Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 62- 73 ISSN 2087

advertisement
Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 62- 73
ISSN 2087 - 7889
Vol. 07. No. 1
PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA
MATERIAL YANG BERBEDA
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi
Pogram Studi Fisika, Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: [email protected]
ABSTRAK
Perpindahan panas terjadi karena perbedaan suhu yang terdapat pada suatu
benda. Perpindahan panas dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga cara yaitu
konduksi, radiasi dan konveksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
perubahan suhu terhadap perpindahan panas dari gelas dengan bahan yang berbeda
pada suhu ruangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode eksperimen dimana wadah yang berbeda bahan berisi air dipanaskan pada
suhu yang sama, kemudian diukur perubahan suhu setiap 5 menit hingga didapatkan
suhu yang sama dengan suhu ruangan. Bila dua benda yang suhunya berbeda
diletakkan saling bersentuhan, panas akan mengalir seketika dari benda yang suhunya
tinggi ke benda yang suhunya rendah. Perpindahan panas seketika ini selalu dalam
arah yang cenderung menyamakan suhu. Jika, jika hal tersebut dibiarkan maka suhu
keduanya akan sama dan keduanya dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termal
dan tidak terjadi perpindahan panas diantara keduanya.
Kata kunci: Suhu, perpindahan panas, konveksi, fluida, kelajuan
listrik dan materi zat juga berubah
PENDAHULUAN
Dalam
sehari-hari,
terhadap suhu. Demikian juga warna
mengenai
yang dipancarkan benda, paling tidak
panas atau dinginnya suatu zat atau
pada suhu tinggi. Kalau kita perhatikan,
benda. Oven yang panas dikatakan
elemen
bersuhu tinggi, sedangkan es yang
memancarkan
membeku dikatakan memiliki suhu
panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat
rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat,
padat seperti besi bersinar jingga atau
contohnya sebagian besar zat akan
bahkan putih. Cahaya putih dari bola
memuai ketika dipanaskan. Sebatang
lampu pijar berasal dari kawat tungsten
besi lebih panjang ketika dipanaskan
yang sangat panas.
suhu
kehidupan
merupakan
ukuran
pemanas
warna
kompor
listrik
merah
ketika
daripada dalam keadaan dingin. Jalan
Ketika kita berada dekat benda
dan trotoar beton memuai dan menyusut
panas, pada dasarnya terjadi perpidahan
terhadap perubahan suhu. Hambatan
kalor dalam bentuk radiasi dari benda
62
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
panas tersebut ke tubuh kita, sehingga
atom-atom atau molekul penyusunnya.
kita merasakan panas melalui kulit.
Energi dalam ini berbanding lurus
Perubahan keadaan dari panas menjadi
terhadap suhu benda. Ketika dua benda
dingin atau sebaliknya selalu berkaitan
dengan suhu berbeda bergandengan,
dengan adanya perpindahan panas atau
mereka akan bertukar energi internal
kalor.
sampai suhu kedua benda tersebut
Suhu adalah ukuran derajat panas
seimbang.
Jumlah
energi
yang
atau dingin suatu benda. Alat yang
disalurkan adalah jumlah energi yang
digunakan
tertukar (Purwadi, 2001).
untuk
mengukur
suhu
disebut termometer. Suhu menunjukkan
derajat
panas
benda.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Mudahnya,
mengetahui pengaruh perubahan suhu
semakin tinggi suhu suatu benda,
terhadap perpindahan panas dari gelas
semakin panas benda tersebut. Secara
dengan bahan yang berbeda pada suhu
mikroskopis, suhu menunjukkan energi
ruangan.
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
TINJAUAN PUSTAKA
atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak,
baik
itu
dalam
Suhu
merupakan
ukuran
atau
bentuk
derajat panas atau dinginnya suatu
perpindahan maupun gerakan di tempat
benda atau sistem. Suhu di definisikan
berupa getaran. Makin tingginya energi
sebagai suatu besaran fisika yang
atom-atom penyusun benda, makin
dimiliki bersama antara dua benda atau
tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga
lebih yang berada dalam kesetimbangan
disebut temperatur, satuan suhu adalah
termal
Kelvin (K). Skala-skala lain adalah
dialirkan pada suhu benda, maka suhu
Celcius,
benda tersebut akan turun jika benda
Fahrenheit,
dan
Reamur
(Kreith, 1991).
akibat
2007).
Jika
panas
yang bersangkutan kehilangan panas.
Panas atau kalor adalah energi yang
berpindah
(Putra,
perbedaan
suhu.
Akan tetpi hubungan antara satuan
panas
dengan
satuan
suhu
tidak
Satuan SI untuk panas adalah juole.
merupakan suatu konstanta, karena
Panas bergerak dari daerah bersuhu
besarnya
tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap
penerimaan panas dalam jumlah tertentu
benda memiliki energi dalam yang
akan dipengaruhi oleh daya tampung
berhubungan dengan gerak acak dari
panas (heat capacity) yang dimiliki oleh
peningkatan
suhu
akibat
63
Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda
benda
penerima
tersebut
(Lakitan,
2002).
perubahan
sifat
termometrik
suatu
benda ketika benda tersebut mengalami
Suatu benda yang dalam keadaan
perubahan
suhu.
Perubahan
sifat
panas dikatakan memiliki suhu yang
termometrik suatu benda menunjukkan
tinggi, dan sebaliknya, suatu benda
adanya perubahan suhu benda, dan
yang dalam keadaan dingin dikatakan
dengan
memiliki suhu yang rendah. Perubahan
peneraan
suhu benda, baik menjadi lebih panas
termometrik yang teramati dan terukur,
atau menjadi lebih dingin biasanya
maka nilai suhu benda dapat dinyatakan
diikuti dengan perubahan bentuk atau
secara kuantitatif. Tidak semua sifat
wujudnya. Misalnya, perubahan wujud
termometrik
air menjadi es batu atau uap air karena
dimanfaatkan
pengaruh panas atau dingin (Buchori,
termometer (Kreith, 1991).
2001).
Sifat
Sejumlah es batu yang dipanaskan
melakukan
kalibrasi
atau
tertentu
terhadap
sifat
benda
yang
dalam
termometrik
digunakan
dalam
dapat
pembuatan
yang
dapat
pembuatan
akan berubah wujud menjadi air. Bila
termometer
harus
terus-menerus dipanaskan, maka pada
termometrik
yang
suatu ketika (ketika telah mencapai titik
perubahan sifat termometrik terhadap
didih) air akan mendidih danberubah
perubahan suhu harus bersifat tetap atau
wujud menjadi uap air atau gas. Proses
linier,
sebaliknya terjadi mana kala air yang
termometer dapat dibuat lebih mudah
berada dalam bentuk gas atau uap air
dan termometer tersebut nantinya dapat
didinginkan, maka akan kembali ke
digunakan untuk mengukur suhu secara
bentuk
teliti (Kreith, 1991)
cair,
dan
ketika
terus
didinginkan, maka pada saat tertentu
sehingga
merupakan
teratur.
sifat
Artinya,
peneraan
skala
Berdasarkan sifat termometrik yang
(ketika telah mencapai titik beku) air
dimiliki
akan membeku dan kembali berwujud
termometer diantaranya termometer zat
padat yaitu es batu (Buchori, 2001).
cair,
Termometer
adalah
alat
yang
suatu
termometer
hambatan,
benda,
jenis-jenis
gas,
termometer
termokopel,
pirometer,
digunakan untuk mengukur suhu sebuah
termometer bimetal, dan sebagainya.
benda (Lakitan, 2002). Termometer
Sedangkan berdasarkan hasil tampilan
bekerja
pengukurannya,
dengan
memanfaatkan
termometer
dibagi
64
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
menjadi
termometer
analog
dan
termometer digital (Kreith, 1991).
Gambar 1. Skema berbagai termometer, (a) termometer raksa (alkohol) dalam pipa, (b)
termometer gas volume konstan, (c) termometer hambatan platina (sumber: Kreith,
1991)
Untuk
hasil
dapat
mengkuantitatifkan
pengukuran
dengan
Celcius dan Reamur ditetapkan pada
maka
skala 0°C dan 0°R, sedangkan untuk
diperlukan angka-angka dan skala-skala
Fahrenheit ditetapkan pada skala 32°F.
tertentu.
yang
Ketiga skala titik tetap bawah untuk
terpenting adalah penetapan titik tetap
masing-masing skala termometer ini
bawah dan titik tetap atas sebagai titik
diambil dari titik beku air murni (titik
acuan pembuatan skala-skala dalam
lebur es murni) pada tekanan normal.
termometer. Untuk penetapan titik tetap
Adapun titik tetap atas ketiga skala ini
bawah
pada
berbeda-beda, dimana untuk Celcius
umumnya dipilih titik beku air murni
ditetapkan pada 100°C, untuk Reamur
pada
suhu
ditetapkan
pada
campuran antara es dan air murni pada
Fahrenheit
ditetapkan
tekanan normal. Sedangkan penetapan
Ketiga skala titik tetap atas untuk
titik tetap atas sebuah termometer
masing-masing skala termometer ini
umumnya dipilih titik didih air murni,
diambil dari titik didih air murni pada
yaitu suhu ketika air murni mendidih
tekanan normal. Pada skala Kelvin, titik
pada tekanan normal (Kreith, 1991).
tetap bawah ketiga skala termometer ini
menggunakan
suhu
Kelvin. Titik tetap bawah untuk skala
termometer
Penetapan
sebuah
tekanan
skala
termometer
normal,
yaitu
80°R,
dan
pada
untuk
212°F.
Setidaknya terdapat empat macam
bersesuaian dengan skala 273 K dan
skala termometer yang biasa digunakan,
titik tetap atasnya bersesuaian dengan
yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan
373 K. Khusus untuk skala Kelvin, titik
65
Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda
tetap bawah tidak didasarkan pada titik
juga dikenal dengan istilah
beku air, namun didasarkan pada ukuran
(Yunus, 2009)
energi kinetik rata-rata molekul suatu
alian)
Konduksi adalah proses dimana
benda. Dalam hal ini, nol Kelvin (tanpa
panas
derajat) dinamakan nol mutlak (nol
bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu
absolut), artinya tidak ada suhu-suhu di
lebih rendah di dalam satu medium
bawah suhu nol mutlak, atau ketika nilai
(padat, cair atau gas) atau antara
suhu mendekati nilai nol mutlak, maka
medium-medium yang berlainan yang
energi
bersinggungan
kinetik
rata-rata
partikel
mengalir
dari
daerah
secara
yang
langsung
mempunyai suatu nilai yang minimum.
(Ambarita, 2012). Dalam aliran panas
Oleh karena itu, berdasarkan fakta-
konduksi, perpindahan energi terjadi
tersebut, maka skala Kelvin dinamakan
karena
skala suhu mutlak atau skala suhu
langsung tanpa adanya perpindahan
absolut,
skala
molekul yang cukup besar. Konduksi
termodinamik. Kelvin menjadi satuan
adalah satu-satunya mekanisme dimana
standar SI untuk besaran pokok suhu
panas dapat mengalir dalam zat padat
(Kreith, 1991)
yang tidak tembus cahaya. Konduksi
atau
disebut
Perpindahan
juga
panas
dapat
di
hubungan
molekul
secara
penting pula dalam fluida, tetapi di
definisikan sebagai berpindahnya energi
dalam medium
dari satu daerah ke daerah lainnya
biasanya tergabung dengan konveksi,
sebagai akibat dari beda suhu antara
dan dalam beberapa hal juga dengan
daerah-daerah tersebut dari temperatur
radiasi.
fluida yang lebih tinggi ke fluida lain
konduksi satu dimensi dalam keadaan
yang memiliki temperatur lebih rendah.
studi dapat ditulis:
Perpindahan
panas
dibedakan
menjadi
qk  kA
pada
umumnya
tiga
cara
yang bukan padat
Persamaan
T
x
dasar
untuk
..................( 1 )
perpindahan panas yang berbeda yaitu
Keterangan:
konduksi (conduction; juga dikenal
qk = laju perpindahan panas dengan
dengan
istilah
hantaran),
cara konduksi (Watt)
radiasi
= luas perpindahan panas (m2)
(radiation; juga dikenal dengan istilah
A
pancaran), dan konveksi (convection;
∆T = gradien suhu pada penampang
(K)
66
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
x
= jarak dalam arah aliran panas (m)
k
= konduktivitas thermal bahan
T2 = Temperatur Benda hitam yang
mengelilinginya (K) (Incroperara,
(W/m.K) (Incroperara, 1982)
1982)
Radiasi adalah proses dengan mana
Khusus untuk benda hitam sempurna
panas mengalir dari benda yang bersuhu
menurut
tinggi ke benda yang bersuhu rendah
persamaan seperti berikut :
bila benda-benda itu terpisah di lama
q  AT 4
ruang, bahkan bila terdapat ruang
hampa di antara benda-benda tersebut.
Semua
benda
memancarkan
panas
radiasi secara terus-menerus. Intensitas
pancaran tergantung pada suhu dan sifat
permukaan. Energi radiasi bergerak
8
dengan kecepatan cahaya (3 x 10 m/s)
dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi
cahaya.
Memang
menurut
teori
elektromagnetik, radiasi cahaya dan
radiasi thermal hanya berbeda dalam
panjang
gelombang
masing-masing
(Holman, 2002).
dipancarkan
dapat
digunakan
rumus sebagai berikut:
q r  eA (T  T )
4
1
Steven
Bolzman
...............( 3 )
(Incroperara, 1982)
Konveksi adalah proses transport
energi dengan kerja gabungan dari
konduksi
panas,
penyimpanan
dan
gerakan mencampur. Konveksi sangat
penting
sebagai
mekanisme
perpindahan energi antara permukaan
benda padat dan cairan atau gas.
Perpindahan
energi
dengan
cara
konveksi dari suatu permukaan yang
suhunya di atas suhu fluida sekitarnya
berlangsung dalam beberapa tahap.
Pertama, panas akan mengalir dengan
Untuk mengitung besarnya panas
yang
Hukum
4
2
cara konduksi dari permukaan ke
partikel-partikel fluida yang berbatasan.
Energi yang berpindah dengan cara
..............( 2 )
demikian akan menaikkan suhu dan
Keterangan:
energi dalam partikel-partikel fluida ini.
qr
Kemudian
= laju perpindahan panas dengan
cara radiasi (Watt)
partikel-partikel
fluida
tersebut akan bergerak ke daerah yang
e
= emitansi permukaan kelabu
bersuhu rendah didalam fluida di mana
A
= luas permukaan (m2)
mereka akan bercampur dengan, dan

= konstanta dimensional (0,174.10-8
memindahkan sebagian energinya pada
BTU/h ft2 ºC)
partikel-partikel fluida lainnya. Dalam
T1 = Temperatur Benda kelabu (K)
67
Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda
hal ini alirannya adalah aliran fluida
fluida yang lebih panas ke fluida yang
maupun energi (Ambarita, 2011).
lebih dingin (Buchori, 2011).
Energi sebenarnya disimpan di
dalam
partikel-partikel
dan
cara konveksi antara suatu permukaan
diangkut sebagai akibat gerakan massa
dan suatu fluida dapat dihitung dengan
partikel-partikel tersebut. Mekanisme
hubungan:
ini untuk operasinya tidak tergantung
q  hA(Tw  T f )
hanya pada beda suhu dan oleh karena
Keterangan:
itu tidak secara tepat memenuhi definisi
q = laju perpindahan panas dengan
perpindahan
panas.
fluida
Laju perpindahan panas dengan
Tetapi
.................( 4 )
hasil
cara konveksi (Watt)
bersihnya adalah angkutan energi, dan
A = luas penampang (m2)
karena terjadinya dalam arah gradien
Tw = Temperatur dinding (K)
suhu, maka juga digolongkan dalam
Tf = Temperatur fluida (K)
suatu cara perpindahan panas dan
h = koefisien perpindahan panas
ditunjuk dengan sebutan aliran panas
dengan cara konveksi (Ambarita, 2011).
Perpindahan panas secara konveksi
konveksi (W/m2.K) (Incroperara,
1982)
Koefisien
perpindahan
panas
antara batas benda padat dan fluida
konveksi h bervariasi terhadap jenis
terjadi dengan adanya suatu gabungan
aliran (aliran laminer atau turbulen),
dari konduksi dan angkutan (transport)
sifat-sifat fisik fluida, temperatur rata-
massa. Jika batas tersebut bertemperatur
rata, juga dipengaruhi oleh mekanisme
lebih tinggi dari fluida, maka panas
perpindahan panas konveksi (Stoecker,
terlebih
1982).
dahulu
mengalir
secara
konduksi dari benda padat ke partikel-
Banyak
parameter
yang
perpindahan
panas
partikel fluida di dekat dinding. Energi
mempengaruhi
yang di pindahkan secara konduksi ini
konveksi di dalam sebuah geometri
meningkatkan energi di dalam fluida
khusus.
dan terangkut oleh gerakan fluida. Bila
termasuk skala panjang sistem (L),
partikel-partikel
konduktivitas
fluida
yang
Parameter-parameter
termal
fluida
ini
(k),
terpanaskan itu mencapai daerah yang
biasanya
temperaturnya lebih rendah, maka panas
kerapatan (g), viskositas (h), panas jenis
berpindah lagi secara konduksi dari
(Cp), dan kadang-kadang faktor lain
kecepatan
fluida
(V),
68
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
yang berhubungan dengan cara-cara
jika aliran fluida timbul karena daya
pemanasan (temperatur dinding uniform
apung fluida yang disebabkan oleh
atau temperatur dinding berubah-ubah).
pemanasan,
Fluks kalor dari permukaan padat akan
dinamakan konveksi bebas (free) atau
bergantung
konveksi alami (natural) (Stoecker,
juga
pada
temperatur
permukaan (Tw) dan temperatur fluida
(Tf), tetapi biasanya dianggap bahwa
maka
proses
tersebut
1982).
Perpindahan
panas
konveksi
(ΔT = TW – Tf) yang penting. Akan
diklasifikasikan dalam konveksi bebas
tetapi, jika sifat-sifat fluida berubah
(free convection) dan konveksi paksa
dengan nyata pada daerah pengkonveksi
(forced
(convection region), maka temperatur-
menggerakkan
temperatur absolute Tw dan Tf dapat
2002).
juga merupakan faktor-faktor penting
didalam korelasi. (Stoecker, 1982).
convection)
menurut
alirannya
cara
(Holman,
Konveksi bebas adalah perpindahan
panas yang disebabkan oleh beda suhu
Bila sebuah fluida lewat di atas
dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga
sebuah permukaan padat panas, maka
dari luar yang mendorongnya. Konveksi
tenaga dipindahkan kepada fluida dari
bebas dapat terjadi karena ada arus yang
dinding oleh panas hantaran. Tenaga ini
mengalir akibat gaya apung, sedangkan
kemudian diangkut atau dikonveksikan
gaya
(convected), ke hilir oleh fluida, dan
perbedaan
didifusikan melalui fluida oleh hantaran
dipengaruhi gaya dari luar sistem.
di dalam fluida tersebut. Jenis proses
Perbedaan densitas fluida terjadi karena
perpindahan
adanya
tenaga
perpindahan
ini
dinamakan
tenaga
apung
terjadi
densitas
gradien
karena
fluida
suhu
pada
ada
tanpa
fluida.
konveksi
Contoh konveksi alamiah antara lain
(convection heat transfer). (Stoecker,
aliran fluida yang melintasi radiator
1982).
panas (Holman, 2002).
Jika proses aliran fluida tersebut
Konveksi paksa adalah perpindahan
diinduksikan oleh sebuah pompa atau
panas aliran gas atau cairan yang
sistem pengedar (circulating system)
disebabkan adanya tenaga dari luar.
yang lain, maka digunakan istilah
Konveksi paksa dapat pula terjadi
konveksi
karena
yang
dipaksakan
(forced
convection). Bertentangan dengan itu,
arus
digerakkan
fluida
oleh
yang
suatu
terjadi
peralatan
69
Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda
mekanik
(contoh:
pompa
dan
Alat dan Bahan
pengaduk), jadi arus fluida tidak hanya
Alat yang digunakan pada metode ini
tergantung pada perbedaan densitas.
yaitu gelas dari bahan yang berbeda
Contoh
(misalnya: kaca, alumunium, besi),
perpindahan
panas
secara
konveksi paksa adalah pelat panas
gelas
ukur,
serta
pengukur
dihembus udara dengan kipas/blower
waktu/stopwatch.
(Gambar 5). Secara umum aliran fluida
yang digunakan yaitu air panas.
dapat diklasifikasikan sebagai aliran
Prosedur Kerja
Sedangkan
bahan
eksternal dan aliran internal. Aliran
Masukkan 200 ml air panas kedalam
eksternal terjadi saat fluida mengenai
setiap gelas kaca kemudian ukur suhu
suatu permukaan benda. Contohnya
air dalam gelas mula-mula dan catat,
adalah aliran fluida melintasi plat atau
lalu ukur suhu air dalam gelas setelah
melintang pipa. Aliran internal adalah
lima
aliran
oleh
Selanjutnya ukur kembali suhu air
permukaan zat padat, misalnya aliran
dalam gelas setiap lima menit sampai
dalam pipa/saluran (Holman, 2002).
didapatkan suhu air yang sama dengan
fluida
yang
dibatasi
menit
didiamkan
dan
catat.
suhu ruangan.
METODE PENELITIAN
Metode
penelitian
yang
ini
digunakan
yaitu
dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan
Pengukuran suhu dilakukan setiap 5
metode eksperimen dimana dengan
menit
agar
menyiapkan gelas dari bahan yang
terlihat jelas.
perubahan
suhu
dapat
berbeda yang di isi dengan air panas
yang akan diamati perubahan suhunya.
Tabel 1. Data pengamatan hubungan antara waktu terhadap perubahan suhu air
Suhu Ruangan (°C)
Waktu
(Menit) Gelas Kaca
Gelas Alumunium
Suhu
Gelas Plastik
Ruangan (°C)
0
68
68
67
32
5
60
63
60
32
10
55
59
57
32
15
54
53
54
32
20
50
51
51
32
70
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
25
48
49
49
32
30
45
47
47
32
35
44
45
45
32
40
43
43
44
32
45
41
42
42
32
50
40
41
41
32
55
39
40
40
32
60
38
40
39
32
65
38
39
38
32
70
37
38
38
32
75
36
37
37
32
80
36
37
37
32
85
36
37
36
32
90
35
36
36
32
Berikut ini adalah grafik hubungan antara suhu danwaktu hantaran panas dengan
material yang berbeda.
80
70
Suhu air (ºC)
60
50
40
Gelas Kaca
30
Gelas Alumunium
Gelas Plastik
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
Waktu (menit)
Gambar 7. Grafik hubungan waktu terhadap perubahan suhu air
Perpindahan suhu
adalah proses
suhu yang rendah. Pada penelitian ini
perpindahan dari suhu yang tinggi ke
digunakan 200 ml air dengan suhu awal
71
Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-Amylase) dan Reaksi Enzimatisnya
Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa
67ºC-68ºC yang dimasukkan kedalam
kelajuan penurunan suhu pada menit
gelas dengan bahan yang berbeda dan
pertama pada gelas dengan bahan yang
dihitung proses perpindahan panasnya
berbeda yaitu karena sifat konduktifitas
selama 5 menit sekali. Pada percobaan
dari masing-masing bahan berbeda.
dengan menggunakan gelas berbahan
kaca, rata-rata penurunan suhu yang
KESIMPULAN
cepat yaitu sebesar 8o, yaitu pada suhu
o
awal sebesar 68 C terukur selama 5
o
Berdasarkan
penelitian
yang
dilakukan, dapat di simpulkan bahwa
menit berkurang menjadi 60 C. Akan
benda
tetapi, ketika suhu mulai mendekati
memiliki laju penurunan suhu yang
suhu
lambat daripada benda dengan bahan
kamar,
kelajuan
penurunan
suhunya melambat.
dengan
konduktivitas
tinggi
konduktivitas rendah pada suhu yang
Pada perlakuan menggunakan gelas
tinggi,
akan
tetapi
ketika
benda
alumunium, didapat kelajuan penurunan
mendekati
suhu lebih kecil dari gelas kaca yaitu
benda tidak berbeda signifikan untuk
o
sebesar 5 C, dimana yang suhu awalnya
o
68 C setelah didiamkan selama 5 menit
o
suhu
masing-masing
ruangan,
bahan.
kelajuan
Jika
benda
dengan suhu yang tinggi ditempatkan
suhunya berkurang menjadi 63 C, akan
dalam ruangan yang suhunya lebih
tetapi, ketika suhu mulai mendekati
rendah, maka suhu benda tersebut akan
suhu
penurunan
turun dan selalu dalam arah cenderung
suhunya melambat jika dibandingkan
menyamakan dengan suhu ruangan, jika
dengan gelas kaca. Pada percobaan
hal
dengan menggunakan gelas plastik,
keduanya akan sama dan keduanya
didapat kelajuan penurunan sebesar
dikatakan dalam keadaan kesetimbang
kamar,
rata-rata
o
o
tersebut
dibiarkan
maka
suhu
7 C, dimana yang suhu awalnya 67 C
termal dan tidak ada lagi perpindahan
dan setelah didiamkan selama 5 menit
panas yang terjadi diantaranya.
o
suhunya berkurang menjadi 60 C, akan
tetapi, ketika suhu mulai mendekati
suhu
kamar,
kelajuan
penurunan
suhunya semakin melambat seperti pada
percobaan yang lainnya. Adapun faktor-
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Himsar. 2011. Perpindahan
Panas Konveksi dan Pengantar
Alat
Penukar
Kalor.
Medan:
faktor yang mempengaruhi perbedaan
72
Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016)
Departemen Teknik Mesin FT
Benda
USU.
Keadaan
Padat
Tiga
Tunak.
Dimensi
Yogyakarta:
Universitas Sananta Dharma.
Ambarita, Himsar. 2012. Perpindahan
Panas Konduksi dan Penyelesaian
Putra S, M. Kelana. 2007. Rancangan
Analitik dan Numerik. Medan:
Bangunan
dan
Analisa
Departemen Teknik Mesin FT
Perpindahan
USU.
pada Ketel Uap Bertenaga Listrik.
Panas
Medan: USU.
Buchori, luqman. 2011. Perpindahan
Panas. Semarang : UNPID.
Stoecker, W.F., Jones, J.W. 1982.
Holman, J & P, Jasjfi E. 2002.
Perpindahan
Kalor.
Jakarta:
Refrigeration
and
Air
Conditioning,
New
York:
Darami.
2009.
McGraw-Hill.
Erlangga.
Yunus,
Incroperara, F. P. and D. P. Dewitt.
Asyuri
Perpindahan Panas dan Massa.
1982. Fundamental of Heat and
Jakarta:
Mass Transfer, Third Edition.
Persada.
Universitas
Darma
Singapore: John Wiley & Sons.
Kreith, Frank. 1991. Prinsip-Prinsip
Perpindahan Panas Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar
Klimatologi.
Jakarta:
Raja
Grafindo Persada.
Purwadi, P K. 2001. Metode ADI dalam
Penyelesaian
Perpindahan
Persoalan
Panas
Konduksi
73
Download