BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kanker merupakan penyebab kematian terbanyak di negara maju dan
penyebab kematian kedua terbanyak di negara berkembang. Insidensi kanker
meningkat di negara berkembang sebagai akibat pertumbuhan dan penuaan populasi
seiring dengan adopsi pola hidup berisiko kanker seperti merokok, aktivitas fisik
yang kurang dan diet yang kebarat-baratan (Jemal et al., 2011). Berdasarkan
International Agency for Research on Cancer (IARC), pada tahun 2012 terjadi
peningkatan menjadi 14,1 juta kasus kanker baru di seluruh dunia, dengan 8,2 juta
kematian akibat kanker dibandingkan dengan tahun 2008 di mana terdapat 12,7 juta
kasus kanker baru dan 7,6 juta kematian akibat kanker. Pada tahun 2025, beban
global akibat kanker diperkirakan meningkat menjadi 19,3 juta kasus kanker baru,
lebih dari separuh kasus kanker (56,8 %) dan kematian akibat kanker (64,9 %) pada
tahun 2012 terjadi pada negara berkembang, dan diperkirakan proporsinya akan
semakin meningkat pada tahun 2025 (Globocan, 2012).
Walaupun angka insidensi total di negara maju hampir sama dengan negara
berkembang, tetapi angka harapan hidup kanker di negara berkembang lebih buruk,
dikarenakan di negara berkembang banyak penderita kanker datang pada stadium
lanjut atau akses terapi yang terbatas. Hal ini disebabkan masih kurangnya tingkat
kesadaran masyarakat akan pentingnya tindakan pencegahan dan deteksi dini.
2
Penderita kanker stadium lanjut ini merupakan populasi dengan permasalahan besar
karena upaya pengobatan kuratif sudah sulit untuk dilakukan. Tidak sedikit penderita
kanker datang ke pelayanan kesehatan sudah dengan stadium lanjut dan terdapat
beberapa penderita yang datang dalam kondisi terminal (Kanavos, 2006 ; Mellstedt &
Reeler, 2006).
Identifikasi kelompok stadium terminal ini sangat penting, karena pada
kelompok ini tidak akan lagi dilakukan tindakan medis yang bersifat agresif, karena
hanya akan menurunkan kualitas hidup pasien di samping meningkatkan biaya
pelayanan medis. Memperkirakan prognosis merupakan salah satu hal yang sulit bagi
seorang dokter terutama pada kasus dengan keganasan stadium lanjut, oleh karena itu
perlu adanya perangkat yang dapat digunakan untuk memperkirakan prognosis pada
pasien kanker stadium terminal. Perangkat tersebut menjadi dasar dalam pengambilan
keputusan pemberian perawatan paliatif yang bertujuan untuk menyiapkan pasien
untuk meninggal dalam kemuliaan (die in dignity) (Krishnan et al., 2013).
Walaupun faktor-faktor seperti ukuran tumor, derajat, stadium dan genetik
berperan penting dalam menentukan prognosis pada pasien kanker stadium awal,
namun faktor-faktor ini tidak memiliki peran yang signifikan dalam memprediksi
prognosis pada kanker stadium metastasis. Beberapa faktor potensial lain telah
dipelajari berperan dalam menentukan prediksi prognosis pada pasien kanker yang
tidak dapat disembuhkan lagi (end stage), diantaranya adalah status performa fisik,
gejala klinis dan beberapa nilai laboratorium (Krishnan et al., 2013).
3
Dalam rangka membantu klinisi dalam memperkirakan prognosis, beberapa
kelompok berusaha untuk mengidentifikasi berbagai prediktor kesintasan spesifik dan
menggabungkan variabel-variabel tersebut menjadi suatu skala atau skor prognostik
(Stone & Lund, 2006). Terdapat beberapa model yang dibuat untuk membantu klinisi
dalam memprediksi prognosis pada penderita kanker stadium lanjut, Palliative
prognostic score (PaP score) merupakan suatu sistem penilaian yang dibentuk oleh
suatu kelompok studi di Italia untuk memprediksi probabilitas kesintasan dalam
jangka waktu dekat (30 hari) pada penderita kanker padat stadium lanjut yang tidak
direncanakan untuk diberikan terapi kuratif. PaP score mengombinasikan status
performa fisik Karnofksy, gejala klinis (anoreksia dan dispnea) dan parameter
hematologis (leukosit dan limfosit) ditambah dengan prediksi klinisi akan kesintasan
pasien dalam interval minggu (1-12 minggu). PaP score terbagi dalam 3 kategori
berdasarkan probabilitas kesintasan dalam 30 hari, yaitu : Grup A dengan prognosis
baik, skor : 0-5,5 (probabilitas kesintasan dalam 30 hari >70 %); grup B dengan
prognosis menengah, skor : 6-11 (probabilitas kesintasan dalam 30 hari sebesar 30-70
%) dan grup C dengan prognosis buruk, skor :11,5-17,5 (probabilitas kesintasan
dalam 30 hari < 30 %) (Glare et al., 2004).
B. Pertanyaan Penelitian
Apakah Palliative Prognostic Score (PaP score) valid dalam memprediksi
prognosis pada penderita kanker stadium metastasis yang dirawat di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta.
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan uji validasi dan evaluasi
akurasi prognostik dari Palliative Prognostic Score (PaP score) pada penderita
kanker stadium metastasis yang dirawat di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Pada penderita kanker stadium metastasis upaya pengobatan kuratif sudah
sulit untuk dilakukan dan terapi yang agresif justru akan menurunkan kualitas hidup
penderita, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
a) Bagi masyarakat: memberikan informasi kepada pasien dan keluarga
mengenai prognosis penyakit kanker stadium metastasis, sehingga pasien
terhindar dari tindakan medis yang agresif yang justru menurunkan kualitas
hidup dan menambah beban pembiayaan bagi pasien.
b) Bagi klinisi : membantu dokter dalam memperkirakan prognosis pada pasien
dengan kanker stadium metastasis dan membantu dokter dalam mengambil
keputusan kapan memulai terapi end of life care pada penderita kanker
stadium metastasis yang sudah tidak mungkin dilakukan terapi kuratif.
c) Bagi peneliti : memberikan informasi mengenai akurasi PaP score dalam
memprediksi prognosis pada penderita kanker stadium metastasis sehingga
dapat dijadikan acuan dan menambah wawasan pengetahuan untuk penelitian
selanjutnya.
5
d) Bagi otoritas kesehatan : membantu dalam membuat pedoman penanganan
kanker stadium metastasis.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini bukan penelitian original. Pada tabel 1 dapat dilihat beberapa
penelitian mengenai validitas Palliative Prognostic Score (PaP score) dalam
memprediksi prognosis pada penderita kanker stadium metastasis. Meskipun bukan
penelitian original, tetapi berdasarkan telaah literatur yang dilakukan oleh penulis,
belum ada publikasi tertulis mengenai uji validitas terhadap Palliative Prognostic
Score (PaP score) pada penderita kanker stadium metastasis yang dilaksanakan di
Indonesia.
Tabel 1. Daftar penelitian uji validasi Palliative Prognostic Score (PaP score) pada
penderita kanker stadium metastasis.
Peneliti /
Metode Penelitian
Judul
Hasil
Pirovani et al
(1999)/ uji potong
lintang
A new palliative
prognostic score : A
first Step for the staging
of terminally ill cancer
patient
Mengidentifikasi faktor prognostik yang
memprediksi ketahanan hidup pada 519
pasien kanker stadium terminal. Pasien
dibagi menjadi 3 grup berdasarkan
probabilitas kesintasan dalam 30 hari.
Maltoni et al (1999)/
Kohort prospektif
Successful validation of
the palliative prognostic
score in terminally ill
cancer patients. Italian
multicenter study group
on palliative care.
Palliative prognostic score diujikan pada
451 pasien hospice di 14 pusat pelayanan
paliatif di Italia. Pasien dibagi menjadi 3
grup, grup A dengan median kesintasan
76 hari (probabilitas kesintasan dalam 30
hari 86 %), grup B median kesintasan 32
hari (probabilitas kesintasan dalam 30 hari
52 %) dan grup C median kesintasan 14
hari (probabilitas kesintasan dalam 30 hari
16,9 %).
6
Tabel 1. Lanjutan
Glare et al (2004)/ Diagnostic accuracy of
Kohort prospektif
the palliative prognostic
score in hospitalized
patients with advanced
cancer
98 pasien yang baru terdiagnosis kanker
stadium di rumah sakit pendidikan
Universitas Sidney Australia, terbagi
menjadi 64 orang grup A, 32 orang grup
B dan 4 orang grup C. Evaluasi 30 hari,
probabilitas kesintasan masing-masing
grup berturutan adalah 97 %, 59 % dan 25
%.
Download