PENGEMBANGAN KAWASAN DAN USAHA PETERNAKAN BERBASIS KORPORASI DI PROVINSI RIAU Disusun Oleh: Dem Sufrimen Balibang Provinsi Riau Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi untuk menghasilkan manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat yang bersangkutan. Sumberdaya daerah tersebut adalah: (1) sumberdaya alam (natural resources), seperti sumberdaya keragaman hayati (biodiversity), lahan dan air, agroklimat, dan yang terkait dengannya; (2) sumberdaya manusia (human resources) baik waktu, tenaga, pikiran dan keahlian; (3) sumberdaya/modal sosial (socio capital) atau sering disebut quasi knowledge seperti kelembagaan lokal, nilai-nilai sosial, etno-technologies/indegeneous technologies, kearifan lokal (local wisdom) dan lain-lain, serta (4) sumberdaya yang dihasilkan dari interaksi ketiga sumberdaya tersebut (man-made resources) seperti barang-barang modal, inovasi-teknologi, management, dan organisasi. Untuk menunjang pertumbuhan wilayah, sektor peternakan di Propinsi Riau merupakan salah satu sektor yang sangat strategis dalam mendukung stabilitas pertumbuhan wilayah Propinsi Riau, karena : (1) Sumberdaya peternakan merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui kembali (renewable) sehingga dapat dijamin dari sisi sustainabilitasnya. (2) Ternak dalam berbagai pengalaman telah terbukti sangat berperan sebagai instrumen dalam upaya peningkatan pendapatan masyarakat kecil serta mengurangi kesenjangan pendapatan. (3) Bisnis komoditas ternak cukup prospektif dan menjanjikan. Hal ini dapat mendorong investasi baik bagi pengusaha besar maupun peternak rakyat. Pengembangan usaha peternakan daerah akan mengurangi ketergantungan dari wilayah lain termasuk impor. (4) Potensi lahan yang cukup tinggi memungkinkan pengembangan ternak di Riau secara besar-besaran. (5) Elastisitas permintaan komoditas ternak terhadap pendapatan umumnya tinggi sehingga permintaan komoditas ternak akan sangat sensitif di masa yang akan datang dengan semakin tingginya pendapatan masyarakat. Letak geografis yang strategis yang dimiliki Provinsi Riau akan menjadikan keunggulan komparatif daerah ini, khususnya untuk sektor produksi dan pemasaran hasil. Namun demikian pengalaman membuktikan bahwa keunggulan komparatif berupa peluang dan kesempatan yang dimiliki Propinsi Riau tidak akan dapat memberikan manfaat yang maksimum untuk pembangunan daerah jika tidak dengan baik dan bijak dimanfaatkan sehingga menjadi keunggulan kompetitif (daya saing) Propinsi Riau baik di tingkat regional, nasional maupun internasional. Seperti diketahui Pulau Rupat merupakan kawasan yang sangat spesifik di Provinsi Riau, tepatnya secara administratif merupakan bagian dari Kabupaten Bengkalis. Pulau Rupat ini letaknya sangat strategis, yakni berada di antara perairan Indonesia dan Malaysia, lebih tepatnya di Selat Malaka. Pulau ini luasnya lebih kurang 1.500 km2 dan berpenduduk sekitar 30.000 jiwa. Sebagai daerah kepulauan, Pulau Rupat sangat kaya akan potensi ekonomi berbasis sumberdaya alam, pertanian, peternakan, perkebunan dan bahari. Namun demikian, sampai saat ini potensipotensi tersebut belum tergarap secara optimum, dan hingga sampai saat ini Pulau Rupat masih terkendala sarana dan prasarana. Sehubungan dengan niat pemerintah Propinsi Riau maupun Kabupaten Bengkalis untuk mengembangan kegiatan ekonomi lain selain migas dan tambang yang tidak dapat diperbaharui, maka pemerintah daerah mulai tertarik untuk mengembangkan Pulau Rupat untuk kegiatan-kegiatan ekonomi yang potensial dan tidak tergantung pada sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, khususnya kegiatan ekonomi berbasis peternakan untuk dapat memenuhi kebutuhan daging. Propinsi Riau, khususnya Kabupaten Bengkalis terfokus di Pulau Rupat, merupakan salah satu wilayah dengan potensi sumberdaya alam yang cukup tinggi untuk pengembangan sektor peternakan, yang diharapkan mampu mengembangkan kawasan peternakan yang menjadi tulang punggung perekonomian wilayah tersebut. Kriteria kawasan peternakan hendaknya memungkinkan untuk seluruh kegiatan agribisnis berbasis peternakan, yang meliputi; (1) kebutuhan budidaya ternak yang sesuai dengan kondisi dan potensi sumber daya alam, (2) pengolahan hasil dan pemasaran produk peternakan. Khusus untuk kebutuhan budidaya ternak, ketersediaan lahan merupakan syarat utama untuk terpenuhinya target produksi. Ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki kualitas tinggi merupakan hal penting lainnya dalam mendukung perkembangan kawasan produksi peternakan. Dengan adanya pertambahan kawasan peternakan secara tidak langsung dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Dan juga karena dilakukan dengan korporasi sehingga dapat diiventarisasi dengan mudah. Pengembangan kawasan peternakan dengan cara korporasi ini juga dapat memudahkan dalam penanganan pasca produksi sehingga bisa mendapakan keuntungan yang optimal. Sumber: hasil-hasil kelitbangan tahun 2013