INTISARI Penggunaan braket preadjusted self ligating

advertisement
INTISARI
Penggunaan braket preadjusted self ligating dianggap mampu menghasilkan resistensi friksional rendah karena bentuknya seperti tabung
memungkinkan kawat busur tidak tertekan kedalam slot braket, namun dinding
klip kaku membatasi rentang defleksi sebesar lebar braket. Modifikasi ligasi
braket preadjusted konvensional dengan kawat ligatur yang dikendorkan 3
puntiran menurunkan resistensi friksional yang dihasilkan. Tujuan penelitian
untuk mengetahui perbedaan resistensi friksional antara ligasi braket preadjusted
Roth konvensional dan self ligating menggunakan kawat busur Ni-Ti, perbedaan
dengan peningkatan malposisi dan interaksi antara ligasi kedua jenis braket dan
peningkatan malposisi
Delapan puluh braket logam preadjusted Roth (40 konvensional dan 40
self ligating) serta 16 buccal tube dipasang pada 8 replika typodont akrilik rahang
bawah yang dibuat 4 tingkat keparahan malposisi gigi menurut Little (tanpa,
ringan, sedang, dan berat). Kawat busur Ni-Ti 0,014” dipasangkan pada typodont
akrilik, diligasi kemudian direndam saliva buatan pH 7. Dilakukan uji resistensi
friksional meng-gunakan universal testing machine. Data hasil pengukuran diuji
menggunakan analisis variansi dua jalur.
Hasil penelitian menunjukkan besar resistensi friksional antara braket
preadjusted Roth konvensional dan self ligating dan interaksi antara ligasi kedua
jenis braket dan peningkatan malposisi tidak berbeda (p>0,05). Terdapat
perbedaan signifikan pada besar resistensi friksional dengan peningkatan
malposisi gigi (p<0,05). Kesimpulan penelitian yaitu resistensi friksional braket
preadjusted Roth konvensional dan self ligating sama, peningkatan malposisi gigi
akan diikuti peningkatan resistensi friksional yang dihasilkan pada kedua jenis
braket, dan interaksi antara ligasi kedua jenis braket dan peningkatan keparahan
malposisi gigi tidak berbeda.
Kata kunci: resistensi friksional, braket preadjusted Roth konvensional dan self ligating, malposisi gigi
xi
ABSTRACT
Preadjusted self ligating bracket is claimed having less friction due to the
tube-like shape, accommodating the wire slide easily, but rigid clip of this bracket
limiting the working span. The use of wire ligature tightened onto the slot of
conventional bracket and unwound 3 times resulted less friction. The aim of this
study were to know the frictional resistance differences between preadjusted Roth
conventional and self ligating bracket using Ni-Ti archwire, the difference due to
increasing of tooth malposition as well as the interaction between the bracket
types and tooth malposition.
Eighty preadjusted Roth metal bracket (40 conventional, and 40 self ligating), 16 buccal tube were bonded on acrylic typodont of lower arch after set 4
degree of malposition due to Little (none, mild, moderate, and severe). The
archwires were placed, ligated, and wetted using artificial saliva (pH 7). The
frictional resistance was tested using universal testing machine. The data were
collected and analyzed using two way of variance analysis.
No differences were showed on the frictional resistance between
preadjusted Roth conventional and self ligating bracket, as well as the interaction
between the bracket types and tooth malposition (p>0,05). Frictional resistance
due to increasing of tooth malposition were different (p<0,05). The conclusion:
the frictional resistance between preadjusted Roth conventional and self ligating
bracket were same, the frictional resistance increased with the increasing of tooth
malposition, but there were no interaction between bracket types and tooth
malposition.
Key word: frictional resistance, preadjusted Roth conventional and self ligating
bracket, tooth malposition.
xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perawatan ortodontik memiliki tujuan memperbaiki susunan gigi yang
tidak teratur untuk memperbaiki fungsi pengunyahan, menghasilkan hubungan
oklusi yang baik, mempertahankan kesehatan jaringan pendukung gigi, dan estetis
(Proffit dkk., 2007). Perawatan gigi dengan alat ortodontik dapat dicapai dengan
mengaplikasikan kekuatan mekanis pada gigi sehingga gigi dapat bergerak sesuai
arah yang dikehendaki. Hal tersebut dapat dicapai dengan alat ortodontik lepasan
maupun alat cekat.
Perawatan ortodontik dengan alat cekat memungkinkan perubahan posisi
gigi dalam arah bukolingual, mesiodistal, oklusogingival, dan rotasi dengan mekanisme peluncuran (sliding mechanic). Berbagai situasi klinis menunjukkan selama
proses alignment lengkung gigi mekanisme peluncuran terjadi melalui pergeseran
gigi ke anterior sepanjang kawat busur, hal tersebut dapat diamati dengan
bertambah pendeknya sisa kawat busur yang tampak setelah periode alignment
lengkung gigi daripada saat pertama kali dipasang. Pergerakkan gigi yang terjadi
selama alignment lengkung gigi akan menimbulkan resistensi friksional antara
kawat busur dan braket (Hain dkk., 2006). Resistensi friksional adalah hambatan
atau tahanan terhadap gerakan ketika suatu objek yang digerakkan berkontak
dengan objek lain (Kahlon dkk., 2010).
Resistensi friksional terjadi akibat adanya pergeseran kawat busur pada
braket yang belum sejajar. Posisi braket yang belum sejajar pada awal proses
alignment lengkung gigi menyebabkan kawat busur membengkok menyesuaikan
1
2
posisi braket. Kawat busur akan membengkok dan menyentuh ujung braket baik
pada arah bukolingual, insisogingival, atau keduanya. Bengkokan kawat busur
tersebut akan meningkatkan resistensi friksional. Resistensi friksional besarnya
dipengaruhi oleh besar gaya normal yaitu gaya yang bekerja tegak lurus terhadap
bidang kontak dengan suatu benda, dalam hal ini gigi. Gaya normal yang dialami
setiap gigi ditentukan oleh malposisi gigi. Malposisi gigi semakin parah, resistensi
friksionalnya akan meningkat. Teknik dan bahan ligasi braket dan kawat busur
juga menentukan besarnya gaya normal yang dialami gigi. Teknik dan bahan
ligasi braket dan kawat busur dapat dimodifikasi untuk menurunkan gaya normal
yang dialami gigi, sedangkan malposisi gigi tidak dapat diubah (Henao dkk.,
2004; Matarese dkk., 2008; dan Reznikov dkk., 2010).
Geometri braket, material dan kekakuan kawat busur, efek saliva,
kekasaran permukaan kawat busur dan permukaan slot braket, torque permukaan
braket dan kawat busur, jarak antar braket juga mempengaruhi resistensi friksional
terhadap komponen braket dan kawat busur (Read-Ward dkk.,1997; Mendes dan
Rossow, 2003; Kahlon dkk., 2010). Kusy and Schafer (1995) menyatakan saliva
memiliki dua pengaruh yang berbeda yaitu pada satu sisi saliva dapat berfungsi
sebagai lubrikan atau dapat pula menyebabkan efek penempelan braket dan kawat
busur dan mengubah koefisien friksional, namun demikian penggunaan saliva
bertujuan untuk menurunkan resistensi friksional yang dihasilkan oleh efek
lubrikasi saliva seperti dalam rongga mulut.
Resistensi friksional yang timbul selama proses alignment lengkung gigi
mampu mempengaruhi kecepatan gerakan gigi bahkan dapat meningkatkan resiko
3
hilangnya penjangkaran (Southard dkk., 2007). Berbagai upaya dilakukan untuk
memperkecil adanya resitensi friksional selama aplikasi gaya ortodontik.
Resistensi friksional yang kecil memungkinkan gaya yang diaplikasikan dapat
digunakan untuk menggerakkan gigi dan besar gaya untuk menggerakkan gigi
tersebut dapat diperkirakan secara tepat (Reznikov dkk., 2010). Upaya yang dapat
dilakukan antara lain yaitu dengan menggunakan kawat busur yang lentur selama
periode alignment lengkung gigi. Kombinasi braket stainless steel dan kawat
busur Ni-Ti merupakan standar paling ideal yang dapat dipakai selama proses
tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan sifat kawat Ni-Ti yang lebih lentur dari
pada kawat stainless steel (Matarese dkk., 2008). Hal lain yang dapat dilakukan
adalah memodifikasi metode ligasi braket dan kawat busur.
Braket preadjusted Roth yaitu modifikasi pertama straight wire
apppliance Edgewise, pertama kali diperkenalkan oleh Dr Roth dan mengalami
perkembangan sejak tahun 1976. Braket Roth disebut braket preadjusted karena
adanya angulasi dan torque tertentu yang sudah disesuaikan saat pembuatan
braket tersebut. Braket preadjusted Roth merupakan braket preadjusted yang
dikenal luas sampai saat ini dan merupakan modifikasi straight wire appliance
Edgewise yang digunakan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada.
Braket preadjusted Roth saat ini juga mengalami perkembangaan terbaru yaitu
tipe self ligating. Braket tipe self ligating diklaim menghasilkan resistensi friksional lebih kecil dibanding tipe konvensional yang membutuhkan ligasi dengan
elastomerik atau kawat. Braket tipe self ligating dilengkapi dengan klip metal dan
memiliki struktur seperti tabung yang memungkinkan kawat busur terikat longgar
4
dengan braket, sehingga secara teoritis dapat mencegah atau mengurangi resistensi friksional (Voudouris, 1997).
Braket tipe self ligating menurut beberapa penelitian memiliki keunggulan
dibanding braket tipe konvensional. Penggunaan braket tipe self ligating tidak
membutuhkan ligasi seperti braket tipe konvensional sehingga memungkinkan
waktu kerja dokter lebih singkat, menghasilkan resistensi friksional yang kecil,
memungkinkan pergerakan gigi lebih bebas sehingga waktu perawatan lebih cepat
(Henao dkk., 2005). Selain memiliki beberapa keunggulan, sejumlah kelemahan
braket tipe self ligating dibandingkan braket tipe konvensional, diantaranya braket
tersebut memiliki harga yang cukup mahal 5-10 kali harga braket tipe konvensional, sulitnya mendapatkan hasil torqueing maksimal, dan adanya klip braket
membuat braket menjadi lebih tebal (Kahlon dkk., 2010). Reznikov dkk. (2010)
menyatakan braket self ligating memiliki klip metal yang kaku dan tidak dapat
menyerap gaya tarik akibat bengkokan kawat, sehingga adanya bengkokkan kawat
busur pada awal proses alignment lengkung gigi akan menyebabkan resistensi
friksional yang lebih besar daripada ligasi braket konvensional dengan kawat
ligatur ataupun elastomerik. Penelitian klinis oleh Scott dkk. (2008) menunjukkan
bahwa sistem Damon (salah satu jenis braket preadjusted self ligating) tidak
memiliki efektivitas yang lebih baik dari braket tipe konvensional selama proses
alignment lengkung gigi. Kecepatan alignment lengkung gigi pada penggunaan
braket sistem tersebut menurun dengan adanya peningkatan malposisi gigi.
Penggunaan ligasi kawat pada braket tipe konvensional dapat mengurangi
resistensi friksional antara braket dan kawat busur dibanding ligasi elastomerik.
5
Ligasi braket konvensional yang fleksibel memungkinkan diserapnya gaya tarik
akibat defleksi kawat busur pada braket yang belum sejajar (Reznikov dkk.,
2010). Berdasar hasil penelitian Susanti (2005) didapatkan bahwa besar resistensi
friksional akibat gaya gesek kawat busur rektangular stainless steel pada braket
logam dengan teknik ligasi kawat lebih kecil dibandingkan dengan ligasi
elastomerik.
B.
Perumusan Masalah
Berdasar latar belakang maka timbul permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan resistensi friksional antara ligasi braket preadjusted
Roth konvensional dan self ligating menggunakan kawat busur Ni-Ti?
2. Bagaimanakah perbedaan resistensi friksional ligasi braket preadjusted Roth
konvensional dan self ligating dengan adanya peningkatan keparahan malposisi
gigi?
3. Apakah terdapat interaksi antara ligasi braket preadjusted Roth konvensional
dan self ligating dengan peningkatan keparahan malposisi gigi terhadap
resistensi friksional?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari:
1. Perbedaan resistensi friksional antara ligasi braket preadjusted Roth
konvensional dan self ligating menggunakan kawat busur Ni-Ti.
2. Perbedaan resistensi friksional ligasi braket preadjusted Roth konvensional dan
self ligating dengan adanya peningkatan keparahan malposisi gigi.
6
3. Interaksi antara ligasi braket preadjusted Roth konvensional dan self ligating
dengan peningkatan keparahan malposisi gigi terhadap resistensi friksional.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berguna untuk memberikan tambahan informasi dan pertimbangan dalam pemilihan jenis braket yang akan digunakan pada perawatan
pasien dengan mempertimbangkan kebutuhan gaya ortodontik yang diperlukan,
efisiensi biaya dan efektivitas kerja alat sehingga dapat menentukan jenis braket
yang tepat sesuai dengan kebutuhan pasien.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian mengenai perbedaan resistensi friksional braket dan kawat
busur antara braket preadjusted konvensional dan self ligating pernah dilakukan
oleh: Matarese dkk. (2008) membandingkan resistensi friksional braket self
ligating Damon, dan braket preadjusted Roth dengan ligasi stainless steel dan
ligasi elastomerik pada kawat busur Ni-Ti yang diukur pada kondisi kering dan
didapatkan hasil braket self ligating Damon menghasilkan resistensi friksional
lebih kecil daripada braket preadjusted Roth baik dengan ligasi stainless steel
maupun ligasi elastomerik.
Henao dan Kusy (2004) membandingkan resistensi friksional pada
beberapa macam braket preadjusted self ligating dan beberapa macam braket
preadjusted konvensional dengan ligasi elastomerik pada berbagai macam dan
ukuran kawat busur dan didapatkan hasil terdapat peningkatan resistensi friksional
pada kedua jenis braket baik self ligating maupun konvensional seiring dengan
peningkatan ukuran kawat busur.
7
Scott dkk (2008) melakukan penelitian klinis pada braket preadjusted self
ligating dan braket preadjusted konvensional dengan ligasi elastomerik pada
proses alignment lengkung gigi dan didapatkan hasil tidak terdapat perbedaan
yang bermakna pada kecepatan alignment lengkung gigi dengan kedua jenis
braket tersebut. Sepengetahuan penulis penelitian tentang perbandingan resistensi
friksional antara braket preadjusted Roth konvensional dan self ligating
menggunakan kawat busur Ni-Ti dengan berbagai tingkat malposisi gigi berbeda
belum pernah dilakukan.
Download