Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 62- 73 ISSN 2087 - 7889 Vol. 07. No. 1 PENGARUH SUHU TERHADAP PERPINDAHAN PANAS PADA MATERIAL YANG BERBEDA Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi Pogram Studi Fisika, Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo Email: [email protected] ABSTRAK Perpindahan panas terjadi karena perbedaan suhu yang terdapat pada suatu benda. Perpindahan panas dapat berlangsung melalui salah satu dari tiga cara yaitu konduksi, radiasi dan konveksi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu terhadap perpindahan panas dari gelas dengan bahan yang berbeda pada suhu ruangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode eksperimen dimana wadah yang berbeda bahan berisi air dipanaskan pada suhu yang sama, kemudian diukur perubahan suhu setiap 5 menit hingga didapatkan suhu yang sama dengan suhu ruangan. Bila dua benda yang suhunya berbeda diletakkan saling bersentuhan, panas akan mengalir seketika dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Perpindahan panas seketika ini selalu dalam arah yang cenderung menyamakan suhu. Jika, jika hal tersebut dibiarkan maka suhu keduanya akan sama dan keduanya dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termal dan tidak terjadi perpindahan panas diantara keduanya. Kata kunci: Suhu, perpindahan panas, konveksi, fluida, kelajuan listrik dan materi zat juga berubah PENDAHULUAN Dalam sehari-hari, terhadap suhu. Demikian juga warna mengenai yang dipancarkan benda, paling tidak panas atau dinginnya suatu zat atau pada suhu tinggi. Kalau kita perhatikan, benda. Oven yang panas dikatakan elemen bersuhu tinggi, sedangkan es yang memancarkan membeku dikatakan memiliki suhu panas. Pada suhu yang lebih tinggi, zat rendah. Suhu dapat mengubah sifat zat, padat seperti besi bersinar jingga atau contohnya sebagian besar zat akan bahkan putih. Cahaya putih dari bola memuai ketika dipanaskan. Sebatang lampu pijar berasal dari kawat tungsten besi lebih panjang ketika dipanaskan yang sangat panas. suhu kehidupan merupakan ukuran pemanas warna kompor listrik merah ketika daripada dalam keadaan dingin. Jalan Ketika kita berada dekat benda dan trotoar beton memuai dan menyusut panas, pada dasarnya terjadi perpidahan terhadap perubahan suhu. Hambatan kalor dalam bentuk radiasi dari benda 62 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) panas tersebut ke tubuh kita, sehingga atom-atom atau molekul penyusunnya. kita merasakan panas melalui kulit. Energi dalam ini berbanding lurus Perubahan keadaan dari panas menjadi terhadap suhu benda. Ketika dua benda dingin atau sebaliknya selalu berkaitan dengan suhu berbeda bergandengan, dengan adanya perpindahan panas atau mereka akan bertukar energi internal kalor. sampai suhu kedua benda tersebut Suhu adalah ukuran derajat panas seimbang. Jumlah energi yang atau dingin suatu benda. Alat yang disalurkan adalah jumlah energi yang digunakan tertukar (Purwadi, 2001). untuk mengukur suhu disebut termometer. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Penelitian ini bertujuan untuk Mudahnya, mengetahui pengaruh perubahan suhu semakin tinggi suhu suatu benda, terhadap perpindahan panas dari gelas semakin panas benda tersebut. Secara dengan bahan yang berbeda pada suhu mikroskopis, suhu menunjukkan energi ruangan. yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap TINJAUAN PUSTAKA atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam Suhu merupakan ukuran atau bentuk derajat panas atau dinginnya suatu perpindahan maupun gerakan di tempat benda atau sistem. Suhu di definisikan berupa getaran. Makin tingginya energi sebagai suatu besaran fisika yang atom-atom penyusun benda, makin dimiliki bersama antara dua benda atau tinggi suhu benda tersebut. Suhu juga lebih yang berada dalam kesetimbangan disebut temperatur, satuan suhu adalah termal Kelvin (K). Skala-skala lain adalah dialirkan pada suhu benda, maka suhu Celcius, benda tersebut akan turun jika benda Fahrenheit, dan Reamur (Kreith, 1991). akibat 2007). Jika panas yang bersangkutan kehilangan panas. Panas atau kalor adalah energi yang berpindah (Putra, perbedaan suhu. Akan tetpi hubungan antara satuan panas dengan satuan suhu tidak Satuan SI untuk panas adalah juole. merupakan suatu konstanta, karena Panas bergerak dari daerah bersuhu besarnya tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap penerimaan panas dalam jumlah tertentu benda memiliki energi dalam yang akan dipengaruhi oleh daya tampung berhubungan dengan gerak acak dari panas (heat capacity) yang dimiliki oleh peningkatan suhu akibat 63 Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda benda penerima tersebut (Lakitan, 2002). perubahan sifat termometrik suatu benda ketika benda tersebut mengalami Suatu benda yang dalam keadaan perubahan suhu. Perubahan sifat panas dikatakan memiliki suhu yang termometrik suatu benda menunjukkan tinggi, dan sebaliknya, suatu benda adanya perubahan suhu benda, dan yang dalam keadaan dingin dikatakan dengan memiliki suhu yang rendah. Perubahan peneraan suhu benda, baik menjadi lebih panas termometrik yang teramati dan terukur, atau menjadi lebih dingin biasanya maka nilai suhu benda dapat dinyatakan diikuti dengan perubahan bentuk atau secara kuantitatif. Tidak semua sifat wujudnya. Misalnya, perubahan wujud termometrik air menjadi es batu atau uap air karena dimanfaatkan pengaruh panas atau dingin (Buchori, termometer (Kreith, 1991). 2001). Sifat Sejumlah es batu yang dipanaskan melakukan kalibrasi atau tertentu terhadap sifat benda yang dalam termometrik digunakan dalam dapat pembuatan yang dapat pembuatan akan berubah wujud menjadi air. Bila termometer harus terus-menerus dipanaskan, maka pada termometrik yang suatu ketika (ketika telah mencapai titik perubahan sifat termometrik terhadap didih) air akan mendidih danberubah perubahan suhu harus bersifat tetap atau wujud menjadi uap air atau gas. Proses linier, sebaliknya terjadi mana kala air yang termometer dapat dibuat lebih mudah berada dalam bentuk gas atau uap air dan termometer tersebut nantinya dapat didinginkan, maka akan kembali ke digunakan untuk mengukur suhu secara bentuk teliti (Kreith, 1991) cair, dan ketika terus didinginkan, maka pada saat tertentu sehingga merupakan teratur. sifat Artinya, peneraan skala Berdasarkan sifat termometrik yang (ketika telah mencapai titik beku) air dimiliki akan membeku dan kembali berwujud termometer diantaranya termometer zat padat yaitu es batu (Buchori, 2001). cair, Termometer adalah alat yang suatu termometer hambatan, benda, jenis-jenis gas, termometer termokopel, pirometer, digunakan untuk mengukur suhu sebuah termometer bimetal, dan sebagainya. benda (Lakitan, 2002). Termometer Sedangkan berdasarkan hasil tampilan bekerja pengukurannya, dengan memanfaatkan termometer dibagi 64 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) menjadi termometer analog dan termometer digital (Kreith, 1991). Gambar 1. Skema berbagai termometer, (a) termometer raksa (alkohol) dalam pipa, (b) termometer gas volume konstan, (c) termometer hambatan platina (sumber: Kreith, 1991) Untuk hasil dapat mengkuantitatifkan pengukuran dengan Celcius dan Reamur ditetapkan pada maka skala 0°C dan 0°R, sedangkan untuk diperlukan angka-angka dan skala-skala Fahrenheit ditetapkan pada skala 32°F. tertentu. yang Ketiga skala titik tetap bawah untuk terpenting adalah penetapan titik tetap masing-masing skala termometer ini bawah dan titik tetap atas sebagai titik diambil dari titik beku air murni (titik acuan pembuatan skala-skala dalam lebur es murni) pada tekanan normal. termometer. Untuk penetapan titik tetap Adapun titik tetap atas ketiga skala ini bawah pada berbeda-beda, dimana untuk Celcius umumnya dipilih titik beku air murni ditetapkan pada 100°C, untuk Reamur pada suhu ditetapkan pada campuran antara es dan air murni pada Fahrenheit ditetapkan tekanan normal. Sedangkan penetapan Ketiga skala titik tetap atas untuk titik tetap atas sebuah termometer masing-masing skala termometer ini umumnya dipilih titik didih air murni, diambil dari titik didih air murni pada yaitu suhu ketika air murni mendidih tekanan normal. Pada skala Kelvin, titik pada tekanan normal (Kreith, 1991). tetap bawah ketiga skala termometer ini menggunakan suhu Kelvin. Titik tetap bawah untuk skala termometer Penetapan sebuah tekanan skala termometer normal, yaitu 80°R, dan pada untuk 212°F. Setidaknya terdapat empat macam bersesuaian dengan skala 273 K dan skala termometer yang biasa digunakan, titik tetap atasnya bersesuaian dengan yaitu Celcius, Reamur, Fahrenheit, dan 373 K. Khusus untuk skala Kelvin, titik 65 Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda tetap bawah tidak didasarkan pada titik juga dikenal dengan istilah beku air, namun didasarkan pada ukuran (Yunus, 2009) energi kinetik rata-rata molekul suatu alian) Konduksi adalah proses dimana benda. Dalam hal ini, nol Kelvin (tanpa panas derajat) dinamakan nol mutlak (nol bersuhu tinggi kedaerah yang bersuhu absolut), artinya tidak ada suhu-suhu di lebih rendah di dalam satu medium bawah suhu nol mutlak, atau ketika nilai (padat, cair atau gas) atau antara suhu mendekati nilai nol mutlak, maka medium-medium yang berlainan yang energi bersinggungan kinetik rata-rata partikel mengalir dari daerah secara yang langsung mempunyai suatu nilai yang minimum. (Ambarita, 2012). Dalam aliran panas Oleh karena itu, berdasarkan fakta- konduksi, perpindahan energi terjadi tersebut, maka skala Kelvin dinamakan karena skala suhu mutlak atau skala suhu langsung tanpa adanya perpindahan absolut, skala molekul yang cukup besar. Konduksi termodinamik. Kelvin menjadi satuan adalah satu-satunya mekanisme dimana standar SI untuk besaran pokok suhu panas dapat mengalir dalam zat padat (Kreith, 1991) yang tidak tembus cahaya. Konduksi atau disebut Perpindahan juga panas dapat di hubungan molekul secara penting pula dalam fluida, tetapi di definisikan sebagai berpindahnya energi dalam medium dari satu daerah ke daerah lainnya biasanya tergabung dengan konveksi, sebagai akibat dari beda suhu antara dan dalam beberapa hal juga dengan daerah-daerah tersebut dari temperatur radiasi. fluida yang lebih tinggi ke fluida lain konduksi satu dimensi dalam keadaan yang memiliki temperatur lebih rendah. studi dapat ditulis: Perpindahan panas dibedakan menjadi qk kA pada umumnya tiga cara yang bukan padat Persamaan T x dasar untuk ..................( 1 ) perpindahan panas yang berbeda yaitu Keterangan: konduksi (conduction; juga dikenal qk = laju perpindahan panas dengan dengan istilah hantaran), cara konduksi (Watt) radiasi = luas perpindahan panas (m2) (radiation; juga dikenal dengan istilah A pancaran), dan konveksi (convection; ∆T = gradien suhu pada penampang (K) 66 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) x = jarak dalam arah aliran panas (m) k = konduktivitas thermal bahan T2 = Temperatur Benda hitam yang mengelilinginya (K) (Incroperara, (W/m.K) (Incroperara, 1982) 1982) Radiasi adalah proses dengan mana Khusus untuk benda hitam sempurna panas mengalir dari benda yang bersuhu menurut tinggi ke benda yang bersuhu rendah persamaan seperti berikut : bila benda-benda itu terpisah di lama q AT 4 ruang, bahkan bila terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Semua benda memancarkan panas radiasi secara terus-menerus. Intensitas pancaran tergantung pada suhu dan sifat permukaan. Energi radiasi bergerak 8 dengan kecepatan cahaya (3 x 10 m/s) dan gejala-gejalanya menyerupai radiasi cahaya. Memang menurut teori elektromagnetik, radiasi cahaya dan radiasi thermal hanya berbeda dalam panjang gelombang masing-masing (Holman, 2002). dipancarkan dapat digunakan rumus sebagai berikut: q r eA (T T ) 4 1 Steven Bolzman ...............( 3 ) (Incroperara, 1982) Konveksi adalah proses transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas, penyimpanan dan gerakan mencampur. Konveksi sangat penting sebagai mekanisme perpindahan energi antara permukaan benda padat dan cairan atau gas. Perpindahan energi dengan cara konveksi dari suatu permukaan yang suhunya di atas suhu fluida sekitarnya berlangsung dalam beberapa tahap. Pertama, panas akan mengalir dengan Untuk mengitung besarnya panas yang Hukum 4 2 cara konduksi dari permukaan ke partikel-partikel fluida yang berbatasan. Energi yang berpindah dengan cara ..............( 2 ) demikian akan menaikkan suhu dan Keterangan: energi dalam partikel-partikel fluida ini. qr Kemudian = laju perpindahan panas dengan cara radiasi (Watt) partikel-partikel fluida tersebut akan bergerak ke daerah yang e = emitansi permukaan kelabu bersuhu rendah didalam fluida di mana A = luas permukaan (m2) mereka akan bercampur dengan, dan = konstanta dimensional (0,174.10-8 memindahkan sebagian energinya pada BTU/h ft2 ºC) partikel-partikel fluida lainnya. Dalam T1 = Temperatur Benda kelabu (K) 67 Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda hal ini alirannya adalah aliran fluida fluida yang lebih panas ke fluida yang maupun energi (Ambarita, 2011). lebih dingin (Buchori, 2011). Energi sebenarnya disimpan di dalam partikel-partikel dan cara konveksi antara suatu permukaan diangkut sebagai akibat gerakan massa dan suatu fluida dapat dihitung dengan partikel-partikel tersebut. Mekanisme hubungan: ini untuk operasinya tidak tergantung q hA(Tw T f ) hanya pada beda suhu dan oleh karena Keterangan: itu tidak secara tepat memenuhi definisi q = laju perpindahan panas dengan perpindahan panas. fluida Laju perpindahan panas dengan Tetapi .................( 4 ) hasil cara konveksi (Watt) bersihnya adalah angkutan energi, dan A = luas penampang (m2) karena terjadinya dalam arah gradien Tw = Temperatur dinding (K) suhu, maka juga digolongkan dalam Tf = Temperatur fluida (K) suatu cara perpindahan panas dan h = koefisien perpindahan panas ditunjuk dengan sebutan aliran panas dengan cara konveksi (Ambarita, 2011). Perpindahan panas secara konveksi konveksi (W/m2.K) (Incroperara, 1982) Koefisien perpindahan panas antara batas benda padat dan fluida konveksi h bervariasi terhadap jenis terjadi dengan adanya suatu gabungan aliran (aliran laminer atau turbulen), dari konduksi dan angkutan (transport) sifat-sifat fisik fluida, temperatur rata- massa. Jika batas tersebut bertemperatur rata, juga dipengaruhi oleh mekanisme lebih tinggi dari fluida, maka panas perpindahan panas konveksi (Stoecker, terlebih 1982). dahulu mengalir secara konduksi dari benda padat ke partikel- Banyak parameter yang perpindahan panas partikel fluida di dekat dinding. Energi mempengaruhi yang di pindahkan secara konduksi ini konveksi di dalam sebuah geometri meningkatkan energi di dalam fluida khusus. dan terangkut oleh gerakan fluida. Bila termasuk skala panjang sistem (L), partikel-partikel konduktivitas fluida yang Parameter-parameter termal fluida ini (k), terpanaskan itu mencapai daerah yang biasanya temperaturnya lebih rendah, maka panas kerapatan (g), viskositas (h), panas jenis berpindah lagi secara konduksi dari (Cp), dan kadang-kadang faktor lain kecepatan fluida (V), 68 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) yang berhubungan dengan cara-cara jika aliran fluida timbul karena daya pemanasan (temperatur dinding uniform apung fluida yang disebabkan oleh atau temperatur dinding berubah-ubah). pemanasan, Fluks kalor dari permukaan padat akan dinamakan konveksi bebas (free) atau bergantung konveksi alami (natural) (Stoecker, juga pada temperatur permukaan (Tw) dan temperatur fluida (Tf), tetapi biasanya dianggap bahwa maka proses tersebut 1982). Perpindahan panas konveksi (ΔT = TW – Tf) yang penting. Akan diklasifikasikan dalam konveksi bebas tetapi, jika sifat-sifat fluida berubah (free convection) dan konveksi paksa dengan nyata pada daerah pengkonveksi (forced (convection region), maka temperatur- menggerakkan temperatur absolute Tw dan Tf dapat 2002). juga merupakan faktor-faktor penting didalam korelasi. (Stoecker, 1982). convection) menurut alirannya cara (Holman, Konveksi bebas adalah perpindahan panas yang disebabkan oleh beda suhu Bila sebuah fluida lewat di atas dan beda rapat saja dan tidak ada tenaga sebuah permukaan padat panas, maka dari luar yang mendorongnya. Konveksi tenaga dipindahkan kepada fluida dari bebas dapat terjadi karena ada arus yang dinding oleh panas hantaran. Tenaga ini mengalir akibat gaya apung, sedangkan kemudian diangkut atau dikonveksikan gaya (convected), ke hilir oleh fluida, dan perbedaan didifusikan melalui fluida oleh hantaran dipengaruhi gaya dari luar sistem. di dalam fluida tersebut. Jenis proses Perbedaan densitas fluida terjadi karena perpindahan adanya tenaga perpindahan ini dinamakan tenaga apung terjadi densitas gradien karena fluida suhu pada ada tanpa fluida. konveksi Contoh konveksi alamiah antara lain (convection heat transfer). (Stoecker, aliran fluida yang melintasi radiator 1982). panas (Holman, 2002). Jika proses aliran fluida tersebut Konveksi paksa adalah perpindahan diinduksikan oleh sebuah pompa atau panas aliran gas atau cairan yang sistem pengedar (circulating system) disebabkan adanya tenaga dari luar. yang lain, maka digunakan istilah Konveksi paksa dapat pula terjadi konveksi karena yang dipaksakan (forced convection). Bertentangan dengan itu, arus digerakkan fluida oleh yang suatu terjadi peralatan 69 Pengaruh Suhu terhadap Perpindahan Panas pada Material yang Berbeda mekanik (contoh: pompa dan Alat dan Bahan pengaduk), jadi arus fluida tidak hanya Alat yang digunakan pada metode ini tergantung pada perbedaan densitas. yaitu gelas dari bahan yang berbeda Contoh (misalnya: kaca, alumunium, besi), perpindahan panas secara konveksi paksa adalah pelat panas gelas ukur, serta pengukur dihembus udara dengan kipas/blower waktu/stopwatch. (Gambar 5). Secara umum aliran fluida yang digunakan yaitu air panas. dapat diklasifikasikan sebagai aliran Prosedur Kerja Sedangkan bahan eksternal dan aliran internal. Aliran Masukkan 200 ml air panas kedalam eksternal terjadi saat fluida mengenai setiap gelas kaca kemudian ukur suhu suatu permukaan benda. Contohnya air dalam gelas mula-mula dan catat, adalah aliran fluida melintasi plat atau lalu ukur suhu air dalam gelas setelah melintang pipa. Aliran internal adalah lima aliran oleh Selanjutnya ukur kembali suhu air permukaan zat padat, misalnya aliran dalam gelas setiap lima menit sampai dalam pipa/saluran (Holman, 2002). didapatkan suhu air yang sama dengan fluida yang dibatasi menit didiamkan dan catat. suhu ruangan. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang ini digunakan yaitu dalam HASIL DAN PEMBAHASAN menggunakan Pengukuran suhu dilakukan setiap 5 metode eksperimen dimana dengan menit agar menyiapkan gelas dari bahan yang terlihat jelas. perubahan suhu dapat berbeda yang di isi dengan air panas yang akan diamati perubahan suhunya. Tabel 1. Data pengamatan hubungan antara waktu terhadap perubahan suhu air Suhu Ruangan (°C) Waktu (Menit) Gelas Kaca Gelas Alumunium Suhu Gelas Plastik Ruangan (°C) 0 68 68 67 32 5 60 63 60 32 10 55 59 57 32 15 54 53 54 32 20 50 51 51 32 70 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) 25 48 49 49 32 30 45 47 47 32 35 44 45 45 32 40 43 43 44 32 45 41 42 42 32 50 40 41 41 32 55 39 40 40 32 60 38 40 39 32 65 38 39 38 32 70 37 38 38 32 75 36 37 37 32 80 36 37 37 32 85 36 37 36 32 90 35 36 36 32 Berikut ini adalah grafik hubungan antara suhu danwaktu hantaran panas dengan material yang berbeda. 80 70 Suhu air (ºC) 60 50 40 Gelas Kaca 30 Gelas Alumunium Gelas Plastik 20 10 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 Waktu (menit) Gambar 7. Grafik hubungan waktu terhadap perubahan suhu air Perpindahan suhu adalah proses suhu yang rendah. Pada penelitian ini perpindahan dari suhu yang tinggi ke digunakan 200 ml air dengan suhu awal 71 Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-Amylase) dan Reaksi Enzimatisnya Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa 67ºC-68ºC yang dimasukkan kedalam kelajuan penurunan suhu pada menit gelas dengan bahan yang berbeda dan pertama pada gelas dengan bahan yang dihitung proses perpindahan panasnya berbeda yaitu karena sifat konduktifitas selama 5 menit sekali. Pada percobaan dari masing-masing bahan berbeda. dengan menggunakan gelas berbahan kaca, rata-rata penurunan suhu yang KESIMPULAN cepat yaitu sebesar 8o, yaitu pada suhu o awal sebesar 68 C terukur selama 5 o Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat di simpulkan bahwa menit berkurang menjadi 60 C. Akan benda tetapi, ketika suhu mulai mendekati memiliki laju penurunan suhu yang suhu lambat daripada benda dengan bahan kamar, kelajuan penurunan suhunya melambat. dengan konduktivitas tinggi konduktivitas rendah pada suhu yang Pada perlakuan menggunakan gelas tinggi, akan tetapi ketika benda alumunium, didapat kelajuan penurunan mendekati suhu lebih kecil dari gelas kaca yaitu benda tidak berbeda signifikan untuk o sebesar 5 C, dimana yang suhu awalnya o 68 C setelah didiamkan selama 5 menit o suhu masing-masing ruangan, bahan. kelajuan Jika benda dengan suhu yang tinggi ditempatkan suhunya berkurang menjadi 63 C, akan dalam ruangan yang suhunya lebih tetapi, ketika suhu mulai mendekati rendah, maka suhu benda tersebut akan suhu penurunan turun dan selalu dalam arah cenderung suhunya melambat jika dibandingkan menyamakan dengan suhu ruangan, jika dengan gelas kaca. Pada percobaan hal dengan menggunakan gelas plastik, keduanya akan sama dan keduanya didapat kelajuan penurunan sebesar dikatakan dalam keadaan kesetimbang kamar, rata-rata o o tersebut dibiarkan maka suhu 7 C, dimana yang suhu awalnya 67 C termal dan tidak ada lagi perpindahan dan setelah didiamkan selama 5 menit panas yang terjadi diantaranya. o suhunya berkurang menjadi 60 C, akan tetapi, ketika suhu mulai mendekati suhu kamar, kelajuan penurunan suhunya semakin melambat seperti pada percobaan yang lainnya. Adapun faktor- DAFTAR PUSTAKA Ambarita, Himsar. 2011. Perpindahan Panas Konveksi dan Pengantar Alat Penukar Kalor. Medan: faktor yang mempengaruhi perbedaan 72 Idawati Supu, Baso Usman, Selviani Basri, Sunarmi (2016) Departemen Teknik Mesin FT Benda USU. Keadaan Padat Tiga Tunak. Dimensi Yogyakarta: Universitas Sananta Dharma. Ambarita, Himsar. 2012. Perpindahan Panas Konduksi dan Penyelesaian Putra S, M. Kelana. 2007. Rancangan Analitik dan Numerik. Medan: Bangunan dan Analisa Departemen Teknik Mesin FT Perpindahan USU. pada Ketel Uap Bertenaga Listrik. Panas Medan: USU. Buchori, luqman. 2011. Perpindahan Panas. Semarang : UNPID. Stoecker, W.F., Jones, J.W. 1982. Holman, J & P, Jasjfi E. 2002. Perpindahan Kalor. Jakarta: Refrigeration and Air Conditioning, New York: Darami. 2009. McGraw-Hill. Erlangga. Yunus, Incroperara, F. P. and D. P. Dewitt. Asyuri Perpindahan Panas dan Massa. 1982. Fundamental of Heat and Jakarta: Mass Transfer, Third Edition. Persada. Universitas Darma Singapore: John Wiley & Sons. Kreith, Frank. 1991. Prinsip-Prinsip Perpindahan Panas Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga. Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Purwadi, P K. 2001. Metode ADI dalam Penyelesaian Perpindahan Persoalan Panas Konduksi 73