10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komunikasi, khusus dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa: “ Komunikasi adalah proses di mana suatu ide diahlihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”. Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa: “ Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”. Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang- orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi. 11 2.1.1 Tujuan Umum Komunikasi Stanton mengatakan bahwa sekurang- kurangnya ada lima tujuan komunikasi manusia yaitu:10 1. Mempengaruhi orang lain 2. Membangun atau mengelola relasi antarpersonal 3. Menemukan perbedaan jenis pengetahuan 4. Membantu orang lain 5. Bermain atau bergurau Ada pula yang merumuskan tujuan komunikasi yaitu make them SMART, artinya komunikasi dapat memenuhi:11 1. Spesific- membuat sasaran merasa diperhatikan secara khusus, artinya mereka mendengarkan informasi dari sumber khusus, pesan khusus, media khusus dengan efek khusus dalam konteks khusus pula. 2. Measurable- bahwa tujuan komunikasi akan dapat dicapai jika sumber komunikasi merumuskan ukuran- ukuran bagi semua elemen dalam proses komunikasi. Misalnya, ada indikator untuk menentukan kelayakan sumber bagi tercapainya tujuan komunikasi, indikator atau alat ukur bagi pesan, media, sasaran, efek, dan indikator bagi konteks. 3. Attainable- bahwa tujuan komunikasi adalah penetapan terhadap apa yang seharusnya dicapai dalam suatu aktivitas komunikasi, tentukan tingkat ketercapaian tujuan komunikasi itu (dalam presentase perubahan sikap, dan lain- lain). 10 Prof.Dr.Alo Liliweri,M.S, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Kencana Pradana Media Group, Jakarta: 2011,28. 11 Prof.Dr.Alo Liliweri,M.S, Op.cit.,129. 12 4. Result- orientated- berorientasi pada hasil, bahwa tujuan komunikasi harus berorientasi pada hasil yang telah direncanakan (planned communication, instenstionality communication). 5. Time-limited- komunikasi yang baik adalah komunikasi yang memiliki batasan waktu sebagai faktor untuk menentukan tercapainya tujuan komunikasi. 2.1.2 Fungsi Komunikasi Beberapa fungsi komunikasi, diantaranya adalah:12 1. Komunikasi Sosial, yaitu terdiri dari bagaimana seseorang itu mengalami pembentukan konsep diri dalam berkomunikasi secara sosial, sebagai bentuk pernyataan sebuah eksistensi diri, untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan. 2. Komunikasi Ekspresif, jenis komunikasi ini dapat dilakukan baik sendirian atau pun dalam kelompok. Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi oranglain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan- perasaan (emosi ) kita. Perasaan- perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, takut, marah dan benci disampaikan lewat kata- kata, namun lewat perilaku nonverbal. 3. Komunikasi Ritual, dimana komunikasi ini erat kaitannnya dengan komunikasi ekspresif yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara- upacara berlainan sepanjang tahun dan 12 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya Bandung, 2004, 62 13 sepanjang hidup, contohnya saja upacara kelahiran, sunatan, pernikahan, pertunangan dan sebagainya. Dalam acara- acara itu orang mengucapkan kata- kata atau menampilkan perilaku- perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Mereka yang berpartisipasi dalam bentuk ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama mereka. 4. Komunikasi Instrumental, jenis komunikasi ini memiliki beberapa tujuan umum: menginformasikan, mengajarkan, mendorong dan mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga dapat menghibur. Maka melalui keempat fungsi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi daripada komunikasi untuk mempengaruhi atau bersifat persuasif . 2.1.3 Komunikasi Organisasi Lembaga Pendidikan Komunikasi organisasi pendidikan adalah komunikasi yang ada di dalam lembaga pendidikan, di mana dunia pendidikan merupakan dunia yang juga memerlukan kegiatan dan proses komunikasi, beragam komunikasi itu adalah: 1. Komunikasi dosen dan mahasiswa 2. Komunikasi sesama dosen 3. Komunikasi lembaga pendidikan dengan orangtua 4. Komunikasi lembaga pendidikan dengan warga atau masyarakat secara umum. 14 2.2 Public Relations Majelis public relations Dunia (World Assembly of Public Relations) mendefinisikan public relations sebagai berikut: public relations is the art and social science of analyzing tends, predicting their consequences, counseling organization leaders and implementing planned programs of action which serve both the organization’s and the public interest. (public relations adalah seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecenderungan, memperkirakan akibat- akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya) 13 Public Relations adalah komunikasi eksternal dengan menggunakan simbol dan tindakan simbolis untuk menginformasikan atau mempengaruhi publik dengan menggunakan tulisan, pemasaran, periklanan, publisitas, promosi dan event- event penting. Beberapa spesialisasi PR bekerja penuh waktu dalam perusahaan, politisi, organisasi nirlaba, atau pemerintah; sedangkan beberapa PR melakukan kontrak dengan organisasi mereka. PR adalah fungsi komunikasi manajemen dimana organisasi beradaptasi dengan atau mengelolah lingkungan mereka untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi. 2.2.1 13 Public Relations Lembaga Pendidikan Morissan, M.A,Op.cit, 8. 15 National School Public Relations Association14 mendefinisikan public relations sekolah adalah “ fungsi manajemen yang terencana dan sistematis, yang dirancang untuk membantu memperbaiki program dan layanan organisasi pendidikan. Fungsi tersebut berjalan melalui proses komunikasi dua arah dan komprehensif yang melibatkan publik internal dan eksternal dengan tujuan mendorong pemahaman yang lebih baik terhadap peran, tujuan, prestasi dan kebutuhan organisasi.” National School Public Relations Association15 juga menambahkan, “program public relations sekolah membantu dalam menafsirkan sikap publik, mengidentifikasi serta membantu merumuskan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan kepentingan publik, melakukan kegiatan untuk mendorong keterlibatan dan penebaran informasi guna memperoleh dukungan dan pemahaman publik”. Communications division office of strategy and review departement of education & training merumuskan apa, bagaimana dan dengan siapa komunikasi lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan selayaknya menjalin dan menjaga komunikasi dengan:16 1. Orangtua siswa 2. Masyarakat sekitar 2 Untuk menyampaikan informasi tentang berbagai kegiatan di lembaga pendidikan 14 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Komunikasi Pendidikan, Simbiosa Rekatama Media, Bandung: 2013, hal 120. 15 Ibid, 121. 16 Ibid, 121. 16 3. Melalui kalawarta (newsletter), situs web, dan media massa 4. Dengan kegiatan komunikasi terencana. 2.2.2 Fungsi Utama PR Lembaga Pendidikan Dalam konteks dunia pendidikan, fungsi utama public relations sekolah seperti yang dirumuskan NSPRA adalah:17 1. Konselor humas 2. Berkomunikasi dengan publik internal dan eksternal 3. Hubungan dengan media 4. Menjalin kerja sama dengan masyarakat khususnya dalam penyusunan rencanaanggaran sekolah 5. Menyusun rencana komunikasi 6. Menyelenggarakan kajian kehumasan 7. Pencitraan dan pemasaran sekolah 8. Publikasi pendidik dan tenaga kependidikan serta siswa berprestasi 9. Menyediakan informasi yang dibutuhkan publik 10. Memberikan pelatihan kehumasan bagi warga lembaga pendidikan 11. Menjadi penghubung sekolah dan masyarakat Tugas public relations menurut Oxley adalah :18 1. Memberikan masukan kepada manajemen tentang perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan organisasi dengan publikpubliknya. 17 18 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Op.cit, hal 127. Ibid, 127. 17 2. Meneliti dan menafsirkan sikap publik- publik utama saat ini atau mengantisipasi sikap publik- publik utama itu demi kepentingan organisasi. 3. Menjadi penghubung antara manajemen dan publik- publiknya, 4. Melaporkan secara berkala kepada manajemen semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasinya. 2.2.3 Tugas PR Lembaga Pendidikan Bila tugas- tugas itu ditempatkan dalam konteks lembaga pendidikan, tugas- tugas public relations itu akan menjadi:19 1. Memberikan masukan kepada manajemen lembaga pendidikan tentang perkembangan internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan lembaga pendidikan dengan publik- publiknya seperti orangtua siswa, dunia usaha dan dunia industri, asosiasi guru, perguruan tinggi, serta dinas pendidikan. 2. Meneliti dan menafsirkan sikap publik- publik utama saat ini atau mengantisipasi sikap publik- publik utama itu demi kepentingan organisasi. Publik disini adalah orangtua siswa, pendidik dan tenaga kependidikan, dinas pendidikan, pemerintah kota/ kabupaten dan kelompok pemerhati pendidikan. 3. Menjadi penghubung antara manajemen dan publik- publiknya yang dilakukan biasanya oleh Wakil Kepala Sekolah bidang humas yang menjadi penghubung antara sekolah dengan publik utamanya. 19 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Op.cit, 128. 18 4. Melaporkan secara berkala kepada manajemen lembaga pendidikan semua kegiatan yang mempengaruhi hubungan publik dan organisasinya. Agar komunikasi dan jalinan hubungan dengan publik- publiknya itu berjalan baik, ada baiknya lembaga pendidikan mengikuti saran dari office of community oriented policing services. Dalam upaya memperbaiki komunikasi yang dilakukan organisasi, disarankan hal- hal sebagai berikut:20 1. Menetapkan visi, misi dan tema pokok lembaga pendidikan sebagai dasar strategi komunikasi. 2. Menetapkan standar untuk komunikasi yang akan dilakukan lembaga pendidikan, apakah komunikasinya hanya sampai menginformasikan atau mempengaruhi. 3. Memilah khalayak komunikasi menjadi khalayak internal, eksternal dan politis, dan menunjukkan maksud menjalin hubungan dengan masingmasing khalayak. 4. Mengkaji strategi komunikasi dan citra organisasi saat ini. 5. Menyusun komunikasi pada level organisasi termasuk langkah- langkah jadwal personalia, dan indikator kinerjanya. 6. Melibatkan semua orang pada berbagai level dalam organisasi . 7. Mengajak para pemuka masyarakat, bisnis, politik, agama, media dan stakeholder yang lain. 8. Mengidentifikasi pelaku utama, perannya, mendekatinya. 20 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Op.cit, 129. dan proses untuk 19 9. Mengalokasikan sumber daya (manusia, peralatan, anggaran) untuk mengelola komunikasi yang memperhitungkan isu komunikasi, karakteristik masyarakat, volume kegiatan, media tradisional dan media baru, serta akses pada tekhnologi. 10. Mendidik semua personalia untuk menjalankan strategi komunikasi dan mendorong semua personalia itu terlibat dalam proses komunikasi. 2.2.4 Kegiatan Layanan PR Lembaga Pendidikan Haynes menunjukkan sejumlah kegiatan yang disebutnya sebagai layanan PR yang secara umum dilaksanakan sebagai penjabaran fungsi PR, yaitu:21 1. Hubungan dengan komunitas (community relations)- mengoordinasikan kegiatan- kegiatan organisasi sebagai warga komunitas yang baik, mengembangkan pemahaman komunitas terhadap permasalahan organisasi, kebutuhan organisasi dan manfaat kehadiran organisasi bagi masyarakat secara keseluruhan, serta mengembangkan iklim kegiatan yang baik. 2. Konsultasi- mengembangkan dan merekomendasikan kebijakan- kebijakan humas lembaga, memberi masukan berdasarkan sudut pandang humas dalam merumuskan keputusan organisasi. 3. Program sumbangan- menyusun kebijakan pemberian dana sumbangan dan memproses permintaan sumbangan/ bantuan. 21 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Op.cit, 129. 20 4. Hubungan dengan customer- memastikan customer organisasi merasa puas untuk itu, PR menangani permintaan customer, menangani keluhan dan memberi saran kepada pimpinan untuk permasalah customer. 5. Hubungan dengan pemerintah (government relations)- fungsi PR ini dijalankan dengan memantau regulasi pemerintah dan peraturan perundangundangan yang berdampak pada organisasi, menjaga hubungan dengan lembaga pemerintah pada tingkat kota/ kabupaten, provinsi dan nasional, menyusun laporan trend dalam pemerintahan yang berdampak terhadap organisasi dan merekomendasikan tindakan yang perlu dilakukan. 6. Hubungan dengan tamu- menyelenggarakan kegiatan untuk penerimaan tamu yang berkunjung, membuat brosur, bahan tayangan dan materi komunikasi lain yang menjelaskan tentang organisasi kepada tamu. 7. Komunikasi internal- mempersiapkan dan menjalankan kegiatan pemberian informasi pada lingkungan internal organisasi dan mempersiapkan komunikasi internal antara pimpinan dan staf. 8. Hubungan dengan investor atau hubungan dengan warga organisasi-atau pemberi sumbangan dana, menyiapkan materi komunikasi untuk kegiatan pertemuan, bahan tercetak atau konten untuk situs internet. 9. Hubungan dengan media- menulis laporan tentang isu- isu yang penting bagi organisasi yang disajikan media, menyelenggarakan kegiatan publisitas, menulis berita kegiatan dalam bentuk siaran pers, membangun dan menjaga hubungan dengan media, menangani permintaan informasi dari media, dan mengevaluasi pemberitaan media. 21 10. .Pengkajian- mengumpulkan informasi yang diperlukan oleh wartawan dan staf organisasi dengan memanfaatkan perpustakaan, basis data online dan publikasi. 11. Komunikasi digital- memanfaatkan situs internet, situs intranet, e-mail dan sarana digital lain untuk menyusun dan menyebarkan pesan pada publik tertentu. 2.3 Strategi Public Relations JL. Thompson mendefenisikan strategi sebagai salah satu cara untuk mencapai sebuah hasil akhir. Dalam hal ini hasil akhir menyangkut tujuan dan juga sasaran organisasi dimana ada strategi luas untuk keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing- masing aktivitas. Sementara itu strategi fungsional mendorong secara langsung strategi kompetitif.22 Menurut Steiner dan Miner strategi lebih mengacu kepada formula misi, tujuan dan objektif dasar organisasi, strategi- strategi program, dan kebijakan untuk mencapainya, dan metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan- tujuan organisasi. Berbicara tentang strategi, maka tidak akan terlepas dari pendekatan manajerial yang mana seorang Public Relations akan menggunakan konsepkonsep manajemen untuk memudahkan pelaksanaan tugas- tugasnya. Strategi Public Relations yang digunakan PR STBA JIA adalah empat langkah proses 22 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2006 ,2 22 strategi PR yang diungkapkan oleh Cutlip, Center dan Broom antara lain sebagai berikut :23 1. Fact Finding (pengumpulan data) Seorang praktisi PR harus dapat mengenal simtom dan penyebab suatu permasalahan. Untuk itu dibutuhkan sebuah penelitian untuk mengumpulkan fakta. Selain itu, seorang PR juga perlu untuk memantau perkembangan dari masalah. Bisa dikatakan pada tahap ini merupakan fungsi inteligen perusahaan. Langkah ini dilakukan secara kontinu tidak hanya pada saat terjadi krisis. 2. Planning (perencanaan) Setelah menemukan penyebab timbulnya permasalahan diperlukan sebuah langkah pencegahan atau pemecahan. Program yang telah direncanakan sebaiknya berupa konsensus dan disepakati bersama. Tercakup dalam tahap ini sasaran untuk mencapai tujuan program. Selain itu tahapan ini sekaligus akan menjawab pertanyaan “What should we do and why?” 3. Action and Communication (aksi dan komunikasi) Banyak praktisi PR melupakan kedua proses di atas langsung masuk kedalam tahap ini, tidak jarang banyak yang terjebak. Aksi dan komunikasi harus dikaitkan dengan objective dan goals yang spesifik. Tahap ini menjawab pertanyaan ”How do we do it and say it?” 23 Scoot M. Cutlip, Allan H Center, dan Glen M Broom, Op.cit, 5. 23 4. Evaluation (Evaluasi Program) Proses PR selalu dimulai dengan mengumpulkan fakta dan diakhiri pula dengan evaluasi. Untuk mengetahui prosesnya sudah selesai atau belum diperlukan sebuah evaluasi atas langkah-langkah yang telah diambil. Pengukuran ini menjawab pertanyaan : “How did we do?.” 2.3.1 Perencanaan Strategi Public Relations Strategi PR disusun dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan pada lingkungan internal organisasi serta peluang dan ancaman pada lingkungan eksternal organisasi. Perbedaan- perbedaan pada lingkungan internal dan eksternal inilah yang melahirkan perbedaan pada strategi PR yang dijalankan organisasi. Tujuan kehumasan organisasi yang berbesar satu sama lain, tentu akan membuat strategi PR yang berbeda pula. Di samping itu, status lembaga pendidikan sekolah negeri atau sekolah swasta, juga mempengaruhi strategi PR yang dikembangkan. Untuk memudahkan dalam menyusun strategi PR itu bisa dibuat tabel yang berisi pertanyaan dan jawabannya disusun oleh orang yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan kehumasan di lembaga pendidikan. Contohnya seperti tabel berikut:24 No 24 Pertanyaan 1 Dimana kita sekarang 2 Mau ke mana Ibid, 139. Informasi 24 3 Dengan siapa kita berkomunikasi 4 Apa yang sebaiknya dilakukan publik 5 Apa alasan kita publik melakukan itu 6 Apa yang akan dikatakan pada publik 7 Teknik apa yang kita pergunakan untuk menyatakannya pada publik 8 Di mana kita menyatakannya 9 Kapan kita menyatakannya 10 Berapa banyak anggaran yang diperlukan 11 Bagaimana bila muncul masalah yang tidak terduga 12 Bagaimana kita bertindak Tabel di atas merupakan penyusunan strategi PR dan aksi. Strategi aksi merupakan perubahan dalam kebijaksanaan, prosedur, layananan dan perilaku organisasi sebagai respons terhadap kebutuhan publik internal dan eksternal, sedangkan strategi PR menunjang strategi aksi untuk membuat publik memahami dan bisa menafsirkan tindakan organisasi. Menurut Cutlip- Center- Broom, perencanaan strategis bidang Public Relations meliputi kegiatan: 25 a. Membuat keputusan mengenai sasaran dan tujuan program b. Melakukan identifikasi khalayak penemu (key public) c. Menetapkan kebijakan atau aturan untuk menentukan strategi yang akan dipilih d. Memutuskan strategi yang akan digunakan 2.4 Publikasi Dalam kegiatan penelitian ini peneliti menekankan pada kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Public Relations. Publikasi dilakukan dengan tujuan penyampaian informasi kepada khalayak dengan harapan terbentuknya opini publik yang positif dan citra yang sangat baik tentang institusi maupun perusahaan yang dipublikasikan. Philip Leslay dan Herbert M. Baus dalam bukunya “ Preparation for Communication”, seperti yang dikutip oleh Ton Kertapi “ Publikasi merupakan tugas seorang public relations dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan kepada masyarakat luas, dengan kata lain publikasi merupakan bagiam terbesar dan terpenting, atau ujung tombak dari pada public relations”. Jika dibandingkan dengan promosi dan seperti periklanan, publikasi mempunyai beberapa kelebihan dalam pelaksanaannya dalam kegiatan yang dilaksanakan public relations: 1. Publikasi dapat menjangkau orang- orang yang tidak membaca sebuah iklan. 26 2. Publikasi dapat ditempatkan pada halaman depan dari sebuah surat kabar atau pada posisi lain yang menyolok. 3. Lebih dapat dipercaya. Apabila sebuah surat kabar atau majalah mempublikasikan sebuah cerita sebagai berita, pembaca menganggap bahwa cerita tersebut merupakan berita, dan berita umumnya lebih dipercaya daripada iklan. Selain beberapa kelebihan di atas, publikasi juga mempunyai kekurangan, antara lain publikasi tidak dapat menggantikan peranan dari alat promosi yang lain. Publikasi hanya mendukung metode promosi yang lain, dan harus dipertimbangkan sebagai satu elemen dalam program komunikasi pemasaran secara keseluruhan. 2.4.1 Jenis- jenis Publikasi Pada umumnya yang digunakan oleh seorang praktisi Public Relations perusahaan atau instansi melalui media komunikasi massa ada empat macam publikasi, yaitu: a. Pure Publicity ( Publikasi Umum) Pemanfaatan ruang untuk publikasi dalam peliputan peristiwa biasanya yang mempunyai nilai berita. b. Paid Publicity (Publikasi yang dibayar) Penyampaian publikasi dalam bentuk berita atau sejenisnya dalam media massa dengan cara membayar atau menyewa waktu siaran atau ruangan dalam media elektronik atau cetak. 27 c. Free Raid Publicity (Publikasi yang Menunggangi) Kegiatan publikasi yang berkepentingan, tidak banyak usaha tetapi sudah dapat perhatian dari media massa. d. Tie in Publicity (Publikasi yang Luar Biasa) Kegiatan publikasi yang mempergunakan suatu peristiwa penting yang menggambarkan masyarakat luas atau sesuatu yang berkembang popular dikalangan masyarakat. Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Publikasi suatu penyebaran informsi yang dilaksanakan oleh seorang public relations dengan menggunakan media massa sesuai jenis publikasi yang dibutuhkan. 2.4.2 Tahap- tahap Publikasi Dalam perencanaan publikasi terdapat beberapa tahap diantaranya yaitu:25 1. Mendefinisikan masalah, jika kita tidak dapat memahami sepenuhnya masalah yang dihadapi, maka kita tidak akan bisa menetapkan tujuan yang benar; untuk memahami suatu masalah maka hal- hal yang harus diperhatikan adalah mendiskusikan masalah tersebut untuk mengetahui publikasi apa yang diharapkan, melakukan penelitian (research), dan mengetahui ide atau gagasan dalam perspektif yang lebih luas dari tujuan jangka panjang yang ditetapkan. 25 Lawrence W Nolte and Dannis L. Wileox “Effective Publicity” How to Reach The Publicity by Jhon Wiley and sons,inc 1984, 76 28 2. Mengidentifikasi tujuan, dalam melakukan segala sesuatu tentulah harus memiliki tujuan. Publikasi yang dilakukan mempunyai tujuan yang hendak diraih sesuai dengan ketetapan perusahaan. Agar tidak menyimpang maka tujuan yang hendak dicapai harus dirumuskan terlebih dahulu, barulah kemudian dapat disesuaikan dengan langkah- langkah publikasi yang dilakukan. 3. Dalam perencanaan publikasi, seorang public relations harus mengetahui dengan jelas dan tepat banyak sasaran yang akan menjadi sasaran komunikasi kita yaitu mengidentifikasikan khalayak baik secara psikologis maupun geografis, juga disertai dengan pemilihan penggunaan media massa mana yang akan dijadikan perantaraan penyampaian pesan kepada khalayak. 4. Mengembangkan strategi yang dapat menjelaskan bagaimana tujuan dapat dicapai. 5. Mempersiapkan hal- hal yang diperlukan dalam tahapan pelaksanaan, yaitu dengan memilih media komunikasi yang tepat yang dapat menjangkau khalayak sasaran serta dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (perencanaan pelaksanaan). 6. Melakukan perencanaan waktu dengan membuat susunan penjadwalan perencanaan waktu dari kegiatan yang akan dilaksanakan (timetable) agar pelaksanaan proses publikasi dapat terlaksana dengan tepat sesuai dengan jadwal yang ditentukan. 7. Menetapkan anggaran yang dibutuhkan dan tak lupa mengalokasikan sekitar 10% dari total anggaran untuk hal- hal yang tidak terduga. 29 8. Mengukur dan melakukan evaluasi. Pada tahap akhir ini hasil kegiatan dicocokkan dengan kriteria evaluasi tersebut yaitu: realistis, dapat dipercaya, spesifik dan sesuai dengan apa yang diharapkan. 2..4.3 Efektifitas Publikasi Tujuan dari publikasi itu sendiri adalah untuk menyampaikan ide atau gagasan dari suatu sumber kepada khalayak tertentu oleh karena itu, setiap upaya publikasi harus terfokus pada ide atau gagasan yang disampaikan. Dalam setiap hal, publikasi haruslah jujur akurat dan dapat di mengerti aturan ini berlaku untuk publikasi baik yang bersifat positif maupun negatif dan apabila terjadi pelanggaran, maka hal tersebut dapat menyebabkan reaksi yang merugikan. Pada dasarnya untuk mencapai suatu publikasi yang efektif, hal- hal yang harus diperhatikan antara lain: 26 1. Publikasi haruslah benar- benar jujur dan sesuai fakta. Publikasi hanya dapat memberikan informasi membujuk harus didasarkan kepada kebaikan. Apapun yang akan dipublikasikan harus merupakan sesuatu yang dapat diterima oleh khalayak luas. 2. Publikasi harus dapat dipercaya (credible) dan khalayak luas harus dapat mempercayainya. 3. Publikasi haruslah tepat, apa yang dipublikasikan haruslah sesuai dengan persepsi khalayak. 26 Ibid hal 12 30 2.5 Khalayak Public Relations Seorang public relations harus mampu menciptakan hubungan baik dengan publik atau khalayak internal maupun eksternal perusahaan. Menurut definisi yang dirumuskan oleh IPR (institute of public relations) yang dikutip oleh Frank Jefkins dalam bukunya “public relations” , istilah khalayak sengaja dibuat dalam istilah bermakna majemuk yaitu publics.27 Hal ini dikarenakan, kegiatan-kegiatan public relations tersebut khusus diarahkan kepada khalayak dalam pengertian yang seluas- luasmya (masyarakat umum). Dengan kata lain, kegiatan- kegiatan PR tersebut khusus diarahkan kepada khalayak terbatas atau pihak- pihak tertentu yang berbeda, dan masingmasing dengan cara yang berlainan pula. Khalayak public relations yang utama didefinisikan ada delapan (The 8 baxic publics of public relations) yaitu: a. Community (masyarakat umum) b. Potential employees (calon pegawai) c. Employees (pegawai) d. Suppliers (pemasok) e. Money market (investor atau pemegang saham) f. Distributor g. Consumer( konsumen) h. Opinion leader (pemimpin pendapat umum) 27 Frank Jefkins, Public Relations, Erlangga, 2002, edisi Bahasa Indonesia oleh Daniel Yadin, 28 31 Berbicara tentang sasaran atau khalayak yang menjadi target dari perusahaan, khalayak tersebut dibagi dua yakni khalayak internal dan eksternal. 1. Publik internal Publik internal sebagai sasaran PR terdiri atas orang- orang yang memiliki kegiatan di dalam organisasi dan secara fungsional mempunyai tugas dan pekerjaaan serta hak dan kewajiban tertentu. Dalam organisasi, publik internal meliputi publik karyawan dan publik pemegang saham. Fungsi PR itu sendiri di dalam perusahaan berkisar pada kegiatan menciptakan dan mewujudkan hubungan yang harmonis antara pimpinan organisasi dengan para karyawan, begitu pula dengan pemegang saham. 2. Publik Eksternal Publik Eksternal sebagai sasaran kegiatan PR terdiri dari orang- orang di luar organisasi, baik yang kaitannya dengan organisasi atau pun yang diharapkan ada kaitannya dengan organisasi. Bagi suatu perusahaan, pelanggan merupakan faktor yang teramat penting serta diperlukannya pembinaan hubungan yang berkesinambungan dengan pelanggan. Dapat dilihat bahwa hubungan konsumen adalah bagian dari hubungan eksternal dari kegiatan Public Relations yang memperlakukan para konsumen dengan pelayanannya yang sebaik mungkin. Adapun hubungan eksternal dari kegiatan public relations meliputi: a. Hubungan dengan komunitas (community relations) berorientasi kepada kegiatan (actions oriented) yakni kegiatan yang dilakukan oleh lembaga yang 32 bersifat partisipatif. Dengan partisipasi itu, keuntungan bukan hanya pada organisasi atau lembaga saja, tapi juga pada lingkungan di sekitarnya, dalam hal ini komunikasi dan evaluasi turut menentukan berhasil tidaknya hubungan dengan komunitas ini. Teknis dan media sudah tentu bergantung pada komunitas yang terdapat di sekitar lembaga. b. Hubungan dengan pemerintah sangat perlu dilakukan dan diperhatikan, bahan bagian PR suatu organisasi atau lembaga perlu ditetapkan seorang petugas khusus, terutama berkaitan dengan organisasi tempat PR itu berada. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah mempunyai dua jenis kegiatan, yakni menguasai peraturan- peraturan pemerintah dan membina hubungan dengan instansi daerah. c. Hubungan dengan media massa adalah terbinanya hubungan PR dengan orang –orang media massa, seperti redaktur surat kabar dan majalah, wartawan radio, atau repoter televisi, PR perlu membina hubungan yang akrab dengan orang- orang media massa, agar segala sesuatu yang menyangkut penyebaran informasi kepada publik eksternal berjalan lancar.28 28 Aly Bachtiar. Tehnik Hubungan Masyarakat ( Jakarta: UT, 1995), 31 33 2.5.1 Khalayak Publik Strategis Lembaga Pendidikan Dalam kaitannya dengan humas sebagai manajemen relasi, relasi tentu akan diarahkan pada kelompok- kelompok publik yang dianggap strategis. Kelompok publik yang sadar dan aktif inilah yang dikategorikan sebagai publik yang strategis. Kajian Indest 29 menunjukkan setiap sekolah memiliki rumusan yang berbeda tentang publik yang strategis yang harus dikelola dengan baik. Ada sekolah yang memandang publik strategis yang harus dijaga kedekatan relasinya adalah alumni. Alasannya, supaya alumni terus mempunyai rasa memiliki dan bisa memberikan bantuan untuk pengembangan sarana dan prasarana sekolah. Ada sekolah yang memandang publik strategis itu adalah alumni serta calon siswa serta orang tuanya. Perbedaan dalam memandang publik strategis itu juga membuat perbedaan dalam melakukan komunikasi dan manajemen reputasi yang dilakukan sekolah tersebut. Untuk sekolah yang memandang alumni sebagai publik strategisnya, kegiatan temu alumni, atau pemberian informasi kepada alumni secara berkelaanjutan tentang perkembangan sekolah menjadi sangat pentimg. Sedangkan sekolah yang memandang publik strategisnya adalah calon siswa dan orangtuanya, akan melakukan kegiatan komunikasi dengan calon siswa dan orangtuanya, misalnya dengan melaksanakan open house dan menjalin komunikasi dengan sekolah yang jenjangnya berada di bawahnya. 30 29 30 Dr. Yosal Iriantara & Usep Syaripudin, M.Ed, Op.cit, 133. Ibid