35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian empiris. Proses memverifikasi teori lewat pengujian hipotesis secara empiris berarti menggunakan fakta yang objektif, secara hati-hati di peroleh, benar-benar terjadi, tidak tergantung dari kepercayaan atau nilai-nilai (value free) peneliti maupun kepercayaan orang lain. (Hartono, 2013) 3.2. Populasi dan Sampel Menurut Hartono (2013), populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Sementara pengambilan sampel merupakan proses yang penting dalam penelitian. Proses pengambilan sampel harus dapat menghasilkan sampel yang akurat dan tepat. Sampel yang tidak akurat dan tidak tepat dapat memberikan kesimpulan riset yang tidak diharapkan atau dapat menghasilkan kesimpulan yang salah dan menyesatkan. 1. Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penulis meneliti Perusahaan manufaktur karena di pasar perusahaan manufaktur terus bertambah di BEI. Fenomena banyaknya perusahaan manufaktur yang go public mencerminkan perusahaan manufaktur siap membagi informasi perusahaannya kepada publik. 36 2. Sampel Menurut Hartono (2013), metode pengambilan sampel secara non probabilitas atau pemilihan nonrandom dapat berupa convenience sampling dan purposive sampling. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk sampel pada penelitian ini adalah: 1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari 2005-2013 2. Perusahaan Manufaktur yang dari tahun 2006 – 2013 tidak pernah delisting dari BEI. 3. Perusahaan manufaktur tersebut konsisten mempublikasikan data laporan keuangan tahunan yang lengkap dan telah diaudit dari tahun 2006-2013. 4. Perusahaan manufaktur yang melaporkan laporan keuangannya dengan mata uang rupiah. 5. Perusahaan manufaktur yang sahamnya aktif selama periode jendela yang dipakai dalam penelitian. 6. Data dapat ditemukan. 37 Tabel 3.1 Proses Penentuan Jumlah Sampel Identifikasi Perusahaan Perusahaan manufaktur terdaftar di BEI tahun 2013 Perusahaan manufaktur dengan tahun IPO ≥2006 Pernah melakukan de listing atau re-listing pada tahun 2006-2013 Laporan keuangan dengan mata uang pelaporan selain rupiah Saham yang tidak aktif selama periode jendela Data tidak dapat ditemukan Jumlah Sampel Sumber : data olahan dari www.idx.co.id 3.3 Jumlah 137 (23) (1) (21) (32) (7) 53 Variabel Penelitian Menurut Hartono (2013), variabel adalah suatu simbol yang berisi suatu nilai. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan ada 2 (dua) macam, yaitu: 1. Menurut Hartono (2013) variabel independen adalah adalah suatu variabel yang mempengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah laba bersih dan laba komprehensif. 2. Menurut Hartono (2013) Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah harga saham. Harga saham digunakan sebagai proksi dari nilai pasar perusahaan. Selain variabel diatas dalam penelitian ini penulis memasukkan ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol. Ukuran perusahaan tercermin dari seberapa besar aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Ukuran perusahaan dipilih menjadi variabel kontrol karena telah terbukti secara konsisten mempengaruhi nilai pasar perusahaan. 38 3.4 Operasionalisasi Variabel Menurut Hartono (2013), operasional variabel yaitu cara mengukur variabel supaya dapat dioperasikan. Variabel Laba bersih Laba Komprehen sif Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Konsep Dimensi Elemen Menurut SFAC Laba Per Saham 1 dalam adalah salah Hendriksen dan satu indikator Van Breda yang telah (2006:332), mendapat laba akuntansi banyak Laba Bersih____ Μ relevan dengan perhatian dalam πjumlah saham beredar cara yang biasa riset akademis untuk modelterkait model keputusan pihak keputusan dari eksternal investor dan (Hendriksen kreditor dan Van Breda, 2006) Menurut PSAK Laba 1 (2009), Laba komprehensif komprehensif adalah jumlah adalah laba tahun perubahan berjalan yang ekuitas selama telah satu periode disesuaikan Laba Komprehensif yang dihasilkan dengan πΜ jumlah saham beredar dari transaksi pendapatan dan peristiwa komprehensif lainnya selain lainnya, setiap perubahan yang laba dihasilkan dari komprehensif transaksi per sahamnya dengan pemilik menjadi klaim dalam setiap kapasitasnya pemegang satu sebagai pemilik. lembar saham Data Rasio Rasio 39 Lanjutan Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Nilai pasar Nilai pasar Periode jendela ππ‘−ππ‘ (∑ ππ‘ −1)/n perusahaan perusahaan dipakai untuk −1 dapat tercermin melihat dampak dari harga pasar dari Informasi saham di pasar laba terhadap modal yang nilai pasar. yang efisien nilai (Hartono, ekonomisnya 2015). mudah ditentukan oleh investor umumnya hanya 3 hari. (Hartono, 2015) Ukuran Perusahaan Variabel ini Log Natural Total Aset Perusahaan yang memiliki diukur dengan total aset besar rata-rata jumlah menunjukkan nilai kekayaan bahwa yang dimiliki perusahaan suatu tersebut relatif perusahaan lebih stabil dan (total aset) lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total aset yang kecil (Basuki, 2006) Sumber : Data yang dikumpulkan Rasio Rasio 40 3.5 Model Penelitian Model penelitian ini adalah regresi linier berganda. Menurut Widarjono (2015), regresi linier berganda adalah metode statistika yang digunakan untuk membentuk model hubungan antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan lebih dari satu variabel bebas (independen, prediktor, X). Gambar 3.1 Model Penelitian Analisis H1 Sumber: Penelitian Terdahulu Gambar 3.2 Model Penelitian Analisis H2 Sumber: Penelitian Terdahulu 41 3.6. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data Data merupakan bahan dasar dari suatu informasi berupa fakta yang mengangkat kejadian-kejadian nyata dan dituangkan kedalam suatu simbol (Hartono, 2013). Jenis data pada penelitian ini adalah data arsip sekunder. Menurut Hartono (2013) untuk mendapatkan data arsip sekunder, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah teknik pengumpulan data dari basis data. Data tersebut berupa laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2006-2007 dan 2012– 2013 serta telah memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel. Peneliti tidak memasukkan tahun 2008-2011 karena adopsi IFRS di Indonesia saat itu belum menerapkan IFRS secara efektif bagi setiap perusahaan, baru di tahun 2012 PSAK berbasis IFRS efektif untuk dijalankan. Data berupa laporan-laporan keuangan tersebut bersumber dari www.idx.co.id . Selain data barupa laporan keuangan, penelitian ini juga menggunakan data pasar saham yang diperoleh dari situs Yahoo Finance dengan alamat http://finance.yahoo.com/. Laporan tahunan perusahaan dan sumber-sumber informasi lainnya juga digunakan dalam penelitian ini. 42 3.7 Analisis Data Analisis dalam penelitian ini adalah analisis perbandingan relevansi nilai laba sebelum dan sesudah menerapkan IFRS yang didasarkan pada regresi linier berganda. Uji yang peneliti lakukan dalam menganalisis data yang telah dikumpulkan yaitu: 1. Uji Pendahuluan yang terdiri dari uji statistik deskriptif untuk mengetahui deskriptif atau gambaran dari data yang telah dikumpulkan, uji normalitas untuk mengetahui apakah data sudah terdistribusi normal, uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah data sudah terhindar dari masalah-masalah klasik. 2. Uji hipotesis untuk melihat apakah variabel independen telah mempengaruhi variabel dependen serta membandingkan adjusted R Square data yang diteliti. 3.7.1 Uji Pendahuluan Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti akan terlebih dahulu melakukan uji pendahuluan kepada seluruh variabel. Uji pendahuluan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: uji statistik deskriptif, uji normalitas, dan uji asumsi klasik. 3.7.1.1 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi kedua variabel yang ada yaitu variabel bebas dan terikat mempunyai distribusi data yang normal atau mendekati normal (Widarjono, 2015). Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas data, pada 43 penelitian ini menggunakan metode uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K - S). Uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K - S) dipilih karena lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian dengan menggunakan grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji Kolmogorov-Smirnov (K - S) adalah sebagai berikut: a. Jika nilai probabilitas atau nilai signifikansi > α, maka data terdistribusi secara normal. b. Jika nilai probabilitas atau nilai signifikansi < α, maka data tidak terdistribusi secara normal. 3.7.1.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen (Widarjono, 2015). Multikolinearitas dilihat dari tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang rendah sama dengan VIF yang tinggi. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Widarjono, 2015). 44 2.Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari suatu residual berbeda maka akan terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika varian dari residual tersebut tetap maka disebut homoskedastisitas. Cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualya dan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-tititk menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Widarjono, 2015). 3. Uji Autokorelasi Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Dengan kata lain, masalah ini seringkali ditemukan apabila menggunakan data runtut waktu. 45 Pada penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah uji statistik Durbin Watson (DW test). Jika nilai Durbin Watson lebih besar dari nilai di tabel Durbin Watson (untuk jumlah sampel dan tingkat signifikansi yang telah ditentukan) maka tidak terjadi autokorelasi (Widarjono, 2015). 3.7.2 Uji Statistik Hipotesis Pertama 3.7.2.1 Model Pengujian Statistika Apabila semua tahapan pengujian normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas selesai dilakukan serta hasilnya menunjukkan bahwa penelitian ini telah terbebas dari masalah asumsi klasik, maka peneliti selanjutnya melakukan regresi terhadap model penelitian. Hal ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Hipotesis akan diuji menggunakan uji regresi berganda. Penelitian ini menggunakan persamaan dengan menggunakan model dari Penelitian Sinarto dan Christiawan (1995), dimana hipotesis Pertama menggunakan persamaan dasar seperti berikut: π = π½0 + β1 πΈπππ‘ + π½2 πππ§ππ‘ + π Keterangan: Y = Actual Return saat laporan keuangan auditan perusahaan manufaktur diterbitkan β1 , π½2 = Koefisien regresi e = error 46 3.7.2.2 Hipotesis dan Kriteria Pengujian X2 < X1 ο Nilai Adjusted R Square Laba bersih sesudah penerapan IFRS lebih rendah dibandingkan Nilai Adjusted R Square laba bersih sebelum penerapan IFRS ο H01 X2 > X1 ο Nilai Adjusted R Square Laba bersih sesudah penerapan IFRS lebih tinggi dibandingkan Nilai Adjusted R Square laba bersih sebelum penerapan IFRS ο Ha1 Keterangan : X1 = Adjusted R Square Laba Bersih sebelum penerapan IFRS X2 = Adjusted R SquareLaba Bersih sesudah penerapan IFRS Dalam pengambilan keputusan yang menjadi fokus pengamatan adalah hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif penelitian ini adalah nilai adjusted R square laba bersih sesudah penerapan IFRS > adjusted R square laba bersih sebelum penerapan IFRS. Adjusted R square dapat artikan sebagai kemampuan variabel independen (Nilai Pasar Perusahaan) menjelaskan dari variabel dependennya atau sebagai nilai relevansi, saat adjusted R square lebih tinggi berarti memiliki nilai relevansi yang lebih tinggi. 47 3.7.3 Uji Statistik Hipotesis Kedua 3.7.3.1 Model Pengujian Statistika Apabila semua tahapan pengujian normalitas, autokorelasi, heteroskedastisitas, dan multikolinearitas selesai dilakukan serta hasilnya menunjukkan bahwa penelitian ini telah terbebas dari masalah asumsi klasik, maka peneliti selanjutnya melakukan regresi terhadap model penelitian. Hal ini dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat. Hipotesis akan diuji menggunakan uji regresi berganda. Penelitian ini menggunakan persamaan dengan menggunakan model dari Penelitian Sinarto dan Christiawan (1995), dimana Hipotesis Kedua menggunakan persamaan dasar seperti berikut: π = π½0 + β1 πΈπππ‘ + π½2 πππ§ππ‘ + π Keterangan: Y = Actual Return saat laporan keuangan auditan diterbitkan β1 , π½2 = Koefisien regresi e = error 3.7.3.2 Hipotesis dan Kriteria Pengujian X2 < X1 ο Nilai Adjusted R Square Laba komprehensif sesudah penerapan IFRS 48 lebih rendah dibandingkan nilai Adjusted R Square laba bersih sesudah penerapan IFRS ο H02 X2 > X1 ο Nilai Adjusted R Square Laba komprehensif setelah penerapan IFRS lebih tinggi dibandingkan nilai Adjusted R Square laba bersih sesudah penerapan IFRS ο Ha2 Keterangan : X1 = Adjusted R Square Laba Bersih sesudah penerapan IFRS X2 = Adjusted R Square Laba Komprehensif sesudah penerapan IFRS Dalam pengambilan keputusan yang menjadi fokus pengamatan adalah hipotesis alternatif yaitu nilai adjusted R square laba komprehensif setelah penerapan IFRS > adjusted R square laba bersih setelah penerapan IFRS. Adjusted R square dapat artikan sebagai kemampuan variabel independen (Nilai Pasar Perusahaan) menjelaskan dari variabel dependennya atau sebagai nilai relevansi.