BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sangat penting bagi aktifitas perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun, baik memproduksi barang maupun jasa. Pemasaran (marketing) berasal dari kata market (pasar). Pasar dapat diartikan sebagai tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan tukar- menukar barang. Pengertian pasar secara lebih lengkap adalah sebuah pelanggan yang mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu, bersedia dan mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut. Adapun definisi pemasaran menurut mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : Definisi pemasaran menurut Boyd, Walker, Larréché (2000:4) mendefinisikan pemasaran sebagai berikut : “Marketing is a social process that involves important activities that allow individuals and companies to get what they need and want through exchange with other parties to develop exchange relationships.” Sedangkan definisi secara formal pemasaran menurut AMA (American Marketing Association yang dikutip oleh Kotler dan Ketler (2009:5) adalah “Marketing is an organization function and aset of process for creating, communicating, and delivering value to customers and for managing 13 14 cutomers relationship in ways that benefit the organization and its stakeholders.” Artinya Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingannya. Jadi, definisi yang dikemukakan dari para ahli dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah suatu kegiatan individu atau kelompok untuk memperoleh kebutuhan dan keinginan kepada pelanggan berupa barang atau jasa. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran merupakan suatu ilmu yang mempelajari bagaimana kegiatan pemasaran ini dilaksanakan dengan benar. Dengan ilmu dari manajemen pemasaran ini, perusahaan dapat melakukan efisiensi biaya dan tujuan pemasaran itu sendiri dapat terlaksana secara lebih efektif. Setiap perusahaan memerlukan cara untuk setiap kegiatan pemasaran. Pengertian manajemen pemasaran menurut Boyd, Walker, Larréché (2000:18) adalah sebagai berikut : “Marketing management is the process of analyzing, planning, coordinating, and controlling programs that include drafting, pricing, promotion and distribution of products, services and ideas that are designed to create and maintain a favorable exchange with the target market to create and maintain a favorable exchange with the target market to achieve its goals.” 15 Selain itu, definisi manajemen pemasaran menurut Shultz yang dikutip oleh Alma (2007:130) adalah sebagai berikut : “Marketing management is the planning, direction, and control of the entire marketing activity of a firm or division of a firm.” Dari definisi para ahli tersebut dapat didefinisi bahwa manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan, mengkoordinasi dalam mencangkup mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. 2.2 Bauran Pemasaran Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan strategi dalam pemasaran yang sangat penting dalam mempengaruhi konsumen untuk memberi barang atau jasa. Bauran pemasaran terdiri dari beberapa elemen-elemen yang memiliki peranan penting. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian dari bauran pemasaran (marketing mix), sebagai berikut : Menurut Kotler & Keller (2009:24) bauran pemasaran adalah : “The marketing mix is a set of marketing tools that are used for the company to pursue its marketing objectives.” Menurut Rambat Lupiyadi dan A. Hamdani (2006:70) bauran pemasaran adalah : “Bauran Pemasaran adalah alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangankan agar 16 implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran adalah alat bagi pemasaran untuk perusahaan untuk tujuan pemasarannya. Terdapat 4 faktor dalam bauran pemasaran yang dikenal dengan sebutan 4P, yaitu produk, harga. promosi, dan tempat. Faktor-faktor tersebut saling berkaitan karena keputusan dalam satu faktor dapat mempengaruhi faktor yang lain. Berikut penjelasan bauran pemasaran menurut Kotler & Keller (2009:24) 1. Produk (product) Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan pasar sasaran. 2. Harga (Price) Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. 3. Promosi (Promotion) Promosi adalah aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. 4. Tempat (Place) Tempat adalah aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. 17 Bauran pemasaran dalam bidang jasa menurut Fandy Tjiptono (2007:30) ditambah menjadi 3P, yaitu : 5. Orang (people) Semua orang yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Elemen-elemen dari orang (people) adalah pegawai perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. 6. Bukti Fisik (physical evidence) Merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk/jasa yang ditawarkan. Unsur-unsur yang termasuk dalam sarana fisik antara lain, lingkungan fisik, peralatan logo, warna dan barang lainnya yang disatukan dengan pelayanan. 7. Proses (process) Semua prosedur actual, mekanisme dan aliran aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan jasa. 2.3 Perbankan 2.3.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan badan usaha yang bergerak dalam bidang jasa keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana, pemberi pinjaman dan menjadi perantara dalam lalu lintas pembayaran giral. Peranan bank sebagai lembaga keuangan baik 18 dalam menghimpun dana masyarakat maupun menyalurkannya kembali ke masyarakat semakin meningkat dalam kondisi perekonomian. Pengertian perbankan menurut Kasmir (2000:11) mendefinisikan bank sebagai berikut : “Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.” Selain itu, definisi perbankan menurut O.P Simorangkir (2004:10) mendefinisikan sebagai berikut : “Bank merupakan salah satu badan usaha lembaga keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana yang dipercayakan kepada pihak ketiga ataupun dengan jalan memperedarkan alat-alat pembayaran baru berupa uang giral.” Dari definisi para ahli tersebut dapat didefinisi bahwa perbankan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk melakukan berbagai macam jasa seperti memberikan pinjaman, tempat penyimpanan mata uang dan benda berharga untuk kebutuhan. 2.3.2 Jenis dan Macam Perbankan Macam-macam bank yang di rangkum kelembagaan perbankan (1999:17) dan dalam buku Bank & Lembaga keuangan lain (2008:24) dapat di katagorikan sebagai berikut : 1. Bank Sentral 19 Bank sentral adalah Bank Indonesia yang mempunyai tugas untuk mengatur, mengkoordinir dan mengawasi serta mengambil langkahlangkah kebijakan yang diperlukan dalam bidang perbankan yang berdasarkan undang-undang No.13/1968. 2. Bank Umum Bank umum adalah badan usaha yang menjalankan kegiatan usahanya dalam bidang jasa keuangan, dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk giro dan deposito dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. 3. Bank syariah Bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang, yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. 4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank kreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 5. Bank Tabungan (saving bank) Bank Tabungan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya menerima simpanan dalam bentuk tabungan dan dalam usahanya terutama memperbungakan dananya dalam kertas berharga. 20 6. Bank Pembangunan (development bank) Bank Pembangunan adalah bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan atau mengeluarkan kertas berharga jangka menengah panjang, serta dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan. 7. Bank Desa (rural bank) Bank desa adalah bank yang menerima simpanan dalam bentuk uang dan natura (padi,jagung, dan sebagainya) dan dalam usahanya memberikan kredit jangka pendek dalam bentuk uang maupun bentuk natura kepada sektor pertanian dan pedesaan. 2.3.3 Fungsi Bank Menurut Budisantoso & Triandaru (2006:9) Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dalam menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik bank dapat berfungsi sebagai : 1. Agent of trust yaitu dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. 21 2. Agent of development yaitu kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak dapat bekinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. 3. Agent of services yaitu disamping itu melakukan kegiatan penghimpun dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. 2.4 Merek (brand) Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-produk individual, penjual harus menghadapi keputusan pemberian merek (branding). Menurut American Marketing Association (AMA) dikutip dalam Kotler & Keller (2008:258), merek adalah : “Brand is a name, term, sign, symbol, or design, or combination of them, intended to indentify the goods and services of one seller or group of sellers and differentiance them from those of competitors.” Definisi diatas dapat diartikan sebagai berikut : Merek adalah nama,istilah,tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi halhal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengindentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. 22 Menurut Fandy Tjiptono & Gregorius Chandra (2008 : 352) mengatakan : “Merek pada hakikatnya untuk segala jenis produk (barang, jasa, pengecer,bisnis online, orang, organisasi, tempat dan gagasan) yaitu dengan cara memberikan nama pada produk dan menyertakan makna atau arti khusus menyangkut apa yang ditawarkan produk bersangkutan dan apa yang membedakannya dari produk-produk pesaing.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa merek adalah istilah untuk sebuah produk (barang atau jasa) yang mempunyai makna khusus untuk membedakan dari produk pesaing lainnya. 2.4.1 Citra (brand) Citra merupakan hal yang penting bagi sebuah produk,karena citra yang baik akan mempengaruhi sebuah produknya. Menurut Kotler & Keller (2012 : 276) “Citra adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan.” Citra akan terbentuk dalam jangka waktu tertentu, sebab ini merupakan akumulasi persepsi terhadap suatu objek, apa yang terpikirkan, diketahui, dialami yang masuk ke dalam memori seseorang berdasarkan masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang waktu (Alma, 2007:148). Agar citra dapat tertanam dengan benar dibenak konsumen, maka pemasar harus memperlihatkan merek atau citra dalam semua aspek pemasaran. 23 2.4.2 Citra Merek (brand image) Kotler & Keller (2012:262) mengemukakan definisi citra merek yaitu : “Perception and beliefs held by consumer. As reflected in the associations held in consumer memory.” Maksud dari kalimat diatas adalah persepsi dan kepercayaan yang dianut oleh konsumen, sebagaimana tercermin dalam asosiasi yang ada di ingatan konsumen. Sedangkan menurut Solihin (2004:19) citra merek adalah : “Brand image adalah segala sesuatu tentang merek suatu produk yang dipikirkan, dirasakan, divisualisasi oleh konsumen.” Sebuah merek bisa dikatakan sukses apabila pembeli atau pemakainya mempersepsikan adanya nilai tambah relevan, unik dan berkesinambungan yang memenuhi kebutuhannya secara paling memuaskan. Menurut Doyle yang mendefinisikan merek sukses sebagai nama, simbol, desain atau kombinasi diantaranya yang mengidentifikasi produk organisasi tertentu dengan keunggulan diferensial berkesinambungan. Kriteria utama disini adalah : 1. Keunggulan diferensial yakni pelanggan memiliki alasan kuat untuk lebih menyukai merek bersangkutan dibanding merek-merek pesaing 2. Langgeng atau berkesinambungan artinya keunggulan yang tidak mudah ditiru para pesaing, dimana perusahaan menciptakan hambatan masuk 24 misalnya dengan jalan mengembangkan reputasi atau citra merek yang unik dan kokoh dalam kualitas layanan. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek yaitu persepsi dan kepercayaan yang di anut oleh konsumen pada suatu produk untuk dapat dipikirkan dalam ingatan konsumen. 2.5 Brand Trust (kepercayaan merek) Brand trust memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap keberlangsungan sebuah merek, karena jika sebuah merek sudah tidak bisa dipercayai lagi oleh konsumen maka produk dengan merek tersebut akan sulit untuk berkembang dipasar. Menurut Riset Costabile dalam (ferinnadewi, 2008) mengemukakan brand trust yaitu : “kepercayaan merek adalah persepsi akan kehandalan dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman, atau lebih pada urutan-urutan transaksi atau interaksi yang dicirikan oleh terpenuhinya harapan akan kinerja produk dan kepuasan.” Menurut Fandy Tjiptono (2006:392) mengemukakan brand trust yaitu : “trust terhadap sebuah merek (trust in a brand) sebagai kesediaan konsumen untuk mempercayai atau mengandalkan merek dalam situasi resiko karena adanya ekspektasi bahwa merek bersangkutan akan memberikan hasil yang positif.” Menurut Kustini (2011:23), brand trust dapat diukur melalui dimensi viabilitas (dimension of viability) dan dimensi intensionalitas (dimension of intentionality). 1. Dimension of Viability 25 Dimensi ini mewakili sebuah persepsi bahwa suatu merek dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan nilai konsumen. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator kepuasan dan nilai (value). 2. Dimension of intentionality Dimensi ini mencerminkan perasaan aman dari seseorang individu terhadap suatu merek. Dimensi ini dapat diukur melalui indikator security dan trust. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa brand trust yaitu kesediaan konsumen untuk mempercayai suatu produk yang didasarkan pengalaman dan adanya ekspetasi bahwa merek tersebut akan memberikan hasil yang positif. Selain itu, menurut Delgado (dalam Ferrinnadewi, 2008), kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen. 2.6 Kepuasan Konsumen 2.6.1 Pengertian Kepuasan Konsumen Hasil dari suatu jasa yang ditawarkan perusahaan adalah penilaian konsumen. Penilaian yang berasal dari penilaian konsumen adalah akibat yang ditawarkannya. Definisi kepuasan konsumen menurut Philip Kotler & Kevin Lane keller (2007:177) sebagai berikut : 26 “satisfaction is feeling happy or upset someone who emerged after comparing the performance (results) are considered products of the performance (or outcome) is expected.” Definisi kepuasan konsumen menurut Tjiptono (2004:146) sebagai berikut : “kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/dikonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya (atau norma kerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.” Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan konsumen adalah sebuah perasaan seseorang konsumen yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan aktual produk yang di rasakan setelah pemakaiannya. 2.6.2 Mengukur kepuasan pelanggan Ada beberapa cara mengukur kepuasan pelanggan Alma (2007:285) : 1. Complaint and suggestion system (sistem keluhan dan saran), banyak perusahaan membuka kotak saran dan menerima keluhan yang dialami oleh langganan. Ada juga perusahaan yang memberi amplop yang telah ditulis alamat perusahaan untuk digunakan menyampaikan saran, keluhan serta kritik. Saran tersebut dapat juga disampaikan melalui kartu komentar, customer hot line, telepon bebas pulsa. Informasi ini dapat memberikan ide dan masukan kepada perusahaan yang memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat tanggap terhadap kritik dan saran tersebut. 27 2. Customer satisfaction surveys (survey kepuasan pelanggan), dalam hal perusahaan melakukan survey untuk mendeteksi komentar pelanggan survey ini dapat dilakukan melalui pos, telepon, atau wawancara pribadi, atau pelanggan diminta mengisi angket. 3. Ghost shopping (pembeli bayangan), dalam hal ini perusahaan menaruh orang tertentu sebagai pembeli perusahaan lain atau ke perusahaannya sendiri. Pembeli misteri ini melaporkan keunggulan dan kelemahan pelayanan yang melayaninya. Juga dilaporkan segala sesuatu yang bukan saja orang lain yang disewa untuk menjadi pembeli bayangan tetapi juga manajer sendiri harus turun kelapangan, belanja ke took saingan dimana ia tidak dikenal. Pengalaman manajer ini sangat penting karena data dan informasi yang diperoleh langsung ia alami sendiri. 4. Lost Customer Analysis (Analisa pelanggan yang lari), langganan yang hilang, dicoba dihubungi. Mereka diminta untuk mengungkapkan mengapa mereka berhenti, pindah ke perusahaan lain, adakah sesuatu masalah yang terjadi yang tidak bisa diatasi atau terlambat diatasi. Dari kontak semacam ini akan diperoleh informasi dan akan memperbaiki kinerja perusahaan sendiri agar tidak ada lagi langganan yang lari dengan cara meningkatkan kepuasan mereka. 28 2.6.3 Sebab – sebab timbulnya ketidakpuasan Menurut Alma (2007:286) tentu banyak sebab-sebab munculnya rasa tidak puas terhadap sesuatu antara lain : 1. Tidak sesuai harapan dan kenyataan 2. Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan 3. Perilaku personil kurang memuaskan 4. Suasana dan kondisi fisik lingkungan tidak menunjang 5. Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu terbuang dan harga tidak sesuai. 6. Promosi/iklan terlalu muluk, tidak sesuai dengan kenyataan. 2.7 Penelitian Sebelumnya Untuk mendukung kajian teori dari isi penelitian ini, penulis memasukan beberapa jurnal sebagai bahan referensi bagi penulis. Jurnal yang dipilih adalah berdasarkan variabel-variabel yang diteliti, yaitu citra merek dan brand trust sebagai indenpenden, dan kepuasan nasabah sebagai variabel dependen. Berikut merupakan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang mempunyai kaitan dengan citra merek, brand trust terhadap kepuasan nasabah : 29 Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya No. Peneliti Judul, Tahun, dan Variabel Hasil dan Kesimpulan Sumber Penelitian 1. 2. Mohammad Rizan, Basrah Saidani dan Yusiyana Sari Pengaruh brand image dan brand trust terhadap brand loyalty teh botol sosro. (2012) Sumber : Mohamad Afif Kepercayaan merek, kualitas pelayanan dan penagaruhnya terhadap loyalitas nasabah Bank CIMB Niaga. (2012) Sumber : -Brand Image -Brand Trust -Brand Royalty Citra merek memiliki pengaruh terhadap loyalitas, kepercayaan merek memiliki pengaruh terhadap loyalitas, citra merek dan kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap loyalitas merek - Kepercayaan merek - Kualitas layanan - Loyalitas nasabah Kepercayaan merek dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas nasabah dan kepercayaan merek berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas nasabah - Citra merek - Kualitas produk - Promosi - Kepuasan konsumen citra merek , kualitas produk dan promosi berpengaruh simultan terhadap kepuasan konsumen, citra merek berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen, promosi berpengaruh signifikan terhadap http://www.jrmsi.com/inde x.php/volume/volume-3no-1/17-pengaruh-brandimage-dan-brand-trustterhadap-brand-loyalty-tehbotol-sosro http://journal.perbanas.ac.i d/index.php/jbb/article/vie w/161 3. Christian Lassander Citra merek, Kualitas Produk, dan promosi pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen pada makanan tradisional. (2013) Sumber : http://ejournal.unsrat.ac.id /index.php/emba/article/vi ew/2024 30 4. Andri Helmi Munawar Analisis Pengaruh Brand Trust dan Customer Satisfaction terhadap Loyalitas Pelanggan.(2014) Sumber : https://andrihelmi.files.w ordpress.com/2014/09/pe ngaruh-brand-trust-dancustomer-satisfactionterhadap-loyalitaspelanggan.pdf - Brand Trust - Customer Satisfaction - Loyalitas Pelanggan kepuasan konsumen. Terdapat pengaruh signifikan Brand Trust dan Customer Satisfaction terhadap Loyalitas Pelanggan pada Pengguna Kartu Esia PT Bakrie Telecom Tasikmalaya. 2.8 Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan produknya, peran merek sangatlah penting bagi perusahaan, baik itu perusahaan yang menawarkan produk ataupun jasa. Merek dianggap sebagai salah satu atribut yang sangat penting bagi perusahaan lain. Kepercayaan merek pun adalah salah satu faktor penting untuk kepercayaan kepada konsumennya. Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran CITRA MEREK (brand image) (X1) Kepuasan Konsumen BRAND TRUST (Y) ( kepercayaan merek) Y (X2) 31 Teori yang di pakai untuk mendasari dan mendukung penelitian ini antara lain : Suryani (2008:7) menjelaskan bahwa perilaku konsumen mencangkup proses pengambilan keputusan dan kegiatan yang dilakukan konsumen secara fisik dalam pengevaluasian, perolehan penggunaan atau mendapat barang dan jasa. Jadi dalam menganalisis perilaku konsumen tidak hanya menyangkut faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan kegiatan saat pembelian, akan tetapi juga meliputi proses pengambilan keputusan yang menyertai pembelian. Setelah mengetahui kerangka pemikiran berdasarkan fenomena yang terjadi maka penulis dapat menyusun paradigma penelitian sebagai berikut : Gambar 2.2 Paradigma Penelitian Citra Merek - Pengakuan Reputasi Hubungan Emosional Lingkup Hamel & Prahalad (2011) Brand Trust - Brand Reability Brand Intention Delgado Ballester (2004) Kepuasan Konsumen 32 Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan penelitian sebelumnya, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : - Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BRI Cabang Cikampek. - Brand trust berpengaruh positf dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BRI Cabang Cikampek. - Citra merek dan Brand trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BRI Cabang Cikampek.