1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini, kebutuhan energi yang semakin besar menyebabkan gencarnya pemakaian beragam sumber energi listrik. Sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil yang mulai dikembangkan adalah sumber energi alam seperti energi surya, angin, gelombang, dan perbedaan suhu air laut. Sumber-sumber tersebut dipilih karena bersih, tidak berpolusi, aman, dan persediaannya tidak terbatas.1 Sel surya adalah piranti elektronika yang dapat mengonversi energi surya menjadi energi listrik melalui fenomena yang dikenal dengan efek fotovoltaik. Efek fotovoltaik yaitu konversi energi cahaya menjadi energi listrik secara langsung. Efek fotovoltaik diamati pertama kali oleh Edmond Becguerel (1839) yang menemukan bahwa suatu material tertentu (di dalam sel elektrokimia) akan menghasilkan sejumlah kecil arus listrik bila disinari dengan cahaya. Selanjutnya, hasil pengamatan Becguerel dikembangkan oleh ahli-ahli lain, seperti Heinrich Hertz (1870) yang mendemonstrasikan sel fotovoltaik padat dari bahan selenium (semikonduktor) dengan 2 efisiensi 1% sampai 2%. Sel surya menghasilkan tegangan listrik bergantung pada intensitas cahaya dan bahan semikonduktor yang dipakai. Komponen dasar piranti sel surya adalah bahan semikonduktor, sedangkan strukturnya memanfaatkan fenomena persambungan semikonduktor seperti diode p-n(persambungan semikonduktor tipe-p dan semikonduktor tipe-n), dioda Schottky (persambungan logam dengan semikonduktor) dan fotoelektrokimia (persambungan semikonduktor dengan elektrolit).3 Sel surya yang dapat diproduksi secara massal dengan biaya rendah adalah sel surya yang dibuat dari film tipis semikonduktor (thin film solar cells). Usaha untuk menurunkan harga panel sel surya dapat dilakukan dengan menaikkan efisiensi (konversi) dari sel tersebut yaitu parameter yang menyatakan prosentase dari besarnya energi listrik yang bisa dihasilkan oleh sel surya dibandingkan dengan besarnya energi cahaya yang diterima.1 Semikonduktor dengan celah energi yang relatif kecil dan koefisien absorpsi yang tinggi cocok digunakan untuk sel surya.4 Timah sulfida merupakan senyawaan timah dengan belerang yang fase mineralnya dapat berbentuk SnS (timah (II) sulfida) dan SnS2 (timah (IV) sulfida).5 Senyawa timah sulfida digunakan sebagai penyerap cahaya dalam semikonduktor karena memiliki koefisien absorpsi yang tinggi (> 104 cm-1) dan rentang celah energi 1.3-2.4 eV. Celah pita untuk transisi langsung dan tidak langsung dapat berbeda tergantung pada kondisi sintesis dan lamanya deposisi.6,7 Beberapa metode deposisi yang pernah digunakan untuk menghasilkan film timah sulfida diantaranya: electrodeposition, spray pyrolysis , co-evaporation, sputtering, dan chemical bath deposition (CBD).6,8,9 Penelitian ini menggunakan teknik deposisi chemical bath deposition (CBD) untuk pembuatan film timah sulfida yang dibentuk di atas substrat kaca transparent conducting oxide (TCO). TCO merupakan kaca yang memiliki lapisan konduktif pada salah satu permukaannya. Kaca TCO yang digunakan adalah jenis indium tin oxide (ITO).10,11 Tujuan Penelitian 1. Membuat film timah sulfida. 2. Melakukan karakterisasi struktur kristal menggunakan X-Ray Diffractometer. 3. Melakukan karakterisasi serapan optik menggunakan Spectrophotometer UV-Vis. 4. Melakukan karakterisasi arustegangan pada sistem sel fotoelektrokimia berbasis elektrolit polimer padat kitosan/PEG/KI+I2 menggunakan I-V meter untuk 1