BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan kegiatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tujuan kegiatan pemasaran adalah untuk mempengaruhi
pembeli untuk bersedia membeli produk pada saat konsumen tersebut
membutuhkan. Untuk dapat mempengaruhi pembeli produsen harus
mengetahui bagaimana perilaku yang akan menjadi sasaran
penjualan. Dengan mengetahui perilaku pembeli tersebut produsen
dapat memutuskan bagaimana produk yang akan dijual.
Dalam memasarkan produknya produsen menggunakan alat
pemasaran yaitu bauran pemasaran. Bauran Pemasaran yang terdiri
dari Product, Price, Promotion, Place (4P).
Bagi konsumen,
komponen-komponen bauran pemasaran yang diberikan oleh
perusahaan dapat menjadi stimulus dalam pengambilan keputusan
pembelian.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek tersebut
perusahaan
diharapkan
dapat
mengambil
keputusan
dan
implementasi yang tepat.
Sebagai salah satu kebutuhan primer dalam masyarakat,
kebutuhan akan rumah tidak akan pernah ada habisnya.
memenuhinya,
umumnya
masyarakat
memanfaatkan
Untuk
bantuan
finansial dari perbankan dalam bentuk Kredit Pemilikan Rumah atau
lebih dikenal dengan KPR.
Fakta tersebut merefleksikan bahwa
1
potensi bisnis KPR cukup menjanjikan bagi perbankan. Disamping
sifat kebutuhannya yang sustainable, potensi KPR juga berkembang
sejalan dengan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan
pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut.
1.1.1. Karakteristik Pasar dan Industri
Salah satu daya tarik dari KPR adalah pasarnya yang senantiasa
tumbuh berkelanjutan. Tumbuhnya pasar ini dipicu oleh kebutuhan
masyarakat akan pemenuhan tempat tinggal yang selalu berkembang
dari waktu ke waktu. Ini berarti pertumbuhan KPR akan sejalan
dengan
pertumbuhan
pendapatan
jumlah
masyarakat.
penduduk
dan
perkembangan
Disamping itu, faktor lain
yang
mempengaruhi perkembangan pasar KPR adalah inisiatif bisnis dari
para pelaku pasar itu sendiri yang saling beradu program penjualan
untuk menarik calon pembeli.
Dilihat dari peta penguasaan pasar, kelompok bank swasta dan
bank pemerintah bisa dikatakan menguasai pasar sepenuhnya, yaitu
dengan pangsa pasar sebesar hampir 97%. Kedua kelompok bank
tersebut berbagi pasar secara berimbang dengan bank swasta 48,4%
dan bank pemerintah 47,4%. Sedangkan dilihat dari nama banknya,
lima besar penguasa pasar KPR adalah BTN, CIMB Niaga, Bank
2
Mandiri, BCA dan BNI. Kelima bank ini mendominasi pasar dengan
pangsa lebih dari 70%.
KPR
diperkirakan
akan
tetap
memiliki
kinerja
yang
menjanjikan dimasa yang akan datang, baik dari pertumbuhan bisnis
maupun kualitas aset. Disamping potensi pasarnya yang tumbuh
sustainable serta didukung kondisi ekonomi yang makin stabil.
Dalam satu tahun terakhir bank-bank terlihat menawarkan produk
KPR secara agresif.
Mereka mengklaim keunggulan paket
produknya masing-masing sebagai daya tarik kepada pembeli, seperti
suku bunga yang rendah, kemudahan prosedur pengajuan kredit,
kemudahan angsuran dan luasnya jaringan kerjasama dengan
pengembang.
Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka mampu
bersaing menjadi pelaku pasar diproduk KPR sekaligus menyediakan
lebih banyak pilihan KPR kepada masyarakat.
Tak tanggung-
tanggung bank-bank papan atas juga beramai-ramai terjun ke produk
kredit ini. BCA, Bank Mandiri, BNI sampai bank sekelas Bank
Bukopin sekalipun tidak rela membiarkan potensi pasar KPR hanya
dinikmati para pemain lama yang sudah mapan seperti BTN dan
CIMB Niaga.
3
1.1.2. Perkembangan bisnis KPR
Dengan peluang bisnis yang cukup menjanjikan maka KPR
merupakan produk favorit bagi pelaku bisnis perbankan. Akibatnya
KPR kini menjadi salah satu produk perbankan dengan tingkat
persaingan yang paling ketat dipasar perbankan konsumer.
Banyak instrumen yang digunakan oleh para pelaku pasar untuk
dapat menarik simpati nasabah. Dengan kondisi demikian, tentu
menarik untuk menyimak bagaimana kinerja KPR dalam beberapa
tahun terakhir dan bagaimana prospeknya kedepan. Yang membuat
lebih menarik masa sekarang ini kondisi pasar masih dipengaruhi
oleh krisis ekonomi global.
KPR terbukti secara konsisten tumbuh diatas tingkat pertumbuhan
kredit secara umum. Dengan tingkat pertumbuhan yang lebih tinggi
tersebut, total nilai KPR perbankan yang pada akhir tahun 2004
mencapai Rp. 32,4 Trilyun berkembang hampir 4 kali lipat menjadi
Rp. 112,3 Trilyun per Juni 2009. Dalam periode yang sama, total
kredit perbankan hanya berkembang menjadi 2,3 kali lipat, yaitu dari
Rp. 559,5 Trilyun menjadi Rp. 1.335 Trilyun.
Hal lain dapat dilihat dari kinerja KPR adalah rendahnya
tingkat NPL, telah terbukti bahwa resiko kredit pada bisnis KPR
secara konsisten lebih rendah dibandingkan resiko kredit perbankan
secara umum selama kurun waktu 2005 sampai dengan Juni 2009.
4
Per Juni 2009, NPL KPR hanya sebesar 3,06% yang berarti lebih
rendah dari NPL kredit secara umum yang masih 3,94%.
Rendahnya NPL ini kemungkinan disebabkan beberapa faktor,
yaitu : (i) Pola pemberian KPR yang berasaskan jaminan rumah yang
dibiayai terbukti mampu memacu nasabah untuk membayar cicilan
tepat waktu, (ii) Sistem pemrosesan kredit yang berlaku di pasar KPR
sekarang ini, yaitu scoring system dan centralized processing yang
dibantu pemanfaatan teknologi informasi sudah teruji mampu
menyaring nasabah yang berkualitas, dan (iii) Sistem monitoring dan
penagihan kredit disktor konsumer ini terbukti berjalan dengan
efektif.
Dilihat dari kinerjanya selama lima tahun terakhir, terbukti
bahwa produk KPR memiliki kinerja yang secara konsisten lebih
unggul dibandingkan dengan kredit perbankan secara umum. Hal ini
terlihat dari pencapaian indikator utama seperti pertumbuhan bisnis
dan kualitas aset. Dengan kata lain, prospek KPR ke depan masih
sangat menjanjikan. Perkiraan ini diperkuat dengan beberapa faktor
yang mendukung, seperti kondisi ekonomi makro yang semakin
stabil, pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat, kebijakan
pemerintah yang mendorong perumahan rakyat dan pergerakan suku
bunga akan makin menguntungkan bagi nasabah. Disamping itu,
perbankan juga terus dituntut untuk terus melakukan inovasi dan
5
pengembangan didalam model penjualannya yang memungkinkan
perbankan dapat memberikan layanan yang lebih cepat, mudah dan
menjangkau nasabah lebih luas.
1.1.3. Perkembangan KPR di CIMB Niaga
Mortgage adalah merupakan salah satu fokus bisnis Bank
CIMB Niaga, disegmen konsumer yang sejauh ini berhasil mencapai
prestasi yang cukup membanggakan. Bank CIMB Niaga berhasil
menjadi bank terbesar kedua setelah BTN di Indonesia dalam
penyaluran produk KPR.
Seiring turunnya suku bunga dan membaiknya daya beli
masyarakat, penyaluran KPR selama triwulan I-2010 melonjak tajam.
Pertumbuhan KPR akan kebutuhan rumah juga cenderung semakin
besar. Menurut data, pertumbuhan kebutuhan rumah 800.000 unit
per tahun, pasokannya hanya 300.000 per tahun. Jadi, kebutuhan
rumah terus meningkat, mencapai 5,8 juta unit saat ini semakin cepat
dalam bulan-bulan mendatang karena suku bunga KPR masih
menjadi ujung tombak bank untuk menggenjot kredit konsumtifnya.
CIMB Niaga yang menargetkan pertumbuhan penyaluran KPR
hingga 28% pada tahun ini. Dengan kenaikan 28% CIMB berharap
bisa menyalurkan KPR baru sebesar Rp. 3,7 Triliun dengan total O/S
per akhir 2009 mencapai Rp. 13,1 Triliun. Untuk mencapai target
tersebut CIMB Niaga telah menyiapkan sederet strategi, antara lain,
6
meningkatkan kerjasama dengan pengembang dan agent property,
memberi pelayanan lebih baik dan lebih cepat, serta penambahan
penyaluran KPR dari nasabah inti baik perorangan maupun
perusahaan.
Selain itu juga melakukan ekspansi produk KPR,
tujuannya selain meraup nasabah KPR, juga agar produk ini menjadi
ujung tombak untuk menawarkan produk-produk perbankan lain ke
nasabah. Melalui KPR, Bank dapat mempertahankan hubungan baik
jangka panjang dengan nasabah minimal 5 tahun didepan.
1.2. Rumusan Masalah
Didalam penulisan skripsi ini, penulis merumuskan masalahmasalah yag ada sebagai berikut :
a. Apakah bauran pemasaran pemasaran yang terdiri dari
variabel produk, harga, promosi, distribusi, secara partial
berpengaruh secara signifikant terhadap keputusan nasabah
dalam KPR di Bank CIMB Niaga ?
b. Apakah bauran pemasaran yang terdiri dari variabel produk,
harga, promosi, distribusi, secara simultan berpengaruh
signifikant terhadap keputusan nasabah dalam Kredit
Pemilikan Rumah di Bank CIMB Niaga ?
7
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Untuk mengetahui pengaruh secara partial bauran pemasaran
yang terdiri dari variabel produk, harga, promosi, distribusi
terhadap keputusan nasabah dalam KPR di Bank CIMB
Niaga.
b. Untuk
mengetahui
pengaruh
secara
simultan
bauran
pemasaran yang terdiri dari variabel produk, harga, promosi,
distribusi terhadap keputusan nasabah dalam KPR di Bank
CIMB Niaga.
1.4. Manfaat Penelitian
a. Untuk
menambah
dibidangpemasaran
wawasan
pengetahuan
penulis
khusususnya KPR.
b. Untuk mengetahui dan menganalisa kepuasan nasabah KPR di
Bank CIMB Niaga serta memberi masukan kepada pihak
manajemen mengenai strategi pemasaran produk KPR di Bank
CIMB Niaga.
c. Untuk menambah referensi bagi peneliti lain mengenai analisis
faktor-faktor bauran pemasaran terhadap keputusan KPR.
d. Untuk penambahan literatur ilmu ekonomi industri bidang KPR.
8
Download