UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM EKSTENSI MEDAN ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS EVA DAN MVA ANTARA PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DENGAN PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. DRAFT SKRIPSI OLEH: MELKY SEDEK HAMONANGAN S 060521099 DEPARTEMAN MANAJEMEN Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI NAMA NIM DEPARTEMEN JUDUL SKRIPSI : Melky Sedek Hamonangan S : 060521099 : Manajemen : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis EVA PT INDOCEMENT TUNGGAL dan dengan MVA antara PRAKARSA Tbk dengan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Tanggal : Agustus 2009 Dosen Pembimbing (Dra. Lisa Marlina M.Si) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM S1 EKSTENSI MEDAN PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK NAMA NIM DEPARTEMEN JUDUL SKRIPSI : Melky Sedek Hamonangan S : 060521099 : Manajemen : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Menggunakan Analisis EVA PT INDOCEMENT TUNGGAL dan dengan MVA antara PRAKARSA Tbk dengan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Tanggal : Agustus 2009 Ketua Departemen Manajemen (Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si) Tanggal : Agustus 2009 Dekan Fakultas Ekonomi (Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan ini adalah hasil kerja saya sendiri melalui penelitian yang saya lakukan di PT. Varia Sekata Pancurbatu. Segala sumber dan kutipan yang terdapat dalam skripsi ini telah saya lampirkan sebagaimana mestinya. Medan, Agustus 2009 Melky Sedek Hamonangan S NIM. 050521134 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih, anugerah dan pengharapan dari-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara. Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bimbingan, nasehat, dan bantuan baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Hj. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Dra. Nisrul Irawaty, MBA, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Ibu Dra. Lisa Marlina M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan dan nasihat dalam penulisan skripsi ini. 5. Dr. Isfenti Sadalia SE. ME, sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan penyempurnaan dan penilaian dalam penulisan skripsi ini. 6. Ibu Dr. Khaira Amalia F.SE, MBA,Ak., sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan penyempurnaan dan penilaian dalam penulisan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya yang terdapat di Departemen Manajemen. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 8. Seluruh Staf Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara khususnya yang terdapat di Departemen Manajemen. 9. Keluargaku yang kucintai, Bapak A. Sipayung dan Mama R. br. Saragih, adikadikku, yang selalu ada memberi motivasi. 10. Teman-temanku di Jurusan Manajemen, CIPTA18, dan GMnet terima kasih atas persahabatanya. Tuhan menyertai kita. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan, dan untuk kemajuan peradaban Bangsa Indonesia. Medan, Agustus 2009 Penulis Melky Sedek Hamonangan S. NIM: 060521099 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. ABSTRAK Secara umum terdapat terdapat tiga tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham, tanggung jawab sosial, dan memaksimalkan harga saham dan kesejahteraan sosial. Pencapaian tujuan tersebut diwujudkan dengan pencapaian suatu kinerja keuangan yang baik dari manajemen perusahaan. Mengukur keuangan kinerja perusahaan dapat dilakukan menggunakan pendekatan Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dengan menggunakan analisis EVA dan MVA dan Bagaimana perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaan setelah dilakukan analisis.. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis kinerja manajemen dengan menggunakan analisis EVA dan MVA pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dan untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan kedua perusahaan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder. Penelitian dilakukan tahun 2004-2008. Hasil penelitian ini adalah bahwa PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. memperoleh nilai EVA negatif pada tahun 2004 dan 2006, sedangkan pada tahun 2005, 2007, dan 2008 perusahaan memperoleh nilai EVA positif. Untuk nilai MVA-nya, perusahaan ini memperoleh nilai yang positif selama tahun 2004-2008. Untuk PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk., perseroan memperoleh nilai EVA yang selalu positif selama tahun 2004-2008. Perbandingan yang dilakukan berdasarkan perolehan nilai EVA dan MVA pada kedua perusahaan menunjukkan bahwa kinerja PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk lebih baik dari pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Kata kunci: Economic Value Added, Market Value Added, NOPAT, WACC, Invested Capital, dan Nilai Pasar Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAAN ........................................................................ ii PERNYATAAN ............................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v ABSTRAK..................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakan Masalah........................................................................ 1 B. Perumusan Masalah............................................................................. 7 C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 8 1. Economic Value Added ................................................................. 8 2. Market Value Added ..................................................................... 8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9 E. Metodologi Penelitian ......................................................................... 9 1. Batasan Operasional ..................................................................... 9 2. Definisi Operasional ..................................................................... 10 3. Lokasi dan Waktu Penelitian......................................................... 13 4. Jenis Data dan Sumber Data.......................................................... 13 5. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 14 6. Metode Analisis Data.................................................................... 14 BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu............................................................................ 15 B. Economic Value Added 1. Pengertian Economic Value Added .............................................. 16 2. Perhitungan Economic Value Added ............................................ 17 a. Net Oerating After Tax ............................................................. 19 b. Invested Capital ........................................................................ 19 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. c. Cost of Capital .......................................................................... 21 3. Manfaat Economic Value Added .................................................. 29 4. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added ...................... 35 5. Strategi Kenaikan Economic Value Added ................................... 36 C. Market Value Added ............................................................................ 37 D. Hubungan EVA dengan MVA ............................................................... 40 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk ............................... 43 1. Sekilas PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk .......... 43 2. Kondisi Umum Perusahaan ........................................................... 48 B. PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. ................................................ 52 1. Sekilas PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk ............................ 52 2. Kondisi Umum Perusahaan ........................................................... 61 BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. ANALISIS EVA..................................................................................... 64 1. Menghitung NOPAT ..................................................................... 64 2. Menghitung Cost of Capital .......................................................... 68 3. Menghitung WACC ...................................................................... 84 4. Menghitung Invested Capital ........................................................ 87 5. Menghitung dan Mengevaluasi Nilai EVA..................................... 91 B. ANALISIS MVA ................................................................................... 94 C. PERBANDINGAN NILAI EVA DAN MVA .......................................... 101 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ..................................................................................... 104 B. SARAN ................................................................................................. 106 Daftar Pustaka Daftar Lampiran Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perolehan Laba Bersih INTP dan SMGR tahun 2004-2008 ........ 6 Tabel 1.2 Nilai Nominal dan Nilai Pasar Saham INTP dan SMGR tahun 2004-2008.................................................................................. 6 Tabel 1.3 Langkah-langkah Menghitung Nilai EVA................................... 11 Tabel 2.1 Jenis-jenis Risk Premium ........................................................... 28 Tabel 3.1 Data Pemegang Saham INTP per 31 Desember 2008 ................. 45 Tabel 3.2 Lokasi dan Kapasitas Pabrik INTP............................................. 45 Tabel 3.3 Anak perusahaan INTP .............................................................. 46 Tabel 3.4 Kondisi Umum INTP tahun 2004-2008...................................... 49 Tabel 3.5 Volume Produksi Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 .... 51 Tabel 3.6 Volume Penjualan Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 .. 51 Tabel 3.7 Data Pemegang Saham SMGR per 31 Desember 2008.............. 55 Tabel 3.8 Kondisi Umum SMGR tahun 2004-2008 ................................... 61 Tabel 3.9 Volume Produksi dan Penjualan Semen SMGR tahun 20042008........................................................................................... 62 Tabel 4.1 Perhitungan NOPAT INTP tahun 2008-2004............................. 65 Tabel 4.2 Perhitungan NOPAT SMGR Tbk tahun 2008-2004 .................... 66 Tabel 4.3 Perhitungan Cost of debt INTP Tbk tahun 2008-2004 ................ 69 Tabel 4.4 Perhitungan Cost of debt SMGR tahun 2008-2004 .................... 70 Tabel 4.5 Tingkat Suku Bunga SBI tahun 2004-2008 ................................ 73 Tabel 4.6 Perhitungan Return Market (Rm) Tahun 2004-2008 ................... 74 Tabel 4.7 Return Individual (Ri) INTP tahun 2004-2008 ......................... 75 Tabel 4.8 Return Individual (Ri) SMGR tahun 2004-2008 ......................... 77 Tabel 4.9 Nilai Beta INTP tahun 2004-2008 .............................................. 79 Tabel 4.10 Nilai Beta SMGR tahun 2004-2008 ........................................... 81 Tabel 4.11 Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) INTP tahun 20082004........................................................................................... 82 Tabel 4.12 Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) SMGR tahun 2008-2004.................................................................................. 82 Tabel 4.13 Perhitungan WACC INTP tahun 2008-2004 ............................... 85 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.14 Perhitungan WACC SMGR tahun 2008-2004 .............................. 86 Tabel 4.15 Perhitungan Invested Capital INTP tahun 2008-2004 ................. 88 Tabel 4.16 Perhitungan Invested Capital SMGR tahun 2008-2004 ............... 89 Tabel 4.17 Perhitungan nilai EVA INTP tahun 2008-2004 ............................ 93 Tabel 4.18 Perhitungan nilai EVA SMGR tahun 2008-2004.......................... 93 Tabel 4.19 Perhitungan nilai MVA INTP tahun 2008-2004 ........................... 95 Tabel 4.20a Perhitungan nilai MVA SMGR tahun 2008-2004 ......................... 96 Tabel 4.20b Perhitungan nilai MVA SMGR tahun 2008-2004 ......................... 97 Tabel 4.23 Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham INTP tahun 2008-2004 ................................................... 100 Tabel 4.24 Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham SMGR tahun 2008-2004 ................................................ 101 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Gambar Struktur Organisasi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Lampiran 2 Gambar Struktur Oraganisasi PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Lampiran 3 Company report PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dari Bursa Efek Indonesia. Lampiran 4 Company report PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dari Bursa Efek Indonesia. Lampiran 5 Neraca Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2008 dan 2007. Lampiran 6 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2008 dan 2007. Lampiran 7 Neraca Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2006 dan 2005. Lampiran 8 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2006 dan 2005. Lampiran 9 Neraca Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2004 dan 2003. Lampiran 10 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. tahun 2004 dan 2003. Lampiran 11 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2008 dan 2007. Lampiran 12 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2008 dan 2007. Lampiran 13 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2006 dan 2005. Lampiran 14 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2006 dan 2005. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Lampiran 15 Neraca Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2004 dan 2003. Lampiran 16 Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2004 dan 2003. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini dampaknya sudah dapat dirasakan. Tidak hanya para pengusaha/investor yang ikut merasakannya, kejadian itu juga mempengaruhi seluruh lapisan masyarakat yang merupakan stakeholder dari kegiatan perekonomian. Inti dari kejadian kejadian krisis ekonomi global saat ini adalah terjadinya perlambatan dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Setiap sektor perekonomian ikut merasakannya walaupun dengan pengaruh yang berbeda-beda. Hal tersebut ditandai dengan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) oleh perusahaan, laporan keuangan perusahaan yang mengalami kerugian, lapangan kerja yang berkurang. Kegiatan perekonomian diisi oleh unit-unit kegiatan bisnis. Unit kegiatan bisnis ini dapat dijalankan dengan cara perorangan maupun dengan berkelompok. Bentuk unit kegiatan bisnis yang dijalankan secara perorangan sering disebut dengan perusahaan perseorangan. Sedangkan unit kegiatan bisnis yang dijalankan dengan berkelompok terdiri dari berbagai bentuk, seperti: Persekutuan dengan Firma, Persekutuan Komanditer dan Perseroan Terbatas. Dari keempat bentuk badan usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis, Perseroan Terbatas merupakan bentuk yang paling populer. Namun bagaimanapun bentuk badan usaha dalam menjalankan kegiatan bisnis tersebut, seorang pebisnis tentunya menginginkan agar bisnis yang dijalankannya dapat menghasilkan laba, bertumbuh, dan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. berkembang. Dalam menjalankan bisnis tentunya tidak seperti pohon yang tumbuh ditengah hutan, pohonnya tumbuh besar tidak ada yang merawatnya. Dalam menjalankan bisnis dibutuhkan ilmu manajemen yang dapat menumbuhkembangkan bisnis tersebut. Perseroan Terbatas adalah suatu perusahaan yang modalnya berbentuk sahamsaham. Pada Perseroan Terbatas terjadi pemisahan yang tegas antara pemilik modal dengan pihak manajemen perusahaan. Selain itu perpindahan kepemilikan perusahaan juga dapat terjadi kapan saja, sehingga pengukuran kinerja manajeman dalam menjalankan perusahaan merupakan hal yang crucial. Dengan melakukan pegukuran terhadap kinerja manajemen, pemilik/investor akan mengetahui apakah perusahannya mampu memberikan benefit atau return yang diharapkan. Dalam mengelola perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, manajemen perusahaan dituntut beberapa hal yang menjadi tujuan perusahaan yaitu: (1) Memaksimalkan kekayaan pemegang saham, (2) Tanggung jawab sosial, dan (3) Memaksimalkan harga saham dan kesejahteraan sosial. Dalam pencapaian tujuan tersebut sering terjadi konflik antara manajemen dengan pemilik perusahaan maupun kreditor. Pencapaian tujuan perusahaan dapat diukur melalui penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Tercapainya kinerja keuangan perusahaan yang baik tentunya akan memberikan prospek yang positif dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penilaian kinerja keuangan perusahan sangatlah penting karena dapat digunakan manajemen sebagai alat untuk meyakinkan pemilik perusahaan dan investor. Penilaian kinerja keuangan perusahaan juga dapat digunakan pihak manajemen sebagai alat untuk mengukur pencapaian terhadap target-target yang Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. telah ditetapkan perusahaan sebalumnya. Selain itu, penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan menjadi patokan perusahaan dalam menyusun perencanaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Dalam melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan terdapat banyak teknik analisis yang dapat digunakan. Objek yang dianalisis dalam melakukan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan adalah laporan keuangan. Pada penelitian ini dua alat analisis yang akan dipergunakan yaitu analisis Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA). Analisis EVA dan MVA merupakan konsep yang dikembangkan oleh Joel M. Stern dan G. Bennet Stewart III pemilik perusahaan konsultan Stern Stewart Management Service. Kedua alat analisis ini dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja manajemen. Analisis EVA menilai kinerja manajemen dengan mengukur keberhasilan manajemen dalam menambahkan nilai kedalam investasi yang ditanamkan shareholder. Analsis EVA juga merupakan alat yang dapat digunakan sebagai sebagai pengukur keberhasilan kinerja manajemen untuk perusahaan. Analisis MVA digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan manajemen dalam memaksimalkan kekayaaan pemegang saham. Hal itu diwujudkan dengan terjadinya peningkatan nilai pasar saham. Menurut artikel di majalah Fortune EVA telah banyak digunakan diberbagai perusahaan besar di Amerika Serikat, seperti Coca-cola, AT&T, Quackers Oats, Elly Lilly, Tenneco. Survey yang dilakukan Manufacture’s Aliances mengungkapkan bahwa EVA adalah pengukur kinerja yang paling banyak digunakan didunia usaha. Survei tersebut menemukan bahwa sebagian besar responden yang merupakan senior eksekutif diberbagai perusahaan di Amerika Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Serikat berpendapat bahwa penggunaan EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian pada pencipataan nilai perusahaan (creating a firm value). Untuk MVA, Djawahir (2007) menuliskan artikelnya pada majalah SWA yang berjudul “Mengukur Kekayaan Perusahaan” menyatakan bahwa Market Value Added mencerminkan ekspektasi pemegang saham terhadap perusahaan dalam menciptakan kekayaan di masa mendatang. Pendekatan ini dianggap lebih komprehensif dan objektif untuk menilai perusahaan. MVA mengukur kekayaan (wealth) yang diakumulasi perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham. MVA merupakan merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang. Pada Perseroan Terbatas pihak yang memiliki persentase modal lebih dari 50% merupakan pihak yang memiliki andil didalam menentukan manajemen perusahaan. Satu hal yang tidak dapat kita bantah, bahwa PT merupakan produk dari globalisasi ekonomi dan krisis ekonomi global yang terjadi saat ini merupakan efek negatif yang dilahirkan globalisasi ekonomi. Di Indonesia perusahaan berbentuk PT yang besar umumnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dilihat dari kepemilikannya, ada PT yang dikusai oleh pemerintah (BUMN), ada yang dikuasai pihak swasta, maupun patungan (joint venture). Untuk pihak swasta dapat kita pisahkan yaitu swasta asing (PMA) dengan swasta domesik (PMD), sedangkan joint venture merukapan kombinasi dari pemerintah atau swasta domestik dengan swasta asing. Pada penelitian ini, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP) dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR) dipilih sebagai objek yang Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. akan diteliti. INTP mulai beroperasi pada tahun 1985. Heidelberger Zement (Jerman) merupakan pemilik modal terbesar yakni sebesar 60,60%. Sedangkan SMGR mulai beroperasi pada tahun 1957 pemegang saham mayoritas pada perusahaan ini adalah negara Republik Indonesia dengan jumlah saham 51,59% Kedua perusahaan itu memiliki beberapa persamaan yaitu bergerak disektor manufaktur yang memproduksi semen, merupakan perusahaan joint venture, dan terdaftar pada kelompok saham Indeks LQ45 untuk periode perdagangan 02 Februari 2009 sampai dengan 31 Juli 2009. Yang menjadi perbedaan diantara kedua perusahaan ini adalah pengelolanya. INTP dikelola oleh kombinasi dari orang asing dengan orang Indonesia, sedangkan manajemen SMGR dikelola oleh orang Indonesia. Melalui penelitian ini akan diketahui bagaimana kinerja keuangan kedua perusahaan. Setelah dilakukan analisis kinerja keuangan kedua perusahaan ini akan diperbandingkan. Perbandingan dilakukan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan suatu perusahaan yang dikelola oleh kombinasi orang asing dan orang Indonesia (INTP) dengan perusahaan yang dikelola orang Indonesia (SMGR). Jika dilihat dari kapasitas produksi dan jumlah penjualan SMGR meduduki peringkat satu di Indonesia lalu di susul oleh INTP. Sebagai perbandingan awal pada tabel 1.1 dapat dilihat perolehan laba bersih INTP dan SMGR dari tahun 2004-2008. Pada tabel 1.2 dapat dilihat nilai nominal saham dan nilai pasar saham tertinggi, terendah, dan penutupan setiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 1.1 Perolehan Laba Bersih INTP dan SMGR tahun 2004-2008 (dalam jutaan rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 INTP 116.023 739.686 592.802 980.103 1.745.501 SMGR 520.589 1.775.408 2.523.544 1.001.772 1.295.520 Sumber: INTP dan SMGR (2008) Tabel 1.2 Nilai Nominal dan Nilai Pasar Saham INTP dan SMGR tahun 2004-2008 (dalam rupiah) 2004 2005 2006 2007 2008 500 500 500 500 500 INTP -Nilai nominal -Nilai pasar High 3.125 3.900 5.950 9.000 9.050 Low 1.225 2.300 3.500 4.950 2.750 Close 3.075 3.350 5.750 8.200 4.600 1000 1000 1000 100 100 SMGR -Nilai nominal -Nilai pasar High 19.000 20.750 38.500 55.700 5.800 Low 7.550 14.800 17.700 4.175 1.825 Close 18.500 17.800 36.300 5.600 4.175 Sumber: BEI (2008) Berdasarkan tabel 1.1 bahwa laba bersih kedua perusahaan perusahaan dari tahun 2004-2008 umumnya mengalami peningkatan. Namun dalam analisis EVA perolehan laba bersih tidak memberikan jaminan untuk memperoleh nilai EVA yang positif, sehingga perusahaan yang memperoleh laba belum tentu memiliki kinerja keuanganyang baik. Tabel 2.2 menunjukkan terjadi fluktuasi nilai pasar Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. saham setiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Fluktuasi nilai pasar saham kedua perusahaan setiap tahunnya berada diatas nilai nominal saham perusahaan. Perubahan nilai pasar saham dapat menunjukkan perubahan nilai kekayaan yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Peningkatan nilai pasar saham menunjukkan prestasi manajemen dalam menciptakan nilai bagi perusahaan yang nilainya diukur melalui perolehan nilai MVA perusahaan. Berdasarkan uraian diatas dapat dijelaskan mengapa kinerja keuangan menjadi pokok pembahasan yang diangkat pada penelitian ini dengan laporan keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. sebagai objek yang dianalisis. Setelah analisis dilakukan kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut selanjutnya diperbandingkan. Analisis EVA dan MVA akan menunjukkan apakah manajemen mampu menciptakan nilai bagi perusahan. Dengan bertambahnya nilai perusahaan dan kekayaan pemilik saham tentunya akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik yang diberikan oleh manajeman kepada perusahaan dan pemilik perusahaan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan pokok masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dengan menggunakan analisis EVA dan MVA ? Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 2. Bagaimana perbandingan kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. setelah dilakukan analisis ? C. Kerangka Konseptual 1. Economic Value Added Menurut Young & O’Byrne (2001:17) EVA merupakan perhitungan profitabilitas suatu operasi perusahaan yang tidak hanya mengurangi dengan biaya opersi namun juga mengurangkan biaya modal yang terkait dengan operasi tersebut terhadap total pendapatan. Dengan melakukan perhitungan terhadap nilai EVA suatu perusahaan, maka akan ada tiga kemungkinan hasil yang diperoleh: EVA > 0 (positif) maka keuntungan yang diperoleh perusahaan melebihi harapan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan mampu menutupi biaya-biaya yang timbul untuk memperoleh keuntungan tersebut, terjadi pertambahan nilai. EVA = 0 (impas) maka keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan sudah sesuai dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan mampu menutupi biaya-biaya modal yang timbul untuk mendapatkan keuntungan tersebut. EVA < 0 (negatif) maka keuntungan yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan harapan tingkat pengembalian yang diharapkan investor dan biaya-biaya yang dikeluarkan tidak dapat ditutupi. 2. Market Value added Menurut Nasser (2003), MVA adalah selisih antara harga pasar per lembar saham perusahaan dengan nilai nominal per lembar saham dikalikan dengan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. jumlah saham yang beredar. Hal tersebut dilakukan jika perusahan hanya memiliki surat berharga hanya dalam bentuk saham biasa. Jika surat berharga perusahaan terdiri saham biasa, obligasi, surat berharga lainnya, menurut Djawahir (SWA:2007) MVA diperoleh dengan menghitung nilai perusahaan (penjumlahan harga pasar seluruh saham, surat utang dan surat berharga lainnya) dikurangi nilai buku (book value) atau modal yang diinvestasikan. Dalam menghitung nilai MVA dua kemungkinan hasil yang akan diperoleh yaitu: MVA positif, nilai tersebut menujukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham perusahaan. MVA negatif, nilai tersebut menunjukkan kinerja yang buruk dari manajemen perusahaan. Manajemen perusahaan tidak berhasil dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham perusahaan. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui dan menganalisis kinerja manajemen dengan menggunakan analisis EVA dan MVA pada PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. b. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan kinerja keuangan antara PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. 2. Manfaat Penelitian Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. a. Bagi penulis, menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan mengenai analisis Economic Value Added, Market Value Added, dan pengaplikasiannya. b. Bagi pihak lain, memberikan sumbangan pemikiran terhadap ilmu Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dari pengetahuan. E. Metode penelitian 1. Batasan Operasional masalah yang sedang dianalisis maka batasan operasional penelitian ini adalah melakukan analisis terhadap kinerja keuangan PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dengan menggunakan metode analisis Economic Value Added dan Market Value Added dengan data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahan tersebut pada tahun 2004 s/d 2008. 2. Definisi Operasional a. Economic Value Added Young & O’Byrne (2001:39) menyatakan bahwa Economic Value Added adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah seluruh biaya modal termasuk biaya ekuitas telah dikurangkan. Jadi, dalam konsep EVA dilandasi oleh gagasan laba ekonomis. EVA merupakan selisih antara laba operasi perusahaan setelah pajak (NOPAT) dengan rata-rata tertimbang biaya modal (WACC) dikali modal yang diinvestasikan. Sehingga persamaan EVA diperoleh: EVA = NOPAT - (WACC x Invested Capital) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Komposisi modal dari suatu perusahaan memberi pengaruh yang sangat besar dalam menghitug nilai EVA. Secara umum dapat diperoleh dari hutang, penerbitan saham istimewa, dan penerbitan sahan biasa. Komposisi modal tesebut berpengaruh terhadap penghitungan biaya modal. Untuk INTP modalnya terdiri dari hutang dan ekuitas saham biasa, untuk SMGR juga memiliki kombinasi modal terdiri dari yaitu hutang dan ekuitas saham biasa. Tabel 1.3 menunjukkan langkah-langkah menghitung nilai EVA. Tabel 1.3 Langkah-lagkah menghitung nilai EVA No Langkah Persamaan 1 Menghitung NOPAT NOPAT = EBIT (1-Tax) 2 Menghitung Invested Capital Invested Capital = hutang jangka pendek + hutang jangka panjang + minoritas + ekuitas pemegang saham biasa. 3 Menghitung Cost of Capital Kdt = Kd (1 – T) Ke = Rf + beta [E(Rm) – Rf] 4 Menghitung WACC WACC = WdKdt (1- T) + We Ke 5 Menghitung Nilai EVA EVA = NOPAT - (WACC x Invested Capital) Sumber: Young & O’Byrne (2001) Keterangan: Invested Capital (IC) adalah merupakan penjumlah dari hutang jangka panjang dan jangka pendek pendek perusahaan, hak minoritas, dan total ekuitas. Perlu digaris bawahi bahwa hutang tersebut merupakan hutang-hutang yang terlepas dari kegiatan niaga perusahaan misalnya kewajiban pajak tangguhan dan kewajiban imbalan kerja, hutang yang mengandung bunga termasuk obligasi Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. seperti pada SMGR. Untuk surat hutang tersebut yang dihitung adalah nilai nominalnya. Sesuai dengan komposisi modal yang dimiliki kedua perusahaan maka Cost of capital yang ditanggung kedua perusahaan dibagi dua yaitu Cost of debt after tax (Kdt) dan Cost of equity (Ke). Cost Of Capital merupakan tingkat pengembalian minimum yang diminta oleh investor atas investasi yang dilakukan. Cost of debt after tax (Kdt) merupakan beban bunga setelah pajak yang bersumber dari hutang-hutang perusahaan yang mengandung bunga termasuk obligasi. Perhitungan Cost of equity menggunakan metode Capital Asset Pricing Model (CAMP). Ekuitas kedua perusahaan terdiri dari saham biasa. Rf adalah tingkat pengembalian atas aktiva bebas resiko. Instrument yang tepat digunakan untuk mengestimasi nilai Rf tingkat suku bunga SBI bulanan atau triwulan yang dirata-ratakan selama satu tahun. E(Rm) merupakan harapan pengembalian atas pasar saham. Beta adalah pengukuran dari resiko. Weighted Average Cost of Capital (WACC) menggambarkan biaya modal yang akan ditanggung perusahaan atas komponen-komponen modal yang mereka gunakan. Untuk kedua perusahaan komponen modal terdiri dari hutang dan saham biasa. b. Market Value Added Menurut Nasser (2003), Market Value Added adalah selisih antara nilai pasar saham biasa perusahaan dengan nilai nominal saham biasa perusahaan dikalikan dengan jumlah saham saham biasa perusahaan yang beredar. Sehingga persamaan MVA adalah sebagai berikut: Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. MVA = (Nilai pasar saham biasa perusahaan – Nilai nominal saham biasa perusahaan) x Jumlah saham saham biasa perusahaan yang beredar. Untuk SMGR pada tahun 2004 dan 2005 perhitungan perhitungan nilai MVA dilakukan dengan tidak mengikuti persamaan diatas, dimana pada tahun tersebut mereka memiliki hutang dalam bentuk obligasi, sehingga perhitungan nilai MVA yang dilakukan menggunakan persamaan dibawah ini yang diangkat dari Majalah SWA (2007) : MVA = (Harga pasar saham biasa + Nilai pasar surat hutang) – Modal yang diinvestasikan. Keterangan: Harga pasar saham diperoleh dengan melakukan perkalian antara harga pasar perlembar saham biasa perusahaan pada penutupan diakhir tahun dengan jumlah saham biasa perusahan yang beredar. Nilai pasar surat hutang diperoleh dari nilai hutang obligasi yang tercatat pada neraca. Untuk penghitungan modal yang diinvestasikan sama perhitungan Invested capital pada perhitungan nilai EVA. 3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan melalui internet yaitu pada situs www.indocement.co.id, www.semengresik.com dan www.idx.com dan penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2009 sampai selesai. 4. Jenis Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data-data sekunder yang digunakan tersebut bersumber Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. dari internet yaitu dari situs resmi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. berupa data-data keuangan dan data yang berkaitan dengan perusahaan tersebut. 5. Tenik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan teknik dokumentasi, dimana data-data yang dibutuhkan telah tersedia. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet. 6. Metode Analisis Data Sesuai dengan namanya, uji beda, maka uji ini dipergunakan untuk mencari perbedaan, baik antara dua sampel data atau antara beberapa sampel data. Dalam kasus tertentu, juga bisa mencari perbedaan antara suatu sampel dengan nilai tertentu. Uji beda dapat dikategorikan kedalam uji statistik parametrik dan uji statistik non-parametrik. Pada penelitian ini, variabel yang diteliti adalah PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk., dimana keduanya merupakan variabel bebas. Pada penelitin ini data diperoleh dengan teknik dokumentasi, sehingga Uji beda yang dilakukan pada penelitian ini masuk kedalam ketegori uji statistik non-parametrik. (Jonikriswanto, 2008) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. BAB II LANDASAN TEORITIS A. Penelitan Terdahulu Napitupulu (2008), “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006”. Ketiga emiten tersebut adalah PT ASTRA INTERNASONAL Tbk., PT ANEKA TAMBANG Tbk., dan PT PERUSAHAAN GAS NEGARA Tbk. Kesimpulan dari penelitian itu adalah bahwa ketiga emiten terbaik 2006 telah memperhatikan sepenuhnya kepentingan para shareholder yang tercermin dari nilai EVA dan MVA yang selalu positif. Sjarief dan Wirjolukito (2004), “ Pengaruh Economic Value Added dan Faktor Lainnya Terhadap Harga Pasar Saham”. Rumusan masalah adalah apakah EVA berpengaruh positif terhadap harga saham. Data bersumber dari BEJ pada tahun 2000 sebanyak 290 dan yang dijadikan sample sebanyak 51 perusahaan. Kesimpulan dari penalitian tersebut bahwa EVA sebagai alat pengukur kinerja perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk memprediksi harga saham. Penulis menyarankan pada manajemen puncak, terutama perusahaan go public, untuk memulai sedini mungkin penggunaan konsep EVA pada perusahaannya. Tobing (2007), “Peranan Analisis Economic Value Added dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT UNITED TRACTORS Tbk. Hasil penelitiannya mengungkanpkan bahwa PT UNITED TRACTORS Tbk mampu menciptakan nilai tambah ekonomis bagi pemegang saham pada tahun 2004 dan 2005 dan telah bertindak seperti pemegang saham tetapi pada tahun 2006 EVA Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. perusahaan bernilai negatif menunjukkan manajer gagal dalam menciptakan nilai tambah karena biaya modal perusahaan lebih besar dari NOPAT perusahaan juga tidak terpengaruh dari besarnya suku bunga, return pasar dan saham serta resiko individual perusahaan. Selain itu dapat disimpulkan laba bersih yang besar belum tentu menandakan perusahaan dapat menciptakan nilai bagi pemengang sahamnya karna belum dikurangkan biaya utang dan ekuitasnya, oleh karena itu EVA dapat dipertimbangkan sebagai pengukur bagi pemegang saham yang ingin menanamkan modalnya bagi perusahaan. B. Economic Value Added 1. Pengertian Economic Value Added Menurut Stewart (dalam Utomo, 1999:36) Economic Value Added adalah a residual income measure that subtract the cost of capital from the operating profits generated in business. EVA adalah nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatan atau strateginya selama satu periode tertentu. Pada prinsipnya EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan. Menurut Widayanto (dalam Nasser, 2003:27), Nilai Tambah Ekonomis (Nitami) dilandasi pada konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan, kita harus dengan adil mempertimbangkan harapan-harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham). Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang (weighted) dari struktur modal yang ada. Untuk itulah perlu Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. pemahaman mengenai konsep ongkos modal (cots of capital), karena Nilai Tambah Ekonomis (Nitami) berangkat dari konsep ini. Young & O’Byrne (2001:17) berpendapat bahwa EVA merupakan perhitungan profitabilitas suatu operasi perusahaan yang tidak hanya mengurangi dengan biaya opersi namun juga mengurangkan biaya modal yang terkait dengan operasi tersebut terhadap total pendapatan. EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah seluruh biaya modal termasuk biaya ekuitas telah dikurangkan. Jadi, dalam konsep EVA dilandasi oleh gagasan laba ekonomis. Menurut Brigham dan Houston (2001:51), EVA adalah nilai yang ditambahkan manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA adalah suatu estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya dari bisnis untuk tahun yang bersangkutan dan sangat jauh berbeda dari laba akuntansi. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal, termasuk modal ekuitas, telah dikurangkan sedangkan laba akuntansi ditentukan tanpa mengenakan beban untuk modal ekuitas. 2. Perhitungan Economic Value Added EVA yang pertama kali digagas oleh Stern and Steward memiliki persamaan sebagai berikut: EVA = Operating Profits – (Cost of capital x Capital) Selain persamaan diatas ada beberapa persamaan yang dapat menghitung nilai EVA suatu perusahaan. Adapun persamaan tersebut hanya dibedakan oleh bentuk Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. penulisanannya, namun apabila digunakan dalam suatu perusahaan yang sama akan menghasilakan nilai yang sama. Menurut Sjarief dan Wirjolukito (2003:46), EVA dirumuskan sebagai berikut: EVA = Net Operating After Tax – Capital Charges = Net Operating After Tax – (Average Cost of Capital x Total Capital) Capital Charges merupakan perhitungan charges (berbentuk bunga) dan biayabiaya yang harus dibayarkan kepada pemegang saham yang selama ini tidak tercermin dalam laporan akuntansi. Selain itu ada lagi persamaan lain menurut Irmani dan Febrian (2005:4) EVA = NOPAT – (WACC x Total Assets) Menurut Young and O’Byrne (2001:31) sebagai alat pengukur kinerja keuangan EVA dapat dirumuskan sebagai berikut: Penjualan Bersih (Biaya Operasi) Laba Operasi (pendapatan sebelum bung dan pajak, EBIT) (Pajak) Laba opersi bersih sesudah pajak (Biaya Modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal)) EVA Dari ketiga persamaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam perhitungan EVA terdapat tiga komponen, NOPAT (Net Operating After Tax), WACC (Weighted Average Cost of Capital), dan Total Assets atau Total Capital. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. a. Net Operating After Tax (NOPAT) Defenisi NOPAT menurut Karnadi (Sjarief) adalah hasil operasi perusahaan yang diperoleh dari usaha normal perusahaan. Secara singkat NOPAT dapat diperoleh dengan rumus EBIT (1 – T) atau dinyatakan dengan penjumlahan berikut, yaitu EAT ditambah dengan bunga (1 – T) ditambah dengan kerugian atau minus keuntungan yang bukan dari operasi normal perusahaan dan ditambah dengan cadangan pajak yang ditangguhkan. Menurut Young and O’Bryne (2001:39), NOPAT merupakan laba operasi perusahaan, setelah pajak, dan mengukur laba yang diperoleh perusahaan dari operasi berjalan. Young and O’Bryne membuat suatu perhitungan terhadap NOPAT sebagai berikut: Pendapatan Operasi xxx Ditambah: Pendapatan bunga xxx Pendapatan ekuitas (atau – Kerugian ekuitas) xxx Pendapatan investasi lainnya xxx Dikurangi: Pajak penghasilan xxx Pembebasan pajak terhadap biaya bunga xxx Laba operasi setelah pajak (NOPAT) xxx b. Invested Capital (IC) Menurut Widjaja (dalam Tobing, 2007:24), modal yang diinvestasikan (investad capital) adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan diluar pinjaman jangka pendek tanpa bunga (non-interest bearing liabilities), seperti utang Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. dagang, biaya yang masih harus dibayar, hutang pajak, uang muka dan sebagainya. Sedangkan Young and O’Bryne (2001:39) menyatakan hal yang sama bahwa modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva yang tidak menanggung bunga (non-interest bearing liabilities), seperti utang dagang, upah yang akan jatuh tempo (accrued wages), dan pajak yang akan jatuh tempo (accrued taxes). Modal yang diinvestasikan sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang, dan kewajiban jangka panjang lainnya, seperti persamaan berikut: Utang jangka pendek xxx Ditambah: Utang jangka panjang (termasuk obligasi) xxx Utang jangka panjang lainnya (pajak yang ditangguhkan dan provisi) xxx Ekuitas pemegang saham (termasuk bunga minoritas) xxx Modal yang diinvestasikan xxx Sedangkan Brigham dan Houston (2001:51) memberi modal yang diinvestasikan dengan total modal operasi yang diberikan investor yaitu jumlah dari utang yang dikenakan bunga, saham preferen, dan ekuitas saham biasa yang digunakan untuk memperoleh aktiva bersih perusahaan, yaitu modal kerja operasi plus aktiva tetap bersih. Menurut Sjarief dan Wirjolukito (2004:48) invested capital merupakan hasil reorganisasi neraca untuk melihat besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditor dan pemodal juga untuk melihat Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. seberapa besar capital yang diinvestasi dalam aktivitas operasional dan nonoperasional lainnya. Invested capital dapat dihitung dari: 1. Jumlah utang jangka pendek. 2. Bagian pinjaman bank atau sewa guna usaha atau obligasi jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun (current maturity of long term debt). 3. Utang jangka panjang. 4. Kewajiban pajak yang ditangguhkan (deferred taxes liabilities). 5. Kewajiban jangka panjang lainnya. 6. Hak minoritas. 7. Ekuitas. c. Cost of Capital Menurut Van Horme dan Wachowichz (1998:398), biaya modal merupakan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan atas berbagai jenis pendanaan. Terwujudnya kesesuainan antara tingkat pengembalioan yang diharapkan investor dengan yang didapatkannya merupakan sumber utama terjadinya penciptaan nilai perusahaan. Terjadinya peningkatan harga pasar saham perusahaan merupakan wujud dari tercipatanya nilai perusahaan, sehingga yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan/penurunan harga pasar saham biasa perusahaan dipasar modal adalah karena kecilnya tingkat pengembalian yang diterima investor dari suatu proyek yang diinvestasikannya. Menurut Utomo (1999:37) Biaya modal atau cost of capital adalah tingkat pengembalian minimum yang diharapkan oleh pemegang saham (pemilik) perusahaan dalam investasinya. Untuk praktisi bidang keuangan, istilah cost of capital ini digunakan: Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 1. Sebagai tarif diskonto (discount rate) untuk membawa arus kas masa mendatang suatu project ke nilai sekarang (present value) 2. Sebagai tarif minimum yang diinginkan untuk menerima project baru 3. Sebagai biaya modal (capital charge) dalam perhitungan economic value added 4. Sebagai bandingan (benchmark) untuk menaksir tarif biaya pada modal yang digunakan Cost of capital sangat dipengaruhi oleh hubungan antara risiko (risk) dan tingkat pengembalian (return), dimana semakin besar risiko yang ditanggung oleh investor semakin tinggi pula tingkat pengembalian yang dikehendaki sebelum nilai tambah dapat diciptakan dan semakin tinggi biaya modal yang timbul. Sedangkan menurut Young and O’Bryne (2001:148) menyatakan biaya modal untuk investasi maupun dalam suatu proyek, sebuah devisi bisnis, atau suatu perusahaan keseluruhan adalah tingkat dari pengembalian yang diharapkan oleh penyedia dana, jika proyek itu diinvestasikan di proyek lainnya, dalam suatu proyek, aktiva, atau perusahaan dengan seriko yang sebanding. Dengan kata lain biaya modal adalah suatu biaya kesempatan. Biaya modal untuk perusahan A adalah mamfaat yang dilewatkan dengan tidak menginvestasikan pada kesempatan lain dari resiko yang serupa karena menginvestasikan pada proyek A dengan harapan investasi tersebut memberikan hasil yang lebih tinggi dari yang dapat diharapkan jika menginvestasikan pada alternative terbaik berikutnya. Sehingga ada dua hal yang dipelajari mengenai biaya modal yaitu: 1. Biaya modal berdasarkan pengembalian yang diharapkan, bukan pada pengembalian historis. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 2. Biaya modal adalah biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa. Menurut Brigham dan Houston (2001:427) dalam menghitung biaya modal terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu: 1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan perusahaan. a. Tingkat suku bunga b. Tarif pajak 2. Faktor yang dapat dikendalikan perusahaan a. Kebijakan struktur modal b. Kebijakan dividen c. Kebijakan investasi Berikut ini perhitungan biaya dari setiap komponen modal yang dapat digunakan oleh perusahaan: 1. Biaya hutang (Cost of debt) Utang merupakan salah satu dari komponen modal. Beban yang dibayar perusahaan atas utangnya berupa bunga. Biaya hutang dihitung dengan persamaan dibawah ini: Kdt = Kd(1 – T) Ki merupakan biaya utang setalah pajak, Kd merupakan biaya utang (sebelum pajak). Alasan penggunaan biaya hutang setelah pajak adalah karena, nilai saham perusahaan, yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan , maka bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya utang sebelum Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. pajak. Disisi lain hutang memiliki kekuatan hukum, apabila terjadi kebangkrutan pada perusahaan peminjam maka hasil penjualan asset-aset perusahaan lebih diutamakan untuk membayar hutang. Menurut Van Horme dan Warchowicz (dalam Sjarief dan Wirjolukito, 2004:47), “cost of debt is the required rate of return on investment of the lenders of the company.” Pinjaman disini dapat berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang, dan juga meliputi kewajiban lancar (current leabilities) serta biaya-biaya yang masih harus dibebankan (accrued expense). Adapun rumus cost of debt adalah interest (1 - tax). 2. Biaya ekuitas (Cost of equity) Menurut Young and O’Byrne (2001:150) “biaya ekuitas adalah pengembalian yang diminta investor untuk membuat investasi ekuitas dalam perusahaan” Kebutuhan pengembalian biaya ini tidak dapat diamati secara langsung, seperti biaya utang yang terdapat syarat-syarat pembayaran kembali yaitu tingkat bunga. Sedangkan menurut Sjarief dan Wirjolikito (2004:47), cost of equity adalah biaya yang dibayarkan dalam menarik investor untuk menamkan uangnya dalam saham perusahaan dan mempertahankan investor tersebut. Bila perusahaan tidak mampu menyediakan cost of equity yang layak, maka investor akan melepas investasinya dan beralih keperusahaan lain dan hal ini menyulitkan perusahaan dalam mengumpulkan modal untuk keperluan operasi. Perhitungan biaya ekuitas dapat dilakukan dengan pendekatan CAMP. CAMP merupakan singkatan dari Capital Asset Pricing Model. Metode CAMP pertama kali dikembangkan oleh Profesor William Sharpe. Menurut Van Horme dan Wachowicz (1998:107), CAMP menggambarkan hubungan antara resiko dan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. pengembalian yang diharapkan (dibutuhkan). Dalam model ini, pengembalian surat berharga yang diharapkan (dibutuhkan) adalah tingkat bebas resiko ditambah premium yamg didasarkan pada resiko sistematis surat berharga. Persamaan untuk menghitung nilai CAMP adalah: Ke = E(R) = Rf + Beta [E(Rm) – Rf] E(R)/Ke merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan atas investasi terhadap aktiva beresiko. Nilai E(R)/Ke merupakan nilai pengembalian minimum yang diharapkan oleh invetor. Dari sisi perusahaan ini merupakan suatu biaya. Rf adalah tingkat pengembalian atas aktiva bebas resiko. Instrument yang tepat digunakan untuk mengestimasi nilai Rf tingkat suku bunga SBI bulanan atau triwulan yang dirata-ratakan selama satu tahun. Beta adalah pengukuran dari resiko. E(Rm) adalah tingkat pengembalian pasar, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini: E(Rm) = IHSGt − IHSGt −1 IHSGt −1 Keterangan: IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t IHSGt-1 = Indeks Harga Saham Gabungan periode t-1 Pada pendekatan CAMP hal yang tersulit dilakukan adalah menghitung nilai Beta. Beta merupakan kecenderungan saham untuk bergerak naik atau turundalam pasar. Menurut defenisinya saham yang mempunyai nilai Beta sebesar 1,0 mengindikasikan bahwa secara umum jika pasar bergerak keatas 10%, maka saham juga akan naik sebesar 10%, sementara jika pasar turun 10%, maka saham juga akan turun sebesar 10%. Portfolio saham dengan b = 1,0 akan bergerak naik Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. dan turun sesuai dengan rata-rata pasar, dan akan memiliki resiko yang sama dengan rata-rata pasar. Jika b = 0.5, maka perubahan saham hanya separuh dari perubahan pasar, saham itu akan naik dan turun hanya separuh dari perubahan pasar. Dan saham seperti ini akan memiliki setengah resiko portfolio dengan b = 1. Disamping itu, jika b = 2,0 maka perubahan saham akan dua kali lipat dari perubahan rata-rata saham. Nilai portfolio seperti itu dapat menjadi dua kali lipat dalam jangka pendek. Jika anda mengantongi portfolio seperti itu, maka anda yang sebelumya milyoner dapat menjadi pakir miskin dengan cepat. Menurut Young and O’Byerne (2001:154), untuk mencari nilai beta suatu perusahaan, data yang dibutuhkan adalah data pengembalian pemegang saham suatu perusahaan yang hendak diteliti dan data pengembalian pasar saham selama 1 tahun atau 12 bulan. Misalnya jika kita ingin meneliti nilai beta PT X pada tahun Y, PT X listing di Bursa Efek Indonesia. Maka untuk memcari beta PT X data yang kita butuhkan adalah data pengembalian saham PT X selama 12 bulan dan data pengembalian pasar saham (IHSG) selama 12 bulan. Kemudian dari data-data tersebut kemudian dijabarkan kedalam sebuah grafik yang didalamnya terdapat 12 titik dimana pengembalian perusahaan pada sumbu Y dan pengembalian pasar pada sumbu X. dengan melakukan regresi pengembalian perusahaan pada pengembalian pasar akan menghasilkan suatu garis trend. Regresi ini mencerminkan persamaan Y = a + bX dimana Y adalah variabel yang tergantung (perusahaan) dan X adalah variabel tidak tergantung (pasar), a adalah perpotongan Y dan b adalah koefisien kemiringan yang menetapkan hubungan antara variabel X dan Y. Untuk selanjutnya nilai a dan b Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. dikonversikan menjadi alpa dan beta, sehingga nilai b menunjukkan besarnya beta. Sehingga nilai beta dapat dicari dengan persamaan dibawah ini: Beta = n ∑ xy − ∑ x ∑ y n ∑ x 2 − (∑ x ) 2 Keterangan: n = jumlah observasi x = tingkat pengembalian pasar (Rm) y = tingkat keuntungan individu saham (Ri) Untuk Ri dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dibawah ini: Ri = Pit − Pit −1 + Dit Pit −1 Keterangan: Pit = Harga saham penutupan pada periode t Ptt-1 = Harga penutupan saham pada periode t-1 Dit = Deviden yang dibayarkan pada periode t Menurut Young and O’Byerne (2001:151), pengembalian yang diharapkan atas aktiva beresiko sama dengan pengembalian aktiva tanpa resiko ditambah suatu premi resiko. Premi resiko itu sama dengan suatu premi resiko pasar (market risk premium), yang mencerminkan harga yang dibayar oleh pasar saham untuk seluruh investor ekuitas, disesuaikan untuk beta, suatu faktor resiko. Young and O’Byerne mengasumsikan nilai premi resiko sebesar 5% untuk setiap perusahaan yang hendak ditelitinya. Sementara itu, menurut Singgih (2003:3), menghitung cost equity menggunakan berprinsip bahwa tingkat pengembalian suatu investasi beresiko Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. sama dengan tingkat pengembalian investasi bebas resiko (risk free) ditambah suatu risk premium (mengunakan prinsip model CAMP), sehingga: Cost equity = Risk premium + Risk free Risk premium mencerminkan resiko yang timbul sebagai akibat perusahaan melakukan investasi dalam ekuitas perusahaan. Semakin beresiko suatu perusahaan maka semakin besar Risk premium-nya. Tabel 2.1 menunjukkan besar risk premium untuk berbagai jenis resiko investasi yang berbeda. (Roztocki, 2000). Tabel 2.1 Jenis-jenis Risk Premium Range RP Kurang dari 6% Jenis Resiko Investasi Resiko sangat rendah, perusahaan berkembang dengan cash flow yang sangat stabil 6% - 12% Resiko rendah, perusahaan berkembang dengan cash flow yang berfluktuasi sedang 12% - 18% Resiko cukup tinggi, perusahaan berkembang dengan cash flow yang berfluktuasi cukup tinggi Lebih dari 18% Perusahaan dengan tingkat resiko tinggi Sumber: Singgih (2003) Setelah menghitung biaya komponen individual dari pendanaan perusahaan, selanjutnya adalah menghitung WACC. WACC merupakan Weighted Average Cost Of Capital. Dengan menghitung WACC kita akan mengetahui berapa perbandingan biaya modal sesuai dengan komposisinya pada modal secara keseluruhan. Hal itu dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan memiliki resiko yang berbeda-beda. Menurut Brigham dan Houston (2001:405) Weighted Average Cost Of Capital (WACC) merupakan biaya modal rata-rata tertimbang. WACC merefleksikan biaya Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. rata-rata dari berbagai sumber dana jangka panjang yang digunakan, tidak hanya biaya ekuitas perusahaan. WACC juga menggambarkan setiap komponen modal yang digunakan oleh perusahaan, dimana komponen modal tersebut terdiri dari utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa yang baru. Perhitungan WACC tergantung pada komponen modal yang digunakan perusahaan. Apabila komponen modalnya terdiri dari hutang, saham preferen, dan ekuitas (laba ditahan dan penerbitan saham yang baru), maka perhitungan WACC dilakukan dengan persamaan: WACC = WdKd(1- T) + We Ke Wd dan We menunjukkan bobot setiap komposisi modal pada total modal, misalnya untuk hutang, maka bobotnya adalah hutang dibagi total modal.Kd merupakan biaya hutang (Cost of debt). Ke merupakan biaya ekuitas (Cost of equity). Perhitungan WACC tergantung dari komponen modal yang dugunakan perusahaan. Ada perusahaan yang modalnya hanya terdiri dari utang saja atau utang dan ekuitas, atau yang lainnya. Menurut Sjarief dan Warjolukito (2004:46), WACC adalah tingkat return minimum yang dibobot berdasarkan proforsi masing-masing instrument pembiayaan dalam struktur modal perusahaan yang harus dihasilkan perusahaan untuk memenuhi harapan kreditur dan pemodal atau pemegang saham. Pembobotan dilakukan karena setiap bentuk pembiayaan yang berbeda mengandung resiko yang berbeda bagi investor, karena itu, tiap-tiap bentuk pembiayaan yang dipilih perusahaan mengandung cost yang berbeda. 3. Manfaat Economic Value Added Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Menurut Tunggal (dalam Iramani, 2005:3) beberapa manfaat EVA dalam mengukur kinerja perusahaan antara lain: a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri-sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis atau menganalisis kecendrungan (trend). b. Hasil perhitungan EVA mendorong pengalokasian dana untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. Sedangkan menurut Utama (dalam Iramani, 2005:4), manfaat EVA adalah: a. EVA adapat digunakan sebagai penilaian kinerja keuangan perusahaan karena penilaian kinerja tersebut difokuskan pada penciptaan nilai (value creation). b. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijakan struktur modal. c. EVA membuat manajemen berpikir dan bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimalkan. d. EVA dapat digunakan untuk mengudentifikasikan kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya-biaya modal. Menurut Utomo (1999:38) dalam jurnalnya konsep EVA berperan bayak dalam hal penetapan goal setting, capital budgeting, perpormance assessment, dan incentive compensation pada sebuah perusahaan. a. EVA and goal setting Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Pada masa persaingan ketat di pasar global sekarang, tujuan perusahaan untuk memaksimalkan laba menjadi sulit untuk diwujudkan. Sebaliknya tujuan sebuah perusahaan sudah seharusnya adalah untuk meningkatkan Economic Value Addednya, karena EVA merupakan satu-satunya pedoman penilaian yang berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan dan kinerja manajemen. Dengan mengkomunikasikan secara awal bahwa tujuan perusahaan adalah maksimalisasi nilai, bukan laba, para manajer menjadi lebih terfokus pada penciptaan nilai dan bukan mengejar laba besar. Pada saat melakukan langkah awal dalam Value Added Assessment Process manajemen menentukan visi dan tujuan perusahaan. Langkah ini juga merupakan komunikasi awal kepada seluruh jajaran manajemen bahwa penciptaan nilai lebih penting daripada pemerolehan laba besar, sehingga dapat disatukan upaya untuk mendorong proses-proses yang menambah nilai dan mengurangi proses-proses yang tidak menambah nilai dalam suatu organisasi. Penetapan tujuan dan visi awal yang tepat menjadi pedoman arah bagi aktivitas atau strategi manajemen. Fokus sebuah perusahaan atau organisasi untuk memperoleh laba sebesarbesarnya hanyalah tujuan jangka pendek saja, tetapi tujuan maksimalisasi economic value added adalah untuk jangka panjang. Supaya manajemen tidak terjebak dalam myopic behavior, penentuan tujuan maksimalisasi nilai hendaknya diterapkan dalam perusahaan. “Setting the internal goal of maximizing EVA and EVA growth will lead to the external consequences of building a premium-valued company, one whose stock market value exceeds the capital resources drawn into the firm.” (Stewart, 1993: 177) b. EVA and Capital budgeting Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Di dalam hal capital budgeting perusahaan umumnya menggunakan pedoman perhitungan Net Present Value (NPV) untuk menerima atau menolak suatu project atau peluang baru. Pedoman ini dinilai sangat efektif dan relatif sederhana karena analisis NPV adalah mengeluarkan investasi awal dari jumlah nilai sekarang arus kas yang ditimbulkan akibat pelaksanaan project baru. Digunakannya nilai sekarang atau present value karena adanya prinsip keuangan time value of money (satu dollar sekarang lebih berharga daripada satu dollar besok). Faktor diskonto arus kas dalam perhitungan NPV menggunakan biaya modal tertimbang rata-rata (Weighted Average Cost of Capital), sama dengan perhitungan Economic Value Added sebelumnya. Berdasarkan analisa NPV, sebuah perusahaan akan menerima project dengan NPV positif dan menolak proyek dengan NPV negatif. Project dengan net present value positif berarti nilai sekarang dari arus kas yang dihasilkan project tersebut lebih besar daripada nilai investasi awalnya, demikian sebaliknya untuk project dengan NPV negatif. Perusahaan dapat memperoleh keuntungan atau menambah nilai dengan adanya investasi di project-project yang meghasilkan positif NPV. Konsep Economic Value Added (EVA) dalam hal investasi mempunyai prinsip sama dengan konsep Net Present Value (NPV). Net Present Value juga dapat diperoleh dari jumlah nilai sekarang dari EVA yang dihasilkan oleh setiap project, dimana biaya modal baru yang digunakan untuk membiayai sebuah project dikurangkan dari perhitungan awal EVA. Sehingga pedoman EVA untuk capital budgeting adalah menerima proyek atau peluang investasi yang menghasilkan positif discounted EVA dan menolak proyek yang menghasilkan negatif discounted EVA. Project dengan positif discounted EVA akan menambah nilai, Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. demikian sebaliknya project dengan negatif discounted EVA akan merusak atau mengurangi nilai sebuah perusahaan. c. EVA and Performance assessment Pada suatu perusahaan, pemilik perusahaan akan menunjuk dan memberi wewenang kepada manajemen untuk menjalankan operasi perusahaan sehari-hari. Manajemen cenderung mempunyai kontrol penuh atas segala strategi atau tindakan yang dilakukan meskipun masih ada campur tangan dari pemilik. Pada perusahaan yang besar dimana kepemilikan tersebar ke banyak pemegang saham, manajemenlah yang mengontrol dan bertanggung jawab penuh atas operasional sehari-hari. Pemisahan antara kepemilikan dan kontrol ini menyebabkan terjadinya conflict of interest antara pemilik sebagai principal dan manajemen sebagai agent. Untuk memperkecil biaya-biaya yang timbul akibat agency problem maka dibentuklah suatu sistem performance assessment yang memberi insentif pada strategi atau tindakan manajemen yang menambah nilai. Perencanaan sistem evaluasi kinerja dan prestasi yang benar sangat penting karena hal tersebut berhubungan dengan sistem penggajian atau kompensasi. Penentuan kriteria-kriteria yang dipakai sebagai pedoman evaluasi akan mempengaruhi cara kerja dan sebagai motivator kerja manajemen. Sejalan dengan adanya desentralisasi pada kontrol dan pengambilan keputusan dalam perusahaan, pemilik memerlukan suatu kontrol dalam unit-unit yang ada untuk memastikan tindakan-tindakan yang dilakukan konsisten dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Kontrol dapat dicapai melalui penetapan tujuan dan evaluasi kinerja. Faktor-faktor dalam pengukuran kinerja bergantung pada tingkat desentralisasi suatu pengambilan keputusan dalam perusahaan. Faktor kuantitatif umum Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. digunakan untuk pedoman keberhasilan suatu manajemen, adapun faktor kualitatif juga tidak dapat dipisahkan. Penggunaan anggaran atau budget sebagai pedoman ukuran keberhasilan manajemen sudah tidak relevan lagi untuk tujuan value building, karena hal tersebut berfokus pada angka-angka akuntansi. Seperti dikatakan dalam buku The Quest for Value: “The use of budgets for bonuses is a vestige of an archaic accounting model that emphasizes earnings over cash flow, control over delegation, variances instead of vision, and questions instead of answers. That model must go.” (Stewart, 1993: 5) Tujuan perusahaan untuk maksimalisasi nilai memerlukan pedoman atau alat ukur dimana penciptaan nilai perusahaanlah yang melandasi kriteria nantinya. Jadi Economic Value Added sangat sesuai untuk masuk dalam kriteria pengukuran keberhasilan kinerja manajemen. d. EVA and Incentive compensation Kontrak penggajian, terutama insentif dan bonus, memberikan arah dan motivasi yang penting bagi para eksekutif manajemen. Pada perusahaan besar yang kepemilikannya tersebar ke banyak pemegang saham dan tujuan perusahaan adalah value building, sistem pemberian insentif atau penggajian seharusnya ditujukan untuk mendorong aktivitas yang menambah nilai perusahaan. Supaya strategi yang diambil manajemen sejalan dengan tujuan value buiding, sistem pemberian insentif atau penggajian berpedoman pada prinsip bahwa insentif atau bonus diberikan pada individu yang strategi atau tindakannya menambah nilai perusahaan. Untuk mendorong manajemen bertindak berdasarkan kepentingan perusahaan, pemilik dapat mengenalkan sebuah sistem insentif yang Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. memberi kesempatan manajemen menikmati sebagian dari kenaikan nilai perusahaan. Sistem kompensasi berpedoman pengukuran akuntansi mempunyai kelemahan karena adanya hubungan yang semu antara laba buku dan kehidupan ekonomis suatu perusahaan. Manajemen akan mengambil tindakan atau strategi yang meningkatkan laba, dan tentu akan meningkatkan gaji mereka, tetapi menurunkan nilai keseluruhan suatu perusahaan. Penggunaan suatu metode dalam penilaian persediaan, penyusutan, penilaian investasi dan lainnya untuk mempermainkan jumlah laba yang diperoleh sangatlah tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Selain itu sistem kompensasi yang berpedoman pada maksimalisasi laba dipengaruhi oleh keputusan yang bersifat jangka pendek sehingga tidak selalu efektif untuk memotivasi manajemen jangka panjang. 4. Kelebihan dan Kelemahan Economic Value Added Adapun kelebihan dan kekurangan EVA menurut Amirullah (dalam Naser, 2003:27) adalah: a. Kelebihan EVA 1. EVA merupakan ukuran kinerja operasional bias berdiri sendiri tanpa perlu ukuran/angka yang lain. 2. EVA fokus penilaian kerja perusahaan pada penciptaan nilai yaitu memaksimumkan nilai perusahaan dan meningkatkan nilai pemegang saham, sehingga para manejer akan berpikir dan bertindak sebagai halnya pemegang saham. Manejer memilih investasi yang memeksimumkan tingkat Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. pengendalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan. 3. EVA akan menyebabkan perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya. Secara eksplisit memperhitungkan biaya modal dimana biaya modal atas ekuitas adalah lebih tinggi bila dibandingkan tingkat biaya modal atas hutang karena faktor resiko yang tinggi sehingga dana ekuitas tidak lagi dipandang sebagai dana murah. 4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek yang memberikan pengembalian lebih tinggi daripada biaya modalnya. Proyek yang memberikan nilai sekarang dari total EVA yang positif menunjukkan bahwa proyek tersebut dapat menciptakan nilai perusahaan. b. Kelemahan EVA 1. Hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu. Sementara nilai suatu perusahaan adalah merupakan akumulasi EVA selama umur perusahaan sehingga kemungkinan suatu perusahaan mempunyai EVA tahun yang berlaku positif tetapi nilai perusahaan rendah karena EVA dimasa mendatang negative. Sebaliknya perusahaan dengan kegiatan yang memerlukan pengembalian yang cukup lama, EVA pada awal tahun negatif sedangkan EVA akhir proyek adalah positif karena penjualan aktiva pada akhir masa sewa. Oleh karena itu penggunaan EVA pada tahun tertentu untuk menilai kinerja perusahaan, kurang tepat. 2. Proses penghitungan EVA memerlukan estimasi atas biaya modal dan estimasi ini terutama untuk perusahaan belum go public, sulit untuk dilakukan dengan tepat. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 5. Strategi Kenaikan Economic Value Added Menurut Nasser (2003:28) pada jurnalnya, dalam sistem EVA untuk menciptakan nilai pemegang saham, perusahaan harus manghasilkan melebihi biaya modal disegala unit bisnisnya. Meskipun demikian tidak berarti bahwa pihak manajemen memamfaatkan profitabilitas untuk jangka pendek tetapi betulbetul memperhatikan pertumbuhan EVA untuk waktu yang kan dating sehingga peningkatan EVA secara terus-menerus. Adapun tiga strategi untuk menaikkan EVA yaitu: a. Strategi penciptaan nilai dengan mencapai pertumbuhan keuntungan (profitable growth). Hal ini bisa dicapai dengan menambah modal yang diinvestasikan pada proyek dengan tingkat pengembalian yang tinggi. b. Strategi penciptaaan nilai dengan meningkatkan efisiensi operasi (operating efficiency). Dalam hal ini meningkatkan keuntungan tanpa menggunkan tambahan modal. c. Strategi penciptaan nilai dengan rasionalisasi dan keluar dari bisnis yang tidak menjanjikan (rationalize and exit unrewarding bisiness), ini berarti menarik modal yang tidak produktif dan menarik modal dari aktifitas yang menghasilkan return yang rendah dan menghapus unit bisnis yang tidak menjanjikan hasil. C. Market Value Added Menurut Nasser (2003:28) MVA merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. kekayaan pemegang saham dengan mengalokasikan sumber-sumber yang sesuai serta langka. MVA mencerminkan besarnya nilai tambah yang berhasil dikapitalisasi. MVA mencerminkan seberapa besar manajemen mampu menciptakan atau menambah kekayaan bagi para pemilik kapital atau pemegang saham, sehingga MVA adalah hasil kumulatif dari kinerja perusahaan yang dihasilkan oleh berbagai investasi yang telah dilakukan maupun yang diantisipasi akan dilakukan, yang memperlihatkan penilaian pasar modal. Perhitungan MVA dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini: MVA = (Harga pasar saham – Nilai buku perlembar saham) x Jumlah saham yang beredar. Menurut Young & O’Byrne (2001:26), MVA adalah perbadaan antara nilai pasar perusahaan (ekuitas dan hutang) dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan. Persamaan untuk menghitung nilai MVA adalah sebagai berikut: MVA = Nilai pasar perusahaan – Modal yang diinvestasikan. Nilai pasar adalah nilai perusahaan, yakni jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu. Lebih sederhana, itu adalah jumlah dari nilai pasar hutang dan ekuitas. Modal yang diinvestasikan adalah jumlah modal yang yang disediakan penyedia dana pada tanggal yang sama. Penghitungan modal yang diinvestasikan pada MVA sama dengan penghitungan invested capital pada EVA. Nilai pasar merupakan fungsi dari harapan pasar modal terhadap arus kas bebas masa mendatang, didiskontokan pada biaya modal, jika melebihi modal yang diinvestasikan maka nilai MVA akan positif. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Investor menyerahkan modal kedalam perusahaan dengan harapan manejer akan menginvestasikannya dengan produktif. Nilai pasar mencerminkan keputusan pasar menginvestasikan mengenai modal yang bagaimana manajer sudah dipercayakan yang sukses kepadanya, telah dalam mengubahnya menjadi yang lebih besar. Semakin besar MVA semakin baik. MVA negatif berarti nilai dari investasi yang dijalankan manajemen kurang dari modal yang diserahkan kepada perusahaan oleh pasar modal. MVA menigkat hanya jika modal yang diinvestasikan mendapatkan tingkat pengembalian lebih besar daripada biaya modal. Ketika modal yang baru diperoleh diinvestasikan pada proyek yang menciptakan nilai maka MVA meningkat. Ketika modal diinvestasilkan pada proyek yang memusnahkan nilai maka MVA berkurang. Menurut Djawahir pada artikelnya yang berjudul “Mengukur Kekayaan Perusahaan” (SWA:2007), MVA mengukur kekayaan (wealth) yang diakumulasi perusahaan dari waktu ke waktu untuk pemegang saham. MVA dihitung dari nilai perusahaan (enterprise value) yang kemudian dikurangi dengan modal yang ditanamkan (invested capital) suatu perusahaan. Nilai perusahan diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar saham perusahaan (harga saham dikalikan dengan jumlah saham yang diterbitkan), nilai pasar obligasi, atau surat berharga lainnya. Sementara itu, angka invested capital merupakan penjumlahan dari ekuitas, pinjaman (termasuk dari penerbitan obligasi, kewajiban derifatif), serta dana lainnya yang digunakan untuk operasional perusahaan. Secara sederhana untuk menghitung nilai MVA dapat dilakukan dengan persamaan dibawah ini: MVA = Enterprise Value – Invested Capital. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Pemegang saham, tentu saja, menginginkan perusahaan terus mampu mengakumulasi kekayaan, sehingga saham-saham yang mereka genggam harganya terus naik, yang akhirnya juga menggelembungkan pundi-pundi mereka. Akumulasi kekayaan tersebut bersumber pada kemampuan perusahaan menampilkan kinerja yang bagus, rencana bisnis (investasi), serta citra dan reputasi perusahaan yang bagus, misalnya dengan menerapkan good corporate governance, menciptakan ekuitas merek, serta melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Peristiwa di luar kontrol perusahaan bisa berpengaruh pula terhadap akumulasi kekayaan perusahaan, seperti lingkungan bisnis yang makin baik karena ada kebijakan baru pemerintah atau kenaikan harga komoditas (misalnya minyak) di pasar internasional. Maka, pendekatan MVA untuk menilai perusahaan boleh dibilang lebih komprehensif Dengan melihat MVA, para pengelola perusahaan dapat melihat seperti apa ekspektasi pemegang saham terhadap perusahaannya di masa depan. Karena itu, angka MVA sudah seharusnya menjadi acuan bagi pengelola perusahaan dalam menjalankan perusahaan agar di masa mendatang dapat menciptakan kekayaan sesuai dengan harapan investor. Ini menjadi tantangan bagi manajemen perusahaan. Apabila dari waktu ke waktu mereka bisa memenuhi harapan pemegang saham, nilai perusahaan akan terus naik. Sebaliknya, jika gagal, nilai perusahaan akan turun karena penghargaan investor terhadap sahamnya lebih rendah. Jadi, dengan adanya pemeringkatan perusahaan yang menggunakan pendekatan MVA ini, para pengelola perusahaan tak semata-mata melihat posisinya ada di mana, tapi yang lebih penting adalah termotivasi untuk selalu menciptakan nilai tambah di masa-masa mendatang. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. D. Hubungan EVA dengan MVA Menurut Sartono (2001:105), ada hubungan antara EVA dan MVA namun sifatnya tidak selalu searah. Jika suatu perusahaan memiliki EVA yang negatif, maka MVA mungkin saja akan bernilai negatif atau sebaliknya jika EVA positif maka belum tentu MVA perusahaan akan positif. Harga saham sebagai salah satu komponen MVA akan lebih banyak ditentukan oleh kinerja masa depan dan bukan kinerja masa lalunya. Sehingga perusahaan dengan EVA negatif dapat saja memiliki MVA positif jika investor memiliki harapan akan perubahan yang lebih baik pada perusahaan dimasa depan EVA secara umum lebih bermamfaat dibanding MVA untuk mengevaluasi untuk mengevaluasi kinerja manejerial sebagai bagian dari incentif compensation program dangan alasan: 1. EVA menunjukkan nilai tambah atau value added yang terjadi pada tahun tertentu, sedangkan MVA mencerminkan kinerja perusahan selama hidupnya. 2. EVA dapat saja diterapkan pada tingkat divisi atau unit dari perusahaan besar secara individual, MVA harus diterapkan untuk perusahaan secara keseluruhan. Karena alasan ini MVA lebih bayak digunakan untuk mengevaluasi kinerja top manajemen selama jangka waktu yang panjang. Menurut Fardiansyah pada artikelnya yang berjudul “ Betulkah EVA Mengukur Penciptaan Nilai” (SWA:2003), menyatakan bahwa Present value nilai EVA secara periodik di masa depan dikenal dengan Market Value Added (MVA). Berdasarkan teori tersebut, dengan meningkatnya EVA dari tahun ke tahun, berarti suatu perusahaan telah meningkatkan MVA, atau dengan kata lain perusahaan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. telah meningkatkan nilai pasar perusahaan terhadap nilai bukunya. Hal ini mengimplikasikan bahwa EVA mengendalikan nilai pasar saham perusahaan. Lebih dalam, konsep ini sangat didukung perusahaan yang telah mengadopsi EVA, bahwasanya penerapan EVA akan memperbaiki kinerja sahamnya. MVA merupakan net present value dari seluruh EVA yang akan datang. Maka, EVA disebut sebagai metrik kinerja (performance metric), sedangkan MVA lebih merupakan metrik kekayaan (wealth metric) yang mengukur nilai perusahaan dari waktu ke waktu. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. 1. Sekilas PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP) adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Berdasarkan situs resmi perusahaan, INTP didirikan di Indonesia pada tanggal 16 Januari 1985 berdasarkan akta notaris Ridwan Suselo, S.H., No. 227. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C22876HT.01.01.TH.85 tanggal 17 Mei 1985, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 tanggal 16 Juli 1985. Kantor pusat Perusahaan berlokasi di Wisma Indocement Lantai 8, Jl. Jend. Sudirman Kav. 7071, Jakarta. Saat ini perusahaan mengoperasikan 12 pabriknya secara terpadu dengan total kapasitas produksi sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Jika dilihat lebih mendalam lagi, INTP erat kaitannya dengan Sudono Salim alias Liem Sioe Liong, seorang konglomerat pemilik Salim Group. Awalnya perusahaan ini didirikan dengan dana yang dipinjam dari pemerintah. Pada masa pemerintahan Soeharto etnis Cina pada khususnya diberi kebebasan bergerak dalam bidang ekonomi, dalam menjalankan usahanya mereka mendapat suntikan dana dari pemerintah, misalnya INTP pada awal berdirinya memperoleh suntikan dana dari pemerintah sebesar US$ 250 juta. Contoh lain pada masa krisis tahun 1998 Salim Group dituntut pemerintah atas utang sebesar Rp. 54 triliyun. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1975. Sebelum diambil-alih pemerintah pada tahun 1985 sebesar 35%, perusahaan ini nyaris memonopoli pemesaran semen di Indonesia. INTP terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 5 Desember 1989, harga perdana saham yang ditawarkan pada saat itu Rp. 10.000,00. pada akhir tahun 2008 nilai kapitalisasi sebesar Rp16.934 miliar. Per tanggal 31 Desember 2008, jumlah karyawan Perseroan adalah 6.179 orang. Produk utama yang diproduksi INTP adalah semen dan klinker. Produk perseroan dipasarkan didalam negeri dan diluar negeri. Produk Perseroan dipasarkan dengan merek dagang Tiga Roda. Dalam menjalankan aktivitas perusahaan, perseroan memiliki visi, misi, dan moto. Misi Perseroan adalah Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, bahan bangunan dan jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memerhatikan pembangunan berkelanjutan. Visi Perseroan adalah Pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Moto Perseroan Turut membangun kehidupan bermutu. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen terkemuka di dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham mayoritas Perseroan. Sejak itu, Perseroan bertekad untuk memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis keuangan di Asia. Dengan dukungan HeidelbergCement Group, Indocement kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, dengan tujuan untuk mencapai kondisi keuangan yang sehat. PT Mekar Perkasa merupakan perpanjangan tangan pemerintah atas INTP, PT Mekar Perkasa seratus persen dimiliki oleh pemerintah. INTP merupakan perusahaan yang berhasil Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. memperbaiki citra dimasyarakat dan pemerintah setelah perusahaan ini tidak lagi dibawah naungan Salim Group. Tabel 3.1 menunjukkan komposisi pemegang saham pada INTP. Tabel 3.1 Data Pemegang Saham INTP per 31 Desember 2008 Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Beredar dan Kepemilikan Dimiliki Penuh Birchwood Omnia Limited, Inggris 2,397,980,863 65.14% PT Mekar Perkasa 479,735,234 13.03% Publik 803,515,602 21.83% Total 3,681,231,699 100.00% Sumber: INTP (2008) Pada tahun 2007, Indocement menyelesaikan proyek modifikasi Pabrik ke-8 di Citeureup, yang memberikan tambahan kapasitas produksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan Indocement meningkatkan volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Tabel 3.2 menunjukkan lokasi dan kapasitas pabrik perusahaan. Tabel 3.2 Lokasi dan Kapasitas Pabrik INTP LOCATION Pabrik Kapasitas Terpasang (juta ton) Citeureup, Bogor, Jawa Barat 9 Pabrik 11.9 ton Palimanan, Cirebon, Jawa Barat 2 Pabrik 2.6 ton Selatan 1 Pabrik 2.6 ton Total 12 Pabrik 17.1 ton Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Sumber: INTP (2008) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Sejak tahun 2005, Perseroan telah melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan Semen Portland Komposit (Portland Composite Cement/PCC). Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Portland Tipe I, Tipe II dan Tipe V dan juga Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih (White Cement). Indocement saat ini merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. Selain semen peruasahaan juga memproduksi dan memasarkan klinker yaitu semen setengah jadi. Dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan tidak sendiri, perusahaan memiliki beberapa anak perusahaan yang kegiatan operasinya mendukung kegiatan operasi perusahaan. Tabel 3.3 menunjukkan nama perusahaan, bidang usaha, dan persentase kepemilikan anak perusahaan INTP. Tabel 3.3 Anak Perusahaan INTP Anak perusahaan Bidang usaha Persentase kepemilikan PT Dian Abadi Perkasa Distributor semen domestik 99.9 % PT Pionirbeton Industri* Beton siap pakai 99,9 % PT Indomix Perkasa Beton siap pakai 99,9 % PT Gunung Tua Mandiri Penambangan aggregat PT Mandiri Sejahtera Sentra* Penambangan aggregat PT Multi Bangun Galaxy* 51,0 % 40,0 % Pengolahan terminal semen 99,9 % Limited Investasi 100 % PT Pama Indo Mining Penambangan batu Indocement (Cayman Island) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Stillwater Shipping Corporation kapur 40,0 % Pengangkutan laut 50,0 % PT Cibinong Center Industrial Estate Kawasan indusri 50,0 % PT Bahana Indonor* Pengangkutan laut 50,0 % PT Mineral Industri Sukabumi Penambangan trass 50,0 % Sumber: INTP (2008) Sebagai salah satu produsen terbesar semen berkualitas di Indonesia, INTP memiliki komitmen kuat untuk meneruskan bisnisnya secara etis dan taat hukum, membantu usaha-usaha peningkatan ekonomi, dan turut memperbaiki kehidupan para karyawan serta masyarakat sekitar wilayah operasinya. INTP terus memelihara kesinambungan bisnisnya dengan melakukan berbagai langkah strategis, dimana salah satu diantaranya adalah melalui perwujudan tanggung jawab sosial kami (Corporate Social Responsibility/CSR) di seluruh wilayah operasinya yang terdiri dari 12 pabrik - sembilan di Citeureup (dekat Bogor, Jawa Barat), dua di Palimanan (Cirebon), dan satu di Tarjun (Kotabaru, Kalimantan Selatan), serta di beberapa terminal distribusi semen yang tersebar di Indonesia. INTP mendasarkan program-program CSR pada konsep pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) dengan tiga dasar utama kepentingan (Triple Bottom Lines), yakni memelihara lingkungan, memberikan manfaat bagi masyarakat lokal, dan menjaga pertumbuhan perusahaan. Program-program CSR kami yang selama ini dijalankan mengacu pada kegiatan yang terkelompok dalam kerangka Lima Pilar (The Five Pillars) yang lebih banyak bersifat filantrofi. Namun, ke depan, konsep Lima Pilar ini akan dikombinasikan dengan konsep sustainable development. Kelima pilar tersebut adalah Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan, Sosial (Budaya, Agama, dan OlahRaga), dan Keamanan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Hingga pada akhir tahun 2008, INTP telah banyak menerima penghargaanpenghargaan dari lembaga-lembaga independen. Penghargaan yang mereka itu merupakan suatu apresisasi terhadap kinerja yang diberikan manajemen terhadap perusahaan. Ada beberapa penghargaan penting yang diterima Indocement diantaranya adalah: 1. Pada tahun 2008, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. raih Penghargaan EMAS dan Penghargaan Terbaik 1 “Indonesian CSR Awards 2008”. 2. Pada tahun 2008, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. menerima penghargaan sebagai “5 Terbaik dalam Pelaporan Keuangan Indonesia 2008” untuk kategori industri manufaktur, yang diberikan oleh Fakultas Ekonomi - Universitas Indonesia (FEUI) bekerja sama dengan Bapepam-LK. 3. Pada tahun 2007, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. menerima penghargaan yang diberikan oleh Majalah SWA serta Stern Steward & Co sebagai 100 perusahaan Pencipta Nilai Terbaik di Indonesia tahun 2007. 4. Pada tahun 2007, PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. menerima penghargaan Top Brand 2007 dari Frontier Consulting Group dan Majalah Marketing. 2. Kondisi Umum Perusahaan Hingga pada akhir tahun 2008 jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi INTP diduduki oleh orang-orang berikut ini: Komisaris Utama: DR. Albert Scheuer (Jerman) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: Sudwikatmono (Indonesia) Wakil Komisaris Utama/Komisaris Independen: I Nyoman Tjager (Indonesia) Komisaris Independen: Sri Prakash (Indonesia) Komisaris: DR. Lorenz Naeger (Jerman), DR. Bernhard Scheifele (Jerman), Ali Emir Adiguzel (Belgia) Direktur Utama: Daniel Eugene Antoine Lavalle (Belgia) Wakil Direktur Utama: Tedy Djuhar (Indonesia) Direktur: Hasan Imer (Turki), Nelson G. D. Borch (Kanada), Christian Kartawijaya (Indonesia), Kuky Permana Kumalaputra (Indonesia), Benny Setiawan Santoso (Indonesia), Ernest Gerard Jelito (Amerika Serikat) Kondisi umum perusahaan dapat digambarkan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan secara umum. Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan bagaimana perkembangan Total Asset, Total Liabilities, Total Equity, Net Revenues, dan Net Income. Tabel 3.4 Kondisi Umum INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) 2004 Total Asset Total Liabilities Total Equity Net Revenues Net Income 2005 9.771.012 10.536380 - (7,83%) 2006 9.598.280 2007 2008 10.037.927 11.286.707 (-8,90%) (4,59%) (12,44%) 3.565.518 3.112.970 2.764.976 (-4,07%) (-27,34%) (-12,70%) (-11,18%) 4.655.793 5.629.382 6.032.762 6.893.500 8.500.194 (7,17%) (14,27%) (23,31%) 6.325.329 7.323.644 9.780.498 5.115.219 4.906.998 - - (14,48%) 4.157.683 5.592.354 - (21,16%) (13,11%) (15,78%) (33,55%) 116.023 739.686 592.802 980.103 1.745.501 (65,33%) (78,09%) - (537,53%) (-19,86%) Sumber: INTP (2008) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Dari tabel 3.4 kita dapat melihat bagaimana kondisi umum perusahaan jika dilihat dari kondisi keuangannya dari tahun 2004-2008. Dari tabel 3.4 kita juga dapat melihat bagaimana persentase perubanan Total Asset, Total Liabilities, Total Equity, Net Revenues, dan Net Income. Total Assets perusahaan secara umum meningkat dari tahun 2004-2008. Ada terjadi penurunan pada tahun 2006 sebesar 8,90% hal itu sebagian besar disebabkan karena berkuranggnya kas perusahaan karena membayar kewajiban. Total Liabilities secara umum mengalami penurunan dari tahun 2004-2008. dalam rentang waktu lima tahun, penurunan hutang yang palin signifikan terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar 27,34% dimana pada saat itu total kewajiban tidak lancer perusahaan berubah menjadi Rp. 2.753.337.988.571,- dimana pada tahun sebesar Rp. 4.051.153.452. 265,Total Equty secara umum mengalami peningkatan dari tahun 2004-2008. peningkatan equity sebagian besar disebabkan karena peningkatan saldo laba ditahan. Net Revenues secara umum selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Peningkatan Net Revenues yang paling signifikan terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar 33,55%. Peningkatan tersebut tentunya dipengaruhi oleh peningkatan penjualan. Net Income sacara umum mengalami peningkatakan hanya pada tahun 2006 mengalami penurunan sebesar 19,86%. Hal itu disebabkan penigkatan beban pokok pendapatan dan jumlah beban usaha. Selain kondisi keuangan perusahaan pada tabel 3.5 dan 3.6 dapat dilihat bagaimana volume produksi klinker dan semen dan volume penjualan semen dan klinker PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk tahun 2004-2008 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 3.5 Volume Produksi Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 (dalam ribu ton) Produk 2004 2005 2006 2007 2008 Klinker 11.304 10.956 11.739 12.694 12 .773 Semen 10.484 10.874 10.578 11.299 12 .544 Sumber: INTP (2008) Tabel 3.6 Volume Penjualan Klinker dan Semen INTP tahun 2004-2008 ( dalam ribu ton) Produk 2004 2005 2006 2007 2008 1.892 1.261 2.556 3.288 2.226 Domestik 9.238 9.554 9.962 10.746 12.324 Ekspor 1.335 1.249 645 528 111 Klinker Ekspor Semen Sumber: INTP (2008) Berdasarkan tabel 3.5 kita dapat melihat bahwa secara umum volume produksi klinker perusahaan mengalami peningkatan. Penigkatan itu diikuti oleh penigkatan volume produksi semen. Klinker yang diproduksi merupakan bahan baku untuk semen. Sedangkan pada tabel 3.6 menunjukkan volume penjualan perusahaan. Untuk penjualan klinker 2004-2008 mengalami penurunan. Perusahaan hanya menjual klinker untuk kebutuhan luar negeri (ekspor). Untuk semen, penjualan untuk kebutuhan domestik setiap tahunnya mengalami peningkatan, sedangkan untuk ekspor dari tahun 2004-2008 mengalami penurunan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. B. PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. 1. Sekilas PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Perseroan didirikan dengan nama NV Pabrik Semen Gresik pada tanggal 25 Maret 1953 dengan Akta Notaris Raden Mr. Soewandi No. 41. Pada tanggal 17 April 1961, NV Pabrik Semen Gresik dijadikan Perusahaan Negara (Persero) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 132 tahun 1961, kemudian berubah menjadi PT SEMEN GRESIK (PERSERO) berdasarkan Akta Notaris J.N. Siregar, S.H. No. 81 tanggal 24 Oktober 1969. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir berdasarkan Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 5 tanggal 5 Juli 2007 mengenai perubahan modal dasar dan modal yang ditempatkan. Perubahan tersebut telah dilaporkan ke Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat No. W7HT.01.04-9972 tanggal 9 Juli 2007 dan diumumkan dalam berita Negara RI No. 63 tanggal 7 Agustus 2007, tambahan berita Negara RI No. 888/I/2007. Ruang lingkup kegiatan Perseroan dan anak perusahaan meliputi berbagai kegiatan industri, namun kegiatan utamanya adalah dalam sektor industri semen. Lokasi pabrik semen Perseroan dan anak perusahaan berada di Gresik dan Tuban di Jawa Timur, Indarung di Sumatera Barat serta Pangkep di Sulawesi Selatan. Hasil produksi Perseroan dan anak perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri. Perseroan berkedudukan dan berkantor pusat di Jl. Veteran, Gresik 61122, Jawa Timur. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tanggal 7 Agustus Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 1957. Saat ini kapasitas terpasang riil Perseroan sebesar 18 juta ton semen per tahun, dan menguasai sekitar 43,7% pangsa pasar semen domestik. Jumlah pabriknya saat ini 10 pabrik yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, dan Sulawesi. Prodak perseroan dijual dipasar dengan merk Semen Padang, Gresik Portland Cement, Dan Semen Tonasa. Negara yang menjadi tujuan ekspor yaitu Timor Leste, Srilangka, Maldives, Seychelles, Mauritius, Qatar, dan Oman. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta merupakan BUMN pertama yang go public dengan menjual 40 juta lembar saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 (seribu Rupiah) setiap saham dengan harga penawaran Rp. 7.000,00 (tujuh ribu Rupiah) setiap saham. Komposisi pemegang sahamnya pada saat itu adalah Negara RI 73% dan masyarakat 27%. Pada tahun 1995 perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada para pemegang saham sejumlah 444.864.000 (empat ratus empat puluh empat juta delapan ratus enam puluh empat ribu) lembar saham dengan nilai nominal Rp. 1.000,00 (seribu rupiah) setiap saham. Para pemegang saham Perseroan berhak untuk membeli saham baru dalam rangka Penawaran Umum Terbatas I tersebut dengan ketentuan setiap 1 (satu) saham yang dimiliki, berhak membeli 3 (tiga) saham baru dengan harga Rp. 3.275,00 (tiga ribu dua ratus tujuh puluh lima Rupiah) setiap saham. Struktur Permodalan dan Susunan Kepemilikan Saham setelah Penawaran Umum Terbatas I yaitu 65% Negara. Republik Indonesia dan 35% masyarakat. Penggunaan dana hasil Penawaran Umum Terbatas I adalah sebagai berikut : Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 1. Sekitar 74% dipergunakan untuk membiayai pengalihan 100% saham milik Negara Republik Indonesia di PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa, dengan total nilai transaksi sebesar Rp. 1.063.929.600.000,00. 2. Sekitar 5% dipergunakan untuk menambah penyertaan modal Perseroan di PT Semen Padang yang digunakan PT Semen Padang untuk membayar sebagian hutang modal kerjanya. 3. Sekitar 21% dipergunakan untuk membiayai proyek perluasan yang dilakukan oleh Perseroan (Tuban II dan Tuban III) dan PT Semen Padang (Indarung V). Pada tanggal 17 September 1998, Negara RI melepas kepemilikan sahamnya di Perseroan sebesar 14% melalui penawaran terbuka yang dimenangkan oleh Cemex S.A. de C.V., perusahaan semen global yang berpusat di Meksiko. Komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51%, masyarakat 35%, dan Cemex 14%. Kemudian tanggal 30 September 1999 komposisi kepemilikan saham berubah menjadi: Pemerintah Republik Indonesia 51,01%, masyarakat 23,46% dan Cemex 25,53%. Pada tanggal 27 Juli 2006 terjadi transaksi penjualan saham Cemex Asia Holdings Ltd. kepada Blue Valley Holdings Pte. Ltd. sehingga komposisi kepemilikan saham berubah menjadi Negara RI 51,01% Blue Valley Holdings Pte. Ltd. 24,90%, dan masyarakat 24,09%. Seiring dengan pelaksanaan Program Pembelian Kembali Saham Perseroan, maka komposisi kepemilikan saham pada 31 Desember 2008 berubah menjadi, Negara RI 51,59%, Blue Valley Holdings Pte. Ltd. 25,18% dan masyarakat sebesar 23,23%. Hingga pada akhir tahun 2008 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. komposisi kepemilikan modal PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.7 Data Pemegang Saham SMGR per 31 Desember 2008 Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Beredar dan Kepemilikan Dimiliki Penuh Pemerintah RI 3.025.406.000 51,60% Blue Valley Holdings Pte. Ltd 1.476.948.480 25,19% Pulik 1.429.165.520 23,21% Total 5.931.520.000 100% Sumber: SMGR (2008) Adapun Visi perusahaan adalah Menjadi perusahaan persemenan bertaraf internasional yang terkemuka dan mampu meningkatkan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan (stakehodlers), sedangkan misi perseroan adalah: 1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. 2. Mewujudkan manajemen perusahaan yang berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis, semangat kebersamaan, dan bertindak proaktif, efisien serta inofatif dalam berkarya. 3. Memiliki keunggulan bersaing dalam pasar semen domestik dan internasional. 4. Memberdayakan dan mensinergikan unit-unit usaha strategik untukmeningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 5. Memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan pemangku kepentingan (stakeholders) terutama pemegang saham, karyawan dan masyarakat sekitar. Anak Perusahaan Perseroan didirikan dengan misi sebagai Strategic Tools, sehingga dapat memberi kontribusi sebesar-besarnya bagi Perseroan. Selain itu, keberadannnya diharapkan dapat bermanfaat secara sinergik untuk mencapai tujuan sesuai dengan bisnis inti yang telah ditetapkan. Terdapat 8 anak perusahaan diantaranya PT Semen Padang dan PT Semen Tonasa. PT Semen Padang (SP) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group yang berlokasi di Indarung, Padang, Sumatera Barat. Perseroan memiliki 99.99% dari sahamnya, SP memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 5.570.000 ton per tahun dan merupakan pemasok kebutuhan semen terbesar di wilayah Sumatera. Lokasi yang sangat strategis untuk distribusi semen di wilayah barat Indonesia. Kapasitas produksi sebesar 5.570.000 ton tersebut dihasilkan oleh 5 (lima) unit pabrik. SP memproduksi semen Ordinary Portland Cement (OPC), Oil Well Cement (OWC), dan Super Masonary Cement (SMC). Untuk semen portland yang diproduksi terdiri dari beberapa tipe yaitu tipe I, II, III, V, dan Portland Pozzolan Cement (OPC). Pasar utama SP meliputi wilayah Sumatera, di samping juga ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. SP juga melakukan ekspor ke beberapa negara Asia dan Afrika. Untuk mendukung pemsarannya, SP mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di Teluk Bayur, Belawan, Batam, dan Tanjung Priok di Jakarta. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. PT Semen Tonasa (ST) merupakan salah satu anggota Semen Gresik Group yang berlokasi di Biringere, Pangkep, Sulawesi Selatan. Perseroan memiliki 99.99% dari sahamnya. ST mempunyai kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton per tahun dan merupakan pabrik semen di Kawasan Timur Indonesia. ST memproduksi jenis semen Portland tipe I, II, V, Semen Masonary, dan Fly Ash Cement. Kapasitas produksi sebesar 3.480.000 ton tersebut dihasilkan oleh 3 (tiga) unit pabrik. Pasar utama ST adalah seluruh wilayah Sulawesi, di samping juga memasarkan ke wilayah Kalimantan, Nusa Tenggara, Bali, dan kawasan Indonesia Timur lainnya. ST juga melakukan ekspor ke beberapa negara, utamanya di kawasan Asia, Afrika, Eropa, dan Australia. Untuk mendukung pemasarannya, ST mengoperasikan beberapa fasilitas pengantongan semen di daerah Ujung Pandang, Bitung, Samarinda, Banjarmasin, Bali, Ambon, Palu. Keenam anak perusahaan lainnya adalah: 1. PT KAWASAN INDUSTRI GRESIK (KIG), berlokasi di Gresik, Jawa Timur, bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan industri serta jasa konsultasi di bidang kawasan industri. Kepemilikan Perseroan di KIG mencapai 65%. 2. PT INDUSTRI KEMASAN SEMEN GRESIK (IKSG),berlokasi di Tuban, Jawa Timur, bergerak dalam bidang pembuatan kemasan atau industri kemasan, perdagangan dan jasa. Komposisi kepemilikan saham di IKSG mencapai 60% 3. PT UNITED TRACTORS SEMEN GRESIK (UTSG) adalah anak perusahaan Perseroan yang bergerak di bidang pertambangan, perdagangan Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. dan jasa. Berlokasi di Tuban, Jawa Timur. Kepemilikan Perseroan sebesar 55%. 4. PT SWADAYA GRAHA adalah anak perusahaan Perseroan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang pabrikasi baja, kontraktor sipil, kontraktor mekanikal & elektrikal, persewaan alat-alat berat & konstruksi, bengkel & manufaktur, developer, jasa pemeliharaan, serta biro engineering. Perseroan memiliki sebesar 25% saham. 5. PT VARIA USAHA, Anak perusahaan Perseroan yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur ini bergerak dalam bidang jasa pengangkutan umum, perdagangan umum (termasuk ekspor impor antar pulau dalam negeri, keagenan, distributor, usaha perdagangan lainnya), perindustrian dan pembangunan, sewa menyewa dan beli sewa, pertambangan (meliputi kegiatan: penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pemurnian, pengangkutan dan penjualan hasil pertambangan), serta kegiatan lain yang sesuai dengan bidang-bidang di atas. Komposisi kepemilikan saham di VU dimiliki oleh Perseroan sebesar 24,95% saham. 6. PT ETERNIT GRESIK, berlokasi di Gresik, Jawa Timur dan bergerak dalam bidang produksi asbes, bahan bangunan, dan cetakan. Perseroan memiliki saham sebesar 17,57%. Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility/CSR) diwujudkan dengan konsisten pada prinsip triple bottom lines, yaitu harmoni antara Profit (laba usaha), Planet (lingkungan) dan People (kesejahteraan masyarakat), Perseroan telah melakukan berbagai aktifitas Corporate Social Responsibility serta berkomitmen untuk meningkatkan program tersebut. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Kepedulian Perseroan terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar diarahkan untuk menggali dan merangsang potensi masyarakat agar mampu tumbuh dan berkembang bersama Perseroan. Program CSR diwujudkan dalam berbagai bidang kehidupan penting dalam masyarakat. Perseroan sebagai aset bangsa mengutamakan pertumbuhan bersama masyarakat dan terus menjalin hubungan yang harmonis dengan masyarakat sekitar. Iklim yang kondusif dari masyarakat sekitar lingkungan pabrik dan kawasan operasional sangat diperlukan untuk mendukung kelancaran kegiatan usaha. Oleh karena itu, sebagai perwujudan kepedulian atas perkembangan dan dinamika masyarakat di sekitar kawasan usahanya, Perseroan melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Perseroan telah menentukan dua sasaran strategis dari pelaksanaan CSR, yaitu untuk meningkatkan pembinaan sosial ekonomi masyarakat dan lingkungan. Di bidang sosial, program yang dilaksanakan meliputi (1) penyediaan sarana umum seperti jalan, penerangan, sanitasi, pavingisasi dan perbaikan pasum, (2) program peningkatan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, (3) program bantuan pendidikan, (4) program bantuan bencana alam, (5) program bantuan kesehatan, pengembangan keolahragaan, dan pengembangan karya seni budaya. Di bidang ekonomi, program yang dilaksanakan meliputi pengembangan pola kemitraan usaha kecil dan koperasi, yang mengedepankan aspek kemandirian, profesionalisme dan etika. Pengembangan pola kemitraan tersebut diharapkan akan menjadi fasilitator dan akselerator bagi pertumbuhan usaha kecil yang membawa dampak berganda (multiplier effect) terhadap kemandirian dan kesejahteraan masyarakat di sekitar lingkungan Perseroan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Sedangkan di bidang lingkungan, Perseroan secara komprehensif menerapkan falsafah “Go Green” yang mencakup tujuh aspek, mulai dari penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan hingga pengendalian lingkungan hidup. Berbagai kegiatan telah dilaksanakan yang meliputi kegiatan penghijauan, bantuan pembuatan sumur, pembuatan sarana wisata air serta pembuatan real estat dan kawasan industri di kawasan pasca tambang. Di samping itu, Perseroan memiliki fasilitas pengelolaan air bersih (water treatment) dan penampungan air hujan berupa waduk serba guna untuk berbagai keperluan. Komitmen penggunaan teknologi ramah lingkungan diwujudkan antara lain melalui penggunaan sarana-sarana pengendalian polusi berteknologi mutakhir. Program rehabilitasi lingkungan pasca tambang dan lingkungan sekitar fasilitas produksi dirancang bersama konsultan independen bertaraf internasional. Semua upaya tersebut sekaligus merupakan jawaban terhadap meningkatnya tuntutan masyarakat dunia akan terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik untuk kehidupan mendatang. Hasil nyata di tahun 2008 adalah meningkatnya peringkat Proper Perseroan dari Kementerian Lingkunga Hidup, dari Biru menjadi Hijau. Sepanjang perjalanan hidupnya Perseroan tentunya tidak terlepas dari tantangan-tantangan. Namun dibalik itu semua tentunya perusahaan selalu menginginkan menjadi yang terbaik. Kinerja perusahaan yang baik dapat diwujudkan dengan pemberian apresiasi oleh badan-badan tertentu. Hingga pada akhir tahun 2008 SMGR telah banyak menerima penghargaan, diantaranya: 1. 10 BUMN Peraih Laba Terbesar 2008 2. Asia’s Best Companies Pool 2008 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 3. Wealth Added Creator Award 2008 4. Investor Award 2008 2. Kondisi Umum Perusahaan Pada akhir tahun 2008 jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi diduduki oleh : Komisaris Utama Wakil Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen Hadi Soesastro Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Suharto : Dedi Aditya Sumanagara : Darjoto Setyawan : Setia Purwaka : Achmad Jazidi, Arif Arryman Marwoto : Dwi Soetjipto : Heru D. Adhiningrat : Cholil Hasan, Suparni, Irwan Suarly, Kondisi umum perusahaan digambarkan dengan melihat kondisi keuangan perusahaan secara umum. Pada tabel berikut ini akan ditunjukkan bagaimana perkembangan Total Asset, Total Liabilities, Total Equity, Net Revenues, dan Net Income. Tabel 3.8 Kondisi Umum SMGR tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) 2004 Total Liabilities Total Equity Total Asset 2005 2006 2007 2.917.555 2.761.411 1.915.143 1.795.640 - -5,40% -30,64% -6,24% 3.660.356 4.466.932 5.499.614 6.627.263 - 22,04% 23,12% 20,50% 2008 2.429.249 35,30% 8.069.586 21,80% 6.640.561 7.279.860 7.496.419 8.515.227 10.602.561 - 9,90% 2,72 12,60% 24.52% Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Net 6.067.558 7.532.208 8.727.858 9.600.801 12.209.846 Revenues 24,31% Net 520.590 Income 15,80% 10% 1.001.772 1.295.520 1.775.408 - 92,43% 29,32% 37,04% 27,18% 2.523.544 42,14% Sumber : SMGR (2008) Berdasarkan dari tabel diatas dapat digambarkan kodisi umum perusahaan dari tahun 2004-2004 mengalami peningkatan, walaupun terjadi fluktuasi. Untuk total asset setiap tauhnnya mengalami peningkatan. Total liabilities dari tahun 20042007 selalu mengalami penurunan. Namun ditahun 2008 utang total liabilities mengalami peningkatan, tetapi jika diperbandingkan ketahun 2004 total liabilities mengalami penurunan. Untuk total equity dari tahun ketahun peningkatannya berfluktuasi, namun secara umum dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Begitu juga total revenue dan net income peningkatannya berfluktuasi, namun dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Penigkatan net income sacara signifikan terjadi pada tahun 2005 yaitu sebesar 92,43%. Kondisi umum perusahaan juga dapat digambarkan dengan jumlah produksi dan penjualan. Hal itu dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.9 Volume Produksi dan Penjualan Semen SMGR tahun 2004-2008 (dalam ribu ton) 2004 2005 2006 2007 2008 Produksi 15.012 16.758 17.316 17.676 18.018 Penjualan 14.273 15.562 16.755 15.511 16.186 - Domestik 13.431 14.277 14.937 13.800 15.230 842 1.286 1.819 1.711 955 - Ekspor Sumber : SMGR (2008) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Dari data volume produksi dan penjualan perusahaan dapat dideskribsikan bahwa volume produksi setiap tahunnya mengalami peningkatan. Begitu juga dengan volume penjualan perusahaan yang mengalami peningkatan secara umum dari tahun 2004-2008, walaupun setiap tahunnya terjadi fluktuasi. Untuk pejualan domestik setiap tahunnya berfluktuasi namun secara umum dari tahun 2004-2008 meningkat. Untuk penjualan ekspor berfluktuasi. Jika diperbandingkan dari tahun 2004-2008 mengalami penurunan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. ANALISIS EVA EVA merupakan estimasi dari laba ekonomis yang sebenarnya. EVA mencerminkan nilai sisa yang sebenarnya dari laba setelah dikurangi biaya modal. Agar lebih terarah analisi EVA yang akan dilakukan melalui tahapan-yahapan berikut ini: 1. Menghitung NOPAT 2. Menghitung Cost of capital 3. Menghitung WACC 4. Menghitung Invested capital 5. Menghitung dan Mengevalusai EVA Perusahaan yang akan dianalisis nilai EVA-nya adalah PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (INTP) dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. dimana PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. modal dikuasi oleh perusahaan asing (HeidelbergCement Group) dan dikelola oleh orang asing dan orang Indonesia sedangkan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. (SMGR) modalnya dikuasai oleh pemerintah (BUMN), sepenuhnya dikelola oleh orang Indonesia. 1. Menghitung NOPAT Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. NOPAT merupakan pendapatan operasi bersih setelah pajak. Nilainya diperoleh dengan persamaan EBIT (1-T). Perhitungan nilai NOPAT selama lima tahun pada INTP dapat dilihat pada tabel 4.1. Secara umum nilai NOPAT INTP dari tahun 2004-2008 mengalami peningkatan. Nilai NOPAT terendah terjadi pada tahun 2004 yakni sebesar Rp. 303.933,00 juta. Hal tersebut secara signifikan disebabkan karena tingginya rugi kurs-bersih yakni sebesar Rp. 498.187,00 juta, disisi lain pada saat itu perolehan laba usaha merupakan yang terendah selama lima tahun. Setelah mengalami peningkatan ditahun 2005, ditahun 2006 kembali mengalami penurunan. Hal itu disebabkan terjadinya penurunan laba usaha pada tahun 2006. Penurunan laba usaha disebabkan karena terjadinya peningkatan beban pokok pendapatan dan jumlah beban usaha. Selain itu penurunan NOPAT juga dipengaruhi oleh terjadinya penurunan bagian atas laba bersih perusahaa asosiasi bersih. Selanjutnya untuk tahun 2007 dan 2008 NOPAT INTP mengalami peningkatan dan yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar Rp. 1.869.216,00 juta. Peningkatan tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh peningkatan laba usaha yakni sebesar 54,377% dari tahun 2007. Untuk SMGR perhitungan nilai NOPAT-nya dapat dilihat pada tabel 4.2. Secara umum dari tahun 2004-2008 setiap tahunnya nilai NOPAT SMGR mengalami peningkatan. Pada tahun 2004 perolehan NOPAT perseroan sebesar Rp. 769.425,00 juta, nilai tersebut sampai tahun 2008 selalu mengalami peningkatan, ditahun 2008 nilai NOPAT perseroan sebesar Rp. 2.570.152,00 juta. Hal itu disebabkan karena terjadinya peningkatan laba usaha disetiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Sedangkan penghasilan dan biaya lainnya berjalan normal, Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. tidak ada peningkatan yang signifikan. Begitu juga dengan beban pajak penghasilan badan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.1 Perhitungan NOPAT INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 2005 2006 2007 2008 836,237.00 1,213,955.00 1,067,676.00 1,593,416.00 2,459,869.00 18,532.00 24,944.00 26,943.00 15,151.00 32,961.00 1,102.00 - - - - 22.00 - - - - (498,187.00) 49,959.00 49,289.00 (31,918.00) (73,303.00) 991.00 34,382.00 9,630.00 30,714.00 28,917.00 13,343.00 18,046.00 9,686.00 11,479.00 7,977.00 4 Earning Before Intrest and Tax (EBIT) 372,040.00 1,341,286.00 1,163,224.00 1,618,842.00 2,456,421.00 5 Beban pajak penghasilan - bersih (68,547.00) (338,126.00) (269,395.00) (433,852.00) (587,205.00) 6 NOPAT 303,493.00 1,003,160.00 893,829.00 1,184,990.00 1,869,216.00 1 Laba usaha 2 Penghasilan (beban) lain-lain: Penghasilan bunga Laba atas pembelian kembali pinjaman Laba atas pelepasan aktiva tetap - bersih Laba (rugi) kurs - bersih Lain-lain - bersih 3 Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi 2004 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.2 Perhitungan NOPAT SMGR Tbk tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 2005 2006 2007 957,837.00 1,539,238.00 1,779,379.00 2,396,848.00 3,387,186.00 37,563.00 58,526.00 125,351.00 138,149.00 223,999.00 - - - 3,305.00 5,856.00 2,190.00 1,400.00 (3,048.00) 622.00 (9,235.00) 16,632.00 4,578.00 29,450.00 24,943.00 (3,131.00) 3,465.00 6,364.00 6,400.00 7,973.00 11,046.00 4 Earning Before Intrest and Tax (EBIT) 1,017,687.00 1,610,106.00 1,937,532.00 2,571,840.00 3,615,721.00 5 Beban pajak penghasilan - bersih (248,262.00) (440,363.00) (546,343.00) (766,675.00) (1,045,569.00) 769,425.00 1,169,743.00 1,391,189.00 1,805,165.00 1 Laba usaha 2 Penghasikan (beban) lain-lain Penghasilan bunga Laba penjualan aset tetap laba (rugi) kurs - bersih Lain-lain - bersih 3 Bagian atas laba bersih perusahaan asosiasi 6 NOPAT 2004 2008 2,570,152.00 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 2. Menghitung Cost of Capital Dalam menghitung cost of capital yang perlu diperhatikan adalah komposisi modal dari suatu perusahaan. Untuk INTP dan SMGR komposisi modalnya terdiri dari hutang dan saham biasa, sehingga dalam menghitung cost of capital dilakukan dengan dua bagian yaitu cost of debt dan cost of equity. Hutang yang mengandung biaya merupakan hutang yang mengandung bunga. Cost of debt yang dihitung nilainya merupakan cost of debt after tax. Untuk INTP perhitungan cost of debt after tax-nya dapat dilihat pada tabel 4.3. Setiap tahunnya jumlah hutang INTP mengalami penurunan. Namun penurunan tersebut tidak diikuti dengan penurunan persentase biaya hutang setelah pajak, selama lima tahun persentasenya selalu mengalami peningkatan. Untuk perhitungan cost of debt after tax dapat dilihat pada tabel 4.4. Satu hal yang perlu perhatikan bahwa SMGR memiliki surat hutang dalam bentuk obligasi. Bunga obligasi merupakan biaya hutang. SMGR menerbitkan obligasi pada 2001 yaitu obligasi seri A dan seri B. Nilai nominal untuk kedua obligasi tersebut Rp. 567.000.000.000,00. Obligasi seri A jatuh tempo dalam jangka waktu tiga tahun (2003), sedangkan oligasi seri B jatuh tempo dalam jangka waktu lima tahun (2005). Pada akhir tahun 2004 dan 2005 setelah SMGR melakukan buy back terhadap obligasi seri B nilai nominal obligasi seri B menjadi sebesar Rp. 447.500.000.000,00. dan Rp. 409.550.000.000,00. Dari perhitungan cost of debt after tax SMGR dapat dilihat nilai hutangnya selama lima tahun. Jumlah hutang yang tertinggi terjadi pada tahun 2004 dan yang terendah pada tahun 2007. Untuk persentase cost of debt after tax-nya selama lima tahun mengalami fluktuasi. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.3 Perhitungan Cost of debt INTP Tbk tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Kewajiban lancar Pinjaman jangka pendek Kewajiban derivatif-bersih Hutang pada lembaga keuangan Hutang sewa guna usaha Lain-lain 2 Kewajiban tidak lancar Hutang pada lembaga keuangan Hutang sewa guana usaha Kewajiban derivatif jangka panjang Lain-lain Total hutang 3 Beban bunga 4 Laba sebelum pajak penghasilan badan 5 Beban pajak penghasilan badan 6 Cost of debt after tax 2004 2005 - 729,265.00 2,350.00 7,757.00 3,880,090.00 1,594.00 34,079.00 4,655,135.00 185,488.00 3.98% 184,570.00 68,547.00 37.14% 2.50% 4,646.03 2006 14,030.00 393,200.00 1,912.00 - 45,100.00 3,739.00 252,931.00 2,994.00 - 3,476,891.00 120.00 3,886,153.00 263,474.00 6.78% 1,077,812.00 338,126.00 31.37% 4.65% 12,259.14 1,972,974.00 5,912.00 75,939.00 2,359,589.00 301,028.00 12.76% 862,197.00 269,395.00 31.25% 8.77% 26,404.66 2007 2008 - 67,121.00 1,412,850.00 127,200.00 23,179.00 1,630,350.00 206,272.00 12.65% 1,412,570.00 433,852.00 30.71% 8.77% 18,082.04 273,750.00 547,500.00 80,483.00 99,513.00 1,001,246.00 123,634.00 12.35% 2,332,787.00 587,205.00 25.17% 9.24% 11,423.53 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.4 Perhitungan Cost of debt SMGR tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Kewajiban lancar Hutang bank jangka pendek Hutang bank Pinjaman dari pemerintah R I Hutang sewa pembiayaan Hutang obligasi 2 Kewajiban tidak lancar Hutang bank Pinjaman dari pemerintan R I Hutang sewa pembiayaan Hutang obligasi Total hutang 3 Beban bunga 4 5 Laba sebelum pajak penghasilan badan Beban pajak penghasilan badan 6 Cost of deb after tax 2004 2005 392,383.00 175,747.00 48,688.00 - 265,316.00 8,524.00 30,843.00 408,118.00 17,190.00 158,045.00 443,205.00 1,235,258.00 238,262.00 19.29% 779,426.00 248,262.00 31.85% 13.14% 31,318.84 13,690.00 127,202.00 853,693.00 157,039.00 18.40% 1,453,066.00 440,363.00 30.31% 12.82% 157,039.00 2006 2007 2008 84,669.00 2,894.00 30,843.00 - 50,008.00 3,048.00 30,843.00 - 3,494.00 29,239.00 19,788.00 - 8,813.00 96,359.00 223,578.00 80,490.00 36.00% 1,857,041.00 546,343.00 29.42% 25.41% 80,490.00 9,382.00 65,516.00 158,797.00 11,625.00 7.32% 2,560,214.00 766,675.00 29.95% 5.13% 596.18 8,318.00 36,276.00 83,268.00 180,383.00 26,192.00 14.52% 3,589,529.00 1,045,569.00 29.13% 10.29% 2,695.35 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Untuk menghitung Cost of equity digunakan metode CAPM dengan persamaan: Ke = E(R) = Rf + Beta [E(Rm) – Rf]. Dimana Rf adalah risk free yang merupakan tingkat Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) dan dapat dilihat pada tabel 4.5. Tabel tersebut menggambarkan tingkat suku bunga rata-rata bulanan yang dirata-ratakan setiap tahunnya dari tahun 2004-2008. Pada tabel tersebut kita dapat lihat bagaimana pergerakan SBI rate setiap tahunnya. E(Rm) merupakan tingkat pengembalian pasar. Data ini diperoleh dari pergerakan harian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) lalu dirata-ratakan menjadi bulanan dari tahun 2004-2008. Selama lima tahun dihitung persentase pergerakan (naik atau turun) nilai IHSG setiap bulannya. Tabel 4.6 menunjukkan Return market. Pada tabel 4.7 kita dapat lihat Return individu saham INTP. Tabel tersebut menggambarkan pergerakan bulan harga pasar saham pada saat penutupan setiap bulanannya. Harga penutupan bulanan harga pasar saham persentase pergerakannya dihitung setiap bulannya dari tahun 2004-2008. Persentase tersebut menggambarkan return yang diberikan oleh saham dari peningkatan atau penurunan harga pasar saham ditambah dengan deviden. Untuk Return individu SMGR dapat dilihat pada tabel 4.8. Perhitungan Return individu pada kedua perusahaan dilakukan untuk mencari nilai beta saham, yang menunjukkan pengaruh yang diberikan oleh pasar saham terhadap nilai saham masing-masing perusahaan. Perhitungan beta INTP dapat dilihat pada tabel 4.9. Pada tahun 2008 nilai beta INTP sebesar 5,079%, hal itu menunjukkan jika IHSG naik 10% maka return saham INTP naik sebesar 5,079%. Dari perhitungan nilai beta INTP dari tahun Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 2004-2008 menunjukan bahwa return market dengan return saham perusahaan selalu mempunyai hubungan yang positif. Jika IHSG naik maka Ri saham INTP juga naik walaupun dengan jumlah kenaikan yang tidak sama. Pada tabel 4.10 kita dapat melihat perhitungan nilai beta SMGR. Dari perhitungan nilai beta tersebut kita dapat dilihat bagaimana fluktuasi saham SMGR. Pada tahun 2004 nilai beta perseroan sebesar 21,252%, dimana kenaikan nilai saham perseroan dua kali dari kenaikan nilai pasar. Sedangkan pada tahun 2008 nilai beta perusahaan 2,526%, dimana terjadi hubungan yang tidak searah antara IHSG dengan nilai pasar saham SMGR. Untuk perhitungan nilai cost of equity INTP dapat dilihat pada tabel 4.11, perhitungannya dilakukan dengan metode CAMP. Sedangkan pada tabel 4.12 dapat dilihat perhitungan cost of equity SMGR. Dari persentase cost of equity dapat digambarkan jumlah biaya modal dari kedua perusahaan yang merupakan tingkat pengembalian minimum dari masing-masing bentuk pendanaan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.5 Tingkat Suku Bunga SBI tahun 2004-2008 (dalam persen) Bulan 2004 2005 2006 2007 2008 Januari 8.053 7.420 12.745 9.500 8.000 Februari 7.637 7.425 12.743 9.250 7.940 Maret 7.420 7.435 12.726 9.000 7.953 April 7.335 7.615 12.378 9.000 7.982 Mei 7.320 7.883 12.548 8.800 8.255 Juni 7.335 8.098 12.500 8.560 8.590 Juli 7.365 8.478 12.313 8.310 9.028 Agustus 7.370 8.678 11.850 8.250 9.265 10.000 11.250 8.250 9.530 7.405 11.000 10.971 8.250 10.695 November 7.415 12.250 10.250 8.250 11.210 Desember 12.750 9.875 8.080 10.938 9.086 11.846 8.625 9.116 September 7.385 Oktober 7.430 Rata-rata 7.456 Sumber: Bank Indonesia (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.6 Perhitungan Return Market (Rm) Tahun 2004-2008 Bulan 2004 IHSG 656.943 753.233 767.547 745.092 787.198 726.209 712.525 756.898 751.504 803.725 852.301 924.022 974.838 Rm 2005 IHSG 974.838 1,025.709 1,068.301 1,112.789 1,076.995 1,054.951 1,114.676 1,144.040 1,114.779 1,054.580 1,084.626 1,055.691 1,152.824 Januari 0.147 Februari 0.019 Maret (0.029) April 0.057 Mei (0.077) Juni (0.019) Juli 0.062 Agustus (0.007) September 0.069 Oktober 0.060 November 0.084 Desember 0.055 Rata-rata 0.035 Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah) 2006 Rm 0.052 0.042 0.042 (0.032) (0.020) 0.057 0.026 (0.026) (0.054) 0.028 (0.027) 0.092 0.015 IHSG 1,152.824 1,221.743 1,239.716 1,277.568 1,407.606 1,437.117 1,288.041 1,323.009 1,411.977 1,481.327 1,556.996 1,670.185 1,772.173 2007 Rm 0.060 0.015 0.031 0.102 0.021 (0.104) 0.027 0.067 0.049 0.051 0.073 0.061 0.038 IHSG 1,772.173 1,776.525 1,772.346 1,780.507 1,948.464 2,050.008 2,119.173 2,294.851 2,152.847 2,269.146 2,556.942 2,662.147 2,733.349 2008 Rm 0.002 (0.002) 0.005 0.094 0.052 0.034 0.083 (0.062) 0.054 0.127 0.041 0.027 0.038 IHSG 2,733.349 2,640.928 2,690.432 2,475.895 2,291.587 2,428.475 2,378.543 2,262.584 2,134.428 1,924.216 1,376.219 1,255.184 1,300.023 Rm (0.034) 0.019 (0.080) (0.074) 0.060 (0.021) (0.049) (0.057) (0.098) (0.285) (0.088) 0.036 (0.056) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.7 Return Individual (Ri) INTP tahun 2004-2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 2,400.00 2,400.00 2,375.00 1,900.00 1,900.00 1,550.00 1,425.00 1,600.00 1,600.00 1,950.00 1,925.00 2,900.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 3,075.00 3,450.00 3,150.00 2,800.00 2,650.00 3,200.00 3,450.00 3,600.00 2,925.00 2,900.00 3,300.00 3,225.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 3,550.00 3,950.00 4,425.00 4,525.00 5,000.00 3,850.00 4,200.00 4,200.00 4,575.00 4,925.00 5,000.00 5,350.00 2004 Pt 2,400.00 2,375.00 1,900.00 1,900.00 1,550.00 1,425.00 1,600.00 1,600.00 1,950.00 1,925.00 2,900.00 3,075.00 2005 Pt 3,450.00 3,150.00 2,800.00 2,650.00 3,200.00 3,450.00 3,600.00 2,925.00 2,900.00 3,300.00 3,225.00 3,550.00 2006 Pt 3,950.00 4,425.00 4,525.00 5,000.00 3,850.00 4,200.00 4,200.00 4,575.00 4,925.00 5,000.00 5,350.00 5,750.00 Deviden Ri 0.000% -1.042% -20.000% 0.000% -18.421% -8.065% 12.281% 0.000% 21.875% -1.282% 50.649% 6.034% Deviden Ri 12.195% -8.696% -11.111% -5.357% 20.755% 7.813% 4.348% -18.750% -0.855% 13.793% -2.273% 10.078% Deviden Ri 11.268% 12.025% 2.260% 10.497% -23.000% 9.091% 1.190% 8.929% 7.650% 1.523% 7.000% 7.477% 50.00 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 5,750.00 5,350.00 5,750.00 5,100.00 5,700.00 5,550.00 6,250.00 6,500.00 6,400.00 6,100.00 8,200.00 7,700.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 8,200.00 7,750.00 7,500.00 7,050.00 5,600.00 6,150.00 5,450.00 6,150.00 6,400.00 6,000.00 3,500.00 3,500.00 2007 Pt 5,350.00 5,750.00 5,100.00 5,700.00 5,550.00 6,250.00 6,500.00 6,400.00 6,100.00 8,200.00 7,700.00 8,200.00 2008 Pt 7,750.00 7,500.00 7,050.00 5,600.00 6,150.00 5,450.00 6,150.00 6,400.00 6,000.00 3,500.00 3,500.00 4,600.00 Deviden 30.00 Deviden 40.00 Ri -6.957% 7.477% -11.304% 11.765% -2.632% 0.000% 4.000% -1.538% -4.688% 34.426% -6.098% 6.494% Ri -5.488% -3.226% -6.000% -20.567% 9.821% -10.732% 12.844% 4.065% -6.250% -41.667% 0.000% 31.429% Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.8 Return Individual (Rm) SMGR tahun 2004-2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 9,050.00 9,050.00 8,900.00 9,800.00 9,850.00 9,200.00 8,000.00 8,200.00 10,000.00 10,000.00 11,350.00 12,850.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 18,500.00 18,400.00 17,800.00 16,550.00 15,900.00 16,100.00 19,200.00 19,900.00 15,700.00 18,200.00 18,700.00 17,900.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Pt-1 17,800.00 19,500.00 23,250.00 25,500.00 27,400.00 22,100.00 23,800.00 25,450.00 25,350.00 27,100.00 29,100.00 2004 Pt 9,050.00 8,900.00 9,800.00 9,850.00 9,200.00 8,000.00 8,200.00 10,000.00 10,000.00 11,350.00 12,850.00 18,500.00 2005 Pt 18,400.00 17,800.00 16,550.00 15,900.00 16,100.00 19,200.00 19,900.00 15,700.00 18,200.00 18,700.00 17,900.00 17,800.00 2006 Pt 19,500.00 23,250.00 25,500.00 27,400.00 22,100.00 23,800.00 25,450.00 25,350.00 27,100.00 29,100.00 32,000.00 Deviden 174.68 112.73 Deviden 39.67 267.51 Deviden 443.12 Ri 0.000% -1.657% 10.112% 0.510% -6.599% -13.043% 4.684% 21.951% 0.000% 13.500% 13.216% 44.846% Ri -0.326% -3.261% -7.022% -3.927% 1.258% 19.255% 5.039% -21.106% 15.924% 2.747% -4.278% -0.559% Ri 9.551% 19.231% 9.677% 7.451% -19.343% 7.692% 8.795% -0.393% 6.903% 7.380% 9.966% Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Desember 32,000.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 36,300.00 38,000.00 38,600.00 39,800.00 38,400.00 43,250.00 51,600.00 52,500.00 4,950.00 5,300.00 6,200.00 5,950.00 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Pt-1 5600 5550 5300 5000 4225 4400 4000 4100 4050 3425 3000 3250 36,300.00 2007 Pt 38,000.00 38,600.00 39,800.00 38,400.00 43,250.00 51,600.00 52,500.00 4,950.00 5,300.00 6,200.00 5,950.00 5,600.00 2008 Pt 5550 5300 5000 4225 4400 4000 4100 4050 3425 3000 3250 4175 13.438% Deviden 1,092.06 1,092.06 Deviden 149.66 Ri 4.683% 1.579% 3.109% -3.518% 12.630% 21.831% 3.861% -90.571% 7.071% 16.981% -4.032% -5.882% Ri -0.893% -4.505% -5.660% -15.500% 7.684% -9.091% 2.500% -1.220% -15.432% -12.409% 8.333% 28.462% Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.9 Nilai Beta INTP tahun 2004-2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei 2004 Rm (X) Ri (Y) X.Y 14.657% 0.000% 0.000% 1.900% -1.042% -0.020% -2.926% -20.000% 0.585% 5.651% 0.000% 0.000% -7.748% -18.421% 1.427% -1.884% -8.065% 0.152% 6.228% 12.281% 0.765% -0.713% 0.000% 0.000% 6.949% 21.875% 1.520% 6.044% -1.282% -0.077% 8.415% 50.649% 4.262% 5.499% 6.034% 0.332% 42.073% 42.030% 8.946% BETA = 9.745% 2005 Rm (X) Ri (Y) X.Y 5.218% 12.195% 0.636% 4.152% -8.696% -0.361% 4.164% -11.111% -0.463% -3.217% -5.357% 0.172% -2.047% 20.755% -0.425% 5.661% 7.813% 0.442% 2.634% 4.348% 0.115% -2.558% -18.750% 0.480% -5.400% -0.855% 0.046% 2.849% 13.793% 0.393% -2.668% -2.273% 0.061% 9.201% 10.078% 0.927% 17.992% 21.939% 2.023% BETA = 12.618% 2006 Rm (X) Ri (Y) X.Y 5.978% 11.268% 0.674% 1.471% 12.025% 0.177% 3.053% 2.260% 0.069% 10.179% 10.497% 1.068% 2.097% -23.000% -0.482% X^ 2.148% 0.036% 0.086% 0.319% 0.600% 0.036% 0.388% 0.005% 0.483% 0.365% 0.708% 0.302% 5.477% X^ 0.272% 0.172% 0.173% 0.103% 0.042% 0.321% 0.069% 0.065% 0.292% 0.081% 0.071% 0.847% 2.509% X^ 0.357% 0.022% 0.093% 1.036% 0.044% Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah -10.373% 9.091% -0.943% 2.715% 1.190% 0.032% 6.725% 8.929% 0.600% 4.912% 7.650% 0.376% 5.108% 1.523% 0.078% 7.270% 7.000% 0.509% 6.106% 7.477% 0.457% 45.240% 55.910% 2.614% BETA = 12.540% 2007 Rm (X) Ri (Y) X.Y 0.246% -6.957% -0.017% -0.235% 7.477% -0.018% 0.460% -11.304% -0.052% 9.433% 11.765% 1.110% 5.211% -2.632% -0.137% 3.374% 13.153% 0.444% 8.290% 4.000% 0.332% -6.188% -1.538% 0.095% 5.402% -4.688% -0.253% 12.683% 34.426% 4.366% 4.114% -6.098% -0.251% 2.675% 6.494% 0.174% 45.465% 44.098% 5.792% BETA = 9.614% 2008 Rm (X) Ri (Y) X.Y -3.381% -5.488% 0.186% 1.874% -3.226% -0.060% -7.974% -6.000% 0.478% -7.444% -20.567% 1.531% 5.974% 9.821% 0.587% -2.056% -10.732% 0.221% -4.875% 12.844% -0.626% -5.664% 4.065% -0.230% -9.849% -6.250% 0.616% -28.479% -41.667% 11.866% -8.795% 0.000% 0.000% 3.572% 31.429% 1.123% -67.097% -35.770% 15.690% BETA = 5.079% 1.076% 0.074% 0.452% 0.241% 0.261% 0.528% 0.373% 4.558% X^ 0.001% 0.001% 0.002% 0.890% 0.272% 0.114% 0.687% 0.383% 0.292% 1.609% 0.169% 0.072% 4.490% X^ 0.114% 0.035% 0.636% 0.554% 0.357% 0.042% 0.238% 0.321% 0.970% 8.111% 0.773% 0.128% 12.279% Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.10 Nilai Beta SMGR tahun 2004-2008 Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret 2004 Rm (X) Ri (Y) 14.657% 0.000% 1.900% -1.657% -2.926% 10.112% 5.651% 0.510% -7.748% -6.599% -1.884% -13.043% 6.228% 4.684% -0.713% 21.951% 6.949% 0.000% 6.044% 13.500% 8.415% 13.216% 5.499% 44.846% 42.073% 87.519% BETA = 21.252% 2005 Rm (X) Ri (Y) 5.218% -0.326% 4.152% -3.261% 4.164% -7.022% -3.217% -3.927% -2.047% 1.258% 5.661% 19.255% 2.634% 5.039% -2.558% -21.106% -5.400% 15.924% 2.849% 2.747% -2.668% -4.278% 9.201% -0.559% 17.992% 3.743% BETA =25,692% 2006 Rm (X) Ri (Y) 5.978% 9.551% 1.471% 19.231% 3.053% 9.677% X.Y 0.000% -0.031% -0.296% 0.029% 0.511% 0.246% 0.292% -0.156% 0.000% 0.816% 1.112% 2.466% 4.988% X^ 2.148% 0.036% 0.086% 0.319% 0.600% 0.036% 0.388% 0.005% 0.483% 0.365% 0.708% 0.302% 5.477% X.Y -0.017% -0.135% -0.292% 0.126% -0.026% 1.090% 0.133% 0.540% -0.860% 0.078% 0.114% -0.051% 0.699% X^ 0.272% 0.172% 0.173% 0.103% 0.042% 0.321% 0.069% 0.065% 0.292% 0.081% 0.071% 0.847% 2.509% X.Y 0.571% 0.283% 0.295% X^ 0.357% 0.022% 0.093% Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah 10.179% 7.451% 2.097% -19.343% -10.373% 7.692% 2.715% 8.795% 6.725% -0.393% 4.912% 6.903% 5.108% 7.380% 7.270% 9.966% 6.106% 13.438% 45.240% 80.347% BETA = 18.057% 2007 Rm (X) Ri (Y) 0.246% 4.683% -0.235% 1.579% 0.460% 3.109% 9.433% -3.518% 5.211% 12.630% 3.374% 21.831% 8.290% 3.861% -6.188% -90.571% 5.402% 7.071% 12.683% 16.981% 4.114% -4.032% 2.675% -5.882% 45.465% -32.259% BETA = 7.835% 2008 Rm (X) Ri (Y) -3.381% -0.893% 1.874% -4.505% -7.974% -5.660% -7.444% -15.500% 5.974% 7.684% -2.056% -9.091% -4.875% 2.500% -5.664% -1.220% -9.849% -15.432% -28.479% -12.409% -8.795% 8.333% 3.572% 28.462% -67.097% -17.730% BETA = 2.526% 0.758% -0.406% -0.798% 0.239% -0.026% 0.339% 0.377% 0.724% 0.821% 3.178% 1.036% 0.044% 1.076% 0.074% 0.452% 0.241% 0.261% 0.528% 0.373% 4.558% X.Y 0.012% -0.004% 0.014% -0.332% 0.658% 0.737% 0.320% 5.605% 0.382% 2.154% -0.166% -0.157% 9.222% X^ 0.001% 0.001% 0.002% 0.890% 0.272% 0.114% 0.687% 0.383% 0.292% 1.609% 0.169% 0.072% 4.490% X.Y 0.030% -0.084% 0.451% 1.154% 0.459% 0.187% -0.122% 0.069% 1.520% 3.534% -0.733% 1.017% 7.482% X^ 0.114% 0.035% 0.636% 0.554% 0.357% 0.042% 0.238% 0.321% 0.970% 8.111% 0.773% 0.128% 12.279% Sumber: Bursa Efek Indonesia (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.11 Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) INTP tahun 2004-2008 No. 1 2 3 4 Keterangan SBI (Rf) Return Market (Rm) Beta saham Cost of Equity 2004 7.456% -5.591% 9.75% 6.793% 2005 9.086% 3.789% 12.62% 8.577% 2006 11.846% 3.770% 12.54% 10.833% 2007 8.625% 1.499% 9.61% 7.726% 2008 9.116% 3.506% 5.08% 8.569% 5 Total equity 4,655,793.00 5,629,382.00 6,032,762.00 6,893,500.00 8,500,194.00 6 Jumlah biaya ekuitas 316,283.01 532,583.77 482,816.68 653,545.25 728,408.52 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan Laporan keuangan INTP (diolah) Tabel 4.12 Perhitungan Cost of Equity (Metode CAPM) SMGR tahun 2004-2008 No. 1 2 3 4 Keterangan SBI (Rf) Return Market (Rm) Beta saham Cost of Equity 5 Total equity 6 Jumlah biaya ekuitas 2004 7.456% -5.591% 21.253% 7.126% 2005 9.086% 3.789% 25.692% 8.671% 2006 11.846% 3.770% 18.057% 10.388% 3,660,356.00 4,466,932.00 5,499,614.00 260,852.43 387,326.05 571,284.16 2007 8.625% 1.499% 7.835% 6.794% 2008 9.116% 3.506% 2.526% 7.924% 6,627,263.00 8,069,586.00 450,275.59 639,412.25 Sumber: Bursa Efek Indonesia, Bank Indonesia dan Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 3. Menghitung WACC Weighted Average Cost of Capital (WACC) menghitung jumlah biaya modal secara keselurahan sesuai dengan komposisi dari bentuk-bentuk modal yang dimiliki oleh perusahaan. Dari kedua perusahan yang diteliti bentuk pembiayaan modalnya berasal dari hutang dan saham biasa. Perhitungan WACC dilakukan setelah biaya dari masingmasing bentuk pembiayaan (hutang dan saham biasa). Selanjutnya menjumlahkan hutang dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan dan menghitung pesentase/proporsi dari masing-masing bentuk pembiayaan. Proporsi dari masing-masing bentuk pembiayaan dikalikan dengan masing-masing biaya dari bentuk-bentuk pembiyaan dan hasil perkaliannya dijumlahkan sehingga akan diperoleh WACC. Untuk perhitungan WACC dari INTP dari tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 4.13. Persentase WACC tertinggi terjadi pada tahun 2006 yakni sebesar 10,067%, sedangkan yang terendah pada tahun 2004 yakni sebesar 4,548%. Nilai WACC akan dikalikan terhadap Invested capital untuk memperoleh Cost of capital. Untuk SMGR dapat dilihat pada tabel 4.14. Dari hasil perhitungan nilai WACC pada SMGR yang tertinggi terjadi pada tahun 2006 yakni sebesar 14,268% dan yang terendah terjadi pada tahun 2007 yakni 6,439%. Pada kedua tabel tersebut dapat dilihat berapa masingmasing proporsi dari setiap bentuk pembiayaan terhadap total modal dan persentase dari WACC untuk setiap tahunnya untuk kedua perusahaan. Kedua tabel itu memiliki persamaan yakni fluktuasinya, walaupun masing-masing nilainya berbeda. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.13 Perhitungan WACC INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Biaya hutang (Kd) 2 Biaya ekuitas (Ke) 2004 2.50% 6.793% 2005 4.65% 8.577% 2006 8.77% 10.833% 2007 8.77% 7.726% 2008 9.24% 8.569% 3 Total hutang 5,115,219.00 4,906,997.00 3,565,518.00 3,122,971.00 2,764,977.00 4 Total ekuitas 4,655,793.00 5,629,382.00 6,032,762.00 6,893,500.00 8,500,194.00 5 Total utang dan ekuitas 6 Proporsi total hutang thd utang dan ekuitas 7 Proporsi total ekuitas thd utang dan ekuitas 9,771,012.00 10,536,379.00 9,598,280.00 10,016,471.00 11,265,171.00 52.35% 46.57% 37.15% 31.18% 24.54% 47.65% 53.43% 62.85% 68.82% 75.46% 8 WACC 4.548% 6.749% 10.067% 8.050% 8.734% Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.14 Perhitungan WACC SMGR tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Biaya hutang (Kd) 2 Biaya ekuitas (Ke) 2004 13.14% 7.126% 2005 12.82% 8.671% 2006 25.41% 10.388% 2007 5.13% 6.794% 2008 10.29% 7.924% 3 Total hutang 2,917,555.00 2,761,748.00 1,915,243.00 1,795,640.00 2,429,249.00 4 Total ekuitas 3,660,356.00 4,466,932.00 5,499,614.00 6,627,263.00 8,069,586.00 5 Total utang dan ekuitas 6 Proporsi total hutang thd utang dan ekuitas 7 Proporsi total ekuitas thd utang dan ekuitas 6,577,911.00 7,228,680.00 7,414,857.00 8,422,903.00 10,498,835.00 44.35% 38.21% 25.83% 21.32% 23.14% 55.65% 61.79% 74.17% 78.68% 76.86% 8 WACC 9.796% 10.256% 14.268% 6.439% 8.471% Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 4. Menghitung Invested Capital Invested Capital diperoleh dari penjumlahan hutang jangka pendek, hutang jangka panjang, hak minoritas atas anak perusahan, dan total ekuitas. Hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang merupakan kewajiban yang mengandung bunga, termasuk obligasi (nilai nominal) sedangkan hutang jangka panjang lainnya merupakan kewajiban jangka panjang yang berada diluar kegiatan perniagaan perusahaan. Misalnya pada INTP kewajiban jangka panjang lainnya berupa: Kewajiban pajak tangguhan – bersih, Kewajiban diestimasi untuk imbalan kerja, Kewjiban diestimasi untuk imbalan kesehatan pasca kerja, Penyisihan untuk pembongkaran aset tetap dan restorasi lahan bekas tambang, Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali – bersih. Sedang untuk SMGR kewajiban jangka panjang lainnya berupa: Kewajiban pajak tangguhan, Kewajiban imbalan kerja, dan Hutang lain-lain. Perhitungan Invested capital untuk INTP dapat dilihat pada tabel 4.15. Nilai Invested capital yang tertinggi pada INTP selama lima tahun terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar Rp. 10.670.703,00 juta hal tersebut secara signifikan dipengaruhi oleh pertambahan nilai ekuitas yang bersumber dari saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya. Invested capital INTP terendah terjadi pada tahun 2006 yakni Rp. 9.159.954,00 juta. Untuk SMGR dapat dilihat pada tabel 4.16 dari tahun 2004-2008. Invested capital yang tertinggi terjadi pada tahun 2008 yakni sebesar Rp. 9.065.658,00 juta, hal itu diperngaruhi karena peningkatan ekuitas perusahaan yakni sebesar Rp. 1.442.323,00 juta dari tahun 2006. Invested capital SMGR yang terendah terjadi pada tahun 2004 yakni sebesar Rp. 5.823.333,00 juta. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.15 Perhitungan Invested Capital INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Hutang jangka pendek Pinjaman jangka pendek Hutang pada lembaga keuangan Hutang sewa guna usaha Lain-lain Hutang derivatif Hutang pajak 2 Hutang jangka panjang Hutang pada lembaga keuangan Hutang sewa guana usaha Kewajiban derivatif jangka panjang Lain-lain Hutang hubungan istimewa Kewajiban pajak tangguhan - bersih Kewajiban diestimasi untuk imbalan kerja Kewjiban diestimasi untuk imbalan kesehatan pasca kerja Penyisihan untuk pembongkaran aset tetap dan restorasi lahan bekas tambang Laba ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali - bersih 2004 2005 2006 2007 2008 729,265.00 2,350.00 9,226.00 48,275.00 393,200.00 1,912.00 14,030.00 34,553.00 45,100.00 252,931.00 2,994.00 3,739.00 69,090.00 67,121.00 220,833.00 273,750.00 547,500.00 80,483.00 426,148.00 3,880,090.00 1,594.00 3,476,891.00 120.00 5,696.00 495,138.00 47,868.00 1,972,974.00 5,912.00 75,939.00 5,482.00 606,269.00 54,187.00 1,412,850.00 127,200.00 23,179.00 8,547.00 663,361.00 64,279.00 99,513.00 12,905.00 569,062.00 73,193.00 - 4,409.00 7,558.00 10,252.00 12,196.00 - 12,716.00 17,844.00 28,235.00 49,336.00 8,316.00 7,173.00 6,030.00 4,886.00 34,079.00 1,805.00 61,494.00 - 9,459.00 Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 3 4 5 Hak minoritas atas aktiva bersih perusahaan Ekuitas INVESTED CAPITAL 4,655,793.00 9,433,430.00 5,629,382.00 10,124,231.00 6,032,762.00 9,159,954.00 21,456.00 6,893,500.00 9,546,843.00 21,537.00 8,500,194.00 10,670,703.00 2007 2008 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Tabel 4.16 Perhitungan Invested Capital SMGR tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. Keterangan 1 Hutang jangka pendek Hutang bank jangka pendek Hutang bank Pinjaman dari pemerintah R I Hutang sewa pembiayaan Hutang obligasi (nilai nominal) Hutang bunga dan denda Hutang pajak 2 Hutang jangka panjang Hutang bank Pinjaman dari pemerintan R I Hutang sewa pembiayaan Hutang obligasi (nilai nominal) 2004 2005 2006 392,383.00 175,747.00 48,688.00 74,905.00 229,702.00 265,316.00 8,524.00 30,843.00 409,550.00 97,198.00 403,494.00 84,669.00 2,894.00 30,843.00 43,525.00 297,985.00 50,008.00 3,048.00 30,843.00 41,885.00 267,167.00 3,494.00 29,239.00 19,788.00 41,185.00 461,088.00 17,190.00 158,045.00 447,500.00 13,690.00 127,202.00 - 8,813.00 96,359.00 - 9,382.00 65,516.00 - 8,318.00 36,276.00 83,268.00 - Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Hutang pajak Kewajiban pajak tangguhan Kewajiban imbalan kerja Hutang lain-lain Hutang bunga dan denda 3 Hak minoritas atas ekuitas anak perusahaan 4 Ekuitas 5 INVESTED CAPITAL 218,870.00 170,189.00 167,108.00 62,650.00 3,660,356.00 5,823,333.00 129,242.00 191,515.00 38,667.00 96,059.00 69,179.00 4,466,932.00 6,347,411.00 63,946.00 196,622.00 15,801.00 73,620.00 81,562.00 5,499,614.00 6,496,253.00 56,230.00 161,406.00 6,052.00 51,181.00 92,324.00 6,627,263.00 7,462,305.00 18,400.00 147,175.00 14,754.00 28,958.00 104,129.00 8,069,586.00 9,065,658.00 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 5. Menghitung dan Mengevaluasi nilai EVA Nilai EVA diperoleh dengan persamaan NOPAT- (WACC x Invested capital). Nilai EVA juga dapat diperoleh dari hasil pengurangan antara NOPAT dengan cost of capital. Dari hasil perhitungan tersebut nilai yang posif menunjukkan kinerja perusahaan baik. Untuk INTP dapat dilihat pada tabel 4.17. Pada tahun 2004 EVA perusahan benilai negatif (EVA > 0) yakni Rp. 125.560,12 juta, hal itu disebabkan karena nilai NOPAT perusahaan yang rendah sedangkan jumlah Cost of capital lebih besar dari pada nilai NOPAT, dan ini menunjukkan kinerja manajemen yang buruk. Setelah tahun 2005 memperoleh nilai EVA yang positif, pada tahun 2006 manajemen perusahaan kembali menciptakan nilai EVA yang negatif, walaupun tidak sebesar nilai negatif EVA yang terjadi pada tahun 2004 yakni sebesar Rp 28.337,62. juta. Hal itu disebabkan karena biaya modal yang sangat tinggi yakni sebesar Rp. 922.166,62 juta sedangkan NOPAT yang diperoleh sebesar Rp. 893.829,00 juta. Hal itu menunjukkan bahwa pada tahun 2004 dan 2006 manajemen gagal menciptakan nilai bagi perusahaan dan itu terjadi disebabkan karena biaya modal yang terlalu tinggi melebihi nilai NOPAT. Untuk tahun 2005, 2007 dan 2008 EVA INTP bernilai positif dan yang tertinggi selama lima tahun terjadi pada tahun 2008 yakni Rp. 937.249,43 juta. Pada tahun tersebut manajemen berhasil menciptakan dan menambah nilai perusahaan. Hal itu disebabkan karena nilai NOPAT melebihi nilai biaya modal dan itu diperoleh dari laba usaha yang tinggi. Nilai EVA SMGR tahun 2004-2008 dapat dilihat pada tabel 4.18. Nilai EVA perseroan selama lima tahun selalu bernilai positif. Hal itu menunjukkan bahwa manajemen telah berhasil menciptakan nilai bagi perusahaan. Perolehan nilai EVA Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. yang terendah terjadi pada tahun 2004 yakni Rp. 198.985,22 juta. Untuk yang tertinggi terjadi pada tahun 2008, nilai EVA perseroan pada saat itu sebesar Rp. 1.802.162,80 juta. Hasil kinerja yang positif tersebut menunjukkan bahwa manajemen SMGR mampu mengefektifkan setiap modal yang mereka miliki sehingga laba yang diperoleh perseroan mampu meutupi biaya-biaya modal. Dari perolehan nilai EVA dari kedua perusahaan kita dapat melihat suatu persamaan. Persamaan itu dapat dilihat pada proses fluktuasi nilai EVA yang diperoleh kedua perusahaan. Walaupun nilai EVA kedua perusahaan berbeda tetapi proses naik turunnya nilai EVA tersebut sama selama lima tahun. Dari keadaan tersebut dapat kita ketahui bahwa kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang berada pada industri yang sama. Terjadinya fluktuasi tersebut tentunya sebahagiannya ada dipengaruhi oleh kondisi pasar dan ekonomi. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.17 Perhitungan nilai EVA INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. 1 2 3 4 Keterangan NOPAT WACC INVESTED CAPITAL Cost of capital 5 Nilai E V A 2004 303,493.00 4.548% 9,433,430.00 429,053.12 2005 1,003,160.00 6.749% 10,124,231.00 683,316.40 2006 893,829.00 10.067% 9,159,954.00 922,166.62 2007 1,184,990.00 8.050% 9,546,843.00 768,540.87 2008 1,869,216.00 8.734% 10,670,703.00 931,966.57 (125,560.12) 319,843.60 (28,337.62) 416,449.13 937,249.43 2007 1,805,165.00 7.767% 7,462,305.00 579,597.54 1,225,567.46 2008 2,570,152.00 8.471% 9,065,658.00 767,989.20 1,802,162.80 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Tabel 4.18 Perhitungan nilai EVA SMGR tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No. 1 2 3 4 5 Keterangan NOPAT WACC INVESTED CAPITAL Cost of Capital Nilai E V A 2004 769,425.00 9.796% 5,823,333.00 570,439.78 198,985.22 2005 1,169,743.00 10.769% 6,347,411.00 683,566.94 486,176.06 2006 1,391,189.00 14.268% 6,496,253.00 926,871.07 464,317.93 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. B. ANALISIS MVA Sama halnya dengan nilai EVA, nilai MVA merupakan suatu indikator yang dapat mengukur kinerja manajemen. Nilai MVA menunjukkan kemampuan manajemen dalam memaksimalkan kekayaan para share holder. Peningkatan kekayaan tersebut dilihat dari peningkatan nilai pasar suatu perusahaan. Nilai MVA dapa diperoreh dengan mengurangkan nilai pasar saham biasa dengan nilai nominal saham biasa. Hasil pengurangan tersebut selajutnya dikalikan terhadap jumlah saham biasa yang beredar. Nilai pasar saham biasa tersebut merupakan nilai pasar pada penutupan diakhir tahun. Perusahaan yang akan dinilai MVA-nya adalah PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. tahun 2004-2008. Untuk perhitungan nilai MVA INTP dapat dilihat pada tabel 4.19. Dari tabel tersebut dapat dilihat bagaimana fluktuasi nilai MVA yang diperoleh INTP selama lima tahun. Fluktuasi nilai MVA dipengaruhi oleh fluktuasi nilai pasar saham biasa yang dimiliki INTP. Sehingga dapat disimpulkan bahwa selama nilai pasar dari saham biasa yang dimiliki suatu perusahaan masih diatas nilai nominal, maka nilai MVA perusahaan tersebut akan selalu positif. Jumlah saham biasa INTP yang beredar sebanyak 3.681.231.699 lembar. Selama lima tahun perolehan nilai MVA yang terendah terjadi pada tahun 2004 yakni sebesar Rp. 9.479.171,62 juta, dan yang tertinggi terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar Rp. 28.345.484,08 juta. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.19 Perhitungan Nilai MVA INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No Keterangan 1 Jumlah saham yang beredar 2 Nilai nominal saham Nilai pasar saham (penutupan diakhir 3 tahun) 2004 2005 2006 2007 2008 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699 3.681.231.699 500.00 500.00 500.00 500.00 500.00 1,840,615.85 1,840,615.85 1,840,615.85 1,840,615.85 1,840,615.85 3,075.00 3,550.00 5,750.00 8,200.00 4,600.00 11,319,787.47 13,068,372.53 21,167,082.27 30,186,099.93 16,933,665.82 4 Nilai MVA 9,479,171.62 11,227,756.68 19,326,466.42 28,345,484.08 15,093,049.97 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Khusus untuk SMGR pada tahun 2004 dan 2005 dilakukan dengan cara yang berbeda, perhitungan nilai MVA dilakukan dengan menjumlahkan nilai pasar saham biasa dengan nilai pasar dari surat hutang lalu mengurangkannya dengan nilai nominal dari saham biasa dan obligasi. Perbedaan itu disebabkan karena SMGR memiliki hutang dalam bentuk obligasi. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.20a berikut. Tabel 4.20a Perhitungan Nilai MVA SMGR tahun 2004-2005 (dalam juta rupiah) No Keterangan 1 Jumlah saham yang beredar 2 Nilai pasar saham 3 Nilai pasar obligasi Nilai pasar saham + obligasi 4 Nilai nominal saham 5 Nilai nominal obligasi 6 Nilai nominal saham + obligasi 7 Nilai MVA 2004 593,152,000 18,500.00 2005 593,152,000 17,800.00 10,973,312.00 10,558,105.60 443,205.00 408,118.00 11,416,517.00 10,966,223.60 1,000.00 1,000.00 593,152.00 593,152.00 447,500.00 1,040,652.00 409,550.00 1,002,702.00 10,375,865.00 9,963,521.60 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Untuk nilai MVA SMGR pada tahun 2006-2008 pehitungannya dilakukan sama seperti perhitungan yang dilakukan pada INTP. Perhitungannya dapat dilihat pada tabel 4.20b. Pada tahun tersebut obligasi yang dimiliki oleh SMGR telah jatuh tempo dan mereka hanya memiliki surat berharga dalam bentuk saham biasa. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.20b Perhitingan nilai MVA SMGR tahun 2006-2008 (dalam juta rupiah) No Keterangan Jumlah saham yang 1 beredar Nilai nominal 2 saham Nilai pasar saham (penutupan diakhir 3 tahun) 2006 2007 2008 593,152,000 5,931,520,000 5,931,520,000 1,000.00 100.00 100.00 593,152.00 593,152.00 593,152.00 36,300.00 5,600.00 4,175.00 21,531,417.60 33,216,512.00 24,764,096.00 4 Nilai MVA 20,938,265.60 32,623,360.00 24,170,944.00 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Dari perhitungan nilai MVA SMGR pada tabel 4.20a dan 4.20b dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 dan nilai nominal saham biasa perseroan Rp. 100,00. Hal tersebut terjadi karena pada pertengahan tahun 2007 perseroan melakukan stock split dengan perbandingan 1:10. Pemecahan saham terjadi karena harga pasar yang terus meningkat dan hal itu menyebabkan liquiditas saham berkurang. Dari perolehan nilai MVA SMGR yang tertinggi terjadi pada tahun 2007 yakni sebesar Rp. 32.623.360,00 juta, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu Rp. 9.963.521,00. juta. Dari perolehan nilai MVA yang positif menunjukkan manajemen SMGR telah memberikan kinerja yang baik bagi perusahaan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. C. PERBANDINGAN NILAI EVA DAN MVA Setelah nilai EVA dan MVA diperoleh untuk kedua perusahaan (INTP dan SMGR), maka langkah selanjutnya adalah melakukan perbandingan antara kedua perusahaan tersebut. Telah kita ketahui bahwa kedua perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan semen sebagai produk andalannya. Kedua perusahaan ini terdaftar dipasar bursa (BEI), untuk semester ini kedua perusahaan tersebut terdaftar sebagai anggota LQ45. keduanya nilai tersebut, apakah nilai yang diperoleh tersebut menunjukkan suatu keinerja yang baik bagi keuangan perusahaan. Untuk INTP tabel 4.23 berikut ini menunjukkan perolehan nilai EVA dan MVA perusahaan tahun 2004-2008. Yang membedakan kedua perusahaan ini adalah bahwa SMGR merupakan BUMN, manajemennya disuasai oleh pemerintah Republik Indonesia sedangkan INTP manajemennya dikuasai oleh HeidelbergCement Group dari Jerman yang merupakan anak perusahaan Birchwood Omnia Limited, Inggris. Untuk kapasitas produksi dan penguasaan pasar yang terbesar di Indonesia dipegang oleh SMGR lalu diikuti oleh INTP sebagai nomor dua. Apabila dilihat secara langsung perolehan nilai EVA selama lima tahun (20042008) yang dimiliki perusahaan tentunya SMGR merupakan yang terbaik. Selama lima tahun EVA perusahaan tersebut selalu benilai positif (EVA>0), sedangkan INTP pada tahun 2004 dan 2006 nilai EVA-nya negatif dan positif terjadi pada tahun 2005, 2007, dan 2008. Sebelum kita membuat keputusan mana yang terbaik diantara kedua perusahaan ini, analisis terhadap proses penciptan nilai perusahan lebih diperdalam lagi. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Analisis yang akan dilakukan berupa membuat perbandingan/persentase perolehan terhadap apa yang telah dilakukan dan apa yang mereka peroleh. Perbadingan yang dilakukan adalah perbandingan nilai EVA terhadap pendapatan bersih perusahaan. Untuk MVA perbandingannya dilakukan dengan memperbandingkan nilai nominal saham dengan harga pasar saham pada penutupan disetiap akhir tahunnya. Perbandingan ini dapat membuktikan mana yang terbaik diantara kedua perusahaan tersebut. Secara nilai/jumlah diantara kedua perusahaan itu SMGR-lah yang terbesar. Namun pada tabel perbandingan ini akan dapat dilihat bagaimana produktivitas masing-masing perusahaan, seberapa besar/persen pendapatan bersih yang diperoleh perusahaan yang tersisa memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Pada tabel 4.21 merupakan perbandingan pada INTP dan tabel 4.22 untuk SMGR. Dari kedua tabel tersebut perbandingan diantara kedua perusahaan dilakukan pertahun. Diawali dari tahun 2004, nilai EVA INTP bernilai negatif dari Rp. 4.616.507,00 juta pendapatan bersih yang diperoleh tidak ada tersisa untuk nilai tambah bagi perusahaan, malahan perusahaan mengeluarkan dana sebesar 2,270% (Rp. 125.560,12 juta) untuk menutupi biaya modal yang dimiliki perusahaan. Sedangkan untuk SMGR pada tahun 2004, sama seperti INTP memiliki EVA positif sebesar 3,279% dari total pendapatan (Rp. 198.985,22 juta) Dari perbadingan tersebut dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2004 diantara kedua perusahaan ini yang terbaik adalah SMGR. Untuk tahun selanjutya perbadingannya dilakukan sama seperti yang dilakukan pada tahun 2004. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.21 Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham INTP tahun 2004-2008 (dalam juta rupiah) No Keterangan 2008 2007 2006 2005 9,780,498.00 7,323,644.00 6,325,329.00 5,592,354.00 937,249.43 416,449.13 (28,337.62) 319,843.60 (125,560.12) 9.583% 5.686% -0.448% 5.719% -2.720% 3681231699 3681231699 3681231699 3681231699 3681231699 500.00 500.00 500.00 500.00 500.00 5 Nilai pasar saham (penutupan diakhir tahun) 4,600.00 8,200.00 5,750.00 3,550.00 3,075.00 6 Selisih nilai pasar dgn nilai nominal 4,100.00 7,700.00 5,250.00 3,050.00 2,575.00 9.20 16.40 11.50 7.10 6.15 1 Pendapatan besih 2 EVA EVA terhadap pendapatan bersih 3 Jumlah saham yang beredar 4 Nilai nominal saham Jumlah peningkatan 2004 4,616,507.00 Sumber: Laporan keuangan INTP (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Tabel 4.21 Perbandingan EVA terhadap Pendapatan Bersih dan Kenaikan Saham SMGR tahun 2008-2004 (dalam juta rupiah) No Keterangan 2008 2007 2006 2005 12,209,846.00 9,600,801.00 8,727,858.00 7,532,208.00 6,067,558.00 1,802,162.80 1,225,567.46 464,317.93 486,176.06 198,985.22 14.760% 12.765% 5.320% 6.455% 5,931,520,000 5,931,520,000 593,152,000 593,152,000 593,152,000 100.00 100.00 1,000.00 1,000.00 1,000.00 5 Nilai pasar saham (penutupan diakhir tahun) 4,175.00 5,600.00 36,300.00 17,800.00 18,500.00 6 Selisih nilai pasar dgn nilai nominal 4,075.00 5,500.00 35,300.00 16,800.00 17,500.00 41.75 56 36.3 17.8 1 Pendapatan besih 2 EVA EVA terhadap pendapatan bersih 3 Jumlah saham yang beredar 4 Nilai nominal saham Jumlah peningkatan 2004 3.279% 18.5 Sumber: Laporan keuangan SMGR (diolah) Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Pada tahun 2005 dari Rp. 5.592.354,00 juta pendapatan bersih yang diperoleh INTP, sebesar 5,719% (Rp. 319.843,60 juta) tersisa untuk nilai EVA. Sedangkan pada tahun yang sama SMGR memperoleh pendapatan besih Rp. 7.532.208,00 juta menciptakan nilai tambah sebesar 6,455% (Rp. 486.176,06 juta). Dari persentase tersebut dapat disimpulkan SMGR yang terbaik pada tahun 2005. Seandainya jika dari jumlah pendapatan bersih yang diperoleh SMGR memiliki persentase yang sama dengan INTP, 5,719% yang tersisa sebagai nilai tambah maka jumlahnya adalah Rp. 430.789,70 juta. Dari pengandaian tersebut perbedaan kapasitas yang menjadi pembatas diantara kedua perusahaan dapat ditembus. Perbedaan jumlah persetase dari nilai tambah menunjukkan kinerja manajen SMGR lebih baik daripada INTP, terutama didalam mengelola modal. Untuk tiga tahun berikutnya (2006, 2007, dan 2008) INTP memperoleh sisa pendapatan bersih sebagai nilai tambah sebesar minus Rp. 28.337,62 juta (0.448%), Rp. 416.449,13 juta (5,686%), dan Rp. 937.249,43 juta (9,583%). Sedangkan nilai tambah SMGR yang tersisa dari pendapatan besih pada tahun 2006-2008 adalah Rp. 464.317,93 juta, (5,320%), Rp. 1.225.567,46 juta (12,765%) dan Rp. 1.802.162,80 juta (14,760%). Dari persentase sisa pendapatan bersih untuk nilai tambah pada kedua perusahan selama tiga tahun, perolehan persentase yang terbesar berada pada SMGR. Hal tersebut menunjukkan yang terbaik diantara INTP dengan SMGR adalah SMGR yang merupakan perusahaan negara (BUMN), yang dikelola oleh orang Indonesia. Untuk membandingkan perusahaan mana yang memiliki kinerja yang lebih baik dari kedua perusahaan tersebut berdasarkan nilai MVA yang mereka peroleh dilakukan dengan mencari berapa kali harga pasar saham perusahaan tersebut Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. meningkat dari nilai nominalnya yang dilakukan dengan membanding harga pasar saham dengan harga nominal. Pada tahun 2004 harga pasar saham INTP meningkat 6,15 kali dari harga nominalnya sedangkan SMGR peningkatan harga pasar sahamnya 18,5 kali dari harga nominalnya. Pada tahun 2004 berdasarkan nilai MVA perusahaan yang memiliki kinerja terbaik adalah SMGR. Untuk tahun berikutnya (2005-2008) peningkatan harga pasar saham terhadap nilai nominal yang paling banyak adalah SMGR dan hal itu dapat dilihat pada tabel 4.23 dan 4.24. Dari perbandingan ini dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki kinerja yang paling baik diantara kedua perusahaan itu adalah SMGR, dan sebagai orang Indonesia itu patut kita banggakan. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KEIMPULAN Setelah menganalisis (EVA dan MVA) dan melakukan perbandingan terhadap PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. dan PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk., diperoleh beberapa kesimpulan: 1. Selama lima tahun (2004-2008) PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. memperoleh nilai EVA negatif (EVA<0) sebanyak dua kali yakni ditahun 2004 dan 2006, itu menunjukkan bahwa pada tahun tersebut manejemen memiliki kinerja yang buruk pada tahun tersebut. Pada tahun 2005, 2007, dan 2008 nilai EVA perusahaan positif (EVA>0), dan itu menunjukkan bahwa manajemen berhasil menambahkan nilai bagi perusahaan. 2. Selama lima tahun (2004-2008) PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. memiliki nilai EVA yang positif yaitu pada tahun 2004 untuk tahun 20052008 perseroan selalu memperoleh nilai EVA yang positif, hal itu menunjukkan kinerja manajemen perseroan baik dan hal itu dibuktikan dengan pemberian award kepada perusahaan dari pemerintah karena perseroan tercatat pada daftar 10 BUMN pencetak laba terbesar. 3. Berdasarkan analisis MVA kedua perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik, manajemen kedua perusahaan berhasil memaksimalkan kekayaan yang dimiliki oleh shareholder. Selama lima tahun kedua perusahaan tersebut selalu memiliki nilai MVA yang positif. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. 4. Dari hasil penelitian yang dilakukan pada kedua perusahaan tersebut dapat dibuktikan bahwa EVA merupakan pengukur kinerja yang baik. Perusahaan yang memiliki laba belum tentu memiliki EVA yang positif. Dan hal tersebut terbukti, pada tahun 2004 dan 2006 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. memperoleh laba namun setelah dilakukan analisis EVA sebenarnya PT tersebut mengalami kerugian. 5. Dari kedua perusahaan tersebut yang terbaik adalah PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. yang merupakan perusahaan milik pemerintah Republik Indonesia (BUMN). Melalui penelitian ini pandangan kita dapat berubah, dimana selama ini kita menganggap bahwa perusahaan yang dikelola oleh orang asing pasti memiliki kinerja yang lebih baik dari pada perusahaan yang dikelola oleh orang Indonesia terutama BUMN. 6. Nilai EVA kedua perusahaan memiliki sifat fluktuasinya yang sama, walaupun nilainya berbeda namun jika nilai EVA INTP naik, nilai EVA SMGR juga mengalami kenaikan. Hal itu dipengaruhi karena kedua perusahaan bergerak dibidang yang sama industri semen, pengaruh yang diberikan pasar untuk kedua perusahaan tersebut hampir sama. 7. Terdapat perbedaan antara analisis EVA dan MVA sebagai alat pengukur kinerja manajemen. Analisis EVA lebih bersifat operasional dimana nilai EVA merupakan konsekuensi yang diterima oleh perusahaan atas segala tinadakan yang dilakukann oleh manajemen perusahaan. Sedangkan analisis MVA lebih bersifat objektif dimana nilai MVA dipengaruhi oleh aktivitas dipasar bursa yang lebih mengutamakan prosfek suatu perusahaan untuk masa yang akan datang. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. B. SARAN 1. Bagi para investor yang ingin menginvestasikan modalnya disuatu perusahaan disarankan agar terlebih dahulu menganalisis nilai EVA dan MVA perusahaan yang menjadi tujuan investasi. 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mengarahkan penelitiannya kepada bagaimana pengaplikasian mamfaat analisis EVA (goal setting, capital budgeting, perpormance assessment, dan incentive compensation). 3. EVA merupakan alat pengukur kinerja keuangan yang baik, penerapan EVA dapat dilakukan pada setiap jenis usaha. Melalui penelitian ini disarankan agar para pengusaha dalam mengukur kinerja usahanya tidak hanya bertolak ukur dari perolehan laba saja, tetapi tolak ukurnya ditambah lagi melalui perolehan nilai EVA. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. DAFTAR PUSTAKA Brigham Eugene F. &Houston Joel F. 2006, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Salemba Empat, Jakarta. Iramani, Rr dan Febrian Erie, 2005. “Financial Value Added: Suatu Paradigma dalam Pengukuran Kinerja dan Nilai Tambah Perusahaan”, Jurnal Ekonomi Akuntasi, Volume 7 Nomor. Napitupulu, Sahala Ian Putra, 2008. “Analisis Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) pada Tiga Emiten Terbaik 2006”, Medan Naser, Etty M., 2003. “Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode EVA dan MVA”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, FE Universitas Trisakti, Volume 3 Nomor 1. Sartono, M.B.A.., Drs. R. Agus, 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi 4, BPFE-YOGYAKARTA, Yogyakarta Singgih, L. Moses, 2008. “Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added”, Prosending Seminar Nasional Manajemen Teknologi VIII, Jurusan Teknik Industri, ITS Surabaya. Sjarief, Julianti dan Wirjolukito, 2003. Aruna, ”Pengaruh EVA dan Faktor Lainnya terhadap Harga Pasar Saham”, Media Riset Akuntansi, Auditing, dan Informasi, FE Universitas Trisakti, volume 4. Tobing, Debbie C.L, 2007. “Penerapan Analisis Economic Value Added Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT UNITED TRACTORS Tbk., Medan. Utomo, Lisa Likhawati, 1999. “Economic Value Added Sebagai Ukuran Keberhasilan Kinerja Perusahaan”, Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Volume 1 Nomor 1, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Van Horme, James C dan Wachowicz, Jr. John M, 1997, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Salemba Empat, Jakarta. Young S. David & O’ Byrne Stephen F. 2001, “EVA dan Manajemen Berdasarkan Nilai”, Salemba Empat, Jakarta. http://jonikriswanto.blogspot.com/2008/10/uji-beda.html, diakses tanggal 25 Juni 2009, pukul 20.00 WIB. http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Suku+Bunga/Suku+Bunga+SBI/, tanggal 20 April 2009, pukul 10.30 WIB. diakses Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. http://www.idx.co.id/JSXStatistics/YEARLY/tabid/186/language/enUS/Default.aspx, diakses tanggal 20 April 2009, jam 10.15 WIB. http://www.swa.co.id/sekunder/kolom/manajemen/details.php?cid=2&id=250, diakses tanggal 21 Juli 2009, pukul 10.10 WIB http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=1490, tanggal 21 Juli 2009, pukul 10.20 WIB. diakses www.indocement.co.id, diakses tanggal 15 Februari 2009, pukul 19.00 WIB. www.semengresik.com, diakses tanggal 20 Juni 2009, pukul 20.30 WIB. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. LAMPIRAN Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Struktur Organisasi PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. DEWAN KOMISARIS KOMITE KOMPENSASI KOMITE AUDIT DIREKSI INTERNAL AUDIT GENERAL MANEGER OPERATION OF CITERUP FACTORY GENERAL MANEGER OPERATION OF CIREBON FACTORY GENERAL MANEGER OPERATION OF TARJUN FACTORY SEKRETARIS PERUSAHAAN PURCHASING DIVIDION SALES AND MARKETING DIVISION CORPORATE FINANE & TREASURY DIVISION LOGISTIC DIVISION ACCOUNTING & CONTROLLING DIVISION READY-MIX BUSINESS UNIT MANAGEMENT INFORMATION SYSTEM DIVISION AGGREGATES BUSINESS UNIT CORPORATE HUMAN RESOURCES DEVELOPMET DIVISION PUBLIC GENERAL AND AFFAIR DIVIDION Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Sumber: PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Struktur Organisasi PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Direktur Utama Wakil Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Litbang & Operasional Direktur Pemasaran Direktur Keuangan Sekretaris Perusahaan Divisi Produksi Bahan Baku Divisi Pengadaan dan Pengelolaan Persediaan Divisi Penjualan Divisi Keuangan Divisi Komunikasi Divisi Akuntansi Divisi Pengembangan Perusahaan Divisi Produksi Terak Divisi Produksi Semen Divisi Teknik Divisi Rancang Bangun Divisi Litbang dan Jaminan Mutu Divisi Distribusi dan Transportasi Divisi Pengembangan Pemasaran Divisi Sistem Informasi Divisi Umum Divisi SDM Divisi Hukum dan Manajemen Resiko Internal Audit Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009. Sumber: PT SEMEN GRESIK (PERSERO) Tbk. Melky Sedek Hamonangan S. : Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Analisis EVA Dan MVA Antara PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Dengan PT Semen Gresik (Persero) Tbk, 2009.