PEMICU Seorang wanita usia 34 tahun datang ke praktek dokter dengan keluhan leher membengkak sudah lebih kurang 5 bulan, semakin hari terasa membesar sehingga gondok kelihatan saat os menengadahkan leher. Bersamaan keluhan tersebut os juga mengeluh berat badan yang menurun sangat drastis dari 60 kg hingga saat ini 40 kg, walaupun os merasa justru nafsu makannya bertambah. Os juga selalu merasa kepanasan dan berkeringat banyak walau tidak aktivitas, jantung berdebar-debar. Tangan terasa bergetar-getar dan sulit konsentrasi. Mata menonjol sehingga sulit menutup mata saat tidur. Riwayat keluarga : orang tua (ibu) memiliki penyakit yang sama. Vital sign : Sens : CM, temp : 38°C, pols : 120 x/m, HR : 145 x/m irreg, RR : 20x/m Odem (-), ikterus (-), dispnoe (-), purpura (-), anemia (-) Pemeriksaan fisik : Kepala : eksopthalmos (+) Leher : struma (+), difus, kenyal Throrax : paru : dbn, jantung : kardiomogali (-), HR :145x/m irreg, desah (-) Abdomen : dbn Extremitas : fine finger tremor(+) Lab : Hb : 12 mg%, lekosit : 5000/mm3 EKG : Rapid Atrial Fibrilasi I. Klarifikasi Istilah II. Struma/Goiter :Pembesaran Eksopthalmos Difus Ikterus pembengkakan di depan leher :Penonjolan abnormal pada 1 atau 2 bola mata :Menyebar luas :Keadaan pada tubuh berwarna kuning (sklera,kulit dll) Rapid atrial fibrilasi peningkatan bilirubin :Ritme Abnormal yang terjadi pada jantung Definisi Masalah 1 Kelenjar Tiroid yang menyebabkan Leher membengkak ± 5 bulan, semakin hari semakin terasa membesar sehingga mengakibatkan: a. b. c. d. e. f. III. Merasa kepanasan dan berkeringat walau tidak beraktivitas Mata menonjol sehingga sulit untuk tidur Keluarga dan ibu memiliki penyakit yang sama Leher membengkak Tangan terasa bergetar-getar sehingga sulit beraktivitas Berat badan menurun drastis walau OS merasa nafsu makan bertambah Analisa Masalah 1. Merasa kepanasan dan berkeringat walau tidak beraktivitas Tubuh melakukan metabolism yang berlebihan sehingga memproduksi panas sehingga berkeringat Faktor lingkungan tempat OS tinggal Faktor cuaca Mengonsumsi Alkohol Kadar hormon tiroid yang tinggi Konsumsi kafein yang berlebihan Pengaruh dari obat 2. Mata menonjol sehingga sulit tidur ● Infeksi atau iritasi dari benda asing 3. Keluarga(ibu) memiliki penyakit yang sama ● Faktor genetic ● Faktor gizi atau konsumsi makanan 4. Leher membengkak ● Kekurangan Yodium ● Infeksi Bakteri ● Reaksi alergi terhadap obat 5. Tangan terasa bergetar-getar sehingga sulit beraktivitas ● Tremor ● Memiliki HR yang tinggi ● Gaya hidup yang tidak sehat ● Gangguan Saraf 6. Berat badan menurun drastic walau OS merasa nafsu makan bertambah ● Makanan yang kurang bergizi ● Pembakaran kalori oleh hormon tiroid yang berlebih ● Pola makan yang tidak teratur 2 tubuh IV. Kerangka Konsep Wanita (34 tahun) Praktek dokter Anamnese Pemeriksaan 3 - Leher bengkak ± 5 I. membesar bulan - II. Berat badan menurun III. - Berkeringat banyak IV. -Jantung berdebar V. -Tangan bergetar -Sulit berkonsentrasi - Mata menonjol Fisik - Penunjang Eksothalmus (+) Struma (+), difus kenyal - HR maningkat - Fine finger tremor (+) Vital sign - Temp : 38o C - HR : 145x/m A. Laboratorium - Hb 12% mg - Leukosit 5000 B. EKG - Rapid atrid fibrasi DD : Graves Disease Hipotiroidisme Struma Toksik V. Learning Objective DX: Graves Disease 1. Epidemologi struma toksik 2. Patogenesis struma toksik 3. Diagnosis berdasarkan : Gejala / tanda klinis , Laboratorium , new castle / wayne Index 4. Penatalaksanaan stuma toksik 5. Apa diagnosa pasien ini 6. Pemeriksaaan apa yang diperlukan untuk memastikan tanda exopthalmus 7. Apa yang dimaksud dengan hyperthyroid 8. Apa gejala / tanda spesifik untuk Grave’s Disease 9. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan sebagai penunjang diagnosis 10. Pemeriksaan khusus apa saja yang di perlukan untuk memastikan diagnosis 4 11. Bagaimana kemungkinan hasil pemeriksaan laboratorium 12. Apa perlu tindakan bedah(kalau perlu) dan kapan tindakan bedah boleh dilakukan 13. Apa komplikasi dari Grave’s Disease 14. Diagnosis banding struma toxsic 15. Bagaimana hubungan antara Grave’s Disease dengan Exopthalmus VI. Belajar Mandiri 1. Epidemologi struma toxsic : Pada area endemic kekurangan iodium, struma nodular toksik terjadi sekitar 58% dari kasus hipertiroidisme, 10% berbentuk nodul toksik yang solid. Grave disease terjadi sekitar 40% dari kasus hipertiroidisme. Jenis kelamin lebih sering wanita dari pada pria, Pada wanita dan pria berusia di atas 40 tahun rata-rata prevalensi modul yang bisa teraba adalah 5-7% dan 1-2% Umur kebanyakan terjadi pada usia lebih dari 50 tahun . Tyrotoksikosis sering terjadi pada pasien dengan riwayat struma yang berkepanjangan . Toksisitas terjadi pada pasien dengan perkembangan fungsi yang otonomik. Toksisitas meningkat pada dekade 6 dan 7 kehidupan khususnya orang dengan riwayat keluarga mengalami struma nodular toksik 2. Patogenesis struma toksik : Struma terjadi akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat pembentukkan hormon tiroid dan kelenjar tiroid sehingga terjadi pula penghambatan dalam pembentukkan TSH oleh hipofisis anterior . Hal ini tersebut memungkinkan hipofisis mensekresikan TSH dalam jumlah yang berlebihan . TSH kemudian menyebabkan sel-sel tiroid mensekresikan tiroglubulin dalam jumlah yang besar ke dalam folikel dan kelenjar tubuh makin lama makin bertambah besar, akibat kekurangan yodium maka tidak terjadi peningkatan pembentukkan T3 dan T4, ukuran folikel menjadi lebih besar dan kelenjar tiroid dapat bertambah berat sekitar 300-500gr 3. Diagnosis berdasarkan : gejala / tanda klinis , laboratorium , new castle/wayne index: Diagnosa penyakit grave di awali dengan mencurigai pada tanda-tanda hipertiroidisme yang di tegaskan dengan indeks klinis wayne index dan new 5 castle. Index wayne ini merupakan cara sederhana menegakkan diagnosis secara klinis, dapat membedakan antara keadaan klinis hipertiroidisme dengan eutiroidisme bukan dengan hipotiroidisme. Dari indeks ini menempati posisi penting adalah gejala dan tanda-tanda,usia,bising gondok dan jumlah nadi permenit ,tremor serta ada tidaknya faktor psikologis yang memicu keadaan gejala dan tanda klinis hipertiroidisme Berat badan menurun akibat pembakaran kalori dan hormon tiroid yang berlebih Banyak keringat, ketika metabolisme meningkat tubuh memproduksi panas yang berlebih Emosional Jantung berdebar-debar Sesak nafas Tremor Mata melotot dan Kelenjar gondok membesar Index wayne Hipertiroid apabila skor ≥20 dan 10-18 meragukan dan <8 dianggap tidak ada hipertiroid. Tanda Dysnoe Palpitasi Kelemahan Suka dingin Suka panas Keringat lebih Nervous Makan bertambah Makan berkurang Berat badan turun Berat badan naik Diare Positi f +1 +2 +2 +5 Negati f -5 +3 +3 -3 +3 -3 Konstipasi Mensis banyak Mensis sedikit Abortus -3 6 Gejala Positif Gondok Difus Noduler Adenoma Bising tiroid Eksotalmus Lidlag Hiperkinesis +3 Tremor tangan Tangan keringat Tangan panas +1 Negatif -3 +2 +2 +1 +4 -2 -2 +1 -1 +2 -2 Fibrilasi +4 atrium Nadi rerata +3 Nadi reguler >90 80-90 <80 -3 Index New Castle Jumlah >40 = tirotoksikosis 24-39 = meragukan <24 = eutiroid HAL Age of onset Psychological checking (kekhawatiran , tegang,sedih yang mencetuskan gejala) Frequent checking(memeriksa kembali hal baru saja dikerjakan) Severe anticipaty anxiety(sangat khawatir menghadapi hal yang dilakukan) Nafsu makan bertambah Struma 7 GRADE 15-24 25-34 35-44 45-54 54 ke atas Ada Tidak ada SCORE 0 +4 +8 +12 +16 -5 0 Ada Tidak ada -3 0 Ada Tidak ada -3 0 Ada Tidak ada Ada Tidak ada +5 0 +3 0 Thyroid bruit Ada Tidak ada Eksoftalmus Ada Tidak ada Lid retraction Ada Tidak ada Hiperkinesis Ada Tidak ada Tremor halus jari-jari Ada Tidak ada tangan Nadi per menit Lebih dari 90 80-90 Kurang dari 80 18 0 +9 +0 +2 +0 +4 +0 +7 +0 +16 +8 0 4. Penatalaksanaan struma toxsic : Radioaktif iodine merupakan penatalaksanaan pilihan pada struma toxsic, Radio iodine terapi dengan dosis tunggal menunjukkan keberhasilan sekitar 85-100% . Korelasi positif antara dosis radiasi pada tiroid dan penurunan tiroid. Pada pasien dengan uptake kurang dari 20% tatalaksana awal dengan lithium , PTU, TSH recombinan bisa mengakibatkan keefektifan uptake iodine Farmakologi Obat anti tiroid dan β blocker digunakan untuk pengobatan jangka pendek. Hal ini sangat penting untuk persiapan melakukan radio iodine dab pembedahan pasien dengan penyakit subklinis dengan resiko komplikasi yang tinggi di berikan methimazole dosis rendah (5-15mg/hari) Thiamide (PTU dan Methimazole) adalah terapi untuk mencapai euthirodism sebagai langka awal dari terapi definitive radio iodine dan pembedahan. P-adrenergic reseptor antagonis digunakan untuk mengatasi symtom dari tiroksikosis propanol bisa menurunkan konversi T3 dan T4. 5. Diagnosa pasien ini Pasien tersebut mengalami gejala hipertiroidisme yang terjadi karena produksi hormon tiroid yang berlebihan. Jenis hipertiroidisme yang di derita pasien ini adalah grave disease, Grave disease merupakan penyakit auto imun, ketika tubuh salah menghasilkan thyroid stimulating iramunoglubulin (TSI) suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel tiroid. 6. Pemeriksaan untuk memastikan tanda exopthalmus : Bidang visual / pengeliatan dilakukan pada semua pasien yang di duga mengalami neuropati optic dan berguna ketika menyertai pasien setelah permulaan penanganan. 8 Ultra sonopati dapat terlihat perubahan pada otot ekstra okuler, ketebalan otot erosi dinding temporal orbital, penekanan lemak retroorbital dan inflamasi perineural. Tomografi komputer, dapat terlihat proptosis, otot lebih tebal, saraf optik menebal dan prolaps anterior dan septum orbital. MRI untuk melihat neuropati optik kompresif yang masih ringan 7. Pengertian Hypertyroid. Suatu ketidak seimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan. 8. Gejala dan tanda spesifik untuk gejala grave disease. Gejala dan tanda : Gambaran mencolok pada penyakit grave disease adalah exopthalmus ( mata menonjol) . inflamasi dan pembengkakkan otot mata dan lemak di belakang bola mata di dalam orbital sehingga menonjol tulang orbital ,terkadang hingga ke titik ketika bola mata tidak tertutup sepenuhnya. Peningkatan metabolisme sehingga berat badan menurun drastis Peningkatan metabolisme pada sistem kardiovaskuler terlihat dalam bentuk peningkatan sirkulsi darah, meningkatkan curah jantung sampai 2-3 kali Terjadi peningkatan sekresi maupun peristalisis saluran cerna sehingga timbul poli defesiensi Hiper metabolisme susunan saraf yang menyebabkan tremor, susah tidur dan sering terbangun / kegelisahan dan emosi Pada saluran nafas , hipermetabolisme menimbulkan dispnea dan takipnea Gangguan menstruasi dapat berupa amenurea skunder / metroragia 9. Pemeriksaan laboratorium apa saja yang diperlukan sebagai penunjang diagnosis Auto antibodi tiroid, TgAb, dan TPO Ab dapat di jumpai pada grave disease dalam keadaan normal, kadar hormon tiroid perifer seperti L- Hidroksis (T4) dan triodoryotyronin (T3) dalam keseimbangan dengan TSH. Artinya apabila T3 dan T4 rendah maka produksi TSH menaik dan sebaliknya ketika kadar hormon tiroid tinggi maka produksi TSH menurun. Pada penyakit grave disease terdapat antibodi tinggi maka terhadap reseptor TSH yang menyebabkan perangsangan produksi hormon tiroid terus menerus sehingga kadar hormon tiroid tinggi sehingga dapat menekan produksi TSH di kelenjar hipofisis sehingga TSH rendah. Normal : T3 : 80 – 230mg T4 : 4,5 – 12,6 mg/dl TSH : 0,3 – 4 ml/u/p Kadar T4 meningkatkan , T3 meningkat (tirokoksikosis) Tirotropik reseptor assay berfungsi untuk menegakkan diagnosa grave disease 9 Pemeriksaan gula darah pada pasien diabetes penyakit grave disease dapat memperberat diabetes, sehingga hasilnya terlihat kadar a/c meningkat dalam darah 10. Pemeriksaan khusus untuk memastikan diagnosa Pemeriksaan kadar T3 dan T4 didalam plasma Laju metabolisme basal biasanya meningkat sampai +30 - +60 pada hipertiroidisme berat Konsentrasi TSH didalam plasma diukur dengan radio imunologi pada tipe tiroksitoksis biasa, sekresi TSH dari hipofisis anterior dihambat secara menyeluruh, tiroksin dan triiodotironin yang sedang berkontraksi sehingga hampir tidak ditemukan TSH dalam plasma Kontraksi TSI diukur dengan radio imunologi. TSI biasanya tinggi pada tipe hidroksikosis yang biasa tetapi rendah pada adenoma tiroid. 11. Hasil pemeriksaan laboratorium Kadar T3 dan T4 tinggi sedangkan TSH rendah karena TSH dihambat oleh tiroksin dan triiodotironin TSI tinggi pada hidroksikosis tetapi rendah pada adenoma tiroid 12. Apakah perlu tindakan bedan dan kapan tindakan bedah boleh dilakukan Tindakan bedah perlu dilakukan untuk mengangkat sebagian kelenjar tiroid yang berfungsi sebagai pabrik pembuat hormon, sehingga hormon tiroksin tidak berlebihan. Tindakan opersi dilakukan setelah kadar hormon tiroid dinormalkan dengan obat PTU atau metimazol. Hal ini berguna untuk mengurangi resiko selama menjalani operasi. Bila tanggal operasi ditentukan maka selama 10-14 hari sebelumnya pasien diminta untuk minum obat yodium yang berguna untuk memperkecil ukuran kelenjar tiroid dan mengurangi aliran darah menuju tiroid sehingga teknik operasi lebih mudah. 13. Koplikasi graves disease Krisis tiroid (thyroid strom) merupakan suatu keadaan akut berat yang didalam untuk penderita tiroksikosis. Biasanya dipicu oleh faktor stress, gejala klinik yang khas adalah hiperpiteksia, mengamuk dan tanda hipertiroid berat yang terjadi secara tiba-tiba. Perodic Paralysis Tyrotocsicosis (PPT) terjadinya kelumpuhan secara tiba-tiba pada penderita hipertiroid dan biasanya hanya bersifat sementara, dasara terjadinya komplikasi ini adalah adanya hipoklemi akibat kalium terlalu banyak masuk kedalam sel otot. Itulah sebabnya keluhan PPT umumnya terjadi setelah penderita makan (karbohidrat), glukosa akan dimasukkan kedalam sel oleh insulin bersama dengan kalium. 14. Diagnosa banding struma toksis Struma yang menimbulkan gejala klinis pada tubuh dapat di klasifikasikan, disfusa jika pembesaran kelenjar tiroid meliputi saluran lobus. Suatu kanker pada 10 kelenjar tiroid, nodul tiroid dengan konsekuensi biasanya disertai pembesaran tiroiditis. 15. Hubungan antara graves disease dengan eksopthalmus Penyakit graves disease merupakan penyakit autoimun ketika tubuh secara langsung menghasilkan Thyroid Stimulating Imunoglobulin (TSI) yang tunggi sehingga imunoglobulin yang beraksi dengan otot-otot mata dapaat ditemukan di dalam darah dan menyebabkan propusi atau pembengkakan jaringan retroorbital dan perubahan degeneratif otot-otot ekstraseluler VII. Kesimpulan Os. Perempuan 34 tahun tersebut menderita Grave’s Dissease . Hal ini dapat diketahui dari tanda-tanda yang dialaminya yaitu leher membengkak , berat badan menurun , nafsu makan bertambah, kepanasan , berkeringat, jantung berdebar, tremor, eksopthalmus, dan pemeriksaan EKG menyatakan rapid atrial fibrilasi. Oleh karena itu perlu dilakukannya penatalaksanaan yang tepat baik itu simptomastis maupun kausal seperti obat antitiroid dengan terlebih dahuu memperhatikan kontra indikasi ataupun efek sampingnya. 11 Daftar Pustaka Ganong,William F.1995.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi Ke-17.Jakarta : EGC Greensyein,Ben.Wood,Dian.2010.At a Glance Sistem Endokrin Edisi Ke-2.Jakarta : Penerbit Erlangga Semiadji,Gatut.2008.Penyakit Kelenjar Tiroid.Jakarta : FKUI Sjamsuhidajat,R.De Jong,Wim.2003.Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Ke-2.Jakarta : EGC Tanto,Chris,dkk.2014.Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ke-4.Jakarta : FKUI 12