HUKUM PERDAGANGAN LUAR NEGERI

advertisement
HUKUM PERDAGANGAN
LUAR NEGERI
BY :
WIWIN MUCHTAR WIYONO,SH.,MHum
ISTILAH
HUKUM PERDAGANGAN LUAR NEGERI =
HUKUM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
MENUNJUK PADA HUKUM YANG MENGATUR
KETENTUAN YANG BERLAKU UNTUK
PERDAGANGAN ANTAR NEGARA.
 TRANSAKSI BISNIS INTERNASIONAL
MENUNJUK PADA ASPEK HUKUM YANG
BERLAKU BAGI PELAKU BISNIS YANG
MELAKUKAN KEGIATAN PERDAGANGAN ANTAR
NEGARA

2
HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL



DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL,BUKAN
NEGARA YANG MENJADI PELAKU DARI
PERDAGANGAN.
HUBUNGAN ANTARA INSTRUMEN INTERNASIONAL
YANG DITANDATANGANI OLEH NEGARA DAN
PELAKU USAHA TERLETAK PADA PERAN NEGARA
DALAM MEMBUAT ATURAN BAGI PARA PELAKU
USAHANYA.
APA YANG DIPERJANJIKAN DENGAN NEGARA LAIN
AKAN DIBERLAKUKAN SEBAGAI PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI NEGARANYA.
3
MASALAH DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
MASALAH YANG MUNCUL DALAM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL ADALAH
DISATU SISI ADA NEGARA-NEGARA YANG
MENGINCAR PASAR DI NEGARA LAIN,DI SISI
LAIN NEGARA YANG MENJADI INCARAN
CENDERUNG UNTUK MEMPROTEKSI PASARNYA.
DENGAN DEMIKIAN MASALAH UTAMA ADALAH
PASAR.
4
TUJUAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
TUJUAN DARI PERDAGANGAN
INTERNASIONAL ADALAH
PERDAGANGAN YANG DILAKUKAN
ANTAR NEGARA OLEH PARA
PELAKU USAHA DARI NEGARA
YANG BERBEDA DIHARAPKAN
SEPERTI PERDAGANGAN ANTAR
PROPINSI DALAM SUATU NEGARA.
5
HUKUM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
IMPLEMENTASINYA PADA
HUKUM NASIONAL
??????????????
6
INDONESIA TELAH
MERATIFIKASI
PEMBENTUKAN WTO
DENGAN
UU NO.7 TAHUN 1994.
7
REFORMASI HUKUM
DI BIDANG EKONOMI (1)
REFORMASI TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG TELAH
USANG.
- PRODUK KOLONIAL
- PRODUK SETELAH INDONESIA
MERDEKA.
 REFORMASI TERHADAP PERATURAN
PERUNDANG – UNDANGAN DALAM
RANGKA MENYESUAIKAN DENGAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL YANG
TELAH DITANDATANGANI DAN
RATIFIKASI OLEH INDONESIA.

8
REFORMASI HUKUM
DIBIDANG EKONOMI(2)
REFORMASI DALAM RANGKA
UNTUK MENGUNDANG LEBIH
BANYAK INVESTASI ASING.
REFORMASI DALAM RANGKA
MENYESUAIKAN DIRI DENGAN
MASALAH-MASALAH
INTERNASIONAL.
REFORMASI DALAM RANGKA
INDONESIA MENUJU NEGARA
INDUSTRI.
9
HAMBATAN TERHADAP
REFORMASI HUKUM(1)





MASALAH PENEGAKAN HUKUM.
MASALAH PERATURAN PERUNDANGANUNDANGAN YANG SALING BERTENTANGAN
SATU SAMA LAIN.
UU DIANGGAP SEBAGAI HAL YANG
SUCI(SULIT UNTUK DIUBAH)
UU YANG MEMERLUKAN PERATURAN
PELAKSANAAN
MASALAH PENAFSIRAN
10
HAMBATAN TERHADAP
REFORMASI HUKUM(2)





PERUBAHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN YANG TIDAK SEMESTINYA
KEBIJAKSANAAN DALAM NEGERI YANG
DITUANGKAN DALAM PERATURAN PERUNDANGUNDANGAN NAMUN TIDAK SESUAI DENGAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL
REFORMASI HUKUM KARENA TEKANAN DARI LUAR
KRISIS EKONOMI YANG BERKEPANJANGAN
PANDANGAN SKEPTIS TERHADAP GLOBALISASI
11
PENGERTIAN JUAL BELI INTERNASIONAL



12
JUAL BELI INTERNASIONAL MERUPAKAN JUAL BELI
BIASA, SEHINGGA ATURAN HUKUM TENTANG JUAL BELI
BIASA PADA PRINSIPNYA BERLAKU TERHADAP JUAL BELI
INTERNASIONAL.
BEDANYA, DLM JUAL BELI INTERNASIONAL, ANTARA
PIHAK PENJUAL DGN PIHAK PEMBELI TIDAK BERADA
DALAM 1 (SATU) NEGARA, SEHINGGA HARGA ATAUPUN
BARANG HARUS DIKIRIM DARI 1 (SATU) NEGARA KE
NEGARA LAINNYA.
KARENANYA HUKUM TENTANG JUAL BELI
INTERNASIONAL AKAN BERJALAN BERBARENGAN
DENGAN HUKUM TENTANG EKSPOR-IMPOR
SIFAT-SIAFAT UMUM PERDAGANGAN
LUAR NEGERI


PERBEDAAN SETIAP NEGARA DARI SUDUT SUMBER ALAM,
IKLIM, LETAK GEOGRAFIS, PENDUDUK, KEAHLIAN, TENAGA
KERJA, TINGKAT HARGA, KEADAAN STRUKTUR EKONOMI
DAN SOSIALNYA.
HASIL PRODUKSI INDONESIA SMP KINI BLM DPT
DIPERGUNAKAN SECARA LANGSUNG UTK MEMENUHI
KEBUTUHAN DALAM NEGERI, KRN MASIH TERDIRI DARI
BAHAN-BAHAN MENTAH & HASIL TAMBANG. BAHAN TSB
MASIH HRS DIEKSPOR KE LN SBG BAHAN BAKU UTK
INDUSTRI DI NEGARA-NEGARA MAJU.SEBALIKNYA UTK
KEBUTUHAN DLM NEGERI MASIH HRS DIIMPOR BERJENISJENIS BARANG KONSUMSI HASIL INDUSTRI YG
JUMLAHNYA SANGAT DIBATASI OLEH KEMAMPUAN DEVISA
KITA UTK MEMBIAYAI YG SEBAGIAN BESAR BERSUMBER
DARI EKSPOR HASIL BUMI DAN TAMABANG.
13
FAKTOR-FAKTOR KHUSUS PDL
1.
2.
3.
FAKTOR HASIL (PROCEEDS) DAN BIAYA (COST)
AKTIVITAS INI HANYA DAPAT DILAKUKAN DLM BATAS
TERTENTU SESUAI DGN KEBIJAKSANAAN UMUM
PEMERINTAH
TATA CARA PDL TDK BERBEDA DGN PDN, HANYA DLM PDL
LEBIH SULIT DAN BERBELIT-BELIT DIKARENAKAN :
1. PEMBELI & PENJUAL TERPISAH OLEH BATAS-BATAS
KENEGARAAN (GEOPOLITIK)
2. BARANG HRS DIANGKUT ATAU DIKIRIM DARI SATU
NEGARA KE NEGARA LAIN MELALUI BERMACAM
PERATURAN SEPERTI PABEAN.
3. ANTARA SATU NEGARA DGN NEGARA LAINNYA
TERDAPAT PERBEDAAN BAHASA, MATA UANG, TAKARAN
DAN TIMBANGAN, HUKUM.
14
PROSEDUR EKSPOR
15
IMPORTIR
-----------------BUYER
4
PRODUSEN
PELAYARAN
D
EKSPORTIR
------------------SELLER
4
10
INSTANSI
EKSPOR
E
BANK
LUAR
NEGERI
I
BANK
DALAM
NEGERI
H
ASURANSI
F
KEDUTAAN
ASING
G
16
KETERANGAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
EKSPORTIR MENERIMA ORDER/PESANAN DARI LANGGANAN DI LN (B-A)
BANK MEMBERITAHUKAN TELAH DIBUKANYA SUATU L/C UTK DAN ATAS NAMA
EKSPORTIR (H-A)
EKSPORTIR MENEMPATKAN PESANAN KEPADA LEVERANSIR/MAKER PEMILIK
BARANG/PRODUSEN (A-C)
EKSPORTIR MENYELENGGARAKAN PENGEPAKAN BARANG KHUSUS UTK
DIEKSPOR (SEA WORTHY PACKING)(A)
EKSPORTIR MEMESAN RUANGAN KAPAL (BOOKING) DAN MENGELUARKAN
SHIPPING ORDER PADA MASKAPAI PELAYARAN (A-D)
EKSPORTIR MENYELESAIKAN SEMUA FORMULIR EKSPOR DGN SEMUA
INSTANSI EKSPOR YG BERWENANG (A-E)
EKSPORTIR MENYELENGGARAKAN PEMUATAN BARANG KE ATAS KEPAL, DGN
ATAU TANPA MEMPERGUNAKAN PERUSAHAAN EKSPEDISI (A-D)
EKSPORTIR MENGURUS BILL OF LADING DGN MASKAPAI PELAYARAN (A-D)
EKSPORTIR MENUTUP ASURANSI-LAUT DGN MASKAPAI ASURANSI (A-F)
MENYIAPKAN FAKTUR DAN DOKUMEN-DOKUMEN PENGAPALAN LAINYA (A)
MENGURUS CONSULAR INVOICE DGN TRADE COUNCELOR KEDUTAAN NEGARA
IMPORTIR (A-G)
MENARIK WESEL KPD IMPORTIR DAN MENERIMA HASILNYA DARI NEGOITIATING
BANK (A-H)
NEGOTIATING BANK MENGIRIMKAN SHIPPING ADVICE DAN COPY SHIPPING
DOCUMENTS KPD PRINCIPALSNYA DI NEGARA IMPORTIR (H-I)
EKSPORTIR MENGIRIMKAN SHIPPING ADVICE & COPY SHIPPING DOCUMENTS
KEPADA IMPORTIR (A-B)
17
PENYELESAIAN BENTURANBENTURAN HUKUM DALAM JUAL
BELI INTERNASIONAL



DGN PEMBUATAN KONVENSI-KONVENSI
INTERNASIONAL
PENYELESAIAN LEWAT HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL
PENYELESAIAN LEWAT PENGATURAN
PARA PIHAK DALAM KONTRAK.
18
POKOK-POKOK MASALAH YG SERING
TIMBUL DLM JBI
KEKUATAN HUKUM NEGOSIASI
AKSEPTASI YG BERBEDA DENGAN TAWARAN
PEMBATALAN SUATU TAWARAN
PERLU TIDAKNYA SUATU CONSIDERATION
KEHARUSAN KONTRAK TERTULIS
WAKTU DIANGGAP TERCAPAINYA KATA
SEPAKAT
19
KEKUATAN HUKUM NEGOSIASI


20
ADA NEGARA YG MENGANUT PRINSIP BAHWA
NEGOSIASI TDK MENGIKAT SAMA SEKALI, BARU
MENGIKAT SECARA MORAL BLM SECARA
HUKUM, JADI IKATAN HUKUM BARU ADA
SETELAH DITANDATANGANINYA KONTRAK, KUH
PERDATA INDONESIA (PASAL 1320) MENGANUT
PRINSIP SEPERTI INI.
ADA NEGARA YG SDH MEMBERIKAN SEMACAM
IKATAN HUKUM KPD NEGOSIASI SMP BATAS2
TERTENTU, YAITU IKATAN YG TIMBUL DARI
PRELIMINARY AGREEMENT.
AKSEPTASI YG BERBEDA DGN TAWARAN
PADA TAHAP2 AWAL DARI SUATU
KONTRAK, SALAH SATU PIHAK
MELAKUKAN PENAWARAN (OFFER) DAN
PIHAK LAIN MELAKUKAN PENERIMAAN
(ACCEPTANCE) TERHADAP PENAWARAN
TERSEBUT
21
PEMBATALAN SUATU TAWARAN
ADA NEGARA YG MENGANGGAP
TAWARAN DPT DIBATALKAN
SEBELUM PENERIMAAN
TAWARAN DILAKUKAN OLEH
PIHAK LAWAN, DGN ALASAN
BAHWA TAWARAN TERSEBUT
MASIH MERUPAKAN PERBUATAN
SEPIHAK YG DPT DIBATALKAN
PULA SECARA SEPIHAK.
22
PERLU TIDAKNYA SUATU
CONSIDERATION
 SUATU CONSIDERATION MRPKAN
PRESTASI DARI PIHAK LAWAN SBG AKIBAT
ADANYA PRESTASI DARI PIHAK YG
MELAKUKAN PENAWARAN KONTRAK.
 JIKA PIHAK YG MELAKUKAN TAWARAN
ADALAH PIHAK PENJUAL, MAKA YG
MERUPAKAN CONSIDERATION ADALAH
HARGA BARANG YG HARUS DIBAYAR PIHAK
PEMBELI
23
KEHARUSAN KONTRAK
TERTULIS

ADA NEGARA YG BERLAKU
PRINSIP STATUTE OF FRAUD
YG MENGAJARKAN BAHWA
KONTRAK TERTENTU HARUS
DILAKUKAN SECARA
TERTULIS, SEPERTI JUAL
BELI DENGAN HARGA DI
ATAS HARGA TERTENTU.
24
WAKTU DIANGGAP TERCAPAINYA
KATA SEPAKAT



ADA NEGARA YG HUKUMNYA MENYATAKAN
BAHWA KATA SEPAKAT TERJADI PADA SAAT
DIKIRIMNYA PENERIMAAN TAWARAN
ADA NEGARA YG MENYATAKAN PADA SAAT
PIHAK PENAWAR MENGETAHUINYA SECARA
NYATA (ACTUAL KNOWLEDGE) BAHWA
TAWARANNYA SDH DITERIMA OLEH PIHAK
LAWAN
ADA NEGARA YG MENGATAKAN PADA SAAT
DITERIMANYA OLEH PIHAK PENAWAR
PENGIRIMAN PENERIMAAN TAWARAN.
25
DASAR HUKUM TERHADAP JBI
KETENTUAN DLM KONTRAK TSB,
BERDASARKAN PRINSIP KEBEBASAN
BERKONTRAK
KETENTUAN DLM UU TENTANG HUKUM
KONTRAK (NASIONAL)
KEBIASAAN BISNIS (TRADE USAGE)
YURISPRUDENSI
KAIDAH HUKUM PERDATA
INTERNASIONAL
KONVENSI2 INTERNASIONAL, SEPERTI
UNITED NATIONS CONVENTION ON
CONTRACTS FOR THE INTERNATIONAL
SALE
26
PENGATURAN RISIKO DALAM JBI
RISIKO DPT DIATUR SENDIRI DLM
KONTRAK YG BERSANGKUTAN
RISIKO MENGIKUTI KEPEMILIKAN
RISIKO MENGIKUTI PENGATURAN
HUKUM MANA YG BERLAKU
RISIKO MENGIKUTI PRINSIP
RESERVASI KEPEMILIKAN
RISIKO MENGIKUTI PENYERAHAN
BENDA
27
METODE PEMBAYARAN
INTERNASIONAL
METODE PEMBAYARAN BARANG
DITUKAR DGN BARANG (BARTER)
METODE PEMBAYARAN CASH (BARANG
DITUKAR LANGSUNG DGN UANG)
METODE PEMBAYARAN DGN CEK
(BARANG DITUKAR DGN CEK)
METODE PEMBAYARAN LEWAT LETTER
OF CREDIT (L/C), KARTU KREDIT,
KARTU DEBIT DSB
28
METODE PEMBAYARAN DLM
PERDAGANGAN INTERNASIONAL DILIHAT
PADA WAKTU DILAKUKAN PEMBAYARAN
METODE PEMBAYARAN TERLEBIH
DAHULU
METODE PEMBAYARAN SECARA OPEN
ACCOUNT
METODE PEMBAYARAN ATAS DASAR
KONSINYASI
METODE PEMBAYARAN SECARA
DOCUMENTARY COLLECTION
METODE PEMBAYARAN SECARA
DOCUMENTARY CREDIT
29
METODE PEMBAYARAN
TERLEBIH DAHULU
• ADALAH SUATU SISTEM
PEMBAYARAN DI MANA PIHAK
PENJUAL (EKSPORTIR) BARU AKAN
MENGIRIM BARANG
DAGANGANNYA SETELAH
MENERIMA PENGIRIMAN HARGA
BARANG
30
METODE PEMBAYARAN SECARA
OPEN ACCOUNT
• KEBALIKAN DARI PEMBAYARAN
TERLEBIH DAHULU. DALAM OPEN
ACCOUNT HARGA BARU DIBAYAR
OLEH PEMBELI SETELAH HARGA
DITERIMA OLEH PENJUAL
31
METODE PEMBAYARAN ATAS DASAR
KONSINYASI

32
PEMBAYARAN DILAKUKAN LEBIH LAMA
LAGI, SEBAB HARGA BARANG BARU
DIBAYAR PADA SAAT BARANG TERSEBUT
TELAH DIJUAL LAGI OLEH PEMBELI
KEPADA PIHAK KETIGA DGN HARGA SDH
DILUNASI OLEH PIHAK KETIGA TSB KPD
PIHAK PEMBELI
METODE PEMBAYARAN SECARA
DOCUMENTARY COLLECTION


33
DILAKUKAN DGN MENGGUNAKAN DOKUMEN
BILLS OF EXCHANGE, YAITU HARGA BARANG
SEGERA HARUS DIBAYAR SETELAH SHIPPING
DOCUMENTS TIBA DI BANKNYA IMPORTIR
PEMBAYARAN HARGA TSB DIPERTUKARKAN
DGN SHIPPING DOCUMENTS TSB, TANPA SD
PIHAK IMPORTIR TIDAK DAPAT MENGAMBIL
BARANG TERSEBUT.
METODE PEMBAYARAN SECARA
DOCUMENTARY CREDIT



BAHWA PEMBAYARAN DILAKUKAN DGN MEMAKAI
DOKUMEN LETTER OF CREDIT (L/C).
DLM HAL INI PEMBAYARAN DILAKUKAN TANPA
MENUNGGU TIBANYA BARANG ATAU TIBANYA
DOKUMEN
DIBAYAR PADA SAAT PIHAK PEMBELI TELAH
MEMBUKA LETTER OF CREDIT DI SUATU BANK
DAN BANK TSB MENERUSKAN KEPADA BANK
KORESPONDEN, MAKA PADA SAAT TERSEBUT
BARANG SUDAH DAPAT DIKIRIM.
34
SAAT PENYERAHAN BENDA &
PENYERAHAN KEPEMILIKAN
INTERNATIONAL CHAMBER OF
COMMERCE MENGISTILAHKAN
“INCOTERMS” YANG DIPERKENALKAN
PERTAMA KALI TAHUN 1936
35
ISTILAH DALAM INCOTERMS
1.
EX WORK (DIIKUTI DGN NAMA
TEMPAT) DISINGKAT EXW  PIHAK
PENGIRIM/PENJUAL BARANG
BERTANGGUNG JAWAB HANYA
SAMPAI DI TEMPAT PENGIRIMANNYA
SENDIRI. MISAL : SBG PENGIRIM
BERTANGGUNG JAWAB HANYA
SEBATAS DI GUDANG/PABRIK
PENJUAL SENDIRI, JADI PENJUAL
TIDAK BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP LOADING KE ATAS
KENDARAAN DAN CLEARING UNTUK
DIEKSPOR JUGA TANGGUNG JAWAB
PEMBELI.
36
2. FREE CARRIER ( DIIKUITI NAMA TEMPAT)
DISINGKAT FCA
PIHAK PENJUAL TIDAK LAGI
BERTANGGUNG JAWAB SETELAH
BARANG DISERAHKAN DAN SETELAH
DILAKUKAN CLEARING UNTUK
DIEKSPOR SAMPAI KE TEMPAT
TERTENTU YG DITENTUKAN OLEH
PEMBELI
37
3. FREE ALONGSIDE SHIP (DIIKUTI
NAMA PELABUHAN MUAT) DISINGKAT
FAS
PIHAK PENJUAL HANYA BERTANGGUNG
JAWAB SAMPAI DGN BARANG TIBA DI
KAPAL, TETAPI MULAI DARI
MEMUATNYA KE DALAM KAPAL
SUDAH MENJADI TANGGUNG JAWAB
PEMBELI.
38
4. FREE ON BOARD (DIIKUTI NAMA PELABUHAN
MUAT) DISINGKAT FOB
PIHAK PENJUAL HANYA BERTANGGUNG
JAWAB SAMPAI BARANG TSB DIMUAT
DALAM KAPAL. TEPATNYA PENJUAL
BERTANGGUNG JAWAB HANYA SETELAH
BARANG TERSEBUT MELEWATI SHIP’S
RAIL DI PELABUHAN YBS.
39
5. COST AND FREIGHT (DIIKUTI NAMA
PELABUHAN BONGKAR) DISINGKAT CFR ATAU
C&F
PIHAK PENJUAL HANYA BERTANGGUNG
JAWAB TERHADAP COST DAN FREIGHT
SAJA. SEMENTARA PIHAK PEMBELI
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
RISIKO DAN BIAYA-BIAYA LAINNYA.
40
6. COST, INSURANCE & FREIGHT (DIIKUTI
NAMA PELABUHAN BONGKAR) DISINGKAT CIF
TANGGUNG JAWAB PIHAK PENJUAL SAMA
SEPERTI DALAM C&F, DITAMBAH DGN
KEWAJIBAN PIHAK PENJUAL UNTUK
MENGASURANSIKAN BARANG TSB
TERHADAP HILANG ATAU RUSAK.
41
7. CARRIAGE PAID TO (DIIKUTI NAMA
TEMPAT TUJUAN) DISINGKAT CPT.
PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP FREIGHT PENGIRIMAN
SAMPAI KE TEMPAT TUJUAN,
SEMENTARA PIHAK PEMBELI
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
RISIKO, RUSAK ATAU HILANGNYA
BARANG.
42
8. CARRIAGE AND INSURANCE PAID TO
(DIIKUTI NAMA TEMPAT TUJUAN)
DISINGKAT CIP
TANGGUNG JAWAB SAMA DENGAN
TAGGUNG JAWAB DALAM HAL CPT,
DITAMBAH DGN KEWAJIBAN PENJUAL
UNTUK MENGASURANSIKAN BARANG
DAN MEMBAYAR PREMI ASURANSI.
43
9. DELIVERED AT FRONTIER (DIIKUTI
NAMA TEMPAT TUJUAN) DISINGKAT DAF
PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG
JAWAB SAMPAI BARANG DI TEMPAT
TUJUAN, TETAPI SEBELUM SAMPAI
KE CUSTOM BOARDER DAN NEGARA
TEMPAT TUJUAN.
44
10. DELIVERED EX SHIP (DIIKUTI NAMA
TEMPAT TUJUAN) DISINGKAT DES
DALAM HAL INI PIHAK PENJUAL
BERTANGGUNG JAWAB SAMPAI KE
PELABUHAN TEMPAT TUJUAN, TETAPI
TIDAK BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
CLEARING BARANG IMPOR.
45
11. DELIVERED EX QUAY (DUTY PAID), (DIIKUTI
NAMA PELABUHAN BONGKAR) DISINGKAT
DEQ

TANGGUNG JAWAB SAMA DGN SISTEM
DES, DITAMBAH KEWAJIBAN PIHAK
PENJUAL TERHADAP COST DAN RISK
YANG MUNGKIN TIMBUL DALAM HAL
CLEARING BARANG IMPOR DAN COSTUM
FORMALITIES.
46
12. DELIVERED DUTY UNPAID (DIIKUTI
NAMA TEMPAT TUJUAN) DISINGKAT DDU

PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
SAMPAI KE TEMPAT TUJUAN, JADI, DIA
BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP
SEMUA COST DAN RISK DLM HAL
MENGANGKUT BARANG, TETAPI TIDAK
TERMASUK CLEARING BARANG IMPOR,
CUSTOM, FORMALITIES, DLL.
47
13. DELIVERED DUTY PAID (DIIKUTI
NAMA TEMPAT TUJUAN) DISINGKAT DDP

PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
SAMPAI KE TEMPAT TUJUAN, DIMANA
DIA HARUS BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP SEMUA COST DAN RISK,
TERMASUK PAJAK, DUTIES, CLEARING
BARANG IMPOR, CUSTOM
FORMALITIES, DLL.
48
14. FREE ON TRUCK DISINGKAT FOT

PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
SAMPAI DGN BARANG DIMUAT DALAM
TRUK.
49
15. FREE ON RAIL DISINGKAT FOR

PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
SAMPAI DGN BARANG DIMUAT DALAM
KERETA API
50
16. FREE IN CLAUSE

PIHAK PENJUAL BERTANGGUNG JAWAB
TERHADAP PEMBAYARAN BIAYA
MUAT/BONGKAR.
51
17. FREE OUT CLAUSE

DALAM HAL INI BIAYA MUAT/BONGKAR
DITANGGUNG OLEH PIHAK PEMBELI.
52
PENGERTIAN L/C :

LETTER OF CREDIT (L/C) DISEBUT DGN DOCUMENTARY
CREDIT (KREDIT BERDOKUMEN), ADALAH SUATU KONTRAK
DGN MANA SUATU BANK (ISSUING BANK) BERTINDAK
ATAS PERMINTAAN DAN PERINTAH DARI SEORANG
NASABAH (PEMOHON L/C) YG BIASANYA BERKEDUDUKAN
SEBAGAI IMPORTIR UNTUK MELAKUKAN PEMBAYARAN
KEPADA PIHAK PENGEKSPOR ATAU PIHAK KETIGA
(BENEFICIARY) ATAU MEMBAYAR ATAU MENGAKSES
WESEL-WESEL YG DITARIK OLEH BENEFICIARY, ATAU
MEMBERI KUASA KPD BANK LAIN UNTUK MELAKUKAN
PEMBAYARAN, ATAU UTK MENGAKSEP ATAU MENGAMBIL
ALIH (NEGOSIASI) WESEL2 TSB ATAS DASAR PENYERAHAN
DOKUMEN TERTENTU YG SEBELUMNYA TELAH
DITENTUKAN, ASALKAN SESUAI DGN SYARAT2 YG TELAH
DITENTUKAN.
53
DASAR HUKUM L/C :
 KLAUSULA KONTRAK JUAL BELI YG
MENUNDUKKAN DIRI KEPADA
UNIFORM CUSTOMS AND
PRACTICES FOR DOCUMENTARY
CREDIT (UCP), TERMASUK HUKUM
SETEMPAT DI INDONESIA TERMASUK
PERATURAN DI BIDANG PERBANKAN,
DAN KEBIASAAN DLM PERDAGANGAN
(TRADE USAGES).
54
PROSES PENERBITAN L/C :
 DIDASARI ATAS SUATU KONTRAK JUAL
BELI/EKSPOR IMPOR YG DISEBUTKAN DI
DALAMNYA BAHWA CARA PEMBAYARANNYA
ADALAH DENGAN PENERBITAN L/C OLEH
PIHAK PEMBELI.
UNSUR-UNSUR YURIDISNYA SBB :
A. ADANYA KONTRAK JUAL BELI.
B. ATAU DIPAKAI SURAT PESANAN, PROFOMA
INVOICE, ATAU CONFIRMATION OF SALE JIKA
KONTRAK JUAL BELI TSB TIDAK ADA.
C. MENYEDIAKAN SEJUMLAH DANA YG HARUS
DISETOR KPD BANK SESUAI PERATURAN DAN
KETENTUAN PERBANKAN YG BERLAKU.
55
PROSES PENDIRIAN L/C ADALAH
SEBAGAI BERIKUT :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
KONTRAK JUAL BELI DILAKUKAN DLM KONTRAK MANA DITENTUKAN BAHWA PIHAK
PEMBELI WAJIB MEMBUKA L/C
PIHAK PEMBELI MENGAJUKAN APLIKASI L/C KPD BANK DEVISA 9BANK PENERBIT)
UTK KEPENTINGAN PIHAK PENJUAL
BANK PENERBIT MENGIRIM SURAT L/C KEPADA PENJUAL MELAUI BANK
KORESPONDEN
BANK KORESPONDEN/ADVISING BANK MEMBERI TAHU PENJUAL BAHWA KEPADANYA
L/C TELAH DITERBITKAN
SETELAH PENJUAL MENERIMA SURAT L/C, MAKA DIA MENGIRIM BARANGNYA KEPADA
PEMBELI
OLEH PENJUAL, DOKUMEN ASLI DISERAHKAN KEPADA ADVISING BANK DAN
DUPLIKATNYA DIKIRIM KPD PEMBELI
DILAKUKAN PEMBAYARAN OLEH ADVISING BANK SETELAH MENELITI KELENGKAPAN
DOKUMEN
DOKUMEN YANG TELAH DITERIMA OLEH ADVISING BANK DIKIRIM KE ISSUING BANK
SETELAH MENERIMA DOKUMEN-DOKUMEN, ISSUING BANK MEMBAYAR KPD
ADVISING BANK
PEMBUKA KREDIT (PEMBELI) MEMBAYAR KEWAJIBANNYA KPD ISSUING BANK
SETELAH DINOTIFIKASI OLEH ISSUING BANK BAHWA SEMUA DOKUMEN TELAH
DATANG
ISSUING BANK MENGIRIM DOKUMEN ASLI KEPADA PEMBUKA KREDIT, BERDASARKAN
DOKUMEN-DOKUMEN MANA BARANG-BARANG DAPAT DIMINTA DARI PENGANGKUT.
56
PARA PIHAK DALAM L/C :
 PIHAK PEMBELI, YAITU PIHAK IMPORTIR BARANG
DAN MEMBUKA L/C.
 PIHAK PENJUAL, ADALAH PIHAK EKSPORTIR
TERHADAPNYA L/C DIBUKA.
 PIHAK PEMBUKA L/C ATAU ISSUING BANK,
ADALAH BANK YG MEMBUKA L/C SETELAH
DIMINTAKAN OLEH PIHAK PEMBELI.
 PIHAK PENERUS L/C, ADALAH BANK YG DIMINTAKAN
OLEH BANK PEMBUKA L/C UTK MENERUSKAN L/C
DAN MEMBAYARKAN KPD PIHAK PENJUAL. BANK
PENERUS L/C DISEBUT DGN CONFORMING BANK,
CORESPONDEN BANK, ADVISING BANK, PAYING
BANK, ATAU NEGOTIATING BANK.
57
JENIS-JENIS L/C :











REVOCABLE L/C
SIGHT L/C
OPEN/CLEAN L/C
RESTRICTED/STRAIGHT L/C
NON TRANSFERABLE L/C
AFLOPEND DAN REVOLVING L/C
BACK TO BACK L/C
RED CLAUSE L/C
TRANSIT L/C
TRAVELLERS L/C
STAND BY L/C
58
Download