BAB I Pendahuluan a. Latar Belakang Dalam premis telah

advertisement
BAB I
Pendahuluan
a. Latar Belakang
Dalam premis telah disebutkan bahwa bunyi – bunyi lingual condong berubah
karena lingkungannya. Dengan demikian, perubahan bunyi tersebut bias berdampak
pada dua kemungkinan. Apabila perubahan itu tidak sampai membedakan makna
atau mengubah identitas fonem, maka bunyi-bunyi tersebut masih merupaka alofon
atau varian bunyi dari fonem yang sama.
Dengan kata lain, perubahan itu masih dalam lingkup perubahan fonetis.
Tetapi apabila perubahan bunyi itu sudah sampai berdampak pada pembedaan
makna atau mengubah identitas, maka bunyi – bunyi tersebut merupakan fonem,
maka bunyi – bunyi tersebut merupakan alofon dari fonem yang berbeda. Dengan
kata lain perubahan tersebut disebut sebagai perubahan fonemis. Jenis – jenis
perubahan bunyi tersebut merupakan asimilasi, disasimilasi, modifikasi
vocal,netralisasi, zeroisasi, dan sebagainya.
b. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:
1) Apa itu yang di maksud dengan modifikasi vocal?
2) Apa itu Netralisasi?
3) Apa itu Zeroisasi?
c. Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan yang hendak dicapai melalui makalah ini
adalah:
1) Untuk memenuhi penilaian tugas Fonologi.
2) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan modifikasi vocal.
3) Untuk mengetahui apa yang di maksud netralisasi.
4) Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Zeroisasi.
Modifikasi vocal, netralisasi, zeroisasi
Page 1
BAB II
Pembahasan
1.1 Pengertian Modifikasi Vokal.
Modifikasi vocal adalah perubahan bunyi vocal sebagai akibat dari
pengaruh bungi lain yang mengikutinya. Perubahan ini sebenarnya bisa
dimasukan ke dalam peristiwa asimilasi, tetapi karena kasus ini tergolong khas
maaka perlu disendirikan.
Perhatikan contoh berikut !
o
Kata balik diucapkan [bali?], vocal I diucapkan [i] rendah. Tetapi ketika
mendapat sufiks – an, sehingga menajadi baikan, bunyi [i] berubah menjadi
[i] tinggi; [balikan]. Perubahan ini akibat bunyi yang mengikutinya. Pada
kata balik bunyi yang mengikutinya adalah glotal stop atau hamzah [?],
sedangkan pada kata balikan, bunyi yang mengikuti adalah dorso-velar [k]
karena perubahan [i] ke [I] masih dalam lingkup alofon dari satu fonem,
maka perubahan itu disebut modifikasi vocal fonetis. Sebagai catatan,
perubahan itu bisa juga karena perbedaan struktur silaba. Pada bunyi [i], ia
sebagai nuklus silaba yang diikuti koda (lik pada ba-lik), sedangkan pada
bunyi [i], ia sebagai nuklus silaba yang tidak diikuti koda (li pada ba-li-kan).
o Kata toko, koko, oto masing – masing diucapakan [toko], [koko], [oto].
Sementara itu, kata tokoh, kokoh, otot diucapkan [tOkOh], [kOkOh], [OtOt].
Bunyi vocal [O] pada silaba pertama pada kata kelompok dua dipengaruhi
oleh bunyi vocal pada silaba yang mengikutinya. Karena vocal pada silaba
kedua adalah [O] , maka pada silaba pertama disesuaikan menjadi [O] juga.
Karena perubahan ini masih dalam lingkup alofon dalam satu fonem, yaitu
fonem /o/, maka perubahan itu disebut modifikasi vocal fonetis. Pola piker
ini juga bias diterapkan ada bunyi [o] pada kata – kata kelompok satu.
Kalau diamati perubahan vocal pada contoh 1 terjadi dari vocal rendah ke
vocal yang lebih tinggi. Modifikasi atau perubahan vocal dari rendah ke tinggi oleh
para linguis disebut umlaut. Ada juga yang menyebut metafoni. Sementara itu,
perubahan vocal pada contoh 2 terjadi karena pengaruh dari vocal yang lain pada
silaba yang mengikutinya. Perubahan vocal pada jenis ini biasa disebut
harmonisasi vocal atau keselarasan vocal. Keselarasan vocal adalah proses
penyamaan vocal pada silabel terbuka dengan vocal vocal pada silabel kedua
yang tertutup. Peristiwa inilah yang disebut dengan istilah harminisasi vocal.
Modifikasi vocal, netralisasi, zeroisasi
Page 2
Selain kedua jenis perubahan vocal tersebut, ada juga perubahan vocal
yang disebut ablaut (ada juga yang menyebut apofoni atau gradasi vocal).
Perubahan vocal jenis ini bukan karena pengaruh struktur silaba atau bunyi vocal
yang lain silaba atau bunyi vocal lain pada silaba yang mengikutinya, tetapi lebih
terkait dengan unsure morfologis. Misalnya, perubahan vocal kata bahasa inggris
dari sing [sin] perubahan vocal jenis ini disebut modifikasi internal.
1.2 Pengertian Netralisasi.
Netralisasi adalah peurubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh
lingkungan. Untuk menjelaskan kasus ini bisa dicermati ilutrasi berikut. Dengan
cara pasangan minimal [baran] ‘barang’- [paran] ‘parang’ bias disimpulkan bahwa
dalam bahasa Indonesia ada fonem /b/ dan /p/. tetapi dalam kondisi tertentu,
fungsi pembeda antara /b/ dan /p/ bias bata setidak – tidaknya bermasalah karena
dijumpai bunyi yang sama. Misalnya fonem /b/ pada silaba akhir kata adab dan
sebab diucapkan [p’]: [adap] dan [sebap], yang persis sama dengan pengucapan
fonem /p/ pada atap dan usap: [atap] dan [usap’], mengapa terjadi demikian?
Karena konsonan hambat – letup – bersuara [b] tidak mungkin terjadi pada posisi
koda. Ketika dinetralisasikan menjadi hambat – tidak bersuara, yaitu [p’], sama
dengan realisasi yang biasa terdapat dalam fonem /p/.
Kalau begitu, apakah kedua bunyi itu merupakan alofon dari fonem yang
sama? Tidak! Sebab, dalam pasangan minimal telah terbukti bahwa terdapat
fonem /b/ dan /p/. prinsip sekali fonem tetap fonem perlu diberlakukan. Kalau toh
ingin menyatukan, beberapa ahli fonologi mengusulkan konsep arkifonem, yang
anggotanya adalah fonem /b/ dan fonem /p/. Untuk mewakili kedua fonem
tersebut, nama arkifonemnya adalah /B/ (huruf b capital karena bunyi b yang
paling sedikit dibatasi distribusinya).
1.3 Pengertian Zeroisasi.
Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya
penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Peristiwa ini biasa terjadi pada
penuturan bahasa – bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia, asal saja tidak
menganggu proses dan tujuan komunikasi. Peristiwa ini terus berkembang
karena secara diam – diam telah didukung dan disepakati oleh komunikasi
penuturannya. Dalam bahasa Indonesia sering dijumpai pemakaian kata taka tau
ndak untuk tidak, tiada untuk tidak ada, gimana untuk bagaimana, tapi untuk
tetapi. Padahal, penghilangan beberapa fonem tersebut dianggap tidak baku
Modifikasi vocal, netralisasi, zeroisasi
Page 3
oleh tatabahasa baku bahasa Indonesia. Tetapi, karena demi kemudahan dan
kehematan, gejala itu terus berlangsung. Dalam bahasa inggris, zeroisasi ini
sudah merupakan pola sehingga ‘bernilai sama’ dengan struktur lengkapnya.
Misalnya:
-
Shall not disingkat shan’t
Will not disingkat won’t
Is not disingkat isn’t
Zeroisasi dengan model penyingkatan ini disebut kontraksi. Apabila
diklasifikasikan, zeroisasi ini paling tidak ada tiga jenis, yaitu aferesis, apokop,
dan sinkop.
1. Aferesis adalah prose penghilangan atau penanggalan satu atau lebih
fonem pada awal kata. Misalnya:
tetapi menjadi tapi,
peperment menjadi permen,
upawasa menjadi puasa.
2. Apokop adalah proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih
fonem pada akhir kata. Misalnya:
President menjadi Presiden
Pelangit menjadi Pelangi
Mpulaut menjadi laut.
3. Sinkop adalah proses penghilangan atau penanggalan satu atau lebih
fonem pada tengah kata. Misalnya:
Baharu menjadi baru
Dahulu menjadi dulu
Utpatti menjadi upeti.
Modifikasi vocal, netralisasi, zeroisasi
Page 4
Penutup
Kesimpulan :
a. Modifikasi vocal adalah perubahan bunyi vocal sebagai akibat dari pengaruh
bungi lain yang mengikutinya. Perubahan ini sebenarnya bisa dimasukan ke
dalam peristiwa asimilasi, tetapi karena kasus ini tergolong khas maaka perlu
disendirikan.
b. Netralisasi adalah peurubahan bunyi fonemis sebagai akibat pengaruh
lingkungan.
c. Zeroisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya
penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Peristiwa ini biasa terjadi pada
penuturan bahasa – bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia, asal saja tidak
menganggu proses dan tujuan komunikasi.
Daftar Pustaka
o Chaer, Abdul. 2009. Fonologi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
o Muslich, Masnur. 2008. Fonologi Bahasa Indonesia: Tinjauan Deskriptif Sistem
Bunyi. Jakarta: Bumi Aksara.
o Suhardi.2013. Pengantar Linguistik Umum. Jogjakarta: Ar-ruz Media.
o Muslich-m.blogspot.com/2009/03/perubahan-bunyi-dalambahasaindonesia.html
Modifikasi vocal, netralisasi, zeroisasi
Page 5
Download