Penawaran dan Permintaan Karet Alam Indonesia

advertisement
IV. SPESIFIKASI MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS
4.1.
Spesifikasi Model
Model merupakan suatu penjelasan dari fenomena aklual sebagai suatu sistem
atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari
model aljabar yakni suatu unsur stokastik yang mencakup satu atau lebii peubah
(Intriligator 1978). Kekhususan model ekonometrika terletak pada unsur stokastik
yang memperhitungkan unsur-unsur yang sifatnya random Kerandoman ini biasanya
diabaikan dalam hubungan-hubungan teori atau model ekonomi matematik yang
umumnya menggunakan hubungan yang bersifat eksak atau deterministik.
Sesuai dengan tujuan, penelitian ini lebii mengarah kepada kajian penawaran
dan permintaan karet alam Indonesia. Tetapi sebagaimana kita ketahui bahwa
komoditas karet termasuk komoditi yang diperdagangkan di pasar intemasional, yang
juga berorientasi ekspor. Sehingga perkembangan penawaran dan pemintaan karet
alam Indonesia tidak terlepas dari tatanan penawaran dan permintaan karet alam
dipasar intemasional. Dengan alasan itu, maka model yang dibentuk harus terkait
dengan tatanan pasar karet
di negara-negara produsen (ekportir) maupun di
negara-negara konsumen (iportir). Secara garis besar perumusan model meliputi
aspek produksi, penawaran dan permintaan karet dam dipasar domestik, penawaran
ekspor karet alam Indonesia, penawaran ekspor negara produsen (ekportir) pesaing
utama, permintaan irnpor negara-negara konsumen (importir) utama, harga karet alam
Untuk negara produsen (ekportir) pesaing u t a m dipilih negara Thailand dan
Malaysia yang merupakan produsen dan pengekspor terbesar karet alam internasional.
Sebagai negara konsumen (irnportir) utama dipilih negara Amerika Serikat,
Singapura, Jepang
dan Korea Selatan yang masing-masing adalah pasar penting
tujuan ekspor karet alam internasional.
Dari pemahaman akan kerangka teoritis dan tinjauan pustaka maka
d i u s k a n suatu model ekonometrika yang diarapkan dapat menangkap
permasalahan dan tujuan penelitian. Model ekonometrika tersebut dapat dijabarkan
seperti pada Gambar 2.
Model ekonometrika ini menggambarkan hubungan dari masing-masing
peubah penjelas (explanatory variables) terhadap peubah endogen (dependent
variables), khususnya menyangkut tanda dan besaran koefiien regresi yang
diperkirakan secara apriori dan teori-teori ekonomi. Model persamaan tersebut akan
dirumuskan sebagai berikut :
4.1.1. Produksi Karet Alam Indonesia
Peubah-peubah yang diharapkan berpengaruh terhadap produksi karet alam
Indonesia adalah harga karet dam, luas areal tanaman karet dam, tingkat upah pada
sub sektor perkebunan dan produksi karet alam Indonesia beda kala.
Persamaan produksi karet alam Indonesia dirumuskan sebagai berikut :
QKt = ao + al PKt + a1 LAt + a3 TUt +
d i m : t = periode waktu tahun 1969-2000
QKt-I + U1.. ....................( 4.1 )
L
Keterangan:
0=
Peubah Endogen
= Peubah eksogen
Gambar 2. Diagram Keterkaiton Antar Peubah Model Penawaran don Perminlaan Karet Alam di POSar
Domestik don lnternasional.
a
QKt = produksi karet alam Indonesia ( ton ),
PKt
= harga riel karet alam dipasar domestik ( Rp /kg ),
LAt
= luas areal karet alam Indonesia ( ha),
TUt
= upah rata-rata terendah riel sub sektor perkebunan ( Rphulan ),
QKt-I= peubah beda kala dari QKt, dan
U1
= peubah
pengganggu.
Tanda parameter dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah :
al,az>O; a3<O; danO<a4< 1
4.1.2. Penawaran dan Permintaan Karet Alam Domestik
Penawaran karet alam dipasar domestik rne~p?ikan penjumlahan dari
produksi, stok tahun lalu dan impor dikurangi dengan ekspor, sehiigga persamaan
untuk penawaran karet alam dipasar domestik adalah sebagai beriiut :
QSKt = QKt + SKt-1
+ MKt - QXKIt ..... ......... ...... .............. ......( 4.2)
dimana :
QSKt
=
jumlah penawaran karet alam dipasar dornestik ( ton),
SKt-1
=
stok karet alam pada tahun lalu ( ton ),
MKt
=
jumlah impor karet alam Indonesia ( ton), dan
QXKIt= jumlah ekspor karet alam Indonesia ( ton ).
Sedangkan permintam karet alam dipasar domestik merupakan h g s i dari
harga karet darn, harga karet sintetis, trend waktu dan jumlah permintaan karet alam
beda kala. Persamaan permiotaan karet alam dipasar domestik d i i u s k a n sebagai
beriut :
QDKt
=
bo + bl PKt + b2 PKSt + b3 T + b4 QDKt-I + U3 ................ ......( 4.3 )
dimana :
PKSt
= harga
riel karet sintetis di pasar domestik (Rp kg)
QDKt
= jumlah
permintaan karet alam dipasar domestik ( ton)
QDKt-I = peubah beda kala dari QDKt,
T
= trend
waktu (tahun), dan
U3
= peubah penggangu.
Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah :
bl 0; b2, b3 > 0 ; d m 0 < b4< 1
4.1.3. Penawaran Ekspor Karet Alam Indonesia
Untuk melihat karakteristik perilaku penawaran ekspor karet alam Indonesia
maka harus dianalisis berdasarkan negara tujuan ekspor, yang dalam penelitian ini
dipilih empat negara utama yaitu : Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Korea
Selatan dengan pertimbangan ekspor karet alam Indonesia sebagian besar ditujukan ke
negara-negara tersebut. Peubah-peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor
karet alam Indonesia ke masing-masing negara tujuan ekspor adalah harga ekspor
karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS, pajak ekspor
dan jumlah ekspor karet alam bedakala masing-masing negara. Sehingga persamaan
penawaran ekspor karet alam Indonesia untuk masing-masing negara tujuan
duumuskan sebagai berikut :
QXKAt
=
co + C ) PXKt + ~2 QKt + ~3 ( ERt - ERt-I ) + ~4 TAXt +
cs QXKAt-I+ U4.. ....................................................
QXKSt
= do
(4.4
+ dl PXKt + dz ( ERt - ERt-I ) + d3 TAXt +
dq QXKSt-I+ Us ........................................................ ( 4.5 )
QXKJt
= eo 3- el
PXKt + e2 QKt + e3 ERt + e4 (TAXt-TAXt-I)+
e:, Q X K J ~ - ~U6
+........................................................
QXKKt
= fo
+ fl PXKt + f2 ERt + f3 TAXt +f4 QXKK t-I + U7 ......... ...( 4.7)
dimana :
PXKt
=
harga riel ekspor karet alam Indonesia (US$/kg),
ERt
=
niIai tukar rupiah terhadap dollarAS ( Rp/ US$ ),
TAXt
=
pajak ekspor karet dam Indonesia lahun ke t ( %Ith ),
QXKAt
= jumlah
ekspor karet dam Indonesia ke Amerika Serikat ( ton),
QXKSt
= judah
ekspor karet alam Indonesia ke Singapura ( ton),
QXKJt
= jumlah
ekspor karet alam Indonesia ke Jepang ( ton),
QXKKt = jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Korsel ( ton),
ERt-!
(4.6)
= peubah bedakala dari ERt,
TAXt-1 =peubah bedakala dari TAXt,
QXKAt-I= peubah bedakala dari QXKAt,
QXKSt-I= peubah bedakala dari QXKSt,
QXKJt-1 = peubah bedakala dari QXKJt,
QXKKt-,= peubah bedakala dari Q m t , dan
U~,US,U~,U~=
peubah pellgganggu.
Tanda parameter dugaan yang d i a p k a n adalah :
> o ; cq<O;O<cg<l
C12C2,C3
d1,d2>O
; d3<O;O<dq<1
el,ez,e3,>0 ; e.+<O;O<es<1
fl,fi,>O
;f3<0;0<fh<l
Total penawaran ekspor karet alam Indonesia adalah merupakan penjumlahan secara
horizontal dari jumlah ekspor yang ditawarkan untuk keempat negara tersebut diatas
dan ekspor ke sisa dunia (selain keempat negara utama diatas). Oleh karena itu,
jumlah ekspor karet alam Indonesia dirumuskan sebagai berikut :
QXKIt = QXKAt + QXKSt
+ QXWt + QXKKt + QXRRt .................. ( 4.8 )
dimana :
QXKIt
= total ekspor karet
alam Indonesia ( ton ) dan
QXRRt = jumlah ekspor karet alam Indonesia ke sisa dunia ( ton ).
4.1.4. Penawaran Ekspor Karet Alam Negara Pesaing Indonesia
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran karet alarn negara-negara
i
mata uang
pesaing Indonesia adalah harga ekspor karet alam, produksi dan ~ d atukar
negara pengekspor. Persamaan ekspor kedua negara pesaing tersebut adalah :
QXKTt
= go + g1 (PXTt-
QXKMt =
PXTt-1) + g2 QKTt
+ g3ERTt + Us... ........... ..(4.9)
+ hi ( PXMt /F'XMt-l)+h2QKMt+hj
ERMt + h T 4-hs QXKM t-I
+ ul0...................................................................
(4.10)
dimana :
QXKTt
= jumlah
ekspor karet dam Thailand ( ton ),
QXKMt
= jurnlah
ekspor karet alam Malaysia ( ton ),
QKTt
= produksi karet dam Thailand ( ton ),
QKMt
= produksi karet
PXTt
= harga riel ekspor karet
PXMt
= harga
ERTt
= nilai tukar
Bath terhadap US$,
ERMt
= nilai tukar
Ringgit terhadap US$,
T
= trend
dam Malaysia ( ton ),
dam Thailand (US$/kg),
riel ekspor karet alam Malaysia (US$ikg),
waktu (tahun)
PXTt-,
= peubah bedakala dari PXTt,
PXMt-1
= peubah bedakala dari PXMt,
QXKTt-I
= peubah bedakala dari QXKTt,
QXKMt-I = peubah bedakala dari QXKMt, dan
Us, Ulo,
= peubah pengganggu.
Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah :
gi,g2,g3> 0 dan hl,h2,h3>.0; b < O d a n O < h j < I
Total ekspor karet alam dunia dimuskan sebagai suatu persamaan identitas
yang merupakan penjumlahan secara horizontal
dari ekspor Indonesia, ekspor
Thailand, ekspor Malaysia dan ekspor negara-negara lainnya, yang dimuskan
sebagai berikut :
QXKWt
dimana :
= QXKIt + QXKTt
+ QXKMt + QXKRt.. ..................... ..(4.11)
QXKWt =total ekspor karet alam intemasional ( ton ) dan
QXKRt
=jumlah
ekspor karet alam sisa dunia, ( selain Indonesia,
Thailand dan Malaysia ) ( ton ).
4.1.5. Permintaan Impor Karet Alarn Internasional
Permintaan impor karet alam intemasional dianalisis berdasarkan negara
pengimpor utama karet alam yaitu : Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Korea
Selatan. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perilaku impor dari kee~npat
negara adalah harga impor karet alam, harga impor karet sintetis, nilai tukar mata
uang, pendapatan per kapita masing-masing negara, dan jumlah impor bedakala
masing-masing negara.
Persamaan permintaan impor karet alam oleh masing-masing negara adalah :
QMKAt
=
io + i l PAt + i 2 PSAt + i3 ERAt + i d KAPITAAt +
ijQMKAt-] + U12.................................................. ( 4 . 1 2 )
QMKSt
=
jo + j I PSt + j2PSSt + j; ERSt + j4(KAPITASt - KAPITASt-I) +
jjQMKSt-1 + U13................................................
QMKJt
=
..( 4.13 )
ko + kl(PJt / PJt-l) + k2 (PSJt- PSJt-I) + k3 (EFUt - ERJt-I)+
k4 KAPITAJt + U14............................................... ( 4.14 )
QMKKt
=
lo + 14 (PNt/PSNt)+-I2ERKt + l3 (KAPITAKt - KAPlTAK t-I )-t
IdQMKKt-! + Ulj... ..............................................
dimana :
PAt
= harga
riel impor karet alam di pasar Amerika Serikat
(US $kg),
( 4.15 )
= harga riel impor karet sintetis di pasar Amerika Serikat
(US $/kg),
PSt
= harga
riel impor karet alam di pasar Singapura (US $/kg),
PSSt
= harga riel
PJt
= harga
riel impor karet alam di pasar Jepang (US $/kg),
PSJt
= harga
riel impor karet sintetis di pasar Jepang (US$/kg),
PNt
= harga riel impor karet
PSNt
= harga riel
QMKAt
= jumlah
impor karet alam Amerika Serikat ( ton ),
QMKSt
= jumlah
impor karet alam Singapura ( ton ),
QMKJt
= jumlah
impor karet alam Jepang ( ton ),
QMKKt
= jumlah
impor karet alam Korsel ( ton ),
impor karet sintetis di pasar Singapura (US $/kg),
alam di pasar Korsel (US $/kg),
impor karet sintetis di pasar Korsel (US$/kg),
ERAt
= nilai tukar
dollar Amerika terhadap US$,
ERSt
= nilai tukar
dollar Singapura terhadap US$,
ERJt
= nilai tukar
Ycn terhadap US$,
ERKt
= nilai tukar
Won terhadap US$,
KAPITAAt
= pendapatan
bruto riel masyarakat AS per kapita
( juta US$ 1000 jiwa),
=
pendapatan bruto riel masyarakat Singapura per kapita
(juta SGD/ 000 jiwa),
=
pendapatan bruto riel masyarakat Jepang per kapita
(jutaYenl 000 jiwa ),
KAPITAKt
=
pendapatan bmto riel masyarakat Korea Selatan per kapita
Cjula Won /000 jiwa),
KAPITASt-I
=
peubah bedakala dari KAPITASt,
PJt-l
=
peubah bedakala dari PJt,
PSJt-I
=
peubah bedakala dari PSJt,
EFUt-I
=
peubah bedakala dari EFUt,
KAPITAK t-1
=
peubah bedakala dari KAPITAKt,
QMKAt-I
=
peubah bedakala dari QMKAt,
QMKSt-I
=
peubah bedakala dari QMKSt,
QMKJt-I
=
peubah bedakala dari QMKJt,
QMKKt-I
=
peubah bedakala dari QMKKt,dan
UI~,UI~,UI~,U
peubah
I S , = pengganggu.
Tanda parameter dugaan yang diiarapkan adalah :
il
< 0 ;i2,i3 i4> 0; d m 0
jl<O;j2,j3,j4 >O;danO<js<l
k1< 0 ;kz.k3, k1> 0
1 < 0 ;1
> 0; dan 0 < &<I
Dengan dernikian total impor karet alam internasional adalah penjunlahan horizontal
dari impor Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara sisa
dunia. Sehingga diiumuskan menjadi :
QMKWt
dimana :
= QMKAt
+ QMKSt + QMKJt + QMKKt +QMKR ............. ( 4.16 )
QMKWt = total impor karet dam intemasional ( ton ) dan
QMKRt
= jumlah
impor karet alam sisa dunia ( ton ).
4.1.6. Harga Karet Alam Intemasional dan Domestik
Integrasi
pasar komoditi karet semakin meningkat seiriig dengan
meningkatnya teknologi khususnya teknologi informasi. Perubahan harga disalah satu
pasar bursa akan mempengaruhi harga dipasar bursa lainnya.
Harga karet di pasar bursa dipengaruhi oleh rasio permintaan impor dan
penawaran ekspor intemasional dapat dirumuskan sebagai berikut :
PWt= mi (QMKWtIQXKWt ) + mzPWt-] + UI7............................. ( 4.17 )
diina :
= harga
PWt
riel karet dam internasional ( US$ /ton ),
PWt-I
= harga
riel karet alam internasional tahun lalu (US$ / ton), dan
UI7
= peubah
penganggu.
Tanda parameter dugaan yang d i i a p k a n adalah :
mi < 0 dan 0 < mz< 1
Kalau diasumsikan bahwa pasar cukup terintegrasi, maka informasi harga di
pasar intemasional akan segera tertangkap dan ditransmisikan ke pusat pasar-pasar
lainnya. Dengan memasukkan korelasi transmisi harga tersebut, ditarnbah dengan
berbagai pengaruh peubah-peubah lainnya yang dianggap perlu, maka persarnaan
harga di pasar Arnerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia
dan Indonesia dalarn jangka panjang dapat dirumuskan sebagai berikut :
PAt
=
n,PWL+nzPAt-,+U.................................................... (4.18)
PWt + 02 PSt-I + U1,.
PSt
= 00+ 01
PJt
=
po + pl PWt + p2PJt-I + Uzo
PNt
=
qo + ql PWt + q2PNt-I + U2I
............................................ (4.19)
...............................................(4.20)
.............................................(4.21)
PXTt = ru + r, PWt + r, PXTt-I + U,,
PXMt =
PXKt
+
SO
= b,
~1
........................................... (4.22)
PWt + s2PXMt-) + UI3 .........................................(4.23)
+ t, PWt + t, PXKt-I + U2, .........................................
dirnana :
PAt-1
=
peubah beda kala dari PAt,
peubah beda kala dari PSt,
PSt-1
=
PJt-1
= peubah beda kala dari PJt,
PNt-1
=
peubah beda kala dari PNt,
PXTt-1
=
peubah beda kala dari PXTt,
PXMt-1
=
peubah beda kala dari PXMt dan
PXKt-1
=
peubah beda kala dari PXt.
Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah :
n l > O danO<n,<l
o,>O d a n O < o , < l
pl>OdanO<p2<1
q,>OdanO<q,<l
r,>O d a n O < r , < l
sl>O danO<s2<1
t , > O danO< t2<1
...(4.24)
Jika diasumsikan bahwa pasar ekspor cukup terintegrasi dengan pasar
domestik, maka harga karet alam intemasional yang ditransmisikan ke pasar ekspor
selanjutnya akan ditransmisikan ke pasar domestik. Jadi harga karet alam di pasar
domestik dapat dirumuskan sebagai fungsi dari harga ekspor karet alam Indonesia,
permintaan karet alam di pasar domestik dan nilai tukar Rupiah terhadap dollar
Amerika Serikat dan harga ekspor karet alam Indonesia bedakala. Dalam jangka
panjang persamaan harga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :
PKt
=
u,+ u, PXKt + uz QDKt + u, ERt + u, PKt .I + U25. ........... . . . ( 4.25 )
dimana :
PKt-,
= peubah
beda kala dari PKt dan
Uzs
= peubah penganggu.
Tanda parameter dugaan yang diharapkzn adalah :
u,, uz, u, > 0 dan 0 < y < 1
4.2.
Prosedur Analisis
4.2.1. Identifikasi Model
Untuk rnengidentifikasi model, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a. Jurnlah current endogenous variables dalam model (G ),
b. Jumlah current endogenous variables yang terdapat pada setiap persamaan ( g ),
c. Jumlah predetermined variables dalam model ( K ), dan
d. Jumlah predeferrnined variables yang terdapat pada setiap persalnaan ( k ).
Berdasarkan order condition, suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah
peubah yang tercakup dalam persamaan lebih besar atau salna dengan jumlah seluruh
peubah endogen dikurangi satu. Rumus identifikasi persamaan struktural berdasarkan
order condition menurut Koutsoyiannis ( 1977 ) adalah sebagai berikut :
(G-g)+(K-k)>(Gatau
1)
(K-k)>(g-I)
Jika ( K - k ) sama dengan ( g - 1 ) inaka persamaan dalam model dikatakan
exactly identified, jika ( K
-
k ) lebih kecil dari ( g - 1 ) maka persamaan dalain
model dikatakan utzidenlified , dan jika ( K - k ) lebih besar dari ( g
-
1 ) maka
persamaan dalam model dikatakan over idenl~fied.
Model persamaan silnultan dalaln penelitian ini sebagaimana yang dirumuskan
diatas terdiri dari 25 peubah endogen ( currenl endogenou.~ variable^^ ), 52 peubah
eksogen
( currenl exogertous vuriuble,s )), dan 20 peubah bedakala ( lugged
endogenous variab1e.s ). Dengan demikian, berdasarkan order condilion, maka setiap
persamaan struktural yang ada dalam model adalah over idenlrfied.
4.2.2. Metode Pendugaan Model
Apabila persamaan struktural dalam model semuanya over idenl~fied,maka
persamaan tersebut dapat diduga dengan ~netode LlML ( Limited Infor~lzufion
Muxi~nurnLikelilzood ), F I M L ( I;ull Injbrrnution Mmimunz Likelilzood ), 2SLS (Two
Stage Least Squares ) atau 3SLS ( Three S/uge Leas/ Squares ). Pemilihan metode ini
harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Yaitu untuk mendapatkan parameter
dugaan dari persamaan struktural secara simultan. Pendugaan parameter secara
simultan akan membantu simulasi kebijakan secara tepat dan efisien. Dalam studi atau
penelitian ini, metode yang digunakan dalam menduga parameter struktural adalah
dengan 2SLS atau 3SLS.
Metode pendugaan 2SLS dibangun dengan asumsi :
1. Syarat-syarat gangguan harus memenuhi asumsi stochastic sama dengan nol,
varians konstan dan kovarians sama dengan nol.
2. Spesifikasi model struktural adalah tepat sekali sejauh yang menyangkut peubah
predetermined. Dalam ha1 ini, semua peubah predeferinined dalam model harus
diketahui.
3. Jumlah pengamatan contoh adalah lebih besar dari jumlah peubah prederer~,zined
dalam model.
4. Peubah bebas ( explunutoiy vuriubles ) tidak mengalami kolinearitas sempurna.
Dengan melnperhatikan asumsi diatas, maka timbul masalah praktis yakni
nilai terhitung dari Durbin-Watson statistik menjadi tidak valid untuk menduga
persamaan struktural dari model persamaan simultan terutama dengan adanya peubah
endogen bedakala pada sisi kanan persamaan struktural.
Altematif lain dalam menduga persaman struktural dalam model adalah
dengan menggunakan metode 3SLS, namun penggunaan metode 3SLS mempunyai
kelemahan seperti kurangnya data contoh yang tersedia dalam masalah keakuratan
data. Metode ini juga memerlukan keakuratan dalam spesifikasi karena metode ini
sangat peka terhadap kesalahan spesifikasi model. Untuk mengatasi kelemahan
metode 3SLS, rnaka sebelum data diolah perlu diperhatikan syarat-syarat berikut
(Theil and Zellner, 1962, Koutsoyiannis, 1977; Intriligator, 1978) :
1. Sistem persamaan struktural harus benar-benar over indeniijkd.
2. Jika ada persamaan yang unidentified maka persamaan tersebut diiangkan
dalam model.
3. Jika ada persamaan yang justidentified, maka persamaan tersebut dipisahkan dari
persamaan pemakaian metode 3SLS, dan membagi model menjadi dua bagian
khususnya terhadap persamaan yang unidentzjkd danjustidentified.
4. Jika matriks kovarians peubah penggangu persamaan struktural berbentuk blok
diagonal maka prosedur penerapan metode 3SLS dapat dipisahkan pada setiap
blok.
5. Peubah penggangu dari setiap persamaan tidak mengalami autokorelasi atau serial
korelasi.
6. Peubahpredetermirzedtidak mengalami Minearitas ganda yang sempurna.
7. Jumlah pengamatan contoh lebih besar dari jumlah peubahpredetermined.
8. Spesifikasi model harus sempurna, baik jumlah peubah yang harus terkandung
dalam persamaan maupun bentuk hngsi matematisnya.
Untuk menguji apakah model persamaan simultan mengalami serial korelasi
atau tidak, digunakan uji Durbin-h Statistik ( Pindyck and Rubinfeld, 1991 ) dengan
mmus :
h
=
[l-0,5DW] [ T / ( I - ~ . v a r ( b ) ] ~ '
diiana :
h
= nilai Durbin-h statistik,
T
= jumlah
pengainatan contoh,
var (b) = kuadrat dari standard error koefisien legged endogen variables, dan
DW
= nilai
Durbin - Watson statistik.
Uji statistik Durbin-h tidak valid apabila nilai var (b) lebih besar dari satu. Jika
statistik h lebih besar dari nilai kritis distribusi normal, maka model tidak mengalami
serial korelasi.
4.3.
Penerapan Model
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalaln studi ini, maka prosedur analisis
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
4.3.1. Validasi Model
Tujuan dari validasi model adalah untuk melihat sejauh mana suatu model
dapat lnewakili dunia nyata. Validasi terhadap model yang telah diduga dilakukan
dengan menggunakan RMSE ( Root Mean Square Error ), RMSPE (Rool Mean
Square Percefzf Error ), dan U ( Tlzeilk inequuli~coeffienl ) yang dirumuskan
sebagai berikut :
T
RMSPE
=
[1
n C ( Y, -
Y,I Y,
)' ] O.'x 100 %
t =I
T
[InC ( Y ,
t =I
- ya
l2 1 O . j
dimana :
y~
= nilai
ya
= nilai
T
= jumlah
RMSE
= root
mean square error,
RMSPE
= root
mean square percent error, dan
U
= theil's
prediksi model,
pengarnatan contoh,
tahun pengamatan contoh,
inequality coefiicient.
Semakin kecil nilai RMSE, RMSPE dan U maka akan semakin baik model
yang diduga. Nilai U berkisar antara no1 dan satu, jika U = 0 maka pendugaan model
adalah sempurna dan sebaliknya jika nilai U = 1 maka pendugaan model tersebut
adalah tidak sempuma sehingga model perlu direvisi kembali. Selain itu indikator lain
yang dapat digunakan untuk validasi model adalah nilai koefisien determinasi (R').
Semakin besar nilai R* dari model menunjukkan semakin besar variasi pembahan
peubah endogen yang dapat duelaskan oleh peubah penjelas, ini berarti model
semakin baik.
4.5.2.
Simulasi Faktor Internal dan Eksternal
Analisis simulasi dilakukan untuk mengetahui dampak alternatif pembahan
faktor internal dan ekstemal terhadap peubah-peubah endogen. Analisis simulasi
dibatasi pada periode 1990-2000, dilnana data yang tersedia lebih terjamin
keakuratannya dibandingkan sebelum tahun 1990. Karena mencakup periode yang
sudah lampau, inaka si~nulasiini dinamakan simulasi historis. Alternatif faktor
internal dan eksternal yang disimulasi adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan upah 20% upah rata-rata subsektor perkebunan.
Peningkatan upah tenaga kerja sebesar 20% merupakan rata-rata peningkatan
upah yang umum berlaku di sektor perkebunan selama ini dalam kondisi ekonomi
normal.
2. Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ sebesar 25%.
Penurunan niiai tukar Rupiah sebesar 25% mewakii kondiii ekonomi normal
sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor d m memperoleh
tambahan penerimaan devisa negara, d i i a dalarn penelitian ini dimisalkan
depresiasi Rupiah terhadap US$ sebesar 25%.
3. Apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 10%.
Kenaikan nilai tukar Rupiah sebesar 10% mewakili kondisi ekononli normal
sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor dan memperoleh
tambahan penerimaan devisa negara, dimana dalam penelitian ini dimisalkan
apresiasi Rupiah terhadap US$ sebesar 10%.
4.
Kenaikan pajak ekspor 5%.
Kenaikan pajak ekspor sebesar 5%, mewakili kondisi ekonomi normal sebagai
upaya memperbaiki kinerja ekspor dan memperoleh tambahan penerimaan devisa
ekspor Indonesia, dimana dalam penelitian ini dimisalkan pajak ekspor naik 5%.
5. Produksi karet alam Indonesia turun 4%.
Penurunan produksi karet alam Indonesia sebesar 4% sesuai dengan tujuan dari
Organisasi Produsen Karet Internasional yaitu ITRC (International Tripartite
Rubber Corporation) dengan rnaksud agar dapat meningkatkan harga karet alam
di pasar internasional.
6. Produksi karet alam Indonesia turun 10%.
Penurunan produksi karet alam Indonesia sebesar 10% sesuai dengan tujuan dari
Organisasi Produsen Karet Internasional yaitu ITRC (International Tripartite
Rubber Corporation) dengan maksud agar dapat meningkatkan harga karet alam
di pasar internasional.
7. Kombiiasi 1 dan 2.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari kenaikan
tingkat upah dan depresiasi Rupiah terhadap US$ terhadap ekonomi karet alan
Indonesia dan internasional.
8. K o m b i i i 2 dan 4.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari kenaikan
depresiasi Rupiah terhadap US$ dan peningkatan pajak ekspor terhadap ekonomi
karet alam Indonesia dan internasional.
9. Depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing sebesar 25%.
Penwnan nilai tukar mata uang negara pesaing sebesar 25% mewakili kondisi
ekonomi normal sebagai upaya memperbaiki kineja ekspor dan memperoleh
tambahan penerimaan devisa
bagi kedua negara pesaing. Ditetapkan nilai
tersebut dibandingkan dengan kondiii Indonesia apabila terjadi depresiasi nilai
tukar dalam persentase yang sama.
10. Produksi karet alam dari negara pesaing Indonesia naik sebesar 10%.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan produksi karet alam
negara pesaing terhadap kinerja ekonomi karet dam di pasar internasional
ataupun domestik. Angka sebesar 10% dipilih secara sengaja.
11. Produksi karet alam dari negara pesaing Indonesia turun sebesar 10%.
Penurunan produksi karet alam negara pesaing sebesar 10% sesuai dengan tujuan
dari Organisasi Produsen Karet lnternasional yaitu ITRC (International Tripartite
Rubber Corporation) dengan maksud agar dapat meningkatkan harga karet alam
di pasar internasional.
12. Depresiasi nilai tukar mata uang negara importir sebesar 10%.
Simulasi ini &lakukan untuk melihat dampak depresiasi nilai tukar mata uang
negara importir terhadap kiierja ekonomi karet alam di pasar internasional atau
domestik. Depresiasi sebesar 10% dipilih secara sengaja.
13. Apresiasi nilai tukar mata uang negara importir sebesar 10%.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat dampak apresiasi nilai tukar mata uang
negara importir terhadap kinerja ekonomi karet alam di pasar internasional atau
domestik. Apresiasi sebesar 10% dipilih secara sengaja.
14. Pendapatan per kapita negara importir naik sebesar 5%.
Simulasi ini diiakukan untuk melihat damp& peningkatan pendapatan negara
importir terhadap kinej a ekonomi karet alam di pasar internasional dan domestik.
Angka perubahan 5% dipilih secara sengaja.
15. Kombinasi 12 dan 14.
Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari depresiasi nilai
tukar mata uang negara importir dan peningkatan pendapatan perkapita negara
importir lerhadap ekonomi karet alam Indonesia dan internasional.
4.3.3. Distribusi Tingkat Kesejahteraan
Analisis distribusi kesejahteraan dalam penelitian ini akan ~nembahassurplus
produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor dan kesejahteraan
bersiil sena penerimaan devisa ekspor karet alam Indonesia bila terjadi perubahan
faktor internal dan eksternal. Analisis ini menjadi indikator kesejahteraan pelaku
ekonomi.
Ferubahan surplus produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak
ekspor dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet aiam dalam
penelitian ini dianaiisis dari hasil simulasi faktor ekonomi internal dan eksternal,
sehingga dapat diketahui bagaimana perubahan distribusi kesejahteraan sebagai akibat
dari perubahan faktor internal dan eksternal.
Analisis surpius produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak
ekspor dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet ala~nIndonesia
dapat diru~nuskandengan mengadaptasi dari Sinaga (1989) sebagai berikut :
i . Perubahan surpius produsen:
QKh (PKh - PK,)
4-
'/2 (QKh - QK,) (PKh - PK,)
2. Perubahan surplus konsumen:
QDKh (PKI,- PK,) + '/? (QDKI,- QDK,) (PKh - PK,)
3. Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor:
(QXKI, * PXK, * (TAXI OO), * ER,) - (QXKIb * PXKb* (TAX/lOO)b* ERb)
4. Kesejahteraan Bersih (Net Welfare):
(1+2+3)
5. Perubahan penerimaan devisa:
(QXKIs * PXK, ) - (QXKII, * PXKI,)
dimana:
QK
= produksi
karet alam Indonesia,
PK
= harga
QDK
=jumlah
PXK
= harga riel
TAX100
= pajak
QXa
= jumlah
b
= menyatakan nilai
s
= menyatakan
riel karet alam dipasar domestik,
permintaan karet alam dipasar domestik,
ekspor karet alam Indonesia,
ekspor karet alam Indonesia tahun ke t,
ekspor karet alam Indonesia,
simulasi dasar, dan
nilai simulasi kebijakan dan faktor ekonomi
internal dan eksternal.
4.3.4. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder deret waktu
( time series ) mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2000. Sedangkan sumber data
berasal dari Biro Pusat Statistik ( BPS ), Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen
Pertanian, GAPKINDO ( Gubungan Perusahuan Karet Lndonesia ), Bank Indonesia,
dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Download