WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 101 PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN (Studi Kasus Bandung Super Model Dinoyo Kota Malang) Oleh : Munawir Sajali 1), Muhammad Mansur 2), Achmad Agus Priyono 3) 1) Alumni FE Unisma; 2) Dosen tetap FE Unisma; 3) Dosen tetap FE Unisma Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Malang ABSTRACT The purpose of this research is to identify the impact of the product quality and service quality towards Bandung Super Model’s (BSM) customer loyalty. The sample is taken by the method of accidental sampling by using the issac and michael formula. The amount of sample is 131 customers. Data are collected using a questionnaire that is measured by the Likert scale. Additionally, this study employs multiple linear regression analysis which is supported by the SPSS program version 11.5. Results have shown that the variable product quality and service quality variables have influenced Bandung Super Model’s (BSM) customer loyalty, either simultaneously or partially. That variable which has dominant influence toward customer loyalty is a service quality because they have the most dominant big value that is equal to 31.19% compared to other variables. Keywords : Product Quality, Service Quality, Customers Loyalty PENDAHULUAN Perubahan dalam dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespon perubahan yang terjadi. Masalah pokok yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah bagaimana perusahaan tersebut menarik pelanggan dan mempertahankannya agar perusahaan tersebut dapat bertahan dan berkembang. Loyalitas pelanggan adalah tujuan utama para pemasar atas produk, merk atau pelayanannya, kekuatan dari pelanggan sebagai salah satu kunci sukses dalam bisnis. Pelanggan yang loyal pada suatu produk tertentu akan memberikan prioritas pertama dalam berbelanja pada produk tersebut. Hal ini dapat berlangsung dalam jangka panjang dan berakhir pada saat terjadi ketidak cocokan yang akan memutus ikatan kuat antara pelanggan dengan produk. Perusahaan yang mampu bersaing dalam pasar adalah perusahaan yang dapat menyediakan produk atau jasa yang berkualitas. Perusahaan dituntut untuk terus melakukan perbaikan terutama pada kualitas pelayanannya. Hal ini dimaksudkan agar seluruh barang atau jasa yang ditawarkan akan mendapat tempat yang baik di mata masyarakat selaku konsumen dan calon konsumen. Karena konsumen dalam memilih barang dan jasa didasari motivasi yang nantinya mempengaruhi jenis dan cita rasa barang dan jasa yang dibelinya. Kualitas produk berkaitan erat dengan kepuasan konsumen, kualitas produk memberikan dorongan khusus bagi para konsumen untuk menjalin ikatan relasi saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan dan kebutuhan spesifik konsumen dimana perusahaan memaksimalkan pengalaman konsumen yang menyenangkan dan meminimalkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang dipersepsikan (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected service). Dengan adanya kualitas pelayanan yang baik di dalam suatu perusahaan, akan menciptakan kepuasan bagi konsumennya. Setelah konsumen merasa puas dengan produk atau jasa yang diterimanya, konsumen akan membandingkan pelayanan yang diberikan. Apabila konsumen benar-benar puas, mereka akan membeli ulang serta merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli di tempat yang sama. Kepuasan konsumen akan terpenuhi 102 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 apabila proses penyampaian jasa dari si pemberi jasa kepada konsumen sesuai dengan apa yang dipresepsikan konsumen. Bandung Super Model merupakan suatu usaha retail yang bergerak di bidang garmen, dengan sistem operasional yang bekerja sama dengan berbagai usaha pembuatan kaos, baju, celana dll. Memenuhi keinginan akan trand masa kini khususnya para remaja, serta memenuhi kebutuhan pakaian yang sesuai konsumen adalah tujuan utama usaha tersebut. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalah sebagai berikut: a) Apakah variabel kualitas produk dan layanan konsumen berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan?, b) Diantara variabel tersebut, variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan? Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui pengaruh variabel kualitas produk dan layanan konsumen terhadap loyalitas pelanggan, b) untuk mengetahui variabel manakah yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan Kontribusi Penelitian 1. Memberikan informasi berbagai faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan terhadap Bandung Super Model (BSM). Sehingga pemilik toko dapat menentukan prioritas perbaikan kualitas produk dan layanan terhadap konsumen. 2. Sebagai bahan referansi bagi peneliti-peneliti yang lain untuk pengembangan ilmu lebih lanjut, terutama bagi peneliti yang berkaitan dengan manajemen pemasaran. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Hasil Penelitian Terdahulu Gunawan (2012:101) meneliti tentang “Pengaruh Kualitas Produk Dan Suasana Toko Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Distro Black Id”. Berdasarkan hasil analisis diatas mengenai pengaruh kualitas produk dan suasana toko terhadap loyalitas pelanggan pada Distro Black ID dapat diketahui bahwa kualitas produk, suasana toko, dan loyalitas pelanggan secara umum menunjukkan dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar menjawab setuju terhadap pernyataan yang diajukan. Dari hasil pengujian statistik di ketahui bahwa terdapat pengaruh antara kualitas produk dan suasana toko terhadap loyalitas pelanggan pada Distro Black ID. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan analisis linier berganda yang menunjukan adanya pengaruh antara variabel X (kualitas produk dan suasana toko) terhadap Y (loyalitas pelanggan) yang secara sistematis dinyatakan dalam statistik. Sedangkan hasil analisis korelasi ganda, yaitu signifikan berdasarkan tingkat interpretasi menunjukan hubungan yang sangat kuat antara variabel X (kualitas produk dan suasana toko) dengan variabel Y (loyalitas pelanggan). Kurniasih (2012:40) meneliti tentang “Pengaruh Harga Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Melalui Variabel Kepuasan (Studi Pada Bengkel Ahass 0002-Astra Motor Siliwangi Semarang)”. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa variabel harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan pelanggan. Dan Variabel kualitas pelayanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kepuasan. Loyalitas Pelanggan Pengertian loyalitas atau kesetiaan menurut Kotler dan Keller (2007:175) adalah komitmen yang dipegang kuat untuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 di masa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan perubahan perilaku. Sedangkan menurut Fornell dalam Mouren (2009:297) menyatakan bahwa loyalitas merupakan fungsi dari kepuasan pelanggan, rintangan pengalihan, dan keluhan pelanggan. Pelanggan yang puas akan dapat melakukan pembelian ulang pada waktu yang akan datang dan memberitahukan kepada orang lain atas apa yang dirasakan. Sutisna (2001:41) loyalitas pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu loyalitas merek (brand loyalty) dan loyalitas toko (store loyalty). Loyalitas merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu, sedangkan loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku konsisten tetapi perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko dimana di tempat tersebut pelanggan bisa membeli merek yang diinginkan. Pelanggan yang loyal merupakan aset penting bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang dimilikinya, sebagaimana diungkapkan oleh Grifin yang dikutip oleh Hurriyati (2009:130) pelanggan yang loyal memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Melakukan pembelian secara teratur (makes regular repeat purchases) 2. Membeli diluar lini produk/jasa (purchases across product and service lines) 3. Merekomendasikan produk lain (refers other) 4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of the competition) Kualitas Produk Christoper pass and Bryan Lowes yang diterjemahkan oleh Tumpal Rumapea dan Posman Halolo (2009:552) mendefinisikan kualitas produk adalah suatu sumber penting pada pembedaan produk yang memungkinkan perusahaan-perusahaan untuk menciptakan loyalitas merek dagang dan keunggulan saing atas pemasok-pemasok saingannya. Sedangkan menurut Sofjan (2009:361) menyatakan bahwa kualitas produk adalah komposisi teknis yang didasarkan pada spesifikasi teknis dari suatu produk. Menurut Tjiptono (2008:94) kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2008:101) adalah: 1. Performance (tampilan), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah produk. 2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya produk. 3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk. 4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. 5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan. 6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk. 7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. 8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramah tamahan staf layanan. 103 104 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Kualitas Layanan Dalam buku Strategi Pemasaran Tjiptono (2007:118) kualitas layanan diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen. Sedangkan kualitas layanan menurut pendapat Parasuraman, et al. dalam Purnama (2006:19) merupakan perbandingan antara layanan yang dirasakan (persepsi) konsumen dengan kualitas layanan yang diharapkan konsumen. Menurut Chang (2009:4) metode untuk mengukur service quality adalah metode Servqual. Faktor-faktor yang mempengaruhi service quality berdasarkan metode Servqual menurut Zeithaml (2009:7) adalah: a. Reliability (keandalan), yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan jasa kepada konsumen secara tepat dan terpercaya sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh perusahaan tersebut. b. Responsiveness (ketanggapan) yaitu respon perusahaan dalam menanggapi konsumen secara cepat dan tanggap, seperti kecepatan dalam melayani permintaan konsumen dan ketanggapan karyawan dalam menangani ketidakpuasan konsumen. c. Assurance (kepastian), yaitu kemampuan karyawan dalam memberikan informasi atas produk atau jasa yang dijual. Hal ini meliputi kompensasi, sikap yang ramah dan sopan serta kredibilitas dalam memberikan pelayanan. d. Empathy (empati), yaitu perhatian yang secara khusus diberikan kepada konsumen oleh per usahaan seperti memberikan kemudahan pelayanan untuk memenuhi segala kebutuhan konsumen. e. Tangibles (berwujud), hal ini meliputi adanya fasilitas fisik yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen. Hipotesis Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Terdapat pengaruh variabel kualitas produk dan layanan konsumen terhadap loyalitas pelanggan. 2. Variabel kualitas layanan konsumen merupakan variabel yang dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatif. Penelitian eksplanatif menurut Singarimbun (1981:121) merupakan penelitian yang bertujuan untuk menerangkan, menguji hipotesis dari variabel-variabel penelitian. Fokus penelitian ini adalah analisis hubungan-hubungan dan pengaruh antara variabel independent dengan variabel dependent. Penelitian ini dilakukan di Bandung Super Model yang berada di Jl. M.T. Haryono No.191, Dinoyo Kota Malang. Penelitian ini direncanakan pada tanggal 15 juni sampai 15 juli 2014 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang datang ke Bandung Super Model (BSM) cabang Dinoyo kota Malang. Melihat luasnya jumlah populasi tersebut, maka penulis membatasi untuk pengambilan sampel. Jumlah sampel diambil dengan rumus Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2003:98) sebagai berikut : S= Keterangan : ג2 dengan dk=1, taraf kesalahan 5% ג2 . N . P . Q 2 2 D (N-1) + ג. P . Q WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 P=Q=0,5 D=0,05 S=jumlah sampel Bedasarkan hasil pengamatan rata-rata pengunjung BSM perhari sebanyak 30 orang, sehingga dalam satu minggu jumlah pengunjung sebanyak 210 orang. Dengan demikian jumlah sampel (S) yang digunakan sesuai tabel Isaac dan Michael dengan dk 5% sebesar 131 responden (tabel terlampir). Adapun metode pengambilan sampel menggunakan Accidental Sampling. Dimana peneliti dapat memberikan kuisioner kepada siapa saja yang disengaja atau tidak disengaja asalkan memenuhi kriteria dapat dijadikan responden Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Kualitas Produk (X1) Indikator yang digunakan dalam kualitas produk adalah : a. Performance (tampilan), hal ini berkaitan dengan suatu barang yang dapat dilihat dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. b. Perceived quality (kesan kualitas), bisa di bilang merupakan hasil dari pengukuran yang dilakukan oleh konsumen yang bisa terdapat kemungkinan bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang bersangkutan. c. Conformance (kesesuaian), hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan dan kebutuhan konsumen. 2. Variabel Kualitas Layanan (X2) Indikator yang digunakan untuk variabel kualitas layanan : a. Reliability (keandalan), hal ini meliputi kemampuan toko untuk memberikan jasa kepada konsumen secara tepat dan terpercaya sesuai dengan apa yang dijanjikan oleh toko tersebut. b. Responsiveness (ketanggapan), hal ini meliputi respon toko dalam menanggapi konsumen secara cepat dan tanggap dan tidak merasa kecewa. c. Assurance (kepastian), hal ini meliputi kemampuan karyawan dalam memberikan informasi atas produk atau jasa yang dijual yang sesuai dengan kenyataan tampa ada hal-hal yang desembunyikan kejelekannya. d. Empathy (empati), hal ini meliputi perhatian yang secara khusus diberikan kepada konsumen oleh pelayan toko. e. Tangibles (berwujud), hal ini meliputi adanya fasilitas yang dapat dilihat atau fisik yang diberikan oleh toko kepada konsumen. 3. Variabel Loyalitas Pelanggan (y) Indikator yang digunakan untuk variabel loyalitas pelanggan adalah a. Pembelian ulang b. Rekomendasi ke orang lain (word of mouth) c. Komitmen pelanggan Model Penelitian Kualitas Produk (X1) Loyalitas Pelanggan (Y) Kualitas Layanan (X2) Gambar 1 Model Penelitian 105 106 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Sumber dan Metode Pengumpulan Data Sumber data pada penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan data yang diambil langsung dari objek yang diteliti dengan mengadakan penelitian langsung di objek penelitian (Kuncoro, 2003:127). Sedang pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner yang diberikan kepada konsumen yang berisikan sejumlah pertanyaan. Metode Analisis Data Analisis data kuantitatif yang didefinisikan Supranto (2000:57) adalah suatu pengukuran yang digunakan dalam suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau dinyatakan dalam angka-angka. Analisis ini meliputi pengolahan data, pengorganisasian data, dan penemuan hasil. Dalam penelitian ini, analisis data kuantitatif yang digunakan antara lain: 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (correlated item-total correlations) dengan nilai r tabel. Jika nilai r hitung > r tabel dan bernilai positif maka pertanyaan tersebut dikatakan valid. b. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal menurut Ghozali (2006:122) jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α) 0,60. 2. Uji Normalitas Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak normal yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Cara pertama yang sering digunakan untuk melihat normalitas data yaitu dengan melihat histrogam residual, yaitu jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Adapun cara kedua yang digunakan untuk menentukan data berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai sig (2-tailed) lebih besar daripada 5%, maka data berdistribusi normal. 3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Menurut Ghozali (2006:124) cara mendeteksi terhadap adanya multikolineritas dalam model regresi adalah sebagai berikut : a) Besarnya Variabel Inflation Factor ( VIF ), pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolinearitas yaitu nilai VIF ≤ 10. b) Besarnya Tolerance pedoman suatu model regresi yang bebas Multikolinearitas yaitu nilai Tolerance ≥ 0,1. b. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variance dari residual pengamatan yang lain tetap, disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. metode statistik yang dapat digunakan untuk menguji heteroskedastisitas yaitu uji Glejser Menurut Ghozali (2011:142), Gletser mengusulkan untuk meregres nilai absolut WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 residual terhadap variabel independen dengan persamaan regresi:│Ut│= α + βXt + vt Dikatakan heteroskedastisitas jika nilai signifikansi < 0.05 4. Uji Regresi Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas (independent) terhadap variabel terikat (dependent) digunakan Regresi Linier Berganda. Sebagai variabel bebas, yaitu kualitas pelayanan dan kualitas produk. Sedangkan sebagai variabel terikatnya adalah loyalitas pelanggan. Hubungan fungsional antara variabel bebas dan variabel terikat tersebut dapat dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut : Y = α+β1X1 + β2X2 + e Dimana : Y = Loyalitas Pelanggan X1 = Kualitas Layanan X2 = Kualitas produk α = Intersep e = Error β1,β2 = Koefisien regresi 5. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian ini terdiri dari dua uji parsial (uji t) dan uji simultan (uji F). Uji t dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari masing masing variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara parsial, sedangkan uji F dimaksudkan untuk menguji pengaruh dari semua variabel bebas yang diajukan terhadap variabel tidak bebas secara simultan (bersama-sama). a. Uji Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2006:126) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independent/bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent/terikat. Pada uji F jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independent secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel dependent ( untuk tingkat signifikansi = 5%). Sebaliknya apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independent secara simultan atau bersama-sama tidak mempengaruhi variabel dependent (untuk tingkat signifikansi = 5%). b. Uji Parsial (Uji Statistik t) Menurut Ghozali (2006:127) uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independent secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent. Pengujian t yaitu sebagai berikut : 1) Apabila uji t tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independent mempengaruhi variabel dependent ( untuk tingkat signifikansi = 5%). 2) Apabila tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa variabel independent tidak mempengaruhi variabel dependent (untuk tingkat signifikansi = 5%) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Profil Responden Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi responden dalam penelitian ini maka diperlukan gambaran mengenai karakteristik responden . Adapun gambaran karakteristik responden adalah sebagai berikut : 107 108 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1 Karakterisitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persen Laki-laki 72 55% Perempuan 59 45% Jumlah 131 100 % Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Dari tabel 1 di atas dapat di ketahui bahwa responden yang membeli di Bandung Super Model (BSM) dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 72 atau 55% sedangkan untuk responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 59 atau 45% dari keseluruhan responden yang berjumlah 131. b. Karakteristik Berdasarkan Umur Karakteristik Berdasarkan Umur dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur No Umur Responden Jumlah Persen 1 10 – 19 thn 29 22% 2 20 – 29 thn 72 55% 3 30 - 39 thn 21 16% 4 ≥40 9 7% Total 131 100 % Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Dari tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa responden konsumen Bandung Super Model (BSM) dengan umur adalah 20 – 29 tahun berjumlah 72 responden atau 55%, merupakan paling banyak membeli di Bandung Super Model (BSM), sementara umur 10- 19 tahun berada di urutan terbanyak ke 2 dengan jumlah responden 29 atau 22%, diikuti responden yang membeli di Bandung Super Model (BSM) di urutan ke 3 dengan umur 30-39 tahun yang berjumlah 21 responden atau 16% dan umur ≥40 sebanyak 9 atau 7% responden. c. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Umur Responden Jumlah Persen 1 Mahasiswa/pelajar 71 54% 2 Wiraswasta 23 17% 3 Pramuniaga 26 20% 4 Pegawai Negeri Sipil 9 6% 5 Polisi/TNI 2 3% Total 131 100 % Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Dari tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa responden konsumen Bandung Super Model (BSM) dengan pekerjaan sebagai Mahasiswa/pelajar berjumlah 71 responden atau 54%, merupakan paling bayak membeli di Bandung Super Model (BSM), sementara pramuniaga berada di urutan terbanyak ke 2 dengan jumlah responden 26 atau 20%, diikuti berurutan responden yang membeli di Bandung Super Model (BSM) di urutan ke 3 sebagai wiraswasta dengan jumlah responden 23 atau 17%, urutan ke 4 dengan pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil dengan jumlah responden 9 atau 6% serta di urutan ke 5 sebagai polisi/TNI dengan jumlah responden 2 atau 3%. WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Uji Instrumen a. Uji Validitas Hasil uji validitas dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini Tabel 4 Hasil Uji Validitas Instrumen Butir nomor r hitung r tabel α= 0,05 Keterangan x1.1 0.582 0.175 Valid x1.2 0.592 0.175 Valid x1.3 0.423 0.175 Valid x2.1 0.507 0.175 Valid x2.2 0.540 0.175 Valid x2.3 0.389 0.175 Valid x2.4 0.399 0.175 Valid x2.5 0.413 0.175 Valid y3.1 0.453 0.175 Valid y3.2 0.500 0.175 Valid y3.3 0.382 0.175 Valid Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Berdasarkan hasil uji validitas instrument dari ketiga variabel yaitu kualitas produk, kualitas layanan dan loyalitas pelanggan seperti pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari seluruh butir semuanya valid, karena nilai r hitung (korelasi) lebih besar dari r tabel. b. Uji Reliabilitas Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini Tabel 5 Hasil Uji Reliabiltas Instrumen Variabel Alpha Keterangan Kualitas Produk 0.709 Reliabel Kualitas Layanan Pelanggan 0.693 Reliabel Loyalitas Pelanggan 0.931 Reliabel Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Dari hasil uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa ketiga variabel yaitu kualitas produk, kualitas layanan dan loyalitas pelanggan adalah reliabel karena nilai Alpha > 0,6. Uji Normalitas Hasil uji Normalitas dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini Tabel 6 Hasil Uji Normalitas Unstandardized Residual Kolmogorov-Smirnov Z .656 Asymp. Sig. (2-tailed) .783 Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Berdasarkan hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov seperti pada tabel 6 tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kedua variabel independen yaitu Variabel Kualitas Produk (X1) dan Variabel Kualitas Layanan (X2), serta variabel dependen yaitu Loyalitas Pelanggan semuanya berdistribusi normal, hal ini karena nilai signifikansinya lebih besar dari 0.05. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas dilakukan dengan melihat besarnya tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut: 109 110 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 Tabel 7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance Kualitas Produk 0.835 Kualitas layanan 0.835 VIF 1.197 1.197 Kesimpulan Tidak ada masalah multikolinearitas Tidak ada masalah multikolinearitas Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Dari hasil perhitungan tabel 7 uji multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.1 (10%), artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. b. Uji Heteroskedastisitas Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini Tabel 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas B Std. Error Beta t Sig. (Constant) 1.803 .687 2.623 .010 X1 -.002 .042 -.005 -.056 .955 X2 -.041 .030 -.124 -1.388 .168 Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 8 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel > dari 0,05, jadi dapat disimpulkan dalam model regresi ini tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. . Analisis Regresi Linier Berganda Hasil analisis seperti pada lampiran dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini : Tabel 9 Hasil Uji Regresi Linier Berganda Variabel Independen Koefisiensi regresi t hitung Sign. Kualitas produk 0.400 1.978 0.000 Kualitas layanan 0.311 1.978 0.000 Konstanta 0.117 0.137 0.896 2 R 0.745 F hitung 80.047 0.000 Sumber : Data primer yang sudah diolah,2014 Uji Hipotesis a. Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing – masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Tabel 10 Hasil Uji t a Coeffici ents Unstandardized Coef f icients Model 1 (Constant) Kualitas Lay anan (x1) Kualitas produk (x2) B .117 .400 .311 Std. Error .853 .064 .042 a. Dependent Variable: Loy alitas Pelanggan (y ) Standardized Coef f icients Beta .405 .482 Correlations t .137 6.289 7.482 Sig. .891 .000 .000 Zeroorder .601 .647 Part ial .486 .552 Part .371 .441 T WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 111 Ho diterima apabila Probabilitas > 0,05 dan Ho ditolak apabila Probabilitas < 0,05 atau Ho diterima apabila |thitung | < ttabel dan Ho ditolak apabila |thitung | > ttabel. Dengan menggunakan program SPSS dihasilkan masing – masing variabel bebas sebagai berikut : a. Variabel X1 (Kualitas Produk) Dapat dilihat bahwa besaran probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 dan thitung (6,289) > ttabel (128 ; 0,05) (1,978). Sehingga Ho ditolak, dan koefisien regresi signifikan. Artinya variabel X2 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. b. Variabel X2 (Kualitas Layanan) : Dapat dilihat bahwa besaran probabilitas (Sig.) 0,000 < 0,05 dan thitung (7,482) > ttabel (128 ; 0,05) (1,978). Sehingga Ho ditolak, dan koefisien regresi signifikan. Artinya variabel X2 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. b. Uji F Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel kualitas produk, dan kualitas layanan secara bersama – sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Bandung Super Model (BSM). Tabel 11 Hasil Uji F ANOVAb Model 1 Regression Residual Total Sum of Squares 214.670 171.635 386.305 df 2 128 130 Mean Square 107.335 1.341 F 80.047 Sig. .000a a. Predictors: (Const ant), Kualitas produk (x2), Kualitas Lay anan (x1) Dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar 80.047, karena nilai F hitung > F adalah Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari kualitas produk, dan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan Bandung Super Model (BSM). b. Dependent Loy alitas Pelanggan (y ) tabel (80.047 Variable: > 3.066). Konsekuensinya Uji Dominan Untuk mengetahui faktor yang paling dominan terhadap loyalitas pelanggan dalam penelitian ini dengan melihat besarnya sumbangan efektif (SE) dengan rumus, SE = x Zero Order. Dari hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 12 Hasil Uji Dominan SE X1 0.405 x 0.601 = 24.34% SE X2 0.482 x 0.647 = 31.19% Sumber : Data primer yang sudah diolah, 2014 Melihat besarnya dari Hasil Uji Dominan kedua variabel independen tersebut diketahui bahwa variabel kualitas layanan (x2) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap loyalitas pelanggan yaitu sebesar 31,19 %. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa kualitas produk, dan kualitas layanan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan (Studi Kasus Bandung Super Model Dinoyo Kota Malang) baik secara parsial maupun simultan. Hasil tersebut dapat dilihat pada hasil uji t dan uji F sehingga dapat diartikan bahwa loyalitas pelanggan akan meningkat jika kualitas produk dan kualitas layanan ditingkatkan. Kualitas produk dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, artinya jika kualitas produk di Bandung Super Model Dinoyo Kota Malang semakin ditingkatkan maka berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini di dukung oleh Sadi (2009:64) bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Loyalitas Pelanggan pada Tahu Bakso Ibu Pudji, Ungaran Semaran. Serta penelitian yang 112 WARTA EKONOMI VOL. 03 NO. 01 AGUSTUS 2014 dilakukan oleh Gunawan (2012:101) bahwa Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Distro Black Id. Kualitas layanan dalam penelitian ini menunjukkan hasil yang positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, artinya jika kualitas layanan di Bandung Super Model Dinoyo Kota Malang semakin ditingkatkan maka berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Penelitian ini mendukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2012:40) bahwa kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Bengkel Ahass 0002-Astra Motor Siliwangi Semarang SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Kualitas produk, dan kualitas layanan secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh uji F yang menyatakan F hitung (80.047) > F tabel (3,066) berarti pengaruh kualitas produk dan kualitas layanan secara bersama – sama terhadap loyalitas pelanggan adalah signifikan. 2. Kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan. Dari uji t dapat diketahui kualitas layanan paling dominan berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dengan nilai t hitung sebesar 7.482 berbanding dengan nilai t hitung dari kualitas produk dengan nilai 6.289. Keterbatasan Penulis merasa penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan sebagai berikut :. 1. Penelitian ini hanya meneliti kualitas produk, dan kualitas layanan yang berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Masih ada faktor lain yang dapat memengaruhi loyalitas pelanggan misalnya harga, citra merek dan suasana toko. 2. Penelitian ini hanya di lakukan di satu tempat. Masih banyak tempat yang sama dengan studi kasus di tempat yang lain yang bisa saja hasil penelitiannya berbeda Saran Untuk dapat meningkatkan loyalitas pelanggan pada Bandung Super Model (BSM) maka dapat direkomendasikan saran sebagai berikut: 1. Mengingat persaingan dalam bisnis semakin ketat bagi usaha retail disarankan meningkatkan kualitas produk dan kualitas layanan di Bandung Super Model (BSM) dengan mengadakan berbagai uji desain produk dan menambah fasilitas layanan sebelum menjual produk kepada pelanggan. 2. Untuk meningkatkan loyalitas pelanggan, disarankan kegiatan promosi yang berupa pemberian diskon, pemberian hadiah langsung dan garansi harus tetap dilakukan terus agar minat konsumen semakin tinggi dan tertarik untuk membeli. Daftar Pustaka Chang, Jui Chi. 2009. “Taiwanese Tourist’s Perceptions Of Service Quality On Outbound Guided Package Tours: A Qualitative Examination Of The SERVQUAL Dimensions”. Journal Of Vacation Marketing. Vol 15, N0. 2. Ghozali, Imam. 2006. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”. Edisi kedua. Semarang: Universitas Diponegoro. Kotler, P. & Keller, K.L. 2007. “Manajemen Pemasaran”. Ed12, Jilid 2, Jakarta:PT Indeks. Sugiyono. 2007.“Statistika Untuk Penelitian”. Cetakan kelima, Bandung : Alfabetta. Tjiptono, Fandi. 2008. “Strategi Pemasaran”. Edisi Pertama, Yogyakarta: Andi Offset. Zeithmal V.A, et al. 2009. “Services Marketing”. Fifth Edition, New York: Mcgraw-Hill International Edition. 7.