PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan

advertisement
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Usaha peternakan ayam saat ini cukup berkembang pesat.
Peredaran daging ayam cukup besar di pasaran sehingga menyebabkan
harga daging ayam selalu fluktuatif. Menurut Prayugo (2010) harga ayam
broiler selalu fluktuatif karena permintaan konsumen lebih besar daripada
suplai daging dari peternak. Hal ini menyebabkan tingkat import daging
ayam broiler meningkat setiap tahun. Berdasarkan data Kementerian
Pertanian (2009) cit Prayugo (2010) pada tahun 2008 import daging ayam
mengalami kenaikan sebesar 13,46% dari tahun sebelumnya. Meskipun
begitu, permintaan terhadap daging ayam kampung tetap tinggi. Hal ini
dikarenakan ayam kampung memiliki rasa yang khas.
Ayam kampung super mulai banyak diminati para peternak ayam.
Ayam kampung super memiliki masa panen 60 hari (Yahya, 2009). Masa
panen ayam kampung super lebih pendek dibandingkan dengan ayam
kampung. Menurut Anonim1 (2014) ayam kampung super merupakan
persilangan antara ayam kampung jantan dan ayam ras petelur sehingga
memiliki sifat seperti ayam kampung dan ayam ras. Menurut Mariandayani
et al. (2013), ukuran tubuh ayam ras lebih besar daripada ayam kampung.
Namun meskipun ukuran tubuhnya besar, daya adaptasi terhadap
lingkungan dan ketahanan terhadap penyakit kurang baik. Menurut
Nataatmijaya (2010) daya adaptasi ayam kampung terhadap lingkungan
1
cukup baik dibandingkan dengan ayam ras. Sehingga apabila dilakukan
persilangan diharapkan sifat dari ayam kampung dan ayam ras dapat
muncul pada ayam kampung super. Selain itu, harga ayam kampung
super akan lebih murah karena masa panen lebih pendek dibandingkan
ayam kampung yang berpengaruh terhadap biaya pemeliharaan. Ayam
kampung super juga memiliki rasa daging yang khas seperti ayam
kampung dan kadar lemak daging yang rendah. Menurut Koswara (2009)
ayam kampung mempunyai rasa daging yang khas karena ayam
kampung lebih aktif bergerak mencari makan sehingga lemak daging lebih
rendah dan tekstur daging lebih kering.
Menurut Havenstein et al. (1994) saat ini banyak perusahaanperusahaan breeding yang melakukan pemuliabiakan terhadap ayam ras.
Hal ini dilakukan untuk menyokong kebutuhan daging masyarakat.
Sehingga berbagai usaha dilakukan untuk meningkatkan performa ayam
ras komersial. Salah satunya dengan peningkatan kualitas nutrisi pakan.
Banyak perusahaan breeding yang menciptakan ransum pakan ideal
untuk ayam komersial perusahaan.
Pakan merupakan hal yang paling dasar untuk diperhatikan dalam
usaha peningkatan produktivitas ternak terutama ayam. Biaya yang paling
besar untuk dikeluarkan juga berasal dari biaya pakan. Oleh karena itu
diperlukan usaha untuk pembuatan pakan mandiri dengan melakukan
penyusunan ransum. Selain dapat mempengaruhi pertambahan bobot
badan, pakan juga dapat mempengaruhi kualitas kimia daging ternak.
2
Kualitas kimia bahan pangan dapat mempengaruhi status gizi produk
pangan. Sehingga nilai gizi dari suatu bahan pangan sangat diperhatikan.
Konsumen saat ini lebih memilih daging ayam dengan protein tinggi dan
rendah lemak. Oleh karena itu, dibutuhkan ransum pakan yang tepat
untuk mendapatkan kualitas kimia daging yang baik. Menurut Ramjiza et
al. (2010) kadar lemak pada daging dapat mempengaruhi komposisi kimia
nutrien yang lainnya. Lemak merupakan komponen kimia yang selalu ada
dalam produk pangan hewani terutama daging. Lemak yang terdapat
pada daging merupakan komponen asam lemak jenuh. Sehingga orangorang lebih memilih daging dengan kadar lemak rendah.
Keberadaan tempe cukup melimpah dan tersebar di berbagai
daerah di Indonesia. Harganya cukup terjangkau untuk berbagai kalangan
masyarakat, terutama para peternak dibandingkan dengan asam amino
esensial yang dijual di pasaran seperti lisin dan metionin. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna,
diserap, dan dimanfaatkan tubuh. Hal ini dikarenakan kapang yang
tumbuh
pada
kedelai
menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks
menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna (Kasmidjo, 1990 cit
Dwinaningsih, 2010). Berdasarkan hasil penelitian Hermana et al. (1999)
cit Utari et al. (2011) kandungan asam amino dalam tempe naik 7,3%
sampai 30%.
Tempe mengandung protein yang cukup tinggi. Selain tinggi
protein, kandungan asam amino pada tempe cukup lengkap. Menurut
3
Aisjah et al. (2007) kualitas protein ditentukan oleh kelengkapan dan
keseimbangan asam amino esensial yang dikandung di dalamnya. Protein
yang berkualitas tinggi mengandung asam-asam amino esensial yang
lengkap, jumlahnya cukup dan seimbang. Penyusunan ransum unggas
saat ini titik berat perhatiannya bukan lagi terhadap jumlah protein yang
harus disediakan, akan tetapi lebih memperhatikan imbangan antara
energi dengan asam-asam amino esensial, karena asam-asam amino
esensial tidak dapat disintesis dalam tubuh sehingga kebutuhannya harus
disediakan dalam ransum yang dikonsumsinya. Menurut Kinoshita (1959)
asam amino esensial dapat disintesis oleh mikrobia dari hasil fermentasi.
Sehingga kandungan asam amino esensial tempe lebih tinggi daripada
pada kedelai.
Asam amino lisin dan metionin sering ditambahkan dalam ransum
pakan ayam. Menurut Zainuddin dan Jannah (2014) suplementasi asam
amino esensial seperti lisin dan metionin dapat mengoptimalkan performa
dari ayam dengan didukung pakan yang baik.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
penambahan tepung tempe sebagai suplemen pakan terhadap kualitas
kimia daging ayam kampung super.
4
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan ransum pakan yang
efisien dan dapat diperoleh formula pakan yang paling baik untuk ayam
kampung super.
5
Download