bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penelitian
Air merupakan komponen yang sangat penting bagi keberlangsungan
hidup makhluk hidup di bumi. Sumber air di bumi terdiri atas air permukaan dan
air bawah permukaan atau yang biasa disebut dengan air tanah. Air permukaan
selama ini merupakan sumber air utama yang dimanfaatkan oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya. Namun seiring meningkatnya kebutuhan air dikarenakan
faktor
pertambahan
penduduk,
keperluan
industri,
dan
faktor
lainnya
menyebabkan pemanfaatan sumber air bawah permukaan yang lebih signifikan.
Hal ini mendorong para peneliti dari beberapa bidang keilmuan yaitu
hidrogeologi, hidrologi, geologi, geokimia, geofisika dan sebagainya
untuk
mempelajari tentang sumber air bawah permukaan yang hasilnya diharapkan
dapat menjadi solusi untuk pemberdayaan sumber air di bumi secara seimbang
baik air permukaan maupun bawah permukaan.
Dalam memahami konsep air di bumi terutama air bawah permukaan
diawali dengan mempelajari tentang akuifer. Menurut Hantush (1968) akuifer
dapat didefinisikan sebagai formasi geologi yang terdiri atas materi permeabel
yang jenuh air yang dapat menghasilkan sejumlah besar air bagi sumur dan
sumber mata air . Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuifer sangat
bergantung pada kondisi geologi dari suatu daerah. Kondisi geologi sendiri bisa
diketahui salah satu caranya dengan metode geofisika. Metode geofisika yang
sering digunakan dalam pencarian air bawah permukaan adalah metode geolistrik.
Dari hasil pengolahan data geolistrik nantinya akan diperoleh nilai resistivitas
semu dari material penyusun daerah itu. Kemudian akan dilakukan proses inversi
yang akan menghasilkan data resistivitas yang akan diinterpretasi dengan tabel
resisitivitas
pembanding dan
informasi geologi yang ada sehingga dapat
diketahui jenis formasi batuan dan jenis akuifer di daerah tersebut. Informasi
geologi yang digunakan dapat berupa ketinggian muka air tanah yang dapat
1
2
diperoleh dengan pengukuran pada sumur yang ada di sekitar lintasan geolistrik.
Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten dikenal sebagai daerah yang memiliki
kondisi geologi yang sangat kompleks dan sangat menarik untuk diteliti. Hal ini
dapat dilihat dari litologi batuan penyusun daerah, berbagai macam struktur
geologi dan kenampakan bentang alam yang ada. Salah satu daerah di Kecamatan
Bayat yang menarik diteliti adalah daerah Perbukitan Jiwo Timur. Seperti halnya
daerah lain di Indonesia, daerah ini tak luput dari permasalahan kekeringan saat
musim kemarau tiba. Penulis berpendapat dengan mengetahui jenis akuifer di
daerah ini akan membantu untuk mengambil langkah penanggulangan kekeringan
misalnya dengan penggalian sumur yang dibuat berdasarkan jenis akuifer yang
ada sehingga hasilnya lebih efektif.
1.2
Permasalahan dan Batasan Penelitian
Permasalahan pada penelitian ini adalah korelasi antara data geolistrik
tahanan jenis dengan data pengukuran sumur secara langsung yang selanjutnya
akan digunakan untuk mengetahui dan memetakan potensi sumber daya air daerah
perbukitan Jiwo Timur. Batasan dari penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan dengan metode geolistrik tahanan jenis yang biasa
digunakan untuk mencitrakan heterogenitas struktur dan objek di bawah
permukaan bumi. Metode ini lebih efektif untuk eksplorasi daerah yang
dangkal yaitu sekitar 300-500 m di bawah permukaan bumi dimana
kedalaman maksimum dari penelitian kali ini adalah 34 meter.
Konfigurasi yang digunakan yaitu dipol-dipol dengan spasi antar elektroda
sejauh 20 meter dan perpindahan elektroda sebanyak 6 kali. Berdasarkan
data pengukuran tersebut diproses dan diinterpretasikan dalam bentuk
pemodelan 2D dan peta ketinggian muka air tanah.
2. Lokasi pengukuran geolistrik berada di daerah Desa Gunung Gajah dan
Desa Talang, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
3. Sumur-sumur pengukuran tinggi muka air tanah sebagai pembanding data
hasil pengukuran geolistrik berjumlah 23 sumur di sekitar Desa Gunung
Gajah dan Desa Talang yang keterangan lengkapnya dapat dilihat di
3
Lampiran 1. Karena pengukuran sumur tidak bersamaan waktunya dengan
pengukuran geolistrik, maka diasumsikan bahwa tinggi muka air tanah
dari Juni tahun 2012 saat pengukuran geolistrik dan November 2014 saat
pengukuran sumur tidak mengalami perubahan yang drastis.
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini antara lain:
1. Mengetahui arah aliran air tanah di Perbukitan Jiwo Timur.
2. Melacak dan mengenali jenis akuifer daerah perbukitan Jiwo Timur.
3. Membandingkan posisi tinggi muka air tanah hasil inversi geolistrik
dengan pengukuran sumur secara langsung.
1.4
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi berbagai
pihak diantaranya:
1. Memberikan rekomendasi dalam penggalian sumur resapan maupun
sumur bor.
2. Memberikan informasi kepada pemerintah daerah tentang daerah potensi
air tanah sehingga pembangunan daerah selanjutnya tidak menimbulkan
dampak buruk bagi lingkungan terutama konservasi air.
3. Menjadi bahan bagi peneliti lainnya untuk mengembangkan hasil
penelitian ini agar lebih bermanfaat ke depannya.
1.5
Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam dua tahap penelitian.
Pengukuran geolistrik dilakukan pada 10 Juni-17 Juni 2012 di wilayah
perbukitan Jiwo Timur tepatnya di Desa Gunung Gajah dan Desa Talang
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Pengukuran sumur dilakukan pada 22
November dan 23 November 2014 di Desa Gunung Gajah dan Desa Talang
Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Analisa data dan penulisan dilaksanakan
pada Desember 2014-Mei 2016 di Sleman DIY.
Download