34 kemungkinan tidak tercerminkan keadaan sesungguhnya. Hal ini dikarenakan responden yang kurang serius dalam mengisi kuisioner, sehingga kemungkinan dapat menimbulkan hasil yang bias atau menyesatkan. Selain itu status peneliti sebagai mantan Instruktur dapat mempengaruhi responden dalam memberikan jawaban. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Job Insecurity terbukti mampu menjadi mediator pada hubungan kepemimpinan transformasional dan motivasi kerja prajurit TNI AU. 2. Kepemimpinan transformasional memiliki peran signifikan terhadap job insecurity prajurit TNI AU. 3. Job Insecurity memiliki peran signifikan terhadap motivasi kerja prajurit TNI AU. 4. Kepemimpinan transformasional yang memiliki peran signifikan terhadap motivasi kerja prajurit TNI AU ketika bersama-sama dengan job insecurity dalam mempengaruhi motivasi kerja menjadi berkurang perannya, dalam hal ini terjadi partial mediation. Saran 1. Kepemimpinan transformasional terbukti dapat meningkatkan motivasi kerja prajurit TNI AU. Oleh karena itu, pimpinan TNI AU dapat mempertimbangkan pola pembinaan kepemimpinan terhadap para perwiranya dengan pola kepemimpinan transformasional. Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan kepemimpinan transformasional pada 35 proses pendidikan pembentukan dan pendidikan pengembangan perwira TNI AU. 2. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian menggunakan variabelvariabel lain yang berkaitan dengan kepemimpinan transformasional misalnya budaya organisasi, untuk lebih mengetahui transformasional secara lebih komprehensif. peran kepemimpinan