Inhibasi Ekstrak Etanol Biji Boroco dan Akar Alang

advertisement
PENDAHULUAN
Tekanan
darah
tinggi
(hipertensi)
merupakan salah satu penyebab kematian
terbanyak di dunia. Hampir satu miliar orang
di dunia berisiko terkena kegagalan jantung,
serangan jantung, strok, gagal ginjal, dan
kebutaan akibat hipertensi.
Penanggulangan hipertensi tanpa obat
mencakup perubahan cara hidup yang lebih
tenang, olahraga teratur, tidak merokok, dan
pengaturan
makanan.
Penanggulangan
hipertensi dengan menggunakan obat
dilakukan dengan memberikan obat yang
dapat memengaruhi sistem pengatur tekanan
darah. Berdasarkan cara kerjanya, obat
hipertensi terbagi menjadi beberapa golongan,
yaitu diuretik, perintang beta, penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE), dan
antagonis kalsium.
Beberapa contoh inhibitor ACE sintetik
ialah kaptopril, enalapril, lisinopril, dan
ramipril yang secara luas digunakan untuk
pengobatan hipertensi. Namun, beberapa obat
hipertensi memiki beberapa efek samping
seperti gusi membengkak. Oleh karena itu,
untuk meminimumkan efek samping lebih
sesuai bila digunakan obat herbal. Obat herbal
meskipun digunakan dalam waktu lama, efek
samping yang ditimbulkannya relatif kecil
sehingga dianggap lebih aman.
Saat ini telah banyak penelitian potensi
obat antihipertensi dari tanaman obat. Secara
empiris, beberapa tanaman obat yang pernah
digunakan untuk menurunkan tekanan darah
adalah buah mengkudu, seledri, bawang putih,
jamur, pegagan, tempuyung, rumput laut
hitam, belimbing, bawang bombay, sambiloto,
dan patikan kebo (Wijayakusuma 2005).
Hasil penelitian Hoe et al. (2007)
mengungkap
peran
ekstrak
Gynura
procumbens sebagai penghambat aktivitas
kerja ACE secara in vitro dan in vivo.
Penelitian Sakaida et al. (2007) menunjukkan
aktivitas serupa pada daun blueberry.
Kaempferol-3-O- -galaktopiranosida
yang
diisolasi dari Ailanthus excelsa (Roxb)
(Simaroubaceae) telah dilaporkan dapat
menghambat kerja ACE secara in vitro
(Loizzo et al. 2007). Beberapa senyawa
flavonoid
yang
digunakan
sebagai
antihipertensi telah dipatenkan, di antaranya,
kuersetin (Jalili 2004), flavonoid dari tanaman
Passiflora sp. (Foo et al. 2006), dan flavonol
glikosida (Verhoeyen et al. 2008).
Darusman et al. (2009) telah meneliti
aktivitas penghambatan ACE dari ekstrak
tunggal serta gabungan pegagan dan
tempuyung, tetapi daya inhibisinya masih
relatif rendah. Gabungan ekstrak etanol kumis
kucing, pegagan, dan tempuyung mempunyai
daya inhibisi yang relatif tinggi terhadap ACE
(Iswantini et al. 2010). Ekstrak kumis kucing
50 ppm memiliki daya inhibisi sebesar
76.98% (Yulinda 2010). Penelitian-penelitian
lain secara umum memperlihatkan bahwa
senyawa aktif antihipertensi berasal dari
golongan flavonoid, di antaranya flavan-3-ol
dan prosianidin (Actis-Goretta et al. 2003).
Kuersetin menjadi salah satu senyawa
flavonoid yang telah diuji antihipertensi
secara in vitro (Duarte et al. 2001).
Tanaman lain yang diduga dapat
dimanfaatkan untuk antihipertensi adalah
boroco dan alang-alang. Kedua tanaman ini
belum dipatenkan dan belum banyak diteliti
orang. Bagian tanaman yang berkhasiat untuk
mengobati hipertensi adalah biji boroco dan
akar alang-alang. Kandungan kimia biji
boroco belum diketahui sedangkan akar dan
batang alang-alang mengandung manitol,
glukosa, sakarosa, asam maleat, asam sitrat,
coiksol,
arundoin,
silindrin,
fernenol,
simiarenol,
flavonoid,
dan
anemonin
(Wijayakusuma 2005).
Metode untuk menganalisis aktivitas ACE
bermacam-macam, antara lain dengan
spektrofotometri
dan
fluorometri.
Kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) juga
secara luas digunakan karena pemisahan
substrat dan produk dari reaksi ACE lebih
efektif. Uji aktivitas ACE dapat pula
menggunakan elektroforesis kapiler.
Penelitian ini bertujuan mengetahui daya
inhibisi ekstrak etanol biji boroco dan akar
alang-alang dalam menghambat aktivitas ACE
secara in vitro. Metode spektrofotometri
digunakan karena lebih sederhana dan cepat.
BAHAN DAN METODE
Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan adalah biji
boroco, akar alang-alang, ACE dari Sigma,
etanol 30%, etanol 50%, seperangkat bahan
uji fitokimia, telur udang Artemia salina,
Tween 80, air laut, hipuril-L-histidil-L-leusin
(HHL), HCl, bufer natrium borat, NaCl, etil
asetat, NaOH, kuersetin, kaptopril, asam
hipurat,
aseton,
heksametilenatetramina,
AlCl3, dan asam asetat glasial dalam metanol.
Alat-alat yang digunakan adalah peralatan
kaca, cawan porselen, neraca analitik,
penguap putar, pHmeter, shaker, hot plate,
Download