BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Proses pemberian makna terhadap fenomena yang terjadi di sekitar kita dalam berinteraksi antar individu merupakan kegiatan komunikasi yang tidak mungkin bisa terhindarkan. Manusia sebagai mahluk sosial dalam kehidupannya pasti berkomunikasi, adanya upaya menyamakan makna oleh sang komunikator kepada komunikannya. Dalam kegiatan komunikasi memungkinkan adanya proses pertukaran informasi antara individu yang satu dan yang lainnya, dengan harapan orang tersebut tidak hanya sekedar diberikan dan paham akan informasi tersebut namun ada juga proses persuasi yang terjadi, sehingga efek yang ditimbulkan bisa sesuai dengan harapan. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia, segala kegiatan yang dilakukan oleh manusia ini merupakan kegiatan atau proses daripada komunikasi, oleh karena itu timbul beberapa definisi komunikasi dari berbagai ahli dengan perspektif yang berbeda: Menurut Carl I. Hovland ilmu komunikasi adalah: upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.1 1 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, 1990 hal.10 11 12 Pendapat ini jelas mengatakan bahwa proses komunikasi tidak hanya menyampaikan informasi dan memberi pemahaman, namun komunikasi juga merupakan upaya mengubah perilaku sang komunikan.. Sementara Menurut Raymond S Ross: Komunikasi (Intensional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator. Pendapat lain menurut Harold Laswell yaitu : Who says What In Which Channel To Whom With What Effect? Pendapat ini menggambarkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. Who = Komunikator (Communicator, Source, Sender) Says What = Pesan (Message) In Which Channel = Media (Channel, Media) To Whom = Komunikan (Communicant, Comunicatee, Receiver, Recipient) With What Effect = Efek (Effect, impact, influence) Ilmu komunikasi menyelidiki gejala komunikasi. Tidak hanya dengan pendekatan secara Ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis (bagaimana berlangsungnya komunikasi yang efektif) dan secara epistemologis (untuk apa komunikasi itu dilaksanakan). Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, 13 kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati.2 Dalam kaitannya dengan penelitian ini, Efektivitas Media Intranet dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Karyawan PT. Anta Tour & Travel Services yaitu adanya informasi yang di distribusikan melalui media dalam hal ini Intranet sebagai bentuk suatu pesan kepada karyawan sebagai komunikan oleh manajemen sebagai komunikator dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan daripada informasi karyawan. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Menyamakan persepsi antara dua individu yang memiliki karakter dan latar belakang yang berbeda tidaklah mudah, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik untuk hal tersebut, komunikasi memiliki fungsi sebagai jembatan antarmanusia dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat, komunikasi menjadi penting bagi seorang individu untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, serta terhindar dari tekanan dan tegangan.3 Harold D Laswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain:4 1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya 2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada. 3. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya. 2 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, 1996 hal.11 Daryanto, Ilmu Komunikasi. 2001. Bandung, PT. Sarana Tutorial Nurani Sejahtera h.129 4 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi Teori dan Praktek, PT Remaja Rosdakarya, 1990., h.59 3 14 2.1.3 Efektivitas Komunikasi Efektivitas memiliki arti berhasil atau tepat guna. Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat dari efektif adalah efektivitas. Menurut Effendy efektivitas adalah sebagai berikut: ”Komunikasi yang prosesnya mencapai tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan”.5 Pengertian efektivitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat yang menjelaskan bahwa : “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. Dari pengertian-pengertian efektivitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Sementara komunikasi merupakan proses penyampaian pesan untuk menciptakan persamaan makna kepada komunikan oleh komunikator sehingga tercipta suatu kesepakatan atau sepaham. Maka efektivitas komunikasi menggambarkan adanya keberhasilan dari proses penyamaan dan pemberian makna terhadap sesuatu, yang mana tujuan daripada proses itu tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. 5 Ibid., h.14 15 Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang melakukan komunikasi).6 Stewart L.Tubbs dan Sylvia Moss mengatakan setidaknya komunikasi dianggap efektif jika telah menghasilkan lima hal berikut ini:7 1. Informasi yang menghasilkan pengertian, yaitu berupa penerimaan yang cermat dari isi pesan, seperti yang dimaksud oleh sumber pesan. Sering kali kita berselisih pendapat karena adanya kekeliruan dalam mempersepsikan pesan kita. 2. Informasi yang menghasilkan kesenangan Komunikasi yang dimaksud adalah yang dapat menimbulkan kesenangan, komunikasi yang membuat hubungan kita hangat, akrab dan menyenangkan, seperti sapaan “selamat pagi”, “apa kabar” dan lain sebagainya. 3. Informasi yang mempengaruhi sikap Pengertiannya sama dengan komunikasi persuasif. Sampai kepada tahap dimana lawan bicara melakukan hal yang kita instruksikan. 4. Menghasilkan hubungan sosial yang lebih baik Sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Philip G Zimbardo membuktikan bahwa kurangnya komunikasi (tingginya anominitas/tidak saling mengenal) menajdikan orang agresif, senang mencuri, merusak dan kurang memiliki tanggung jawab, hal seperti ini biasa terjadi di kota-kota 6 7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi, 2007 Suatu Pengantar. PT. Remaja Rosdakarya. h.117 Ibid., 138 16 besar yang tingkat individualismenya tinggi. Makan penting bagi manusia sebagai mahluk sosial untuk menumbuhkan hubungan interpersonal. 5. Menghasilkan tindakan nyata Merupakan hasil kumulatif dari keseluruhan proses komunikasi, karena keberhasilan komunikasi biasanya diukur dari tindakann nyata yang dihasilkan. Untuk kita terlebih dahulu diperluakan penanaman pengertian, pembentukan dan perubahan sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Efektivitas komunikasi yang diselenggarakan lewat media korporasi atau organisasi antara lain ditentukan oleh siapa dan bagaimana informasi itu disampaikan.8 Dari pengertian di atas mengenai efektivitas komunikasi dalam organisasi dapat dilihat bahwa komunikator dan media komunikasi mempengaruhi tercapai atau tidaknya efektivitas komunikasi itu sendiri. Terciptanya komunikasi yang efektif juga dapat diukur dari dampak atau efek yang timbul dari komunikan setelah menerima pesan, Onong Uchjana Effendy mengklasifikasikan dampak tersebut menurut kadarnya, yakni:9 1. Dampak kognitif Yaitu dampak yang menjadikan pemahaman pada diri komunikan serta meningkatkan intelektualitasnya, tahapnya hanya pada upaya mengubah pikiran komunikan. 8 Ashadi Siregar dan Rondang Pasaribu, Bagaimana Mengelola Media Korporasi-Organisasi, (Jakarta; Kanisius LP3Y, 2000), h. 51. 9 Onong, Uchjana Effendy, 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung. PT:Remaja Rosdakarya. h.7 17 2. Dampak afektif Tingkatannya di atas sedikit dari dampak kognitif, tujuan komunikasi disini tidak hanya pada pemberian informasi, namun sudah pada tahap menggerakan hatinya, sehingga mampu menimbulkan perasaan tertentu, seperti rasa iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya. 3. Dampak behavioral Merupakan dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan, pada tahap ini sudah mencapai tingkatan tertinggi, sang komunikan sudah pada masa melakukan apa yang telah disampaikan oleh komunikatornya. Jika karyawan perusahaan sudah sampai pada tahap melakukan apa yang diharapkan oleh manajemen melalui komunikasi yang telah di distribusikan melalui Media Intranet perusahaan dan tidak hanya sekedar paham di dalam pikirannya, tidak juga hanya sekedar merasa bahwa informasi tersebut benar adanya maka barulah media tersebut dapat dikatakan efektif. Menurut Goldhaber efektivitas komunikasi dapat digambarkan melalui instrumen survey yaitu:10 a. Amount of information reveived and needed from others: jumlah dari informasi yang diterima dan dibutuhkan dari orang lain b. Amount of information needed and sent to others: jumlah informasi yang dibutuhkan dan dikirimkan ke orang lain. 10 Goldhaber, M Gerald, 1979, Communication Audits in The Age The Internet, in Management Communication Quarterly 2002;15;p 451 From http://mcq.sagepub.com/cgi/content/refs/15/3/4 51 18 c. Amount of follow-up or action taken and needed on information sent to others: tindak lanjut atau tindakan yang diambil dan informasi yang dibutuhkan yang dikirim ke orang lain d. Amount of information received and needed from selected sources: jumlah informasi yang diterima dan dibutuhkan dari sumber terpilih. e. Timelines of information received from key sources: Jadwal atau ketepatan waktu dari informasi yang diterima dari sumber-sumber kunci. f. Amount of information received and needed from selected channels: Jumlah informasi yang diterima dan dibutuhkan dari saluran-saluran terpilih. g. Quality of Communication relationships: Kualitas hubungan komunikasi h. Satisfaction with the major organisational outcomes: Kepuasan dengan hasil utama organisasi. 2.2 Komunikasi Organisasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi Organisasi Organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnya tidak terlepas daripada proses komunikasi antar unit-unit komunikasi yang merupakan bagian di dalam tubuh organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis. Rogers dan Rogers memandang Organisasi sebagai suatu struktur yang melakukan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi di antara bagian yang satu dengan yang lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. 19 Komunikasi Organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan antarmanusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal dan horisontal.11 Sedangkan menurut persepsi Zelko dan Dance,12 Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan ke bawahan, komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produksi, pembuatan iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Ada beberapa hal umum yang dapat disimpulkan dari beberapa persepsi ahli mengenai Komunikasi Organisasi yaitu13 : 1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun eksternal. 2. Komunikasi Organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan media. 11 S Djuarsa Sendjaja,Teori Komunikasi, Pusat Penerbitan Universitas Terbuka, 1994 Arni, Muhammad. Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, 2004. Hal.66 13 Ibid, hal 67 12 20 3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya, hubungannya dan keterampilan atau skill nya. 2.2.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi Organisasi baik yang bersifat komersil maupun sosial tidak dapat terlepas dari proses komunikasi, dibutuhkan kesepahaman antara apa yang ada di pikiran manajemen dengan apa yang ada di pikiran karyawan agar tujuan perusahaan bisa tercapai, tindak komunikasi dalam organisasi atau lembaga melibatkan empat fungsi yaitu:14 1. Fungsi Informatif Informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Manajemen membutuhkan informasi untuk dapat membuat suatu kebijakan oraganisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam oraganisasi. Sementara karyawan atau bawahan membutuhkan informasi untuk dapat melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, ijin cuti dan sebagainya. 2. Fungsi Regulatif Berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Fungsi regulatif ini di pengaruhi oleh dua hal, yang pertama atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang akan disampaikan dan kewenangan dalam memberikan instruksi atau perintah, 14 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori & Praktik. 2009. Yogyakarta: Graha Ilmu. h. 106 21 sehingga dalam suatu struktur organisasi memungkinkan mereka untuk ditempatkan dalam lapisan atas (Possition Of Authority) agar perintahnya dilaksanakan sebagai mana mestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk menjalankan perintah bergantung pada : a. Keabsahan pimpinan dalam menyampaikan perintah b. Kekuatan pimpinan dalam memberikan sanksi c. Kepercayaan bawahan terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai seorang pribadi d. Tingkat kredibilitas pesan yang diterima bawahan Kedua, berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada pekerjaan. Artinya bawahan membutuhkan kepastian peraturan dalam pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk di laksanakan. 3. Fungsi Persuasif Dalam mengatur suatu organisasi tidak selamanya kekuasaan dan kewenangan dapat membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Kini banyak pimpinan yang lebih suka melakukan persuasi terhadap bawahannya daripada hanya sekedar memberikan perintah. 4. Fungsi Integratif Seriap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan pekerjaanya dengan baik. Saluran komunikasi tersebut antara lain, saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (Newsletter, 22 Bulletin) dan laporan kemajuan organisasi, sementara saluran informal berupa perbincangan antara pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan dharma wisata. Kegiatan ini akan menumbuhkan keinginan yang tinggi bagi karyawan untuk berpartisipasi dalam organisasi. 2.3 Komunikasi Internal Merupakan komunikasi yang dilakukan antar anggota di dalam suatu organisasi itu sendiri, dapat berupa pertukaran gagasan antar karyawan, atau dilakukan dalam suatu struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara vertikal dan horisontal di dalam tubuh organisasi sehingga kegiatan manajemen dan operasional dapat berjalan seperti yang sudah ditetapkan. Menurut Lawrence D. Brennan, mendefinisikan komunikasi internal sebagai “Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan atau jabatan yang menyebabkan terwujudnya perusahaan atau jabatan tersebut lengkap dengan strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horizontal dan vertikal di dalam perusahaan atau jabatan yang menyebabkan pekerjaan berlangsung (operasional dan manajemen)”15. Sedangkan menurut Yulianita16 komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berada dalam suatu perusahaan. Jadi komunikasi internal merupakan proses pertukaran gagasan antara orang-orang yang berada dalam suatu perusahaan.” 15 Onong Uchjana Effendy, Komunikasi “ Teori dan Praktek”, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007). Hal. 122. 16 Neni Yulianita, Dasar-dasar Public Relations. Bandung: Pusat penerbitan Universitas (P2U) 2005. Hal.92 23 2.3.1 Bentuk Komunikasi Internal Dalam suatu struktur keorganisasian terdapat jenjang hierarki yang sudah mutlak keberadaannya, komunikasi yang ingin dilakukan oleh masing-masing individunya harus mengikuti pola struktur yang sudah ada di setiap organisasi itu sendiri, berikut adalah bentuk komunikasi internal yang ada dalam organisasi menurut beberapa pakar: 1. Downward communication, yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orangorang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah: a) Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction) b) Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale) c) Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) d) Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik. Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level: 1. Metode Tulisan 2. Metode lisan 3. Metode tulisan diikuti lisan 4. Metode lisan diikuti tulisan 24 2. Upward communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah: a) Penyampaian informasi tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan. b) Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan. c) Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan. d) Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya. Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah. Sharma mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit: 1. Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka. 2. Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai. 3. Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai. 4. Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai. 25 3. Horizontal communication, yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah: a) Memperbaiki koordinasi tugas b) Upaya pemecahan masalah c) Saling berbagi informasi d) Upaya pemecahan konflik e) Membina hubungan melalui kegiatan bersama. 4. Interline communication, yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran. Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran: 1. Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung. 2. Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya 26 2.3.2 Jenis-jenis Komunikasi Internal Ada berbagai cara untuk melakukan proses komunikasi oleh Individu baik secara orang-perorangan atau berkelompok, dalam sebuah organisasi. Menurut Effendy17, komunikasi internal meliputi berbagai cara yang dapat diklarifikasikan menjadi dua jenis, yaitu: a. Komunikasi Personal (Personal Communication) Komunikasi personal ialah komunikasi antara dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara: 1. Komunikasi Tatap Muka (face to face communication) Komunikasi personal tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact). 2. Komunikasi Melalui Media (mediated communication) Komunikasi personal melalui media adalah komunikasi dengan menggunakan alat, umpamanya telepon atau memorandum. Karena melalui alat, maka antara kedua orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi. 3. Komunikasi kelompok (group communication) Komunikasi kelompok ialah komunikasi antara seseorang dengan sekelompok orang dalam situasi tatap muka. Kelompok ini bisa kecil, dapat 17 Loc Cit., hal 125 27 juga besar. Namun jumlahnya tidak diperhitungkan secara eksak. Komunikasi kelompok ini ditentukan berdasarkan ciri dan sifat komunikasi dalam hubungannya dengan proses komunikasi. Oleh karena itu, dalam komunikasi kelompok dibedakan antara komunikasi kelompok kecil dan komunikasi kelompok besar. 1. Komunikasi Kelompok Kecil (small group communication) Komunikasi kelompok kecil ialah komunikasi antara seorang manager atau administrator dengan sekelompok karyawan yang memungkinkan terdapatnya kesempatan bagi salah seorang untuk memberikan tanggapan secara verbal. 2. Komunikasi Kelompok Besar (large group communication) Kelompok besar adalah kelompok komunikasi yang karena jumlahnya yang banyak, dalam suatu situasi komunikasi hampir tidak terdapat kesempatan memberikan tanggapan secara verbal. Dengan kata lain dalam komunikasi dengan kelompok besar, kecil sekali kemungkinannya bagi komunikator untuk berdialog dengan komunikan. 2.3.3 Media Komunikasi Internal Media komunikasi internal adalah semua sarana penyampaian dan penerimaan informasi di kalangan publik internal perusahaan, dan biasanya bersifat non komersial. Baik penerima maupun pengirim informasi ialah orang 28 dalam atau publik internal, terdiri atas pimpinan, anggota, pegawai, maupun unitunit kerja dalam perusahaan tersebut.18 Menurut Frank Jefkins, wahana komunikasi internal memiliki berbagai bentuk antara lain:19 a. Jurnal Internal b. Video c. Slide d. Kaset-kaset rekaman audio e. Kursus – kursus pendidikan tambahan f. Ucapan-ucapan lisan g. Seminar dan konferensi h. Eksibisi khusus Laudon menambahkan bahwa intranet dapat menjadi fondasi untuk lingkungan pengetahuan enterprise dimana informasi dari beragam sumber dan media, termasuk teks, suara video dan bahkan slide digital, bisa dibagi-pakai, ditampilkan, dan diakses di lintas perusahaan melalui antarmuka umum yang sederhana.20 Jika terancang dengan baik, lingkungan pengetahuan ini bisa bertindak sebagai pengetahuan. Peta pengetahuan adalah peranti untuk mengidentifikasikan dan menemukan sumber-sumber pengetahuan organisasi, dan 18 Suranto, Komunikasi Perkantoran. Yogyakarta: Media Wacana, 2005. Hal.123 19 Frank Jefkins, Public Relations. Jakarta:Erlangga, 1992 Hal.127 20 Ibid., h.457 29 bisa menunjuk kepada sekumpulan orang sebagai sumber-sumber pengetahuan seperti halnya dokumen dan database. Intranet komprehensif ini bisa mentransformasi proses lama, sehingga orang-orang bisa menginventarisasi dan menyebarkan informasi, berbagi pakai praktik-pratik kerja yang lebih baik, berkomunikasi, dan menjalankan penelitian. Lingkungan pengetahuan enterprise sangat kaya dan berkembang cepat sehingga organisasi harus membangun portal korporat khusus untuk membantu individu mengintegrasikan beragam sumber pengetahuan. Portal informasi enterprise atau portal pengetahuan enterprise mengarahkan individu ke objekobjek pengetahuan digital dan aplikasi sistem informasi, membantu mereka memahami volume informasi yang tersedia dan juga menunjukan bagaimana sumber-sumber pengetahuan organisasi saling terkoneksi. Portal itu meliputi akses ke sumber-sumber pengetahuan baik eksternal dan internal. Sumber pengetahuan internal dapat berupa e-mail, chat (termasuk instant messaging), kelompok diskusi, dll. Portal juga bisa meningkatkan produktivitas karyawan dengan menampilkan satu titik akses yang lancar kesemua sumber informasi yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas mereka. Menurut Sutedjo, saat ini perusahaan semakin dituntut untuk menemukan dan meningkatkan keunggulan kompetitif21. Hal ini yang mendesak perusahaan untuk segera melakukan otomatisasi, yang diharapkan dapat mengintegrasikan data agar dapat meningkatkan kualitas informasi guna pengambilan keputusan, 21 Sumarlan Sutedjo, Jurnalistik 1, Kiat Meretas Media dengan Ceria. 2004 Nadi Pustaka. h.178 30 meningkatkan kualitas komunikasi dan kontrol, serta meningkatkan produktivitas. Salah satu usaha mengotomatisasi sebagian dari kegiatan perkantoran sehari-hari adalah dengan memanfaatkan teknologi komputer sebagai media elektronik dalam pendistribusian pesan-pesan yang berkaitan dengan perusahaan. Pembangunan jaringan komputer di lingkungan perusahaan akan meningkatkan komunikasi antar staff. 2.4 Public Relations (PR) 2.4.1 Pengertian Public Relations (PR) Dalam kaitannya dengan Penelitian Efektivitas Media Intranet dalam Memenuhi kebutuhan informasi karyawan PT. Anta Tour & Travel Services yang merupakan publik disini adalah internal Public (karyawan, pemegang saham, dan sebagainya) dan relations disini adalah aktivitas kehumasan yang dilakukan oleh orang perorangan atau departemen dalam upaya menjaga keberlangsungan komunikasi yang baik dan lancar dalam tubuh organisasi. Public Relations (PR) memiliki beberapa definisi, menurut Frank Jefkins, Public Relations (PR) adalah sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian.22 Sebagai salah satu acuan definisi humas yang diambil dari The British Institute of Public Relations, berbunyi:23 22 Jefkins, Op Cit., hal.9. Rosady Ruslan, Manajemen Public relations dan Media Komunikasi (konsepsi dan aplikasi) edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada Jakarta, 2010. Hal.16 23 31 a. “Public Relations activity is management of communications betwwen an organization and its public” (Aktivitas Public Relations (PR) adalah mengelola komunikasi antara organisai dan publiknya) b. “Public Relations practice is deliberate, planned an sustain effort established and maintain mutual understanding between organizations and its public” (Praktik Public Relations (PR) adalah memikirkan, merencanakan dan mencurahkan daya untuk membangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiknya) Public Relations (PR) adalah fungsi komunikasi melalui adaptasi organisasi, mengubah atau membina hubungan dengan lingkungan dengan tujuan bersamasama mencapai tujuan dari organisasi. Banyaknya pengertian dari Public Relations (PR) menyebabkan para ahli membagi hubungan masyarakat menjadi dua jenis pengertian antara lain:24 a. Hubungan masyarakat sebagai Technique Of Communication Mengandung arti bahwa kegiatan hubungan masyarakat dilakukan sendiri oleh seorang pemimpin, apakah ia pemimpin jawatan, perusahaan, instansi militer, lembaga atau organisasi lainnya, 24 Ibid., h.132 32 Hal ini menunjukan bahwa kegiatan komunikasi dalam hubungan masyarakat terjadi secara dua arah (two way communication), yang mana kegiatan ini dapat dilakukan oleh semua anggota organisasi. b. Hubungan masyarakat sebagai State of being Yaitu keadaan atau wujud yang merupakan wahana kegiatan hubungan masyarakat dalam bentuk divisi, departemen atau bagian, yang disesuaikan dengan pola atau struktur yang dianut organisasi itu sendiri. Divisi, Bagian atau departemen tersebut berfungsi sebagai sarana kegiatan hubungan masyarakat. Public Relations (PR) memiliki peran yang amat penting dalam organisasi, melalui proses komunikasi public relation menjalin hubungan yang baik dengan publik internal dan eksternal daripada organisasi dimana ia bernaung. 2.4.2 Fungsi, Tugas dan Peran Public Relations (PR) Public relation merupakan satu bagian dari satu nafas yang sama dalam organisasi tersebut, dan harus memberi identitas organisasinya dengan tepat dan benar serta mampu mengkomunikasikannya sehingga publik menaruh kepercayaan dan mempunyai pengertian yang jelas dan benar terhadap organisasi tersebut. 33 Menurut Onong Uchjana fungsi Public Relations (PR) ketika menjalankan tugas dan operasionalnya adalah25: 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi. 2. Membina Hubungan harmonis antara organisasi dengan publik internal dan eksternal. 3. Menciptakan Komunikasi dua arah dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publiknya dan menyalurkan opini publik terhadap organisasi. 4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. 5. Operasionalisasi dan organisasi public relations (PR) bagaimana membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publiknya, untuk mencegah terjadinya rintangan psikologis, baik yang ditimbulkan dari pihak organisasi maupun pihak publiknya. Dapat dikatakan bahwa fungsi public relation (PR) adalah memelihara, mengembangtumbuhkan, mempertahankan adanya komunikasi timbal balik yang diperlukan dalam menangani, mengatasi masalah yang muncul, meminimalkan munculnya masalah. 25 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992). Hal.132. atau 34 Tugas humas menurut Frank Jefkins yang dijalankan oleh Public Relations (PR) sebuah perusahaan adalah: 1. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas perusahaan atau organisasinya, baik yang berkenaan dengan kebijakan-kebijakan, produk, jasa maupun dengan para personelnya. 2. Memantau pendapat eksternal mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk segera ditanggapi atau ditindaklanjuti. 3. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut teknik-teknik untuk mengatasinya. 4. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimal dalam rangka menjangkau pengertian khalayak. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai peran utama public relations (PR) yang pada intinya adalah sebagai berikut26: 1. Sebagai Communicator atau penghubung antara organisasi atau lembaga yang diwakilinya terhadap publiknya. 2. Membina Relationship, yaitu berupa membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan pihak publiknya. 26 Rosady Ruslan, Kampanye Public Relations, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) hal.10 35 3. Peranan back up Managment yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan. 4. Membentuk Corporate Image, artinya peranan public relations (PR) berupaya menciptakan citra bagi organisasi atau lembaganya. 2.4.3 E-Public Relations (E-PR) Perkembangan teknologi serta situasi dan kondisi masyarakat yang terus berubah melahirkan suatu pendekatan baru dalam pekerjaan Public Relations (PR) yang sering di sebut dengan E-PR. E-PR merupakan cara yang dilakukan oleh Public Relations (PR) untuk menjalin hubungan dengan khalayaknya dengan menggunakan media internet. EPR adalah penerapan dari perangkat ICT ( Information and Communication Technologies) yang digunakan untuk keperluan tugas ke-PR-an. Tujuannya untuk mempercepat penyampaian informasi dan untuk memberikan respon yang cepat terhadap permasalahan yang muncul. Membidik media online dan mengadakan kerjasama dengan mereka untuk menyampaikan pesan-pesan Public Relations (PR). Beberapa cara yang dapat dilakukan Public Relations (PR) dalam rangka membangun relasi dengan khalayak dengan menggunakan media internet, yaitu : 1. E-mail Merupakan salah satu aplikasi yang banyak dilakukan oleh Public relations (PR) di internet.E-mail merupakan media penyampaian pesan yang sangat efektif dan efisien yang dapat menjangkau khalayak pada level internasional. 36 2. Chat Merupakan layanan percakapan online yang biasa dilakukan oleh penggunan internet melalui situs tertentu. 3. Mailing List Merupakan forum diskusi di internet dengan menggunakan e-mail. 4. E-Newsletters Merupakan media yang digunakan oleh Public Relations (PR) untuk membangun hubungan dengan khalayak serta dapat digunakan untuk menginformasikan produk-produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu, informasi yang terbaru tentang perkembangan perusahaan yang terbaru dengan perusahaan dapat disampaikan melalui e-newsletters. 2.5 Medium (Channel) Proses penyampaian pesan oleh Komunikator kepada komunikan dalam organisasi tentu dilakukan melalui media sebagai alat yang berfungsi dalam pendistribusian pesan. Menurut Gibson, jalur atau medium adalah alat yang menyampaikan pesan.27 Organisasi memberi informasi kepada para anggotanya dengan beraneka ragam cara termasuk tatap muka (face to face), telepon, pertemuan kelompok, komputer, memo, pernyataan kebijakan, sistem imbalan, jadwal produksi, dan ramalan penjualan. 27 James L Gibson, Organisasi dan manajemen perilaku, struktur, proses. Jakarta:Erlangga, 1984. Hal.437 37 2.5.1 Media Baru Media baru merupakan istilah yang dipergunakan untuk semua bentuk media massa mutakhir berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. Biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik atau digital, khususnya internet dan World Wide Web (WWW). Kehadiran media baru itu memang mengubah dunia komunikasi manusia. Kita sudah masuk ke dalam apa yang disebut hiperkomunikasi, yang medianya memungkinkan terjadinya komunikasi bukan antara segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa.28 Namun selalu ada konsekuensi dari sesuatu yang baru, konsekuensi sosial dan kultural. Konsekuensi sosial media baru, menyebabkan terjadinya perubahan hubungan sosial dan transformasi sosial. Media komunikasi dengan mengunakan teknologi komputer membuat orang tidak berhubungan secara tatap muka melainkan “bertatap muka” secara maya melalui layar komputer. Sedangkan konsekuensi kultural yakni perubahan sistem nilai dan norma, serta penyerahan sebagian otorisasi diri kepada teknologi komunikasi. 2.5.2 Media Online Media online merupakan media yang sedang menyita perhatian cukup tinggi dalam perkembangannya, karena unlimited time accessnya, dan media ini bersifat massal, di saat yang bersamaan bisa di terima di berbagai tempat yang berbeda, 28 Yosal Iriantara, Manajemen Strategi Public Relations. 2004. Ghalia Indonesia. h.118 38 kendala jarak dan waktu terpecahkan. Seiring hal tersebut maka banyak keuntungan yang bisa di dapatkan oleh organisasi jika menggunakan media ini. Organisasi atau perusahaan yang mengadopsi internet akan mengalami perkembangan pesat di tengah-tengah masyarakat yang semakin heterogen dan dapat meraup khalayak sasaran yang lebih besar jumlahnya.29 Menurut Pavlik30 Online media adalah suatu tatanan baru yang terus berkembang. Online media biasanya berupa Web Site. Komunikasi massa dalam era digital dan online media menunjukkan peningkatan penggunaan alat-alat komunikasi seperti teks, audio, video, grafik, dan animasi. Meningkatnya penggunaan ikon-ikon untuk membuat “bahasa interaktif” dalam sebuah Web Site memudahkan pengguna komputer untuk menggunakan atau mengoperasikan program-program yang terhubung langsung dengan komputer tersebut. Beberapa contoh ikon-ikon yang sering digunakan yaitu ikon untuk mencetak dokumen (printing), membuka dokumen, mengirim dokumen, email, menggambar di layar (on-screen drawing), peralatan untuk mengedit gambar, memperbesar-memperkecil gambar, dsb. Online media ini memudahkan para pengguna dalam menggunakan media tersebut. 29 Elvinaro Ardianto, Lukiati Komala dan Siti Karlinah, komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Revisi, Bandung:Refika Offset, 2004. h.192 30 John V Pavlik, New Media Technology: Cultural & Commercial Perspective. Allyn and Bacon Inc. h.45 39 2.6 Intranet 2.6.1 Definisi Intranet Menurut Kenneth C. Laudon “Intranet adalah jaringan organisasi internal yang bisa memberikan akses data di lintas perusahaan.”31 Sementara menurut Sutedjo 32 “Intranet adalah sistem jaringan yang hanya bisa digunakan untuk keperluan internal dan hanya bisa diakses oleh anggota organisasi. Biasanya hanya bisa digunakan untuk saling mengirimkan dan menerima informasi dan laporan antar karyawan.” Dengan demikian Intranet adalah sistem jaringan komunikasi yang hanya bisa diakses dalam lingkungan internal perusahaan. Jaringan ini bersifat seperti internet, yang memungkinkan kita untuk melakukan komunikasi interaktif dan akses data internal perusahaan. 2.6.2 Keuntungan Organisasi dalam Menggunakan Internet Organisasi bisa menggunakan standar jaringan internet dan teknologi Web untuk menciptakan jaringan privat yang disebut intranet. Intranet tidak memerlukan perangkat keras khusus dan bisa berjalan ada infrastruktur jaringan yang ada. Teknologi perangkat lunak internet sama dengan yang digunakan pada World Wide Web. Intranet menggunakan HTML untuk memprogram halamanhalaman web dan untuk membuat link dinamis ke halaman-halaman web lainnya. 31 32 Effendy, Op Cit h.410 Sutedjo, Op Cit., h.92 40 Browser Web dan perangkat lunak server Web yang digunakan untuk intranet juga sama dengan yang digunakan untuk Web.33 Menurut Kenneth C. Laudon, intranet membantu organisasi untuk menciptakan lingkungan informasi yang responsif dan kaya. Prinsip penggunaan intranet adalah menciptakan tempat penyimpanan untuk informasi yang bisa diperbarui sesering mungkin. Keuntungan-keuntungan organisasi dari pemanfaatan intranet adalah:34 a. Konektivitas: mudah diakses dari sebagian platform komputer. b. Bisa diikat dengan sistem internal perusahaan dan database dari transaksi inti c. Mudah diperluas atau diringkas sesuai kebutuhan perubahan platform d. Mudah digunakan, antara muka Web universal e. Biaya pemasangan murah f. Informasi yang dibawanya lebih kaya dan responsif g. Mengurangi biaya distribusi informasi 33 34 Loc cit., hal.410 Effendy., Op Cit hal.178