
pemsarannya, SP mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di
Teluk Bayur, Belawan, Batam, dan Tanjung Priok di Jakarta.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
PT Semen Tonasa (ST) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group
yang berlokasi di Biringere, Pangkep, Sulawesi Selatan. Perseroan memiliki
99.99% dari sahamnya. ST mempunyai kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton
per tahun dan merupakan pabrik semen di Kawasan Timur Indonesia. ST
memproduksi jenis semen Portland tipe I, II, V, Semen Masonary, dan Fly Ash
Cement. Kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton tersebut dihasilkan oleh 3
(tiga) unit pabrik.
Pasar utama ST adalah seluruh wilayah Sulawesi, di samping juga memasarkan
ke wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali, dan kawasan Indonesia Timur
lainnya. ST juga melakukan ekspor ke beberapa negara, utamanya di kawasan
Asia, Afrika, Eropa, dan Australia. Untuk mendukung pemasarannya, ST
mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di daerah Ujung
Pandang, Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, Ambon, Palu.
Keenam anak perusahaan lainnya adalah:
1. PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK (KIG), berlokasi di Gresik, Jawa
Timur, bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan industri
serta jasa konsultasi di bidang kawasan industri. Kepemilikan Perseroan di
KIG mencapai 65%.
2. PT INDUSTRI KEMASAN SEMEN GRESIK (IKSG),berlokasi di Tuban,
Jawa Timur, bergerak dalam bidang pembuatan kemasan atau industri
kemasan, perdagangan dan jasa. Komposisi kepemilikan saham di IKSG
mencapai 60%
3. PT UNITED TRACTORS SEMEN GRESIK (UTSG) adalah anak
perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
dan jasa. Berlokasi di Tuban, Jawa Timur. Kepemilikan Perseroan sebesar
55%.
4. PT SWADAYA GRAHA adalah anak perusahaan Perseroan yang berlokasi
di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang pabrikasi baja, kontraktor
sipil, kontraktor mekanikal & elektrikal, persewaan alat-alat berat &
konstruksi, bengkel & manufaktur, developer, jasa pemeliharaan, serta biro
engineering. Perseroan memiliki sebesar 25% saham.
5. PT VARIA USAHA, Anak perusahaan Perseroan yang berlokasi di Gresik,
Jawa Timur ini bergerak dalam bidang jasa pengangkutan umum,
perdagangan umum (termasuk ekspor impor antar pulau dalam negeri,
keagenan, distributor, usaha perdagangan lainnya), perindustrian dan
pembangunan, sewa menyewa dan beli sewa, pertambangan (meliputi
kegiatan:
penyelidikan
umum,
eksplorasi,
eksploitasi,
pemurnian,
pengangkutan dan penjualan hasil pertambangan), serta kegiatan lain yang
sesuai dengan bidang-bidang di atas. Komposisi kepemilikan saham di VU
dimiliki oleh Perseroan sebesar 24,95% saham.
6. PT ETERNIT GRESIK, berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak
dalam bidang produksi asbes, bahan bangunan, dan cetakan. Perseroan
memiliki saham sebesar 17,57%.
Tanggung jawab sosial
perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR)
diwujudkan dengan konsisten pada prinsip triple bottom lines, yaitu harmoni
antara Profit (laba usaha), Planet (lingkungan) dan People (kesejahteraan
masyarakat), Perseroan telah melakukan berbagai aktifitas Corporate Social
Responsibility serta berkomitmen untuk meningkatkan program tersebut.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Kepedulian Perseroan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar diarahkan untuk
menggali dan merangsang potensi masyarakat agar mampu tumbuh dan
berkembang bersama Perseroan. Program CSR diwujudkan dalam berbagai bidang
kehidupan penting dalam masyarakat.
Perseroan sebagai aset
bangsa mengutamakan pertumbuhan bersama
masyarakat dan terus menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat
sekitar. Iklim yang kondusif dari masyarakat sekitar lingkungan pabrik dan
kawasan operasional sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan
usaha. Oleh karena itu, sebagai perwujudan kepedulian atas perkembangan dan
dinamika masyarakat di sekitar kawasan usahanya, Perseroan melaksanakan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Perseroan telah menentukan
dua sasaran strategis dari pelaksanaan CSR, yaitu untuk meningkatkan pembinaan
sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan. Di bidang sosial, program yang
dilaksanakan meliputi (1) penyediaan sarana umum seperti jalan, penerangan,
sanitasi, pavingisasi dan perbaikan pasum, (2) program peningkatan keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan YME, (3) program bantuan pendidikan, (4) program
bantuan bencana alam, (5) program bantuan kesehatan, pengembangan
keolahragaan, dan pengembangan karya seni budaya.
Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi pengembangan pola
kemitraan usaha kecil dan koperasi, yang mengedepankan aspek kemandirian,
profesionalisme dan etika. Pengembangan pola kemitraan tersebut diharapkan
akan menjadi fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan usaha kecil yang
membawa dampak berganda (multiplier effect) terhadap kemandirian dan
kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Sedangkan di bidang lingkungan, Perseroan secara komprehensif menerapkan
falsafah “Go Green” yang mencakup tujuh aspek, mulai dari penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan hingga
pengendalian lingkungan hidup. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan yang
meliputi kegiatan penghijauan, bantuan pembuatan sumur, pembuatan sarana
wisata air serta pembuatan real estat dan kawasan industri di kawasan pasca
tambang. Di samping itu, Perseroan memiliki fasilitas pengelolaan air bersih
(water treatment) dan penampungan air hujan berupa waduk serba guna untuk
berbagai keperluan. Komitmen penggunaan teknologi ramah lingkungan
diwujudkan antara lain melalui penggunaan sarana-sarana pengendalian polusi
berteknologi mutakhir. Program rehabilitasi lingkungan pasca tambang dan
lingkungan sekitar fasilitas produksi dirancang bersama konsultan independen
bertaraf internasional. Semua upaya tersebut sekaligus merupakan jawaban
terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan terciptanya lingkungan
hidup yang lebih baik untuk kehidupan mendatang. Hasil nyata di tahun 2008
adalah meningkatnya peringkat Proper Perseroan dari Kementerian Lingkunga
Hidup, dari Biru menjadi Hijau.
Sepanjang perjalanan
hidupnya Perseroan tentunya tidak terlepas dari
tantangan-tantangan. Namun dibalik itu semua tentunya perusahaan selalu
menginginkan menjadi yang terbaik. Kinerja perusahaan yang baik dapat
diwujudkan dengan pemberian apresiasi oleh badan-badan tertentu. Hingga pada
akhir tahun 2008 SMGR telah banyak menerima penghargaan, diantaranya:
1. 10 BUMN Peraih Laba Terbesar 2008
2. Asia’s Best Companies Pool 2008
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
3. Wealth Added Creator Award 2008
4. Investor Award 2008
2. Kondisi Umum Perusahaan
Pada akhir tahun 2008 jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diduduki
oleh :




Komisaris Utama
Wakil Komisaris Utama
Komisaris
Komisaris Independen
Hadi Soesastro
 Direktur Utama
 Wakil Direktur Utama
 Direktur
Suharto
: Dedi Aditya Sumanagara
: Darjoto Setyawan
: Setia Purwaka
: Achmad Jazidi, Arif Arryman Marwoto
: Dwi Soetjipto
: Heru D. Adhiningrat
: Cholil Hasan, Suparni, Irwan Suarly,
Kondisi umum perusahaan digambarkan dengan melihat kondisi keuangan
perusahaan secara umum. Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan bagaimana
perkembangan Total Asset, Total Liabilities, Total Equity, Net Revenues, dan Net
Income.
Tabel 3.8
Kondisi Umum SMGR tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
2004
Total
Liabilities
Total
Equity
Total
Asset
2005
2006
2007
2.917.555 2.761.411 1.915.143 1.795.640
-
-5,40%
-30,64%
-6,24%
3.660.356 4.466.932 5.499.614 6.627.263
-
22,04%
23,12%
20,50%
2008
2.429.249
35,30%
8.069.586
21,80%
6.640.561 7.279.860 7.496.419 8.515.227 10.602.561
-
9,90%
2,72
12,60%
24.52%
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Net
6.067.558 7.532.208 8.727.858 9.600.801 12.209.846
Revenues
24,31%
Net
520.590
Income
15,80%
10%
1.001.772 1.295.520 1.775.408
-
92,43%
29,32%
37,04%
27,18%
2.523.544
42,14%
Sumber : SMGR (2008)
Berdasarkan dari tabel diatas dapat digambarkan kodisi umum perusahaan dari
tahun 2004-2004 mengalami peningkatan, walaupun terjadi fluktuasi. Untuk total
asset setiap tauhnnya mengalami peningkatan. Total liabilities dari tahun 20042007 selalu mengalami penurunan. Namun ditahun 2008 utang total liabilities
mengalami peningkatan, tetapi jika diperbandingkan ketahun 2004 total liabilities
mengalami penurunan. Untuk total equity dari tahun ketahun peningkatannya
berfluktuasi, namun secara umum dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan.
Begitu juga total revenue dan net income peningkatannya berfluktuasi, namun
dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Penigkatan net income sacara
signifikan terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 92,43%.
Kondisi umum perusahaan juga dapat digambarkan dengan jumlah produksi
dan penjualan. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.9
Volume Produksi dan Penjualan Semen SMGR tahun 2004-2008
(dalam ribu ton)
2004
2005
2006
2007
2008
Produksi
15.012
16.758
17.316
17.676
18.018
Penjualan
14.273
15.562
16.755
15.511
16.186
- Domestik
13.431
14.277
14.937
13.800
15.230
842
1.286
1.819
1.711
955
- Ekspor
Sumber : SMGR (2008)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Dari data volume produksi dan penjualan perusahaan dapat dideskribsikan
bahwa volume produksi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Begitu juga
dengan volume penjualan perusahaan yang mengalami peningkatan secara umum
dari tahun 2004-2008, walaupun setiap tahunnya terjadi fluktuasi. Untuk pejualan
domestik setiap tahunnya berfluktuasi namun secara umum dari tahun 2004-2008
meningkat. Untuk penjualan ekspor berfluktuasi. Jika diperbandingkan dari tahun
2004-2008 mengalami penurunan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
BAB IV
ANALISIS DAN EVALUASI
A. ANALISIS EVA
EVA merupakan estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya. EVA
mencerminkan nilai sisa yang sebenarnya dari laba setelah dikurangi biaya modal.
Agar lebih terarah analisi EVA yang akan dilakukan melalui tahapan-yahapan
berikut ini:
1. Menghitung NOPAT
2. Menghitung Cost of capital
3. Menghitung WACC
4. Menghitung Invested capital
5. Menghitung dan Mengevalusai EVA
Perusahaan yang akan dianalisis nilai EVA-nya adalah PT INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP) dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO)
Tbk. dimana PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. modal dikuasi
oleh perusahaan asing (HeidelbergCement Group) dan dikelola oleh orang asing
dan orang Indonesia sedangkan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR)
modalnya dikuasai oleh pemerintah (BUMN), sepenuhnya dikelola oleh orang
Indonesia.
1. Menghitung NOPAT
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
NOPAT
merupakan pendapatan operasi bersih setelah pajak. Nilainya
diperoleh dengan persamaan EBIT (1-T). Perhitungan nilai NOPAT selama lima
tahun pada INTP dapat dilihat pada tabel 4.1. Secara umum nilai NOPAT INTP
dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Nilai NOPAT terendah terjadi pada
tahun 2004 yakni sebesar Rp. 303.933,00 juta. Hal tersebut secara signifikan
disebabkan karena tingginya rugi kurs-bersih yakni sebesar Rp. 498.187,00 juta,
disisi lain pada saat itu perolehan laba usaha merupakan yang terendah selama
lima tahun. Setelah mengalami peningkatan ditahun 2005, ditahun 2006 kembali
mengalami penurunan. Hal itu disebabkan terjadinya penurunan laba usaha pada
tahun 2006. Penurunan laba usaha disebabkan karena terjadinya peningkatan
beban pokok pendapatan dan jumlah beban usaha. Selain itu penurunan NOPAT
juga dipengaruhi oleh terjadinya penurunan bagian atas laba bersih perusahaa
asosiasi bersih. Selanjutnya untuk tahun 2007 dan 2008 NOPAT
INTP
mengalami peningkatan dan yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar
Rp. 1.869.216,00 juta. Peningkatan tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh
peningkatan laba usaha yakni sebesar 54,377% dari tahun 2007.
Untuk SMGR perhitungan nilai NOPAT-nya dapat dilihat pada tabel 4.2.
Secara umum dari tahun 2004-2008 setiap tahunnya nilai NOPAT SMGR
mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 perolehan NOPAT perseroan sebesar
Rp. 769.425,00 juta, nilai tersebut sampai tahun 2008 selalu mengalami
peningkatan, ditahun 2008 nilai NOPAT perseroan sebesar Rp. 2.570.152,00 juta.
Hal itu disebabkan karena terjadinya peningkatan laba usaha disetiap tahunnya
dari tahun 2004-2008. Sedangkan penghasilan dan biaya lainnya berjalan normal,
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
tidak ada peningkatan yang signifikan. Begitu juga dengan beban pajak
penghasilan badan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.1
Perhitungan NOPAT INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
2005
2006
2007
2008
836,237.00
1,213,955.00
1,067,676.00
1,593,416.00
2,459,869.00
18,532.00
24,944.00
26,943.00
15,151.00
32,961.00
1,102.00
-
-
-
-
22.00
-
-
-
-
(498,187.00)
49,959.00
49,289.00
(31,918.00)
(73,303.00)
991.00
34,382.00
9,630.00
30,714.00
28,917.00
13,343.00
18,046.00
9,686.00
11,479.00
7,977.00
4 Earning Before Intrest and Tax (EBIT)
372,040.00
1,341,286.00
1,163,224.00
1,618,842.00
2,456,421.00
5 Beban pajak penghasilan - bersih
(68,547.00)
(338,126.00)
(269,395.00)
(433,852.00)
(587,205.00)
6 NOPAT
303,493.00
1,003,160.00
893,829.00
1,184,990.00
1,869,216.00
1 Laba usaha
2 Penghasilan (beban) lain-lain:
Penghasilan bunga
Laba atas pembelian kembali pinjaman
Laba atas pelepasan aktiva tetap - bersih
Laba (rugi) kurs - bersih
Lain-lain - bersih
3 Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
2004
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.2
Perhitungan NOPAT SMGR Tbk tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
2005
2006
2007
957,837.00
1,539,238.00
1,779,379.00
2,396,848.00
3,387,186.00
37,563.00
58,526.00
125,351.00
138,149.00
223,999.00
-
-
-
3,305.00
5,856.00
2,190.00
1,400.00
(3,048.00)
622.00
(9,235.00)
16,632.00
4,578.00
29,450.00
24,943.00
(3,131.00)
3,465.00
6,364.00
6,400.00
7,973.00
11,046.00
4 Earning Before Intrest and Tax (EBIT)
1,017,687.00
1,610,106.00
1,937,532.00
2,571,840.00
3,615,721.00
5 Beban pajak penghasilan - bersih
(248,262.00)
(440,363.00)
(546,343.00)
(766,675.00) (1,045,569.00)
769,425.00
1,169,743.00
1,391,189.00
1,805,165.00
1 Laba usaha
2 Penghasikan (beban) lain-lain
Penghasilan bunga
Laba penjualan aset tetap
laba (rugi) kurs - bersih
Lain-lain - bersih
3 Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi
6 NOPAT
2004
2008
2,570,152.00
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
2. Menghitung Cost of Capital
Dalam menghitung cost of capital yang perlu diperhatikan adalah komposisi
modal dari suatu perusahaan. Untuk INTP dan SMGR komposisi modalnya terdiri
dari hutang dan saham biasa, sehingga dalam menghitung cost of capital
dilakukan dengan dua bagian yaitu cost of debt dan cost of equity. Hutang yang
mengandung biaya merupakan hutang yang mengandung bunga. Cost of debt
yang dihitung nilainya merupakan cost of debt after tax. Untuk INTP perhitungan
cost of debt after tax-nya dapat dilihat pada tabel 4.3. Setiap tahunnya jumlah
hutang INTP mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut tidak diikuti
dengan penurunan persentase biaya hutang setelah pajak, selama lima tahun
persentasenya selalu mengalami peningkatan.
Untuk perhitungan cost of debt after tax dapat dilihat pada tabel 4.4. Satu hal
yang perlu perhatikan bahwa SMGR memiliki surat hutang dalam bentuk
obligasi. Bunga obligasi merupakan biaya hutang. SMGR menerbitkan obligasi
pada 2001 yaitu obligasi seri A dan seri B. Nilai nominal untuk kedua obligasi
tersebut Rp. 567.000.000.000,00.
Obligasi seri A jatuh tempo dalam jangka
waktu tiga tahun (2003), sedangkan oligasi seri B jatuh tempo dalam jangka
waktu lima tahun (2005). Pada akhir tahun
2004 dan 2005 setelah SMGR
melakukan buy back terhadap obligasi seri B nilai nominal obligasi seri B menjadi
sebesar Rp. 447.500.000.000,00. dan Rp. 409.550.000.000,00.
Dari perhitungan cost of debt after tax SMGR dapat dilihat nilai hutangnya
selama lima tahun. Jumlah hutang yang tertinggi terjadi pada tahun 2004 dan yang
terendah pada tahun 2007. Untuk persentase cost of debt after tax-nya selama lima
tahun mengalami fluktuasi.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.3
Perhitungan Cost of debt INTP Tbk tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Kewajiban lancar
Pinjaman jangka pendek
Kewajiban derivatif-bersih
Hutang pada lembaga keuangan
Hutang sewa guna usaha
Lain-lain
2 Kewajiban tidak lancar
Hutang pada lembaga keuangan
Hutang sewa guana usaha
Kewajiban derivatif jangka panjang
Lain-lain
Total hutang
3 Beban bunga
4 Laba sebelum pajak penghasilan badan
5 Beban pajak penghasilan badan
6 Cost of debt after tax
2004
2005
-
729,265.00
2,350.00
7,757.00
3,880,090.00
1,594.00
34,079.00
4,655,135.00
185,488.00
3.98%
184,570.00
68,547.00
37.14%
2.50%
4,646.03
2006
14,030.00
393,200.00
1,912.00
-
45,100.00
3,739.00
252,931.00
2,994.00
-
3,476,891.00
120.00
3,886,153.00
263,474.00
6.78%
1,077,812.00
338,126.00
31.37%
4.65%
12,259.14
1,972,974.00
5,912.00
75,939.00
2,359,589.00
301,028.00
12.76%
862,197.00
269,395.00
31.25%
8.77%
26,404.66
2007
2008
-
67,121.00
1,412,850.00
127,200.00
23,179.00
1,630,350.00
206,272.00
12.65%
1,412,570.00
433,852.00
30.71%
8.77%
18,082.04
273,750.00
547,500.00
80,483.00
99,513.00
1,001,246.00
123,634.00
12.35%
2,332,787.00
587,205.00
25.17%
9.24%
11,423.53
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.4
Perhitungan Cost of debt SMGR tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Kewajiban lancar
Hutang bank jangka pendek
Hutang bank
Pinjaman dari pemerintah R I
Hutang sewa pembiayaan
Hutang obligasi
2 Kewajiban tidak lancar
Hutang bank
Pinjaman dari pemerintan R I
Hutang sewa pembiayaan
Hutang obligasi
Total hutang
3 Beban bunga
4
5
Laba sebelum pajak penghasilan badan
Beban pajak penghasilan badan
6
Cost of deb after tax
2004
2005
392,383.00
175,747.00
48,688.00
-
265,316.00
8,524.00
30,843.00
408,118.00
17,190.00
158,045.00
443,205.00
1,235,258.00
238,262.00
19.29%
779,426.00
248,262.00
31.85%
13.14%
31,318.84
13,690.00
127,202.00
853,693.00
157,039.00
18.40%
1,453,066.00
440,363.00
30.31%
12.82%
157,039.00
2006
2007
2008
84,669.00
2,894.00
30,843.00
-
50,008.00
3,048.00
30,843.00
-
3,494.00
29,239.00
19,788.00
-
8,813.00
96,359.00
223,578.00
80,490.00
36.00%
1,857,041.00
546,343.00
29.42%
25.41%
80,490.00
9,382.00
65,516.00
158,797.00
11,625.00
7.32%
2,560,214.00
766,675.00
29.95%
5.13%
596.18
8,318.00
36,276.00
83,268.00
180,383.00
26,192.00
14.52%
3,589,529.00
1,045,569.00
29.13%
10.29%
2,695.35
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Untuk menghitung Cost of equity digunakan metode CAPM dengan persamaan:
Ke = E(R) = Rf + Beta [E(Rm) – Rf]. Dimana Rf adalah risk free yang merupakan
tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel
tersebut menggambarkan tingkat suku bunga rata-rata bulanan yang dirata-ratakan
setiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Pada tabel tersebut kita dapat lihat
bagaimana pergerakan SBI rate setiap tahunnya. E(Rm) merupakan tingkat
pengembalian pasar. Data ini diperoleh dari pergerakan harian Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
lalu dirata-ratakan
menjadi bulanan dari tahun 2004-2008. Selama lima tahun dihitung persentase
pergerakan (naik atau turun) nilai IHSG setiap bulannya. Tabel 4.6 menunjukkan
Return market.
Pada tabel 4.7 kita dapat lihat Return individu saham INTP. Tabel tersebut
menggambarkan pergerakan bulan harga pasar saham pada saat penutupan setiap
bulanannya.
Harga
penutupan
bulanan
harga
pasar
saham
persentase
pergerakannya dihitung setiap bulannya dari tahun 2004-2008. Persentase tersebut
menggambarkan return yang diberikan oleh saham dari peningkatan atau
penurunan harga pasar saham ditambah dengan deviden. Untuk Return individu
SMGR dapat dilihat pada tabel 4.8. Perhitungan Return individu pada kedua
perusahaan dilakukan untuk mencari nilai beta saham, yang menunjukkan
pengaruh yang diberikan oleh pasar saham terhadap nilai saham masing-masing
perusahaan.
Perhitungan beta INTP dapat dilihat pada tabel 4.9. Pada tahun 2008 nilai beta
INTP sebesar 5,079%, hal itu menunjukkan jika IHSG naik 10% maka return
saham INTP naik sebesar 5,079%. Dari perhitungan nilai beta INTP dari tahun
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
2004-2008 menunjukan bahwa return market dengan return saham perusahaan
selalu mempunyai hubungan yang positif. Jika IHSG naik maka Ri saham INTP
juga naik walaupun dengan jumlah kenaikan yang tidak sama.
Pada tabel 4.10 kita dapat melihat perhitungan nilai beta SMGR. Dari
perhitungan nilai beta tersebut kita dapat dilihat bagaimana fluktuasi saham
SMGR. Pada tahun 2004 nilai beta perseroan sebesar 21,252%, dimana kenaikan
nilai saham perseroan dua kali dari kenaikan nilai pasar. Sedangkan pada tahun
2008 nilai beta perusahaan 2,526%, dimana terjadi hubungan yang tidak searah
antara IHSG dengan nilai pasar saham SMGR. Untuk perhitungan nilai cost of
equity INTP dapat dilihat pada tabel 4.11, perhitungannya dilakukan dengan
metode CAMP. Sedangkan pada tabel 4.12 dapat dilihat perhitungan cost of
equity SMGR. Dari persentase cost of equity dapat digambarkan jumlah biaya
modal dari kedua perusahaan yang merupakan tingkat pengembalian minimum
dari masing-masing bentuk pendanaan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.5
Tingkat Suku Bunga SBI tahun 2004-2008
(dalam persen)
Bulan
2004
2005
2006
2007
2008
Januari
8.053
7.420
12.745
9.500
8.000
Februari
7.637
7.425
12.743
9.250
7.940
Maret
7.420
7.435
12.726
9.000
7.953
April
7.335
7.615
12.378
9.000
7.982
Mei
7.320
7.883
12.548
8.800
8.255
Juni
7.335
8.098
12.500
8.560
8.590
Juli
7.365
8.478
12.313
8.310
9.028
Agustus
7.370
8.678
11.850
8.250
9.265
10.000
11.250
8.250
9.530
7.405
11.000
10.971
8.250
10.695
November 7.415
12.250
10.250
8.250
11.210
Desember
12.750
9.875
8.080
10.938
9.086
11.846
8.625
9.116
September 7.385
Oktober
7.430
Rata-rata 7.456
Sumber: Bank Indonesia (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.6
Perhitungan Return Market (Rm) Tahun 2004-2008
Bulan
2004
IHSG
656.943
753.233
767.547
745.092
787.198
726.209
712.525
756.898
751.504
803.725
852.301
924.022
974.838
Rm
2005
IHSG
974.838
1,025.709
1,068.301
1,112.789
1,076.995
1,054.951
1,114.676
1,144.040
1,114.779
1,054.580
1,084.626
1,055.691
1,152.824
Januari
0.147
Februari
0.019
Maret
(0.029)
April
0.057
Mei
(0.077)
Juni
(0.019)
Juli
0.062
Agustus
(0.007)
September
0.069
Oktober
0.060
November
0.084
Desember
0.055
Rata-rata
0.035
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
2006
Rm
0.052
0.042
0.042
(0.032)
(0.020)
0.057
0.026
(0.026)
(0.054)
0.028
(0.027)
0.092
0.015
IHSG
1,152.824
1,221.743
1,239.716
1,277.568
1,407.606
1,437.117
1,288.041
1,323.009
1,411.977
1,481.327
1,556.996
1,670.185
1,772.173
2007
Rm
0.060
0.015
0.031
0.102
0.021
(0.104)
0.027
0.067
0.049
0.051
0.073
0.061
0.038
IHSG
1,772.173
1,776.525
1,772.346
1,780.507
1,948.464
2,050.008
2,119.173
2,294.851
2,152.847
2,269.146
2,556.942
2,662.147
2,733.349
2008
Rm
0.002
(0.002)
0.005
0.094
0.052
0.034
0.083
(0.062)
0.054
0.127
0.041
0.027
0.038
IHSG
2,733.349
2,640.928
2,690.432
2,475.895
2,291.587
2,428.475
2,378.543
2,262.584
2,134.428
1,924.216
1,376.219
1,255.184
1,300.023
Rm
(0.034)
0.019
(0.080)
(0.074)
0.060
(0.021)
(0.049)
(0.057)
(0.098)
(0.285)
(0.088)
0.036
(0.056)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.7
Return Individual (Ri) INTP tahun 2004-2008
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
2,400.00
2,400.00
2,375.00
1,900.00
1,900.00
1,550.00
1,425.00
1,600.00
1,600.00
1,950.00
1,925.00
2,900.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
3,075.00
3,450.00
3,150.00
2,800.00
2,650.00
3,200.00
3,450.00
3,600.00
2,925.00
2,900.00
3,300.00
3,225.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
3,550.00
3,950.00
4,425.00
4,525.00
5,000.00
3,850.00
4,200.00
4,200.00
4,575.00
4,925.00
5,000.00
5,350.00
2004
Pt
2,400.00
2,375.00
1,900.00
1,900.00
1,550.00
1,425.00
1,600.00
1,600.00
1,950.00
1,925.00
2,900.00
3,075.00
2005
Pt
3,450.00
3,150.00
2,800.00
2,650.00
3,200.00
3,450.00
3,600.00
2,925.00
2,900.00
3,300.00
3,225.00
3,550.00
2006
Pt
3,950.00
4,425.00
4,525.00
5,000.00
3,850.00
4,200.00
4,200.00
4,575.00
4,925.00
5,000.00
5,350.00
5,750.00
Deviden
Ri
0.000%
-1.042%
-20.000%
0.000%
-18.421%
-8.065%
12.281%
0.000%
21.875%
-1.282%
50.649%
6.034%
Deviden
Ri
12.195%
-8.696%
-11.111%
-5.357%
20.755%
7.813%
4.348%
-18.750%
-0.855%
13.793%
-2.273%
10.078%
Deviden
Ri
11.268%
12.025%
2.260%
10.497%
-23.000%
9.091%
1.190%
8.929%
7.650%
1.523%
7.000%
7.477%
50.00
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
5,750.00
5,350.00
5,750.00
5,100.00
5,700.00
5,550.00
6,250.00
6,500.00
6,400.00
6,100.00
8,200.00
7,700.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
8,200.00
7,750.00
7,500.00
7,050.00
5,600.00
6,150.00
5,450.00
6,150.00
6,400.00
6,000.00
3,500.00
3,500.00
2007
Pt
5,350.00
5,750.00
5,100.00
5,700.00
5,550.00
6,250.00
6,500.00
6,400.00
6,100.00
8,200.00
7,700.00
8,200.00
2008
Pt
7,750.00
7,500.00
7,050.00
5,600.00
6,150.00
5,450.00
6,150.00
6,400.00
6,000.00
3,500.00
3,500.00
4,600.00
Deviden
30.00
Deviden
40.00
Ri
-6.957%
7.477%
-11.304%
11.765%
-2.632%
0.000%
4.000%
-1.538%
-4.688%
34.426%
-6.098%
6.494%
Ri
-5.488%
-3.226%
-6.000%
-20.567%
9.821%
-10.732%
12.844%
4.065%
-6.250%
-41.667%
0.000%
31.429%
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.8
Return Individual (Rm) SMGR tahun 2004-2008
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
9,050.00
9,050.00
8,900.00
9,800.00
9,850.00
9,200.00
8,000.00
8,200.00
10,000.00
10,000.00
11,350.00
12,850.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
18,500.00
18,400.00
17,800.00
16,550.00
15,900.00
16,100.00
19,200.00
19,900.00
15,700.00
18,200.00
18,700.00
17,900.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Pt-1
17,800.00
19,500.00
23,250.00
25,500.00
27,400.00
22,100.00
23,800.00
25,450.00
25,350.00
27,100.00
29,100.00
2004
Pt
9,050.00
8,900.00
9,800.00
9,850.00
9,200.00
8,000.00
8,200.00
10,000.00
10,000.00
11,350.00
12,850.00
18,500.00
2005
Pt
18,400.00
17,800.00
16,550.00
15,900.00
16,100.00
19,200.00
19,900.00
15,700.00
18,200.00
18,700.00
17,900.00
17,800.00
2006
Pt
19,500.00
23,250.00
25,500.00
27,400.00
22,100.00
23,800.00
25,450.00
25,350.00
27,100.00
29,100.00
32,000.00
Deviden
174.68
112.73
Deviden
39.67
267.51
Deviden
443.12
Ri
0.000%
-1.657%
10.112%
0.510%
-6.599%
-13.043%
4.684%
21.951%
0.000%
13.500%
13.216%
44.846%
Ri
-0.326%
-3.261%
-7.022%
-3.927%
1.258%
19.255%
5.039%
-21.106%
15.924%
2.747%
-4.278%
-0.559%
Ri
9.551%
19.231%
9.677%
7.451%
-19.343%
7.692%
8.795%
-0.393%
6.903%
7.380%
9.966%
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Desember
32,000.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
36,300.00
38,000.00
38,600.00
39,800.00
38,400.00
43,250.00
51,600.00
52,500.00
4,950.00
5,300.00
6,200.00
5,950.00
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Pt-1
5600
5550
5300
5000
4225
4400
4000
4100
4050
3425
3000
3250
36,300.00
2007
Pt
38,000.00
38,600.00
39,800.00
38,400.00
43,250.00
51,600.00
52,500.00
4,950.00
5,300.00
6,200.00
5,950.00
5,600.00
2008
Pt
5550
5300
5000
4225
4400
4000
4100
4050
3425
3000
3250
4175
13.438%
Deviden
1,092.06
1,092.06
Deviden
149.66
Ri
4.683%
1.579%
3.109%
-3.518%
12.630%
21.831%
3.861%
-90.571%
7.071%
16.981%
-4.032%
-5.882%
Ri
-0.893%
-4.505%
-5.660%
-15.500%
7.684%
-9.091%
2.500%
-1.220%
-15.432%
-12.409%
8.333%
28.462%
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.9
Nilai Beta INTP tahun 2004-2008
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
2004
Rm (X)
Ri (Y)
X.Y
14.657%
0.000%
0.000%
1.900%
-1.042% -0.020%
-2.926% -20.000%
0.585%
5.651%
0.000%
0.000%
-7.748% -18.421%
1.427%
-1.884%
-8.065%
0.152%
6.228%
12.281%
0.765%
-0.713%
0.000%
0.000%
6.949%
21.875%
1.520%
6.044%
-1.282% -0.077%
8.415%
50.649%
4.262%
5.499%
6.034%
0.332%
42.073%
42.030%
8.946%
BETA = 9.745%
2005
Rm (X)
Ri (Y)
X.Y
5.218%
12.195%
0.636%
4.152%
-8.696% -0.361%
4.164% -11.111% -0.463%
-3.217%
-5.357%
0.172%
-2.047%
20.755% -0.425%
5.661%
7.813%
0.442%
2.634%
4.348%
0.115%
-2.558% -18.750%
0.480%
-5.400%
-0.855%
0.046%
2.849%
13.793%
0.393%
-2.668%
-2.273%
0.061%
9.201%
10.078%
0.927%
17.992%
21.939%
2.023%
BETA = 12.618%
2006
Rm (X)
Ri (Y)
X.Y
5.978% 11.268% 0.674%
1.471% 12.025% 0.177%
3.053%
2.260% 0.069%
10.179% 10.497% 1.068%
2.097% -23.000% -0.482%
X^
2.148%
0.036%
0.086%
0.319%
0.600%
0.036%
0.388%
0.005%
0.483%
0.365%
0.708%
0.302%
5.477%
X^
0.272%
0.172%
0.173%
0.103%
0.042%
0.321%
0.069%
0.065%
0.292%
0.081%
0.071%
0.847%
2.509%
X^
0.357%
0.022%
0.093%
1.036%
0.044%
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
-10.373%
9.091% -0.943%
2.715%
1.190% 0.032%
6.725%
8.929% 0.600%
4.912%
7.650% 0.376%
5.108%
1.523% 0.078%
7.270%
7.000% 0.509%
6.106%
7.477% 0.457%
45.240% 55.910% 2.614%
BETA = 12.540%
2007
Rm (X)
Ri (Y)
X.Y
0.246% -6.957% -0.017%
-0.235%
7.477% -0.018%
0.460% -11.304% -0.052%
9.433% 11.765% 1.110%
5.211% -2.632% -0.137%
3.374% 13.153% 0.444%
8.290%
4.000% 0.332%
-6.188% -1.538% 0.095%
5.402% -4.688% -0.253%
12.683% 34.426% 4.366%
4.114% -6.098% -0.251%
2.675%
6.494% 0.174%
45.465% 44.098% 5.792%
BETA = 9.614%
2008
Rm (X)
Ri (Y)
X.Y
-3.381% -5.488% 0.186%
1.874% -3.226% -0.060%
-7.974% -6.000% 0.478%
-7.444% -20.567% 1.531%
5.974%
9.821% 0.587%
-2.056% -10.732% 0.221%
-4.875% 12.844% -0.626%
-5.664%
4.065% -0.230%
-9.849% -6.250% 0.616%
-28.479% -41.667% 11.866%
-8.795%
0.000% 0.000%
3.572% 31.429% 1.123%
-67.097% -35.770% 15.690%
BETA = 5.079%
1.076%
0.074%
0.452%
0.241%
0.261%
0.528%
0.373%
4.558%
X^
0.001%
0.001%
0.002%
0.890%
0.272%
0.114%
0.687%
0.383%
0.292%
1.609%
0.169%
0.072%
4.490%
X^
0.114%
0.035%
0.636%
0.554%
0.357%
0.042%
0.238%
0.321%
0.970%
8.111%
0.773%
0.128%
12.279%
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.10
Nilai Beta SMGR tahun 2004-2008
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
2004
Rm (X)
Ri (Y)
14.657%
0.000%
1.900%
-1.657%
-2.926%
10.112%
5.651%
0.510%
-7.748%
-6.599%
-1.884% -13.043%
6.228%
4.684%
-0.713%
21.951%
6.949%
0.000%
6.044%
13.500%
8.415%
13.216%
5.499%
44.846%
42.073%
87.519%
BETA = 21.252%
2005
Rm (X)
Ri (Y)
5.218%
-0.326%
4.152%
-3.261%
4.164%
-7.022%
-3.217%
-3.927%
-2.047%
1.258%
5.661%
19.255%
2.634%
5.039%
-2.558% -21.106%
-5.400%
15.924%
2.849%
2.747%
-2.668%
-4.278%
9.201%
-0.559%
17.992%
3.743%
BETA =25,692%
2006
Rm (X)
Ri (Y)
5.978%
9.551%
1.471%
19.231%
3.053%
9.677%
X.Y
0.000%
-0.031%
-0.296%
0.029%
0.511%
0.246%
0.292%
-0.156%
0.000%
0.816%
1.112%
2.466%
4.988%
X^
2.148%
0.036%
0.086%
0.319%
0.600%
0.036%
0.388%
0.005%
0.483%
0.365%
0.708%
0.302%
5.477%
X.Y
-0.017%
-0.135%
-0.292%
0.126%
-0.026%
1.090%
0.133%
0.540%
-0.860%
0.078%
0.114%
-0.051%
0.699%
X^
0.272%
0.172%
0.173%
0.103%
0.042%
0.321%
0.069%
0.065%
0.292%
0.081%
0.071%
0.847%
2.509%
X.Y
0.571%
0.283%
0.295%
X^
0.357%
0.022%
0.093%
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Jumlah
10.179%
7.451%
2.097% -19.343%
-10.373%
7.692%
2.715%
8.795%
6.725%
-0.393%
4.912%
6.903%
5.108%
7.380%
7.270%
9.966%
6.106%
13.438%
45.240%
80.347%
BETA = 18.057%
2007
Rm (X)
Ri (Y)
0.246%
4.683%
-0.235%
1.579%
0.460%
3.109%
9.433%
-3.518%
5.211%
12.630%
3.374%
21.831%
8.290%
3.861%
-6.188% -90.571%
5.402%
7.071%
12.683%
16.981%
4.114%
-4.032%
2.675%
-5.882%
45.465% -32.259%
BETA = 7.835%
2008
Rm (X)
Ri (Y)
-3.381%
-0.893%
1.874%
-4.505%
-7.974%
-5.660%
-7.444% -15.500%
5.974%
7.684%
-2.056%
-9.091%
-4.875%
2.500%
-5.664%
-1.220%
-9.849% -15.432%
-28.479% -12.409%
-8.795%
8.333%
3.572%
28.462%
-67.097% -17.730%
BETA = 2.526%
0.758%
-0.406%
-0.798%
0.239%
-0.026%
0.339%
0.377%
0.724%
0.821%
3.178%
1.036%
0.044%
1.076%
0.074%
0.452%
0.241%
0.261%
0.528%
0.373%
4.558%
X.Y
0.012%
-0.004%
0.014%
-0.332%
0.658%
0.737%
0.320%
5.605%
0.382%
2.154%
-0.166%
-0.157%
9.222%
X^
0.001%
0.001%
0.002%
0.890%
0.272%
0.114%
0.687%
0.383%
0.292%
1.609%
0.169%
0.072%
4.490%
X.Y
0.030%
-0.084%
0.451%
1.154%
0.459%
0.187%
-0.122%
0.069%
1.520%
3.534%
-0.733%
1.017%
7.482%
X^
0.114%
0.035%
0.636%
0.554%
0.357%
0.042%
0.238%
0.321%
0.970%
8.111%
0.773%
0.128%
12.279%
Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.11
Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) INTP tahun 2004-2008
No.
1
2
3
4
Keterangan
SBI (Rf)
Return Market (Rm)
Beta saham
Cost of Equity
2004
7.456%
-5.591%
9.75%
6.793%
2005
9.086%
3.789%
12.62%
8.577%
2006
11.846%
3.770%
12.54%
10.833%
2007
8.625%
1.499%
9.61%
7.726%
2008
9.116%
3.506%
5.08%
8.569%
5 Total equity
4,655,793.00 5,629,382.00 6,032,762.00
6,893,500.00 8,500,194.00
6 Jumlah biaya ekuitas
316,283.01
532,583.77
482,816.68
653,545.25
728,408.52
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan Laporan keuangan INTP (diolah)
Tabel 4.12
Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) SMGR tahun 2004-2008
No.
1
2
3
4
Keterangan
SBI (Rf)
Return Market (Rm)
Beta saham
Cost of Equity
5 Total equity
6 Jumlah biaya ekuitas
2004
7.456%
-5.591%
21.253%
7.126%
2005
9.086%
3.789%
25.692%
8.671%
2006
11.846%
3.770%
18.057%
10.388%
3,660,356.00 4,466,932.00 5,499,614.00
260,852.43
387,326.05
571,284.16
2007
8.625%
1.499%
7.835%
6.794%
2008
9.116%
3.506%
2.526%
7.924%
6,627,263.00 8,069,586.00
450,275.59
639,412.25
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
3. Menghitung WACC
Weighted Average Cost of Capital (WACC) menghitung jumlah biaya modal secara
keselurahan sesuai dengan komposisi dari bentuk-bentuk modal yang dimiliki oleh
perusahaan. Dari kedua perusahan yang diteliti bentuk pembiayaan modalnya berasal
dari hutang dan saham biasa. Perhitungan WACC dilakukan setelah biaya dari masingmasing bentuk pembiayaan (hutang dan saham biasa). Selanjutnya menjumlahkan
hutang dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan dan menghitung pesentase/proporsi
dari masing-masing bentuk pembiayaan. Proporsi dari masing-masing bentuk
pembiayaan dikalikan dengan masing-masing biaya dari bentuk-bentuk pembiyaan dan
hasil perkaliannya dijumlahkan sehingga akan diperoleh WACC.
Untuk perhitungan WACC dari INTP dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel
4.13. Persentase WACC tertinggi terjadi pada tahun 2006 yakni sebesar 10,067%,
sedangkan yang terendah pada tahun 2004 yakni sebesar 4,548%. Nilai WACC akan
dikalikan terhadap Invested capital untuk memperoleh Cost of capital. Untuk SMGR
dapat dilihat pada tabel 4.14. Dari hasil perhitungan nilai WACC pada SMGR yang
tertinggi terjadi pada tahun 2006 yakni sebesar 14,268% dan yang terendah terjadi pada
tahun 2007 yakni 6,439%. Pada kedua tabel tersebut dapat dilihat berapa masingmasing proporsi dari setiap bentuk pembiayaan terhadap total modal dan persentase
dari WACC untuk setiap tahunnya untuk kedua perusahaan. Kedua tabel itu memiliki
persamaan yakni fluktuasinya, walaupun masing-masing nilainya berbeda.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan
MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.13
Perhitungan WACC INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Biaya hutang (Kd)
2 Biaya ekuitas (Ke)
2004
2.50%
6.793%
2005
4.65%
8.577%
2006
8.77%
10.833%
2007
8.77%
7.726%
2008
9.24%
8.569%
3 Total hutang
5,115,219.00
4,906,997.00
3,565,518.00
3,122,971.00
2,764,977.00
4 Total ekuitas
4,655,793.00
5,629,382.00
6,032,762.00
6,893,500.00
8,500,194.00
5 Total utang dan ekuitas
6 Proporsi total hutang thd utang dan ekuitas
7 Proporsi total ekuitas thd utang dan ekuitas
9,771,012.00 10,536,379.00 9,598,280.00 10,016,471.00 11,265,171.00
52.35%
46.57%
37.15%
31.18%
24.54%
47.65%
53.43%
62.85%
68.82%
75.46%
8 WACC
4.548%
6.749%
10.067%
8.050%
8.734%
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.14
Perhitungan WACC SMGR tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Biaya hutang (Kd)
2 Biaya ekuitas (Ke)
2004
13.14%
7.126%
2005
12.82%
8.671%
2006
25.41%
10.388%
2007
5.13%
6.794%
2008
10.29%
7.924%
3 Total hutang
2,917,555.00
2,761,748.00
1,915,243.00
1,795,640.00
2,429,249.00
4 Total ekuitas
3,660,356.00
4,466,932.00
5,499,614.00
6,627,263.00
8,069,586.00
5 Total utang dan ekuitas
6 Proporsi total hutang thd utang dan ekuitas
7 Proporsi total ekuitas thd utang dan ekuitas
6,577,911.00 7,228,680.00 7,414,857.00 8,422,903.00
10,498,835.00
44.35%
38.21%
25.83%
21.32%
23.14%
55.65%
61.79%
74.17%
78.68%
76.86%
8 WACC
9.796%
10.256%
14.268%
6.439%
8.471%
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
4. Menghitung Invested Capital
Invested Capital diperoleh dari penjumlahan hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang, hak minoritas atas anak perusahan, dan total ekuitas. Hutang jangka pendek
dan hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang mengandung bunga, termasuk
obligasi
(nilai nominal) sedangkan hutang jangka panjang lainnya merupakan
kewajiban jangka panjang yang berada diluar kegiatan perniagaan perusahaan. Misalnya
pada INTP kewajiban jangka panjang lainnya berupa: Kewajiban pajak tangguhan –
bersih, Kewajiban diestimasi untuk imbalan kerja, Kewjiban diestimasi untuk imbalan
kesehatan pasca kerja, Penyisihan untuk pembongkaran aset tetap dan restorasi lahan
bekas tambang, Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali –
bersih. Sedang untuk SMGR kewajiban jangka panjang lainnya berupa: Kewajiban
pajak tangguhan, Kewajiban imbalan kerja, dan Hutang lain-lain.
Perhitungan Invested capital untuk INTP dapat dilihat pada tabel 4.15. Nilai Invested
capital yang tertinggi pada INTP selama lima tahun terjadi pada tahun 2008 yakni
sebesar
Rp. 10.670.703,00 juta hal tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh
pertambahan nilai ekuitas yang bersumber dari saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya. Invested capital INTP terendah terjadi pada tahun 2006 yakni Rp.
9.159.954,00 juta. Untuk SMGR dapat dilihat pada tabel 4.16 dari tahun 2004-2008.
Invested capital yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar Rp. 9.065.658,00
juta, hal itu diperngaruhi karena peningkatan ekuitas perusahaan yakni sebesar Rp.
1.442.323,00 juta dari tahun 2006. Invested capital SMGR yang terendah terjadi pada
tahun 2004 yakni sebesar Rp. 5.823.333,00 juta.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan
MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.15
Perhitungan Invested Capital INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Hutang jangka pendek
Pinjaman jangka pendek
Hutang pada lembaga keuangan
Hutang sewa guna usaha
Lain-lain
Hutang derivatif
Hutang pajak
2 Hutang jangka panjang
Hutang pada lembaga keuangan
Hutang sewa guana usaha
Kewajiban derivatif jangka panjang
Lain-lain
Hutang hubungan istimewa
Kewajiban pajak tangguhan - bersih
Kewajiban diestimasi untuk imbalan kerja
Kewjiban diestimasi untuk imbalan
kesehatan pasca kerja
Penyisihan untuk pembongkaran aset tetap
dan restorasi lahan bekas tambang
Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan
dan penyewaan kembali - bersih
2004
2005
2006
2007
2008
729,265.00
2,350.00
9,226.00
48,275.00
393,200.00
1,912.00
14,030.00
34,553.00
45,100.00
252,931.00
2,994.00
3,739.00
69,090.00
67,121.00
220,833.00
273,750.00
547,500.00
80,483.00
426,148.00
3,880,090.00
1,594.00
3,476,891.00
120.00
5,696.00
495,138.00
47,868.00
1,972,974.00
5,912.00
75,939.00
5,482.00
606,269.00
54,187.00
1,412,850.00
127,200.00
23,179.00
8,547.00
663,361.00
64,279.00
99,513.00
12,905.00
569,062.00
73,193.00
-
4,409.00
7,558.00
10,252.00
12,196.00
-
12,716.00
17,844.00
28,235.00
49,336.00
8,316.00
7,173.00
6,030.00
4,886.00
34,079.00
1,805.00
61,494.00
-
9,459.00
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
3
4
5
Hak minoritas atas aktiva bersih perusahaan
Ekuitas
INVESTED CAPITAL
4,655,793.00
9,433,430.00
5,629,382.00
10,124,231.00
6,032,762.00
9,159,954.00
21,456.00
6,893,500.00
9,546,843.00
21,537.00
8,500,194.00
10,670,703.00
2007
2008
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Tabel 4.16
Perhitungan Invested Capital SMGR tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
Keterangan
1 Hutang jangka pendek
Hutang bank jangka pendek
Hutang bank
Pinjaman dari pemerintah R I
Hutang sewa pembiayaan
Hutang obligasi (nilai nominal)
Hutang bunga dan denda
Hutang pajak
2 Hutang jangka panjang
Hutang bank
Pinjaman dari pemerintan R I
Hutang sewa pembiayaan
Hutang obligasi (nilai nominal)
2004
2005
2006
392,383.00
175,747.00
48,688.00
74,905.00
229,702.00
265,316.00
8,524.00
30,843.00
409,550.00
97,198.00
403,494.00
84,669.00
2,894.00
30,843.00
43,525.00
297,985.00
50,008.00
3,048.00
30,843.00
41,885.00
267,167.00
3,494.00
29,239.00
19,788.00
41,185.00
461,088.00
17,190.00
158,045.00
447,500.00
13,690.00
127,202.00
-
8,813.00
96,359.00
-
9,382.00
65,516.00
-
8,318.00
36,276.00
83,268.00
-
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Hutang pajak
Kewajiban pajak tangguhan
Kewajiban imbalan kerja
Hutang lain-lain
Hutang bunga dan denda
3 Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan
4 Ekuitas
5 INVESTED CAPITAL
218,870.00
170,189.00
167,108.00
62,650.00
3,660,356.00
5,823,333.00
129,242.00
191,515.00
38,667.00
96,059.00
69,179.00
4,466,932.00
6,347,411.00
63,946.00
196,622.00
15,801.00
73,620.00
81,562.00
5,499,614.00
6,496,253.00
56,230.00
161,406.00
6,052.00
51,181.00
92,324.00
6,627,263.00
7,462,305.00
18,400.00
147,175.00
14,754.00
28,958.00
104,129.00
8,069,586.00
9,065,658.00
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
5. Menghitung dan Mengevaluasi nilai EVA
Nilai EVA diperoleh dengan persamaan NOPAT- (WACC x Invested capital).
Nilai EVA juga dapat diperoleh dari hasil pengurangan antara NOPAT dengan cost
of capital. Dari hasil perhitungan tersebut nilai yang posif menunjukkan kinerja
perusahaan baik. Untuk INTP dapat dilihat pada tabel 4.17. Pada tahun 2004 EVA
perusahan benilai negatif (EVA > 0) yakni Rp. 125.560,12 juta, hal itu disebabkan
karena nilai NOPAT perusahaan yang rendah sedangkan jumlah Cost of capital
lebih besar dari pada nilai NOPAT, dan ini menunjukkan kinerja manajemen yang
buruk. Setelah tahun 2005 memperoleh nilai EVA yang positif, pada tahun 2006
manajemen perusahaan kembali menciptakan nilai EVA yang negatif, walaupun
tidak sebesar nilai negatif EVA yang terjadi pada tahun 2004 yakni sebesar Rp
28.337,62. juta. Hal itu disebabkan karena biaya modal yang sangat tinggi yakni
sebesar Rp. 922.166,62 juta sedangkan NOPAT yang diperoleh sebesar Rp.
893.829,00 juta. Hal itu menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2006
manajemen gagal menciptakan nilai bagi perusahaan dan itu terjadi disebabkan
karena biaya modal yang terlalu tinggi melebihi nilai NOPAT. Untuk tahun 2005,
2007 dan 2008 EVA INTP bernilai positif dan yang tertinggi selama lima tahun
terjadi pada tahun 2008 yakni Rp. 937.249,43 juta. Pada tahun tersebut
manajemen berhasil menciptakan dan menambah nilai perusahaan. Hal itu
disebabkan karena nilai NOPAT melebihi nilai biaya modal dan itu diperoleh dari
laba usaha yang tinggi.
Nilai EVA SMGR tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 4.18. Nilai EVA
perseroan selama lima tahun selalu bernilai positif. Hal itu menunjukkan bahwa
manajemen telah berhasil menciptakan nilai bagi perusahaan. Perolehan nilai EVA
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
yang terendah terjadi pada tahun 2004 yakni Rp. 198.985,22 juta. Untuk yang
tertinggi terjadi pada tahun 2008, nilai EVA perseroan pada saat itu sebesar Rp.
1.802.162,80 juta. Hasil kinerja yang positif tersebut menunjukkan bahwa
manajemen SMGR mampu mengefektifkan setiap modal yang mereka miliki
sehingga laba yang diperoleh perseroan mampu meutupi biaya-biaya modal.
Dari perolehan nilai EVA dari kedua perusahaan kita dapat melihat suatu
persamaan. Persamaan itu dapat dilihat pada proses fluktuasi nilai EVA yang
diperoleh kedua perusahaan. Walaupun nilai EVA kedua perusahaan berbeda
tetapi proses naik turunnya nilai EVA tersebut sama selama lima tahun. Dari
keadaan tersebut dapat kita ketahui bahwa kedua perusahaan tersebut merupakan
perusahaan yang berada pada industri yang sama. Terjadinya fluktuasi tersebut
tentunya sebahagiannya ada dipengaruhi oleh kondisi pasar dan ekonomi.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.17
Perhitungan nilai EVA INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
1
2
3
4
Keterangan
NOPAT
WACC
INVESTED CAPITAL
Cost of capital
5 Nilai E V A
2004
303,493.00
4.548%
9,433,430.00
429,053.12
2005
1,003,160.00
6.749%
10,124,231.00
683,316.40
2006
893,829.00
10.067%
9,159,954.00
922,166.62
2007
1,184,990.00
8.050%
9,546,843.00
768,540.87
2008
1,869,216.00
8.734%
10,670,703.00
931,966.57
(125,560.12)
319,843.60
(28,337.62)
416,449.13
937,249.43
2007
1,805,165.00
7.767%
7,462,305.00
579,597.54
1,225,567.46
2008
2,570,152.00
8.471%
9,065,658.00
767,989.20
1,802,162.80
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Tabel 4.18
Perhitungan nilai EVA SMGR tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No.
1
2
3
4
5
Keterangan
NOPAT
WACC
INVESTED CAPITAL
Cost of Capital
Nilai E V A
2004
769,425.00
9.796%
5,823,333.00
570,439.78
198,985.22
2005
1,169,743.00
10.769%
6,347,411.00
683,566.94
486,176.06
2006
1,391,189.00
14.268%
6,496,253.00
926,871.07
464,317.93
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
B. ANALISIS MVA
Sama halnya dengan nilai EVA, nilai MVA merupakan suatu indikator yang
dapat mengukur kinerja manajemen. Nilai MVA menunjukkan kemampuan
manajemen dalam memaksimalkan kekayaan para share holder. Peningkatan
kekayaan tersebut dilihat dari peningkatan nilai pasar suatu perusahaan. Nilai
MVA dapa diperoreh dengan mengurangkan nilai pasar saham biasa dengan nilai
nominal saham biasa. Hasil pengurangan tersebut selajutnya dikalikan terhadap
jumlah saham biasa yang beredar. Nilai pasar saham biasa tersebut merupakan
nilai pasar pada penutupan diakhir tahun.
Perusahaan yang akan dinilai MVA-nya adalah PT INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
tahun 2004-2008. Untuk perhitungan nilai MVA INTP dapat dilihat pada tabel
4.19. Dari tabel tersebut dapat dilihat bagaimana fluktuasi nilai
MVA yang
diperoleh INTP selama lima tahun. Fluktuasi nilai MVA dipengaruhi oleh
fluktuasi nilai pasar saham biasa yang dimiliki INTP.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa selama nilai pasar dari saham biasa yang dimiliki suatu
perusahaan masih diatas nilai nominal, maka nilai MVA perusahaan tersebut akan
selalu positif. Jumlah saham biasa INTP yang beredar sebanyak 3.681.231.699
lembar. Selama lima tahun perolehan nilai MVA yang terendah terjadi pada tahun
2004 yakni sebesar Rp. 9.479.171,62 juta, dan yang tertinggi terjadi pada tahun
2007 yakni sebesar Rp. 28.345.484,08 juta.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.19
Perhitungan Nilai MVA INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No Keterangan
1 Jumlah saham yang beredar
2 Nilai nominal saham
Nilai pasar saham (penutupan diakhir
3 tahun)
2004
2005
2006
2007
2008
3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
1,840,615.85
1,840,615.85
1,840,615.85
1,840,615.85
1,840,615.85
3,075.00
3,550.00
5,750.00
8,200.00
4,600.00
11,319,787.47 13,068,372.53 21,167,082.27 30,186,099.93 16,933,665.82
4 Nilai MVA
9,479,171.62 11,227,756.68 19,326,466.42 28,345,484.08 15,093,049.97
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Khusus untuk SMGR pada tahun 2004 dan 2005 dilakukan dengan cara yang
berbeda, perhitungan nilai MVA dilakukan dengan menjumlahkan nilai pasar
saham biasa dengan nilai pasar dari surat hutang lalu mengurangkannya dengan
nilai nominal dari saham biasa dan obligasi. Perbedaan itu disebabkan karena
SMGR memiliki hutang dalam bentuk obligasi. Perhitungannya dapat dilihat pada
tabel 4.20a berikut.
Tabel 4.20a
Perhitungan Nilai MVA SMGR tahun 2004-2005
(dalam juta rupiah)
No Keterangan
1 Jumlah saham yang beredar
2 Nilai pasar saham
3 Nilai pasar obligasi
Nilai pasar saham + obligasi
4 Nilai nominal saham
5 Nilai nominal obligasi
6 Nilai nominal saham + obligasi
7 Nilai MVA
2004
593,152,000
18,500.00
2005
593,152,000
17,800.00
10,973,312.00
10,558,105.60
443,205.00
408,118.00
11,416,517.00
10,966,223.60
1,000.00
1,000.00
593,152.00
593,152.00
447,500.00
1,040,652.00
409,550.00
1,002,702.00
10,375,865.00
9,963,521.60
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Untuk nilai MVA SMGR pada tahun 2006-2008 pehitungannya dilakukan
sama seperti perhitungan yang dilakukan pada INTP. Perhitungannya dapat dilihat
pada tabel 4.20b. Pada tahun tersebut obligasi yang dimiliki oleh SMGR telah
jatuh tempo dan mereka hanya memiliki surat berharga dalam bentuk saham
biasa.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.20b
Perhitingan nilai MVA SMGR tahun 2006-2008
(dalam juta rupiah)
No
Keterangan
Jumlah saham yang
1 beredar
Nilai nominal
2 saham
Nilai pasar saham
(penutupan diakhir
3 tahun)
2006
2007
2008
593,152,000 5,931,520,000 5,931,520,000
1,000.00
100.00
100.00
593,152.00
593,152.00
593,152.00
36,300.00
5,600.00
4,175.00
21,531,417.60 33,216,512.00 24,764,096.00
4 Nilai MVA
20,938,265.60 32,623,360.00 24,170,944.00
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Dari perhitungan nilai MVA SMGR pada tabel 4.20a dan 4.20b dapat dilihat
bahwa pada tahun 2007 dan nilai nominal saham biasa perseroan Rp. 100,00. Hal
tersebut terjadi karena pada pertengahan tahun 2007 perseroan melakukan stock
split dengan perbandingan 1:10. Pemecahan saham terjadi karena harga pasar
yang terus meningkat dan hal itu menyebabkan liquiditas saham berkurang. Dari
perolehan nilai MVA SMGR yang tertinggi terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar
Rp. 32.623.360,00 juta, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu
Rp. 9.963.521,00. juta. Dari perolehan nilai MVA yang positif menunjukkan
manajemen SMGR telah memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
C. PERBANDINGAN NILAI EVA DAN MVA
Setelah nilai EVA dan MVA diperoleh untuk kedua perusahaan (INTP dan
SMGR), maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara kedua
perusahaan tersebut. Telah kita ketahui bahwa kedua perusahaan ini merupakan
perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan semen sebagai produk
andalannya. Kedua perusahaan ini terdaftar dipasar bursa (BEI), untuk semester
ini kedua perusahaan tersebut terdaftar sebagai anggota LQ45.
keduanya nilai
tersebut, apakah nilai yang diperoleh tersebut menunjukkan suatu keinerja yang
baik bagi keuangan perusahaan. Untuk INTP tabel 4.23 berikut ini menunjukkan
perolehan nilai EVA dan MVA perusahaan tahun 2004-2008.
Yang membedakan kedua perusahaan ini adalah bahwa SMGR merupakan
BUMN, manajemennya disuasai oleh pemerintah Republik Indonesia sedangkan
INTP manajemennya dikuasai oleh HeidelbergCement Group dari Jerman yang
merupakan anak perusahaan Birchwood Omnia Limited, Inggris. Untuk kapasitas
produksi dan penguasaan pasar yang terbesar di Indonesia dipegang oleh SMGR
lalu diikuti oleh INTP sebagai nomor dua.
Apabila dilihat secara langsung perolehan nilai EVA selama lima tahun (20042008) yang dimiliki perusahaan tentunya SMGR merupakan yang terbaik. Selama
lima tahun EVA perusahaan tersebut selalu benilai positif (EVA>0), sedangkan
INTP pada tahun 2004 dan 2006 nilai EVA-nya negatif dan positif terjadi pada
tahun 2005, 2007, dan 2008. Sebelum kita membuat keputusan mana yang terbaik
diantara kedua perusahaan ini, analisis terhadap proses penciptan nilai perusahan
lebih diperdalam lagi.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Analisis yang akan dilakukan berupa membuat perbandingan/persentase
perolehan terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang mereka peroleh.
Perbadingan yang dilakukan adalah perbandingan nilai EVA terhadap pendapatan
bersih
perusahaan.
Untuk
MVA
perbandingannya
dilakukan
dengan
memperbandingkan nilai nominal saham dengan harga pasar saham pada
penutupan disetiap akhir tahunnya. Perbandingan ini dapat membuktikan mana
yang terbaik diantara kedua perusahaan tersebut. Secara nilai/jumlah diantara
kedua perusahaan itu SMGR-lah yang terbesar. Namun pada tabel perbandingan
ini akan dapat dilihat bagaimana produktivitas masing-masing perusahaan,
seberapa besar/persen pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan yang tersisa
memiliki nilai tambah bagi perusahaan.
Pada tabel 4.21 merupakan perbandingan pada INTP dan tabel 4.22 untuk
SMGR. Dari kedua tabel tersebut perbandingan diantara kedua perusahaan
dilakukan pertahun. Diawali dari tahun 2004, nilai EVA INTP bernilai negatif dari
Rp. 4.616.507,00 juta pendapatan bersih yang diperoleh tidak ada tersisa untuk
nilai tambah bagi perusahaan, malahan perusahaan mengeluarkan dana sebesar
2,270% (Rp. 125.560,12 juta) untuk menutupi biaya modal yang dimiliki
perusahaan. Sedangkan untuk SMGR pada tahun 2004, sama seperti INTP
memiliki EVA positif sebesar 3,279% dari total pendapatan (Rp. 198.985,22 juta)
Dari perbadingan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004 diantara
kedua perusahaan ini yang terbaik adalah SMGR. Untuk tahun selanjutya
perbadingannya dilakukan sama seperti yang dilakukan pada tahun 2004.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.21
Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham INTP tahun 2004-2008
(dalam juta rupiah)
No
Keterangan
2008
2007
2006
2005
9,780,498.00
7,323,644.00
6,325,329.00
5,592,354.00
937,249.43
416,449.13
(28,337.62)
319,843.60
(125,560.12)
9.583%
5.686%
-0.448%
5.719%
-2.720%
3681231699
3681231699
3681231699
3681231699
3681231699
500.00
500.00
500.00
500.00
500.00
5 Nilai pasar saham (penutupan diakhir tahun)
4,600.00
8,200.00
5,750.00
3,550.00
3,075.00
6 Selisih nilai pasar dgn nilai nominal
4,100.00
7,700.00
5,250.00
3,050.00
2,575.00
9.20
16.40
11.50
7.10
6.15
1 Pendapatan besih
2 EVA
EVA terhadap pendapatan bersih
3 Jumlah saham yang beredar
4 Nilai nominal saham
Jumlah peningkatan
2004
4,616,507.00
Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Tabel 4.21
Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham SMGR tahun 2008-2004
(dalam juta rupiah)
No
Keterangan
2008
2007
2006
2005
12,209,846.00
9,600,801.00
8,727,858.00
7,532,208.00
6,067,558.00
1,802,162.80
1,225,567.46
464,317.93
486,176.06
198,985.22
14.760%
12.765%
5.320%
6.455%
5,931,520,000
5,931,520,000
593,152,000
593,152,000
593,152,000
100.00
100.00
1,000.00
1,000.00
1,000.00
5 Nilai pasar saham (penutupan diakhir tahun)
4,175.00
5,600.00
36,300.00
17,800.00
18,500.00
6 Selisih nilai pasar dgn nilai nominal
4,075.00
5,500.00
35,300.00
16,800.00
17,500.00
41.75
56
36.3
17.8
1 Pendapatan besih
2 EVA
EVA terhadap pendapatan bersih
3 Jumlah saham yang beredar
4 Nilai nominal saham
Jumlah peningkatan
2004
3.279%
18.5
Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah)
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen
Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Pada tahun 2005 dari Rp. 5.592.354,00 juta pendapatan bersih yang diperoleh
INTP, sebesar 5,719% (Rp. 319.843,60 juta) tersisa untuk nilai EVA. Sedangkan
pada tahun yang sama SMGR memperoleh pendapatan besih Rp. 7.532.208,00
juta menciptakan nilai tambah sebesar 6,455% (Rp. 486.176,06 juta). Dari
persentase tersebut dapat disimpulkan SMGR yang terbaik pada tahun 2005.
Seandainya jika dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh SMGR memiliki
persentase yang sama dengan INTP, 5,719% yang tersisa sebagai nilai tambah
maka jumlahnya adalah Rp. 430.789,70 juta. Dari pengandaian tersebut perbedaan
kapasitas yang menjadi pembatas diantara kedua perusahaan dapat ditembus.
Perbedaan jumlah persetase dari nilai tambah menunjukkan kinerja manajen
SMGR lebih baik daripada INTP, terutama didalam mengelola modal.
Untuk tiga tahun berikutnya (2006, 2007, dan 2008) INTP memperoleh sisa
pendapatan bersih sebagai nilai tambah sebesar minus Rp. 28.337,62 juta (0.448%), Rp. 416.449,13
juta (5,686%), dan Rp. 937.249,43 juta (9,583%).
Sedangkan nilai tambah SMGR yang tersisa dari pendapatan besih pada tahun
2006-2008 adalah Rp. 464.317,93
juta, (5,320%), Rp. 1.225.567,46 juta
(12,765%) dan Rp. 1.802.162,80 juta (14,760%). Dari persentase sisa pendapatan
bersih untuk nilai tambah pada kedua perusahan selama tiga tahun, perolehan
persentase yang terbesar berada pada SMGR. Hal tersebut menunjukkan yang
terbaik diantara INTP dengan SMGR adalah SMGR yang merupakan perusahaan
negara (BUMN), yang dikelola oleh orang Indonesia.
Untuk membandingkan perusahaan mana yang memiliki kinerja yang lebih
baik dari kedua perusahaan tersebut berdasarkan nilai MVA yang mereka peroleh
dilakukan dengan mencari berapa kali harga pasar saham perusahaan tersebut
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
meningkat dari nilai nominalnya yang dilakukan dengan membanding harga pasar
saham dengan harga nominal. Pada tahun 2004 harga pasar saham INTP
meningkat 6,15 kali dari harga nominalnya sedangkan SMGR peningkatan harga
pasar sahamnya 18,5 kali dari harga nominalnya. Pada tahun 2004 berdasarkan
nilai MVA perusahaan yang memiliki kinerja terbaik adalah SMGR. Untuk tahun
berikutnya (2005-2008) peningkatan harga pasar saham terhadap nilai nominal
yang paling banyak adalah SMGR dan hal itu dapat dilihat pada tabel 4.23 dan
4.24. Dari perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki
kinerja yang paling baik diantara kedua perusahaan itu adalah SMGR, dan sebagai
orang Indonesia itu patut kita banggakan.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KEIMPULAN
Setelah menganalisis (EVA dan MVA) dan melakukan perbandingan terhadap PT.
INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk., diperoleh beberapa kesimpulan:
1. Selama lima tahun (2004-2008) PT. INDOCEMENT TUNGGAL
PRAKARSA Tbk. memperoleh nilai EVA negatif (EVA<0) sebanyak dua
kali yakni ditahun 2004 dan 2006, itu menunjukkan bahwa pada tahun
tersebut manejemen memiliki kinerja yang buruk pada tahun tersebut. Pada
tahun 2005, 2007, dan 2008 nilai EVA perusahaan positif (EVA>0), dan itu
menunjukkan bahwa manajemen berhasil menambahkan nilai bagi
perusahaan.
2. Selama lima tahun (2004-2008) PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
memiliki nilai EVA yang positif yaitu pada tahun 2004 untuk tahun 20052008 perseroan
selalu memperoleh nilai EVA yang positif, hal itu
menunjukkan kinerja manajemen perseroan baik dan hal itu dibuktikan
dengan pemberian award kepada perusahaan dari pemerintah karena
perseroan tercatat pada daftar 10 BUMN pencetak laba terbesar.
3. Berdasarkan analisis MVA kedua perusahaan tersebut memiliki kinerja yang
baik, manajemen kedua perusahaan berhasil memaksimalkan kekayaan yang
dimiliki oleh shareholder. Selama lima tahun kedua perusahaan tersebut
selalu memiliki nilai MVA yang positif.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
4. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kedua perusahaan tersebut dapat
dibuktikan bahwa EVA merupakan pengukur kinerja yang baik. Perusahaan
yang memiliki laba belum tentu memiliki EVA yang positif. Dan hal
tersebut terbukti, pada tahun 2004 dan 2006 PT
INDOCEMENT
TUNGGAL PRAKARSA Tbk. memperoleh laba namun setelah dilakukan
analisis EVA sebenarnya PT tersebut mengalami kerugian.
5. Dari kedua perusahaan tersebut yang terbaik adalah PT SEMEN GRESIK
(PERSERO) Tbk. yang merupakan perusahaan milik pemerintah Republik
Indonesia (BUMN). Melalui penelitian ini pandangan kita dapat berubah,
dimana selama ini kita menganggap bahwa perusahaan yang dikelola oleh
orang asing pasti memiliki kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan
yang dikelola oleh orang Indonesia terutama BUMN.
6. Nilai EVA kedua perusahaan memiliki sifat fluktuasinya yang sama,
walaupun nilainya berbeda namun jika nilai EVA INTP naik, nilai EVA
SMGR juga mengalami kenaikan. Hal itu dipengaruhi karena kedua
perusahaan bergerak dibidang yang sama industri semen, pengaruh yang
diberikan pasar untuk kedua perusahaan tersebut hampir sama.
7. Terdapat perbedaan antara analisis EVA dan MVA sebagai alat pengukur
kinerja manajemen. Analisis EVA lebih bersifat operasional dimana nilai
EVA merupakan konsekuensi yang diterima oleh perusahaan atas segala
tinadakan yang dilakukann oleh manajemen perusahaan. Sedangkan analisis
MVA lebih bersifat objektif dimana nilai MVA dipengaruhi oleh aktivitas
dipasar bursa yang lebih mengutamakan prosfek suatu perusahaan untuk
masa yang akan datang.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
B. SARAN
1. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan modalnya disuatu
perusahaan disarankan agar terlebih dahulu menganalisis nilai EVA dan
MVA perusahaan yang menjadi tujuan investasi.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengarahkan penelitiannya kepada
bagaimana pengaplikasian mamfaat analisis EVA (goal setting, capital
budgeting, perpormance assessment, dan incentive compensation).
3. EVA merupakan alat pengukur kinerja keuangan yang baik, penerapan
EVA dapat dilakukan pada setiap jenis usaha. Melalui penelitian ini
disarankan agar para pengusaha dalam mengukur kinerja usahanya tidak
hanya bertolak ukur dari perolehan laba saja, tetapi tolak ukurnya
ditambah lagi melalui perolehan nilai EVA.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham Eugene F. &Houston Joel F. 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta.
Iramani, Rr dan Febrian Erie, 2005. “Financial Value Added: Suatu Paradigma
dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan”, Jurnal Ekonomi
Akuntasi, Volume 7 Nomor.
Napitupulu, Sahala Ian Putra, 2008. “Analisis Kinerja Keuangan dengan
Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added
(MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006”, Medan
Naser, Etty M., 2003. “Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode
EVA dan MVA”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, FE
Universitas Trisakti, Volume 3 Nomor 1.
Sartono, M.B.A.., Drs. R. Agus, 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan
Aplikasi”, Edisi 4, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta
Singgih, L. Moses, 2008. “Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan
Metode Economic Value Added”, Prosending Seminar Nasional Manajemen
Teknologi VIII, Jurusan Teknik Industri, ITS Surabaya.
Sjarief, Julianti dan Wirjolukito, 2003. Aruna, ”Pengaruh EVA dan Faktor
Lainnya terhadap Harga Pasar Saham”, Media Riset Akuntansi, Auditing,
dan Informasi, FE Universitas Trisakti, volume 4.
Tobing, Debbie C.L, 2007. “Penerapan Analisis Economic Value Added Dalam
Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT UNITED TRACTORS
Tbk., Medan.
Utomo, Lisa Likhawati, 1999. “Economic Value Added Sebagai Ukuran
Keberhasilan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan,
Volume 1
Nomor 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Van Horme, James C dan Wachowicz, Jr. John M, 1997, Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Young S. David & O’ Byrne Stephen F. 2001, “EVA dan Manajemen
Berdasarkan Nilai”, Salemba Empat, Jakarta.
http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/10/uji-beda.html, diakses tanggal 25 Juni
2009, pukul 20.00 WIB.
http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Suku+Bunga/Suku+Bunga+SBI/,
tanggal 20 April 2009, pukul 10.30 WIB.
diakses
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
http://www.idx.co.id/JSXStatistics/YEARLY/tabid/186/language/enUS/Default.aspx, diakses tanggal 20 April 2009, jam 10.15 WIB.
http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/manajemen/details.php?cid=2&id=250,
diakses tanggal 21 Juli 2009, pukul 10.10 WIB
http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=1490,
tanggal 21 Juli 2009, pukul 10.20 WIB.
diakses
www.indocement.co.id, diakses tanggal 15 Februari 2009, pukul 19.00 WIB.
www.semengresik.com, diakses tanggal 20 Juni 2009, pukul 20.30 WIB.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA
Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.
LAMPIRAN
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Struktur Organisasi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
DEWAN KOMISARIS
KOMITE KOMPENSASI
KOMITE AUDIT
DIREKSI
INTERNAL AUDIT
GENERAL MANEGER
OPERATION OF
CITERUP FACTORY
GENERAL MANEGER
OPERATION OF
CIREBON FACTORY
GENERAL MANEGER
OPERATION OF
TARJUN FACTORY
SEKRETARIS PERUSAHAAN
PURCHASING
DIVIDION
SALES AND
MARKETING DIVISION
CORPORATE FINANE &
TREASURY DIVISION
LOGISTIC DIVISION
ACCOUNTING &
CONTROLLING
DIVISION
READY-MIX BUSINESS
UNIT
MANAGEMENT
INFORMATION
SYSTEM DIVISION
AGGREGATES
BUSINESS UNIT
CORPORATE
HUMAN
RESOURCES
DEVELOPMET
DIVISION
PUBLIC GENERAL
AND AFFAIR
DIVIDION
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Sumber: PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Struktur Organisasi PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Direktur Utama
Wakil Direktur Keuangan
Direktur
Produksi
Direktur Litbang
& Operasional
Direktur
Pemasaran
Direktur
Keuangan
Sekretaris
Perusahaan
Divisi Produksi
Bahan Baku
Divisi Pengadaan
dan Pengelolaan
Persediaan
Divisi Penjualan
Divisi Keuangan
Divisi
Komunikasi
Divisi Akuntansi
Divisi
Pengembangan
Perusahaan
Divisi Produksi
Terak
Divisi Produksi
Semen
Divisi Teknik
Divisi Rancang
Bangun
Divisi Litbang
dan
Jaminan Mutu
Divisi Distribusi
dan
Transportasi
Divisi
Pengembangan
Pemasaran
Divisi Sistem
Informasi
Divisi Umum
Divisi SDM
Divisi Hukum
dan
Manajemen
Resiko
Internal Audit
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Sumber: PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk.
Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik
(Persero) Tbk, 2009.
Download