BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor Cahaya Sensor cahaya adalah alat yang digunakan untuk merubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Prinsip kerja dari alat ini adalah mengubah energi dari foton menjadi elektron. Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu elektron. Salah satu jenis sensor cahaya adalah LDR (Light Dependent Resistor). LDR adalah sensor resistansi yang bervariasi dengan intensitas cahaya. Fotoresistor dibuat dari semikonduktor beresistansi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Jika cahaya yang mengenai mempunyai intensitas yang cukup tinggi, foton yang diserap oleh semikonduktor akan menyebabkan elektron memiliki energi yang cukup kuat untuk meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistensinya. Kebanyakan penurunan resistansi dengan meningkatnya intensitas cahaya. Dalam aplikasi rangkain elektrik, resistansi harus dikonversi ke tegangan sehingga konverter A2D bisa mengukurnya. Cara termudah melakukannya dengan rangkaian pembagi tegangan. 5 6 Gambar 2.1 LDR Sebuah pembagi tegangan hanya dua resistor secara seri dihubungkan antara tegangan suplai dan ground. Jika R1 terhubung ke catu tegangan dan R2 terhubung ke ground maka tegangan pada persimpangan antara dua resistor adalah: R1 R2 R1 R2 Gambar 2.2 Gambar Rangkaian Pembagi Tegangan Jika R1 adalah fotoresistor, tegangan akan meningkat dengan meningkatnya intensitas cahaya. Jika R2 fotoresistor, tengangan akan menurun dengan intensitas cahaya meningkat. Namun perlu diingat bahwa respon dari rangkaian resistor akan sangat tergantung pada nilai LDR yang digunakan. Lebih tinggi nilai tahanannya akan lebih cepat respon rangkaian. Akan lebih mudah mengatur respon rangtkaian bila kita menggunakan Op-Amp sebagai penguat atau saklar pada rangkaian LDR. Kita bisa menggunakan berbagai 7 macam Op-Amp yang tersedia. Tergantung pada aplikasi rangkaian yang kita buat. Apakah keluarn Op-Amp akan tinggi saat LDR tidak mendapatkan cahaya atau keluaran Op-Amp akan mencapai tegangan suplai pada saat LDR mendapat cahaya. Gunakan rangkaian dasar Op-Amp Inverse dan NonInverse. Sensor cahaya berfungsi untuk mengubah intensitas sinar/cahaya menjadi konduktivitas/arus litrik. Jenis-jenis sensor cahaya: a. Fotovoltaic (Solar Cell/Fotocell) Berfungsi untuk mengubah sinar matahari menjadi arus listrik DC. Tegangan yang dihasilkan sebanding dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaan solar cell. Semakin kuat sinar matahari tegangan dan arus listrik Dc yang dihasilkan semakin besar. Simbol Solar Cell: Gambar 2.3 Simbol Solar Cell Bahan pembuat solar cell adalah silicon, cadmium sullphide, gallium arsenide dan selenium. Gambar penampang solar cell : Gambar 2.4 Penampang Solar Cell 8 Depletion layer adalah pertemuan antara substrat tipe P dan subtrat tipe N. Prinsip kerja: Bila cahaya jatuh pada solar cell, depletion layer akan berkurang dan elektron berpindah melalui hubungan “pn”. Besarnya arus yang mengalir sebanding dengan perpindahan elektron yang ditentukan intensitas cahayanya. b. Fotoconductiv Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan konduktivitas. Kebanyakan komponen ini erbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulfide. Tipe-tipe Fotoconductiv: LDR (Light Dependent Resistor) Berfungsi untuk mengubah itensitas cahaya menjadi hambatan listrik. Semakin banyak cahaya yang mengenai permukaan LDR hambatan listrik semakin besar. Simbol LDR : Gambar 2.5 Simbol LDR c. Fotodiode Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas dioda. Fotodiode sejenis dengan dioda pada umummya, perbedaannya pada fotodiode ini adalah dipasangnya sebuah lensa pemfokus sinar untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”. 9 Simbol Fotodiode : Gambar 2.6 Simbol Fotodiode Prinsip kerja : Energi pancaran cahaya yang jatuh pada pertemuan “pn” menyebabkan sebuah elektron berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Elektron berpindah ke luar dari valensi band meninggalkan hole sehingga membangkitkan pasangan elektron bebas dan hole. d. Fototransistor Berfungsi untuk mengubah intensitas cahaya menjadi konduktivitas transistor. Fototransistor sejenis dengan transistor pada umummya. Bedaannya, pada fototransistor dipasang sebuah lensa pemfokus sinar pada kaki basis untuk memfokuskan sinar jatuh pada pertemuan ”pn”. Simbol Fototransistor : Gambar 2.7 Fototransistor 2.2 IC Counter Dalam elektronik, counter dapat diimplementasikan dengan mudah menggunakan register-jenis sirkuit seperti flip-flop, dan berbagai macam klasifikasi ada, salah satunya adalah Up / Down counter yang dianggap baik atas dan ke bawah, di bawah kontrol input kontrol. Up/ Down counter adalah sbuah counter yang dapat mengubah keadaan di kedua arah, di bawah kendali input atas / bawah pemilih, dikenal sebagai up / down counter. Ketika pemilih 10 dalam keadaan up, counter akan menambahkan nilainya. Ketika pemilih dalam keadaan down, decrements kontra menghitung. Semua counter memerlukan sinyal clock sebuah 'persegi gelombang' untuk membuat mereka menghitung. Ini adalah bentuk gelombang digital dengan transisi yang tajam antara rendah (0V) dan tinggi (Vs), seperti output dari rangkaian astabil 555. Kebanyakan saklar bangkit ketika kontak dekat memberikan serangkaian cepat pulsa. Menghubungkan switch langsung ke input clock biasanya akan memberikan beberapa hitungan saat saklar dioperasikan sekali! Salah satu cara untuk 'menghilangkan bounce' switch adalah untuk membuatnya memicu rangkaian monostable 555 dengan jangka waktu singkat (seperti 0.1s) dan menggunakan output monostable untuk mendorong clock input. Diagram blok animasi menunjukkan sinyal clock mengendarai 4-bit (015) counter dengan LED terhubung untuk menunjukkan keadaan dari jam dan output kontra QA-QD (Q menunjukkan output). Gambar 2.8 Sebuah sinyal clock gelombang persegi Gambar 2.9 Output yang memantul dari sebuah switch 11 Gambar 2.10 Sebuah counter 4-bit dan clock input LED pada = 1 LED off = 0 Lampu LED pada flash keluaran pertama QA pada setengah frekuensi clock LED. Bahkan frekuensi setiap tahap counter adalah setengah frekuensi dari tahap sebelumnya. Anda dapat melihat pola ini terlalu dalam tabel di atas menunjukkan 4-bit. Perhatikan bagaimana perubahan keluaran QA menyatakan setiap perubahan jam masukan dari tinggi ke rendah (yaitu ketika jam LED mati), ini disebut jatuh-tepi. Jika Anda menonton penghitungan dekat Anda dapat melihat bahwa perubahan QB di tepi jatuh-QA, QC pada tepi jatuh-dari QB dan sebagainya. Angka Biner. Sirkuit elektronik menghitung dalam biner. Ini adalah sistem menghitung paling sederhana mungkin karena menggunakan hanya dua digit, 0 dan 1, persis seperti sinyal logika di mana 0 mewakili palsu dan 1 mewakili benar. Istilah rendah dan tinggi juga digunakan untuk 0 dan 1 masing-masing seperti yang ditunjukkan dalam tabel. Tabel 2.1 Logic State 12 Menghitung satu, dua, tiga, empat, lima dalam biner: 1, 10, 11, 100, 101. Bilangan biner dengan cepat menjadi sangat panjang dengan meningkatnya jumlah dan ini membuat mereka sulit bagi kita untuk membaca sekilas. Untungnya itu jarang diperlukan untuk membaca lebih dari 4 digit biner pada suatu waktu dalam menghitung sirkuit. Dalam bilangan biner setiap digit merupakan kelipatan dari dua (1, 2, 4, 8, 16 dll), dengan cara yang sama bahwa setiap digit dalam desimal merupakan kelipatan sepuluh (1, 10, 100, 1000 dll). Misalnya 10110110 dalam biner sama dengan 182 dalam desimal: nilai Digit: 128 64 32 16 8 4 2 1Biner nomor: 1 0 1 1 0 1 1 0 Desimal nilai: 128 + 0 + 32 + 16 + 0 + 4 + 2 + 0 = 182. Setiap digit biner disebut sedikit, sehingga 10110110 adalah bilangan 8bit. Sebuah blok dari 8 bit disebut byte dan dapat menahan jumlah maksimum 11111111 = 255 dalam desimal. Komputer dan mikrokontroler PIC bekerja dengan blok 8 bit. Dua (atau lebih) byte membuat sebuah kata, misalnya PICs bekerja dengan kata 16-bit (dua byte) yang dapat menampung jumlah maksimum 65535. Sebuah blok dari 4 bit disebut nibble (setengah byte!) Dan dapat menampung sejumlah maksimum 1111 = 15 dalam desimal. Sirkuit menghitung Banyak bekerja dengan blok 4 bit karena jumlah bit diperlukan untuk menghitung sampai 9 di desimal. (Jumlah maksimum dengan 3 bit hanya 7). Heksadesimal (sering hanya disebut 'hex') adalah basis 16 perhitungan dengan 16 digit. Dimulai dengan 0-9 digit desimal, kemudian dilanjutkan 13 dengan huruf A (10), B (11), C (12), D (13), E (14) dan F (15). Setiap digit heksadesimal setara dengan 4 digit biner, membuat konversi antara kedua sistem relatif mudah. Anda mungkin menemukan heksadesimal digunakan dengan PICs dan sistem komputer tetapi umumnya tidak digunakan dalam rangkaian penghitungan sederhana. Contoh: 10110110 biner = B6 heksadesimal = desimal 182. Gambar 2.11 Operasi dari sebuah flip-flop. Ripple dan sinkron counter. Ada dua jenis counter utama : ripple dan sinkron. Dalam rangkaian sederhana perilaku mereka muncul hampir sama, tetapi struktur internal mereka sangat berbeda. Sebuah ripple counter berisi a chain of flip-flop dengan output dari masing-masing input dari depan. Sebuah flip-flop perubahan output menyatakan setiap perubahan input dari tinggi ke rendah (di tepi-jatuh). Pengaturan yang sederhana bekerja dengan baik, tapi ada sedikit keterlambatan sebagai dampak dari 'ripple' jam melalui chain of flip-flop. Di sirkuit yang paling penundaan ripple tidak menjadi masalah karena jauh terlalu singkat untuk dilihat pada tampilan. Namun, sistem logika terhubung ke output kontra ripple akan secara singkat melihat jumlah palsu yang dapat menghasilkan 'gangguan' dalam sistem logika dan dapat mengganggu operasi. Misalnya counter ripple berubah dari 0111 (7) untuk 1000 (8) akan sangat singkat menunjukkan 0110, 0100 dan 0000 sebelum 1000! Counter sinkron memiliki struktur internal yang lebih kompleks untuk 14 memastikan bahwa semua outputnya berubah justru bersama-sama pada setiap pulsa clock, menghindari tuduhan palsu singkat yang terjadi dengan ripple counters. Ripple counters paling mengandalkan falling-edge yang tinggi untuk transisi rendah dari sinyal clock. Gambar 2.12 Rising-Edge & Falling Edge Menghubungkan Counters. Counters bisa dihubungkan bersama dalam rangkaian untuk menghitung angka lebih besar. Ini mungkin tampak menggiurkan untuk menggunakan counter 12-bit atau 14-bit, namun tidak praktis untuk mengkonversi sejumlah besar mereka biner ke desimal. Anda harus menggunakan rantai dekade (0-9) counter yang menggunakan BCD (desimal berkode biner) untuk membuat konversi ke desimal sangat mudah: hitungan pertama unit, jumlah kedua puluhan, yang ketiga ratusan dan sebagainya. Beberapa IC penghitung ganda yang tersedia dengan dua counter terpisah pada IC yang sama, dua counter harus dikaitkan secara eksternal jika dibutuhkan (tidak ada link internal). Cara bahwa counter terhubung tergantung pada sifat dari konter. Diagram di bawah menunjukkan pengaturan umum untuk ripple standar dan counter sinkron tetapi penting untuk membaca informasi rinci untuk counter tertentu, konsultasi datasheet jika perlu. Menghubungkan ripple counters. Diagram di bawah menunjukkan bagaimana untuk menghubungkan ripple counters standar. Perhatikan 15 bagaimana output tertinggi QD kontra setiap drive jam (CK) masukan dari counter depan. Ini bekerja karena ripple counters memiliki input waktu yang 'aktif-rendah' yang berarti bahwa kemajuan menghitung sebagai input clock menjadi rendah, di falling-edge. Ingat bahwa dengan semua ripple counters akan ada sedikit keterlambatan sebelum output kemudian merespon sinyal clock, terutama dengan rantai transmisi meja panjang. Ini bukan masalah di sirkuit sederhana mengemudi display, tetapi dapat menyebabkan gangguan dalam sistem logika terhubung ke output counter. Gambar 2.13 Menghubungkan Counters Para keluarga 74LS (Low-power Schottky) (seperti aslinya) menggunakan TTL (Transistor-Transistor Logic) sirkuit yang cepat tetapi membutuhkan lebih banyak kekuatan daripada keluarga seri 74, yang masih sering disebut 'TTL seri' meskipun IC terbaru tidak menggunakan TTL! Karakteristik keluarga 74LS TTL: Supply: 5V ± 0.25V, harus sangat halus, pasokan diatur adalah yang terbaik. Selain perataan pasokan normal, kapasitor 0.1μF harus terhubung di dekat pasokan IC untuk menghapus 'paku' yang dihasilkan karena switch negara, satu kapasitor yang diperlukan untuk setiap 4 IC. 16 Input 'melayang' tinggi untuk logika 1 jika tidak berhubungan, tetapi tidak bergantung pada ini dalam rangkaian (disolder) permanen karena input dapat mengambil kebisingan listrik. 1mA harus ditarik keluar untuk menahan masukan pada logika 0. Dalam sebuah sirkuit permanen adalah bijaksana untuk menghubungkan input tidak terpakai untuk + Vs untuk memastikan kekebalan yang baik terhadap kebisingan. Output dapat tenggelam sampai 16mA (cukup untuk menyalakan LED), tetapi mereka dapat sumber hanya sekitar 2mA. Untuk beralih arus yang lebih besar Anda dapat menghubungkan transistor. Fan-out: satu output dapat melaju hingga 10 74LS input, tetapi masukan 74HCT banyak lagi. Gerbang waktu propagasi: sekitar 10ns untuk sinyal untuk melakukan perjalanan melalui sebuah gerbang. Frekuensi: sampai sekitar 35MHz (di bawah kondisi yang tepat). Konsumsi daya (dari IC itu sendiri) adalah beberapa mW. Counter Up/ Down 74192 dekade (0-9) adalah counter sinkron sehingga output mereka berubah tepat sama pada setiap pulsa clock. Hal ini bermanfaat jika Anda perlu untuk menghubungkan output mereka untuk gerbang logika karena menghindari gangguan yang terjadi dengan ripple counters. Counter ini memiliki input waktu terpisah untuk menghitung naik turun. Hitungannya meningkat sebagai input clock up menjadi tinggi (di tepinaiknya). Hitungannya menurun sebagai masukan waktu turun menjadi tinggi (di tepi yang naik-). Dalam kedua kasus input jam lain harus tinggi. Untuk operasi normal (penghitungan) input yang telah ditetapkan harus tinggi dan rendah masukan reset. Ketika input reset tinggi itu me-reset hitungan ke nol 17 (0000, QA-QD rendah). Penghitung mungkin telah diatur dengan menempatkan bilangan biner yang diinginkan pada AD masukan dan singkat membuat rendah masukan preset. Perhatikan bahwa pulsa clock tidak diperlukan untuk preset, tidak seperti 74160-3 counter. Masehi input dapat dibiarkan tidak tersambung jika tidak diperlukan. Gambar 2.14 IC Counter 74LS192 2.3 IC Decoder 7 Segment Jenis yang paling populer adalah decoder 1-dari-10 yang berisi jaringan gerbang logika untuk membuat satu dari sepuluh output Q0-9 menjadi tinggi (atau rendah) sebagai tanggapan terhadap BCD (desimal berkode biner) input AD. Misalnya masukan dari biner 0101 (= 5) akan mengaktifkan keluaran Q5. Decoder dapat digunakan untuk tampilan penghitungan sederhana dan untuk beralih LED pada urutan. Output tidak boleh langsung terhubung bersama, tapi dioda dapat digunakan untuk menggabungkan mereka seperti yang ditunjukkan pada diagram. Misalnya menggunakan dioda untuk menggabungkan (Q3) 2 (Q1) dan 4 output akan membuat lampu kilat LED dua kali diikuti oleh celah lagi. Diagram atas menunjukkan ini untuk decoder 18 mana output menjadi rendah ketika diaktifkan dan diagram bawah untuk decoder mana output menjadi tinggi ketika diaktifkan. Gambar 2.15 Decoder 7447 BCD ke 7-segmen display driver, keluaran yang sesuai a-g menjadi rendah untuk menampilkan BCD (desimal kode biner) nomor yang disediakan pada input AD. 7447 memiliki output kolektor terbuka a-g yang dapat sampai 40mA. 7-segmen displai harus terhubung antara + Vs dan output dengan sebuah resistor secara seri (330 dengan pasokan 5V). Sebuah tampilan anoda umum diperlukan. Tampilan pengujian dan masukan kosong adalah aktif-rendah sehingga mereka harus tinggi untuk operasi normal. Ketika tes tampilan rendah semua segmen layar harus menyala (menunjukkan nomor 8). Jika input yang kosong rendah layar akan kosong ketika input hitungan adalah nol (0000). Ini dapat digunakan untuk angka nol terkemuka kosong bila ada digit tampilan beberapa didorong oleh rantai counter. Untuk mencapai output ini kosong harus dihubungkan ke masukan kosong dari layar berikutnya turun rantai (yang paling penting berikutnya digit). The 7447 ditujukan untuk BCD (desimal berkode biner) yang dimasukan nilai 0 sampai 19 9 (0000 to 1001 dalam biner). Masukan dari 10 menjadi 15 (1010-1111 dalam biner) akan menyala segmen tampilan aneh tapi tidak akan merugikan. Gambar 2.16 IC 7447 7-segmen display driver. Dekade counter dengan tampilan driver dan 7segment display. Inputan A-D dari driver display yang terhubung ke BCD (desimal berkode biner) output QA-D dari counter dekade. Sebuah jaringan gerbang logika di dalam driver display membuat outputnya a-g menjadi tinggi atau rendah yang sesuai untuk menyalakan segmen diperlukan a-g dari tampilan 7-segmen. Sebuah resistor yang dibutuhkan secara seri dengan setiap segmen untuk melindungi LED, 330 adalah nilai cocok untuk menampilkan banyak dengan pasokan 4.5V ke 6V. Hati-hati bahwa ini resistor kadang-kadang dihilangkan dari diagram sirkuit! Ada dua jenis dari 7-segmen display: Umum Anoda (CA atau SA) dengan semua anoda LED dihubungkan bersama. Ini memerlukan driver display dengan output yang menjadi rendah untuk menerangi setiap segmen, misalnya 7447. Hubungkan anoda umum untuk Vs +. 20 Umum Katoda (CC atau SC) dengan semua katoda terhubung bersamasama. Ini memerlukan driver display dengan output yang menjadi tinggi untuk menyalakan setiap segmen, misalnya 4511. Hubungkan katoda umum untuk 0V. Anoda umum / katoda sering tersedia pada 2 pin. Menampilkan juga memiliki titik desimal (DP) tetapi ini tidak dikontrol oleh driver tampilan. Segmen display yang lebih besar memiliki dua LED secara seri. Untuk koneksi layar silakan lihat katalog pemasok Anda atau datasheet pabrikan. Multiplexing. Jika ada banyak 7-segment display digit multiplexing biasanya digunakan. Ini adalah sistem switching sehingga semua dekade counter berbagi driver layar tunggal yang terhubung ke semua menampilkan. Output dari masing-masing counter pada gilirannya terhubung ke input dari driver layar dan pada saat yang sama anoda umum / katoda dari tampilan 7segmen yang sesuai terhubung sehingga lampu layar hanya satu per switching time.The dilakukan sangat cepat (biasanya 400 - 1000Hz) dan saat ini segmen lebih besar dari normal sehingga muncul tampilan kontinyu dan brightness normal. Multiplexing memerlukan IC untuk melakukan switching, tetapi rangkaian lengkap memiliki IC lebih sedikit daripada memiliki satu driver tampilan untuk setiap tampilan. 21 Gambar 2.17 Driver 7-Segment 2.4 Seven Segment Sebuah tampilan tujuh-segmen (SSD), atau tujuh-segmen indikator, adalah suatu bentuk perangkat layar elektronik untuk menampilkan angka desimal yang merupakan alternatif untuk dot-matrix display yang lebih kompleks. Tujuh-segmen display yang banyak digunakan dalam jam digital, meter elektronik, dan perangkat elektronik lainnya untuk menampilkan informasi numerik. Gambar 2.18 Sevent Segment Sebuah tampilan tujuh segmen, sebagai nama menunjukkan, terdiri dari tujuh elemen. Individual on atau off, mereka dapat dikombinasikan untuk menghasilkan representasi sederhana dari angka Arab. Seringkali tujuh segmen tersebut diatur dalam suatu pengaturan (miring) miring, yang 22 membantu mudah dibaca. Pada kebanyakan aplikasi, tujuh segmen yang bentuknya hampir seragam dan ukuran (biasanya segi enam memanjang, meskipun trapezoids dan empat persegi panjang juga dapat digunakan), meskipun dalam kasus mesin menambahkan, segmen vertikal lebih panjang dan lebih berbentuk aneh di ujung di upaya untuk lebih meningkatkan keterbacaan. Setiap angka 0, 6, 7 dan 9 dapat diwakili oleh dua atau lebih mesin terbang yang berbeda pada tujuh-segmen display. Gambar 2.19 Posisi 7 Segment Tujuh segmen disusun sebagai sebuah persegi panjang dari dua segmen vertikal di setiap sisi dengan satu segmen horisontal di, bawah tengah atas, dan. Selain itu, segmen yang ketujuh membagi dua persegi panjang horizontal. Ada juga empat belas-segmen display dan enam belas-segmen display (untuk alphanumerics penuh), namun, ini sebagian besar telah diganti dengan dot-matrix display. Tampilan 7-segmen yang disebut dengan huruf A sampai G, seperti yang ditunjukkan di sebelah kanan, di mana DP opsional desimal titik (sebuah "segmen kedelapan") digunakan untuk tampilan noninteger angka. Animasi dengan siklus kiri melalui glyphs yang umum dari sepuluh angka desimal dan heksadesimal enam "digit huruf" (A-F). Ini adalah urutan gambar dari layar "LED", yang dijelaskan teknologi-bijaksana pada 23 bagian berikut. Perhatikan variasi antara huruf besar dan huruf kecil untuk AF; hal ini dilakukan untuk memperoleh bentuk, tidak ambigu unik untuk setiap huruf (jika tidak, D modal akan terlihat sama ke 0 (atau O cenderung) dan B modal akan terlihat identik dengan sebuah 8). Sebuah Tampilan Seven-Segmen (SSD) hanyalah sebuah angka delapan pengelompokan LED {beberapa termasuk titik desimal (DP)}. Segmen Setiap berlabel (a) melalui (g). SSD ini tersedia dalam dua konfigurasi : Umum Katoda (semua katoda LED terhubung) Anoda umum (semua anoda LED dihubungkan) Gambar Tampilan 7 Segment Gambar 2.20 Dasar Operasional LED 24 Untuk memahami bagaimana tampilan tujuh segmen bekerja, kita harus meninjau cara kerja LED. Untuk Hidupkan LED ON Anoda harus pada potensial tegangan yang lebih tinggi ( 1.5V) dari K atoda tersebut. Jumlah arus yang mengalir melalui LED akan menentukan kecerahan LED. Jumlah saat ini dikendalikan oleh resistor seri. (tidak ditampilkan) Gambar 2.21Pergerakan Arus Konfigurasi LED Beralih @ 5V Top Sirkuit LED Off Beralih @ 0V bawah Sirkuit Pada LED ANODA @ 5V KATODA @ 0V (hampir) The 220 resistor mengontrol arus. Gambar 2.22 Konfigurasi LED Sebuah resistor yang lebih besar. . . kurang lancar. . . dimmer LED Sebuah resistor yang lebih kecil. . . lebih saat ini. . . terang LED Anode @5volt Nilai resistor menentukan jumlah arus yang mengalir melalui LED dalam SSD. Inilah sebabnya mengapa mereka kadang-kadang disebut resistor yang 25 membatasi arus. Jumlah saat ini menentukan bagaimana bercahaya (terang) LED akan. Jika resistor terlalu besar, arus akan terlalu kecil dan LED tidak akan terlihat. Jika resistor terlalu kecil, saat ini akan terlalu besar dan LED akan rusak. Jadi, bagaimana Anda memilih nilai yang benar? Anda harus membaca lembar data untuk SSD yang Anda gunakan. Diagram di bawah adalah segmen tunggal dari anoda umum tujuh segmen layar. Tegangan LED (ketika di) adalah 1,5 volt. Menggunakan Hukum Tegangan Kirchhoff, kita tahu bahwa tegangan pada resistor adalah 3,5 volt (yaitu, 5V - 1.5V = 3.5V). Jadi, dengan menggunakan Hukum Ohm, kita dapat menghitung nilai resistor jika kita tahu arus yang mengalir melalui LED. R= 3.5v I Gambar 2.23 Circuit Nilai Resistor 2.5 Pencatu Daya Sebagai sumber daya sebagian besar piranti elektronika membutuhkan tegangan searah (Direct Current/DC). Penggunaan baterai sebagai sumber daya DC kurang efektif, hal ini disebabkan daya yang dimiliki oleh baterai hanya mampu digunakan dalam beberapa waktu saja (tidak tahan lama) dan harganya relatif mahal. Satu-satunya sumber daya yang mudah didapat dan 26 paling murah adalah tegangan listrik dari jaringan PLN sebesar 220 volt dengan frekuensi 50 – 60 Hz. Tegangan jaringan ini berupa tegangan bolak – balik (Alternate Current/AC), oleh karena supaya dapat mencatu piranti elektronik yang membutuhkan tegangan DC, maka diperlukan sebuah rangkaian yang bisa merubah tegangan bolak – balik menjadi tegangan searah yang dinamakan rangkaian penyearah yang tidak mengurangi tegangan DC – nya ketika arus beban yang lebih besar dialirkan dari pencatu daya ini. Beberapa komponen penunjang dari rangkaian pencatu daya meliputi : 2.5.1 Tranformator Daya Transformator atau transformer atau trafo adalah komponen elektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain. Prinsip kerja Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder. Digunakan untuk menurunkan tegangan AC dari jala-jala listrik 110 / 220 volt pada kumparan primernya menjadi tegangan AC yang (a) tanpa CT (center Tap) AC AC lebih rendah pada kumparan sekundernya. b) Menggunakan C (Center Tap) 27 Gambar 2.24 Simbol transformator daya. Hubungan Primer-Sekunder Gambar 2.25Primer Sekunder Trafo Rumus untuk fluks magnet yang ditimbulkan lilitan primer adalah dan rumus untuk GGL induksi yang terjadi di lilitan sekunder adalah . Karena kedua kumparan dihubungkan dengan fluks yang sama, maka dimana dengan menyusun ulang persamaan akan didapat sedemikian hingga antara tegangan primer dengan . Dengan kata lain, hubungan tegangan sekunder perbandingan jumlah lilitan primer dengan lilitan sekunder. ditentukan oleh 28 Gambar 2.26 Fluks pada Transformator Kerugian dalam transformator Perhitungan diatas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan tidak ada kerugian, tetapi dalam praktek terjadi beberapa kerugian yaitu: 1. Kerugian tembaga. Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya. 2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder. 3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding) 29 4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti reluktansi rendah. 5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolakbalik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa. 6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan. Efisiensi transformator dapat diketahui dengan rumus Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. 30 Jenis-jenis transformator a. Step-Up Gambar 2.27 Lambang transformator step-up Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan. Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam transmisi jarak jauh. b. Step-Down Gambar 2.28 Skema transformator step-down Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC. 31 c. Autotransformator Gambar 2.29 Skema autotransformator Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali). Autotransformator variabel Gambar 2.30 Skema autotransformator variabel 32 Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah. Transformator isolasi Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor. Transformator pulsa Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan primer berbalik arah. Transformator tiga fase Transformator tiga fase sebenarnya adalah tiga transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta 33 2.5.2 Regulator Pemakaian regulator pada pencatu daya berfungsi sebagai stabilitas tegangan. Komponen aktif ini mampu meregulasi tegangan menjadi stabil. Komponen ini sudah dikemas dalam sebuah IC regulator tegangan tetap yang biasanya sudah dilengkapi dengan pembatas arus (current limiter) dan juga pembatas suhu (thermal shutdown). Jenis IC regulator tegangan tetap yang sering dipakai adalah jenis 78xx atau 79xx. IC regulator 78xx menghasilkan output tegangan dengan polaritas positif sedangkan 79xx menghasilkan output tegangan dengan polaritas negatif . Konstruksi dari regulator ini dapat dilihat pada Gambar 2.14 Input Output 78xx 78xx I G O Ground Gambar 2.31 IC Regulator 78 xx Hanya saja perlu diketahui supaya rangkaian regulator dengan IC tersebut bisa bekerja, tegangan input harus lebih besar dari tegangan output regulatornya. Biasanya perbedaan tegangan V in terhadap V out yang direkomendasikan ada di dalam datasheet kompenen tersebut. Pemakaian alumunium pendingin (heatsink) dianjurkan jika komponen ini dipakai untuk mencatu arus yang besar. 2.5.3 Diode Penyearah 34 Diode pada rangkaian catu daya ini berfungsi sebagai penyearah tegangan bolak – balik (VAC) menjadi tegangan searah (VDC). Konfigurasi dari pemakaian diode penyearah ini ada dua macam yaitu penyearah diode setengah gelombang dan penyearah diode gelombang penuh. V in dari travo Vout DC Gambar 2.33 Penyearah Dioda Gelombang Penuh. 2.6 Rangkaian OP-AMP 2.6.1 Konsep Dasar Op-Amp Op-amp merupakan piranti solid state yang mampu mengindera dan memperkuat sinyal masukan baik AC maupun DC. Untuk menghasilkan suatu sinyal yang kuat dalam peralatan transducer maupun sensor biasanya juga dipergunakan sebuah rangkaian penguat Op-Amp. Bentuk Op-Amp standar adalah seperti gambar dibawah ini: +V Inverting input Op-Amp Noninverting input + -V Output 35 Gambar 2.34 Simbol komponen Op-Amp standar Seperti yang tampak pada gambar bahwa sejumlah besar Op-Amp terdiri dari; Masukan diferensial dengan dua terminal. Terminal masukan membalik (inverting) yang dinyatakan dengan tanda (-). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan digeser fasanya 180o pada keluaran. Dan, terminal masukan tak membalik (non inverting) yang dinyatakan dengan dengan tanda (+). Tegangan DC atau AC yang diberikan pada masukan ini akan sefasa dengan keluaran. Sebuah terminal keluaran; dan terminal catu daya rangkap (+) dan (-). Kegunaan Op-Amp dibuktikan dalam penerapannya pada berbagai tipe rangkaian seperti yang diperlihatkan dalam gambar 2.19 Gambar 2.35 Kegunaan Op-Amp Seperti yang tampak pada gambar a) Op-Amp dalam keadaan tersebut tidak mempunyai umpan balik keluaran menuju masukan dan penguatan tegangan 36 (Av) adalah maksimum. Pada gambar b) komponen-komponen luar digunakan untuk memberikan umpan balik keluaraan menuju masukan inverting. Umpan balik akan dapat menstabilkan rangkaian pada umumnya dan menurunkan derau. Dalam hal ini penguatan tegangan (Av) akan lebih kecil dari pada penguatan maksimum. Pada gambar c) Penguatan tegangan op-amp terkontrol. Perbandingan Rf terhadap Rin menentukan penguatan tegangan rangkai yang mana besarnya dapat dihitung dengan persamaan rumus: . Pada gambar d) tegangan keluaran sama dengan tegangan masukan dan Av sama dengan +1. Berbagai tipe ini akan digunakan dalam rangkaian- rangkaian dasar selanjutnya. Salah satu fungsi yang penting dalam rangkaian op-amp adalah hubungan polaritas masukan terhadap keluaran, yaitu: bila masukan inverting lebih positif dibandingkan dengan masukan noninverting, maka keluaran akan negative dan bila masukan inverting lebih negative dari masukan noninverting maka keluaran akan menjadi positif. Karakteristik yang terpenting dari Op-Amp diantaranya adalah: a. Impedansi masukan Ri = , sehingga arus masukan dapat diabaikan. b. Impedansi keluarannya Ro = 0, sehingga op-amp akan berfungsi sebagai sumber tegangan yang mampu memberikan arus dari berbagai macam beban. c. Penguatan op-Amp amat tinggi (contoh tipe 741) bisa melampaui 100000, tetapi peguatan lekas merosot pada frekuensi tinggi. d. Penguatan open loop dan tanggapan frekuensi sudah merupakan karakteristik yang melekat pada suatu tipe IC; namun akan akan dapat diubah dengan menambahkan jaringan-jaringan kompensasi diluar IC. e. Keseimbangan sempurna; Vo = 0, bilamana V1 = V2 37 Persyaratan Pencatu Daya Op-amp pada umumnya memerlukan catu daya rangkap agar dapat bekerja dengan benar. Pemakaian tipe catu daya yang demikian memungkinkan keluaran op-amp berayun positif atau negatif terhadap bumi. Sifat-sifat ini pada khususnya bermanfaat dalam rangkaian-rangkaian DC dan penerapan audio. Tegangan masukan maksimum yang masih dapat diberikan, besarnya adalah tak boleh melampaui tegangan catu (lazimnya 15V). Generasi Op-amp a. Generasi pertama Op-amp dibuat pertama kali oleh Fairchild yaitu tipe µA 709 ditahun 1965. kemudian menyusul Motorola dengan MC 1709, National Semiconductor LM 709, Texas Instrument SN 2709. Ketiga tipe ini mempunyai nomor akhir 709. b. Generasi kedua Tipe 741 meruapakan op-amp generasi kedua. Tipe ini lebih sempurna dari tipe sebelumnya. c. Generasi berikutnya Tipe ECG941D, Tipe MC1741P2, Tipe µA741P, LM741CN-14,dll Istilah-istilah dalam Op-Amp Tegangan Offset masukan, merupakan tegangan yang harus diberikan pada terminal-terminal masukan untuk mengimbangi penguatan yang bersangkutan, sehingga dihasilkan tegangan keluaran Op-Amp nol manakala tegangan kedua masukan sama. 38 Arus Offset masukan, merupakan selisih antara arus-arus yang yang masuk secara terpisah pada terminal masukan dari sebuah penguat yang seimbang. Atau dengan kata lain, arus offset masukan ini harus ditambahkan pada masukan untuk menjaga tegangan keluaran nol Volt. Tegangan Offset Keluaran, merupakan tegangan yang disebabkan oleh arus bias masukan. Bila tegangan kedua masukan sama besar, keluaran Op-amp akan nol (atau ada sedikit tegangan). Keadaan seperti ini dapat diatasi dengan teknik penolan offset. Impedansi masukan: idealnya, impedansi op-amp adalah tak berhingga. Karena semakin tinggi impedansi masukan op-amp, maka akan semakin baik keluaran yang dihasilkan oleh op-amp itu sendiri. Dalam hal ini, apabila impedansi masukan op-amp tidak cocok dengan sumber maka, maka perlulah IC op-amp ditukar ataupun sumbernya yang ditukar (sebab impedansi masukan IC tidak dapat diubah). Impedansi keluaran: idealnya, impedansi keluaran op-amp adalah nol. Dalam hal ini, impedansi keluaran op-amp berpengaruh terutama pada perancangan penguat daya (power amplifier) yang harus mengeluarkan arus besar kepada beban. Laju lantingan (slew rate). Bila masukan diberikan secara mendadak kesebuah op-amp, keluarannya tidak akan segera menanggapi. Keluaran akan berubah ke nilai yang baru dengan laju yang tetap. Ini adalah pembatasan slew rate, yang merupakan kecepatan maksimum dari perubahan tegangan pada keluaran penguat. Nilainya berkisar antara 1 Volt/µdetik (untuk tipe 7410 ) sampai 35 Volt/µdetik (untuk tipe 531). 39 Common Mode Rejection Ratio (CMRR): merupakan kemampuan op-amp untuk menguatkan sinyal masukan differensial dan menolak sinyal masukan mode bersama (common-mode). Dinyatakan dengan: , dengan satuan decibel, dB. Dalam hal ini, Adiff = penguatan differensial , dan Acm = penguatan mode bersama (common mode). Pengaruh Variasi Suhu Variasi suhu lingkungan berpengaruh kepada parameter-parameter op-amp sebagai berikut: • Taraf tegangan keluaran ( naik dengan naiknya suhu) • Tegangan offset akan naik dengan naiknya suhu • Transient respon akan naik dengan naiknya suhu • Lebar jalur lup tertutup akan mengecil dengan naiknya suhu. Penerapan Op-Amp • Op-amp sangat luwes dan mudah diterapkan untuk berbagai keperluan; lagi pula murah. • Tidak saja sebagai penguat umpan balik negative (feedback Amplifier), melainkan juga: pembentukan gelombang; penampisan (filtering); dan operasi-operasi matematika. • Op-amp juga dapat digunakan untuk pembentukan gelombang. Dibawah ini adalah salah satu contoh bentuk gelombang masukan dan keluaran op-amp 40 Gambar 2.36 Bentuk Gelombang 2.6.2 Penguat Inverting Seperti yang terlihat dalam rangkaian penguat inverting gambar 2-5 bahwa rangkaian dibentuk dalam konfigurasi lup tertutup dengan umpan balik negative. Hal ini menyebabkan tegangan dengan fasa yang berlawanan pada keluaran akan dibalikkan lagi pada masukan inverting, sehingga cenderung melawan tegangan masukan aslinya. Tegangan umpan balik amat mengurangi pengaruh tegangan masukan dan tetap mempertahankan masukan inverting sehingga mendekati tegangan 0 Volt. Rf +V R1 Vi Op-Amp Vo + -V Gambar 2.37 Rangkaian Penguat Inverting 41 Persamaan matematik untuk rangkaian diatas dapat dinyatakan sebagai berikut: Rf Vi R1 Vo Av = Vi Io = I f + I L Vo = − If =− Vo Vin ; Iin = Rf Rin dimana: Vo = tegangan keluaran Av = penguatan tegangan Io = arus keluaran Iin = arus masukan 2.6.3 Rangkaian Penguat Non Inverting Seperti yang terlihat pada gambar 2-6, pada rangkaian ini umpan balik yang digunakan untuk mengatur penguatan tetap diberikan pada masukan inverting, tapi V in diberikan pada masukan non inverting. Hal ini menyebabkan tegangan keluaran akan sefasa dengan tegangan masukannya. Dalam rangkaian tersebut Rf dan Rin membentuk jaringan pembagi resistif guna memberikan tegangan umpan balik (V A ) yang diperlukan pada masukan inverting. Dalam hal ini tegangan umpan balik (V A ) dibentuk pada Rin. 42 Rf +V R1 Op-Amp Vi Vo + -V Gambar 2.38 Rangkaian Penguat Non-Inverting Persamaan matematik untuk rangkaian diatas dinyatakan sebagai berikut: Vin = V A VA = Rin .Vout Rf + Rin Rf Vout = 1 + Vin R1 Vout Av = VA