1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Di era teknologi seperti ini, kompetisi untuk memenangkan persaingan
pasar mengalami percepatan yang luar biasa. Perusahaan dituntut untuk selalu
melakukan inovasi dan mengembangkan diferensiasi produknya. Teknologi
informasi menjadi salah satu alat yang dapat membantu perusahaan melakukan
akselerasi inovasi untuk terus dapat bertahan dan bersaing di pasar global.
Teknologi merupakan salah satu faktor yang paling penting dan esensial
bagi perkembangan bisnis. Inovasi dalam pemrosesan informasi, telekomunikasi,
dan teknologi terkait dikenal dengan teknologi informasi. Langdon dan Langdon
(2006) mendefinisikan teknologi informasi sebagai satu set komponen yang saling
terkait yang dapat mengumpulkan (atau membuang), memroses, menyimpan dan
mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, kordinasi,
dan pengendalian. Teknologi informasi juga dapat membantu manajer dan pekerja
untuk menganalisis masalah, memvisualisasi subjek kompleks, dan menciptakan
produk baru.
Perusahaan menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Teknologi informasi diharapkan mampu meningkatkan efektivitas
dan efisiensi proses bisnis perusahaan. Jogiyanto (2009) menyatakan bahwa
setidaknya
teknologi
informasi
memiliki
lima
peranan
penting,
yakni
meningkatkan efisiensi, efektivitas, komunikasi, kolaborasi, dan kompetisi. Jika
1
teknologi informasi dapat dimanfaatkan dengan baik, maka akan meningkatkan
proses bisnis, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai bisnis perusahaan.
Penelitian terhadap nilai bisnis teknologi informasi termotivasi oleh
keinginan untuk memahami bagaimana dan sejauh mana penerapan teknologi
informasi dalam perusahaan mengarah pada peningkatan kinerja organisasi.
Brynjolfsson dan Hitt (1996) menyatakan bahwa investasi pada teknologi
informasi berhubungan dengan peningkatan produktivitas karyawan. Namun,
bukti lain menunjukkan bahwa investasi teknologi informasi tidak hanya
berhubungan dengan produktivitas karyawan saja, akan tetapi berhubungan
dengan peningkatan kinerja bisnis secara keseluruhan. Brynjolfsson dan Hitt
(2001) menggunakan rasio Tobin’s Q yang merupakan ukuran kinerja perusahaan
berdasarkan nilai perusahaan di bursa saham, menyatakan bahwa perusahaan yang
melakukan investasi pada teknologi informasi akan mendapatkan hasil superior.
Hubungan itu akan menjadi semakin kuat apabila perusahaan juga melakukan reorganisasi struktural, peningkatan pengambilan keputusan secara independen, dan
mendukung pelatihan karyawan.
Peran teknologi informasi tidak hanya membantu proses operasi dan
produksi, namun memiliki peranan strategis yang menjadikan perusahaan
memiliki keunggulan kompetitif. Teknologi informasi memberikan peluang bagi
perusahaan global untuk meningkatkan koordinasi dan pengendalian, atau dapat
pula dimanfaatkan untuk mendapatkan keunggulan daya saing di pasar dunia
(Johnston dan Carrico, 1998). Oleh karena itulah, perusahaan melakukan investasi
pada teknologi secara berkelanjutan agar dapat menggunakan teknologi informasi
tersebut dengan lebih baik untuk meningkatkan keunggulan kompetitif, pada saat
yang sama akan meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Mata et al. (1995) mendukung pernyataan bahwa teknologi informasi
mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Mata et al. (1995)
berpendapatan bahwa IT managerial skill, yang dikembangkan selama bertahuntahun dengan memahami atau menyadari kemampuan teknologi informasi dan
kebutuhan
bisnis,
dapat
menjadi
sumber
keunggulan
kompetitif
yang
berkelanjutan. Keunggulan kompetitif yang diperoleh akan mengarahkan kepada
peningkatan pencapaian kinerja jangka panjang.
Kinerja keuangan superior dapat dicapai dengan dua cara: peningkatan
pendapatan dengan tingkatan lebih tinggi daripada peningkatan biaya ataupun
pengurangan biaya tanpa secara signifikan mengurangi pendapatan. Teknologi
informasi mampu menjadi alat bantu untuk mencapai tujuan tersebut. Mithas et al.
(2012) menyatakan bahwa peningkatan pendapatan dan pengurangan beban
operasional dapat memediasi hubungan antara teknologi informasi dan
profitabilitas.
Mithas et al. (2012) menemukan bahwa investasi teknologi informasi
mampu memfasilitasi pencapaian peningkatan pendapatan melalui penciptaan
nilai baru, saluran pemasaran, dan penjualan baru, serta manajemen konsumen
yang lebih baik. Teknologi informasi meningkatkan manajemen siklus hidup
konsumen dengan memungkinkan perusahaan untuk lebih dekat dengan
konsumen, meningkatkan retensi dan kepuasan konsumen. Sebagai contoh,
aplikasi Customer Relationship Management (CRM) mampu memfasilitasi
personalisasi penawaran dan layanan sesuai kebutuhan konsumen. Semakin tinggi
kepuasan konsumen, semakin tinggi pula loyalitas dan keinginannya untuk
membayar, yang pada akhirnya akan membuat pertumbuhan pendapatan
perusahaan semakin meningkat (Babakus et al., 2004).
Selain memiliki kemampuan untuk meningkatkan pendapatan, teknologi
informasi dapat membantu perusahaan dalam melakukan pengurangan beban
operasional. Poston dan Grabski (2001) berpendapat bahwa dalam investasi
teknologi informasi efisiensi (pengurangan biaya) mendahului peningkatan
pendapatan ataupun profitabilitas karena pengurangan biaya lebih mudah
dilakukan. Mithas et al. (2012) menyebutkan bahwa teknologi informasi mampu
membantu perusahaan dalam mengurangi atau menghindari beban operasional,
beban administrasi dan umun, serta beban pemasaran.
Salah satu pertanyaan manajemen ketika akan melakukan investasi
teknologi informasi adalah apakah investasi tersebut akan menghasilkan return
yang lebih baik daripada investasi diskresioner lainnya seperti beban iklan atau
beban penelitian dan pengembangan. Manajemen tentu akan memilih melakukan
investasi yang menghasilkan return paling optimal. Mithas et al. (2012)
membandingkan hubungan investasi teknologi informasi, beban iklan, dan beban
penelitian dan pengembangan terhadap profitabilitas perusahaan. Mithas et al.
(2012) menemukan bahwa investasi teknologi informasi memiliki pengaruh yang
lebih kuat terhadap profitabilitas.
Kemajuan teknologi informasi memberikan alternatif bagi perusahaan
perbankan untuk meningkatkan profitabilitasnya. Teknologi informasi mendorong
pertumbuhan fee based income dari bisnis transaction banking yang semakin
inovatif. Tren menunjukkan pendapatan non-bunga yang berasal dari fee based
income meningkat sejak 2004 di level 11% dan terus naik ke level 18% pada
2010. Tren ini menunjukkan operasional aktivitas non-bunga atau fee based
income bank telah menopang pendapatan operasional perbankan.
Grafik 1.1
Pendapatan Bunga dan Non-Bunga Terhadap
Total Pendapatan Operasional 10 Bank Besar
Sumbu kanan: pendapatan bunga, sumbu kiri: pendapatan non-bunga
Sumber: http://www.indonesiafinancetoday.com, 2013
Agar dapat bertahan dan meningkatkan keunggulan kompetitif dalam
industri yang berkembang, perusahaan khususnya yang bergerak di sektor
perbankan harus melakukan investasi pada sumber daya teknologi informasi.
Bank membutuhkan teknologi informasi dan pendekatan manajemen strategis
untuk meningkatkan kinerja organisasionalnya (Idowu et al. 2002). Penggunaan
teknologi informasi dalam bentuk alternative delivery channel (ADC), seperti
ATM, SMS banking, mobile banking, dan internet banking, semakin meningkat.
Selain itu kepemilikan dan manajemen informasi juga merupakan aktivitas kunci
dalam perbankan. Pengaruh proses inovasi dan rekayasa ulang (reengineering)
melalui teknologi informasi di industri perbankan lebih besar daripada di industri
lain (David-West, 2005).
Penelitian ini termotivasi oleh tiga hal. Pertama, penelitian tentang
hubungan investasi teknologi informasi dan kinerja perusahaan menghasilkan
hasil yang beragam, menciptakan productivity paradox (Brynjolfson dan Hit,
1998). Kedua, fakta bahwa bank membutuhkan teknologi informasi dan
pendekatan manajemen strategis untuk meningkatkan kinerja organisasionalnya
(Idowu et al., 2002), yang ditunjukkan dengan semakin meningkatnya
penggunaan teknologi informasi dalam bentuk ADC dalam industri perbankan
(Strong, 2011). Ketiga, pemilihan industri perbankan dilakukan untuk mengurangi
bias hasil karena adanya efek industri (Arifin dan Hartono, 2000). Oleh karena itu,
penelitian ini berusaha menguji hubungan antara investasi teknologi informasi dan
profitabilitas dengan pendapatan dan beban operasional sebagai variabel
pemediasi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimanakah hubungan antara investasi teknologi informasi dengan
pendapatan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimanakah hubungan antara investasi teknologi informasi dengan
beban operasional di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
3. Apakah hubungan antara investasi teknologi informasi dan profitabilitas
lebih dipengaruhi oleh kemampuan teknologi informasi meningkatkan
pendapatan atau melalui kemampuannya mengurangi beban operasional?
4. Bagaimana pengaruh investasi teknologi informasi terhadap profitabilitas
dibandingkan dengan pengaruh beban iklan terhadap profitabilitas?
1.3
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menilai hubungan antara investasi teknologi
informasi, pendapatan, beban operasional, dan profitabilitas perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Lebih spesifik, penelitian ini
mempunyai tujuan sebagai berikut.
1. Untuk
menguji
hubungan
investasi
teknologi
informasi
dengan
pertumbuhan pendapatan di perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
2. Untuk
menguji
hubungan
investasi
teknologi
informasi
dengan
pengurangan beban operasional di perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menguji apakah hubungan investasi teknologi informasi dan
profitabilitas lebih dipengaruhi oleh kemampuan teknologi informasi
meningkatkan pendapatan atau melalui kemampuannya mengurangi beban
operasional.
4. Untuk
menguji
pengaruh
investasi
teknologi
informasi
terhadap
profitabilitas dibandingkan dengan pengaruh beban iklan terhadap
profitabilitas.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan berguna bagi berbagai pihak, dalam
hal:
1. Bagi pengembangan teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan teori berkaitan dengan hubungan investasi pada teknologi
informasi dan kinerja keuangan perusahaan perbankan, serta diharapkan
dapat digunakan sebagai literatur dalam penelitian berikutnya.
2. Bagi pengembangan praktik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan praktik bagi perusahaan dalam memahami pengaruh dan
mekanisme untuk merealisasikan nilai dari investasi teknologi informasi
yang dilakukan. Hasil penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi investor
dalam memberikan gambaran mengenai hubungan antara investasi
teknologi informasi dan profitabilitas perusahaan, sehingga dapat
dijadikan acuan ketika melakukan investasi.
1.5
Sistematika Pembahasan
BAB 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri dari terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB 2 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
Bab ini terdiri dari landasan teori relevan dan pengembangan hipotesis.
BAB 3 Metode Penelitian
Bab ini terdiri dari rancangan penelitian, populasi dan sampel, jenis dan
metode pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel,
serta metode analisis data dan pengujian hipotesis.
BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini terdiri dari deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi
hasil.
BAB 5 Penutup
Bab ini terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Download