BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Teoritis
1.
a.
Laporan Keuangan
Pengertian
Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna
bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan keuangan merupakan
pusat dari akuntansi keuangan yang terdiri atas laporan keuangan utama yaitu
neraca, laporan laba-rugi, dan laporan arus kas (Stice dan Skousen: 2004, 12).
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), laporan keuangan adalah
penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan.
b.
Tujuan Laporan Keuangan
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009), tujuan laporan keuangan
adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan,
dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna
laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan juga
menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut suatu
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian,
kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai
pemilik serta arus kas.
c.
Manfaat Laporan Keuangan
Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 yang
menggantikan SFAC no. 1 dinyatakan manfaat laporan keuangan, yaitu bahwa
pelaporan keuangan harus menyajikan informasi yang:
1) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial
dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional,
2) dapat membantu investor, kreditor dan pengguna lain yang potensial
dalam memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian penerimaan kas
di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun
pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan,
3) berisi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber
daya kepada perusahaan atau pemilik modal,
4) berisi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan
kreditor sering menggunakan informasi masa lalu untuk membantu
menaksir prospek perusahaan.
d.
Komponen dan Karakteristik Laporan Keuangan
1)
Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen
berikut ini:
(a) neraca, adalah laporan posisi keuangan dari entitas pada suatu tanggal
tertentu biasanya pada akhir tahun,
(b) laporan laba rugi, adalah laporan hasil operasi suatu entitas selama
periode tertentu misalnya satu bulan atau satu tahun,
(c) laporan perubahan ekuitas, adalah laporan yang menyajikan ikhtisar
perubahan yang terjadi dalam ekuitas pemilik pada suatu entitas untuk
suatu periode tertentu,
(d) laporan arus kas, adalah laporan yang menggambarkan jumlah kas
masuk (penerimaan kas) dan jumlah kas keluar (pengeluaran kas) dalam
suatu periode tertentu,
(e) catatan atas laporan keuangan, adalah catatan yang berisi informasi
tambahan dan juga informasi mengenai hal-hal yang tidak terdapat
dalam keempat laporan sebelumnya.
2)
Karakteristik Laporan Keuangan
Agar informasi dalam laporan keuangan bermanfaat untuk pengambilan
keputusan oleh pemakainya maka laporan keuangan harus memiliki karakter
kualitatif. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
(KDPPLK) menyebutkan empat karakteristik kualitatif laporan keuangan
sebagai berikut:
(a) Dapat dipahami.
Kualitas penting informasi yang ada di dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini
pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis akuntansi serta kemauan mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
(b) Relevan.
Informasi harus relevan agar bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan
pemakai dalam memproses pengambilan keputusan.
Informasi
mempunyai kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa
masa lalu dan masa kini, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi
mereka masa lalu. Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakekat dan
materialitasnya. Informasi dipandang material kalau ada kelalaian untuk
mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut yang
dapat mempengaruhi keputusan ekonomi yang diambil atas dasar
laporan keuangan.
(c) Keandalan.
Informasi juga harus andal (realiable). Informasi memiliki kualitas
andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material,
dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang tulus dan
jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang
secara wajar diharapkan dapat disajikan. Unsur-unsur substansi
mengungguli bentuk, netral pertimbangan sehat dan kelengkapan.
(d) Dapat dibandingkan.
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan
kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
2.
Laba bersih
Laba bersih (net income atau earning) dapat diartikan sebagai suatu
ukuran kinerja perusahaan selama satu periode tertentu. Laba merupakan suatu
ukuran berapa besar harta yang masuk (pendapatan dan keuntungan) melebihi
harta yang keluar (beban dan kerugian).
kenaikan atau peningkatan kesejahteraan.
Laba dapat didefinisikan sebagai
Pengukuran laba merupakan
informasi penting yang menunjukkan prestasi perusahaan dan informasi yang
berguna sebagai dasar pembagian laba, kebijakan investasi, dan pembagian
hasil.
SFAC nomor 8 menyatakan bahwa informasi laba berfungsi untuk menilai
kinerja manajemen, membantu memperkirakan kemampuan laba dalam jangka
panjang, memprediksi laba, menaksir resiko dalam meminjam atau investasi.
Salah satu fungsi akuntansi adalah melakukan pengukuran termasuk pengukuran
presensi, hasil usaha, laba dan posisi keuangan. Pengukuran laba penting untuk
menentukan prestasi perusahaan dan sebagai informasi bagi pembagian dividen
dan penentuan kebijakan investasi. Penghitungan laba rugi adalah laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk satu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk
menentukan probabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit.
Perhitungan laba rugi penting karena menyediakan informasi kepada
investor dan kreditor yang membantu mereka meramalkan jumlah,
waktu, dan ketidakpastian dari arus kas masa depan (Kieso dan
Weygandt, 2004: 149).
Untuk menentukan keputusan investasi, calon investor perlu menilai
perusahaan dari segi kemampuannya untuk memperoleh laba bersih sehingga
diharapkan perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.
Untuk itu perusahaan harus mampu memaksimalkan laba.
Sasaran pertama
perusahaan yang sering dinyatakan adalah memaksimumkan laba atau
keuntungan (Rahardjo, 2007: 8).
3.
a.
Arus Kas Operasi
Pengertian
Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 12 (IAI 2009) jumlah arus kas dari
aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah perusahaan
dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman,
memelihara kemampuan
operasi
perusahaan,
membayar dividen
dan
melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
Arus kas dari aktivitas operasi yang utama diperoleh dari aktivitas penghasil
utama pendapatan perusahaan, karena itu arus kas biasanya berasal dari
transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba dan rugi
bersih.
Keterkaitannya
dengan
laba
merupakan
alasan
untuk
mengklasifikasikan arus kas tersebut sebagai arus kas operasi (Dyckman,
Dukes dan Davis, 2000: 554). Faktor penting dalam mengevaluasi kondisi
keuangan perusahaan adalah berupa kemampuan perusahaan menghasilkan
arus kas positif dari kegiatan operasionalnya (Djarwanto, 2004: 124).
b.
Contoh Arus Kas Operasi
Contoh arus kas dari aktivitas operasi menurut PSAK No. 2 (IAI 2009)
adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa,
penerimaan kas dari royalti, komisi, dan pendapatan lain,
pembayaran kas kepada karyawan,
pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa, penerimaan kas dan
pembayaran kas oleh perusahaan asuransi sehubungan dengan premi,
klaim anuitas dan manfaat asuransi lainnya,
5) pembayaran kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan, kecuali jika
dapat diidentifikasi secara khusus sebagai bagian dari aktivitas
pendanaan dan investasi,
6) penerimaan dan pembayaran dari kontrak yang diadakan untuk tujuan
transaksi usaha dan perdagangan.
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait laba. Aktivitas
operasi meliputi arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang berasal dari
aktivitas operasi terkait. Aktivitas operasi terkait dengan pos-pos laporan laba
rugi dan dengan pos-pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja
seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual.
Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok untuk
dikelompokkan ke dalam aktivitas investasi atau aktivitas pendanaan.
Stice dan Skousen (2004:
320) menjelaskan berbagai aktivitas yang
termasuk ke dalam aktivitas operasi adalah sebagai berikut:
1) kas masuk dari:
(a) penjualan barang dan jasa,
(b) penjualan efek yang diperdagangkan,
(c) pendapatan bunga,
(d) pendapatan deviden
2) kas keluar untuk:
(a) pembelian persediaan,
(b) gaji dan upah,
(c) pajak,
(d) beban bunga,
(e) beban lainnya,
(f) pembelian efek.
Untuk mencapai tujuan ini dan untuk membantu investor dan pihak lain
dalam analisis arus kas, laporan arus kas harus melaporkan pengaruh operasi
suatu perusahaan atas kas selama satu periode dan kenaikan atau penurunan
bersih dalam kas selama suatu periode.
c.
1)
Pelaporan Arus Kas Operasi
Metode Langsung
PSAK No. 2 paragraf 18 (IAI 2009), menyatakan perusahaan
disarankan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang
berguna dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dapat
dihasilkan dengan metode tidak langsung. Informasi mengenai kelompok
utama penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh baik:
(a) dari catatan akuntansi perusahaan, atau
(b) dengan menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan, dan pospos lain dalam laporan laba rugi
(c) perubahan persediaan, piutang usaha, dan utang usaha selama
periode berjalan,
(d) pos bukan kas lainnya,
(e) pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode langsung:
Arus kas dari kegiatan operasi:
kas yang diterima dari pelanggan .................... Rp 58.000.000
pembayaran kepada pegawai ............................ Rp (26.000.000)
pembayaran untuk kegiatan administrasi dan
penjualan ……………………………………... Rp (12.000.000)
arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi ... Rp 20.000.000
2)
Metode Tidak Langsung
Pada metode tidak langsung, arus kas bersih dari aktivitas operasi
ditentukan dengan menyesuaikan laba atau rugi bersih dari pengaruh:
(a) perubahan persediaan dan piutang usaha serta utang usaha selama
periode berjalan,
(b) pos bukan kas seperti penyusutan, penyisihan, pajak ditangguhkan,
keuntungan dan kerugian valuta asing yang belum direalisasi, laba
perusahaan assosiasi yang belum dibagikan, serta hak minoritas
dalam laba rugi konsolidasi,
(c) semua pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan
pendanaan.
Contoh perhitungan arus kas operasi dengan metode tidak langsung:
Arus kas dari aktivitas operasi :
laba bersih …………………………………….. Rp 22.000.000
ditambah (dikurangi) untuk merekonsiliasi laba
bersih dan arus kas masuk operasi bersih:
kenaikan piutang usaha ……………………….. Rp (8.000.000)
kenaikan hutang gaji …………………………... Rp 2.000.000
beban penyusutan ............................................... Rp 4.000.000
arus kas masuk bersih dari kegiatan operasi … Rp 20.000.000
4.
Arus Kas Operasi Masa Depan
Menurut Stice dan Skousen (2004:
28) arus kas operasi masa depan
adalah arus kas operasi perusahaan di masa yang akan datang atau di periode
berikutnya yang diharapkan mampu berkembang dengan baik sesuai dengan
prediksi yang telah dilakukan sebelumnya. Kreditor berharap agar bunga dan
pokok pinjamannya dibayar dengan uang kas di masa depan.
PSAK No. 2 paragraf 4 (IAI 2009) menyatakan bahwa:
Arus kas operasi masa depan adalah indikator arus kas yang paling baik
dalam menilai kemampuan perusahaan di periode yang akan datang
yang dibuat melalui prediksi pada tahun sebelumnya, misalnya
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga.
Berdasarkan pengertian diatas, arus kas operasi masa depan adalah
keadaan arus kas operasi suatu perusahaan pada suatu periode yang merupakan
realisasi dari usaha masa lalu yang sebelumnya telah diprediksi dengan
menggunakan data-data historis.
5.
Prediksi Laba dan Arus Kas
Prediksi merupakan alat bantu yang penting untuk pengambilan suatu
keputusan berkaitan dengan resiko yang akan dihadapi. Adapun kriteria nilai
prediksi secara umum adalah suatu probabilitas hubungan antara kejadian
ekonomi yang penting bagi pengambilan keputusan dan variabel prediktor yang
relevan dalam informasi akuntansi.
Kecenderungan untuk meramalkan atau
menduga suatu peristiwa secara lebih tepat khususnya dalam bidang ekonomi
akan memberi dasar yang lebih baik untuk perencanaan.
Prediksi atau peramalan dapat digunakan untuk mengetahui keadaan usaha
di masa mendatang. Peramalan dilakukan atas dasar data yang didapat dari
periode yang lalu. Likuiditas perusahaan bisa diukur dengan beberapa alat, salah
satu alat yang berguna adalah peramalan kas jangka pendek. Peramalan kas
jangka pendek ini berguna bagi pemakai internal dan eksternal.
Bagi pengguna internal seperti manajer dan auditor, peramalan arus kas
operasi diperlukan untuk mengevaluasi aktivitas operasi perusahaan sekarang
dan di masa yang akan datang, sedangkan bagi para pemakai eksternal seperti
kreditor, peramalan arus kas operasi digunakan untuk melihat kemampuan
perusahaan membayar hutang jangka pendek.
Relevansi dari peramalan-
peramalan ini sebagian besar bergantung pada kewajaran akurasi yang diberikan
oleh analis, manajemen, atau model-model statistik (Belkaoui, 2007:
136).
Investor pada khususnya dan pasar modal pada umumnya tidak akan memiliki
keyakinan pada peramalan laba yang tidak akurat, dan pada akhirnya tidak akan
menggunakannya. Prediksi arus kas masa depan merupakan informasi penting
yang membantu pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan.
B.
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Berikut disajikan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung
kerangka konseptual penelitian.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No.
1.
2.
Nama
Peneliti
dan
Tahun
Penelitian
Mufid Adi
As’ad
(2010)
Zeffri
Setiawan
(2010)
Judul Penelitian
Kemampuan
Informasi Komponen
Arus Kas dan Laba
dalam Memprediksi
Arus Kas Masa Depan
Kemampuan
Informasi Keuangan
dalam Memprediksi
Perubahan Laba dan
Perubahan Arus Kas
di Masa Mendatang
Pada Perusahaan
Manufaktur Industri
Barang Konsumsi
yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Variabel
Hasil Penelitian
- Arus Kas dari - Komponen arus kas
Aktivitas Operasi
operasi, investasi dan
- Arus Kas dari
pendanaan masingAktivitas
masing terbukti
Investasi
berpengaruh dalam
- Arus Kas dari
memprediksi arus kas
Aktivitas
masa depan namun
Pendanaan
pengujian komponen
- Laba
arus kas secara
- Arus Kas Masa
bersamaan tidak
Depan
berpengaruh terhadap
laba
- Laba berpengaruh
dalam memprediksi
laba masa yang akan
datang
- Perubahan Laba
Seluruh
variable
- Perubahan
secara
parsial
Piutang
berpengaruh terhadap
- Perubahan
perubahan laba 1
Persediaan
tahun
ke
depan,
- Perubahan Biaya
kecuali
variable
Administrasi dan
perubahan laba.
Penjualan
- Perubahan Rasio
Profit Margin
- Perubahan Arus
Kas
- Prediksi Laba
- Prediksi
Arus
Kas
No.
3.
4.
Nama
Peneliti
dan
Tahun
Penelitian
Robby
Cahyadi
(2006)
Bandi dan
Rahma
Wati
(2005)
Judul Penelitian
Kemampuan Earnings
dan Arus Kas dalam
Memprediksi Arus
Kas Di Masa Yang
Akan Datang (Studi
Empiris pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa
Efek Jakarta)
Kandungan Informasi
Komponen Arus Kas
dan Laba dalam
Memprediksi Arus
Kas Masa Depan
Variabel
Hasil Penelitian
- Earning tahun t - earnings lebih baik
atau arus kas
dalam
memprediksi
tahun
t
earnings di masa depan
perusahaan
dibandingkan arus kas
manufaktur
dalam
memprediksi
tahun 2004.
earnings,
- Earning tahun t- - arus kas lebih baik
1 dan arus kas
dalam
memprediksi
tahun t-1 dari
arus kas di masa depan
perusahaan
dibandingkan earning
manufaktur
dalam memprediksi
tahun 2003
arus kas,
- arus kas memberikan
kemampuan
prediksi
inkramental terhadap
arus kas.
- Arus
Kas
Informasi earnings dan
Aktivitas Operasi
komponen arus kas
- Arus
Kas
merupakan informasi
Aktivitas
akuntansi
yang
Investasi,
digunakan
sebagai
- Arus
Kas
bahan
pertimbangan
Aktivitas
dalam
pembuatan
Pendanaan
keputusan oleh para
- Earning
analis
keuangan,
- Arus Kas Masa
investor, dan manajer
Depan
dalam menilai prospek
dan kinerja perusahaan
dalam suatu periode.
C.
1.
Kerangka Konseptual dan Hipotesis
Kerangka Konseptual
Kemampuan laba dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas
operasi masa depan dapat digambarkan dalam kerangka konseptual sebagai
berikut:
Laba Bersih
Arus Kas Operasi
Masa Depan
Arus Kas Operasi
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Penjelasan gambar:
Dari gambar diatas dapat dilihat hubungan kausal antara laba dan arus kas
operasi terhadap arus kas operasi masa depan. Pengaruh hubungan antara laba
dan arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan dapat dilihat dari laba
dan arus kas operasi tahun sebelumnya.
Arus kas operasi masa depan
diharapkan lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi tahun sebelumnya.
Arus kas operasi masa depan yang lebih baik menggambarkan keberhasilan
perusahaan, yang akan menarik minat investor untuk melakukan penanaman
modal.
2.
Hipotesis Penelitian
Menurut Erlina (2008: 49) “Hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris”. Proporsi merupakan ungkapan atau
pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai
konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena.
Dengan demikian hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang prilaku,
fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi.
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka
konseptual, maka hipotesis yang diajukan untuk mengetahui kemampuan laba
dalam memprediksi arus kas operasi masa depan dinyatakan dalam hipotesis
sebagai berikut:
: Laba mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus kas operasi
masa depan.
Berdasarkan PSAK No.1 paragraf 7 (IAI 2009) arus kas dari aktivitas
operasi berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan, menilai
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan untuk menilai kebutuhan
operasional perusahaan.
Hipotesis yang dapat diajukan untuk mengetahui
kemampuan komponen arus kas operasi dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan dinyatakan dalam hipotesis sebagai berikut:
: Arus kas operasi mempunyai kemampuan untuk memprediksi arus
kas operasi masa depan.
Download