IV. SPESIFIKASI MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS 4.1. Spesifikasi Model Model merupakan suatu penjelasan dari fenomena aklual sebagai suatu sistem atau proses (Koutsoyiannis, 1977). Model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari model aljabar yakni suatu unsur stokastik yang mencakup satu atau lebii peubah (Intriligator 1978). Kekhususan model ekonometrika terletak pada unsur stokastik yang memperhitungkan unsur-unsur yang sifatnya random Kerandoman ini biasanya diabaikan dalam hubungan-hubungan teori atau model ekonomi matematik yang umumnya menggunakan hubungan yang bersifat eksak atau deterministik. Sesuai dengan tujuan, penelitian ini lebii mengarah kepada kajian penawaran dan permintaan karet alam Indonesia. Tetapi sebagaimana kita ketahui bahwa komoditas karet termasuk komoditi yang diperdagangkan di pasar intemasional, yang juga berorientasi ekspor. Sehingga perkembangan penawaran dan pemintaan karet alam Indonesia tidak terlepas dari tatanan penawaran dan permintaan karet alam dipasar intemasional. Dengan alasan itu, maka model yang dibentuk harus terkait dengan tatanan pasar karet di negara-negara produsen (ekportir) maupun di negara-negara konsumen (iportir). Secara garis besar perumusan model meliputi aspek produksi, penawaran dan permintaan karet dam dipasar domestik, penawaran ekspor karet alam Indonesia, penawaran ekspor negara produsen (ekportir) pesaing utama, permintaan irnpor negara-negara konsumen (importir) utama, harga karet alam Untuk negara produsen (ekportir) pesaing u t a m dipilih negara Thailand dan Malaysia yang merupakan produsen dan pengekspor terbesar karet alam internasional. Sebagai negara konsumen (irnportir) utama dipilih negara Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Korea Selatan yang masing-masing adalah pasar penting tujuan ekspor karet alam internasional. Dari pemahaman akan kerangka teoritis dan tinjauan pustaka maka d i u s k a n suatu model ekonometrika yang diarapkan dapat menangkap permasalahan dan tujuan penelitian. Model ekonometrika tersebut dapat dijabarkan seperti pada Gambar 2. Model ekonometrika ini menggambarkan hubungan dari masing-masing peubah penjelas (explanatory variables) terhadap peubah endogen (dependent variables), khususnya menyangkut tanda dan besaran koefiien regresi yang diperkirakan secara apriori dan teori-teori ekonomi. Model persamaan tersebut akan dirumuskan sebagai berikut : 4.1.1. Produksi Karet Alam Indonesia Peubah-peubah yang diharapkan berpengaruh terhadap produksi karet alam Indonesia adalah harga karet dam, luas areal tanaman karet dam, tingkat upah pada sub sektor perkebunan dan produksi karet alam Indonesia beda kala. Persamaan produksi karet alam Indonesia dirumuskan sebagai berikut : QKt = ao + al PKt + a1 LAt + a3 TUt + d i m : t = periode waktu tahun 1969-2000 QKt-I + U1.. ....................( 4.1 ) L Keterangan: 0= Peubah Endogen = Peubah eksogen Gambar 2. Diagram Keterkaiton Antar Peubah Model Penawaran don Perminlaan Karet Alam di POSar Domestik don lnternasional. a QKt = produksi karet alam Indonesia ( ton ), PKt = harga riel karet alam dipasar domestik ( Rp /kg ), LAt = luas areal karet alam Indonesia ( ha), TUt = upah rata-rata terendah riel sub sektor perkebunan ( Rphulan ), QKt-I= peubah beda kala dari QKt, dan U1 = peubah pengganggu. Tanda parameter dugaan yang diharapkan (hipotesis) adalah : al,az>O; a3<O; danO<a4< 1 4.1.2. Penawaran dan Permintaan Karet Alam Domestik Penawaran karet alam dipasar domestik rne~p?ikan penjumlahan dari produksi, stok tahun lalu dan impor dikurangi dengan ekspor, sehiigga persamaan untuk penawaran karet alam dipasar domestik adalah sebagai beriiut : QSKt = QKt + SKt-1 + MKt - QXKIt ..... ......... ...... .............. ......( 4.2) dimana : QSKt = jumlah penawaran karet alam dipasar dornestik ( ton), SKt-1 = stok karet alam pada tahun lalu ( ton ), MKt = jumlah impor karet alam Indonesia ( ton), dan QXKIt= jumlah ekspor karet alam Indonesia ( ton ). Sedangkan permintam karet alam dipasar domestik merupakan h g s i dari harga karet darn, harga karet sintetis, trend waktu dan jumlah permintaan karet alam beda kala. Persamaan permiotaan karet alam dipasar domestik d i i u s k a n sebagai beriut : QDKt = bo + bl PKt + b2 PKSt + b3 T + b4 QDKt-I + U3 ................ ......( 4.3 ) dimana : PKSt = harga riel karet sintetis di pasar domestik (Rp kg) QDKt = jumlah permintaan karet alam dipasar domestik ( ton) QDKt-I = peubah beda kala dari QDKt, T = trend waktu (tahun), dan U3 = peubah penggangu. Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah : bl 0; b2, b3 > 0 ; d m 0 < b4< 1 4.1.3. Penawaran Ekspor Karet Alam Indonesia Untuk melihat karakteristik perilaku penawaran ekspor karet alam Indonesia maka harus dianalisis berdasarkan negara tujuan ekspor, yang dalam penelitian ini dipilih empat negara utama yaitu : Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Korea Selatan dengan pertimbangan ekspor karet alam Indonesia sebagian besar ditujukan ke negara-negara tersebut. Peubah-peubah yang berpengaruh terhadap penawaran ekspor karet alam Indonesia ke masing-masing negara tujuan ekspor adalah harga ekspor karet alam Indonesia, produksi, nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS, pajak ekspor dan jumlah ekspor karet alam bedakala masing-masing negara. Sehingga persamaan penawaran ekspor karet alam Indonesia untuk masing-masing negara tujuan duumuskan sebagai berikut : QXKAt = co + C ) PXKt + ~2 QKt + ~3 ( ERt - ERt-I ) + ~4 TAXt + cs QXKAt-I+ U4.. .................................................... QXKSt = do (4.4 + dl PXKt + dz ( ERt - ERt-I ) + d3 TAXt + dq QXKSt-I+ Us ........................................................ ( 4.5 ) QXKJt = eo 3- el PXKt + e2 QKt + e3 ERt + e4 (TAXt-TAXt-I)+ e:, Q X K J ~ - ~U6 +........................................................ QXKKt = fo + fl PXKt + f2 ERt + f3 TAXt +f4 QXKK t-I + U7 ......... ...( 4.7) dimana : PXKt = harga riel ekspor karet alam Indonesia (US$/kg), ERt = niIai tukar rupiah terhadap dollarAS ( Rp/ US$ ), TAXt = pajak ekspor karet dam Indonesia lahun ke t ( %Ith ), QXKAt = jumlah ekspor karet dam Indonesia ke Amerika Serikat ( ton), QXKSt = judah ekspor karet alam Indonesia ke Singapura ( ton), QXKJt = jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Jepang ( ton), QXKKt = jumlah ekspor karet alam Indonesia ke Korsel ( ton), ERt-! (4.6) = peubah bedakala dari ERt, TAXt-1 =peubah bedakala dari TAXt, QXKAt-I= peubah bedakala dari QXKAt, QXKSt-I= peubah bedakala dari QXKSt, QXKJt-1 = peubah bedakala dari QXKJt, QXKKt-,= peubah bedakala dari Q m t , dan U~,US,U~,U~= peubah pellgganggu. Tanda parameter dugaan yang d i a p k a n adalah : > o ; cq<O;O<cg<l C12C2,C3 d1,d2>O ; d3<O;O<dq<1 el,ez,e3,>0 ; e.+<O;O<es<1 fl,fi,>O ;f3<0;0<fh<l Total penawaran ekspor karet alam Indonesia adalah merupakan penjumlahan secara horizontal dari jumlah ekspor yang ditawarkan untuk keempat negara tersebut diatas dan ekspor ke sisa dunia (selain keempat negara utama diatas). Oleh karena itu, jumlah ekspor karet alam Indonesia dirumuskan sebagai berikut : QXKIt = QXKAt + QXKSt + QXWt + QXKKt + QXRRt .................. ( 4.8 ) dimana : QXKIt = total ekspor karet alam Indonesia ( ton ) dan QXRRt = jumlah ekspor karet alam Indonesia ke sisa dunia ( ton ). 4.1.4. Penawaran Ekspor Karet Alam Negara Pesaing Indonesia Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penawaran karet alarn negara-negara i mata uang pesaing Indonesia adalah harga ekspor karet alam, produksi dan ~ d atukar negara pengekspor. Persamaan ekspor kedua negara pesaing tersebut adalah : QXKTt = go + g1 (PXTt- QXKMt = PXTt-1) + g2 QKTt + g3ERTt + Us... ........... ..(4.9) + hi ( PXMt /F'XMt-l)+h2QKMt+hj ERMt + h T 4-hs QXKM t-I + ul0................................................................... (4.10) dimana : QXKTt = jumlah ekspor karet dam Thailand ( ton ), QXKMt = jurnlah ekspor karet alam Malaysia ( ton ), QKTt = produksi karet dam Thailand ( ton ), QKMt = produksi karet PXTt = harga riel ekspor karet PXMt = harga ERTt = nilai tukar Bath terhadap US$, ERMt = nilai tukar Ringgit terhadap US$, T = trend dam Malaysia ( ton ), dam Thailand (US$/kg), riel ekspor karet alam Malaysia (US$ikg), waktu (tahun) PXTt-, = peubah bedakala dari PXTt, PXMt-1 = peubah bedakala dari PXMt, QXKTt-I = peubah bedakala dari QXKTt, QXKMt-I = peubah bedakala dari QXKMt, dan Us, Ulo, = peubah pengganggu. Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah : gi,g2,g3> 0 dan hl,h2,h3>.0; b < O d a n O < h j < I Total ekspor karet alam dunia dimuskan sebagai suatu persamaan identitas yang merupakan penjumlahan secara horizontal dari ekspor Indonesia, ekspor Thailand, ekspor Malaysia dan ekspor negara-negara lainnya, yang dimuskan sebagai berikut : QXKWt dimana : = QXKIt + QXKTt + QXKMt + QXKRt.. ..................... ..(4.11) QXKWt =total ekspor karet alam intemasional ( ton ) dan QXKRt =jumlah ekspor karet alam sisa dunia, ( selain Indonesia, Thailand dan Malaysia ) ( ton ). 4.1.5. Permintaan Impor Karet Alarn Internasional Permintaan impor karet alam intemasional dianalisis berdasarkan negara pengimpor utama karet alam yaitu : Amerika Serikat, Singapura, Jepang dan Korea Selatan. Faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi perilaku impor dari kee~npat negara adalah harga impor karet alam, harga impor karet sintetis, nilai tukar mata uang, pendapatan per kapita masing-masing negara, dan jumlah impor bedakala masing-masing negara. Persamaan permintaan impor karet alam oleh masing-masing negara adalah : QMKAt = io + i l PAt + i 2 PSAt + i3 ERAt + i d KAPITAAt + ijQMKAt-] + U12.................................................. ( 4 . 1 2 ) QMKSt = jo + j I PSt + j2PSSt + j; ERSt + j4(KAPITASt - KAPITASt-I) + jjQMKSt-1 + U13................................................ QMKJt = ..( 4.13 ) ko + kl(PJt / PJt-l) + k2 (PSJt- PSJt-I) + k3 (EFUt - ERJt-I)+ k4 KAPITAJt + U14............................................... ( 4.14 ) QMKKt = lo + 14 (PNt/PSNt)+-I2ERKt + l3 (KAPITAKt - KAPlTAK t-I )-t IdQMKKt-! + Ulj... .............................................. dimana : PAt = harga riel impor karet alam di pasar Amerika Serikat (US $kg), ( 4.15 ) = harga riel impor karet sintetis di pasar Amerika Serikat (US $/kg), PSt = harga riel impor karet alam di pasar Singapura (US $/kg), PSSt = harga riel PJt = harga riel impor karet alam di pasar Jepang (US $/kg), PSJt = harga riel impor karet sintetis di pasar Jepang (US$/kg), PNt = harga riel impor karet PSNt = harga riel QMKAt = jumlah impor karet alam Amerika Serikat ( ton ), QMKSt = jumlah impor karet alam Singapura ( ton ), QMKJt = jumlah impor karet alam Jepang ( ton ), QMKKt = jumlah impor karet alam Korsel ( ton ), impor karet sintetis di pasar Singapura (US $/kg), alam di pasar Korsel (US $/kg), impor karet sintetis di pasar Korsel (US$/kg), ERAt = nilai tukar dollar Amerika terhadap US$, ERSt = nilai tukar dollar Singapura terhadap US$, ERJt = nilai tukar Ycn terhadap US$, ERKt = nilai tukar Won terhadap US$, KAPITAAt = pendapatan bruto riel masyarakat AS per kapita ( juta US$ 1000 jiwa), = pendapatan bruto riel masyarakat Singapura per kapita (juta SGD/ 000 jiwa), = pendapatan bruto riel masyarakat Jepang per kapita (jutaYenl 000 jiwa ), KAPITAKt = pendapatan bmto riel masyarakat Korea Selatan per kapita Cjula Won /000 jiwa), KAPITASt-I = peubah bedakala dari KAPITASt, PJt-l = peubah bedakala dari PJt, PSJt-I = peubah bedakala dari PSJt, EFUt-I = peubah bedakala dari EFUt, KAPITAK t-1 = peubah bedakala dari KAPITAKt, QMKAt-I = peubah bedakala dari QMKAt, QMKSt-I = peubah bedakala dari QMKSt, QMKJt-I = peubah bedakala dari QMKJt, QMKKt-I = peubah bedakala dari QMKKt,dan UI~,UI~,UI~,U peubah I S , = pengganggu. Tanda parameter dugaan yang diiarapkan adalah : il < 0 ;i2,i3 i4> 0; d m 0 jl<O;j2,j3,j4 >O;danO<js<l k1< 0 ;kz.k3, k1> 0 1 < 0 ;1 > 0; dan 0 < &<I Dengan dernikian total impor karet alam internasional adalah penjunlahan horizontal dari impor Amerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan dan negara-negara sisa dunia. Sehingga diiumuskan menjadi : QMKWt dimana : = QMKAt + QMKSt + QMKJt + QMKKt +QMKR ............. ( 4.16 ) QMKWt = total impor karet dam intemasional ( ton ) dan QMKRt = jumlah impor karet alam sisa dunia ( ton ). 4.1.6. Harga Karet Alam Intemasional dan Domestik Integrasi pasar komoditi karet semakin meningkat seiriig dengan meningkatnya teknologi khususnya teknologi informasi. Perubahan harga disalah satu pasar bursa akan mempengaruhi harga dipasar bursa lainnya. Harga karet di pasar bursa dipengaruhi oleh rasio permintaan impor dan penawaran ekspor intemasional dapat dirumuskan sebagai berikut : PWt= mi (QMKWtIQXKWt ) + mzPWt-] + UI7............................. ( 4.17 ) diina : = harga PWt riel karet dam internasional ( US$ /ton ), PWt-I = harga riel karet alam internasional tahun lalu (US$ / ton), dan UI7 = peubah penganggu. Tanda parameter dugaan yang d i i a p k a n adalah : mi < 0 dan 0 < mz< 1 Kalau diasumsikan bahwa pasar cukup terintegrasi, maka informasi harga di pasar intemasional akan segera tertangkap dan ditransmisikan ke pusat pasar-pasar lainnya. Dengan memasukkan korelasi transmisi harga tersebut, ditarnbah dengan berbagai pengaruh peubah-peubah lainnya yang dianggap perlu, maka persarnaan harga di pasar Arnerika Serikat, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Malaysia dan Indonesia dalarn jangka panjang dapat dirumuskan sebagai berikut : PAt = n,PWL+nzPAt-,+U.................................................... (4.18) PWt + 02 PSt-I + U1,. PSt = 00+ 01 PJt = po + pl PWt + p2PJt-I + Uzo PNt = qo + ql PWt + q2PNt-I + U2I ............................................ (4.19) ...............................................(4.20) .............................................(4.21) PXTt = ru + r, PWt + r, PXTt-I + U,, PXMt = PXKt + SO = b, ~1 ........................................... (4.22) PWt + s2PXMt-) + UI3 .........................................(4.23) + t, PWt + t, PXKt-I + U2, ......................................... dirnana : PAt-1 = peubah beda kala dari PAt, peubah beda kala dari PSt, PSt-1 = PJt-1 = peubah beda kala dari PJt, PNt-1 = peubah beda kala dari PNt, PXTt-1 = peubah beda kala dari PXTt, PXMt-1 = peubah beda kala dari PXMt dan PXKt-1 = peubah beda kala dari PXt. Tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah : n l > O danO<n,<l o,>O d a n O < o , < l pl>OdanO<p2<1 q,>OdanO<q,<l r,>O d a n O < r , < l sl>O danO<s2<1 t , > O danO< t2<1 ...(4.24) Jika diasumsikan bahwa pasar ekspor cukup terintegrasi dengan pasar domestik, maka harga karet alam intemasional yang ditransmisikan ke pasar ekspor selanjutnya akan ditransmisikan ke pasar domestik. Jadi harga karet alam di pasar domestik dapat dirumuskan sebagai fungsi dari harga ekspor karet alam Indonesia, permintaan karet alam di pasar domestik dan nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat dan harga ekspor karet alam Indonesia bedakala. Dalam jangka panjang persamaan harga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut : PKt = u,+ u, PXKt + uz QDKt + u, ERt + u, PKt .I + U25. ........... . . . ( 4.25 ) dimana : PKt-, = peubah beda kala dari PKt dan Uzs = peubah penganggu. Tanda parameter dugaan yang diharapkzn adalah : u,, uz, u, > 0 dan 0 < y < 1 4.2. Prosedur Analisis 4.2.1. Identifikasi Model Untuk rnengidentifikasi model, ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan, antara lain : a. Jurnlah current endogenous variables dalam model (G ), b. Jumlah current endogenous variables yang terdapat pada setiap persamaan ( g ), c. Jumlah predetermined variables dalam model ( K ), dan d. Jumlah predeferrnined variables yang terdapat pada setiap persalnaan ( k ). Berdasarkan order condition, suatu persamaan dapat diidentifikasi jika jumlah peubah yang tercakup dalam persamaan lebih besar atau salna dengan jumlah seluruh peubah endogen dikurangi satu. Rumus identifikasi persamaan struktural berdasarkan order condition menurut Koutsoyiannis ( 1977 ) adalah sebagai berikut : (G-g)+(K-k)>(Gatau 1) (K-k)>(g-I) Jika ( K - k ) sama dengan ( g - 1 ) inaka persamaan dalam model dikatakan exactly identified, jika ( K - k ) lebih kecil dari ( g - 1 ) maka persamaan dalain model dikatakan utzidenlified , dan jika ( K - k ) lebih besar dari ( g - 1 ) maka persamaan dalam model dikatakan over idenl~fied. Model persamaan silnultan dalaln penelitian ini sebagaimana yang dirumuskan diatas terdiri dari 25 peubah endogen ( currenl endogenou.~ variable^^ ), 52 peubah eksogen ( currenl exogertous vuriuble,s )), dan 20 peubah bedakala ( lugged endogenous variab1e.s ). Dengan demikian, berdasarkan order condilion, maka setiap persamaan struktural yang ada dalam model adalah over idenlrfied. 4.2.2. Metode Pendugaan Model Apabila persamaan struktural dalam model semuanya over idenl~fied,maka persamaan tersebut dapat diduga dengan ~netode LlML ( Limited Infor~lzufion Muxi~nurnLikelilzood ), F I M L ( I;ull Injbrrnution Mmimunz Likelilzood ), 2SLS (Two Stage Least Squares ) atau 3SLS ( Three S/uge Leas/ Squares ). Pemilihan metode ini harus disesuaikan dengan tujuan penelitian. Yaitu untuk mendapatkan parameter dugaan dari persamaan struktural secara simultan. Pendugaan parameter secara simultan akan membantu simulasi kebijakan secara tepat dan efisien. Dalam studi atau penelitian ini, metode yang digunakan dalam menduga parameter struktural adalah dengan 2SLS atau 3SLS. Metode pendugaan 2SLS dibangun dengan asumsi : 1. Syarat-syarat gangguan harus memenuhi asumsi stochastic sama dengan nol, varians konstan dan kovarians sama dengan nol. 2. Spesifikasi model struktural adalah tepat sekali sejauh yang menyangkut peubah predetermined. Dalam ha1 ini, semua peubah predeferinined dalam model harus diketahui. 3. Jumlah pengamatan contoh adalah lebih besar dari jumlah peubah prederer~,zined dalam model. 4. Peubah bebas ( explunutoiy vuriubles ) tidak mengalami kolinearitas sempurna. Dengan melnperhatikan asumsi diatas, maka timbul masalah praktis yakni nilai terhitung dari Durbin-Watson statistik menjadi tidak valid untuk menduga persamaan struktural dari model persamaan simultan terutama dengan adanya peubah endogen bedakala pada sisi kanan persamaan struktural. Altematif lain dalam menduga persaman struktural dalam model adalah dengan menggunakan metode 3SLS, namun penggunaan metode 3SLS mempunyai kelemahan seperti kurangnya data contoh yang tersedia dalam masalah keakuratan data. Metode ini juga memerlukan keakuratan dalam spesifikasi karena metode ini sangat peka terhadap kesalahan spesifikasi model. Untuk mengatasi kelemahan metode 3SLS, rnaka sebelum data diolah perlu diperhatikan syarat-syarat berikut (Theil and Zellner, 1962, Koutsoyiannis, 1977; Intriligator, 1978) : 1. Sistem persamaan struktural harus benar-benar over indeniijkd. 2. Jika ada persamaan yang unidentified maka persamaan tersebut diiangkan dalam model. 3. Jika ada persamaan yang justidentified, maka persamaan tersebut dipisahkan dari persamaan pemakaian metode 3SLS, dan membagi model menjadi dua bagian khususnya terhadap persamaan yang unidentzjkd danjustidentified. 4. Jika matriks kovarians peubah penggangu persamaan struktural berbentuk blok diagonal maka prosedur penerapan metode 3SLS dapat dipisahkan pada setiap blok. 5. Peubah penggangu dari setiap persamaan tidak mengalami autokorelasi atau serial korelasi. 6. Peubahpredetermirzedtidak mengalami Minearitas ganda yang sempurna. 7. Jumlah pengamatan contoh lebih besar dari jumlah peubahpredetermined. 8. Spesifikasi model harus sempurna, baik jumlah peubah yang harus terkandung dalam persamaan maupun bentuk hngsi matematisnya. Untuk menguji apakah model persamaan simultan mengalami serial korelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-h Statistik ( Pindyck and Rubinfeld, 1991 ) dengan mmus : h = [l-0,5DW] [ T / ( I - ~ . v a r ( b ) ] ~ ' diiana : h = nilai Durbin-h statistik, T = jumlah pengainatan contoh, var (b) = kuadrat dari standard error koefisien legged endogen variables, dan DW = nilai Durbin - Watson statistik. Uji statistik Durbin-h tidak valid apabila nilai var (b) lebih besar dari satu. Jika statistik h lebih besar dari nilai kritis distribusi normal, maka model tidak mengalami serial korelasi. 4.3. Penerapan Model Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalaln studi ini, maka prosedur analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 4.3.1. Validasi Model Tujuan dari validasi model adalah untuk melihat sejauh mana suatu model dapat lnewakili dunia nyata. Validasi terhadap model yang telah diduga dilakukan dengan menggunakan RMSE ( Root Mean Square Error ), RMSPE (Rool Mean Square Percefzf Error ), dan U ( Tlzeilk inequuli~coeffienl ) yang dirumuskan sebagai berikut : T RMSPE = [1 n C ( Y, - Y,I Y, )' ] O.'x 100 % t =I T [InC ( Y , t =I - ya l2 1 O . j dimana : y~ = nilai ya = nilai T = jumlah RMSE = root mean square error, RMSPE = root mean square percent error, dan U = theil's prediksi model, pengarnatan contoh, tahun pengamatan contoh, inequality coefiicient. Semakin kecil nilai RMSE, RMSPE dan U maka akan semakin baik model yang diduga. Nilai U berkisar antara no1 dan satu, jika U = 0 maka pendugaan model adalah sempurna dan sebaliknya jika nilai U = 1 maka pendugaan model tersebut adalah tidak sempuma sehingga model perlu direvisi kembali. Selain itu indikator lain yang dapat digunakan untuk validasi model adalah nilai koefisien determinasi (R'). Semakin besar nilai R* dari model menunjukkan semakin besar variasi pembahan peubah endogen yang dapat duelaskan oleh peubah penjelas, ini berarti model semakin baik. 4.5.2. Simulasi Faktor Internal dan Eksternal Analisis simulasi dilakukan untuk mengetahui dampak alternatif pembahan faktor internal dan ekstemal terhadap peubah-peubah endogen. Analisis simulasi dibatasi pada periode 1990-2000, dilnana data yang tersedia lebih terjamin keakuratannya dibandingkan sebelum tahun 1990. Karena mencakup periode yang sudah lampau, inaka si~nulasiini dinamakan simulasi historis. Alternatif faktor internal dan eksternal yang disimulasi adalah sebagai berikut : 1. Peningkatan upah 20% upah rata-rata subsektor perkebunan. Peningkatan upah tenaga kerja sebesar 20% merupakan rata-rata peningkatan upah yang umum berlaku di sektor perkebunan selama ini dalam kondisi ekonomi normal. 2. Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ sebesar 25%. Penurunan niiai tukar Rupiah sebesar 25% mewakii kondiii ekonomi normal sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor d m memperoleh tambahan penerimaan devisa negara, d i i a dalarn penelitian ini dimisalkan depresiasi Rupiah terhadap US$ sebesar 25%. 3. Apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 10%. Kenaikan nilai tukar Rupiah sebesar 10% mewakili kondisi ekononli normal sebagai upaya pemerintah untuk memperbaiki kinerja ekspor dan memperoleh tambahan penerimaan devisa negara, dimana dalam penelitian ini dimisalkan apresiasi Rupiah terhadap US$ sebesar 10%. 4. Kenaikan pajak ekspor 5%. Kenaikan pajak ekspor sebesar 5%, mewakili kondisi ekonomi normal sebagai upaya memperbaiki kinerja ekspor dan memperoleh tambahan penerimaan devisa ekspor Indonesia, dimana dalam penelitian ini dimisalkan pajak ekspor naik 5%. 5. Produksi karet alam Indonesia turun 4%. Penurunan produksi karet alam Indonesia sebesar 4% sesuai dengan tujuan dari Organisasi Produsen Karet Internasional yaitu ITRC (International Tripartite Rubber Corporation) dengan rnaksud agar dapat meningkatkan harga karet alam di pasar internasional. 6. Produksi karet alam Indonesia turun 10%. Penurunan produksi karet alam Indonesia sebesar 10% sesuai dengan tujuan dari Organisasi Produsen Karet Internasional yaitu ITRC (International Tripartite Rubber Corporation) dengan maksud agar dapat meningkatkan harga karet alam di pasar internasional. 7. Kombiiasi 1 dan 2. Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari kenaikan tingkat upah dan depresiasi Rupiah terhadap US$ terhadap ekonomi karet alan Indonesia dan internasional. 8. K o m b i i i 2 dan 4. Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari kenaikan depresiasi Rupiah terhadap US$ dan peningkatan pajak ekspor terhadap ekonomi karet alam Indonesia dan internasional. 9. Depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing sebesar 25%. Penwnan nilai tukar mata uang negara pesaing sebesar 25% mewakili kondisi ekonomi normal sebagai upaya memperbaiki kineja ekspor dan memperoleh tambahan penerimaan devisa bagi kedua negara pesaing. Ditetapkan nilai tersebut dibandingkan dengan kondiii Indonesia apabila terjadi depresiasi nilai tukar dalam persentase yang sama. 10. Produksi karet alam dari negara pesaing Indonesia naik sebesar 10%. Simulasi ini dilakukan untuk melihat dampak peningkatan produksi karet alam negara pesaing terhadap kinerja ekonomi karet dam di pasar internasional ataupun domestik. Angka sebesar 10% dipilih secara sengaja. 11. Produksi karet alam dari negara pesaing Indonesia turun sebesar 10%. Penurunan produksi karet alam negara pesaing sebesar 10% sesuai dengan tujuan dari Organisasi Produsen Karet lnternasional yaitu ITRC (International Tripartite Rubber Corporation) dengan maksud agar dapat meningkatkan harga karet alam di pasar internasional. 12. Depresiasi nilai tukar mata uang negara importir sebesar 10%. Simulasi ini &lakukan untuk melihat dampak depresiasi nilai tukar mata uang negara importir terhadap kiierja ekonomi karet alam di pasar internasional atau domestik. Depresiasi sebesar 10% dipilih secara sengaja. 13. Apresiasi nilai tukar mata uang negara importir sebesar 10%. Simulasi ini dilakukan untuk melihat dampak apresiasi nilai tukar mata uang negara importir terhadap kinerja ekonomi karet alam di pasar internasional atau domestik. Apresiasi sebesar 10% dipilih secara sengaja. 14. Pendapatan per kapita negara importir naik sebesar 5%. Simulasi ini diiakukan untuk melihat damp& peningkatan pendapatan negara importir terhadap kinej a ekonomi karet alam di pasar internasional dan domestik. Angka perubahan 5% dipilih secara sengaja. 15. Kombinasi 12 dan 14. Simulasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari depresiasi nilai tukar mata uang negara importir dan peningkatan pendapatan perkapita negara importir lerhadap ekonomi karet alam Indonesia dan internasional. 4.3.3. Distribusi Tingkat Kesejahteraan Analisis distribusi kesejahteraan dalam penelitian ini akan ~nembahassurplus produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor dan kesejahteraan bersiil sena penerimaan devisa ekspor karet alam Indonesia bila terjadi perubahan faktor internal dan eksternal. Analisis ini menjadi indikator kesejahteraan pelaku ekonomi. Ferubahan surplus produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet aiam dalam penelitian ini dianaiisis dari hasil simulasi faktor ekonomi internal dan eksternal, sehingga dapat diketahui bagaimana perubahan distribusi kesejahteraan sebagai akibat dari perubahan faktor internal dan eksternal. Analisis surpius produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet ala~nIndonesia dapat diru~nuskandengan mengadaptasi dari Sinaga (1989) sebagai berikut : i . Perubahan surpius produsen: QKh (PKh - PK,) 4- '/2 (QKh - QK,) (PKh - PK,) 2. Perubahan surplus konsumen: QDKh (PKI,- PK,) + '/? (QDKI,- QDK,) (PKh - PK,) 3. Penerimaan pemerintah dari pajak ekspor: (QXKI, * PXK, * (TAXI OO), * ER,) - (QXKIb * PXKb* (TAX/lOO)b* ERb) 4. Kesejahteraan Bersih (Net Welfare): (1+2+3) 5. Perubahan penerimaan devisa: (QXKIs * PXK, ) - (QXKII, * PXKI,) dimana: QK = produksi karet alam Indonesia, PK = harga QDK =jumlah PXK = harga riel TAX100 = pajak QXa = jumlah b = menyatakan nilai s = menyatakan riel karet alam dipasar domestik, permintaan karet alam dipasar domestik, ekspor karet alam Indonesia, ekspor karet alam Indonesia tahun ke t, ekspor karet alam Indonesia, simulasi dasar, dan nilai simulasi kebijakan dan faktor ekonomi internal dan eksternal. 4.3.4. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam studi ini adalah data sekunder deret waktu ( time series ) mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2000. Sedangkan sumber data berasal dari Biro Pusat Statistik ( BPS ), Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen Pertanian, GAPKINDO ( Gubungan Perusahuan Karet Lndonesia ), Bank Indonesia, dan Departemen Perindustrian dan Perdagangan