1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang perinatologi menyebabkan semakin banyak bayi kurang bulan yang dapat hidup dan diselamatkan. Namun demikian bayi kurang bulan tersebut mempunyai risiko tinggi mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Bayi kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan di bawah 37 minggu, dengan berat lahir di bawah 2.500 gram (Cloherty, 1985). Angka kelahiran bayi kurang bulan dan dengan berat lahir rendah semakin meningkat. Di Amerika Serikat sekitar 7,6% dari kelahiran hidup adalah bayi kurang bulan dengan berat lahir kurang dari 2.500 gram. Kelahiran kurang bulan semakin meningkat dari 6,6% menjadi 8% dari tahun 1981-2004 (Harrison, 2001; Stoll, 2007). Angka kelahiran bayi kurang bulan pada tahun 2006 dan 2007 di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar masingmasing 540/1.441 (37,5%) dan 439/1.187 (36,9%) dari semua bayi yang lahir. Angka kematian bayi bervariasi antar berbagai negara. Pada tahun 2002 angka kematian terendah di Singapura sebesar 2,4/1.000 kelahiran; Amerika Serikat 7,0/1.000 kelahiran; di negara-negara berkembang 30-150/1.000 kelahiran (Stoll, 2007). Angka kematian bayi kurang bulan yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing adalah 97/540 (17,9%) dan 41/439 (9,3%) atau 67/1.000 kelahiran dan 35/1.000 kelahiran. 1 2 Angka kelangsungan hidup (survival rate) bayi-bayi kurang bulan meningkat secara signifikan. Kemungkinan hidup bayi kurang bulan dengan berat badan di atas 1.500 gram adalah sekitar 90% (Cloherty, 1985). Angka kelangsungan hidup bayi kurang bulan yang meningkat, perlu mendapat perhatian karena berhubungan dengan luaran yang dialami oleh bayi-bayi kurang bulan dan meningkatnya morbiditas bayi. Morbiditas yang sering dialami oleh bayi-bayi kurang bulan adalah infeksi, problem respirasi kronik, gangguan sistem saraf pusat seperti palsi serebral, gangguan neurodevelopmental dan perilaku, defisit visual, auditori, motorik dan bahasa (Im dan Kim, 2008). Dalam jangka panjang problem perkembangan ini dapat menetap sampai dewasa, yaitu terjadi defisit neuropsikologi seperti Intellegence Quotient (IQ) yang lebih rendah, gangguan artikulasi, gangguan konsentrasi, gangguan belajar, emosi dan perilaku, disabilitas motorik dan gangguan perkembangan lainnya (Dieter, dkk. 2003; Buske-Kirschbaum, dkk. 2007). Sebuah penelitian melaporkan sekitar 20%-60% bayi dengan berat lahir rendah mengalami gangguan perkembangan dan 10%-20% mengalami sekuele yang signifikan (Harrison, 2001). Infeksi merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang sering pada neonatus dan bayi. Faktor predisposisi terpenting terjadinya infeksi adalah bayi kurang bulan atau berat lahir rendah (low birth weight/LBW). Bayi kurang bulan mempunyai kejadian infeksi 3-10 kali dibandingkan dengan bayi matur/cukup bulan dengan berat badan lahir normal (Stoll, 2007). Insiden sepsis neonatorum sekitar 1-10/1.000 kelahiran hidup, sedangkan di negara berkembang mencapai 21/1.000 kelahiran hidup (Arkachaisri dan Ballow, 1999). Angka kematian oleh karena sepsis cukup tinggi yaitu 13-50%, terutama terjadi pada bayi kurang bulan (Gomella, 1999). 3 Beberapa alasan bayi kurang bulan lebih sering mengalami infeksi adalah: 1) Infeksi traktus genital pada ibu merupakan penyebab penting terjadinya kelahiran kurang bulan, dimana terjadi risiko yang lebih tinggi terhadap transmisi vertikal dari ibu ke bayi baru lahir, 2) Kejadian infeksi intraamniotik berhubungan dengan umur kehamilan, 3) Bayi kurang bulan sering mengalami gangguan fungsi imun, dan 4) Bayi kurang bulan sering mendapatkan intervensi atau prosedur invasif sehingga memudahkan masuknya infeksi (Stoll, 2007). Adanya infeksi sistemik/sepsis yang dialami bayi kurang bulan sering disebabkan oleh infeksi nosokomial. Faktor predisposisi terjadinya infeksi ini adalah: 1) Faktor ekstrinsik seperti lama rawat, prosedur invasif, karakterisitik paparan pada lingkungan rumah sakit maupun staf rumah sakit misalnya rasio pasien dengan perawat, ketrampilan staf, teknik hiegiena, dan 2) Faktor intrinsik meliputi sistem imun bayi kurang bulan yang masih imatur, defisiensi imun, fungsi protektif dari kulit, membran mukosa dan traktus gastrointestinal, berat lahir, usia gestasi, beratnya penyakit, asfiksia, asupan nutrisi, kelainan bawaan (Mussi-Pinhata dan Rego, 2005). Pada umumnya bayi-bayi yang dirawat di ruang perawatan intensif / NICU (Neonatal Intensive Care Unit) akan terpapar oleh berbagai peralatan medis, alat-alat monitor, lampu yang terang, suara bising, prosedur invasif untuk tujuan diagnostik maupun pengobatan, serta paparan stimulasi yang berlebihan yang tidak sesuai dengan kondisi bayi-bayi tersebut (Perlmann, 2001; Roesli,2007; Im dan Kim, 2008). Bayi juga akan mengalami kehilangan kesempatan dalam membina hubungan batin (bonding attachment) dengan orang tuanya. Semua kondisi tersebut kelak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya (Roesli, 2007). 4 Bayi kurang bulan rentan terhadap terjadinya berbagai macam stres, terutama akibat berbagai infeksi/inflamasi yang dialami maupun dari adanya stimulasi lingkungan yang berlebihan atau prosedur invasif yang diberikan pada bayi. Stres akan melibatkan sistem neuro-imuno-endokrin. Infeksi yang terjadi pada bayi kurang bulan akan menyebabkan sintesis TNF-α dan IL-6 meningkat. Stres yang terjadi juga dapat meningkatkan kadar hormon-hormon stres (Akbar dan Cook, 2006; Im dan Kim, 2008). Pencegahan dan upaya mengontrol masalah-masalah yang dialami pada bayi kurang bulan, dilakukan berbagai upaya seperti memberikan pendidikan kesehatan, perinatal care, obstetric care, nutrisi, dukungan sosial, identifikasi faktor risiko, penanganan dan perawatan suportif yang optimal, mencegah infeksi, pemberian stimulasi positif seperti stimulasi pijat, musik, dan mengurangi stres lingkungan seperti paparan sinar atau suara yang berlebihan (Harrison, 2001; Perlmann, 2001; Mussi-Pinhata dan Rego, 2005; Stoll, 2007; Im dan Kim, 2008). Salah satu stimulasi yang diberikan pada bayi kurang bulan adalah dengan memberikan stimulasi pijat. Stimulasi pijat merupakan salah satu stimulasi sentuh yang merupakan kontak fisik yang terjadi pada seseorang kepada orang lain. Pijat bayi merupakan cara yang sederhana dalam memberikan sentuhan yang positif dimana sangat bermanfaat dalam pertumbuhan dan perkembangan (Pardew dan Bunse, 2005). Manfaat pijat bayi cukup banyak yaitu: menurunkan kadar hormon stres, meningkatkan imunitas, memperbaiki sirkulasi darah dan pernapasan, merangsang fungsi pencernaan, meningkatkan berat badan, mengurangi depresi dan ketegangan, meningkatkan kesiagaan, meningkatkan tidur lelap, mengurangi rasa sakit, memperkuat hubungan antara orang tua/pengasuh dengan bayinya, memberikan persepsi bahwa 5 pengasuh/orang tuanya merupakan orang yang bisa dipercaya dan memberikan rasa aman dan nyaman (Pardew dan Bunse, 2005; Roesli, 2007). Penelitian terhadap bayi berat lahir rendah (< 2.500 g) dan kurang bulan (umur kehamilan < 37 minggu) mendapatkan bahwa bayi yang diberikan stimulasi pijat mengalami penambahan berat badan rata-rata 5 gram per hari, penurunan masa rawat di ruang NICU selama 5 hari, penurunan kejadian komplikasi pasca natal, dan meningkatkan berat badan pada umur 4-6 bulan (Vickers, dkk. 2004). Penelitian mendapatkan bahwa bayi yang mendapatkan stimulasi pijat, lebih waspada (alert) dan berat badan meningkat sebesar 47% dibandingkan kelompok kontrol (Pardew dan Bunse, 2005). Field, dkk. (1986) mendapatkan bahwa peningkatan berat badan 20%-47% lebih tinggi pada bayi kurang bulan yang dipijat selama 3 kali 15 menit selama 10 hari, dibandingkan bayi yang tidak dipijat. Bayi kurang bulan yang diberikan pijat selama 5 hari dapat meningkatkan status bangun, bayi akan tidur lebih lelap, lebih siaga serta penambahan berat badan 53% lebih tinggi dibanding kontrol (Dieter, dkk. 2003). Stimulasi pijat pada bayi kurang bulan pada umumnya diberikan apabila dalam kondisi medis stabil. Para orang tua maupun tenaga medis masih takut untuk memberikan stimulasi pijat pada bayi-bayi kurang bulan. Suatu penelitian mendapatkan bayi-bayi kurang bulan dengan kondisi medis masih fragile, dirawat di NICU, minimal usia kehamilan 32 minggu, berat badan lahir > 1.000 gram, diberikan stimulasi pijat setiap hari berurutan selama 7 hari menunjukkan kondisi fisiologis seperti denyut jantung, laju napas dan saturasi oksigen dalam batas normal dan aman selama diberikan stimulasi pijat. Stimulasi pijat aman dan feasible diberikan pada bayi-bayi kurang bulan yang 6 secara medis masih dalam kondisi fragile, dan memberikan tingkat kepuasan sedangtinggi kepada pengasuh, instruktur, dan perawat di NICU (Livingston, dkk. 2007). Stimulasi pijat akan memberikan stimulus yang mempengaruhi sistem neuroimuno-endokrin. Hipotalamus akan menurunkan produksi corticotropin-releasing factor (CRH) akibatnya produksi hormon adrenocoticotropin (ACTH) oleh hipofisis anterior menurun. Aktivitas neurotransmitter serotonin meningkat yang akan meningkatkan glucocorticoid receptor-binding capasity sehingga kelenjar adrenal akan menurunkan produksi glukokortikoid seperti adrenalin atau hormon stres lain, seperti epinefrin, norepinefrin, dan kortisol. Pada akhirnya penurunan pelepasan sitokin pro-inflamasi (Akbar dan Cook, 2006). Sitokin TNF-α sebagai respon imun non spesifik yang terstimulasi pada kondisi adanya stressor infeksi atau non-infeksi memiliki peran dominan dalam memicu respon inflamasi lanjutan dan bertanggung jawab terhadap keadaan metabolisme tubuh. Pada kadar tinggi TNF-α bersifat sebagai mediator katabolisme (sitokin chacexin) yang berdampak pada berat badan. Sitokin IL-6 sebagai penanda mediator proinflamasi nonspesifik dan spesifik, memiliki peran terhadap stressor infeksi atau non-infeksi, apakah kondisi inflamasi yang berantai tersebut berkelanjutan atau tidak (Fong, dkk. 1989; Brenner, dkk. 1990; Karnen, 2000a,b). Berbagai penelitian mendapatkan bahwa stimulasi pijat berupa stimulasi taktil dan kinestetik pada bayi kurang bulan memberikan hasil yang positif. Namun demikian sampai saat ini belum semua rumah sakit menerapkan stimulasi pijat pada bayi kurang bulan terutama yang dirawat di ruang perawatan intensif. Penelitian tentang manfaat stimulasi pijat terhadap imunitas pada bayi kurang bulan dan berat badan lahir rendah di 7 Indonesia masih belum ada. Penelitian tentang efek stimulasi pijat terhadap tingkat imunitas pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah masih sangat sedikit. Berdasarkan hal tersebut, untuk membuktikan secara ilmiah efek pijat bayi terhadap sistem imunitas, peneliti akan meneliti perubahan kadar TNF-α dan IL- 6 secara invivo pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian singkat dalam latar belakang penelitian maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah stimulasi pijat dapat menurunkan kadar TNF-α pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan? 2. Apakah stimulasi pijat dapat menurunkan kadar IL-6 pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum Secara umum penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek stimulasi pijat terhadap perbaikan respon imun pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 1.3.2. Tujuan khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efek stimulasi pijat dalam menurunkan kadar TNF-α pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 8 2. Mengetahui efek stimulasi pijat dalam menurunkan kadar IL-6 pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik Manfaat akademik yang dapat dipetik dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian ini belum pernah dikerjakan di Indonesia. Jika terbukti bahwa stimulasi pijat dapat menurunkan kadar TNF-α dan IL-6 pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan, akan memberikan informasi ilmiah bahwa stimulasi pijat penting diberikan kepada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 2. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan Teknologi Kedokteran (Iptekdok) yaitu memberikan data dasar sebagai acuan untuk menjelaskan mekanisme stimulasi pijat bayi dengan respon imun, yang diberikan pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan. 1.4.2 Manfaat praktis Stimulasi pijat dapat memperbaiki respon imun dan meningkatkan berat badan, pada bayi kurang bulan, berat lahir rendah, sesuai masa kehamilan, sehingga bermanfaat terhadap optimalisasi pertumbuhan dan perkembangannya.